04 Manajemen Pelayanan Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN A. Defenisi Operasional



M



anajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.



Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan lulus pendidikan bidan, mendapat izin



dan terdaftar secara legal untuk melakukan praktik kebidanan. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan anak balita. Manajemen pelayanan kesehatan adalah: 1. Suatu metode pengaturan, pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien maupun petugas kesehatan 2. Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan-penemuan keterampilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan dan berfokus pada klien (Varney, 1977). B. Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen kebidanan merupakan penerapan dari unsur, sistem dan fungsi manajemen secara umum. Dimana dalam penyelenggaraan manajemen kebidanan dibutuhkan perencanaan, pengaturan informasi, komunikasi untuk memperoleh data-data klien, koordinasi antar sesama tim atau tenaga kesehatan lainnya. C. Tujuan Manajemen Kebidanan 1. Jangka pendek : Jumlah kunjungan meningkat



Untuk kalangan sendiri



35



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



2. Jangka panjang : Menurunkan AKI sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990 (450/100.000 KH), menurunkan AKB menjadi < 35/1000 KH pada tahun 2015 (WHO) Tujuan operasional manajemen harus mengandung unsur-unsur : a. WHAT



: Kegiatan apa yang harus dikerjakan harus jelas



b. WHO



: sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan.



c. WHEN



: kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan



d. HOW



: prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (standar Pelayanan



Kebidanan). e. WHY



: mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas



f. WHERE : kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas g. Jika perlu ditambah dengan WHICH : siapa yang terkait dengan kegiatan (lintas sector walaupun lintas program yang terkait) D. Model manajemen 1. Model PIE (Planing, Implementation dan evaluation) 2. Model POAC (Planing, Organizing, Actuating, dan Controling) 3. Model P1-P2-P3 (Perencanaan, Penggerakan-Pelaksanaan, Pengawasan-Pengendalianpenilaian) 4. P-1, perencanaan berbentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP) 5. P-2, penggerakan pelaksanaan berbentuk loka karya mini puskesmas dan 6. P-3, pengawasan, pengendalian dan penilaian, berbentuk pemantauan wilayah setempat dan stratifikasi puskesmas 7. ARRIF (analisis rumusan, rencana, implementasi, dan forum komunikasi) 8. ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring dan evaluasi) 9. ARRIMES (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi dan sosialisasi) Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mengandung fungsi manajemen yang serupa, seperti tampak pada table berikut ini: Tabel 4.1. perbandingan fungsi manajemen dari model-model manajemen Perbandingan fungsi manajemen dari model-model manajemen PIE



Untuk kalangan sendiri



POA



P1-P2-P3



ARRIF



ARRIME



ARRIMES



36



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



P



P



P1



I



O A



A R R



P2



I



C



P3



E



I



A R R



A R R



I



I



M



M



E



E S



E. Proses manajemen Menurut Rosmerry . Cross adalah : 1. Forecasting, Planing and Development (Ramalan, perencanaan dan Pengembangan) 2. Managing Human Resourch (Manajemen Sumber Daya Manusia) 3. Policy Making (penetapan Kebijaksanaan) 4. Organizing (pengorganisasian) 5. Communicating (komunikasi) 6. Motivating (Motivasi) 7. Coordinating (koordinasi) 8. Controling (pengendalian) 9. Information Handling (Pengaturan Informasi) 10. Problem Salving and Decision-Making (pemecahan Masalah dan pengambil keputusan) F. Tujuh langkah manajemen kebidanan Menurut Varney adalah sebagai berikut : 1. Langkah I (pertama) : pengumpulan data dasar Pengkajian semua data yang diperlukan, yaitu : a. Riwayat kesehatan b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi 2. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar a. Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan



Untuk kalangan sendiri



37



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



b. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau dignostik yang spesifik 3. Langkah III (ketiga) : mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera) a. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa b. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. 4. Langkah IV (keempat) : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera a. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien 5. Langkah V (kelima) : merencanakan asuhan yang menyeluruh b. Merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. c. Asuhan sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan, setiap asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan klien 6. Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan a. Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V dilaksanakan secara efisien oleh bidan, atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. 7. Langkah VIII (ketujuh) : evaluasi a. Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. b. Pengawasan dan koordinasi yang baik dari tim yang dibentuk dengan pembagian dalam unit-unit pelayanan kebidanan yang tepat akan menciptakan kerjasama antara tim yang solid. G. Pelayanan kebidanan 1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan



Untuk kalangan sendiri



38



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



2. Layanan kebidanan kolaborasi ialah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuh proses kegiatan pelayanan kebidanan 3. Layanan kebidanan rujukan ialah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Standar pelayanan kebidanan 1. Standar I : Falsafah dan Tujuan Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi, dan tujuan pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang efektif dan efisien 2. Standar II ; Administrasi dan Pengelolaan Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan, standar pelayanan tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelayanan yang kondusif yang menungkinkan terjadinya praktek pelayanan kebidanan akurat 3. Standar III : staf dan pimpinan pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya manusia, agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien 4. Standar IV : fasilitas dan peralatan Tersedianya sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan kebidanan sesuai dengan beban tugas dan fungsi institusi pelayanan 5. Standar V : kebijakan dan prosedur Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personil menuju pelayanan yang berkualitas 6. Standar VI : pengembangan staf dan program pendidikan Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan 7. Standar VII : standar asuhan Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan atau manajemen kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien 8. Standar VIII : Evaluasi dan pengendalian Mutu



Untuk kalangan sendiri



39



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan H. Langkah-langkah dalam manajemen pelayanan kebidanan (P1,P2,P3) Langkah-langkah manajemen pelayanan kebidanan di bagi 3 yaitu : 1. P-1 (Perencanaan) Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (landasan dasar). Contoh : a. Jadwal pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas b. Rencana pelatihan untuk kader, nakes



2. P-2 (Pengorganisasian) Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan Contoh : a. Puskesmas b. Puskesmas pembantu c. Polindes dan pembantu d. Balai desa 3. P-3 (penggerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian) Penggerakan dan pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien Contoh : a. Pencatatan dan pelaporan b. Supervisi



Untuk kalangan sendiri



40



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



c. Stratifikasi puskesmas d. Survey



PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN A. Pengertian



P



erencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).



Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan, dilakukan melalui



suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan. B. Langkah langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut 1. Identifikasi dan analisis masalah Yaitu kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis data/fakta untuk perumusan masalah. 2. Perumusan masalah (diagnosa)



Untuk kalangan sendiri



41



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Hasil dari perumusan masalah dan masalah utamanya maka bidan merumuskan kedalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut. 3. Perencanaan tindakan Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien. 4. Pelaksanaan tindakan atau intervensi Langkah pelaksanaan didalam proses manajemen kebidanan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bidan melakukan secara mandiri pada pelaksanaan penanganan kasus-kasus yang didalamnya memerlukan tindakan diluar kewenangan bidan, perlu dilakukan kolaborasi atau rujukan 5. Evaluasi hasil tindakan Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan evaluasi di dalam manajemen kebidanan adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. C. Unsur-unsur dalam perencanaan pelayanan kebidanan meliputi: 1. Input Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas yang meliputi: a. Man : Tenaga yang dimanfaatkan Contoh : Staf atau bidan yang kompeten b. Money : Anggaran yang dibutuhkan atau dana untuk program c. Material : Bakau atau materi (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan d. Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja e. Minute/time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program f. Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program 2. Proses Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan meliputi manajemen operasional dan manajemen asuhan.



Untuk kalangan sendiri



42



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



a. Perencanaan (P1) b. Pengorganisasian (P2) c. Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian (P3) 3. Output Cakupan kegiatan program: a. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layananan kebidanan (numerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan (Denominator). b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan ( Mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh : Untuk BPS : outputnya adlaah  Kesejahteraan ibu dan janin  Kepuasan pelanggan  Kepuasan bidan sebagai provider 4. Effect Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada disekitarnya (posyandu, BPS, Puskesmas, dsb) yang tersedia 5. Out-Come (Impact) Dipergunakan



untuk



menilai



perubahan



atau



dampak



(impact)



suatu



program,



perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.



Untuk kalangan sendiri



43



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



PEMANTAUAN PELAYANAN KEBIDANAN A. PWS - KIA



P



emantauan Wilayah Setempat – Kesehatan Ibu dan Anak adalah Alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus



agar dapat ditindak lanjuti secara tepat dan cepat terhadap desa yang cakupan layanan KIA-nya masih rendah. 1. Tujuan umum Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan layanan di setiap desa secara terus menerus 2. Tujuan khusus a. Memantau cakupan 6 indikator KIA secara terus menerus b. Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan pencapaian c. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan kesenjangan antara target dengan pencapaian d. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan dapat digali e. Membangkitkan peran pamong setempat dalam pergerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya 3. Prinsip pengelolaan program KIA



Untuk kalangan sendiri



44



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Pengelolaan KIA pada prinsipnya bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut: a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader atau dukun bayi, serta penangannya dan pengamatan terus menerus d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari satu bulan) dengan mutu baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya 4. Batasan dan indikator pemantauan a. Batasan  Pelayanan antenatal Pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan  Deteksi dini kehamilan beresiko Penjaringan bumil resti oleh nakes, kader, maupun dukun  Kunjungan bumil Kontak bumil dengan tenaga kesehatan sesuai dengan standar (posyandu, puskesmas, pondok persalinan, kunjungan rumah)  Kunjungan KI Kontak bumil pertama kali dengan tenaga profesional kesehatan  Kunjungan ulang Kontak bumil dengan nakes  K4 Kontak bumil dengan tenaga kesehatan profesional yang ke 4 atau lebih sesuai standar dengan criteria:  minimal 1 kali kontak triwulan I  minimal 1 kali kontak triwulan II  minimal 2 kali kontak triwulan III



Untuk kalangan sendiri



45



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



b. Indikator pemantauan Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Ditetapkan 6 indikator dalam PWS-KIA yaitu:  Akses pelayanan antenatal (cakupan I) Alat untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Dengan rumus: Jumlah kunjungan baru ibu hamil( KI ) X 100 % Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun



 Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah serta menggambarkan kemampuan manajemen/kelangsungan program KIA. Dengan Rumus: Jumlah kunjungan baru ibu hamil (cakupan K 4) X 100 % Jumlah sasaranibu hamil dalam satu tahun



 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Alat untuk memperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang menggambarkan kemampuan menajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara profesional Jumlah persalinan olehtenagakesehatan X 100 % Jumlah sasaran persalinan dalam satu tahun



Untuk kalangan sendiri



46



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



 Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Alat untuk mengukur besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA yang harus ditindak lanjuti dan intervensi secara intense. Dengan rumus: jumlah ibu hamil beresiko X 100 % Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun



 Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat Alat untuk mengukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamilo beresiko di suatu wilayah. Dengan rumus: Jumlah ibu hamil yang dirujuk kader ke puskesmas X 100 % Jumlah sasaran ibu hamil dalam satutahun



 Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan Untuk mengetahui jangkauan layanan kesehatan neonatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat melakukan layanan kesehatan neonatal. Dengan rumus Jumlah kunjungan baru bayi< 1bulan yang mendapat layanan kesehatan olehnakes X 100 % Jumlah sasaran bayi dalam satu tahun



Dalam PWS-KIA 6 indikatornya disebut indikator pemantauan teknis. Untuk K1 & K4 disebut indikator pemantauan nonteknis. Indikator ini digunakan sebagai alat motivasi dan komunikasi dengan lintas terkait dalam menyampaikan kemajuan maupun permasalahan operasional KIA di suatu wilayah, kedua indikator ini disajikan setiap bulan dalam rakor, untuk menyampaikan desa (RW) mana yang maju atau yang masih kurang dari target.



Untuk kalangan sendiri



47



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



5. Pendataan sasaran Data sasaran PWS-KIA meliputi: a. Jumlah seluruh ibu hamil b. Jumlah seluruh ibu bersalin c. Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal) Cara mengetahui 3 sasaran dalam 1 tahun a. Sasaran Bumil  CBR (Crude birth rate) propinsi x 1,1 x jumlah penduduk setempat  Jika tak punya CBR/angka kelahiran kasar, memakai angka nasional, dengan rumus 3% x jumlah penduduk setempat  Untuk DKI Jakarta dengan rumus : 2,8% x jumlah penduduk setempat b. Sasaran ibu bersalin  CBR propinsi x 1,05 x jumlah penduduk setempat  Angka nasional dengan rumus : 2,8% x jumlah penduduk setempat  DKI Jakarta : 2,67% x jumlah penduduk setempat c. Sasaran bayi  CBR propinsi x jumlah penduduk setempat  Angka nasional dengan rumus : 2,7% x jumlah penduduk setempat  DKI Jakarta : 2,55% x jumlah penduduk setempat 6. Penggambaran grafik PWS-KIA a. Menentukan target rata-rata per-bulan untuk menggambarkan skala grafik vertikal (sumbu Y) misalnya : target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam satu tahun ditentukan 90%, maka sasaran rata-rata setiap bulan : 90 % =7,5 % 12bln



Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan bulan April adalah (4 x 7,5%)= 30% (garis b) b. Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai bulan April dimasukkan dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat. Pencapaian tertinggi di



Untuk kalangan sendiri



48



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



sebelah kiri dan terendah di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir. c. Nama desa bersangkutan dituliskan dalam lajur desa, sesuai dengan cakupan kumulatif masing-masing desa yang dituliskan pada butir b diatas d. Hasil perhitungan pencapaian bulan ini (April) dan bulan lalu (Maret) untuk tiap desa dimasukkan kedalam lajur masing-masing e. Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur trend. Bila pencapian cakupan bulan ini lebih besar dari cakupan bulan lalu, maka digambar anak panah yang menunjuk ke atas. Sebaliknya, untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan bulan lalu, digambarkan anak panah yang menunjuk ke bawah; sedangkan untuk cakupan yang tetap atau sama digambarkan dengan tanda (-). Contoh grafik akses ibu hamil bulan April 2012 Puskesmas Kecamatan Raprapsude Des 90,0% Nov 82,5 % Okt 75,0% Sep 67,5% Ags 60,0% Juli 52,5% Juni 45% Mei 37,5% Apr 30,0% Mar 22,5% Feb 15,0% Jan 7,5% % kumulatif % bulan ini % bulan lalu



Target 30%



55 14 10



48 6 8



TREND Desa



7. Analisis grafik PWS-KIA



Untuk kalangan sendiri



40 7,5 7,5



22,5 7,5 7,5



15 6 4



15 6 4



D



E



Pusk



— A



B



C



Gambar 4.1. Grafik akses ibu hamil



49



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Analisis dari grafik cakupan ibu hamil (akses) pada pemantauan bulan April 2012 dapat digambarkan dalam matriks di gambarkan Tabel 4.2. Matriks cakupan ibu hamil (akses) Desa A B C D E



Cakupan terhadap target Di atas dibawah + + + + +



Terhadap cakupan bulan lalu Naik +



+



Turun + +



Tetap +



Status desa Baik Kurang Baik Jelek Cukup



a. Status Baik Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk Bulan April 2008, dam mempunai kecenderungan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Yaitu A dan C b. Status Kurang Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk Bulan April 2008 dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Yaitu desa B c. Status cukup Adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April 2008, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu yaitu desa E d. Status jelek Adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April 2008, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingan dengan cakupan bulan lalu. Yaitu desa D



B. Pendataan Sasaran



Untuk kalangan sendiri



50



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Pengumpulan dan pengolahan data merupakan kegiatan pokok PWS-KIA. Data yang dicatat perdesa dan kemudian dikumpulkan ditingkat Puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi. Jenis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS-KIA adalah: 1. Data sasaran: a. Jumlah seluruh ibu hamil b. Jumlah seluruh ibu bersalin c. Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal) d. Jumlah seluruh bayi 2. Data pelayanan: a. Jumlah K1 b. Jumlah K4 c. Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh masyarakat d. Jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani oleh tenaga kesehatan e. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga professional f. Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga kesehatan minimal 2 kali Sumber data yang diperlukan untuk melaksanakan PWS-KIA umumnya berasal dari a. Register kohort ibu dan bayi b. Laoran persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi c. Laporan dari dokter/bidan praktik swasta d. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada di wilayah puskesmas



C. Kohort Ibu Kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu.



Untuk kalangan sendiri



51



Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kebidanan



D. Kohort Bayi Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal, petunjuk pengisian kohort bayi.



Untuk kalangan sendiri



52