1 Latar Belakang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

.1 Latar Belakang Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul dalam segala aspek kegiatan manusia. Oleh karena itu, jika orang bertanya apakah bahasa itu, maka jawabannya dapat bermacam-macam sejalan dengan bidang kegiatan tempat bahasa itu digunakan. Jawaban seperti, bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi pikiran, bahasa adalah alat untuk berinteraksi, bahasa adalah alat untuk mengekspresikan diri, dan bahasa adalah alat untuk menampung hasil kebudayaan, semuanya dapat diterima. Linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya mendekati bahasa bukan sebagai sesuatu yang lain, melainkan bahasa yang dipandang sebagai bahasa. Oleh karena itu, linguistik lazim mengartikan bahasa sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Sebagai sebuah sistem lambang, maka bahasa itu sama dengan lambang lain, bersifat arbitrer, dalam kehidupan manusia; tetapi sekaligus bersifat konvensional. Psikologi awalnya masih berada atau merupakan bagian dari ilmu filsafat, definisi bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji jiwa masih bisa dipertahankan. Tapi seiring berkembangnya ilmu psikologi, ilmu ini memiliki ikatan-ikatan dengan ilmu lain. Dalam kaitannya dengan psikologi, linguistik lazim diartikan sebagai ilmu yang mencoba mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu diperoleh, dan bagaimana bahasa itu berkembang. Dalam konsep ini tampak bahwa namanya psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik, sedangkan linguistik itu sendiri dianggap sebagai cabang dari psikologi (Psikolinguistik). Dan dalam perkembangannya, psikolinguistik berkembang dengan beberapa teori linguistik yang akan dibahas dalam makalah ini ; Teori Ferdinand De Saussure, teori Leonard Bloomfield, teori John Rupert Firth, dan teori Noam Chomsky. 1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa saja teori-teori linguistik yang berhubungan dengan psikologi?



2.



Siapa pencetus teori-teori tersebut? 1.3 Tujuan



1.



Teori Ferdinand De Saussure



2.



Teori Leonard Bloomfield



3.



Teori John Rupert Firth



4.



Teori Noam Chomsky BAB II PEMBAHASAN 2.1 Psikolinguistik Secara



etimologi



sudah



disinggung



bahwa



kata psikolinguistik terbentuk



dari



kata psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Psikologi mencoba menguraikan proses-proses kpsikologi yang berlangsung jia seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Slobin, 1974; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. 2.2 Teori-Teori Linguistik Pada makalah ini penyusun membahas tentang empat teori atau aliran linguistik yang berhubungan dengan psikologi, baik kognitif maupun behavioristik, dengan para tokohnya agar kita mempunyai gambaran yang lebih menyeluruh dan komprehensif, dan bisa memahami masalah psikolinguistik dengan lebih baik. Keempat aliran atau teori itu adalah (a) yang dikemukakan dan dipelopori oleh Ferdinand de Saussure, yang menganut paham psikologi kognitif, behaviosristik, dan pragmatik; (b) yang dikemukakan dan dipelopori oleh Leonard Bloomfield, yang tampak menganut psikologi behavioristik; (c) yang dikemukakan dan dipelopori oleh John Rupert Firth, yang tampak menganut aliran pragmatisitik,; dan (d) yang dikemukakan dan dipelopori oleh Noam Chomsky, yang tampak menganut paham kognitif. Keempat aliran itu mempunyai nama sendiri-sendiri sesuai dengan teori linguistiknya bukan psikologinya.



2.2.1 Teori Ferdinand De Saussure Ferdinand De Saussure (1858-1913) adalah seorang linguis Swiss yang sering disebutsebut sebagai Bapak atau Pelopor Linguistik Modern. Bukunya yang terkenal Course de Linguistique Generade (1916) diterbitkan oleh murid-muridnya, Bally dan Schehaye, berdasarkan catatan kuliah, setelah beliau meninggal. De Saussure disebut sebagai “Bapak Linguistik Modern” karena pandangan-pandangannya baru mengenai studi bahasa yang dimuat bukunya itu. Pandangan-pandangannya itu antara lain mengenai



(1)



telaah



sinkronik



dan



diakronik



dalam



studi



bahasa,



(2)



perbedaan langue dan parole, (3) perbedaan signifiant dan signifie’, sebagai pembentuk signe’ linguistique, dan (4) hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik (lihat Chaer, 1964). Keempat hal tersebut belum dikenal dalam studi linguistik sebelumnya.



PROSES BERTUTUR DAN MEMAHAMI De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur (Speech act) sebagai satu rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih, seperti antara A dan B. Perilaku tindak tutur ini terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian-luar dibatasi oleh mulut dan telinga sedangkan bagian-dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembicara atau pendengar. Jika A berbicara maka B menjadi pendengar, dan jika B berbicara maka A adalah pendengar. De Saussure membedakan antara Parole, langue, dan langage, ketiganya bisa dipadankan dengan kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan pengertian berbeda.



Menurut



De



Saussure



linguistik



murni



mengkaji langue, bukan parole maupun langage. Alasan De Saussure mengkajilangue adalah sebagai berikut. 1.



Langue bersifat sosial sedangkan parole bersifat individual. Keduanya bertentangan.



2.



Langue bersifat abstrak dan tersembunyi di dalam otak sedangkan parole selalu bergantung pada kemauan penutur dan bersifat intelektual.



3.



Langue adalah pasif sedangkan parole adalah aktif. Jadi, menurut De Saussure linguistik haruslah mengkaji langue karena langue adalah fakta sosial sedangkan parolemerupakan perlakuan individual, dan hanya merupakan embrio dari langage. Yang



paling



penting



dalam



teori



De



Saussure



adalah



mengenai signe’



linguistique atau tanda linguistik karena bahasa merupakan sebuah sistem tanda. Menurut De Saussure tanda linguistik adalah sebuah wujud psikologis yang berusur dua yaitu signifie’ atau petanda dan significant atau bunyi atau penanda (istilah petanda dan penanda dari Kridalaksana, 1989). Menurut De Saussure, metode yang sesuai dalam analisis linguistik adalah segmentasi dan klasifikasi. Dengan kedua metode ini seorang linguis akan menentukan pola-pola untuk mengklasifikasikan unit-unit yang dianalisis. Pola-pola itu bisa sintagmatik, yaitu pola yang tersusun berturut-turut dalam satu arus ajaran, atau juga paradigmatik, yaitu hubungan-hubungan antara unit-unit yang menduduki tempat yang sama dalam arus ujaran. 2.2.2 Teori Leonard Bloomfield Leonard Bloomfield (1887-1949) seorang tokoh linguistik Amerika, sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, adalah seorang penganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau perkembangan linguistik Amerika. Bloomfield menerangkan makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya, makna menjadi tidak dikaji oleh linguis-linguis lain menjadi pengikutnya. Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas. kalau kita mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933; 26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill



berkata kepada Jack bahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya pada Jill. Secara skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut. S r..............................s {1}



{2}



R {3}



{4}



{5}



{6}



{7}



Teori linguisitk Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena tidak mungkin mendengar semua ujaran-ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Menurut Bloomfield sendiri bahasa terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158). Umpamanya : pukul adalah bentuk ujaran pemukul adalah bentuk ujaran pe- adalah bentuk, bukan ujaran. pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : [p], [u], [k], [l]. Di sini fonem [u] digunakan dua kali. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa setiap adalah bentuk, tetapi tidak semua adalah ujaran. Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu : 1.



bentuk bebas (free form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sendirian seperti bentuk amat, jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan kaki”.



2.



bentuk terikat (bound form) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada katapemukul; dan bentuk –an seperti pada kata pukulan. Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/item yang perlu dikenal, yaitu berikut ini.



1.



Fonem, adalah satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa.



2.



Morfem, adalah satuan atau unit terkecil yang membunyai makna dari bentuk leksikon.



3.



Frase, adalah unit yang tiffak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih.



4.



Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu betuk bebas dan ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebs.



5.



Kalimat, adalah ujaran yang tidak merupaka bagian dari ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Bloomfield dalam analisisnya berusaha memenggal bagian-bagian bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan diantara bagian-bagian itu. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh tentang tata bahasa serta memperkenalkan lebih jauh tentang tata bahasa serta memperkenalkan banyak definisi, istilah, konsep yang teknis. Oleh karena itu Bloomfield ini juga disebut teori Bloomfield ini disebut juga linguistik taksonomik karena memotong-motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji bagian-bagian atau strukturnya (lebih jauh liat Chaer, 1994. 2.2.3 Teori John Rupert Firth John Rupert Firth (1890-1960) adalah seorang linguis inggris deskriptif di London. Menurut Firthm bahasa itu tertdiri dari limatingkatan yaitu tingkatan fonetik, leksikon, morfologi, sintaksis dan semantik. Arti atau makna menurut teori Firth adalah hubungan antara satu unsur pada satu tingkatan dengan konteks unsur itu pada tingkatan yang sama. Jadi, arti tiap kalimat terdiri dari lima dimensi, yaitu berikut ini.



1.



Hubungan tiap fonem dngan konteks fonetiknya (hubungan fonem satu sama lain dalam kata).



2.



Hubungan kata-kata satu sama lain dalam kalimat.



3.



Hubungan morfem pada satu kata dengan morfem yang sama pada kata lain, dan hubungan kalimat dengan konteks situasi.



4.



Jenis kalimat dan bagaimana kalimat itu digolongkan.



5.



Hubungan kalimat dengan konteks situasi. Ada dua jenis perkembangan dalam ilmu linguistik yang selalu dikaitkan dengan Firth, yaitu (a) teori konteks situasi untuk menentukan arti, (b) analisis prosodi dalam fonologi. Firth menekankan bahwa makna merupakan jantung dari pengkajian bahasa. Dalam hal ini beliau memperkenalkan dua kolokasi untuk menerangkan arti, yaitu arti gramatikal dan arti fonologis. Arti gramatikal adalah peranan dari unsur-unsur tata bahasa di dalam konteks gramatikal dari yang mendahului dan mengikuti unsur-unsur itu.



Arti fonolofi adalah peranan atau hubungan dari unsur-unsur fonologi di dalam konteks fonologi dari struktur suku kata dan unsur lain yang bersamaan secara paradigmatik yang berperan dalam konteks yang serupa. Sebagai linguis Firth dikenal juga sebagai tokoh analisis prosodi atau fonologi prosodi. Menurut Firth analisis prosodi dapat digunakan untuk menganalisis bahasa dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dari analisis ini yang didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap data bahasa serta menggunakan istilah-istilah dan kategori-kategori sesuai. Analisis prosodi ini menganggap ada dua jenis fonologi, yaitu berikut ini. 1.



Unit-unit fonematik yang terdiri dari konsonan segmental dan usnur vokal yang merupakan wujud yang dapat saling menggantikan dalam bermacam-macam posisi pada suku kata yang berlainan.



2.



Prosodi-prosodi yang terdiri dari fitur-fitur atau milik-milik struktur yang lebih panjang dari satu segmen, baik berupa perpanjangan fonetik, maupun sebagai pembatasan struktur secara fonologi, seperti suku kata atau kata. Prosodi-prosodi ini merupakan maujud yang menjadi ciri khas suku-suku kata secara keseluruhan, dan tidak dapat saling menggantikan. Secara singkat bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosodi menurut teori Firth adalah struktur kata beserta ciri-ciri khas lagu kata itu sebagai sifat-sifat abraksi tersendiri dalam keseluruhan fonologi bahasa itu. Jadi, yang termasuk ke dalam fitur-fitur prosodi satu kata adalah :



1.



jumlah suku kata;



2.



hakikat suku katanya; terbuka atau tertutup;



3.



kualitas suku-suku kata;



4.



urutan suku-suku kata;



5.



urutan bunyi-bunyi vokal;



6.



tempat, hakikat, dan kuantitas bunyi-bunyi penting;



7.



kualitas “gelap” atau “terang” dari suku-suku kata;



8.



ciri-ciri hakiki lagu suku kata dan juga potongan kalimat tempat kata itu terdapat;



9.



semua sifat yang menyangkut struktur suku kata, urutan suku kata, dan keharmonisan suku kata dalam kata, potongan kalimat, dan keseluruhan kalimat. 2.2.4 Teori Noam Chomsky



Noam Chomsky adalah linguis Amerika yang dengan teori tata bahasa generatif transformasinya dianggap telah membuat satu sejarah baru dalam psikolinguistik. Dalam sejarah pertumbuhannya teori Chomsky ini dapat dibagi atas empat fase, yaitu (1) fase generatif transformasi klasik yang bertumpu pada buku Syntatic Structure antara tahun 1957-1964; (2) teori standar yang bertumpu pada bukuAspect of The Theory of Syntac antara tahun 1965-1966; (3) frase teor standar yang diperluas antara tahun 1967-1972; (4) fase sesudah teori standar yang diperluas antara tahun 1973 sampai kini, seperti teori penguasaan dan ikatan (goverment and binding theory) yang berkembang sejak tahun delapan puluhan. Adanya fase-fase itu adalah karena adanya kritik, reaksi, dan saran dari berbagai pihak; dan lebih untuk menyempurnakan teori itu. Menurut Chomsky untuk dapat menyusun tata bahasa dari suatu bahasa yang maih hidup (masih digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada suatu teori umum mengenai apa yang membentuk tata bahasa itu. Teori umum itu adalah satu teori ilmiah yang disusun berdasarkan satu korpus ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan asli bahasa itu. Dalam hal ini juga dikatakan, kalau kita menguasai suatu bahasa dengan baik, karena kita menjadi penutur bahasa itu, maka kita jumlahnya tidak terbatas. Tampaknya teori linguistik Chomsky menyangkut adanya



pasangan penutur-pendengaryang ideal di dalam suatu



masyarakat tutur yang betul-betul merata dan sama. Terjadinya suatu tindak tutur memerlukan adanya interaksi dari berbagai faktor. Sehubungan dengan hal di atas, Chomsky membedakan adanya kompetensi (kecakapan linguistik) dan performansi (pelaksanaan atau perlakuan linguistik). Kompetensi adalah pengetahuan



penutur-pendengar



mengenai



bahasanya;



sedangkan



performansi



adalah



pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan nyata. Kompetensi atau kecakapan adalah suatu proses generatif, dan bukan “gudang” yang berisi kata-kata, frase-frase, atau kalimat-kalimat seperti konsep lague dalam teori linguistik De Saussure. Kompetensi merupakan satu sistem kaidah atau rumus yang dapat kita sebut tata bahasa penutur itu. Tata bahasa suatu bahasa adalah uraan (deskripsi) kompetensi penutur-pendengar yang ideal; dan uraian ini harus mampu memberi uraian struktur tiap-tiap kalimat yang tidak terbatas jumlahnya, serta dapat menjelaskan bagaimana kalimat-kalimat ini dipahami oleh penuturpendengar yang ideal itu. Dilihat dari segi sematik tata bahasa suatu bahasa satu sistem rumus



atau kaidah yang menyatakan persamaan atau keterkaitan antara bunyi (bahasa) dalam bahasa itu. Dilihat dari segi kreativitas, tata bahasa adalah sebuah alat perancangan yang khususnya menerangkan dengan jelas pembentukan kalimat-kalimat gramatikal (yang jumlahnya tidak terbatas) dan menjelaskan dtruktur setiap kalimat itu. Untuk membedakan dari pernyataan deskriptif yang hanya menggunakan sekumpulan unsur yang muncul dalam uraian-uraian stuktur yang konteksnya beragam. Tata bahasa generatif sebagai alat perancanga ini merupakan satu sistem rumus tepat dan jelas yang dapat digunakan dalam gabungan baru yang belum pernah dicoba untuk membentuk kalimat-kalimat baru. Menurut Chomsky perkembangan teori linguistik dan psikologi yang sangat penting dan perlu diingat dalam pengajaran bahasa adalah sebagai berikut. 1.



Aspek kreatif penggunaan bahasa.



2.



Keabstrakan lambang-lambang linguistik



3.



Keuniversalan struktur dasar linguisitik.



4.



Peranan organisasi intelek nurani (struktur-dalam) di dalam proses kognitif/mental. Yang dimaksud aspek kreatif adalah perilaku linguistik yang biasa, bebas dari rangsangan, bersifat mencipta dan inovatif. Dan yang dimaksud dengan keabstrakan lambang-lambang linguistik adalah bahwa rumus-rumus atau kaidah-kaidah yang menentukan bentuk-bentuk kalimat dan penafsiran artinya yang rumit bukan merupakan sesuatu yang konkret merlainkan merupakan sesuatu yang abstrak. Yang dimaksud dengan keuniversalan dengan linguistik dasar adalah prinsip-prinsip abstrak yang mendasari tata bahasa generatif transformasi ini; dan yang tidak dapat diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Oleh karena prinsip-prinsip ini bersifat dan tidak bisa diperoleh melalui pengalaman dan latihan, maka berarti prinsip ini bersifat universal. Menurut Chomsky keuniversalan linguistik ini dimiliki manusia sejak lahir karena merupakan unsur atau struktur yang tidak terpisahkan dari manusia. Semua diterangkan berdasarkan peranan organisasi intelek nurani. Prinsip-prinsip dasar organisasi linguistik adalah keuniversalan yang diperoleh Chomsky kemudian disebut tata bahasa universal . Tata bahasa merupakan satu sistem yang merupakan bagian dari organisasi intelek nurani yang bersifat universal. Tata bahasa mempunyai peranan ini sama dengan peranan yang dimainkan tata bahasa generatif transformasi, misalnya di dalam



pengenalan bentuk-bentuk fonetik sebuah kalimat karena rumus-rumus tata bahasa itu digunakan dalam analisis sintaksis kalimat itu untuk mengenal isyarat fonetik itu. Di dalam teori linguistiknya, Chomsky membedakan adanya struktur-dalam (deep structure) dan struktur-luar (surface structure).



BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Dalam makalah ini, penyusun dapat menyimpulkan bahwa terdapat empat teori atau aliran linguistik yang berhubungan erat dengan psikologis. Ferdinand De Saussure yang juga disebut “Bapak Linguistik modern menyebutkan bahwa teorinya adalah mengenaisigne’ linguistique atau tanda linguistik karena bahasa merupakan sistem tanda. Menurut De Saussure metode yang sesuai dalam analisis linguistik adalah segmentas dan klasifikasi. Leonard Bloomfield dalam teorinya menyebutkan pemenggalan-pemenggalan bagianbagian bahasa, serta menjelaskan hakikat hubungan antara bagian-bagian itu. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh tentang tata bahasa serta memperkenalkan definisi, istilah atau konsep taksem, semem, tagsem, episemem, dll. Teori beliau juga disebut teoritaksonomik. John Ruperth Firth menyebutkan tentang prosodi dalam teorinya adalah struktur kata berserta ciri-ciri khas lagu kata itu sebagai sifat-sifat abstraksi tersendiri di dalam keseluruhan fonologi bahasa itu. Dan terakhir adalah teori Noam Chomsky tentang tata bahasa. Tata bahasa merupakan satu sistem yang merupakan bagian dari organisasi intelek nurani yang bersifat universal. Tata bahasa mempunyai peranan ini sama dengan peranan yang dimainkan tata bahasa generatif transformasi, misalnya di dalam pengenalan bentuk-bentuk fonetik sebuah kalimat karena rumus-rumus tata bahasa itu digunakan dalam analisis sintaksis kalimat itu untuk mengenal isyarat fonetik itu. Di dalam teori linguistiknya, Chomsky membedakan adanya struktur-dalam (deep structure) dan struktur-luar (surface structure). 3.2. Saran



Penyusun merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari dosen pengampu.