03-Sop Diare Pada Balita (2 Bln-5 TH) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN DIARE PADA BALITA (2 BULAN – 5 TAHUN)



SOP



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: SOP/UKP/ : 0 : : 1/5



UPTD Puskesmas Ngemplak Simongan



1.



Pengertian



Sri Andriani, SKM,M.Kes NIP.196505191988032008



Buang air besar lebih dari sama dengan 3 kali dengan konsistensi cair disertai dengan/atau tanpa muntah.



2.



Tujuan



Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penanganan diare pada balita.



3.



Kebijakan



SK Kepala UPTD Puskesmas Ngemplak Simongan Nomor 440/728 tentang Standar & Kebijakan Pelayanan KIA-KB & Imunisasi



4.



Referensi



Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2013



5.



Prosedur



1. Petugas menanyakan sudah berapa lama diare dan apakah ditemukan darah dalam tinja. 2. Petugas melihat keadaan umum anak apakah anak letargis atau tidak sadar, gelisah dan rewel atau mudah marah. 3. Petugas melihat apakah ditemukan mata cekung pada anak. 4. Petugas mencubit kulit perut anak untuk menilai turgor lambat atau sangat lambat (lebih dari 2 detik). 5. Petugas mengklasifikasikan diare anak (Tingkat dehidrasi terbagi 3 derajat yaitu diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang, dan diare tanpa dehidrasi. Jika diare 14 hari atau lebih dibagi 2 yaitu diare persisten berat dan diare persisten. Jika ada darah dalam tinja dikategorikan sebagai disentri). 6. Petugas mengklasifikasikan diare dehidrasi berat jika ditemukan 2 atau lebih tanda letargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat. Rencana tindakan/ pengobatan jika tidak ada klasifikasi berat lain anak diberi cairan untuk dehidrasi berat (Rencana Terapi C) dan tablet Zinc. Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain: rujuk segera, dan jika anak masih bisa minum berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan. Jika ada kolera di daerah tersebut diberi antibiotik untuk kolera. Rencana terapi C



Rencana Terapi C pada bayi muda



7. Petugas mengklasifikasikan Diare dehidrasi ringan/ sedang jika ditemukan 2 atau lebih tanda gelisah, rewel/ mudah marah, mata cekung, anak tampak haus dan minum dengan lahap, dan cubitan kulit perut kembali lambat. Rencana tindakan/ pengobatan anak diberi cairan dan makanan sesuai Rencana Terapi B dan tablet Zinc. Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain : rujuk segera, dan jika anak masih bisa minum berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan. Rencana terapi B



8. Petugas mengklasifikasikan Diare tanpa dehidrasi jika cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare



dehidrasi berat



atau ringan/sedang.



Rencana



tindakan/pengobatan anak diberi cairan dan makanan sesuai Rencana Terapi A dan tablet Zinc. Rencana terapi A



9. Petugas menasihati kapan kembali segera dan kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan untuk klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang dan diare tanpa dehidrasi. 10. Petugas mengklasifikasikan diare persisten berat jika diare 14 hari atau lebih dan anak dehidrasi. Rencana tindakan/pengobatan mengatasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain dan rujuk. 11. Petugas mengklasifikan diare persisten jika diare 14 hari atau lebih dan tanpa dehidrasi. Rencana tindakan/ pengobatan petugas menasehati pemberian makan untuk diare persisten dan kunjungan ulang 5 hari. 12. Petugas menanyakan kepada orangtua/ pendamping apakah diare sudah berhenti



setelah 5 hari. Rencana tindakan petugas jika diare belum berhenti dilakukan penilaian lengkap, memberi pengobatan yang sesuai selanjutnya rujuk untuk mencari kemungkinan penyebab lain. Jika diare sudah berhenti, petugas menasehati ibu untuk menerapkan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan kelompok umur. 13. Petugas mengklasifikasikan disentri jika ada darah dalam tinja. Rencana tindakan/ pengobatan diberikan antibiotik yang sesuai dan menasehati kapan kembali segera dan kunjungan ulang 2 hari. 14. Pemberian antibiotik



15. Petugas menanyakan pada kunjungan ulang kasus disentri setelah 2 hari apakah beraknya berkurang, apakah jumlah darah dalam tinja berkurang, apakah nafsu makan anak membaik. Rencana tindakan petugas jika anak mengalami dehidrasi atasi dehidrasi. Jika frekuensi berak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan tetap atau memburuk, petugas mengganti antibiotik oral pilihan kedua untuk shigela selama 5 hari dan menganjurkan orangtua/ pendamping untuk kunjungan ulang dalam 2 hari. Jika dalam 2 hari pemberian antibiotik pilihan ke-2 tidak membaik, petugas mengganti dengan metronidazol tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Jika beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang, dan nafsu makan membaik, petugas melanjutkan pengobatan antibiotik yang sama hingga selesai. 16. Petugas pada kasus disentri memberikan antibiotik yang dianjurkan untuk shigela pilihan pertama kotrimoksazol dan pilihan kedua asam nalidiksat. 17. Petugas Pada kasus kolera memberi antibiotik yang dianjurkan selam 3 hari. Antibiotik pilihan pertama tetrasiklin dan antibiotik pilihan kedua kotrimoksazol. 18. Petugas memberikan tablet zinc untuk semua anak diare kecuali bayi muda dengan dosis tunggal tablet zinc 20 mg selama 10 hari. Zinc untuk umur 2-6 bulan ½ tabet dan umur ≥ 6 bulan 1 tablet. Petugas menjelaskan cara pemberian tablet zinc kepada



orangtua/ pendamping dengan melarutkan dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh dan segera berikan ke anak. Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet zinc ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh. Petugas mengingatkan ibu untuk memberikan tablet zinc selama 10 hari penuh meskipun diare sudah berhenti. Petugas tetap memberikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan bila anak menderita dehidrasi berat. 19. Petugas menasehati kapan harus segera kembali bila anak tidak bisa minum atau menyusui, sakit bertambah parah, timbul demam, dan berak campur darah. 6.



Diagram Alur



7.



Unit Terkait



1. Ruang KIA 2. Ruang BP. Umum 3. Ruang Laboratorium 4. Ruang Farmasi



8.



Dokumen



1. SIMPUS



Terkait



2. Rujukan Internal 3. Formulir Rujukan Umum 4. Formulir Rujukan BPJS 5. Register MTBS 6. Rujukan Laboratorium 7. Register Kohort Bayi 8. Register Kohort Balita



9.



Catatan Revisi



NO



Yang Dirubah



Isi Perubahan



Tgl Mulai Diberlakukan