1jurnal Formula Serbuk Effervescent Susu Jagunggggg [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JURNAL FORMULA SERBUK EFFERVESCENT SUSU JAGUNG



A. Formula Asli Serbuk Effervescent Susu Jagung B. Rancangan Formula Tiap sachet (5) gr mengandung : Serbuk susu jagung 20% Asam sitrat Asam malat Natrium bikarbonat sukralosa



0,1%



vanilin



0,15%



C. Master Formula 1. Nama Produk RETICORN 2. Jumlah Produk 50 sachet 3. Tanggal Formula 20/02/2021 4. Tanggal Produksi 5. No. Registrasi DBL2114572123B1 6. No. Batch 2103021 D. Alasan Penambahan a. Alasan formulasi 1. Serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang biasanya terdiri dari Na bikarbonat, asam sitrat, dan asam malat. Biasanya ditmbahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskankarbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214) Asam malat direaksikan dengan sumber karbonat yang mempunyai bau yang khas, lembut dan cukup tinggi untuk larut dalam sediaan effervescent (Lachman, 1994). 2. Formulasi dari zat akktif yang digunakan adalah serbuk susu jagung dibuat dalam bentuk effervescent karena merupakan alternatif pengembangan produk minuman berkhasiat. Selain itu, keunggulan dari serbuk effervescent dibandingkan minuman dan serbuk biasa



adalah kemampuan untuk menghasilkan karbondioksida yang memberikan rasa segar seperti pada air soda. Adanya gas tersebut akan menutupi rasa pahit serta mempermudah proses kelarutan tanpa melibatkan pengadukan normal (Suryanto, 2005).



3. susu jagung juga mengandung kadar air yang tinggi, sehingga mudah mendapatkan gangguan mikroorganisme yang mengakibatkan susu ini tidak dapat disimpan lama. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diupayakan suatu teknologi yang dapat mengolah susu jagung dalam bentuk cair menjadi susu bubuk agar dapat disimpan lama(zuhra,dkk,2012) 4. Komponen formula terdiri atas serbuk susu jagung, asam sitrat, asam malat, sukralosa dan perisa vanilli dibasahi dengan air (1: 4) yang artinya perbandingan antara zat aktif dan zat tambahan adalah 1 : 4 yaitu 1 bagian zat aktif dan 4 bagian zat tambahan sehingga digunakan serbuk susu jagung sebanyak 20%.



5. Senyawa yang diambil dalam susu jagung ini yaitu kandungan vitamin A. menurut iskandar 2011 kandungan yang terdapat dalam susu jagung yaitu :



Berdasarkan tabel tersebut, kandungan susu jagung yang paling banyak yaitu vitamin A sebanyak 400,0 UI, maka dari itu, dalam formula ini kami mengambil kandungan vitamin A sebagai zat aktif. b. Alasan penambahan zat tambahan 1. Asam sitrat 1) Asam sitrat merupakan asam yang umum digunakan sebagai asam makanan dan relatif lebih murah (Lachman, 1989:287) 2) Asam sitrat digunakan untuk dikombinasikan dengan asam tartrat yang menghasilkan granul. Asam sitrat tidak bisa sebagai asam tunggal karena granul yang dihasilkan merupakan campuran lekat dan sukar menjadi granul. Keistimewaan yang diambil sebagai kelebihan dan digunakan dalam pengolahan granul dengan metode peleburan yaitu penggunaan kombinasi asam-asam ( Ansel, 214). 3) Asam sitrat memiliki kelarutan yang tinggi mempunyai kekuatan asam yang tinggi yang tersedia dalam bentuk granular, anhidrat dan bentuk monohidrat (Rowe, 2009 :181) 4) Keunggulan asam sitrat dibanding asam lain adalah sebagai bahan asam yang bertugas menghasilkan karbondioksida ketika bereaksi dengan sumber karbonat



dalam air, asam sitrat juga mudah didapat dipasaran dan harganya murah (Amina, 2011 :8) 5) Konsentrasi asam sitrat yang digunakan dalam formulasi adalah (nnti diisi sesuai formula diperhitungan bahan). Karena konsentrasi agar asam sitrat dapat melakukan fungsinya sebaagai asam dalam pembuatan effervescent adalah ±715% (Parrot, 1971 : 65). 2. Asam Tartrat 1) Sumber asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan effervescent adalah asam sitrat dan asam tartrat yang akan dikombinasikan dengan natrium bikarbonat (Ansel, 1989 :214) 10 2) Asam tartrat dalam formulasi farmasi secara luas digunakan dengan kombinasi Na bikarbonat sebagai komponen effervescent serbuk dan tablet (ansel, 214; Handbook Of pharmaceutical Exipient 6th Edition, 731). 3) Asam tartrat digunakan untuk membentuk senyawa molekul dan bahan aktif farmasi untuk meningkatkan sifat fisikokimia seperti laju disolusi dan kelarutan (Rowe, 2009:731) 4) Keunggulan asam tartrat dari asam lain adalah memiliki kelarutan yang cukup baik yang daya asamnya sama besar dengan asam sitrat (Amina, 2011:4) 5) Konsentrasi asam tartrat yang digunakan dalam formulasi adalah (nnti diisi sesuai formula diperhitungan bahan) Karena konsentrasi asam tartrat agar melakukan fungsinya dalam pembuatan effervescent adalah ±15-25% (Parrot, 1971:65). 3. Natrium bikarbonat



1.) Natrium bikarbonat digunakan dalam formulasi farmasi sebagai sumber karbondioksida dalam tablet maupun serbuk effervescent (Ansel, 1989:2014) 2) Effervescent biasanya terdiri dari Na. Bikarbonat, asam sitrat dan asam tartrat yang bila ditambah dengan air asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 1989:214) 3) Na bikarbonat dipilih dalam formlasi ini karena lebih stabil dibandingkan dengan Na karbonat dan atau dengan basa organik lainnya (Rowe, 629). 4)Na. Bikarbonat merupakan sumber utama penghasil karbondioksida dalam sistem effervescent, hal ini disebabkan oleh daya larut yang sempurna dalam air, non higroskopis dan harganya murah (Amina, 2011:5) 5) Jumlah basa yang paling dapat diterima dalam komposisi sediaan effervescent adalah 25% sampai 40% dari berat yang diinginkan (Wehling dan Fred, 2004).



6) Natrium bikarbonat (NaHCO3) dapat digunakan sebagai pembentuk reaksi basa dan bertindak dalam menetralisir asam serta dapat menghasilkan buih dan membebaskan karbondioksida(CO2) serta larut sempurna dalam air. ( Pulungan dan Beni,2004) 7) Natrium bikarbonat akan menutupi rasa pahit serta mempermudah proses pelarutannya tanpa melibatkan pengadukan secara manual, dengan syarat semua omponennya bersifat sangat mudah larut dalam air (Wiyono,2011) 4. sukralosa 1). Sukralosa memiliki tingkat kemanisan 600 kali sukrosa namun tidak memiliki after taste pahit seperti pemanis buatan lainnya, tidak memberikan kalori apabila dikonsumsi, tidak menyebabkan kerusakan gigi, dan cukup stabil terhadap suhu pemasakan dan suhu pemanggangan di dalam oven 24oC (Molinary dan Quinlan, 2006). Di dalam industri minuman, sukralosa banyak dipakai untuk minuman berkarbonasi, susu, dan jus (Imam, dkk , 2010). 2. )Sukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh karena tidak terurai sebagaimana halnya dengan sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung dikeluarkan oleh tubuh tanpa perubahan. Hal tersebut menempatkan sukralosa dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui serta anak-anak segala usia (BSN, 2004). 3.) Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies gigi, perubahan genetik, cacat bawaan, dan kanker. Selanjutnya sukralosa tidak pula berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap perubahan genetik, metabolisme karbohidrat, reproduksi pria dan wanita serta terhadap sistem kekebalan. Oleh karena itu, maka sukralosa sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe I maupun II (BSN, 2004). 4) ADI (Acceptable (Acceptable daily intake) dari sukralosa menurut WHO adalah sampai 15 mg/kg BB (Rowe, 2009). 5) Penggunaan sukralosa tidak menyebabkan risiko neurologik, gangguan reproduksi, maupun efek karsinogenik. Keunggulan dari sukralosa adalah relatif stabil terhadap panas, sehingga tingkat kemanisan tidak banyak berubah (Brannen dkk, 1990).



5. perisa vanilla 1. Digunakan vanila sebagai pemberi rasa dan aroma karena, saat ini Indonesia termasuk negara kedua di dunia sebagai penghasil panili setelah Madagaskar (Rosman,2005) 2. Digunakan untuk menutupi rasa pada sediaan serta memberi warna yang cerah pada sediaan (Jenkins, 1957: 896). 3. Hasil analisa kadar vanilin dari bubuk vanili yang didapatkan adalah 0,15%. Menurut Yuliani (2008) vanilin adalah senyawa organik dengan rumus molekul C8H8O3. Gugus fungsi yang terdapat pada senyawa vanilin adalah aldehida, eter, dan fenol. Gugus aldehid pada senyawa vanilin merupakan gugus yang sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. E. Uraian Bahan 1. Serbuk susu jagung Serbuk Susu jagung (Satya, 2013) Nama rresmi : Jagung Pemerian : serbuk hablur, berwarna kuning sampai putih gading, berasa agak asam dan praktis tidak larut dalam air. Kegunaan : menurunkan tekanan darah tinggi, cacar air, dan sakit ginjal 2. Vitamin A Nama Resmi



: RETINOL



Nama Lain



: Vitamin A, Antixeropthalmic, Axerophtholum



Rumus Molekul



: C20H30O



Berat Molekul



: 286,5



Rumus Struktur



:



Titik lebur



: 62-64 ºC



Titik didih



: 421,2 ºC at 760 mmHg



Indeks bias



: 1.549



Pemerian



: Kuning terang, padat merah berminyak saat membeku atau memadat. Tidak berbau tengik.



Kelarutan



: Dalam bentuk cair larut dalam air dan dalam glycerol. Sangat larut dalam kloroform dan eter. Larut dalam alcohol dehidrat



dan dalam minyak sayur. Dalam bentuk padat agak tidak larut dalam air. Dapat diencerkan dengan minyak goreng. Penyimpanan



: Dalam wadah kedap udara. Jauhkan dari cahaya.



Farmakokinetik



: Vitamin A diabsorbsi semua melaui usus halus dan kadarnya dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam, tetapi absorbs dosis besar vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui tinja.



Kestabilan



: Vitamin A diketahui dapat rusak dengan cepat oleh paparan sinar ultraviolet dan cahaya matahari dapat menyebabkan degradasi dengan cepat.



Indikasi



: Keratomalansia, hemeralopia, xerophthalmia



Kontra Indikasi



: -



Efek Samping



: -



Inkampatibilitas



: Sensitif terhadap oksidasi udara, bahkan dalam kondisi padat, terutama dalam bentuk alkoholnya. Proses oksidasi ini, terutama dalam bentuk larutan, dikatalisis oleh logam seperti Fe dan Cu. Mengalami inaktivasi sinar ultraviolet. Retinil propionat memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap cahaya dibandingkan retinil palmitat.



Stabilitas :



Stabil dalam kondisi basa. Stabilitas meningkat seiring peningkatan pH. Tidak mudah hancur oleh panas tetapi mudah teroksidasi dan kurang stabil dalam asam dibandingkan dalam larutan alkali.



Ph :



Pada pH di bawah 6, vitamin A mengalami isomerisasi. Pada retinil



palmitat,



isomerisasi



terjadi



hingga



tercapai



kesetimbangan rasio 2:1 antara all-trans retinil palmitat dan isomer cis-nya. Bentuk isomer cis memiliki aktivitas yang lebih rendah dari bentuk all-trans. Dosis



: 25 mg - 45 mg (anak-anak umur 1-10 tahun)



Kegunaan



: Zat aktif (bagi defisiensi vitamin A)



Toksisitas



: Toksisitas vitamin A kronis dapat memengaruhi banyak sistem organ dan dapat menyebabkan perkembangan osteoporosis dan efek SSP (misalnya sakit kepala). variasi yang luas dalam dosis vitamin A toksik terendah, konsumsi> 25.000 IU setiap hari selama 6 tahun atau 100.000 IU setiap hari selama 6 bulan dianggap beracun.



Farmakologi



: Vitamin A mengikat dan mengaktifkan reseptor retinoid (RAR), sehingga menginduksi diferensiasi sel dan apoptosis beberapa jenis sel kanker dan menghambat karsinogenesis. Vitamin A memainkan peran penting dalam banyak proses fisiologis, termasuk berfungsinya retina, pertumbuhan dan diferensiasi jaringan target, berfungsinya organ reproduksi, dan modulasi fungsi kekebalan.



Manfaat :



Vitamin A atau karotenoid dan vitamin E terdapat pada jagung kuning/ merah. Selain fungsinya sebagai zat gizi mikro, vitamin tersebut berperan sebagai antioksidan alami yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menghambat kerusakan degeneratif sel. Senyawa betakaroten selain memiliki aktivitas vitamin A juga dapat memperlambat penuaan, menambah kekebalan, mengantisipasi kanker, penyakit jantung, stroke, katarak, sengatan matahari, dan gangguan otot (Mayne 1996). Hongmin et al (1996) mengemukakan kemampuan betakaroten untuk menangkap serangan radikal bebas, yang dianggap sebagai penyebab terjadinya tumor dan kanker



3. Asam sitrat (FI IV, 1995:48, Rowe, 2009:181) Nama resmi Nama lain RM/BM



: Acidum citricum : Asam sitrat : C6H8O7/210,14



Rumus struktur



:



Density



: 1,542 g/cm3



Heat of combustion: -1972 kJ/mol (-471,4 kcal/mol)



Heat of solution: -16,3 kJ/mol (-3,9 kcal/mol) at 25C Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar dalam udara kering Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter Incompatibilitas : Asam sitrat ini inkompatibel dengan kalium tartrat, alkali dan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida. Selain itu, senyawa ini juga inkompatibel dengan bahan pengoksidasi, basa, 14 bahan pereduksi dan nitrat. Senyawa ini berpotensi meledak jika dikombinasikan dengan logam nitrat. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup Kegunaan : Sebagai zat asam dalam garam effervescent 4. Asam tartrat (FI IV, 1995:53, Rowe, 2009: 731) Nama resmi : Acidum Tartaricum Nama lain : Asam tartrat RM/BM : C4H6O6/150,09



Rumus struktur : Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau kuning atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabil diudara Stabilitas : Asam tartrat merupakan bahan yang stabil Incompatibilitas : Asam tartar incompatibel dengan perak dan bereaksi dengan logam karbonat dan bikarbonat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai zat asam dalam serbuk effervescent



5. Natrium bikarbonat Nama resmi : NATRII HYDROGEN CARBONAS Nama lain : Natrium bikarbonat, sodium bikarbonat, Sodium hydrogen carbonate Rumus Molekul : NaHCO3 Struktur molekul :



Berat Molekul : 84,01 g/mol Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa asin



Kelarutan : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) Stabilitas : Natrium biakrbonat diubah kedalam bentuk monohidrat ketika berinteraksi dengan air dan menghasilkan buih. Senyawa ini mulai kehilangan CO2 pada temperatur diatas 4000C dan terdekomposisi sebelum mendidih Incompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi dengan asam, garamgaram asam, garam-garam alkaloid, dengan pembebasan karbondioksida Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai sumber basa dalam serbuk effervescent pH : 8,3 dalam larutan air Titik lebur : 2700C Range konsentrasi : 25% - 40% 6. Sukralosa Nama Resmi : SUCRALOSE Nama Lain : 1,6-Dichloro-1,6-dideoxy-β-fructofuranosyl-4-chloro-4- deoxy-α-Dgalactopyranoside (Cahyadi, 2008). Berat Molekul : 397.6 g/mol (Pubchem, 2005). Rumus Molekul : C12H19Cl3O8 (Pubchem, 2005). Rumus Struktur : (Rowe dkk, 2009).



Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih hingga hampir putih, dan memiliki aliran yang baik (Rowe dkk, 2009). Kelarutan : Mudah larut dalam air, metanol, metanol, dan etanol 95%; sedikit sedikit larut dalam etil asetat, asetat (Rowe dkk, 2009). Penyimpanan :Stabilitas : Relatif stabil terhadap panas (Brannen dkk., 1990). Inkompatibilitas : - pH : PH 6-8 (100g/l, H2O, 20°C) (ChemBook, 2020). Kegunaan : Zat pemanis (Rowe dkk, 2009). Titik Didih : 104-107oC (ChemBook, 2020). Titik Leleh : 130oC (ChemBook, 2020).



F. Perhitungan a. Dosis b. Perhitungan Bahan G. Cara kerja a. Pembuatan Susu Jagung 1. Dipilih jagung yang masih muda 2. Dikupas/dipipil jagung dari tongkolnya 3. Ditimbang jagung sebanyak 1 kg 4. Dihaluskan jagung dengan menggunakan blender, hasil blender kemudian disaring untuk mendapatkan filtrat 5. Ditambahkan 400 gr gula dan garam 20 gr ke dalam filtrat kemudian diaduk sampai homogen 6. Dipanaskan pada suhu 70-80ºC selama 15 menit 7. Disimpan dalam botol b. Pembuatan serbuk susu jagung 1. Filtrat susu jagung dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhhu 3040 ºC selama 2 hari sampai diperoleh bentuk serbuk kasar 2. Dihaluskan serbuk yang didapat, kemudian diayak dengan ayakan mesh untuk mendapatkan serbuk yang homogen. c. Pembuatan Serbuk Effervescent susu jagung 1. Semua bahan ditimbang 2. Asam sitrat di dalam lumpang sebanyak 3. Digerus hingga homogen 4. Ditambahkan serbuk susu jagung sebanyak 5. Digerus hingga homogen 6. Ditambahkan asam malat sebanyak 7. Digerus hingga homogen 8. Ditambahkan sukralosa sebanyak 9. Digerus hingga homogen 10. Dimasukkan ke dalam wadah tumbling 11. Ditambahkan Na. Bikarbonat 12. Digoyang-goyangkan hingga homogen 13. Setelah itu, diayak dengan ayakan no mesh 14 14. Ditimbang granul basah 15. Dikeringkan dalam oven pada suhu 500 C selama 2 jam 16. Ditimbang granul kering 17. Dievaluasi



18. Di kemas H. Evaluasi Daftar pustaka Etiket Brosur Kemasan