4 0 1 MB
Bab 3. Osilator Terpaksa Semester 114
Osilasi terpaksa Sebuah sistem diam yang diberi gangguan/gaya luar yang periodik sehingga berosilasi/bergetar melalui posisi kesetimbangannya secara terus menerus dibawah pengaruh gaya periodik tersebut. Bandul
Gambar 3.1
Ingat kembali materi vektor Sebuah vector A atau A Dapat dituliskan dalam bentuk
Gambar 3.2
Ax = A cos = proyeksi Panjang vector A di sumbu x Ay = A sin = proyeksi Panjang vector A di sumbu y
tan
Ay Ax
Dan
A Ax Ay A Ax iˆ Ay ˆj A A cos iˆ A sin ˆj
Panjang vektor A dituliskan sebagai A A Ax2 Ay2
Operator i
1 i; i 1 i (i) vektor r = r a ib r r cos i r sin r r cos i sin r re i Panjang vektor r dituliskan sebagai r r
Gambar 3.4
Gambar 3.3 2
a b
2
dan
b tan a
(ii) K onjugate kom plek vektor r r* = r * a ib r * r cos i sin r * r e i P anjang vektor r * sam a d en gan r r C att : = S earah putaran jarum jam = B e rlaw a nan arah dengan putaran jarum jam
Contoh (i) Jika =0 dan r=1; maka r 1(Cos0 i sin ) 1 (ii) Jika = dan r=1; maka r 1(Cos i sin ) 1 (iii) Jika = dan r=1; maka r 1(Cos i sin ) i 2 2 2 (iv) Jika r i, berapakan r dan φ?
Rangkaian LRC dengan sumber luar Dengan menerapkan KVL dan KCL pada rangkaian di samping, akan diperoleh dI q L RI Va, Subtitusikan I Io eit dan q Idt dt C dI o eit 1 it it L + RI e + I e dt = Va o o C dt 1 L i I o e + RI o e + I o eit = Va iC 1 it 1 I o e i L + R + = Va -i i iC i I o eit i L + R = Va dapat ditulis C
it
it
IZ e = V
Gambar 3.5
Impedansi elektrik Z e adalah impedansi elektrik i 1 Z e = i L+ R = R i L .............................(3.1) C C Z e = Z e ei Z e cos i sin Z e adalah nilai dari impedansi elektrik ( Z e ) Magnitudo Z e yaitu 2
1 Ze R L dengan satuan Ohm C 1 1 L L C ; atau gunakan sin C ; atau tan R Ze 2
R c os Ze
Penjumlahan vector resistif dan reaktif
Gambar 3.6
R
= Komponen resistif dari Ze
1 L = Komponen reaktif dari Ze C
Hukum Ohm pada rangkaian RLC Menurut Hukum Ohm V = I Ze
Gambar 3.7
Jika
V Vo eit
dan
Ze Zee
i
V Vo e i t Maka I = Ioe i Ze Zee it
OHS Terpaksa pada pegas Pada osilasi pegas selain gaya gesekan dan gaya pemulih, bekerja gaya luar, misal: Fo Cos t
Gambar 3.8
Dari hukum II Newton diperoleh: mx rx kx Vo cos t (3.2) m, r dan k = constant
Solusi komplit untuk x Solusi untuk persamaan 3.2 terdiri dari dua kondisi 1. Transien • Anggap bahwa gaya luar (pendorong) = Nol • Persamaan (3.2) kembali seperti persamaan (2.1), Yaitu
mx rx kx 0 • Langkah-langkan penyelesaian = Bab 2 (OHS teredam) 2.
Steady state Menyesuaikan dengan bentuk fungsi gaya luar (pendorong)
Kondisi Steady State Gaya pendorong pada Gambar 3.8 adalah F0 cost, dapat diubah menjadi F0eit . Sehingga solusi persamaan x harus sesuai dengan bentuk fungsi gaya pendorongnya dipilihlah :
it
x Ae , A dapat berbentuk bilangan kompleks
Substitusi x ke persamaan mx rx kx F0eit Akan diperoleh :
mA2eit irAeit kAeit F0eit
m2 ir + k Aeit F0eit ...........(3.3)
dari persamaan 3.3 dapat dicari A F0 F0 F0 A 2 2 1 m i r + k i r k m i r k m i F0 iF0 iF0 iF0 i A 1 k r i k m r i m k Zm r m i Zm =r i m k =Impedansi mekanik k m 2 Zm =Z m ei dengan Z m r 2 m k ; dan tan r iF0 it iF0 it it Subtitusi A ke x Ae menjadi x e e i Zm Zme iF0 eit x ..........................(3.4) Zm
Perhatikan persamaan 3.4 i t
iF0 e x Zm
..........................(3.4)
1). Bahwa terjadi perbedaan fasa sebesar antara x dan gaya karena bagian reaktif
m k
2). Karena faktor - i maka antara x dan gaya terjadi tambahan perbedaan fasa sebesar -90 , meskipun 0. 0
F0 3). x mempunyai amplitudo maksimum sebesar Zm
Kecepatan iF0 e x Zm
i t
v = x
i i F0e
i t
Zm
F0 e Zm
i t
........(3.5)
Resume: 1. Tidak ada faktor I pada amplitude, sehingga kecepatan v dan gaya hanya berbeda fasa sebesar . 2. Ketika = 0 kecepatan dan gaya berada dalam satu fase. 3. Amplitudo kecepatan adalah F0/Zm
Karena gaya luar pada contoh adalah Fo cos t sedangkan pendekatan yang digunakan adalah F0 eit maka kita sesuaikan dengan hanya mengambil solusi real saja, sehingga iF0 eit iF0 cos t i sin t x Zm Zm F0 i cos t sin t x Zm x
iF0 cos t
Zm
F0 sin t Zm
Ambil bagian real: x
F0 sin t Zm
Sedangkan beda fasa
=arctan
dan m k r
v=
F0 cos t Zm
Behavior of Velocity Magnitude and Phase versus Driving Force Frequency Sesuai persamaan (3.5) amplitudo dari v adalah
F0
Zm
F0 F0 1 2 2 Zm 2 k r m Terlihat bahwa besarnya kecepatan akan bervariasi terhadap frekuensi m k k 2 m
• Pada frekuensi rendah, impedansi dikontrol oleh kekakuan (stiffness controlled) • Pada frekuensi tinggi, impedansi dikendalikan oleh massa (mass controlled)
Pada frekuensi =0 , tercapai ketika m0 = k
:
0 #impedansi memiliki nilai minimum Zm r dikatakan zero reactance F0 F0 #Karena Zm bernilai minimum, maka = akan maksimum Zm r #0 dikatakan sebagai frekuensi resonansi kecepatan
#Pada saat resonansi kecepatan terjadi nilai tan 0 , kecepatan akan sefasa dengan gaya
Since xma= F0=/’r at resonance, the amplitude at resonance is kept low by increasing r and the variation of x with for different values of r is shown in Figure 3.7. A negligible value of r produces a large amplification at resonance: this is the basis of high selectivity in a tuned radio circuit (see the section in this chapter on Q as an amplification factor). Keeping the resonance amplitude low is the principle of vibration insulation.