11 Modul AKLI-11.Segmen Interim [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN



AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Pelaporan Segmen dan Interim (Segment and Interim Reporting) Fakultas



Program Studi



Ekonomi Bisnis



S1 Akuntansi



Abstract



Tatap Muka



Kode MK



Disusun Oleh



12



190151024



Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Kompetensi



Materi ini membahas teori, 1. Mahasiswa memahami dan konsep dan pencatatan menganalisis tentang identifikasi akuntansi terkait pelaporan segmen operasi perusahaan yang segmen dan pelaporan harus dilaporkan interim 2. Mahasiswa mampu memahami penerapan tes ambang batas tentang: pendapatan, aset dan laba operasi dalam penentuan segmen operasi perusahaan yang harus dilaporkan 3. Mahasiswa memahami tipe informasi yang harus diungkapkan dalam pelaporan segmen dan alasannya. 4. Mahasiswa memahami persamaan dan perbedaan pelaporan periode interim dengan pelaporan tahunan.



PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM (SEGMENT AND INTERIM REPORTING) Penyajian laporan keuangan di Indonesia harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Pengungkapan informatif yang sifatnya material menjadi bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengaturan terkait pengungkapan termasuk format, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan. Penghilangkan informasi yang material dari laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen memungkinkan berdampak pada auditor harus memberikan pendapat wajar pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar kecuali tidak disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan SAK.



PELAPORAN SEGMEN (SEGMENT REPORTING) Pelaporan segmen disajikan ketika suatu perusahaan memproduksi berbagai jenis produk atau jasa atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek, dan risiko yang tidak sama. Informasi segmen bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data agregat. Alternatif dalam penentuan informasi segmen suatu perusahaan yang dipandang memiliki manfaat signifikan bagi investor mengacu kepada a.l: 1.



Divisi geografis untuk menyajikan informasi yang menunjukkan perbedaan operasi domestik dan luar negeri.



2.



Divisi Lini produk atau industrial untuk menyajikan informasi tentang perbedaan laba, besaran risiko, dan peluang pertumbuhan.



3.



Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen. Pelaporan Segmen berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga



yang diperdagangkan kepada publik. Entitas yang secara ekonomi signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah entitas dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yang signifikan di negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan. Pelaporan segmen juga disajikan dalam bentuk informasi yang dikonsolidasikan apabila laporan keuangan induk perusahaan maupun laporan keuangan konsolidasi. Selain itu, pelaporan segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan.



‘20



1



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Pelaporan segmen dapat ditunjukkan dalam dua bentuk atau format primer yaitu segmen usaha dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.



Definisi Segmen Usaha Dan Segmen Geografis Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dibedakan berdasarkan jenis produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) yang dipandang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa, meliputi : 



Karakteristik produk atau jasa







Karakteristik proses produksi







Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)







Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa







Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau public utilities. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dibedakan berdasarkan



lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dalam menghasilkan produk atau jasa yang dianggap memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi



pada



lingkungan



(wilayah)



ekonomi



lain.



Faktor-faktor



yang



harus



dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi : 



Kesamaan kondisi ekonomi dan politik







Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda







Kedekatan geografis operasi







Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu







Regulasi pengendalian mata uang







Risiko mata uang Bentuk pelaporan informasi primer segmen usaha dan informasi sekundernya dalam



segmen geografis disusun apabila risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan, diantaranya adalah : a.



Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.



‘20



2



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



b.



Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada



c.



Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis. Bentuk pelaporan informasi primer segmen geografis dan informasi sekundernya



berdasarkan segmen jenis produk dan jasa disusun apabila risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, diantaranya adalah : a.



Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap segmen usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan kepada seluruh pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen usaha, yaitu :  Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal  Jumlah nilai tercatat aset segmen  Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud)  Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset  Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut lokasi aset.



Definisi Pendapatan, Beban, Hasil, Aset, Dan Kewajiban Segmen a.



Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal kepada suatau segmen, bak berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Pendapatan segmen mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang dilaporkan berdaarkan metode



‘20



3



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam pendapatan konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan. b.



Beban Segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat di alokasikan secara rasional kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan kepada pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.



c.



Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok. Namun demikian, penghasilan bunga dan beban bunga tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Demikian juga pajak penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen. Pada saat pendapatan dan beban tidak dapat langsung diatribusikan pada suatu segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut. Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masingmasing segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak bermanfaat.



d.



Aktiva dan Kewajiban Segmen



Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi



penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil operasi segmen. Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang layak. Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil operasi. e.



Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen tersebut secara rasional.



Tujuan Pelaporan Segmen Tujuan dari pelaporan segmen adalah menyajikan informasi terkait jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan



‘20



4



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam : 1. Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik 2. Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik 3. Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai



Kebijakan Akuntansi Segmen Kebijakan akuntansi pelaporan segmen adalah sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi maupun untuk pelaporan keuangan eksternal. Hal ini dikarenakan tujuan informasi segmen ialah untuk membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan. Meskipun demikian, saat kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada segmen dilaporkan tidak berarti bahwa seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan terpisah yang berdiri sendiri dalam penerapan kebijakan akuntansi pada tingkat perusahaan. Perusahaan mungkin melakukan perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji dan demografis segmen tersebut. Pelaporan segmen tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan sepanjang :  Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut  Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan secara memadai Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut.



‘20



5



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Dasar alokasi tertentu mungkin tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara bersama berkaitan dengan dua segmen atau lebih alokasinya tidak tepat jika dipaksakan. Disampng itu, pendapatan segmen, beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.



Penyajian dalam Pelaporan Segmen 1.



Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.



2.



Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan berikut ini harus diungkapkan: 



penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain,







hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.



3.



Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.



PELAPORAN INTERIM (INTERIM REPORTING) 1.



Pengertian Laporan Interim Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua



laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu : ‘20



6



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id







Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.







Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.



2.



Pengakuan dan Pengukuran Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim



dengan pelaporan keuangan tahunan adalah: Dasar pengakuan pendapatan. Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar akuntansi. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.



3.



Beban dan Biaya Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang



sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:  Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.  Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.  Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut. Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan. Pendapatan dan beban musiman Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut.



‘20



7



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu. Penyisihan Pajak Penghasilan pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.



4.



Pos dan Transaksi Luar Biasa  Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.  Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.  Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.  Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim



‘20



8



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.



5.



Perubahan Akuntansi  Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.  Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.  Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.  Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.



6.



Penyajian Laporan Keuangan Interim Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim,



laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim



terakhir



yang



dilaporkan



(year-to-date).Laporan



keuangan



interim



harus



menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.



‘20



9



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



DAFTAR PUSTAKA Beams, F. A., Anthony, J. H., Bettinghaus, B., & Smith, K. A. (2016). Advanced accounting. Pearson Education Limited 2018. PSAK 3 (2016): Laporan Keuangan Interim PSAK 5 (2015): Segmen Operasi ISAK 17 (2014): Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai



‘20



10



Akuntansi Keuangan Lanjutan I /2020 Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id