1.4 Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar Indikator: Dalam refleksinya, CGP menyampaikan poin-poin berikut: 1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh  Pengalaman pembelajaran yang saya peroleh baru baru ini pada modul 1 diantaranya adalah filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan Budaya Positif 2. emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar  Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya. Dalam pembelajaran emosi yang disarankan adalah emosi bahagia, karena menurut saya dengan bahagia menuntun anak didik akan terasa sangat menyenangkan tentu dalam batasan tertentu sesuai dengan keyakinan kelas yang kita buat. 3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar  Yang sudah baik menurut saya dalam pembelajaran sudah mengemas dengan model Project Based Learning untuk membentuk menumbuhkan karakter siswa sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dalam pembelajaran PjBL yang saya terapkan tidak lupa memperhatikan kodrat alam siswa. 4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar  Yang perlu saya perbaiki dalam hal ini adalah Nilai Reflektif.karena dengan reflektif sebagai guru dapat menghargai dan menyemangati siswa dalam pembelajaran, walaupun siswa sudah semangat,antusias dalam pembelajaran tetapi nilai reflektif ini harus tetap di miliki oleh seorang guru. 5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi Saya merasa lebih percaya diri dalam proses pembelajaran, serta lebih yakin dalam pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul 1.



B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP Indikator: Dalam refleksinya, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai berikut: 1. memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh Dalam hal ini tentunya ada beberapa pertanyaan yang tentunya nantinya akan berhubungan satu dan yang lainnya serta perlunya kolaborasi dengan rekan sejawat dalam keberhasilan impementasi pembelajaran berdasarkan modul 1 ini. Pertanyaan tersebut adalah “apakah teman teman sejawat mau menerima masukan kita terkait implementasi program ini?” karena dalam hal ini beda orang beda juga sifat serta karakternya. 2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru Dalam pembelajaran di modul ini tentu banyak sekali pemikiran pribadi saya terkait pengimplementasian dalam kelas dan lingkungan sekolah. Dalam pengelolaannya saya pribadi setelah mempelajari modul ini saya merasa semakin yakin akan perubahan yang diharapkan, tentunya dalam hal yang positif. Banyak ide – ide dalam pengelolaan pembelajaran dikelas serta pengemasan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan untuk pengoptimalan pembelajaran. 3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah) Tantangan yang sementara dihadapi dalam impelemtasi modul 1.4 pada bagian aksi nyata. Karena dalam aksinya kali ini dalam satu sekolah terdapat 2 CGP sehingga dalam penerapan pelaksanaan aksi nyata ini perlu perencanaan yang matang. Karena dalam tugas aksi nyata ini masing – masing CGP harus menyampaikan 60 menit minimal tentang materi budaya positif. 4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi Alternatif yang saya diskusikan dengan sesama rekan CGP dalam satu sekolahan, demi berjalannya implementasi aksi nyata modul 1.4 saya akan melakukan aksinyata di sekolah lain tempat saya mengajar. Pertimbangan saya adalah supaya implementasi ini berjalan lancar dan sama – sama bisa melaksanakan dengan lancar tanpa halangan apapun. Tentunya dalam hal ini saya juga berkolaborasi dalam segala hal.



C. Membuat keterhubungan Indikator: Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut: 1. pengalaman masa lalu sejatinya semua orang punya masa lalu, baik dalam hal belajar atau pengalaman hidup. Di masa lalu saya merasakan pembelajaran yang bisa dikatakan keras dengan beberapa hukuman yang tidak lupa setiap hari terlintas. Setelah menjalani profesi sebagai guru saya pun tidak lepas dengan hal yang berbau hukuman karena beberapa pelanggaran//kesalahan yang siswa buat. Saya pun merasa belum memiliki jiwa penuntun bagi siswa saya. Yang dikejar selama proses pembelajaran hanya ketercapaian kompetensi dan melupakan pembelajaran yang meningkatkan antusias siswa. Saya pun melalaikan kodrat alam mereka padahal dalam pembelajaran yang dipelajari di modul 1 dalam proses pembelajaran harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman serta menuntun anak didik menjadi manusia yang merdeka. 2. penerapan di masa mendatang kedepannya dalam proses pembelajaran akan memperhatikan kodrat alam mereka, sejatinya anak didik kita memiliki karakter pribadi, motivasi instriksik yang dimiliki mereka sejak lahir. Tugas kita sebagai pendidik tak lain adalah menebalkan garis garis semu itu. Dalam pengemasan pembelajaran kedepannya akan dikemas menjadi pembelajaran yang menyenangkan dengan membentuk karakter siswa berdasarkan dimensi profil pelajar pancasila. Menerapkan praktik baik budaya positif dengan kolaborasi dengan rekan sejawat, kepala sekolah serta stake holder atau pemangku kepentingan. 3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari pertama implementasi pembelajaran berdasarkan filosofi Ki hajar dewantara, kedua mendalami peran sebagai guru penggerak serta memahami nilai yang harus di kuasai, ketiga dengan merumuskan visi dengan kalimat prakarsa perubahan diharapkan dapat meciptakan generasi yang berlandaskan dimensi pelajar pancasila. 4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP. Banyak informasi yang didapat mengenai masukan – masukan yang positif untuk perubahan dalam dunia penddikan lebih baik dari rekan sejawat. Banyak juga informasi dari seacrh engine mengenai pendidikan guru penggerak. Sejatinya guru harus fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman, artinya tidak lelahnya guru untuk terus belajar untuk kemajuan pendidikan. Perlu proses yang panjang dan tidak dengan waktu yang sedikit. Perlu konsisten dalam implementasi program, perlu dukungan juga dari beberapa pihak untuk kelancaran program yang akan diimplementasikan.



RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA – BUDAYA POSITIF JUDUL MENUMBUHKAN NAMA PESERTA



: MERANCANG KEYAKINAN KELAS DALAM UPAYA BUDAYA POSITIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPAS : SANDY BUDI MUSTAQIM, S.Pd



LATAR BELAKANG : KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untnuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. Dalam implementasi ini tentu nya seorang guru tidak meninggkalkan nilai dan peran sebagai guru penggerak, karena nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan tolok ukur pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan. Nilai guru penggerak diantaranya : (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif. Sedangkan peran guru penggerak : (1) pemimpin pembelajaran (2) coach bagi guru lain (3) pendorong kolaborasi (4) mewujudkan kepemimpinan murid (5) penggerak komunitas praktisi. Dalam implementasi budaya positif dikelas dalam program membuat keyakinan kelas ada beberapa tahapan dalam pendekatan inkuiri ipresiatif dengan manajemen perubahan BAGJA yang sudah saya kemas dalam demostrasi kontekstual dengan kalimat visi serta prakarsa perubahan dalam modul 1.3. Dalam perancangan keyakinan kelas tentu dibuat bersama murid sesuai dengan kesepakatan bersama murid. Tujuan dibuat keyakinan ini tak lain adalah penerapan budaya positif agar tercipta suasana kelas yang aman, nyaman dan kondusif. TUJUAN : 1. Menumbuhkan budaya positif dengan keyakinan kelas. 2. Mewujudkan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan kondusif. 3. Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.



4. Mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan.



TOLOK UKUR : 1. Terwujudnya keyakinan kelas sebagai budaya positif dengan kesepakatan bersama warga kelas. 2. Terwujudnya kelas yang aman, nyaman dan kondusif. 3. Terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid. 4. Terwujudnya proses pembelajaran yang menyenangkan. LINI MASA : 1. Meminta izin kepada wali kelas masing – masing, serta berkolaborasi dengan wali kelas. 2. Menjelskan kepada murid tentang pengertian serta pentingnya keyakinan kelas. 3. Memfasilitasi murid untuk membuat keyakinan kelas. 4. Menempelkan hasil dari keyakinan kelas yang telah dibuat di dinding kelas. 5. Membuat dokumentasi. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN : Adapun beberapa hal yang berpengaruh terhadap kelancaran implementasi budaya positif ini salah satunya adalah dukungan. Dukungan yang dibutuhkan untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan tindakan aksinyata yang telah dirancang antara lain: 1. Dukungan kepala sekolah selaku pimpinan. 2. Dukungan sarana. 3. Dukungan wali kelas selaku pembimbing rombel. 4. Dukungan teman sejawat guru 5. Dukungan murid selaku sasaran imlementasi budaya positf ini.