3.7. LKPD Mitigasi Bencana Alam Done Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LKPD MITIGASI BENCANA Geografi Kelas XI SMAN1 LUBUK ALUNG 2019-2020



Guru mata pelajaran : DRA.HILDIANA GUSTI



Mitigasi Bencana Alam I 1



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SMAN 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa : Wina Dela Putri Mata Pelajaran : Geografi Kelas : XI IPS 1 GURUMATA pelajaran :dra .HILDIANA GUSTI Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)



a. b. c. d.



Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa Kerjakan setiap langkah sesuai tugas Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara guru dengan siswa.



1. Jelaskan lah apa yang disebut dengan bencana ? Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.



2. Apakah covid 19 termasuk bencana alam ? jelaskan Tidak, Virus corona dikategorikan termasuk bencana nonalam. Dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud bencana terdiri dari bencana alam, nonalam dan sosial. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa. Antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Dalam hal ini COVID-19) termasuk bencana non alam yang sudah masuk pandemi sesuai dengan pernyataan World Health Organization (WHO). Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menegaskan, yang dimaksud dengan status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu. Hal ini atas rekomendasi badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana.



3. Bagaimana mitigasi bencan covid 19 Mitigasi Bencana Alam I 2



Penyelenggaraan mitigasi bencana dapat dilakukan dengan beberapa langkah teknis yang perlu disampaikan ke masyarakat agar fenomena ini teratasi secara tepat dan tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pertama, pemetaan wilayah. Melakukan pemetaan untuk daerah mana saja yang memungkinkan masuknya virus corona. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan akses masuk yang sangat terbuka lebar. Mulai dari udara, darat dan laut, sehingga melalui pintu masuk tersebut dilakukan mitigasi yang sesuai dengan keadaan disana. Lebih baik lagi jika ada pembatasan bagi orang yang datang dari luar negeri. Kedua, pemantauan. Setelah mengetahui saluran masuknya virus ini, langkah selanjutnya adalah memantau perkembangan mobilisasi penduduk yang melakukan perjalanan keluar negeri. Indonesia sudah memiliki alat pendeteksi yang sudah terintegrasi dengan sistem, fasilitas, laboratorium yang memadai dan terstandar, hal ini juga sudah didukung oleh SDM yang dapat mengoperasikannya, sehingga dari sini tinggal kemauan pemerintah untuk melakukannya Ketiga, penyebaran informasi. Hal ini menjadi perlindungan masyarakat dari risiko ancaman bahaya jika informasi tersebut akurat dari sumber terpercaya disampaikan secara cepat dan tepat pada masyarakat. Sumber yang terpercaya diperlukan untuk menghindari informasi yang menyesatkan. Sedangkan penyampaian secara cepat dan tepat sangat diperlukan agar masyarakat memiliki cukup waktu untuk meningkatkan kewaspadaan. Penyebaran informasi dapat dilakukan dalam bentuk penyebaran poster atau leaflet yang disebar melalui akun media sosial atau bekerja sama dengan media cetak dan online. Konten-konten dari informasi tersebut berupa latar belakang dan tindakan apa yang diperlukan saat sebelum atau saat virus tersebut menyerang kita. Keempat, sosialisasi dan penyuluhan. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dapat meneliti dan menganalisis gejala dari wabah ini dan hasilnya bisa diinformasikan kepada lembaga-lembaga kesehatan dan juga bisa dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian informasi yang diterima dapat disampaikan dan disosialisasikan kepada masyarakat, bisa melalui pendidikan dan kegiatan-kegiatan sosialisasi dari dinas-dinas terkait. Meskipun mitigasi bencana sudah dilakukan dengan baik, tetap tidak dapat menghilangkan setiap ancaman bencana tersebut. Oleh karena itu masyarakat tetap diharapkan selalu siap siaga dan selalu menjaga kesehatan dengan secara aktif mencari informasi mengenai standar-standar yang sudah banyak disampaikan oleh media online atau media cetak.



4. pengertian mitigasi bencana. a. pengertian mitigasi bencana. b.Adaptasi Bencana Alam cPenanggulangan Bencana Mitigasi Bencana Alam I 3



d.Jenis-jenis Mitigasi e..Tujuan Mitigasi f.Kegiatan dalam Mitigasi g.Prinsip-prinsip dalam Mitigasi h.Bencana yang Sering Terjadi a. Mitigasi merupakan suatu kegiatan mengurangi risiko bencana agar tidak muncul kepanikan ataupun korban. Setiap upaya mitigasi memerlukan persepsi yang sama dari semua pihak, baik jajaran pemerintah maupun unsur masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya pedoman dalam penyelenggaraan mitigasi bencana yang dapat dituangkan dalam bentuk standar pelaksanaan atau kebijakan. Mitigasi Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan sebuah rangkaian upaya guna mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik atau penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Jadi, secara simple-nya, mitigasi ialah upaya untuk mengurangi risiko bencana (baik bencana alam alias natural disaster maupun bencana ulah manusia alias man-made disaster), sehingga jumlah korban dan kerugian bisa diperkecil. Caranya yakni dengan membuat persiapan sebelum bencana terjadi b. Adaptasi Bencana Alam Adaptasi bencana alam ialah penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap bencana alam yang terjadi, guna mengurangi dampak negatifnya. c. Penanggulangan Bencana Penanggulangan bencana (tanggap darurat bencana) merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Rangkaian kegiatan itu meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, dan pemulihan sarana dan prasarana. d. Jenis-jenis Mitigasi Nah, mitigasi ini dibagi menjadi 2 jenis, yakni mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Apa bedanya? 



Mitigasi struktural



Mitigasi ini adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan dengan cara membangun berbagai prasarana fisik dan menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, membuat bangunan yang tahan gempa, atau menciptakan early warning system untuk memprediksi gelombang tsunami. 



Mitigasi non struktural



Mitigasi ini adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana selain dari cara-cara di atas, seperti membuat kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau UndangUndang Penanggulangan Bencana sebagai upaya non struktural dalam bidang kebijakan, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas Mitigasi Bencana Alam I 4



warga. e. Tujuan Mitigasi Lantas, selain upaya mengurangi risiko bencana, apa sih tujuan lain dari mitigasi? Cek di bawah, ya! 



Meminimalisir risiko korban jiwa.







Meminimalisir kerugian ekonomi.







Meminimalisir kerusakan sumber daya alam.







Pedoman bagi pemerintah untuk membuat rencana pembangunan di masa depan.



 Meningkatkan public awareness atau kesadaran masyarakat dalam menghadapi risiko & dampak bencana. 



Membuat masyarakat merasa aman dan nyaman.



f. Kegiatan dalam Mitigasi Lantas, apa saja sih yang dilakukan selama kegiatan dalam mitigasi bencana? Intip di bawah ya, Quipperian. 



Mengenal dan memantau risiko bencana.







Membuat perencanaan partisipasi penanggulangan bencana.







Memberi awareness bencana bagi warga sekitar.







Mengidentifikasi dan mengenal sumber ancaman bencana.







Memantau penggunaan teknologi tinggi dan pengelolaan SDA.







Mengawasi pelaksanaan tata ruang.







Mengawasi pengelolaan lingkungan hidup.



g. Prinsip-prinsip dalam Mitigasi Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam melakukan mitigasi. 



Bencana yang terjadi adalah pelajaran saat terjadi bencana berikutnya.







Butuh kerja sama berbagai pihak.







Dilaksanakan secara aktif.



 Harus lebih mendahulukan kelompok rentan supaya menghindari lebih banyak korban jatuh. 



Harus selalu dipantau dan dievaluasi supaya hasilnya efektif.



h. Bencana yang Sering Terjadi 



Angin kencang.







Kebakaran hutan dan lahan.







Kekeringan.







Banjir.







Gelombang pasang.







Tsunami.







Tanah longsor.







Gempa bumi. Mitigasi Bencana Alam I 5







Letusan gunung berapi.







Gas beracun.







Kegagalan teknologi.







Wabah penyakit.



5. Identifikasilah gambar–gambar dibawah ini, kemudian rumuskanlah konsep bencana dengan bahasa sendiri dan tentukan pennaggulangan bencana yang tepat



Mitigasi Bencana Alam I 6



a.



Konsep bencana



konsep bencana alam .Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dan tanah longsor bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia, yang meliputi konflik sesuai antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror



Mitigasi Bencana Alam I 7



b. Penanggulangan bencana Banjir 1. Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat. 2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat. 3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk penyerapan air. 4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai. 5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun. 6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.



Gempa bumi 1. Bangun rumah tahan gempa atau RTG. Tidak harus mahal, namun rumah dengan konstruksi bagus dan kuat dapat terhindar dari roboh saat gempa terjadi. 2. Pastikan perabotan Anda disimpan dalam kondisi aman. Paku lemari Anda dan alat-alat lain yang dapat terjatuh saat terjadi gempa. 3. Siapkan kotak P3K dan senter dilengkapi baterai di rumah Anda. Itu sangat berfungsi ketika terluka saat gempa atau jika membutuhkan penerangan saat gempa di malam hari 4. Pelajari jalur evakuasi pada tempat tinggal Anda. Terutama yang berada di pesisir pantai 5. Jangan panik dan selalu optimis bahwa Anda dan keluarga dapat selamat. Tidak lupa berdoa 6. Saat gempa terjadi dan posisi Anda di dalam ruangan, berlindung pada tempat yang kuat. Di bawah meja atau tempat yang aman untuk berlindung, atau segera keluar ruangan jika memungkinkan 7. Jangan gunakan lift jika gempa terjadi 4. Jika di luar ruangan, hindari tiang listrik, pohon atau bangunan yang mudah roboh. Selalu perhatikan kondisi 5. Pastikan tanah yang anda pijak tidak mengalami erosi. Hindari jika tanah melunak saat gempa



Gunung meletus A. Pra bencana



1.



Perhatikan arahan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dan perkemangan aktivtas gunung api. Hal yang perlu diperhatikan yaitu waspada terhadap berita hoax yang bisa saja menyebar. Selalu utamakan cek kembali kebenaran berita dan mengambil informasi dari sumber resmi. 2. Siapkan masker dan kacamata pelindung 3. Pahami jalur evakuasi dan shelter yang sudah dirancang oleh pihak berwenang. 4. Siapkan penunjang logistik, seperti makanan siap saji, senter, uang tunai, dan obat secukupnya. B. Saat bencana 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Hindari lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan. Ikuti petunjuk dari pihak berwenang. Jangan berada di lembah dan DAS (Daerah Aliran Sungai). Hal ini dikarenakan daerah aliran sungai berpotensi untuk dialiri lahar. Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu. Gunakan kacamata pelindung. Jangan memakai lensa kontak. Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung. Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh. C. Pasca bencana



1.



Kurang terpapar dari abu vulkanik. Hal ini dikarenakan abu vulkanik tidak baik untuk tubuh dan dapat menyebabkan penyakit. 2. Hindari mengendarai mobil yang terkena hujan abu vukanik. Hal ini disebabkan dapat merusak mesin kendaraan 3. Bersihkan atap dari timbunan abu vulkanik. Volume abu vulkanik yang besar dapat membahayakan, karena dapat menyebabkan atap runtuh dan membahayakan jiwa. 4. Waspadai daerah aliran sungai yang berpotensi terkena lahar, terutama ketika musim hujan.



Kebakaran hutan:       



Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika kemarau panjang terjadi. Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan. Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan. Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus dipadamkan terlebih dahulu jika ingin meninggalkan hutan. Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan. Melakukan pemotretan citra secara berkala terutama di wilayah dengan titik api yang tinggi. Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.



 



Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan penyemprotan secara langsung ke daerah yang terbakar. Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air dari udara menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan



6. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan benar! No Jenis Bencana Karakteristik Bencana 1



-Munculnya retakanretakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan. -Munculnya mata air baru secara tiba-tiba. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. -Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang. -Pintu dan jendela yang sulit dibuka. -Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar. -Pohon/tiang listrik banyak yang miring. -Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.



2



1) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat 2) Lokasi kejadian tertentu 3) Akibatnya dapat menimbulkan bencana 4) Berpotensi terulang kembali 5) Belum dapat di prediksi



3



1) Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi 2) Dapat merusak struktur bangunan 3) Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran 4) Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas



4



5



1. Langit terlihat hitam atau mendung 2. Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 2025mnt) 3. Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap



4. Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita 5. Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras 6. Ingat biasanya tornado bergerak dari barat daya ke timur laut. Mereka juga bergerak da ke arah timur, tenggara, utara, dan bahkan barat laut.



7. Carilah dan cocokkanlah petanyaan dan jawaban di dalam di bawah ini! PERNYATAAN JAWABAN 1.



2.



3.



Hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut(.E.) Gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra (.J..) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tidak dapat di prediksi(.D..)



a. Kebakaran b. Tornado



c. La nina



4.



5.



6.



7.



8.



9.



10.



Turunnya hujan selama empat jam dengan intensitas tinggi dan terjadinya penurunan massa tanah (..F.) Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak(..G.) Aktivitas vulakanik yang dikenal dengan istilah erupsi (.I..) Putaran udara yeng bergerak cepat dan berbentuk corong spiral yang berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai dengan kecepatan mulai 72 km / jam sampai 400 km/jam (B..) Situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/permukiman, pabrik, pasar, gedung dan lainlain yang dilkalian api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian (.A..) Suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di Kawasan Timur Ekuator di Lautan Fasifik (.C..) Angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit) (..H.)



d. Puting beliung e. Banjir f. Tanah longsor g. Gempa bumi



h. Puting beliung



i. Letusan gunung api j. Tsunami



Pertemuan 2 Indikator: 3.7.5Menganalisis persebaran wilayah bencana di Indonesia Menggambarkan persebaran wilayah bencana di Indonesia Menentukan daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat



Nama Siswa Mata Pelajaran Kelas



: WINA DELA PUTRI : Geografi : XI



Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa) c. d. e. f.



Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa Kerjakan setiap langkah sesuai tugas Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara guru dengan siswa.



1. Perhatikanlah peta indeks rawan bencana berikut!



Kelompokkan daerah-daerah yang termasuk dalam pembagian tingkat rawan bencana! Tingkat Rawan Tinggi Tingkat Rawan Sedang Tingkat Rawan Rendah Bengkulu, Papua, Lampung, Riau, Bangka belitung, Aceh, Sumatra Utara, Nusa tenggara timur Kalimantan, Papua barat Sumatra Barat, Bengkulu, Jawa barat, jawa timur



Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera



Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Selatan, Sumatera Utara Lampung, Maluku,



Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, NTB, NTT, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,



2. Apa yang menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana? Karena di di Indonesia terutama di Pulau jawa dan sumatera terletak dibagian ''ring of fire'' atau cincin api sehingga terdapat banyak gunung api yang masih aktif misalnya gunung krakatau,gunung merapi,gunung kelud,gunung merbabu. selain sering terjadi bencana gunung meletus dipulau jawa dan sumatera juga sering terjadi gempa bumi karena Indonesia terletak diantara pertemuan 3 lempengan tektonik yaitu  lempeng Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia. Sehingga apabila terjadi pergeseran diantara lempeng2 tersebut akan berakibat adanya gempa tektonik yang berpotensi Tsunami juga.



3. Bacalah artikel berikut dengan seksama, kemudian jawablah petanyaanpertanyaan dibawahnya! Menilik Banjir-Longsor Sumbar, dari Masalah Drainase sampai Kerusakan Hutan Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016, menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah rusak, saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan meninggal terbawa arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh kabupaten/kota, yakni Padang, Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan dan Pasaman Barat. BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman (Rp10 miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta. “Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara. Data BPBD Sumbar, banjir terparah lima kecamatan di Padang, yakni, Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Padang Barat dan Padang Utara. Ratusan rumah warga, beberapa sekolah dan ratusan kendaraan bermotor



terendam, jembatan putus dan bantalan rel kereta api rusak sepanjang 10 meter. Di Kota Pariaman, satu jembatan rusak berat, puluhan rumah terendam. Di Padang Pariaman, seorang warga Rimbokalam, Nagari Anduriang, tewas tertimbun longsor, dua menderita luka-luka dan sejumlah akses jalan lintas Sumatera, tertimbun. Di Bukittinggi, Kelurahan Pulai Anak Aie, ratusan rumah terendam. Ketinggian banjir mencapai satu meter. Banjir juga menggenangi beberapa kawasan lain.



Di Kabupaten Agam, banjir melanda dua Kelurahan Gasan Kaciak, Tanjung Mutiara dan Kampung Pisang, Ampek Nagari. Agam juga longsor menerjang tiga nagari, Panta Kecamatan Matur, Panta Sungai Jariang, dan Nagari Malalak. Banjir dan longsor di Pasaman, tepatnya Kelurahan Berangin, Lubuk Sikaping. Longsor menutup badan jalan. Jalan penghubung Bukitinggi-Pasaman-Medan, sempat lumpuh total. Khusus Pesisir Selatan, banjir di Kanagarian Kapuh Utara, Kecamatan Koto I Tarusan, Air Haji Barat, Kecamatan Linggo Sari Baganti dan beberapa daerah lain. Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur Sumbar, pada 24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali. “Kita berupaya mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan terutama daerah berpotensi banjir bandang. Kami bekerjasama dengan pemda, TNI/polri dan masyarakat,” katanya. BPBD mengimbau, masyarakat sekitar DAS, dan tebing waspada dan memperhatikan curah hujan. Penyebab banjir Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan. Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini tumpuan air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,” katanya. Total sekitar 3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir. Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800 meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan 3.700 meter kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas lapangan bola harus menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan tinggi tak tertampung drainase hingga limpahan menjadi banjir. Ini diperparah pasang laut saat itu, pasang naik, air mengalir bertemu menjadi sasaran aliran air,” katanya.



Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS, masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS ini berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain. Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang. “Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh longsor di Airdingin.” Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan, banyak hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas longsor perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor. “Hutan makin berkurang karena penebangan tak terkontrol. Apalagi penebangan di lereng, sangat berbahaya,” katanya. Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbardari-masalah-drainase-sampai-kerusakan-hutan/ a. Mengapa Sumatera Barat rawan mengalami bencanan banjir dan longsor? b.



c. d.



Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang bersifat klimatologis, geologis, maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat? Menurutmu, sudah efektifkah langkah pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan selama ini? Mengapa demikian? Sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia, apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah bencana alam terjadi di lingkunganmu?



JAWAB: A. Karena di Sumatera Barat banyak terdapat daerah perbukitan barisan atau daerah berbukit dengan kemiringan lereng yang terjal dan umum terjadi pada daerah yang secara geologi tersusun oleh batuan-batuan vulkanik yang bersifat lepas atau yang telah mengalami pelapukan dengan adanya retakan- retakan, yang mengakibatkan Sebagian besar daerah Sumatera Barat rawan terjadinya tanah longsor pada saat musim penghujan. Daerah rawan banjir umumnya berada pada dataran banjir atau daerah limpasan di sekitar sungai, semakin luas daerah tangkapan air semakin besar potensi banjirnya. Peristiwa banjir dapat terjadi ketika curah hujan tinggi dan penampang sungai tidak sanggup lagi menampung air hujan, artinya daerah aliran sungai (DAS) tidak dapat menampung volume air, dan air akan meluap ke dataran di daerah limpasannya. Tidak hanya di saat hujan, di suatu daerah, banjir dapat saja terjadi jika DAS di bagian hulu atau pada catchmentarea-nya terjadi curah hujan yang tinggi, dan DAS tidak mampu menahan aliran permukaan ( surfacerunoff) karena berkurangnya vegetasi. Di Sumatera Barat sendiri banyak daerah yang memiliki DAS yang luas



B. Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang bersifat klimatologis, geologis maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat antara lain adalah : dengan melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam. Mitigasi bencana adalah suatu upaya yang dilakukan utntuk mengurangi resiko bencana. Mitigasi dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun dengan cara meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi suatu ancaman bencana. Adaptasi adalah suatu upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan. Penjelasan: Wilayah Sumatera Barat memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Oleh karena nya pemerintah daerah Sumatera Barat diharapkan untuk dapat melakukan beberapa upaya yang dapat menanggulangi bencana. Contohnya adalah : -Membuat peta wilayah potensi bencana geologis dan klimatologis -Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah rawan bencana alam -Membangunan bangunan yang tahan akan bencana -Melakukan berbagai upaya untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari bencana alam. C. kurang efektif, karena bencana alam sampai saat ini masih terjadi dan pemerintah kurang cepat dalam pemberiaan penanganan



D. sebagai pelajar hal yang dapat kita akukan untuk menceah bencana alam adalah: Jangan Membuang Sampah Sembarangan Sampah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya banjir ketika musim hujan. Sampah yang menumpuk di sungai dan diselokan akan membuat banjir ketika hujan. Oleh sebab itu ,perlu adanya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan akan menimbulkan berbagai macam masalah seperti masalah banjir, kotornya lingkungan akan menyebabkan timbul berbagai macam masalah kesehatan. Hemat Menggunakan Air Air menjadi salah satu sumber kehidupan untuk makhluk hidup. Oleh sebab itu, kita harus bijak dalam menggunakan air , mengingat bencana kekeringan sudah sering terjadi. Bencana kekeringan yang terjadi menandakan air telah berkurang jumlahnya dan kita harus mulai berhemat dalam menggunakan air untuk kelangsungan hidup masa depan. Menanam Pohon



Pohon menjadi unsur penting untuk menopang bumi kita. Pohon dapat menyimpan air, mencegah tanah longsor, mencegah banjir, menjadi sumber oksigen dan menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup. Tidak ada salahnya kita untuk menanam pohon dilingkungan rumah. Membuat Saluran Irigasi Saluran irigasi sangat penting untuk mengalirkan air ketika musim hujan. Irigasi menjadi upaya untuk menangai bencana banjir. Dengan adanya irigasi tentu air hujan yang turun akan mengalir dan tidak menggenang.



Pertemuan 3 Indikator: Menjelaskan lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di Indonesia



Nama Siswa Mata Pelajaran Kelas



: WINA DELA PUTRI : Geografi : XI



Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa) a. b. c. d.



Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa Kerjakan setiap langkah sesuai tugas Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara guru dengan siswa!



1. Lengkapilah tabel lembaga dan tugasnya terkait dengan kebencanaan berikut ini! No Logo Nama Lembaga Tugas BNPB -Memberi pedoman dan pengarahan 1.



2



BASARNAS



3



BMKG



terhadap usaha penanggulangan bencan - menetapkan stradandisasi pengangulangan bencana berdasarkan UU - menyampaikan informasi kegiatan penganggulngan bencana kepada masyarakat -melaksanakan pembinaan dan pengendalian potensi search and resque - menghadapi bahaya dalam pelayaran dan penerbangan - memberi bantuan dalam penaanggulanganc bencana -penyedia data statistic tentang bencana alam - berpartisipasi dalam kegiatan internasional - memfasilitasi setiap kegiatabn bencan alam -memahami fenomena dengan pengamatan



4



TAGANA



-peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengurangi resiko bencana - pengurangan resiko dilokasi rawan bencana -peningkatan kesiapsiagaan masyarakat