2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya. Tahapan perancangan sangat diperlukan untuk memudahkan engineer bekerja; 1. Pekerjaan tepat waktu 2. Biaya sesuai rencana dan 3. Produk berfungsi dengan baik. Dalam merancang suatu alat atau produk diperlukan sebuah acuan yang digunakan untuk membuat alat atau produk tersebut. Sehingga kita harus mengetahui metode-metode perancangan yang digunakan oleh para enginer didunia sehingga langkah-langkah yang kita lakukan dapat diketahui letak keslahannya andaikan alat atau produk kita gagal. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah a. Mahasiswa mengetahui metode-metode peancangan. b. Mahasiswa dapat menganalisa perbedaan masing-masing metode. c. Mahasiswa dapat memilih metode yang sesuai dengan keadaan. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam makalh ini yang akan kami bahas adalah a. Macam-macam metode perancangan. b. Pengertian masing-masing metode. c. Diagram alir dari masing-masing metode.



BAB II PEMBAHASAN 1



2.1 Metode Perancangan Pahl Beitz Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masingmasing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah : 1. Perencanaan dan penjelasan tugas 2. Perancangan konsep produk 3. Perancangan bentuk produk (embodiment design) 4. Perancangan detail Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya, pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen produk sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu. Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya.



2



3



2.1.1 Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat. Fase pertama tersebut perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut dikembangkan lebih lanjut. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyartan teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan perusahaan dan ekonomi negara. Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap kegiatan dalam proses perancangan.



2.1.2 Perancangan Konsep Produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternativ konsep produk dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa gambar skets atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep produk terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya. Dari diagaram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah.



4



2.1.3 Perancangan Bentuk (Embodiment Desaign) Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk. Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout. Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lainlain yang lebih ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout. Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk, kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain.



2.1.4 Perancangan Detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga kemungkianan cara pembuatan setiap produk sudah dijajagi dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk. 2.2 Metode Perancangan James H. Erle Metode perancangan menurut James H. Erle adalah sebagai berikut : 1.



2.



IDENTIFY



IDEATE a



5



a



6.



5.



4.



3.



REFINE



ANALYZE



DECIDE



IMPLEMENT



2.2.1 Identifikasi Masalah (identify) Identifikasi masalah adalah kegiatan mengamati atau mencari tahu suatu kebutuhan dan merupakan langkah awal ketika seorang perancang menyelesaikan suatu masalah. Pertama yang dilakukan adalah mengenal kebutuhan selanjutnya mengusulkan kriteria rancangan. a. Daerah identifikasi masalah Ada dua daerah identifikasi masalah yaitu mengenai pengenalan kebutuhan dan idenfikasi kriteria. Pada rancang bangun ini untuk identifikasi masalahnya mengenai pengenalan kebutuhan. Untuk mengenal sebuah kebutuhan biasa dimulai dengan pengamatan sebuah masalah atau kerusakan pada produk ataupun sistem yang perlu diperbaiki, diantaranya yaitu : 1. Kelemahan rancangan. 2. Kebutuhan akan solusi. 3. Peluang pasar. 4. Penyelesaian yang lebih baik. b. Langkah identifikasi masalah Langkah identifikasi masalah diperlukan untuk menetapkan tuntutan, keterbatasan, dan informasi pendukung yang lain tanpa terlibat dalam penyelesaian masalah. Langkah identifikasi masalah meliputi : 1. Mencari dudukan masalah Menggambarkan masalah untuk memulai proses berpikir. 2. Membuat daftar tuntutan Merupakan daftar kondisi-kondisi yang harus perancang penuhi.



6



3.



Membuat sketsa dan catatan Sketsa merupakan ide desainer yang dituangkan dalam visual 2 dimensi atau 3 dimensi. Sketsa dibuat untuk ide yang disertai dengan catatan, sehingga ide ini nantinya dapat dipelajari dan dibicarakan bersama. 4. Mengumpulkan data Kegiatan mengumpulkan data berdasarkan kecenderungan masyarakat, rancangan yang berhubungan, sifat-sifat fisik, laporan penjualan, mempelajari pasar. 2.2.2 Ide Awal Kreatifitas sangat tinggi pada tahap ide awal dalam proses desain, karena tidak ada batasan berinovasi, mencoba, dan tantangan. Pada tahap selanjutnya dari proses desain, kebebasan kreatifitas dikurangi dan kebutuhan akan informasi semakin bertambah. a. Individu dan tim Desainer bekerja sebagai individu sekaligus sebagai anggota tim kerja. 1. Pendekatan individu Sebagai individu, desainer harus mempunyai sketsa dan catatan untuk berkomunikasi sebdiri kemudian dengan yang lain. Tujuan mereka adalah menghasilkan ide sebanyak mungkin, karena ide yanglebih baik akan lebih banyak muncul dari list ide yang panjang. Sketsa yang cepat dapat menangkap gagasan yang berlalu, sebaliknya akan hilang selama pencarian ide. 2. Pendekatan tim Disini akan muncul perbedaan dan ruang lingkup ide yang lebih luas pada proses desain, namun biasanya akan diiringi adanya masalah manajemen dan koordinasi. Tim akan lebih baik dengan adanya pemimpin yang dipilih untuk mengarahkan aktivitas. Tim harus mewakili individu dan kelompok kerja untuk mengambil keuntungan dari keduanya. Sebagai contoh setiap anggota mengumpulkan ide awal, membawa kepertemuan dan membandingkan solusi yang mungkin diambil. Pada akhirnya mengembalikan pada kerja individu dengan harapan baru. b. Brainstorming Brainstorming adalah teknik penyelesaian masalah dimana anggota kelompok secara spontan mengungkapkan ide. Aturan brainstorming yaitu: 1. Kritikan dilarang, pendapat tentang ide harus disimpan. 2. Kebebasan dianjurkan.



7



3. Kuantitas dituntut, artinya semakin banyak ide semakin mudah mengambil atau menemukan ide cemerlang. 4. Kombinasi dan perbaikan kebutuhan. Harus dicari cara untuk perbaikan ide yang lain. c. Rencana untuk kegiatan Langkah selanjutnya adalah melengkapi langkah ide awal pada proses desain yaitu : 1. Mengumpulkan ilham. 2. Menyiapkan sketsa dan catatan. 3. Mengumpulkan data latar belakang. 4. Melakukan survey. d. Info latar belakang Salah satu untuk mengumpulkan ide adalah dengan mencari produk dan desain yang sama untuk dipertimbangkan. Dalam mencari informasi dapat dilakukan diantaranya melalui media internet yaitu artikel-artikel dan jurnal, serta bebrapa buku. e. Survei opini Desainer harus mengetahui sikap konsumen tentang produk baru, pada tahap desain awal. 1. Apakah produk dibutuhkan? 2. Apakah konsumen tertarik pada produk? 3. Apakah produk akan dibeli? 4. Bentuk seperti apa yang disukai? 5. Berapa harga yang mereka sanggup untuk produk ini? 6. Apakah warna dan ukurannya bagus? Untuk melakukan survei, level konsumen sasaran produk harus di identifikasi, misalnya apakah peljar, karyawan, dan lail-lain 2.2.3 Perbaikan ide Perbaikan dari ide-ide rancangan awal adalah permulaan dari kreativitas dan imajinasi yang tidak terbatas. Seseorang perancang sekarang ini berkewajiban memberikan pertimbangan utama pada fungsi dan kegunaanya. Sesi berdiskusi merupakan jalur yang baik untuk mengumpulakan ide yang bagus, revolusioner, dan bahkan liar. Sketsa kasar, catatan, dan komentar dapat menangkap dan mempertahankan persiapan ide untuk penyaringan lebih lanjut. Ide selanjutnya lebih baik pada tahap ini. Selanjutnya, persiapan ide yang baik dapat dipilih dengan penyaringan untuk menentukan yang pantas. Sketsa gambar harus dapat dikonversi ke skala gambar untuk analisis tempat (lay out), penentuan pengukuran penting, dan perhitungan



8



area dan volume kira-kira. Ilmu geometri membantu dalam menentukan hubungan tempat, sudut antara bidang, panjang dari struktur, hubungan permukaan dan bidang, dan hubungan geometrik lainnya. Sebelum gambaran geometri bisa diaplikasikan, perancang harus dapat menggambar pandangan ortographis untuk menskalakan dari pandangan yang membantu diproyeksikan. Geometri diskriptif mempunyai aplikasi yang paling besar dalam langkahlangkah perbaikan ide dan proses perancangan, langkah ini olehpara perancang disebut membuat gambar-gambar berskala dengan peralatan-peralatan untuk memeriksa dimensi dan geometri yang tidak bisa di ukur dengan akurat pada sketsa yang tidak memakai skala. 2.2.4 Analisa rancangan analisa rancangan adalah pengevaluasian dari sebiah rancangan yang didasarkan atas pemikiran objektif dan merupakan apliaksi teknologi. Analisa rancangan merupakan langakah dimana ilmu pengetahuan digunakan dengan intensif untuk mengevaluasi desain terbaik dan membandingkan kelebihan setiap desain dengan perhatian kepada biaya, kekuatan, fungsi, dan permintaan pasar. Analisa termasuk pengevaluasian dari : a. Fungsi Fungsi adalah karakteristik penting dari sebuah rancangan karena sebuah produk yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya adalah sebuah kegagalan dari keistimewaan produk yang diinginkan. b. Faktor manusia Ergonomi adalah suatu rancangan dari produk dan cocok untuk diperuntukan kepada orang-orang yang menggunakan rnacangan produk tersebut. Keselamatan dan kenyamanan adalah hal yang penting untuk efisien, produktivitas, dan keuntungan. Oleh karena itu, perancanng harus mempertimbangkan fisik, mental, keamanan, kebutuhan, emosional dari pengguna dan bagaimana memberikan kepuasan terbaik kepada mereka. c. Pasar produk Informasi pasar harusnya dikumpulkan untuk dipelajari mengenai kelompok usia, golongan pendapatan, dan lokasi geografis dari calon pembeli produk. Informasi ini membantu dalam perencanaan kampanye iklan untuk meraih konsumen potensial. d. Spesifikasi fisik Sepanjang langkah perbaikan, seorang perancang memerincikan berbagai ukuran, seperti panajang, area, bentuk, dan sudut untuk produk. Selama tahapan analisa perancang menggunakan geometri produk dan material untuk menghitung ukuran bagian dan dimensi, berat, volume,



9



kapasitas, kecepatan, jarak pengoperasian, pengepakan, dan kebutuhan penggapaian dan informasi sejenis. e. Kekuatan Kebanyakan analisa dalam perancangan suatu produk yang diperlukan adalah analisa kekuatan sebuah produk untuk menahan beban produk maksimum, menahan kejutan khusus, dan kepentingan menahan gerakan berulang. f. Faktor ekonomi Para perancang harus bersaing secara ekonomi untuk mempunyai sebuah kesempatan menjadi sukses. Oleh karena itu sebelum mengeluarkan sebuah produk untuk diproduksi, seorang perancang harus menganalisa biaya produk tersebut dan memperkirakan batas keuntungan. Dua metode dari pemberian harga sebuah produk adalah perincian dan perbandingan harga. g. Model Model adalah bantuan yang efektif untuk menganalisa sebuah rancangan dalam tingkat akhir dari pengembangan model tersebut. Para perancang menggunakan model 3 dimensi untuk mempelajari sebuah proposi produk, pengoperasian, ukuran, fungsi, dan daya guna. Tipe dari model yang sering digunakan adalah model konseptual, mock-up, prototype, dan model lay out system, model material, model skala, dan model test. 2.2.5 Keputusan Setelah seorang perancang menyusun analisa perbaikan dan pengembangan untuk beberapa desain, kemudian salah satu dari desain tersebut harus dipilih untuk diimplementasikan. Proses pengambilan keputusan untuk menentukan semua kesimpulan tentang penemuan-penemuan signifikan, keistimewaan, perkiraan-perkiraan dan rekondisi-rekondisi desain tersebut dimulai dengan presentasi dari perancang (tim perancang). Agar mudah pelaksanaannya preseentasiharus terorganisir dan juga dapat mengkomunikasikan semua kesimpulan serta rekomendasi yang ditentukan si perancang sebab hal ini sangat berarti untuk memperoleh dukungan agar proyek tersebut nantinya dapat diterapkan menjadi suatu kenyataan. Pada umunya tim membuat keputusan dari mana pembiayaan harus diperoleh. Sekalipun pengambilan keputusan dipengaruhi oleh fakta, data, analisa, yang pada akhirnya penilaian subjektiflah yang terbaik. Tujuan dari laporan secara lisan dan tertulis adalah untuk memproleh kesimpulan dari suatu proses pelaksanaan proyek sedemikian rupa sehingga nantinya dapat diambil keputusan apakah desain tersebut nantinya diterapkan atau



10



tidak.salah satu dari tiga jenis pengambilan keputusan yang mungkin dibuat adalah : 1. Penerimaan, suatu desain mungkin dapatditerima secara keseluruhan, dengan adanya indikasi kesuksesan darisi perancang. 2. Penolakan, suatu desain mungkin ditolak secara keseluruhan, dan bukan berarti siperancang tersebut gagal. Perubahan dalam situasi ekonomi, desakan oleh para pesaing, atau faktor lain diluar kendaliperancang mungkin membuat desain usang, prematur, atau tak menguntungkan. 3. Kompromi, suatu desain mungkin tidak disetujui sebagian dan kompromi menjadi jalan keluar. 2.2.6 implementasi Implementasi adalah langkah terakhir dalam proses desain, dimana sebuah desain menjadi nyata. Perancang mendetailkan produk dalam gambar kerja dengan spesifikasi dan catatan fabrikasi. Metode grafik sangat penting dalam proses implementasi, karena semua produk diproses berdasrkan gambar kerja dan spesofokasinya. Implementasi juga melibatkan pengemasan, penggudangan, distribusi, dan penjualan prosuk. a. Gambar kerja Gambar kerja dengan pandangan ortografik, dimensi-dimensi dan beberapa catatan menggambarkan bagaimana caranya membuat suatu bagian dari produk. Pengoperasian secara tepat dari gambar kerja dapat memastikan hasil produk akan dapat diidentifikasi apabila instruksiinstruksi di dalam gambar diikuti, tanpa memperthatikan tempat dimana produk tersebut dibuat. b. Spesifikasi Spesifikasi adalah catatan-catatan dsn instruksi-instruksi tertulisyang mendukung informasi yang ditunjukan dalam gambar-gambar tersebut. Spesifikasi mungkin saja dipersiapkan sebagai dokumen-dokumen yang dibuat secara terpisah yang mendukung/menyertai gambar-gambar atau berdiri sendiri manakala gambaran grafik tidak diperlukan. c. Gambar rakitan Gambar rakitan mengilustrasikan bagaimana bagian-bagian tunggal apabila disatukan menjadikannya produk akhir. Gambar rakitan dapat digambarkan dengan gambar 3 dimensi atau pandangan ortografik dalam keadaan terakit penuh, benar-benar terpisah atau sebagian terpisah. 2.3 Metode Perancangan Mengacu Manajemen Mutu ISO 13485 Tahapan proses desain mengacu pada Manajemen Mutu ISO 13485 adalah sebagai berikut Input Desain Desain Rinci



Rencana Desain



Spesifikasi Desain



11



Verifikasi Desain (prot. Fungsional)



Desain Wujud Validasi Desain Verifikasi Desain Pemeliharaan Dokumen (Prot. Komersial) Produksi Masal Perencanaan Proses Produksi (Prot. Profesional)



Dari flowchart diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 2.3.1 Input desain Pada tahap input desain, seorang perancang melakukan kegiatan untuk menemukan inputa tau masukan desain. Langkah-langkah dalam rangka mencari input desain dapat dikelompokan dalam 2 jenis : 1. Input desain internal a. Ide berasal langsung dari diri perancang b. Ide merupakan brainstorming 2. Input desain eksternal a. Keluhan pelanggan b. Kunjungan/pameran c. Survei d. Wawancara dengan calon customer e. Penelitian pasar f. Bedah produk g. Teknologi baru 2.3.2 Rencana desain Setelah mendapatkan ide desain melalui tahap input deain, perancang harus mampu merencanakan dan mengendalikan lamanya proses perancangan dengan membuat rencan desain. Rencana desain yang disusun meliputi tahap input desain sampai hasil rancangan tersebut siap untuk diproduksi masal dilini manufaktur. Hal ini dilakukan agar customer tercapai delivery produk yang tepat waktu dan juga supaya penjadwlan dilini produksi bisa lebih baik. Parameter-parameter yang ada pada lembar rencan desain diantaranya adalah : a. Input desain.



12



b. Pembuatan spesifikasi desain dan klarifikasi biaya. c. Ajukan spesifikasi desain dan kalakulasi biaya kekonsumen. d. Pembuatan konsep desain. e. Ajukan konsep desain kekonsumen dan persetujuan. f. Pembuatan drawing. g. Ajukan drawing ke marketing/konsumen dan persetujuan desain. h. Pembuatan prototype. i. Ajukan prototype kekonsumen/marketing, verifikasi desain dan persetujuan desain. j. Perencanaan mutu. k. Perencanaan proses manufaktur. l. Perencanaan proses inspeksi. m. Trial produk perdana/pertama. n. Validasi desain. o. Serahkan output desain kemarketing dan produksi. 2.3.3 Spesifikasi desain Pada tahap ini, informasi yang masuk pada input desainditerjemahkan oleh perancangan menjadi informasi yang bersifat detail dan teknis. Informasi pada tahapan spesifikasi desain diantaranya adalah sebagai berikut : a. Informasi mekanisme penggerak produk. b. Geometri produk. c. Material produk. d. Sistem safety. e. Fungsi ergonomik. f. Aestetika produk. g. Sistem packaging. h. Jadwal desain dan pengembangan produk. i. Umur produk (product lifetime). 2.3.4 Desain wujud Tahap desain wujud merupakan tahapan yang harus dilakukan perancang untuk memberikan visualisasi beruoa gambar 3D (3 dimensi), dimana data-data awal gambar diambil dari input desain dan spesifikasi desain. Tujuan tahap desain wujud adalah untuk digunakan sebagai media/bahasa yang akan disampaikan kepada konsumen atau marketing dan diberikan penilaian terhadapnya. Pada dasarnya konsumen/marketing akan lebih mudah memberikan klarifikasi jika input desain tersebut sudah tergambarkan dalam bentuk 3D, karena bentuk tersebut bisa memberi gambaran produk yaang nantinya dibuat. Untuk menghasilkan desain wujud yang benar-benar menyerupai produk aslinya, maka perancang dituntut harus menguasai alat bantu gambar berupa software enginering design.



13



2.3.5 Protorype fungsional Setelah didapatkan desain wujud, maka rancangan tersebut harus diverifikasi menggunakan media prototype atau contoh produk. Pada tahap ini prototype yang dibuat masih terbatas pembuktian terhadap fungsi utama produk. Contoh, jika kita merancang sebuah tempat tidur, fungsi utama tempat tidur adalah mampu menahan beban orang yang tidur diatasnya, maka prototype yang kita buat juga harus mampu menahan beban orang tersebut. Prototipe dibagi dalam tiga kelompok : a. Prototipe fungsional. b. Prototipe profesional. c. Prototipe komersial. Setelah prototipe selesai dibuat, maka perlu dilakukan verifikasi yang melibatkan pihak konsumen (bisa diwakilkan marketing), bagian produksi, bagian pengendali kualitas dan pimpinan. Poin-poin dalam verifikasi diantaranya adalah : a. Permasalahan yang ditemukan. b. Sketsa permaslahan. c. Siapa yang menemukan masalah tersebut. d. Analisa permasalahan. e. Keputusan/solusi tiap permasalahan. f. Penanggung jawab penanganan masalah tersebut (PIC). 2.3.6 Desain rinci Tahap desain rinci adalah tahap memberikan atau melakukan penggambaran hasil rancangan kedalam gambar kerja/gambar teknik/gambar 2D (dua dimensi). Dibuthkan kemampuan menggambar teknik untuk menyelesaikan tahap ini. Gambar detail yang dihasilkan akan menjadi dasar nantinya untuk proses produksi. Seperti diketahui bahwa gambar teknik bagi orang teknik digunakan sebagai bahasa :



Language Brai n



voice Noise



Air Noise



14



Brain



Ear Noise



Language Brain



Hand noise



Symbols noise



Brain



Eye noise



2.3.7 Verifikasi desain (pembuatan protoripe fungsional) Verifikasi desain pada tahapan ini dilakukan dengan melakukan pembuatan prototipe profesional. Prototipe profesional adalah protoripe yang dibuat menggunakan gambar detail (desain rinci) dan sudah menggunakan alat bantu produksi (jig & fixture, die set, molfing, dan sebagainya). Hal ini berarti bahwa prototipe profesional sudah sangat mendekati produk sebenarnya. Parameterparameter yang ada dalam lembar verifikasi prototipe profesional sama dengan lembar verifikasi prototipe fungsional. 2.3.8 Perencanaan Proses Produksi Perencanaan proses produksi meliputi : a. Intruksi kerja (work instruction). b. Pengendalian kualitas (quality check sheet). c. Aliran proses produksi (flow of proccess). d. Lama waktu produksi dihitung terhadap satu orang operator/JOPU (jam orang per unit). 2.3.9 Validasi desain Tahapan validasi desain dilakukan dengan melakukan pembuatan prototipe komersial. Prototipe komersial adalah prototipe yang dibuat berdasarkan desain rinci, alat-alat bantu yang dibutuhkan, instruksi kerja dan quality check sheet, sehingga hasil prototipe tersebut sebenarnya sudah bisa langsung dijual, karena sudah seperti produk sebenarnya. Ada beberapa cara dalam melakukan validasi desain :



15



a. Dibuat sesuai dengan lot/batch standar pabrik tersebut, dengan memberikan syarat reject 0 (nol) persen. b. Dibuat setengah dari jumlah lot/batch, dengan syarat reject 0 (nol) persen. c. Dibuat dan dikirim langsung kekonsumen, jika produk yang dikerjakan hanya berjumlah sedikit, misal hanya 1 produk. Konsumen diminta memberikan penilaian dan hasil penilaian akan menentukan apakah produk tersebut sudah valid atau belum. Parameter yang digunakan pada lembar validasi desain sama dengan lembar verifikasi desain. 2.3.10 Produksi masal Jika rancangan produk sudah dinyatakan valid, maka berarti rancangan tersebut siap untuk diproduksi masal dilini produksi. Dokumen hasil perancangan akan digunakan untuk produksi masla diantaranya adalah : a. Rencana desain (dan Bill of Materials). b. Desain wujud. c. Desain rinci. d. Instruksi kerja. e. Quality check sheet. f. Flow of proccess. g. Jam orang per unit (JOPU). 2.3.11 Pemeliharaan dokumen Semua dokumen hasil proses perancangan akan dijadikan satu buah dokumen yang bisa disebut sebagai master dokumen. Tujuan pemeliharaan dokumen adalah menjaga dan mengendalikan dokumen produk tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam proses produksi dan jika ada pembaharuan atau revisi akan mudah dilakukan. 2.4 Metode Perancangan VDI 2222 VDI merupakan singkatan dari Verein Deutsche Ingenieuer yang artinya Persatuan Insinyur Jerman. Perancangan menurut VDI 2222 lebih sederhana dan singkat.



16



Merencana



Mengkonsep



Merancang



penyelesaian



Urutan tahapan perancangan menurut VDI 2222 adalah sebagai berikut : 2.4.1 Merencana Yaitu merencanakan desain apa yang akan dibuat. Tahap ini berisi tentang masukan desain dan rencana realisasi desain tersebut. Tahapan ini sama dengan tahap input desain dan rencana desain. 2.4.2 Mengkonsep Memberikan sketsa dan spesifikasi teknis terhadap ide desain yang sudah ditetapkan. 2.4.3 Merancang Memberikan desain wujud dan desain rinci terhadap ide desain. Ide ini sudah melewati analisa, pemilihan dan penentuan ide desain. 2.4.4 Penyelesaian Melakukan finishing terhadap rancangan desain, dengan melakukan verifikasi terhadap konsumen/marketing dan menyiapkan dokumen untuk disampaikan kepada lini produksi.



17



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Metode perancangan bermacam-macam diantaranya 1. Metode Pahl Beitz 2. Metode James H. Erle 3. Metode ISO 13485 4. Metode VDI 2222 b. Metode yang paling sederhana yaitu metode VDI 2222. c. Metode yang rumit dan panjang adalah metode ISO 13485.



18