60 Menit Terapi Sholat Bahagia [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Endar
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

60 Menit Terapi Sholat Bahagia BAB 1 PENDAHULUAN A.



Garis besar isi buku



Buku ini bisa mengantar pembaca kepada kebahagiaan (al falah), memenuhi panggilan Allah melalui adzan yang didengungkan berkali-kali setiap hari. Buku ini membebaskan manusia dari berbagai kesedihan, sebab kesedihan yang berlarut-larut menunjukkan minimnya keimanan terhadap Kebesaran, Kekuasaan, dan Kasih Allah Swt. Tidak hanya itu, kesedihan akan berdampak pada kesehatan, hilangnya kehangatan persahabatan dan menurunnya kualitas aktifitas dan kreatifitas, yang keduanya dibutuhkan untuk optimalisasi prestasi dan peran kekhalifahan. Untuk bisa menghayati shalat, mutlak diperlukan pemahaman makna doadoa didalamnya. Tuntutan pemahaman tersebut tidak bisa diatasi sebulan dua bulan. Buku ini memberi jalan keluar. Masing-masing doa yang panjang dan bermacam-macam pada setiap gerakan shalat disarikan dalam satu sampai tiga poin renungan. Dengan demikian, enam puluh menit sudah cukup untuk mengingat poin-poin renungan semua doa.



B.



Permasalahan Inti



a)



Bagaimana cara wudlu yang di contohkan oleh rasulullah.



b)



Bagaimana doa dan renungan dalam gerakan shalat.



c)



Bagaimana perintah shalat dan kekhusyuannya.



d)



Bagaimana shalat yang khusyuk



e)



Bagaimana istighfar yang sesuai dengan etika



f)



Bagaimana syukur dan sabar yang dianjurkan rasullah.



g)



Bagaimana ikhlas, tawakkal, dan ridla dalam shalat



BAB II INTI SARI ISI BUKU



BAB I WUDLU A.



Hakekat wudlu



Wudlu adalah kegiatan membasuh sejumlah anggota badan dengan air untuk menghilangkan kotoran batin. Dari pengertian diatas, jelaslah bahwa wudlu lebih ditekankan pada kebersihan batin daripada fisik. Oleh sebab itu, orang yang badannya bersih dan harum setelah mandi tetapi diwajibkan berwudlu sebelum shalat. Kotoran fisik dibersihkan dengan air, sedangkan kotoran batin dengan istighfar dan taubat. Wudlu berisi keduanya : istighfar dan taubat. Allah SWT mengingatkan taubat dengan kegiatan bersuci. “Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri”(QS.Al Baqarah [2]:222) Nabi SWT menegaskan lebih jelas tentang fungsi wudlu sebagai pembersih dosa. Wudlu bisa berfungsi demikian jika dikerjakan dengan penghayatan dan dzikir. Abu Thalib Al Makki berkata, “ Wudlu yang dikerjakan tanpa mengingat Allah mengundang setan-setan mengerumuninya seperti lalat yang mengerumuni setetes madu”. B.



Berdzikir dengan air



Disamping fungsi air yang bisa menghilangkan kotoran, air juga bisa dijadikan bahan renungan kebesaran nikmat Allah. Masaru Emoto dari Jepang pernah meneliti perbedaan kekuatan air yang disertai doa dan tidak. Dalam penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa air yang disertai doa memiliki potensi positif jauh melampaui air yang tidak disertai doa. BAB II DOA DAN RENUNGAN DALAM GERAKAN SHALAT A. Takbir dan doa pembuka



Bersamaan dengan niat shalat, kita memulai shalat dengan mengangkat dua tangan untuk mengucapkan takbir, Allahu Akbar (Allah maha besar). Takbir pembuka shalat (takbiratul ihram) dilakukan dengan menghadapkan kedua telapak tangan ke arah ka’bah, sedangkan bagian luarnya membelakangi dunia. Kita hadapkan hati kepada pemilik ka’bah dan kita lupakan semua urusan duniawi. Adzan merupakan pendahuluan untuk mengalihkan perhatian manusia dari alam dunia ke alam lain. Ketika adzan dikumandangkan, semua setan berlarian. Setelah adzan selesai, setan mendekat untuk membuat manusia lupa akan shalat. Ketika iqomah, setan mendekat lagi, lalu ketika kita shalat, ia menggoda lagi. Bagaimana takbir Rasullullah SAW ? a) Kedua tangan diangkat setinggi dada (HR.Abu Daud) atau diatas daun telinga (HR. Al Baihaqi) atau sejajar dengan telinga (HR. Muslim) atau sejajar dengan pundak (HR.Al Bukhari) b) Telapak tangan dihadapkan ke arah kiblat dengan jari-jari tangan tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang (HR. Bukhari) c) Tangan kanan memegang pergelangan tangan sebelah kiri, diletakkan di dada (HR. Al Tarmidzi) atau diatas pusar (HR. Abu Daud) atau dibawah pusar (HR. Abu Daud) atau tangan dilepaskan lurus ke bawah atau posisi tidak bersedekap (HR. Abu Daud). Doa pembuka dibaca pada awal shalat, sebab kita perlu membersihkan diri dari dosa sebelum membaca doa-doa shalat selanjutnya. Ada tiga hal penting yang harus di hayati dalam doa pembuka : a)



Ikhlas : hanya menyembah dan meminta kepada Allah SWT.



b)



Sanjungan : mengagungkan Allah SWT.



c)



Ampunan : memohon ampun kepada Allah SWT.



B.



Membaca Al Fatihah



Kita memulai surat Al fatihah dengan membaca ta’awwudz(a’udzubillahi minasysyaithonirrajim / aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) khusus pada rakaat pertama. Kita memohon perlindungan dari godaan setan, karena kita akan membaca firman-firman-nya. Ibadah paling pokok adalah shalat



dan bacaan yang paling inti di dalamnya adalah surat Al fatihah. Oleh sebab itu, setan berjuang secara maksimal merusak konsentrasi bacaan Al fatihah. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku membagi shalat di antara Aku dengan hambaKu menjadi dua bagian, dan hamba-Ku boleh meminta apa saja yang dia mau. Ketika dia mengucapkan “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam (Alhamdulillâhi Rabbil Âlamin)”, maka Allah Swt. menjawab, “Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Ketika dia mengucapkan, “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Ar Rahmân Ar Rahîm),” maka Allah Swt. menjawab, “Hamba-Ku telah memberikan pujian kepada Diri-Ku.” Ketika dia mengucapkan, “Raja yang menguasai hari pembalasan (Mâliki yaumiddîn),” maka Allah Swt. menjawab, “Hamba-Ku telah memuliakan-Ku”. Ketika dia mengucapkan, “Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan (Iyyaka na’budû wa iyyaka nasta’în),” maka Allah Swt. menjawab, “Inilah saatnya hambaKu menyampaikan permintaan dan Aku harus mengabulkannya.” Ketika dia mengucapkan, “Tunjukilah aku ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat (Ihdina shirathal mustaqîm, shirathal ladzîna an’amta ‘alaihim ghairail maghdhûbi ‘alaihim waladzhâllîn),” Allah Swt. pun menjawab, “Inilah saat yang dimiliki oleh hamba-Ku dan Aku harus mengabulkan permintaannya’.” (HR Muslim, Abu Daud, dan At Tirmidzi). Rasulullah SAW membaca surat Al Fatihah secara perlahan-lahan, ayat demi ayat, karena surat ini berisi dialog ketuhanan. Ibnu Qayyim Al Jauziyah (2008:30) memberikan nasihat , “ berhentilah setelah membaca satu ayat. Tunggulah jawaban Allah, setelah itu lanjutkan ayat berikutnya”. Ada tiga hal yang harus direnungkan ketika membaca Al Fatihah : a)



Syukur : bersyukur atas semua pemberian Allah



b)



Bimbingan : memohon agar selalu ada di jalan yang lurus.



c) Ketahanan iman : memohon ketahanan iman agar terjaga dari godaan hawa nafsu.



C.



Rukuk



Rukuk adalah membungkukan badan dengan kedua tangan dilutut, dan wajah diarahkan ke tempat sujud. Rukuk wajib dilakukan untuk setiap rakaat.



Menurut Qira’at (2001:133), pada saat punggung dan leher diluruskan, seorang muslim menyatakan hormat terhadap perintah dan kebesaraan Allah SWT. Dengan sikap itu, ia menunjukan kesediaannya untuk dipenggal lehernya di jalan Allah. Rukuk merupakan sikap penghambaan yang paling tertinggi. Rukuk adalah etika penghambaan, sedangkan sujud adalah pernyataan kedekatan. Sujud dilakukan setelah rukuk karena siapapun yang tidak memiliki etika penghambaan, ia tidak akan bisa dekat dengan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “....kemudian rukuklah sampai engkau rukuk secara thuma’ninah” (HR. Al Bukhari). Artinya, “rukukkan badanmu dan rukukan pula batinmu” (Mubarak,2008:119) Ada dua hal yang harus dihayati dalam posisi rukuk, yaitu : a)



Tunduk : tunduk kepada kehendak Allah



b)



Menurut : menurut sepenuhnya kepada perintah Allah.



D.



Bangkit dari rukuk



Gerakan setelah rukuk adalah i’tidal dengan mengucapkan sami’allahu liman hamidah. Bacaan itu sangat agung, sehingga dalam penglihatan Nabi SAW, setiap kali doa itu dibaca, ada tiga puluh malaikat berebut mencatatnya paling awal (HR. Al Bukhari dan Abu Daud) Ada dua hal yang harus dihayati dalam posisi i’tidal, yaitu : a)



Hak pujian : segala puji hanya untuk Allah SWT.



b)



Takdir Allah : tidak ada yang terjadi di dunia ini secara kebetulan.



E.



Sujud



Sujud adalah posisi shalat yang paling istimewa. Kata sujud dan bentuknya disebut sebanyak 92 kali dalam Al Qur’an. Semuanya menjelaskan ketundukan manusia, malaikat, binatang, pohon, dan makhluk-makhluk lainnya. Antara lain sebagai berikut. “Hanya kepada Allahlah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayangbayangnya di waktu pagi dan petang hari.(QS. Ar-Ra’d [13]:15).



F.



Duduk antara dua sujud



Setelah sujud, lalu dilanjutkan dengan duduk iftirasy, yaitu duduk diatas kaki kiri yang dilipat dengan ujung-ujung jari kali kanan dihadapkan ke kiblat. Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan doa diantara dua sujud adalah doa paling lengkap, karena mencakup permohonan kebutuhan dunia dan akhirat, yaitu ampunan, kasih sayang, petunjuk, keimanan dan kesejahteraan. G. Tasyahud Setelah menyelesaikan dua rakaat, kita duduk dan membaca tasyahud. Tasyahud artinya persaksian atau pernyataan akan ke-Esaan Allah dan kerasulan Muhammad SAW. Rasulullah SAW bersabda, “dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan dan juga diucapkan para nabi sebelumku adalah la ilaha illallah” (HR. Al Tirmidzi). Al Hafidz Ibnu Rajab berkata, la ilaha illallah adalah dzikir yang paling utama, harga dan kunci surga, penyelamat dari kekekalan neraka, penyebab diampuninya dosa, dll Salam yang terdapat dalam tasyahud memiliki tiga macam objek, yaitu : a)



Rasulullah SAW



b)



Diri sendiri



c)



Hamba-hambanya yang shaleh



H.



Salam penutup



Salam merupakan bacaan wajib sebagai penutup shalat. Assalamu’alaikum warahmatulliah artinya “semoga Allah (yang maha As-Salam)mdan rahmatnya tetap bersama kalian” atau “semoga kalian selalu dalam penjagaan dan rahmat Allah”. Ada beberapa bacaan salam, yaitu : a)



Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatu (HR. Abu Daud).



b)



Assalamu’alaikum warahmatullah (HR. Al Nasa-i)



c) Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatu “ke kanan” dan Assalamu’alaikum warahmatullah “ke kiri” (HR.Abu Daud) d) Assalamu’alaikum warahmatullah “ke kanan” dan Assalamu’alaikum “ke kiri” (HR. Al Nasa-i) Ketika mengucapkan salam ke kanan, kita pandang semua orang yang ada di sebelah kanan, sambil berdoa dalam hati, “semoga anda semua hidup dengan selamat, sejahtera, penuh rahmat dan berkah Allah”. Demikian juga ketika mengucapkan salam ke sebelah kiri. Orang yang ada di sebelah kanan dan kiri juga mendoakan hal yang sama untuk kita. Tidak ada ibadah yang melebihi keindahan shalat berjamaah.



BAB III PERINTAH SHALAT DAN KEKHUSUANNYA Menurut bahasa, shalat berarti doa. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung doa. Dalam kajian islam, shalat adalah ibadah yang berisi bacaan dan gerakan yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam. Di antara semua kewajiban dalam islam, shalat adalah yang tertinggi kedudukannya dan paling pokok. Perintah shalat diulang-ulang di beberapa ayat Al Qur’an dan hadis. Shalat merupakan tiang agama dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. A.



Perintah Shalat dalam Al Qur’an



Kata Shalat disebut dalam Al Qur’an sebanyak 234 kali. Dalam penyebutannya, selalu dikaitkan dengan ketetntuan ibadah lain atau akibatnya, yaitu : a)



Kewajiban shalat dan ketentuan waktunya.



Shalat harus dikerjakan pada waktu yang telah ditetapkan. “sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa[4]: 103) b)



Shalat dan Zakat



Selain mengerjakan shalat sebagai kewajiban yang bersifat vertikal, orang muslim wajib juga mengerjakan ibadah yang bersifat horizontal yaitu zakat. “Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya pada sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat semua yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah[2]:110)



c)



Shalat dan Keselamatan dari Dosa



Shalat menghasilkan keimanan dan kedekatan seseorang kepada Allah, sehingga ia merasa takut dan malu melakukan dosa. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Ankabut [29]:45). d)



Shalat dan kebajikan sesama manusia



Pengaruh shalat tercermin pada kebaikan pelakunya terhadap orang tua, kaum kerabat, fakir miskin, yatim, bersedekah, zakat dan kebajikan-kebajikan lainnya. “ e)



Shalat dan kesabaran



Shalat hanya dijalankan oleh orang yang sabar dalam menjalankan perintah Allah. Shalat juga harus menghasilkan kesabaran dan ketegaran dalam menghadapi tantangan hidup. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (QS.Al Baqarah[2]:45) f)



Shalat dan penyembelihan ternak kurban



Shalat merupakan bukti syukur manusia atas pemberian nikmat Allah. Rasa syukur tidak cukup hanya dengan shalat, tetapi harus dibuktikan juga dengan menyembelih hewan kurban untuk di makan sendiri dan dibagikan kepada orang lain. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar[108]:1-2).



g)



Shalat dan kebahagian



Shalat menjadi kunci utama kebahagiaan. B.



Perintah Shalat dalam Hadis



Perintah shalat dalam hadis lebih banyak dari pada Al Qur’an. Teknis pelaksanaan shalat yang belum dijelaskan dalam Al Qur’an diuraikan semua dalam hadis. Peringatan keras bagi muslim yang mengabaikan shalat juga lebih jelas dan detail. C.



Shalat Khusyuk



Khusyuk meliputi aspek lahiriah yaitu gerakan-gerakan shalat yang tenang dan perlahan-lahan, dan aspek batiniah yaitu ketundukan jiwa dan kerendahan diri di hadapan Allah. D.



Hukum khusyuk



Kewajiban shalat sudah sangat jelas berdasar Al Qur’an dan hadis. Khalid bin muhammad al rasyid(2006), khusyuk adalah inti, ruh dan makna shalat, sebagaimana firman Allah, “Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa 152. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu”. (QS. Al Baqarah[2]:238) E.



Keuntutungan Khusyuk



Karena sebuah kewajiban, maka khusyuk mendatangkan pahala yang besar, keridhoan Allah dan keuntungan-keuntungan lainnya, yaitu : a)



Semua dosanya diampuni oleh Allah.



b) Semakin khusyuk semakin besar pahalanya. Sebaliknya semakin kurang khusyus, semakin kurang pahalanya. c) Menjadikan shalat sebagai kenikmatan bukan beban. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”, (QS.Al Baqoroh[2]:45). d) Penangkal perbuatan dosa. “....dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al Ankabut[29]:45) e) Penyebab terkabulnya doa. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka



beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al baqarah[2]:186) F.



Tingkatan khusyuk



Rasulullah SAW juga membuat tingkatan khusyuk berdasarkan persentase pahala shalt. Beliau bersabda, “sungguh, ketikan seseorang selesai shalat, tidaklah ditulis (pahala) untuknya kecuali hanya setengahnya, sepertiga, seperempat, seperlima, seperenam, bahkan beliau berkata hanya sepersepuluhnya” (HR. Abu Daud). G. Tanda Tanda Lahiriah Khusyuk Shalat khusyuk bisa menyebabkan tubuh bergetar dan mata yang berlinang air mata karena takut kepada Allah, sebagaimana dalam firman Allah, “ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayatayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka waktu mengingat Allah” (QS. Az zumar[39]:23).



BAB IV IKHTIAR :SHALAT KHUSYUK A.



Beberapa Pesan dan Pengalaman Khusyuk



Jika shalat merupakan kenikmatan, maka ia bukan lagi beban. Itulah yang dirasakan oleh Nabi SAW. Dalam beberapa kali shalat malam, Nabi SAW bersujud sangat lama, seperti lamanya berdiri. Pada satu rakaat, Nabi SAW membaca tiga surat panjang sekaligus, yaitu surat Al Baqarah, Al Imran dan surat an Nisa. Atau sepanjang 6 juz dalam Mushaf Al Qur’an. B.



Persiapan Shalat



Agar anda bisa menghirup ruh shalat, maka lakukan beberapa persiapan berikut : a)



Sempurnakan wudlu anda.



b)



Buatlah tanda pembatas di depan tempat shalat.



c)



Cari tempat shalat yang nyaman.



d)



Gunakan pakaian yang bersih, rapih, sopan dan tidak bergambar.



e)



Siapkan wewangian.



f) Mintalah pertolongan Allah agar anda selalu mengingatnya di dalam dan di luar shalat. C.



Pelaksanaan Shalat



Setelah persiapan dilakukan dengan sungguh sungguh, maka kerjakan shalat dengan mengikuti petunjuk berikut : a)



Mulailah shalat ketika kondisi fisik sudah siap.



b)



Lakukan shalat dengan tenang agar diperoleh jiwa yang terbebas dari setres.



c)



Lakukan shalat seolah olah shalat terakhir kalian yang anda lakukan.n



d)



Ranungkan makna bbacaan dan doa shalat.



e) Ketika membaca ayat ayal Al Qur’an yang mengesahkan, anda boleh mengulang ngulangnya untuk lebih menghujamkan ke dalam kalbu. f) Ketika membaca ayat-ayat tentang siksa, berhentilah sejenak untuk memohon diselamatkan darinya. g)



Bacalah Al Qur’an secara perlahan dan benar.



h)



Camkan bahwa anda sedang berdialog dengan Allah.



i)



Jagalah pandangan mata dan pendengaran anda.



j)



Matikan alat komunikasi yang mengganggu shalat.



BAB V SHALAT: PENGAMPUNAN, RAHMAT DAN SHALAWAT. A.



Shalat dan Istigfar



Istighfar merupakan doa inti dalam shalat. Semua gerakan shalat berisi istghfar : ketika berdiri, ruku, sujud, duduk diantara dua sujud dan ketika tasyahud. B.



Manfaat Istighfar dan taubat



Istighfar dengan sepenuh hati. Jika belum mampu, tetap istighfar sekalipun dengan lisan, sebab istighfar tersebut mendatangkan ridho Allah. C.



Etika istighfar dan taubat



Agar istighfar atau taubat diterima Allah, ada delapan etika yang perlu diperhatikan : a)



Optimis akan pengampunan Allah SWT.



b)



Menyesali dosa yang telah dikerjakan



c)



Berhenti melakukannya



d)



Bertekad untuk tidak mengulanginya



e)



Dilakukan sebelum sakaratul maut



f)



Tidak menceritakan dosanya kepada siapapun.



g) Jika dosa sesama manusia, maka ia harus menyelesaikan hak hak orang tersebut, atau meminta maaf. h)



Memperbanyak perbuatan baik. D.



Rahmat Allah



Kita memulai shalat dan semua kegiatan, dengan memanggil nama Allah, agar kita ingat bahwa semua perbuatan itu bisa dilakukan semata mata karena rahmat Allah.



E.



Shalawat Nabi



Selain istighfar dan permohonan rahmat Allah, kita juga diwajibkan dalam shalat membaca shalawat Nabi. F.



Macam-macam shalawat.



Ada beberapa macam bacaan shalawat yang diajarkan rasulluah SAW, yaitu : a)



Shalawat hanya untuk Nabi SAW.



b)



Shalawat untuk Nabi dan Keluarganya



c)



Shalawat dan salam untuk Nabi SAW.



G.



Kapan membaca shalawat



Selain dalam shalat, Shalawat jiga dianjurkan dibaca pada keadaan-keadaan sebagai berikut : a)



Sebelum berdoa



b)



Ketika menyebut dan mendengar penyebutan nama Nabi SAW.



c)



Pada hari jumat



d)



Ketika membuat surat dan karya tulis



e)



Ketika masuk dan keluar masjid.



BAB VI SHALAT: SYUKUR DAN SABAR A.



Syukur dan ekspesinya



“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS.Al Baqarah 2:153). Shalat merupakan bukti syukur manusia kepada Allah. Dalam Al Qur’an, Allah mengaitkan nikmat yang dikaruniakan dengan perintah shalat. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar[108]:1-2). B.



Hamdalah dan kebahagiaan



Hampir semua gerakan shalat berisi hamdalah. Dengan hamdalah, terbentuklah kepribadian muslim yang hanya berharap penghargaan dan pujian Allah. Hamdalah yang merupakan cermin keikhlasan tidak hanya mendatangkan keridhoan Allah, namun jiga kebahagiaan. C.



Sabar menjalankan perintah dan menghadapi cobaan.



Kata sabar diulang dalam Al Qur’an sebanyak 80 kali. Sabar adalah menahan diri dan menguatkannya untuk menanti syariat islam dan akal sehat menghindarkannya dari apa yang bertentangan dengan keduanya. Secara garis besar sabar, ada tiga macam sabar, yaitu sabar dalam menjalankan kewajiban, sabar menjauhi larangan Allah, dam sabar menghadapi cobaan Allah. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,



kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun 101″, Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.Al Baqarah[2]:155-157). D.



Sabar menahan marah.



Allah SWT berfirman, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS.Al Baqarah[2]:45).



E.



Sabar menunggu jawaban doa



Termasuk kesabaran menghadapi cobaan, adalah kesabaran menunggu jawaban doa yang telah dipanjatkan kepada Allah SWT. Ada doa yang telah diucapkan lebih dari sepuluh tahun, namun tidak ada tanda-tanda terkabulnya doa itu. Tugas kita hanya memohon, apakah doa itu dijawab Allah atau tidak adalah hak mutlak Allah. F.



Pesan-pesan Nabi tentang sabar



Di samping hadis hadis diatas, berikut ini hadist-hadist lainnya tentang kemuliaan sabar : a)



“.....Sabar adalah pelita” (HR. Muslim)



b) “....barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka ditimpakan cobaan kepadanya” (HR. Al Bukhari) BAB VII SHALAT , TAWAKAL, DAN RIDLA A.



Ikhlas



Allah berfirman,” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah[98]:5)



Menurut bahasa, ikhlas artinya murni, tidak tercampur dengan kebalikan dari sesuatu. Ikhlas adalah riya yaitu, ibadah yang tidak sepenuhnya mengharap ridha Allah. B.



Tawakkal



Tawakkal artinya menyerahkan semua urusan hidup sepenuhnya pada Allah SWT. Ungkapan tawakkal hasbunallah wani’mal wakil pertama kali diucapkan oleh Nabi Ibrahim a.s ketika akan dilemparkan ke api pembakaran. Nabi SAW juga membacanya ketika menghadapi musuh. C.



Tawakal dan Usaha



Tawakal hanya dilakukan setelah usaha maksimal. Orang tawakal percaya kepada sebab akibat, tapi tidak bergantung kepadanya. Ia lebih bergantung kepada Allah SWT daripada kepada ikhtiarnya . Dalam beribadah, orang tawakal juga menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, sama sekali tidak mengandalkan nilai perbuatan itu sendiri. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, orang tawakal juga tetap bekerja maksimal, karena merupakan suatu kewajiban. D.



Ridla



Islam artinya penyerahan total kepada perintah dan larangan Allah serta semua keputusan atau takdir Allah yang berlaku untuknya. Muslim sejati adalah yang mematuhi sepenuhnya perintah Allah dan menerima dengan senang hati (ridla) apapun yang diberikannya. Orang beriman selalu berfikir positif bahwa pilihan Allah pasti terbaik, lebih baik dari pilihannya sendiri. Allah SWT berfirman, “....boleh jadi kamu membeci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah[2]:216)



BAB VIII SHALAT : NUR DAN HIDAYAH



A.



Nur



Kita bisa hidup karena ada cahaya. Karena cahaya itu pula kita bisa memilih jalan yang lurus dan bengkok. Demikianlah perumpamaan yang paling sederhana tentang pentingnya cahaya Allah SWT, agar kita tetap berjalan pada jalan yang lurus dan benar. Allah adalah sumber dari segala cahaya kebajikan. Manusia tidak akan bisa melakukan kebajikan tanpa cahaya dari nya. B.



Hidayah Allah



Hidayah adalah batu besar yang terdapat di laut atau sungai yang digunakan sebagai rambu guna menghindari bahaya. Permohonan hidayah itu kita ulang paling sedikit tujuh belas kali melalui shalat dalam sehari semalam. Tidak hanya itu, doa hidayah juga ada pada gerakan gerakan lainnya, seperti posisi duduk diantara dua sujud, wahidin (berikan aku hidayah). Tanpa petunjuk Allah, tidak ada satupun manusia bisa menemukan kebenaran dan menjalankannya. C.



Usaha mendapat hidayah



Manusia sangat membutuhkan hidayah Allah SWT. Ada kalanya hidayah diperlukan karena manusia memang belum mengetahui kebenaran. Atau sudah mengetahui jalan yang benar, tapi belum ada kemauan untuk menjalankannya. Atau ada kemauan tapi selalu gagal karena terhalang hawa nafsu. Atau sudah berhasil melakukannya namun gagal dalam menata niat yang ikhlas. Hidayah merupakan hak Allah: memberikan atau tidak kepada manusia. Tapi setiap muslim harus berusaha keras dan terus menerus mendapatkannya. Allah telah memberikan dua jalan, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Allah SWT juga memberikan syariat yang membuat hal hal yang mengarah pada dua jalan tersebut. Allah SWT pun memerintahkan untuk mengikuti jalan yang benar dan melarang untuk mengikuti jalan yang salah. Jika manusia bermaksud sungguh-sungguh menuju jalan yang benar, Allah SWT akan menuntunya hingga ke tujuan. Akan tetapi, bila ia tidak berminat ke jalan yang benar, tidak ada usaha sedikitpun mencari hidayah Allah, maka Allah SWT akan membiarkannya dalam kesesatan.



BAB IX



SHALAT: KESEHATAN DAN KEBAHAGIAAN A.



Shalat dan Kesehatan



Semua ibadah mencerminkan semangat kesehatan. Islam mengatur pola hidup sehat dalam semua aspek kehidupan, mulai dari sekecil-kecilnya. Misalnya, bagaimana cara tidur, bangun tidur, cara dan posisi makan dan minum, cara buang air besar dan kecil, serta cara membersihkannya. Semua gerakan shalat adalah gerakan untuk kesehatan. Bahkan, sehat tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga mengembalikan hidup sehat dari berbagai penyakit. Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang beserta aliran darahnya. Rukuk juga dapat memelihara kelenturan sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha, dan betis belakang. Saat itidal dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Sujud adalah cara yng maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh di otak. Membungkukan badan kedepan dan meletakan dahi di tanah merupakan proses pemijatan terhadap perut dan perangkat pencernaaan, sehingga membantu percernaan. B.



Shalat dan Kebahagiaan



Semua orang ingin hidup bahagia, dan islam telah mendorong untuk mencapainya. Setiap hari dorongan bahagia itu dikumandangkan melalui adzan, “hayya alal falah”. Bahagia bisa ditandai dengan jiwa yang tenang, bersikap positif menghadapi semua keadaan dan cobaan hidup. Prof. Abdullah Coleem dari inggris masuk islam karena terheran menyaksikan beberapa orang islam yang justru shalat berjamaah ketika kapal yang ditumpanginya akan tengelam. Ia terkagum jiwa pasrah mereka. Mereka dengan entengnya mengatakan, “kami shalat justru memohon pertolongan Allah. Jika kami ditakdirkan mati, ya mati, dan jika dikehendaki hidup, ya hidup”. Shalat merupakan wujud dan sarana penguatan iman. Iman yang benar menghasilkan ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa inilah yang dicari semua ilmuan kejiwaan di dunia. BAB X



BAGAN TERAPI SHALAT BAHAGIA A. Tawakal, Tukmaninah Dan Qana’ah(T2Q) Shalat harus dikerjakan dengan tukmaninah yaitu tenang, sabar dan tidak tergesah gesa. Shalat sebagai ekspresi syukur juga membentuk pribadi yang qana’ah(menerima yang ada). Jika pesalat telah melaksanakan T2Q, maka ia tidak hanya bahagia, tapi juga membahagiakan orang lain. B.



Pokok-Pokok Renungan Shalat



Secara garis besar, ada enam gerakan utama dalam shalat, yaitu berdiri, rukuk, bangun dari rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, dan tasyahud. Berikut ini adalah poin poin penghayatan dan renungan dalam setiap gerakan shalat. a)



Berdiri



Karena dalam posisi ini hanya surat Al Fatihah yang wajib dibaca, maka yang paling utama diingat adalah inti surat Al Fatihah, yaitu : a.



Syukur kepada Allah



b.



Bimbingan kepada Allah



c.



Ketahanan iman.



b)



Rukuk



Ada dua hal penting yang harus dihayati dalam posisi rukuk, yaitu : a.



Tunduk kepada kehendak Allah



b.



Menurut kepada semua perintah Allah



c)



Bangun dari rukuk



Dari beberapa itidal dan makna filosofinya, ada dua hal penting yang harus dihayati dalam posisi ini, yaitu : a.



Hak pujian



b.



Takdir



d)



Sujud



Sujud adalah posisi yang paling agung dalam shalat setelah rukuk. Berdasarkan doa dan makna filosofis sujud, ada tiga hal penting yang harus dihayati dalam posisi ini, yaitu : a.



Maaf



b.



Sinar Allah



c.



Jiwa dan raga



e)



Duduk diantara dua sujud



Berdasarkan doa dalam posisi, ada empat permohonan penting kepada Allah, yaitu : a.



Ampunan



b.



Kasih sayang



c.



Sejahtera



d.



Iman



f)



Tasyahud



Ada tiga hal penting yang harus dihayati dalam posisi ini, yaitu : a.



Shalawat



b.



Persaksian



c.



Tawakal



BAB III PENUTUP A. Analisis dan komentar a)



Analisis



Buku ini bisa mengantar pembaca kepada kebahagiaan (al falah), memenuhi panggilan Allah melalui adzan yang didengungkan berkali-kali setiap hari. Buku ini membebaskan manusia dari berbagai kesedihan, sebab kesedihan yang berlarut-larut menunjukkan minimnya keimanan terhadap Kebesaran, Kekuasaan, dan Kasih Allah Swt. Tidak hanya itu, kesedihan akan berdampak pada kesehatan, hilangnya kehangatan persahabatan dan menurunnya kualitas aktifitas dan kreatifitas, yang keduanya dibutuhkan untuk optimalisasi prestasi dan peran kekhalifahan.



Untuk bisa menghayati shalat, mutlak diperlukan pemahaman makna doadoa didalamnya. Tuntutan pemahaman tersebut tidak bisa diatasi sebulan dua bulan. Buku ini memberi jalan keluar. Masing-masing doa yang panjang dan bermacam-macam pada setiap gerakan shalat disarikan dalam satu sampai tiga poin renungan. Dengan demikian, enam puluh menit sudah cukup untuk mengingat poin-poin renungan semua doa.



Sebenarnya lebih banyak lagi poin penting karena doa-doa shalat memiliki kandungan yang luas dan dalam. Namun, dipilih hanya beberapa yang paling penting agar mudah diingat. Oleh sebab itu, pembaca sudah mahir berbahasa Arab dan memahami arti semua doa shalat, tidak disarankan membaca buku ini.



Bagi muslim yang bekerja keras meraih cita-cita, shalat yang dikerjakan dengan khusyuk bisa memompa semangat usahanya, sekaligus menjadi obat penenang ketika mengalami kegagalan. Buku ini berisi renungan takbir optimisme. Setiap takbir yang diucapkan, ada munajat kepada Allah. Jika berhasil, ia tidak bergembira secara berlebihan, dan jika gagal, ia hanya sedih sebentar. Sedih dan kecewa itu manusiawi, tapi bagi peshalat khusyuk, kesedihan berlangsung sebentar untuk segera bangkit kembali.



Dalam buku ini dijelaskan pula rukuk, i'tidal, dan sujud yang mengantar kepasrahan total kepada Allah. Hidup-mati, sukses-gagal, kaya-miskin, sehat-sakit, dan semua persoalan diserahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. b)



Komentar



Setelah saya membaca buku “60 menit terapi shalat bahagia” ini, akhirnya saya memahami betapa pentingnya kekhusyuan dalam shalat, karena ketika kita shalat berarti kita itu sedang berdialog dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Di dalam buku ini juga dijelaskan tentang makna dan doa dalam setiap gerakan shalat, bahkan buku ini juga mengupas tentang paradigma baru kedokteran. “shalatlah dengan ikhlas dan raihlah kesehatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat”, yang menjadi pesan utama dalam buku ini sangat logis dan menguatkan persepsi kita tentang makna sejati shalat.



B.



Kesimpulan



Wudlu adalah kegiatan membasuh sejumlah anggota badan dengan air untuk menghilangkan kotoran batin. Dari pengertian diatas, jelaslah bahwa wudlu lebih ditekankan pada kebersihan batin daripada fisik. Oleh sebab itu, orang yang badannya bersih dan harum setelah mandi tetapi diwajibkan berwudlu sebelum shalat. Kotoran fisik dibersihkan dengan air, sedangkan kotoran batin dengan istighfar dan taubat. Wudlu berisi keduanya : istighfar dan taubat. Allah SWT mengingatkan taubat dengan kegiatan bersuci. “Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri”(QS.Al Baqarah [2]:222) Bersamaan dengan niat shalat, kita memulai shalat dengan mengangkat dua tangan untuk mengucapkan takbir, Allahu Akbar (Allah maha besar). Takbir pembuka shalat (takbiratul ihram) dilakukan dengan menghadapkan kedua telapak tangan ke arah ka’bah, sedangkan bagian luarnya membelakangi dunia. Kita hadapkan hati kepada pemilik ka’bah dan kita lupakan semua urusan duniawi. Adzan merupakan pendahuluan untuk mengalihkan perhatian manusia dari alam dunia ke alam lain. Ketika adzan dikumandangkan, semua setan berlarian. Setelah adzan selesai, setan mendekat untuk membuat manusia lupa akan shalat. Ketika iqomah, setan mendekat lagi, lalu ketika kita shalat, ia menggoda lagi. Menurut bahasa, shalat berarti doa. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung doa. Dalam kajian islam, shalat adalah ibadah yang berisi bacaan dan gerakan yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam. Di antara semua kewajiban dalam islam, shalat adalah yang tertinggi kedudukannya dan paling pokok. Perintah shalat diulang-ulang di beberapa ayat Al



Qur’an dan hadis. Shalat merupakan tiang agama dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. Menurut bahasa, shalat berarti doa. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung doa. Dalam kajian islam, shalat adalah ibadah yang berisi bacaan dan gerakan yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam. Di antara semua kewajiban dalam islam, shalat adalah yang tertinggi kedudukannya dan paling pokok. Perintah shalat diulang-ulang di beberapa ayat Al Qur’an dan hadis. Shalat merupakan tiang agama dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun.