4 0 571 KB
LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG KELUARGA BERENCAN (KB) DI RUANG POLI KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Maternitas
Koordinator Mata Kuliah: Ns. Revani Hardika, M.Kep
Disusun Oleh: RIZKI UTARI MAULIDIYA NIM. 201133059
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK PRODI PROFESI NERS TAHUN 2021 i
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK VISI "Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional Tahun 2020"
MISI 1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Kompetensi. 2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Penelitian. 3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis IPTEK dan Teknologi Tepat Guna. 4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri, Transparan dan Akuntabel. 5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
ii
LEMBAR PENGESAHAN TENTANG KELUARGA BERENCAN (KB) DI RUANG POLI KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA
Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas Semester
: I (Ganjil)
Institusi
: Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi
: Profesi Ners
Pontianak, 05 Januari 2021 Mahasiswa
Rizki Utari Maulidiya NIM. 201133059
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Ns. Uray Fretty Hayati, M.Kep NIP. 198102712006042008
Ns. Harry Susilo.,S.Kep NIP. 198612232017101001
iii
iv
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas asuhan keperawatan ini dapat terselesikan tepat pada waktunya. Terselesainya tugas ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Revani Hardika M.Kep dan tim selaku koordinator Praktik Klinik Matenitas, serta tidak lupa pula kami berterimaksih kepada : 1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak 2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak 3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan Pontianak Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak 4. Bapak Harry Susilo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik puskesmas sungai durian 5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Pontianak yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan pengabdian masyarakat stase komunitas. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Pontianak, 09 Januari 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman VISI DAN MISI......................................................................................................2 LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I KONSEP DASAR.......................................................................................3 A. Definisi Keluarga Berencana (KB).......................................................3 B. Tujuan Program Keluarga Berencana...................................................3 C. Sasaran Program Keluarga Berencana..................................................3 D. Kebijakan Program Keluarga Berencana..............................................4 E. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kehamilan.....................4 F. Kontrasepsi............................................................................................5 BAB II WOC........................................................................................................12 A. Suntik..................................................................................................12 B. Pil........................................................................................................13 C. IUD......................................................................................................14 BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................15 A. Pengkajian Pengkajian........................................................................15 B. Diagnosa Keperawatan........................................................................16 C. Intervensi Keperawatan.......................................................................16 D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan......................21 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
vi
7
BAB I KONSEP DASAR A. Definisi Keluarga Berencana (KB) Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015) Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Keluarga berencana (family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2018). B. Tujuan Program Keluarga Berencana 1.
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
2.
Dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
3.
Pengaturan kelahiran
4.
Pendewasaan usia perkawinan
5.
Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2018).
C. Sasaran Program Keluarga Berencana Untuk mencapai tujuan program KB, maka penggarapan program nasional Keluarga Berencana diarahkan pada 2 bentuk sasaran yaitu: 1.
Sasaran langsung, yaitu: Pasangan Usia Subur (PUS) agar mereka menjadi peserta KB lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas.
2.
Sasaran tidak langsung, yaitu: Organisasi-organisasi dan lembagalembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokohtokoh masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan system nilai 1
2
dikalangan masyarakat yang dapat mendukung usaha pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. D. Kebijakan Program Keluarga Berencana Pola dasar kebijakan program KB saat ini adalah: 1.
Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang-kurangnya sampai berusia 20 tahun.
2.
Menjarangkan kelahiran dengan berpedoman pada caturwarga, yaitu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 orang anak.
3.
Hendaknya besarnya kelaurga dicapai selama dalam usia reproduksi sehat, yaitu sewaktu ibu berusia 20 – 30 tahun.
4.
Mengakhiri kesuburan pada usia 30 – 35 tahun.
E. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kehamilan 1.
Bagi ibu yaitu dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka: a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek. b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2.
Bagi anak – anak yang dilahirkan: a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat. b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.
3.
Bagi anak – anak yang lain: a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik. b. Perkembangan mental
dan sosialnya
lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
3
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber – sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata. 4.
Bagi ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat: a. Memperbaiki kesehatan fisiknya
5.
Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu luang untuk keluarganya
F. Kontrasepsi 1. Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan obat atau alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam yaitu kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan implan) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD dan Kondm) (BKKBN, 2015). 2. Jenis-Jenis Kotrasepsi a.
Kontrasepsi PIL Pil KB atau yang disebut dengan kontrasepsi oral, merupakan metode kontrasepsi berbentuk pil yang cara mengonsumsinya harus diminum sehari sekali pada jam yang sama setiap hari. Pil KB bekerja dengan melepaskan hormon yang membuat ovarium melepaskan telur, dan menebalkan dinding rahim serta membantu menghalangi sperma agar tidak sampai ke sel telur. 1) Cara Kerja a) Menekan ovulasi b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan. c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu d) Mengganggu
pertumbuhan
endometrium,
sehingga
menyulitkan proses implantasi e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
4
2) Jenis-Jenis Pil KB a) Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. b) Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Terdiri dari 21 – 22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivate estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB atau kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap hari 1 pil selama 21 - 22 hari. Umumnya setelah 2 - 3 hari sesudah pil KB atau kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid. c) Pil KB atau kontrasepsi oral tipe Pil mini Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Terdiri dari 21 - 22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg
5
atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid d) Once A Month Pil Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”longacting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang. e) Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pasca sanggama (morning after pil ) Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pasca sanggama, selama 5 hari berturut-turut. 3) Efektivitas Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur. 4) Keuntungan a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan d) Kista Ovarium e) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim f) Pemulihan kesuburan hampir 100% 5) Kontraindikasi a) Menyusui (khsusu pil kombinasi) b) Pernah sakit jantung c) Tumor/keganasan d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
6
e) Perdarahan pervagina yang belum diketahui sebabnya f) Penyakit gondok g) Gangguan fungsi hati & ginjal h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun 6) Efek Samping Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan bulan. b. Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi Suntik adalah kontrasepsi yang diberikan melalui suntik intra muskular (dalam otot) di daerah bokong yang mengandung hormon progestin. Terdapat 2 jenis yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetati dan Depo Noretisteron Enantat. Jenis suntikan ini diberikan tiap 3 bulan sekali dan 1 bulan sekali serta bisa digunakan dalam 7 hari setelah bersalin (BKKBN,2015) 1) Cara Kerja a) Mencegah ovulasi b) Mengentalkan
lendir
serviks
sehingga
menurunkan
kemampuan penetrasi sperma c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba fallopi. 2) Jenis-Jenis Suntik Terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu : a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat). b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan
7
dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong) 3) Efektivitas Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%. 4) Keuntungan a) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat b) Dapat dipakai dalam waktu yang lama c) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu 5) Kontraindikasi a) Hamil atau dicurigai hamil b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. c) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. d) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara. e) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi 6) Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA ini memiliki efek samping seperti: gangguan haid (berupa amenorea, spotting atau menoragia), terjadinya kenaikan atau penurunan berat badan, mengalami depresi, keputihan, timbulnya jerawat pada wajah, rambut mengalami kerontokan, pusing/sakit kepala, mual dan muntah, serta perubahan libido/dorongan seksual. Efek samping ini akan timbul dan paling sering (57% dalam 3 bulan pertama) adalah ketidak teraturan haid (perdarahan tidak teratur, sering, dan/atau berkepanjangan), yang membaik setelah 3 bulan atau lebih setelah setahun pertama (30% dari pengguna akan terus mengalami ketidak teraturan). Sakit kepala, nyeri tekan payudara, jerawat, keputihan dan perubahan mood mereda setelah 3 bulan pertama (Setyoningsih, 2020)
8
c. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR adalah Suatu alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang fleksibel dipasang dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak (BKKBN, 2015). 1) Cara Kerja AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Cara kerja IUD sebagai berikut: a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus 2) Jenis-Jenis IUD a)
Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun
9
b) Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
c) Multi load IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar,short , dan mini
d) Lippes loop IUD ini berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
10
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik
3) Efektivitas Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1 tahun) 4) Keuntungan a) Tidak terganggu faktor lupa b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan c) menggunakan tembaga T 380 A) d) Mengurangi kunjungan ke klinik e) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang 5) Kontraindikasi a)
Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit c)
kelamin
d) Pernah menderita radang rongga panggul e)
Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
f)
Riwayat kehamilan ektopik
g) Penderita kanker alat kelamin 6) Efek samping a) Perdarahan dank ram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan.
11
b) Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya c) Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim. d. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit. 1) Cara Kerja AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Bekerja dengan cara: a) Lendir serviks menjadi kental b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi c) Menekan ovulasi 2) Jenis-Jenis AKBK a) Norplant Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun. b) Implanon Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3- ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c) Jadena Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3 tahun. 3) Efektivitas Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
12
3) Keuntungan a) Sekali pasang untuk 3 tahun b) Tidak mempengaruhi produksi ASI c) Tidak mempengaruhi tekanan darah d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk di tubektomi 4) Kontraindikasi a) Hamil atau disangka hamil b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya c) Tumor/keganasan d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis 5) Efek samping Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis. e. Kondom Pria Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama 1) Cara Kerja Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum 2) Efektivitas Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB. 3) Keuntungan a) Dapat dipaki sendiri b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain e) Tidak mengganggu kesehatan
13
f) Tidak ada efek samping sistemik g) Tersedia secara luas h) Tidak perlu resep atau penilaian medis i) Tidak mahal (jangka pendek) 4) Kontraindikasi Alergi. f. Kontrasepsi Mantap (Kontap) Metode Operasi Pria (MOP) adalah Prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan penghambatan/pemotongan saluran pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi dan Metode Operasi Wanita (MOW) yaitu suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran tuba (BKKBN,2015) 1) Cara Kerja Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma 2) Efektivitas Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%. 3) Keuntungan a) Paling efektif b) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisamdijamin). c) Tidak perlu perawatan khusus 5) Kontraindikasi Tidak ada. 6) Efek Samping Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
BAB II WOC
14
15
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Pengkajian 1.
Data Subjektif a. Identitas Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, nomor telepon. b. Keluhan Utama Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/menurunnya BB. c. Riwayat KB Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut. d. Riwayat Obstetri Lalu Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. e. Riwayat Kesehatan Klien Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dismenore atau tidak, flour albus atau tidak. f. Riwayat Kesehatan Keluarga Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara. g. Pola Kehidupan Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari – hari.
16
2.
Data Objektif a. Pemeriksaan Umum Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernapasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran. b. Pemeriksaan Khusus 1) Wajah: dilihat adanya bercak hitam (chloasma), adanya oedema, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik. 2) Leher: diraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis. 3) Dada: dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara. 4) Genitalia: dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene. 5) Ekstremitas: dilihat adanya oedema pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas, adanya varises pada ekstremitas bawah.
B. Diagnosa Keperawatan 1.
Nyeri akut
2.
Ansietas
3.
Defisit pengetahuan
C. Intervensi Keperawatan 1.
Nyeri Akut Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian a. Memudahkan intervensi
keperawatan
nyeri
selama 1x24 jam klien
komprehensif
tidak
termasuk
mengalami
nyeri
dengan criteria hasil:
nyeri,
a. Klien
frekuensi,
melaporkan
nyeri berkurang b. Klien
secara
menentukan intervensi
lokasi durasi, kualitas
dan faktor presipitasi.
mengatakan b. Observasi reaksi non
selanjutnya.
17
mampu
mengontrol
nyeri c. Klien
verbal
dari
ketidaknyamanan mampu c. Kontrol
mengenali nyeri
b. Mengidentifikasi
tekanan
darah klien.
adanya
nyeri
pada
klien. c. Perubahan
tekanan
darah
dapat
mengindikasikan adanya d. Kontrol
lingkungan
yang
dapat
reaksi
pemberian
obat
pencahayaan,
–
obatan.
mempengaruhi nyeri d. Mengurangi seperti suhu ruangan,
dari
faktor
pencetus nyeri.
dan
kebisingan. e. Kurangi
faktor
presipitasi nyeri. e. Apabila
faktor
pencetus
berkurang
maka intensitas nyeri f. Bantu
klien
keluarga
dan
akan berkurang.
untuk
mencari
dan f. Dukungan
dari
menemukan
keluarga
dapat
dukungan.
membantu
klien
g. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi: dalam, distraksi,
mengatasi nyeri.
napas g. Teknik
relaksasi, kompres
hangat/dingin.
non
farmakologi
yang
benar akan membuat klien nyaman
rileks
dan
sehingga
18
dapat h. Tingkatkan istirahat.
mengurangi
nyeri. h. Istirahat
akan
membuat
klien
merasa
nyaman,
sehingga nyeri dapat i. Kolaborasi: analgetik
berikan
berkurang.
untuk i. Penggunaan agens –
mengurangi nyeri.
agens
farmakologi
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan
nyeri. 2.
Ansietas Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Setelah dilakukan a. Identifikasi tingkat a. Membantu intervensi selama
keperawatan 1x24
kecemasan.
menentukan
jam
intervensi
kecemasan klien teratasi dengan criteria hasil:
selanjutnya. b. Bantu
a. TTV klien dalam batas normal
mengenali yang
b. Postur tubuh, ekspresi
klien b. Mengidentifikasi situasi
menimbulkan
sumber
kecemasan
klien.
kecemasan.
wajah, bahasa tubuh c. Dorong klien untuk c. Mengungkapkan dan tingkat aktivitas
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
menunjukkan
perasaan, ketakutan,
dan
berkurangnya
persepsi.
mengurangi
kecemasan c. Klien
persepsi
akan
kecemasan klien. mampu d. Dengarkan
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan gejala
dengan d. Membuat
penuh perhatian.
klien
merasa tenang dan mengurangi
19
cemas
kekhawatiran klien.
d. Klien
mampu
mengungkapkan menunjukkan untuk
dan e. Temani klien untuk teknik
mengontrol
cemas
e. Memberikan memberikan
dan
keamanan
dan
mengurangi takut. f. Jelaskan
keamanan pada klien
semua
prosedur
dan
apa
yang
dirasakan
selama prosedur.
mengurangi
takut. f. Mengurangi kecemasan
klien,
meningkatkan pemahaman mengenai
klien prosedur
tindakan yang akan dilakukan. g. Libatkan
keluarga
untuk mendampingi klien.
dapat
memberi
dukungan
positif kepada klien. h. Untuk
h. Instruksikan klien
g. Keluarga
pada untuk
mengurangi
kecemasan
yang
dirasakan klien.
menggunakan teknik relaksasi. i. Kolaborasi: berikan obat anti cemas.
i. Pemberian obat anti cemas sesuai dengan kebutuhan dapat
klien
mengurangi
kecemasan klien.
3.
Defisit Pengetahuan
20
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Membantu intervensi
keperawatan
menentukan
jenis
selama 1x24 jam klien
pengetahuan
yang
menunjukkan pengetahuan
akan diberikan pada
tentang kontrasepsi dengan
klien.
criteria hasil: a. Klien
pengetahuan klien.
b. Jelaskan menyatakan
kepahaman
tentang
tentang b. Meningkatkan
kontrasepsi, jenis – jenis
kontrasepsi,
kondisi
kontrasepsi,
kekurangan
jenis
kontrasepsi,
kelebihan masing –
kelebihan
&
masing
&
kontrasepsi
kekurangan, serta cara
dan
menggunakannya
penggunaannya.
b. Klien
pemahaman klien.
mampu c. Jelaskan
cara cara c. Meningkatkan
melaksanakan prosedur
mengatasi
masalah
pemahaman
yang dijelaskan secara
yang
mungkin
dan membantu klien
benar
muncul
c. Klien menjelaskan apa
mampu
pemakaian
kembali
kontrasepsi.
saja
setelah
yang d. Diskusikan
mengatasi
klien masalah
yang muncul. d. Memilih kontrasepsi
dijelaskan perawat/tim
pemilihan
yang tepat dan sesuai
kesehatan lainnya
kontrasepsi.
dapat
mengurangi
kecemasan klien & e. Dukung klien untuk mengeksplorasi atau
memenuhi kebutuhan klien.
mendapatkan second e. Memperluas opinion dengan cara yang tepat.
pemahaman klien.
21
D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan Judul / Tahun
:
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Di Lingkungan Vii Kelurahan Sei Sikambing B Medan Sunggal Nama Peneliti
:
Heni Triana Jurnal
:
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 2, Juli 2018 ISSN 2614-4719
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Kehamilan adalah masa seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanet. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Meskipun masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dan hampir sama, akan tetapi efektivitas kontrasepsi juga dipengaruhi oleh perilaku dan tingkat sosial budaya pemakainya. Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ini didapat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan dengan setelah dilakukan penyuluhan.
22
DAFTAR PUSTAKA Hadi M., Y., & Yuliawati. (2019). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Implant Terhadap Peningkatan Berat Badan dan Hypertensi di Kabupaten Lampung Timur.
Jurnal
Kesehatan,
6(2),
88–93.
Retrieved
from
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id Nastangin. (2019). Vasektomi dan Tubektomi Perspektif Maqasid Al-Syariah. Journal
of
Islamic
Family
Law,
3(1).
Retrieved
from
http://jurnal.iainkediri.ac.id Padila. (2017). Keperawatan Maternitas Sesuai Dengan Standar Kompetensi (PLO) dan Kompetensi Dasar (CLO). Yogyakarta: Nuha Medika. Pratiwi, A. I. (2019). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung. Jurnal Kebidanan, 8(1), 1–11. Retrieved from jurnal.stikeswilliambooth.ac.id Revina, Sakung, J., & Amalinda, F. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik pada Akseptor KB di Kelurahan Panasakan Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli. Jurnal Kolaboratif
Sains,
1(1),
1052–1063.
Retrieved
from
http://jurnal.unismuhpalu.ac.id Rusmini, Purwandani, S., Utami, V. N., & Faizah, S. N. (2017). Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berbasis Evidence Based. Jakarta: Trans Info Media. Setiyaningrum, E. (2016). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info Media. Sibagariang, E. E. (2016). Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi Revisi. Jakarta: Trans Info Media.\ Sinyal, M. P., Rompas, S., & Bataha, Y. (2019). Penggunaan Alat Kontrasepsi Oleh Akseptor di Rumah Sakit Manado Medical Center Periode JuliDesember 2018. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 7(1), 1–7. Retrieved from
23
http://ejournal.unsrat.ac.id Sri Winarsih. (2017). Memahami Kontrasepsi Hormonal Wanita. Jakarta: Transmedika. Triyanto, L., & Indriani, D. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Wanita Menikah Usia Subur di Provinsi Jawa Timur. The Indonesian Journal of Public Health, 13(2), 244–255. https://doi.org/10.20473/ijph.vl13il.2018.244-255 Wayanti, S., Rahardjo, S., & Choirin, M. (2018). Dukungan Suami dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Implant pada Ibu Post Partum (Studi di Kelurahan Kemayoran Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bangkalan). Jurnal Pamator, 11(1), 83–91. Retrieved from http://journal.trunojoyo.ac.id Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standan Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI