6 0 110 KB
LAPORAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) PELAYANAN PUSKESMAS CURAHTULIS 2022
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PAKISAJI Jl. Raya Pakisaji No.19 Telp. 0341-802932 E-mail. [email protected] MALANG - 65162
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan laporan kegiatan penilaian risiko dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) Puskesmas Pakisaji Kabupaten Malang Tahun 2022 dapat terselesaikan. Laporan ini sangat penting sekali karena akan memberikan panduan secara rinci terhadap seluruh gerak langkah yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas Pakisaji. Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) merupakan sebuah persyaratan yang sangat penting bagi pelaksanaan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas Pakisaji. Harapannya Laporan ini Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja oleh seluruh penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait pada Puskesmas Pakisaji.
Pakisaji, 28 April 2022 Ketua Tim Keselamatan Pasien Puskesmas Pakisaji
dr. Indrawati
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keselamatan pasien sudah diakui sebagai suatu prioritas dalam pelayanan kesehatan, sejak tahun 2007, ketika Sir Liam Donaldsonm Chairman WHO World Alliance For Patient Safety meresmikan “Nine Live Saving Patient Safety Solution”. Pada perkembangannya, dunia perumah sakitan di Indonesia melalui PERSI, KKPRS Nasional, KARS dan Departemen Kesehatan mensosialisasi program Keselamatan Pasien selama kurun waktu tahun 2006 - 2007 diberbagai kota di Indonesia. Proses perbaikan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pakisaji adalah dengan mengidentifikasi faktor resiko keselamatan pasien yang mungkin terjadi, menganalisa dan kemudian menerapkan solusi perbaikan dan tindak lanjutnya, diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan system. Puskesmas Pakisaji secara kontinyu melaksanakan perbaikan untuk selalu meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Untuk mengidentifikasi faktor resiko keselamtan pasien tim PMKP membentuk tim Manajemen Resiko yang terdiri dari beberapa staf layanan klinis maupun non klinis. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk petugas Puskesmas , pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Membentuk kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas. b. Mengidentifikasi potensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya. c. Menyusun rencana kerja Manajemen Risiko di Puskesmas. d. Melaksanakan kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas. e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Manajemen Risiko di Puskesma
BAB II KEGIATAN PENILAIAN RISIKO Pelaksanaan kegiatan penilaian risiko dan FMEA di Puskesmas Pakisaji sebagaimana dalam perencanaan dilakukan terhadap unit/program dengan hasil sebagai berikut : A. Kegiatan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) 1. Unit Pendaftaran TABEL DIGANTI SESUAI DENGAN FILE FMEA YANG MBAK MAY PUNYA! Masalah diangkat dari unit : 1. Pendaftaran 2. Laboratorium 3. Bersalin
NO
MASALAH
ANALISA
RENCANA TINDAK
WAKTU
PJ
LANJUT 1.
PENYEBAB
DAMPAK
Salah mengambil
1.Tata letak dokumen
1. Pelayanan menjadi
1. Perluasan ruang
dokumen rekam
rekam medis tidak
terhambat
penyimpanan rekam medis
UKP,
medis
berurutan.
2. Komplain pasien
2. Menata ulang dokumen
Perencanaan
3. Kesalahan dalam
RM secara berurutan
memberikan tindakan
3. Retensi dokumen RM
2. Penuliasan tracer kurang jelas
2.
1 Tahun
Rekam medis,
yang sudah inaktif ≥ 2 tahun
Salah identifikasi
1. Pasien tidak
1. Proses pelayanan
1. Sosialisasi proses
pasien yang akan
membawa kartu
menjadi terhambat
pendaftaran
berobat
identitas/kartu berobat
2. Kesalahan dalam
2. Melakukan cross check
2. Input data saat
memberikan tindakan
ulang
proses pendaftaran
3. Membuat daftar
salah
tilik/check list identifikasi
3 Bulan
Rekam medis
1 Bulan
Rekam medis
dan kelengkapan RM 3.
Salah ruangan
Petugas kurang teliti
Komplain pasien
Adanya buku ekspedisi
4.
Salah mengambil
1. Pasien tidak
Pelayanan di
Petugas bagian informasi
nomer antrian tidak
mengetahui
pendaftaran terganggu
untuk meningkatkan
sesuai pelayanan
pembagian nomor
interaksi dengan pasien
yang dituju
antrian berdasarkan
untuk menyampaikan
jenis pelayanan
informasi prosedur
2. Kurangnya
pendaftaran terutama
informasi mengenai
secara lisan
1 Bulan
Rekam medis
3 Bulan
Rekam medis
alur pendaftaran 3. Pasien buta aksara atau tidak dapat membaca, tingkat pendidikan pasien rendah 5.
Rekam medis hilang
1. RM tidak diletakan
Pengobatan pasien
1. Merapikan folder
sesuai dengan urutan
tidak maksimal karena dokumen RM tiap selesai
nomer RM setelah
riwayat penyakit dan
pelayanan
digunakan
pengobatan
2. Melengkapi/ menulis
2. Identitas pasien
sebelumnya tidak
identitas dan no. RM di
tidak ditulis lengkap
diketahui
lembar status pasien
di lembar RM
3. Petugas loket//RM
2. Petugas salah
diharapkan berperan secara
memasukan lembar
langsung dalam
RM pasien ke folder
pengembalian rekam medis
pasien lain
dari unit pelayanan terkait.
3. Serah terima dan cara pengembalian rekam medis yang tidak jelas 6.
Pendistribusian
Kurangnya tenaga di
1. Pelayanan
1. Monitoring penilaian
rekam medis lama
loket/RM
terganggu
kinerja
2. Antrian pasien
2. Pengusulan tenanga RM
6 Bulan
UKP, Kepegawaian
menumpuk 3. Komplain pasien 7.
Pasien tidak
Kurangnya memahami 1. Pasien tidak
Sosialisasi ulang tentang
membawa identitas
informasi pendaftaran
dilayani
pendaftaran baik melalui
KTP/kartu berobat
2. Pelayanan
media cetak + elektronik
(pasien lama)/BPJS
terhambat
1 Minggu
Rekam Medis
2. Unit Pelayanan Farmasi NO 1
TAHAP
FAILURE
KEGIATAN
MODE
Kesalahan pemberian
1. Salah identitas
obat oleh petugas pelayanan
O
S
D
RPN
KE T
2
8
2
32
IX
6
8
2
96
IV
6
8
3
144
I
4
7
3
84
V
7
7
2
98
III
7
9
2
126
II
9
7
1
63
VI
6
3
2
36
VIII
6
5
2
60
VII
pasien 2. Salah penulisan resep 3. Petugas tidak teliti membaca resep
2.
Dosis obat tidak
sesuai
Kurangnya pemahaman petugas tentang dosis obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit
Tidak tercantum BB pasien (untuk pasien anak)
Menimbulkan efek samping obat/
3.
Petugas tertimpa kardus obat
1. Tumpukan kardus obat yang tinggi 2. Rak penyimpana obat terbatas 3. Suhu ruangan dan ventilasi kurang baik
NO RANKING 1. Petugas tidak teliti membaca resep
NILAI 144 144
KUMULATIF
% 19,5%
2.
Menimbulkan efek samping obat
126
270
36,5%
3.
Tidak tercantum BB pasien (untuk pasien anak)
98
368
49,8%
4.
Salah penulisan resep
96
464
62,8%
5.
Kurangnya pemahaman petugas tentang dosis obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit
84
548
74,2%
6.
Tumpukan kardus obat yang tinggi
63
611
82,7% Cut Off Point
7.
60
671
90,8%
8.
Suhu ruangan dan ventilasi kurang baik Rak penyimpana obat terbatas
36
707
95,7%
9.
Salah identitas pasien
32
739
100%
N
MASALAH
ANALISA
RENCANA
O
PJ
TINDAK LANJUT PENYEBAB
1.
WAKTU
Petugas tidak teliti
1. Jumlah pasien terlalu
DAMPAK Pasien tidak
Memberikan KIE
mendapatkan obat
pasien untuk bersabar
2. Pasien tidak sabar
sesuai penyakit yang
saat pelayanan di
dlm menunggu obat
dideritanya
ruang obat berupa
dalam membaca resep banyak
1 minggu
Farmasi
1 hari
Farmasi
1 minggu
UKP dan
lisan dan tulisan yang ditempel 2.
Menimbulkan efek
1. Petugas tidak
Menimbulkan gejala
1. Menghentikan obat
samping obat
menjelaskan saat obat
ringan-berat tergantung
yang dikonsumsi
diberikan
kondisi pasien dan
2. Mengevaluasi
2. Pasien mempunyai
reaksi obat
pasien sesuai berat
riwayat alergi obat
efek samping yang ditimbulkan 3. Membuat pelaporan ke tim KP utk segera di evaluasi lbh lanjut
3.
Tidak tercantum BB
Petugas terburu-buru
1. Kesulitan pemberian
1. Teguran secara
pasien
saat pelayanan
dosis obat terutama
lisan
koord.
pasien anak-anak
(untuk pasien anak)
2. Pemberian dosis obat tidak tepat
Unit
2. Menempelkan
layanan
instruksi kerja tentang kelengkapan pengisian rekam medis di unit pelayanan
4.
Salah penulisan resep
Petugas unit layanan
1. Pasien tidak
1. Mengidentifikasi
1 Hari
Farmasi,
tidak teliti
mendapatkan terapi
ulang pasien
petugas
sesuai penyakit yang
2. Mengkonfirmasi
unit
diderita
ulang ke unit
pelayanan
2. Mengalami efek
pelayanan
samping obat
3. Mengganti resep baru
5.
Kurangnya
Pemberian terapi tidak
1. Evaluasi petugas
tepat
disesuaikan dengan
Kepegawa
tentang dosis obat
kompetensi
ian
yang tidak sesuai
2. Refresh ilmu secara
dengan indikasi
internal (membaca
penyakit
buku farmakologi)
pemahaman petugas
Petugas tidak kompeten
atau mengikuti seminar ilmiah 1. Kesulitan saat
1. Memperluas
1 bulan
UKP,
6.
Tumpukan kardus
Ruang penyimpanan
pengambil an obat
gudang penyimpanan
obat yang tinggi
obat kurang luas
2. LASA obat tidak
obat dengan sirkulasi
UKP,
diketahui
dan ventilasi yang
Perencana
3. Mencederai petugas
baik
an
2. Relokasi tempat
1 tahun
Farmasi,
BAB III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN Dari hasil penghitungan RPN didapatkan 7 modus kegagalan dari unit loket/rekam medis yang harus segera ditindak lanjuti dengan solusi yaitu : 1. Salah mengambil dokumen Rekam Medis 2. Salah identifikasi pasien yang akan berobat 3. Salah Ruangan 4. Salah mengambil nomer antrian tidak sesuai pelayanan yang dituju 5. Rekam medis hilang 6. Pendistribusian Rekam Medis lama 7. Pasien tidak membawa identitas KTP/kartu berobat/BPJS Untuk hasil perhitungan RPN pada unit farmasi didapatkan modus kegagalan yang harus segera ditindak lanjuti dengan solusi yaitu: 1. Petugas tidak teliti membaca resep 2. Menimbulkan efek samping obat 3. Tidak tercantum BB pasien terutama pasien anak 4. Salah penulisan resep 5. Kurangnya pemahaman petugas tentang dosis obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit 6. Tumpukan kardus obat yang tinggi B. SARAN Mohon untuk setiap unit pelayanan untuk menindak lanjuti risiko, hambatan serta keluhan dari pasien agar pelayanan setiap unit menjadi lebih baik
C. RENCANA TINDAK LANJUT 1. Koordinasi dengan Tim Mutu dan Kepala Puskesmas untuk membahas rencana perbaikan kinerja selanjutnya 2. Meningkatkan koordinasi lintas sector dalam hal kegiatan yang melibatkan masyarakat