5 Review Jurnal Endri Teguh Pratama 1901110577 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Review Jurnal NAMA NIM KELAS



ENDRI TEGUH PRATAMA 1901110577 ARCHENAR



judul



DETERMINAN SOSIAL KERENTANAN PEREMPUAN TERHADAP



peneliti



PENULARAN IMS DAN HIV Desak Made Sintha Kurnia Dewi1 , Luh Putu Lila Wulandari2 , D.N. Wirawan3 1Departemen Biostatistika dan Kependudukan, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi 2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 3Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana,



tahun jurnal



Universitas Udayana Email: [email protected] februari 2018 JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND COMMUNITY HEALTH DEVELOPMENT



volume no halaman doi



2 1 22 – 35 http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE



Latar belakang



Kasus HIV - AIDS meningkat pada perempuan dan menjadikannya salah satu kelompok rentan. Perempuan memiliki kemungkinan tertular IMS - HIV dua kali lebih besar dibandingkan laki-laki dan berdampak pada meningkatnya jumlah infeksi pada anak. Tujuan penelitian ini untuk menggali determinan sosial yang mempengaruhi kerentanan perempuan tertular IMS - HIV. Penelitian ini menggunakan design studi kualitatif pada 21 informan yang dipilih secara purposive yaitu terdiri dari klien, provider, konselor. Informan yang terpilih adalah pernah atau saat ini mengalami IMS atau HIV (klien), memiliki pengalaman menangani klien IMS atau HIV (provider/konselor). Proses rekrutmen dilakukan dengan melibatkan petugas layanan. Penelitian dilaksanakan pada April – Juni 2012 di tiga tempat layanan di Denpasar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara



mendalam menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur, kemudian direkam dan ditranskrip. Analisis dilakukan secara tematik dan triangulasi melalui member checking dan peer debriefing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan sosial yang mempengaruhi kerentanan perempuan terhadap penularan IMS -HIV antara lain kurangnya pengetahuan, perilaku seksual berisiko perempuan dan pasangan, tekanan ekonomi mendorong perempuan terlibat dalam pelacuran, ketergantungan ekonomi membatasi akses ke layanan, stigma terhadap kondom dan HIV, pengaruh ketimpangan gender, nilai perempuan di masyarakat menempatkan perempuan sebagai pihak yang dipersalahkan, posisi tawar rendah dalam menegosiasikan hubungan seksual, motivasi, dan perilaku petugas yang kurang mempengaruhi kualitas layanan dan menimbulkan ketidakpercayaan klien.



Determinan



sosial



tersebut



mempengaruhi



kerentanan



perempuan terhadap penularan IMS - HIV secara holistik, dapat dilihat dari faktor individu perempuan dan di luar individu seperti lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya. Diperlukan upaya komprehensif berbagai pihak untuk meningkatkan pengetahuan, pemberdayaan perempuan, pelatihan komunikasi dan konseling pasangan bagi petugas Metodologi



kesehatan. 1. Desain Penelitian Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan menggali secara mendalam determinan sosial yang mempengaruhi perempuan terinfeksi IMS dan atau HIV dan mengeksplorasi kondisi di masyarakat Metode content analysis digunakan dalam penelitian ini. 2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3. Pengumpulan data dilaksanakan di tiga tempat layanan di Denpasar yaitu RSUP Sanglah, Puskesmas II Denpasar Selatan dan Yayasan Rama Sesana pada April - Juni 2012. Kota Denpasar dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pada tingginya kasus HIV yaitu menyumbangkan 40% dari semua kasus di Bali. Informan sebanyak 21 orang yang terdiri dari 14 klien, 4 orang pemberi layanan (provider) dan 3 orang konselor dipilih secara purposive dengan



kriteria pernah mengalami atau saat ini sedang mengalami IMS dan atau HIV (klien), pernah menangani klien IMS dan atau HIV (konselor dan provider), dan mampu diajak berkomunikasi dengan baik, dan bersedia diwawancara. Perekrutan jumlah informan didasarkan atas saturasi data. 4. Variabel Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan , sedangkan variabel dependen penelitian adalah kadar IMS dan HIV, Kerentanan Perempuan, Posisi Tawar, Determinan Sosial 5. Instrumen Penelitian Wawancara berlangsung selama 60 hingga 90 menit. Peneliti mencatat poin poin penting yang muncul saat wawancara dan merekam seluruh percakapan setelah mendapat ijin dari informan. Hasil wawancara kemudian di transkripsi dan dikelompokkan ke dalam tema-tema. Metode triangulasi yaitu peer debriefing dan member checking digunakan untuk mengecek akurasi data. Prosedur Penelitian 6. Peneliti menjelaskan tujuan, metode dan kriteria informan yang dibutuhkan dari penelitian ini kepada staf dan tenaga kesehatan di lokasi penelitian. Petugas di layanan kemudian akan menjelaskan penelitian ini kepada calon informan untuk mendapat persetujuan awal. Petugas kemudian memperkenalkan klien yang setuju berpartisipasi kepada peneliti baik secara langsung maupun membuatkan janji untuk bertemu. Sebanyak 14 klien, 3 konselor dan 4 provider terpilih dalam penelitian ini. Informan yang terpilih kemudian diberikan penjelasan sebelu persetujuan kemudian menandatangani informed consent sebagai pernyataan kesediaan berpartisipasi. Pertanyaan yang diajukan saat wawancara antara lain tentang perasaannya terhadap penyakit IMS dan HIV, sumber penularan,



bagaimana



kehidupannya?



bagaimana



penyakit budaya,



tersebut



mempengaruhi



kebiasaan



mempengaruhi



kehidupannya?. Informan diminta untuk berbagi pengalamannya dan



memberikan sudut pandang mereka sesuai pengalaman hidup pribadinya. Wawancara dilakukan didalam ruang konseling hanya berdua dengan peneliti. Wawancara berlangsung selama 60 hingga 90 menit. Peneliti mencatat poin poin penting yang muncul saat wawancara dan merekam seluruh percakapan setelah mendapat ijin dari informan. Hasil wawancara kemudian di transkripsi dan dikelompokkan ke dalam tema-tema. Metode triangulasi yaitu peer debriefing dan member checking digunakan untuk mengecek akurasi data. 7. Analisis Data Hasil wawancara kemudian di transkripsi dan dikelompokkan ke dalam tema-tema. Metode triangulasi yaitu peer debriefing dan member checking digunakan untuk mengecek akurasi data. 8. Ethical Clearance Penelitian ini telah mendapat Ijin dari Bakesbangpol Provinsi Bali dan dinyatakan laik etik oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Hasil penelitian



Universitas Udayana. Informan berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 7 orang perempuan, 7 orang laki-laki, 4 provider (perawat, bidan, dokter) dan 3 konselor HIV. Karakteristik informan ini dilihat dari berbagai aspek diantaranya umur, pendidikan, suku, pekerjaan, lama terinfeksi IMS dan atau HIV dan lama bekerja. Dalam studi ini, informan ditanyakan beberapa pengetahuan tentang IMS, HIV dan Kondom. Pertanyaan seputar IMS yang diajukan adalah tentang definisi, jenis, cara penularan dan cara pencegahan. Hasil wawancara menunjukkan sebanyak 6 informan dari 14 informan menjawab bahwa IMS adalah penyakit yang titularkan melalui hubungan seks. Ketika ditanya mengenai jenisjenis IMS, 11 informan menjawab jenis-jenis IMS adalah sifilis, herpes dan gonore. 3 informan mengetahui bahwa HIV termasuk ke dalam IMS. Mengenai cara penularan, jawaban informan yang paling banyak adalah melalui hubungan seksual, namun ada 1 informan mengatakan tidak pernah mendengar tentang IMS dan 1 informan menjawab penularannya karena tidak menjaga kebersihan alat kelamin, menular melalui toilet umum dan air yang tidak bersih. Untuk pencegahan IMS, 9 informan



mengatakan



pencegahannya



dengan



menggunakan



kondom,



4



informan mengatakan jangan bergantiganti pasangan seksual, 2 informan menjawab tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Namun ada 2 informan yang menjawab pencegahannya dengan minum obat dan vitamin. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengetahuan informan tentang HIV dan AIDS yaitu definisi, ciri-ciri orang dengan HIV positif, ciri-ciri orang AIDS, cara penularan danpencegahan. Hanya 3 informan saja yang mampu menjelaskan definisi HIV dan AIDS. Seluruh informan mengetahui bahwa penularan HIV dan AIDS melalui hubungan seksual dan jarum suntik tidak steril, hanya 1 informan yang mengetahui bahwa penularan HIV bisa terjadi melalui Ibu ke Anak. Ketika pertanyaan cara pencegahan diajukan, sebagian besar informan mampu menjawab pencegahan menggunakan mengemukakan



kondom,



namun



pencegahannya



masih dengan



ada



informan



antiseptik



yang setelah



berhubungan, jangan menyentuh sesuatu yang digunakan oleh penderita lain dan hati-hati dalam memilih pasangan. Pertanyaan tentang manfaat kondom dan akibat tidak menggunakan kondom dalam hubungan seksual berisiko, sebanyak 13 informan menjawab dengan baik yaitu dapat tertular IMS, HIV dan bisa mengalami kehamilan tidak diinginkan. Dari hasil wawancara tersebut seluruh informan belum memiliki pengetahuan yang baik karena belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan lengkap, walaupun seluruh informan mengaku pernah mengakses layanan IMS dan atau HIV serta telah memperoleh konseling dan informasi secara lengkap Kesimpulan saran



dari konselor. dan Determinan sosial yang mempengaruhi kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan HIV dapat dilihat secara holistik yaitu dari faktor individu perempuan seperti kurangnya pengetahuan individu antara lain lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya seperti perilaku seksual berisiko dari pasangan; tekanan ekonomi dan ketergantunganekonomi



kepada



pasangan



membatasi



akses



perempuan; pandangan pasangan, keluarga dan masyarakat yang memicu adanya stigma; ketimpangan gender yang menempatkan



perempuan sebagai korban dan pihak yang dipersalahkan; posisi tawar perempuan yang rendah dalam melakukan negosisasi pada setiap hubungan seksual; serta kurangnya akses informasi, motivasi dan perilaku petugas terhadap klien yang datang ke layanan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang IMS, HIV-AIDS dan kondom pada perempuan untuk meningkatkan kepedulian, mengurangi stigma dan diskriminasi dengan melibatkan tokoh masyarakat; meningkatkan motivasi, kemampuan komunikasi interpersonal tenaga kesehatan dan membuat standarisasi penanganan antara tempat layanan satu dengan lainnya untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan klien; meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan ekonomi untuk memandirikan perempuan dalam membuat keputusan untuk dirinya; Bagi pemangku kebijakan agarmenggalakkan konseling pasangan (couple counseling) terutama pada pasangan tetap; memberikan pelatihan bagi konselor dan provider tentang trik-trik melakukan Daftar Pustaka



konseling pasangan Angkasawati, T. J. & Arifin, A. 2010. Pengetahuan Komprehensif Dan Sikap Terhadap Hiv/Aids Pada Kelompok Wanita Usia Subur (Wus) Di Indonesia Tahun 2007, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13, pp. 140–150. Aung, Z., Jalaluddin, A. B., Wei, W. K., Htwe, K., Nwe, T., Hassan, M. K. B., Kyaw, Y. M., Aung, S. T., Oo, S. S., Htwe, C. H., Bakar, A. B. A., Tun, K. D. & Oo, M. 2013. Cross Sectional Study Of Knowledge, Attitude And Practice On Hiv Infection Among Secondary School Students In Kuala Terengganu. International Journal Of Medicine And Medical Sciences, 46. Avert. 2011a. Hiv And Aids In Asia. Diakses dari: http://www.avert.org/AidsAsia.Htm#Contenttable3. Avert. 2011b. Women, Hiv And Aids. Diakses dari: www.Avert.Org. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. 2008. 1,7 Juta Wanita Terinfeksi Hiv. Diakses dari: Ceria.Bkkbn.Go.Id. Butt, L., Jack Morin (Djekky R. Djoht), Numbery, G., Peyon, I. & Goo, A. 2010. Stigma And Hiv/Aids In Highlands Papua Abepura Papua. Research



Collaboration



Between



Pusat



Studi



Kependudukan



Universitas Cendrawasih Dan University Of Victoria. Canadian



Council On Social Determinants Of Health. 2015. A Review Of Frameworks On The Determinants Of Health, Canada, Canadian Council On Social Determinants Of Health. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Laporan Triwulan Situasi Perkembangan Hiv&Aids Di Indonesia Sampai Dengan 31 Desember 2009, Departemen Kesehatan Ri, Jakarta: Kementerian Kesehatan Ri, Direktorat



Jenderal



Pengendalian



Penyakit



Dan



Penyehatan



Lingkungan. Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali. 2016. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2013-2018, Bali, D. K. P. (Ed.). Denpasar: Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Ditjen P2p Kementerian Kesehatan RI. 2017. Perkembangan HIV/AIDS dan PMS di Indonesia Januari-Maret 2017, Penyakit, D. J. P. D. P. (Ed.). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Ri. Exavery, A. et al. 2012. Role of condom negotiation on condom use among women of reproductive age in three districts in Tanzania. BMC Public Health. doi: 10.1186/1471-2458-12-1097. Hastuti, S. 2012. Pengaruh Stigma Hiv/Aids Terhadap Kepatuhan Pemakaian Kondom Pada Pria Odha. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Illinois Department Of Public Health. (no date). Fact About



Hiv/Aids.



Diakses



dari:



Www.Idph.State.Il.Us/Aids/Default.Htm. Jain, A. K. et al. 2011. Relationship between reported prior condom use and current selfperceived risk of acquiring HIV among 34 Desak, et al. Determinan Sosial Kerentanan Perempuan Terhadap Penularan IMS dan HIV JPH RECODE



Oktober



2018;



2



(1)



:



22-35



http://e-



journal.unair.ac.id/JPHRECODE mobile female sex workers in southern India. BMC Public Health. doi: 10.1186/1471-2458-11-S6S5. Joint United Nations Programme On Hiv And Aids. 2009. Hiv Transmission In Intimate Partner Relationships In Asia. Diakses dari: Unaids.Org. Joint United Nations Programme On Hiv And Aids. 2011. Hiv In Asia And The Pasific : Getting. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011a. Laporan Situasi Perkembangan Hiv & Aids Di Indonesia Sampai Dengan Maret 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011b. Laporan Situasi Perkembangan Hiv Dan



Aids Di Indonesia Sampai Dengan Desember 2010, Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan Hiv Dan Sifilis Dari Ibu Ke Anak’, Anak, D. J. B. K. I. D. (Ed.). Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. 2008. Pemberdayaan Perempuan Dalam Pencegahan Penyebaran HivAids. Komisi Penanggulangan Aids Nasional. 2010. Strategi Dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV Dan AIDS 2010- 2014. Kusuma, A. 2010. Perempuan Dan Budaya Patriarkhi Dalam Film “Berbagi



Suami”



Karya



Sutradara



Nia



Dinata.



Jurnal



Ilmu



Komunikasi. Laksana, A. S. D. & Lestari, D. W. D. 2010. FaktorFaktor Risiko Penularan Hiv/Aids Pada Laki-Laki Dengan Orientasi Seks Heteroseksual Dan Homoseksual Di Purwokerto, Mandala Of Health, 4. Lekalakala-Mokgele, E. 2016. Exploring gender perceptions of risk of HIV infection and related behaviour among elderly men and women of ga-rankuwa, Gauteng province, South Africa. Sahara-J: Journal



Of



Social



Aspects



Of



Hiv/Aids,



13.



doi:



10.1080/17290376.2016.1218790. Li, Xin et al. 2017. Factors associated with stigma attitude towards people living with HIV among general individuals in Heilongjiang, Northeast China. BMC Infectious Diseases. doi: 10.1186/s12879- 017-2216-0. Madiba, S. and Ngwenya, N. 2017. Cultural practices, gender inequality and inconsistent condom use increase vulnerability to HIV infection: narratives from married and cohabiting women in rural communities in Mpumalanga province, South



Africa.



Global



health



10.1080/16549716.2017.1341597.



Megawati.



action. 2011.



doi:



Pengetahuan,



Sikap Dan Perilaku Ibu Hamil Dan Pasangannya Tentang Hiv/Aids Di Puskesmas Klungkung I Dan Puskesmas Dawan Ii Kabupaten Klungkung. Master Tesis, Universitas Udayana, Depansar. Mitra, A. & Sarkar, D. 2011. Gender Inequality And The Spread Of Hiv-Aids In India. International Journal Of Social Economics. National Aids Commission Republic Of Indonesia. 2009. Republic Of Indonesia, Country Report On The Follow Up To The Declaration Of Commitment On Hiv/Aids (Ungass), Reporting Period 2008 - 2009, in Jakarta:



National



Aids



Commission



Republic



Of



Indonesia.



Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan, Teori & Aplikasi, ed. revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. doi: 10.1108/JMTM-03-2018-0075. Pakpahan, T. 2011. Posisi Tawar Psk Dalam Pemakaian Kondom Sebagai



Upaya



Mencegah



Bahaya



Hiv/Aids.



http://repository.usu.ac.id/Bitstream/12345



Diakses



dari:



6789/30475/5/Chapter



i.Pdf. Prado, G., Lightfoot, M. and Hendricks Brown, C.. 2013. Macrolevel approaches to hiv prevention among ethnic minority youth: State of the science, opportunities, and challenges. Am Psychol, National Center For Biotechnology Information, 68, pp. 286–299. doi: 10.1037/a0032917. Proulx, M.-J. 2014. Giving Women The Power To Say “No” Is Essential To Reducing Hiv And Aids: Care. Diakses dari: https://care.ca/Giving-Women-Power-Say-



“no”-Essential-Reducing-



Hiv-And-AidsCare. Rosak-Szyrocka, J. 2014. Employee’s Motivation At Hospital As A Factor Of The Organizational Success, Human Resources Management & Ergonomics. Saragih, M. 2016. Persepsi Nilai Profesional Pasien Rawat Inap Dengan Loyalitas Berkunjung Kembali. Idea Nursing Journal, 7. Schatz, P. & Dzvimbo, K. P. 2011. The Adolescent 35 Desak, et al. Determinan Sosial Kerentanan Perempuan Terhadap Penularan IMS dan HIV JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 22-35 http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE Sexual World And Aids Prevention : A Democratic Approach To Programme Design In Zimbabwe. Health Promotion International, 16, pp. 127– 136. The Henry J. Kaiser Family Foundation. 2010. Women And Hiv/Aids In The United States. Hiv/Aids Policy. Washington Dc: The Henry J. Kaiser Family Foundation. Un Women. 2018. Facts And Figures:



Hiv



And



Aids.



Diakses



dari:



http://www.unwomen.org/En/What-WeDo/Hiv-And-Aids/Facts-AndFigures. United Nations



Educational



Scientific



And Cultural



Organization. 2010. Globalization And Women’s Vulnerabilities To Hiv And Aids, France, Division For Gender Equality, Unesco’. Westerhoff, N. 2012. Why Do Men Buy Sex? Diakses dari: https://www.scientificamerican.com/Artic



le/Why-Do-Men-Buy-Sex-



2012-10-23/. Wilcox, A. et al. 2009. Tackling the demand for prostitution: a rapid evidence assessment of the published research



literature, Home Office. Wirawan, D. N. 2011. Surveillance On Hiv, in Lessons Learned From Bali. Paper Yang Dipresentasikan Dalam International



Seminar



On



Evidence-Based



Programmes



For



Reproductive Health And Hiv Interventions. Sanur-Bali. Womens Support



Project.



2009.



Prostitution.



Diakses



dari:



http://www.womenssupportproject.co.uk/ Content/Prostitution/205,172/. World Health Organization. 2009. Women’s



Health.



Diakses



Www.Who.Int/Entity/Mediacentre/Factsh



dari:



eets/Fs334/En/.



World



Health Organization. 2018. Global Health Observatory (Gho) Data, Number



Of



Women



Living



With



Hiv.



Diakses



dari:



http://www.who.int/Gho/Hiv/Epidemic_S tatus/Cases_Adults_Women_Children_Te xt/En/. Wulansari, S. 2009. Kondom Perempuan, Pemberdayaan Perempuan Dalam Kesehatan Reproduksi, Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. Yayasan, S. 2009. Peningkatan Risiko Penularan HIV pada Pasangan Serodiskordan Yang Ingin Memiliki Anak. Diakses dari: http://spiritia.or.id/News/Bacanews.Php?N wno=1578.



Review Jurnal Nama



Endri Teguh Pratama



NIM



1901110577



Kelas



ACHENAR



Judul



FAKTOR-FAKTOR



YANG



BERHUBUNGAN



DENGAN



PERILAKU



PENCEGAHAN PENULARAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) OLEH IBU RUMAH TANGGA DI NGANJUK, JAWA TIMUR Peneliti



Chahya Kharin Herbawani , Dadan Erwandi 1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN “Veteran” Jakarta 2Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas



Tahun



Naskah masuk 08 Agustus 2019; Review 01 September 2019; Disetujui terbit 05 November 2019



Jurnal



Jurnal Kesehatan Reproduksi



Volume



10



No



2



Halaman



89-99



DOI



DOI: 10.22435/kespro.v10i2.2085.89-99



Latar belakang



Laporan HIV/AIDS menunjukkan peningkatan jumlah kasus AIDS dan jumlah kumulatif AIDS pada ibu rumah tangga yang menempati urutan pertama. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga di wilayah Puskesmas



Bagor. Metodologi



1. Variable penelitian a. Independent Umur; pendidikan; penghasilan keluarga; umur pertama kali berhubungan seksual; pengetahuan HIV/AIDS; persepsi berisiko; pekerjaan suami; riwayat VCT; akses terhadap kondom dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS. b. Dependen Upaya pencegahan HIV/AIDS c. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Dalam penelitan ini variabel independennya adalah umur, tingkat pendidikan, penghasilan keluarga, umur pertama kali melakukan hubungan seksual, pengetahuan tentang HIV/AIDS, persepsi berisiko, pekerjaan suami, riwayat VCT, akses terhadap kondom dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS. a. Instrument penelitian Instrumen



yang



digunakan



adalah



kuesioner



dengan



pertanyaan terstruktur yang diadopsi dari kuesioner STBP Tahun 2011 dan telah diuji validitas dan reabilitas sebelumnya b. Prosedur penelitian Data dikumpulkan dengan melakukan pengisian kuesioner mandiri oleh responden. Kriteria inklusinya adalah ibu rumah tangga dalam usia reproduktif, memiliki suami, masih aktif berhubungan seksual, ibu rumah tangga yang kooperatif, bersedia menjadi responden, dapat membaca dan menulis. Sementara itu kriteria eksklusinya adalah ibu rumah tangga yang sedang dalam program hamil dan ibu rumah tangga yang menggunakan kondom sebagai satu-satunya alat kontrasepsi. Hasil penelitian



Penelitian Karim et al menyebutkan bahwa VCT efektif dalam menurunkan perilaku seksual berisiko. Pengetahuan akan status HIV dinilai sangat penting karena pengetahuan akan status HIV merupakan



gerbang utama untuk mengakses pencegahan penularan maupun pengobatan HIV/AIDS. Penelitian lain yaitu penelitian Khosidah et al.13 menyebutkan bahwa faktor pencetus untuk melakukan VCT adalah petunjuk untuk berperilaku atau keyakinan untuk melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS berdasarkan informasi yang diperoleh baik dari media massa, teman maupun petugas kesehatan. Pada penelitian ini, meskipun riwayat VCT cukup rendah, namun keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS pada responden cukup tinggi. Terdapat 16 persen ibu rumah tangga mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dari radio atau televisi dan 10 persen mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dari koran atau majalah. Terdapat 50,6 persen ibu rumah tangga yang mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dari internet. Faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah riwayat VCT (p=0,028) dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS (p=0,014). Riwayat VCT merupakan faktor paling mempengaruhi upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga (p value=0,040; OR=3,79 95% CI=1,06- 13,537). Ibu rumah tangga yang telah melakukan VCT 3,79 kali lebih cenderung untuk melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS baik dibandingkan yang tidak melakukan VCT. Kesimpulan saran



dan Pemberian edukasi dan pemeriksaan VCT dapat memberikan perilaku pencegahan HIV yang lebih baik pada ibu rumah tangga. Faktor riwayat VCT dan keterpaparan informasi berperan dalam perilaku pencegahan HIV pada ibu rumah tangga.



DAFTAR PUSTAKA 1. UNAIDS. Global AIDS UPDATE 2016 [Internet]. Vol. 17 Suppl 4, UNAIDS. 2016. Available



from:



https://www.unaids.org/sites/default/files/



media_asset/global-AIDS-



update2016_en.pdf 2. UNAIDS. UNAIDS 2016 Reference - AIDS Data. 2016;1–80. Available from: https://www.unaids.org/sites/default/files/ media_asset/2016-AIDS-data_en.pdf 3. UNAIDS. GLOBAL REPORT UNAIDS Report on the global AIDS epidemic 2013 [Internet]. Vol. 21. 2013. Available from: http://files.unaids.org/en/media/unaids/con tentassets/documents/epidemiology/2013/g r2013/UNAIDS_Global_Report_2013_en. pdf 4. Kemenkes RI. Laporan HIV/AIDS Triwulan 1 Tahun 2017. Jakarta: Depkes RI; 2017 [Internet].



2017.



Available



from:



http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload



/Laporan_HIV_AIDS_TW_4_Tahun_201 7__1_.pdf 5. Kemenkes RI. Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2017. 2017. 6. Ditjen PP & PL Depkes Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta; 2014. 7. Kemenkes RI. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. 8. Dalimoenthe I. Perempuan dalam Cengkeraman HIV/AIDS: Kajian Sosiologi Feminis Perempuan Ibu Rumah Tangga. Komunitas [Internet]. 2011;5(1):41–8. Available from: http://perpus.upstegal.ac.id/files/e_book/0 1170414.pdf 9. Yulianti AP. Kerentanan Perempuan Terhadap Penularan HIV & AIDS : Palastren [Internet]. 2013;6(1):185–200. Available from: http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/P alastren/article/viewFile/983/896 10. Aswar S. Determinan Penggunaan Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) oleh Ibu Rumah Tangga Berisiko Tinggi HIV Positif di Kabupaten Biak Numfor Papua [Internet].



2013.



Available



from:



mporary/DigitalCollection/MDU5MzI0Mj Q0ZTliN2E2MGFiYw==.pdf



http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/te c3OTEwMjFiOTdkY2YwZWQzNzI1Nm



11. Lameshow S, Hosmer D LS. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. JOgjakarta: Gajahmada University Press; 1997. 12. Karim QA, Humphries H. Reducing HIV Infection in Young Women in Southern Africa : the Key to Altering epidemic trajectories in a generalized , Hyperendemic Setting. Medicine (Baltimore) [Internet]. 2008;1–7. Available from: https://pdfs.semanticscholar.org/5222/681 9b648856987c64a6b6c218d71e4246455.p df 13. Khosidah Amik; Purwanti Sugi. Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang Voluntarry Councelling and Testing ( Vct ) Terhadap Perilaku Pencegahan Hiv/Aids. J Ilm Kebidanan [Internet]. 2014;5(2):67–78. Available from: http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/ article/view/105 14. Ahmed NKA. Household survey of knowledge, attitudes and practice of housewives regarding HIV/AIDS Khartoum North, Sudan February 2009. Sudan J Public Heal 2009 [Internet]. 2009;4(3):368–73. Available from: http://applications.emro.who.int/imemrf/S udan_J_Public_Health/Sudan_J_Public_H ealth_2009_4_3_368_373.pdf 15. Saleh WF, Gamaleldin SF, Abdelmoty HI, Raslan AN, Fouda UM, Mohesen MN, et al. Reproductive health and HIV awareness among newly married Egyptian couples without formal education. Int J Gynecol Obstet [Internet]. 2014;126(3):209–12. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijgo.2014.02.02 7 16. Mudayatiningsih S, Johan T, Yuswanto A. Individual Counseling to Improve Knowledge And Affecting Healthy Sex Behavior for housewifes with High Risk of Hiv And Aids. IOSR J



Nurs



Heal



Sci



[Internet].



2017;06(02):01–8.



Available



https://www.iosrjournals.org/iosrjnhs/papers/vol6-issue2/Version2/A0602020108.pdf



from:



Review Jurnal Nama



ENDRI TEGUH PRATAMA



NIM



1901110577



Kelas



ACHENAR



Judul



Effect of Intervention on Metered Dose Inhaler Use Technique and Determinants among Adult Asthmatic Patients Attending in Outpatient Clinic, Ethiopia: Interventional Study



Peneliti



Bezie Kebede Zelalem1*, Gima Mamo2 and Dessalegn Feiysa1 1 Department of Pharmacy, College of Health Sciences, Mizan-Tepi University, Ethiopia 2 School of Pharmacy, College of Health Sciences, Jimma University, Ethiopia *Corresponding author: Bezie Kebede Zelalem, Department of Pharmacy, College of Health Sciences, Mizan-Tepi University, Ethiopia



Tahun



2020



Jurnal



International Journal of Respiratory and Pulmonary Medicine



Volume



7



No



3



Halaman



1 - 10



DOI



10.23937/2378-3516/1410136



Latar belakang



Asma adalah penyakit heterogen yang ditandai dengan peradangan saluran napas kronis. Itu biasa penyakit pernafasan kronis mempengaruhi 1-18% dari populasi di berbagai negara [1]. Padahal ada tidak ada penelitian nasional di Ethiopia, prevalensi asma bronkial di antara pasien dewasa di Debre berhan 29,6% [2]. Kebanyakan keluarga Nepal ditemukan menggunakan bahan bakar biomassa yang belum diproses (seperti rumput, kayu, arang, sisa hewan) untuk memasak dan pemanas dan karenanya gejala pernapasan telah dikaitkan dengan penggunaan bahan bakar berasap di Nepal dan di negara lain



Metodologi



9. Desain Penelitian Studi ini dilakukan di JUMC, Jimma, Ethiopia. JUMC terletak di kota Jimma yang berjarak 346 km dari Addis Ababa dan ditemukan di barat daya Ethiopia. Ini adalah salah satu rumah sakit Universitas pendidikan terbesar di Ethiopia. JUMC menawarkan diagnosis dan pengobatan untuk kira-kira 10.791 pasien per bulan. Ada sekitar 9 klinik rawat jalan yang berada di dalam rumah sakit yang melayani lebih dari 9592 kunjungan / bulan [10]. Diantaranya Rawat Jalan tersebut kunjungan departemen (OPD), sekitar 45 pasien asma (menurut GINA, garis pedoman 2017 dan dokter keputusan) per bulan [11]. Penelitian ini dilakukan secara khusus pada pelayanan OPD yang merupakan klinik pernafasan Maret hingga 22 Agustus 2018 G.C. Studi intervensi berbasis rumah sakit digunakan untuk menilai efek intervensi pada teknik penggunaan inhaler dosis terukur di antara pasien asma yang menghadiri klinik pernapasan di JUMC. Semua orang dewasa berusia 18 dan di atas, pasien dengan diagnosis asma yang dikonfirmasi dan yang bersedia berpartisipasi dan mengikuti di klinik pernapasan rawat jalan diambil sebagai populasi sumber. Pasien yang mengalami eksaserbasi selama periode pengumpulan data, penyandang cacat dan usia > 75-tahun dikeluarkan dari penelitian. Akhirnya semuanya pasien dewasa yang memenuhi kriteria inklusi adalah a kandidat sebagai subjek studi.



10.



Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling



Semua pasien dewasa yang memenuhi kriteria inklusi dan datang ke rumah sakit dalam periode pengumpulan datadirekrut dengan cara berikut. 11.



Variabel Penelitian



Variabel independen dalam penelitian ini Asma, Intervensi, sedangkan



variabel dependen penelitian adalah Inhaler dosis terukur, JUMC 12.



Prosedur Penelitian



Informasi yang relevan seperti karakteristik pasien, teknik inhalasi, pengobatan terkini, komorbiditas, durasi penyakit, penggunaan inhaler dan kepatuhan (dinilai dengan tes inhaler asma) dicatat menggunakan kuesioner terstruktur (diadaptasi dari berbagai literatur yang diterbitkan [12-16]. Kuesioner tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lokal dan diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris. Data yang relevan diperoleh dengan wawancara demonstrasi / observasi inhalasi pasien dan grafik tinjau bila perlu. Pada awal, data dikumpulkan mengenai demografi pasien, frekuensi tindak lanjut up, teknik inhalasi, instruksi MDI sebelumnya, dan status kontrol asma (frekuensi gejala asma, keparahan gejala, adanya gejala semalam dan pembatasan aktivitas, GINA, 2017) [1]. Kosong dan MDI mereka sendiri diadaptasi untuk memungkinkan pasien teknik inhalasi untuk dicatat dan pasien diminta untuk menggunakan aerosol mereka seolah-olah mereka akan di rumah. Teknik inhalasi dasar pasien adalah diidentifikasi, menggunakan daftar periksa standar yang direkomendasikan langkah-langkah oleh pedoman National Institute of Health (NIH) [17] dengan 1 poin diberikan untuk setiap langkah yang dilakukan dengan benar (skor maksimum = 8). Teknik inhalasi itu dikotomi sebagai efisien dan tidak efisien. Pasien yang melakukan tiga langkah kritis dengan benar terlepas dari langkah-langkah lain dianggap efisien dan sebaliknya tidak efisien [18]. Setelah penilaian awal, pasien diberikan Leaflet informasi teknik pernafasan dan pernafasan demonstrasi teknik. Peragaan diberikan oleh pelatih setelah pelatihan 1 hari tentang pernafasan teknik. Teknik pernafasan pasien adalah ulang dievaluasi dalam kunjungan ke-2. Informasi tambahan dan klarifikasi tentang informasi medis beberapa pasien diperoleh melalui diskusi



dengan



masing-masing



perawat



dan



dokter.



Kesalahan



penghirupan teknis dasar yang teridentifikasi dicatat. 13. Analisis data Data dimasukkan ke dalam komputer menggunakan software EpiData 3.1 dan dianalisis dengan SPSS versi 21. Sebelumnya analisis, adanya



kolinearitas antara faktor independen (memiliki kurang dari 2 faktor inflasi varian) dan kesesuaian model (dengan nilai p Hosmer Lemeshow 0,156) diperiksa. Statistik chi-square digunakan untuk memeriksa kecukupan sel untuk regresi logistik biner. Prediktor independen dari hasil dan kekuatan asosiasi antara dependen dan independen variabel diidentifikasi dengan menggunakan analisis regresi logistik biner dan Pvalue