Makalah Kritik Arsitektur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KUNJUNGAN & PENELITIAN MUSEUM DI TMII



( MUSEUM PENERANGAN ) “KRITIK ARSITEKTUR”



DISUSUN OLEH : JOKO BUDI NUGROHO NPM : 16701250004 PROGRAM STUDI : T. ARSITEKTUR SEMESTER : 5



FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN “UNIVERSITAS SATYAGAMA” 2018 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu,tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “kritik Arsitektur Bangunan Museum Penerangan” tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan dari pembaca sekalian, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.



Jakarta, 17 Desember 2018



(Joko Budi N)



BAB I PENDAHULUAN A.) Latar Belakang Seorang Arsitek harus menguasai Teknik – teknik dalam perhitungan suatu Struktur Bangunan maka dari itu untuk menguasainya harus dilakukan Penelitian atau Pengalaman, dengan dilakukannya PERANCANGAN & PENELITIAN BANGUNAN MUSEUM maka kita akan mendapatkan suatu ilmu yang berguna bagi Seorang Calon Arsitek. B.) Rumusan Masalah Apa yang dimaksud Meneliti Bangunan Museum ? Jawaban : maksudnya adalah suatu Penelitian atau observasi mengenai Perancangan Museum di dalam pembuatan suatu Kontruksi Bangunan, meneliti Sejarah*, Bentuk, Estetika dll, dalam hal ini yang saya Teliti adalah BANGUNAN MUSEUM PENERANGAN . C.) Tujuan Tujuan diadakannya Penelitian ini untuk menambah Wawasan atau Ilmu yang berkaitan dengan Jurusan di Akademik, jadi nanti saat Mahasiswa sudah selesai menuntut ilmu dan melanjutkan untuk terjun langsung ke dalam Pekerjaan yang sebidang makan tidak akan terjadi kesalahan karena sudah mempunyai Pengalaman sebelumnya. D.) Waktu Survei Dilakukan pada Tgl : 15 – Desember – 2018 E.) Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan sistem evaluasi jadi saya mengevaluasi semua data* yang ada saya kumpukan dan mentukan kesimpulan dari semua Data yang ada.



F.) Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan saya atur seperti tabel berikut ini :



BAB II ( ISI ) PEMBAHASAN Sekilas mengenai Museum Penerangan Luas bangunan dari museum ini 3.980 meter. Pembangunan wisata ini atas prakarsa dari Ibu Tien Soeharto serta diresmikan di tahun 1993 oleh Presiden kedua Indonesia yakni Presiden Soeharto.



Foto Tampak Muka / Area Luar Lokasi wisata ini mempunyai bentuk bangunan berupa bintang bersudut lima sebagai lambang dari Pancasila serta 5 penyangga unsur penerangan. Di bagian depan, ketika kita masuk di halaman, kita bisa menjumpai tugu seperti penyangga lambang penerangan dan dikelilingi patung juru penerang serta air mancur. Pertemuan air dari atas tugu serta air yang memancar dari bawah adalah lambang hubungan timbal balik dari pemerintah, masyarakat serta media masa. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai dan menggambarkan kehidupan masa lalu, sekarang serta masa akan datang. Pada puncak gedung dengan bentuk silinder, memiliki makna serta mencitrakan kenthongan untuk bentuk penerangan tradisional dan penyangga menara antena adalah bentuk penerangan yang sudah modern. Sejarah penerangan dari pergerakan nasional sampai sekarang ini bisa kita lihat di lokasi wisata tersebut. Hal ini digambarkan dengan koleksi di dalamnya seperti di luar gedung adalah kendaraan pada masa itu digunakan oleh TVRI (Televisi Republik Indonesia) untuk siaran luar, mobil unit sinerama PFN, mobil panggung penerangan, mobil siaran luar RRI serta mobil siaran luar dari TVRI. Mobil tersebut digunakan untuk meliput Asia Games IV tahun 1963 dan diselenggarakan di Jakarta. Mobil tersebut merupakan inventaris pertama saat awal berdirinya TVRI.



Foto Lantai Dasar Ketika memasuki gedung lantai pertama, kita bisa menyaksikan benda-benda dengan nilai sejarah informasi serta komunikasi dari radio, film, televisi, media tradisional, dan perkembangan media pers serta grafika. 17 patung setengah badan tokoh-tokoh informasi serta komunikasi menjadi koleksi dari wisata ini. 4 Diorama kecil juga melengkapi serta menggambarkan penerangan pada bidang pependes, penanggulangan bencana alam serta klompencapir. Koleksi lain dari museum ini ialah mesin ketik huruf Jawa dan dipergunakan dari tahun 1917 oleh Kraton Surakarta dan lain sebagainya.



Inside The Museum



Museum ini terdiri dari 3 Lantai dimana masing-masing lantai memiliki tema yang berbeda. Lantai Pertama bertemakan hal-hal yang berhubungan dengan sejarah informasi & komunikasi dalam bidang Perfilman, Penyiaran & Pers beserta penjelasannya masing-masing. Pada saat Pengunjung masuk akan langsung melihat sebuah replika pohon bernama Pohon kehidupan. Pohon Kehidupan yang ditanam terbalik ini adalah pohon yang diartikan sebagai lambang bahwa kebenaran itu walaupun diputarbalikkan akan tetap merupakan kebenaran jua. Di lantai ini terbagi dalam bermacam sesi yaitu Sesi Radio, Televisi, Penerangan Umum dan Pers & Grafik. Oh iya di depan pintu masuk juga ada sebuah Media Center ya kalau Pengunjung ingin mencoba Browsing-browsing iseng sudah disediakan secara gratis.



Pohon Kehidupan



Sesi pertama yang akan dilihat oleh Pengunjung ialah Sesi Radio. Di sesi ini, Pengunjung bisa mengetahui sejarah perkembangan radio di Indonesia, sejarah dari RRI (Radio Republik Indonesia) sebagai radio pertama yang mengudara di Indonesia, berbagai macam model radio



dan hal-hal yang berhubungan dengan dunia penyiaran radio mulai dari para penyiarnya, tokohtokoh & artis-artis yang pernah terkenal melalui siaran di radio.



Sesi Kedua adalah Sesi Televisi & Film. Di sesi ini Pengunjung bisa mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertelevisian & perfilman. Mulai dari macam-macam peralatan yang digunakan, perjalanan sejarah dari stasiun tv pertama di Indonesia yaitu TVRI (Televisi Republik Indonesia), sampai dengan hal hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertelevisian dan perfilman mulai dari para pembaca berita, tokoh-tokoh perfilman & pertelevisian, beberapa artis, Komedian serta berbagai macam-macam piala penghargaan dunia pertelevisian & perfilman seperti Piala Bing Slamet, Piala Citra, Piala Ismail marzuki dan lain-lain.



Di sesi berikutnya adalah sesi Penerangan Umum. Di sesi ini dijelaskan mengenai perjalanan bangsa Indonesia dimana pada saat itu pemerintah ingin seluruh Rakyat Indonesia dari perkotaan sampai dengan pedesaan memperoleh informasi secara merata. Oleh karena itu melalui Program penerangan umum lah kita bisa melihat upaya pemerintah untuk memberikan penerangan kepada warga negara Indonesia dari sabang sampai merauke. Di sesi ini berisi berbagai macam Diorama Operasional Penerangan dimasing-masing daerah dan juga televisi yang pertama kali menerima stasiun televisi pertama di Indonesia yaitu TVRI.



Di sesi berikutnya atau sesi yang terakhir di lantai satu adalah sesi Pers & Grafika. Disini ditampilkan berbagai macam cetakkan surat kabar dari zaman perang kemerdekaan sampai dengan masa pembangunan Indonesia. Tidak hanya itu saja, di sesi ini juga terdapat berbagai macam alat-alat & mesin yang berhubungan dengan dunia percetakkan dan benda koleksi peninggalan milik bapak Adinegoro, salah seorang tokoh jurnalistik terkemuka di Indonesia.



Oh iya di lantai ini Pengunjung akan melihat berbagai macam patung dari tokoh-tokoh yang



berjasa dalam bidang penerangan seperti Suryo Sumanto Pendiri PARFI, Pak Besut Wartawan 3 jaman, Djamaludin Adinegoro Tokoh Pers, H. Usmar Ismail Tokoh Perfilman dan lain-lain beserta Biografi dari tokoh-tokoh tersebut yang bisa Traveler dengar melalui Headphone yang ada di masing-masing Patung para Tokoh.



Lanjut di lantai 2 adalah lantai Diorama & sekaligus Lapangan Bulu tangkis. Di lantai ini berisi berbagai macam diorama mengenai perkembangan informasi & komunikasi yang ada di Indonesia. Selain Diorama peristiwa juga ada berbagai macam model kendaraan yang sempat digunakan oleh departemen perhubungan, Foto Menteri-menteri penerangan & kominfo RI dan diorama kecil yang menampilkan pergelaran seni yang diadakan dibeberapa daerah. Selain diorama di sepanjang lantai dua ini juga ada sebuah Relief yang menggambarkan Sejarah penerangan di indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan & persatuan bangsa, dan penyampain informasi melalui media cetak & elektronik baik tradisional maupun modern.



Salah satu bagian Relief



Foto Menteri-menteri Penerangan & Kominfo RI



Di lantai 3 terdapat tiga studio mini yaitu studio mini milik PARFI, TVRI dan RRI tapi



menurut informasi keadaan studio di lantai 3 sudah tutup & tidak digunakan lagi. Selain studio mini juga ada Display Foto transparan. Jam Buka & Harga Tiket Museum ini buka dari hari Senin-Minggu dari jam 09.00-16.00 dan sama seperti Museum Polri, Museum ini tidak mengenakan biaya apapun alias gratis. jadi Pengunjung hanya cukup membayar untuk masuk ke kawasan TMII saja. Museum Penerangan TMII Jakarta Alamat : Taman Mini Indonesia Indah, Jl. Raya TMII Ceger Cipayung, Jakarta Timur DKI. Telp 021-62202202. Lokasi GPS : -6.299751,106.893357, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Terkait : Hotel di Jakarta Timur, Hotel Melati di Jakarta Timur, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Timur. Rute menuju lokasi wisata Untuk menuju ke lokasi ini, Anda bisa menggunakan Transjakarta jurusan Tanjung Priok ke Cililitan. Turun di Pusat Grosir Cililitan dan lanjutkan dengan T02 berhenti di depan pintu masuk. Untuk sampai di TMII tidak begitu sulit. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi seperti Motor / Mobil, Anda cukup mencari lokasi ini di Google Map kemudian mengikuti petunjuk arah di sana. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kami tarik adalah sebagai berikut : Bangunan di Museum ini sangatlah menarik, sudah Modern, terdapat banyak koleksi sejarah yang penting untuk menambah ilmu serta wawasan yang luas, namun masih terdapat beberapa kekurangan, seperti : - banyak ruangan kosong - susah mencari toilet - susah menemukan tempat beribadah - keadaan ruangan cenderung membosankan karena banyak ruangan yang kurang dimanfaatkan



BAB III CONTOH FOTO KONDISI



(yang harus diperbaiki)



*Contoh Foto Bagian” Bangunan atau Area Lingkungan yang mesti di Lakukan Perbaikan.



BAB IV PENUTUP



Saran : a.) Untuk Bangunan seharusnya segera di lakukan renofasi karena ada beberapa tampilan yang sudah tidak rapi, seperti : warna cat yang luntur, dan cat yang mengelupas. b.) Ruangan yang masih kosong, seharusnya bisa lebih di manfaatkan c.) Penataan ruangan dalam lebih di rapikan, supaya tidak membosankan d.) Lingkungan di Sekitar lebih di bersihkan atau di rawat e.) Informasi menuju ke Toilet atau Tempat Beribadah lebih di tingkatkan supaya lebih mudah dijangkau. Kesan : Dengan Meneliti bangunan di Museum ini banyak Ilmu yang saya dapat, dan mendapatkan informasi sejarah yang sangat penting, bisa mendapatkan ide bangunan yang baru, serta dapat mengomentari / mengkritik yang sifatnya membangun, supaya keadaan museum disana lebih ditingkatkan.



Daftar Pustaka : Joko Budi Nugroho. 2018. Kritik Arsitektur Bangunan Museum Penerangan. Makalah



jika ada salah dan kurangnya mohon dimaafkan, Terima kasih Wassallamualaikum Wr,Wb.