2a. SEJARAH, KRITIK DAN tEORI ARSITEKTUR - PARADIGMA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH, KRITIK DAN TEORI ARSITEKTUR MATERI 2



KAITAN SEJARAH, KRITIK DAN TEORI ARSITEKTUR  SEJARAH ARSITEKTUR Lebih bersifat deskriptif terhadap karya-karya masa silam. Membicarakan teori-teori, peristiwa, metode perancangan dan bangunan.  KRITIK ARSITEKTUR Kegiatan yang berupa penghakiman dan penafsiran terhadap suatu karya dari sisi timbangan bakuan yang dikemukakan oleh arsitek atau kritikus yang menyampaikan kritik tadi.  TEORI ARSITEKTUR. Teori arsitektur berhadapan dengan solusi alternatif yang didasarkan pada observasi atas keadaan masa sekalang disiplin arsitektur, atau menawarkan paradigma pemikiran yang bertitik tolak pada isu-isu. Sifat teori yang spekulatif, antisipatif dan katalis telah membedakan teoritik dari kegiatan sejarah dan kritik. Teori melakukan kegiatannya pada keseluruhan abstraksi yang berbeda dari kedua hal tersebut, yakni pada pengevaluasian profesi arsitektur, niatan (intention) arsitektur, dan kegayutan kultural dalam arti yang luas.



TEORI ARSITEKTUR  Suatu teori dalam arsitektur digunakan untuk mencari: apa yang sebenarnya harus dicapai dalam arsitektur dan bagaimana cara yang baik untuk merancang. Teori dalam arsitektur cenderung tidak seteliti dan secermat dalam ilmu pengetahuan yang lain (obyektif), satu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian yang terperinci. Perancangan Arsitektur sebagian besar lebih merupakan kegiatan merumuskan daripada kegiatan menguraikan. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian, ia mencernakan dan memadukan bermacam ramuan unsur dalam cara-cara baru dan keadaan baru, sehingga hasil seluruhnya tidak dapat diramalkan.  Teori dalam arsitektur adalah hipotesa, harapan dan dugaan-dugaan tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang menjadikan bangunan dikumpulkan dalam suatu cara, tempat dan waktu tertentu. Dalam teori arsitektur tidak terdapat rumusan atau cara untuk meramalkan bahwa menara Eiffel mulanya dianggap sebagai suatu cela di kaki langit Paris, namun kemudian menjadi lambang kota yang langgeng dan asasi.



3 KATEGORI TEORI dalam LINGKUP ARSITEKTUR  TEORI ARSITEKTUR. Pengandaian teori-teori yang tersusun sebagai unsur-unsur yang membentuk arsitektur sebagai ilmu pengetahuan.  TEORI tentang ARSITEKTUR. Teori ini berusaha menyusun definisi dan deskripsi medan pengetahuan yang tercakup dalam sebutan “arsitektur”. Sasarannya adalah untuk menjelaskan kedudukan arsitektur dalam taksonomi ilmu pengetahuan yang berlaku pada periode yang bersangkutan. Misal: Teori bahasa arsitektur, Fenomenologi Arsitektur. Teori ini dapat dilacak ke sumber ilmu pengetahuan masing-masing di luar arsitektur itu sendiri.  TEORI PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR. Teori aplikatif untuk membantu di dalam proses dan pelaksanaan perancangan. Misal: teori pengolahan bentuk dan ruang. Terkait dengan ini perlu dibedakan antara KONSEP dan METODE. KONSEP: bisa dipahami sebagai teori yang tanpa perlu dibuktikan (sebagai landasan perancangan). METODE: bisa dipahami sebagai cara untuk membuktikan, untuk itu diperlukan teori sebagai alat ujinya. Tidak ada teori tanpa metode.



TRADISI LAHIRNYA TEORI ARSITEKTUR  Diawali pada abad pencerahan, arsitek yang dahulunya bungkam (karena porsi teori dan ilmu pengetahuan didominasi filsuf) mulai berubah menjadi sosok yang memperhatikan posisinya dalam masyarakat sebagai ‘arsitek’ yang terpelajar dan intelektual.  Penjelasan-penjelasan dalam pemahaman baru ini berupa konsep-konsep yang pada dasarnya sudah merupakan dasar bagi tradisi penyusunan teori yang makin mempengaruhi perkembangan arsitektur dan sebagai awal kesadaran dalam usaha meletakkan landasan dunia arsitektur ke dalam kelompok ilmu pengetahuan.  Kemunduran peranan agama  Adanya pengakuan masyarakat terhadap kedudukan arsitek secara independen  Adanya perubahan sikap antara klien dan arsitek sehingga tercipta dialog kultural yang kuat (sikap klien tidak memaksakan kehendak)  Adanya revolusi industri



PERAN TEORI ARSITEKTUR dalam PERANCANGAN  Suatu teori dalam arsitektur digunakan untuk mencari apa yang sebenarnya harus dicapai dalam arsitektur dan bagaimana cara yang baik untuk merancang  Teori dalam arsitektur cenderung tidak seteliti dan secermat ilmu pengetahuan yang lain (obyektif). Satu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian yang terinci.  Perancangan arsitektur sebagian besar lebih merupakan kegiatan merumuskan daripada kegiatan menguraikan. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian, ia mencernakan dan memadukan bermacam ramuan unsur dalam cara-cara baru dan keadaan baru, sehingga hasil seluruhnya tidak dapat diramalkan.  Teori dalam arsitektur adalah hipotesa, harapan dan dugaan-dugaan tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang menjadikan bangunan dikumpulkan dalam suatu cara, tempat dan waktu tertentu. Dalam teori arsitektur tidak terdapat rumusan atau cara untuk meramalkan bagaimana nasib rancangannya.



PARADIGMA  Konsep paradigma memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan pun pada dasarnya merupakan sebuah SPEKULASI.  Di dalam paradigma terdapat (a) Teori yang belum terbukti; (b) Teori yang sudah terbukti tidak dapat difalsifikasikan namun belum terbukti dengan pengamatan: (c) Teori yang sudah terbukti tidak dapat difalsifikasikan dan terbukti dengan pengamatan  Ilmu pengetahuan tidak dapat mengungkapkan kebenaran sejati yang abadi, sehingga dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dimungkinkan terwujudnya suatu siklus ilmu pengetahuan; dimulai dari Pra pengetahuan; periode anomali; periode netral; periode anomali; periode normal; dst.



PARADIGMA  Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah bulat dan pusat alam semesta.  Nicolaus Copernicus (1473-1543). Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.  Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi.  Ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang bumi adalah bulat dan matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah bulat dan pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.[



PARADIGMA DALAM ARSITEKTUR  Paradigma MITOLOGI dan KOSMOLOGI  Paradigma ESTETIKA  Paradigma SOSIAL (HUMAN SCIENCE)  Paradigma RASIONALIS  Paradigma KULTUR (BUDAYA)  Paradigma POST-MODERNISME  Paradigma ENVIRONMENTALISME



PARADIGMA MITOLOGI dan KOSMOLOGI Menurut J.B. Mangunwijaya dalam Wastu Citra: “Segi mitos dan keagamaan menyangkut ke-ADA-an manusia atau semesta dari dasar-dasarnya yang paling akar, paling menentukan, paling sejati” “Pada tahap primer orang mulai berpikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mitis, atau agama. Tidak Estetis”. ESTETIS di sini artinya penilaian sifat yang dianggap indah dari segi kenikmatan. Berdasar paradigma ini, keindahan bentuk arsitektural yang terbentuk pertama-tama bukan karena keindahan semata, tetapi karena adanya tuntutan keagamaan atau penyembahan kepada kosmos (Alam Semesta Raya/Yang Agung).



PARADIGMA MITOLOGI dan KOSMOLOGI Vastu Purusha Mandala : bagian dari Vastu Sastra dan merupakan dasar matematika dan geometri untuk menghasilkan disain bangunan yang mampu memanfaatkan energi kosmos. Vastu bermakna jelas/nyata, kekal, semua tempat kediaman dapat diistilahkan sebagai vastu/wujud fsik, Purusha merujuk pada energi, kuasa, atau kosmos jiwa manusia, Mandala adalah nama generik untuk setiap rencana/grafik yang mewakili kosmos metafisik/simbolis dari alam semesta (htp://www.vaidicvaastu.com/)



KAMPUNG NAGA



PARADIGMA ESTETIKA  TEORI OBJEKTIF berpendapat bahwa keindahan adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada benda (yg disebut) yang merupakan obyek. Ciri yang memberi keindahan itu adalah perimbangan antara bagian-bagian pada benda tersebut sehingga azas-azas tertentu mengenai bentuk dapat terpenuhi  TEORI SUBJEKTIF mengemukakan bhw keindahan itu hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati benda itu. Jadi kesimpulannya tergantung pada penyerapan / persepsi pengamat yang menyatakan benda yang dimaksud itu indah atau tidak.  Arsitektur Yunani dengan golden section



PARADIGMA ESTETIKA



PARADIGMA SOSIAL - Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri - Semangat kerjasama dalam ideologi Candi merupakan karya arsitektur sbg perwujudan adanya interaksi sosial dlm bentuk kerjasama dan akulturasi budaya masy. pendatang dan masy. asli Ind - Persaingan akibat urbanisasi antara masy asli dan pendatang yg samasama ingin mendapat penghidupan yg lebih layak di kota. Akibatnya lahir perbedaan permukiman mewah dan kumuh



PARADIGMA RASIONALIS - RATIONALISME: prinsip atau kebiasaan untuk menerima penalaran sebagai kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan pendapat - RATIONALISME: paradigma dalam arsitektur yang didasarkan pada halhal yang bersifat nalar - Paradigma RASIONALIS tumbuh pada pertengahan abad XIX di Eropa. Penyebabnya: (a) Revolusi Industri yg memunculkan teknologi konstruksi; (b) meningkatnya kebutuhan rumah tinggal karena pesatnya urbanisasi; (c) semakin meningkatnya bentuk arsitektur eklektis yg tidak sesuai dengan perkembangan teknologi



PARADIGMA RASIONALIS Semboyan pada PARADIGMA RASIONALIS - Form follows Function (Louis Sullivan) - Less is more (Mies van der Rohe) - Un Machine d’habiter. Machine for living (Le Corbusier) “rumah adalah mesin untuk bermukim” - Arsitektur Yunani: semua bangunan terkait 2 fungsi (ada unsur yg ditopang dan ada unsur lain yg menopang. Bila keduanya terjadi keseimbangan haruslah diekspresikan) - Arsitektur Tradisional Jepang. Dinding geometris, bentuk serba polos tidak ada hiasan, sistem struktur yg sesuai dengan logika



PARADIGMA KULTUR - Kultur Barat menguasai alam; kultur Timur selaras dengan alam KEBUDAYAAN BARAT



KEBUDAYAAN TIMUR



Lingkungan Buatan



Keserasian dg alam



Individu



Manusia menyesuaikan diri



Kesenangan hidup manusia



Masyarakat (komunal)



 Kultur Barat didominasi pemikiran Yahudi dan Kristen. Kultur Timur didominasi pemikiran Hindu-Budha di India dan Asia Tenggara. Bercampur dengan Tao, LaoTse, Konghucu di Cina, Korea. Bercampur dengan Shinto di Jepang. Islam mempengaruhi pemikiran di Mediteranian, Arab, Persia dan sebagian besar Asia Tenggara.



PARADIGMA KULTUR KONSEP



RANCANGAN



ESTETIKA



PRE-MODERN



- Masih kental dalam tradisi kepercayaan dan religi - Penemuan baru dan kebebasan individual tapi masih mengadaptasi thd problem masa lalu - Kembali kpd inspirasi alamiah - Dimulai problem ledakan penduduk



- Campuran gaya historis - Perubahan berarti pada mode dan cara kebiasaan masyarakat - Penerapan pengetahuan dan teknologi - Ekspresi pada bentuk alamiah, antitesis thd tampilan geometris yg teratur - Pre-fabrikasi dimulai



- Logika konst/struktur tersembunyi dibalik langgam ornamen - Menggabungkan material baru - Sintesa logam dan kaca, kayu dan penerapan ornamen serta konst dlm inspirasi alamiah yg menakjubkan - Penataan dan keindahan lingkungan



MODERN



-



Universal Kesederhanaan, kerapian, ketelitian Perubahan sosial dan ekonomi Kesadaran akan penyesuaian alam dan lingkungan - Fragmentalisme arsitektur - Tanggap akan dinamika perubahan - Arsitektur adalah analogi biologis



- Meninggalkan asal daerah dan sejarah - Pemanfaatan teknologi - Memberi kenyamanan psikis disamping fisik - Hub bangunan dan kegunaan, ketepatan material dan sistem konstruksi - Elitisme profesi arsitek - Futuristik dan metabolistik



- Estetika arsitektur dan fungsi - Cerminan bentuk, teknik konstruksi, teknik ekonomi, utilitas dan komunikasi - Arsitektur sebagai bahasa - Keserba ragaman untuk menghilangkan kesan monoton yg dingin



POSTMODERN



- Peka terhadap perubahan sejarah dan budaya - Orientasi pada keberagaman pandangan dan tata nilai - Melebih-lebihkan teknologi



- Pendekatan terhadap perubahan sejarah dan budaya - Ruang-ruang dan bentuk sebagai bahasa dan sarana komunikasi - Citra akan kesempurnaan teknologi



- Perpaduan antara kesatuan fungsi dan bentuk dalam komponen dan komposisi / unity - Estetika mesin - Estetika struktur, konstruksi dan bahan



PARADIGMA POSTMODERNISME - FENOMENOLOGIS - LINGUISTIK - SEMIOTIKA - STRUKTURALISME - POSTSTRUKTURALISME - DEKONSTRUKSI



PARADIGMA ENVIRONMENTALISME • Para perancang mendasarkan konsepnya pada PARADIGMA LINGKUNGAN dengan memperhatikan pelestarian lingkungan dan penggunaan potensi alam sebesar-besarnya untuk perencanaan lingkungan buatan. • Tujuannya adalah menghadirkan kondisi lingkungan yg sehat, nyaman dan berkelanjutan. • Dikenal istilah: Arsitektur Hijau, Arsitektur Ekologis, Arsitektur Bioklimatik. • Frank Lloyd Wright: setiap pemecahan masalah arsitektur selalu berhubungan dgn alam atau lingkungan seperti iklim, topografi dan bahan bangunan. Kauffman House “Falling Water”.



PARADIGMA ENVIRONMENTALISME PENDEKATAN ARSITEKTURAL 3 TINGKAT • Dasar perancangan bentuk dan materi bahan bangunan. • Melibatkan penggunaan tenaga alami dengan sistem pemanasan, pendinginan dan pencahayaan pasif. • Perancangan dengan menggunakan sumber tenaga yang tidak dapat didaur ulang.



ANALOGI  Para ahli teori seringkali memakai cara-cara khusus untuk memandang arsitektur dengan mendasarkan diri pada ANALOGI



 ANALOGI mengidentifikasi hubungan kenyataan yang mungkin di antara bendabenda.



ANALOGI (konsep)  ANALOGI MATEMATIS: ilmu hitung dan geometri merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan dalam arsitektur  ANALOGI BIOLOGIS: Biomorfik, memusatkan perhatian pada proses-proses pertumbuhan dan kemampuan pergerakan yang berkaitan dengan organisme (mahkluk hidup)  ANALOGI ROMANTIK: bersifat mengemban sesuatu, sehingga mampu mendatangkan atau melancarkan tanggapan emosional dalam diri si pengamat.  ANALOGI LINGUISTIK: bangunan mampu menyampaikan informasi kepada pengamat melalui cara: (a) model tata bahasa, arsitektur dianggap dianggap sebagai kata-kata yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis); (b) model ekspresionis, bangunan dijadikan wahana arsitek untuk mengungkap sikap sang arsitek; (c) model semiotik (tanda), bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya.  ANALOGI MEKANIK: misal Le Corbusier bahwa rumah adalah sebuah mesin untuk dihuni



ANALOGI  ANALOGI PEMECAHAN MASALAH: Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham. Merancang tidak dianggap sebagai proses intuitif yang bercirikan ilham saja, tetapi sebagai proses langkah demi langkah yang bergantung pada informasi yang padat. Masalah harus dinyatakan dengan baik dan khusus dengan prosedur yang seksama dan terpadu. Paling tidak sedikitnya memuat unsur; analisis, sintesis dan evaluasi.  ANALOGI ADHOCIS: menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan yang mudah diperoleh dan tanpa merujuk pada suatu cita-cita. Perancangan yang membatasi diri, dengan menggunakan apa yang paling mudah atau yang dapat diperoleh dengan mudah.  ANALOGI BAHASA POLA: perancangan arsitektur merupakan tugas mengidentifikasi pola-pola baku (perilaku) kebutuhan dan jenis-jenis baku dari tempat (wadah) untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Misal: rumah panti jompo.  ANALOGI DRAMATURGI: kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater dan lingkungan buatan sebagai pentas panggung. Manusia memainkan peranan sedangkan bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung



POETICS, CHANNEL OF CREATIVITY TANGIBLE DAN INTANGIBLE



ANALOGI  Matematis  Biologis  Romantik  Linguistik  Mekanik  Pemecahan masalah  Bahasa Pola



Tempietto San Pietro



Shodhan House



Robie House by FLW Eben dkk



Taj Mahal Wida dkk



Nakagin Capsule Tower



Zaha Hadid



Green Architecture



Bangunan Peribadatan



ANALOGI MATEMATIS



Golden Section: = 1,618



Unite d’habitation Dengan konsep



MODULOR



Unite d’habitation Dengan konsep



MODULOR



Arsitektur ORGANIS Frank Lloyd Wright. • Tumbuh dari dalam ke luar, selaras dengan keberadaannya dan tidak dapat diterapkan begitu saja • Konstruksi terjadi dalam sifat bahan • Unsur bangunan selalu terpadu • Bangunan sebagai bangunan rakyat (dibangun oleh masyarakat di atas tanah dengan peralatan mereka sendiri, setia pada waktu, tempat, lingkungan dan tujuan