7 Kebutaan Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

7 KEBUTAAN KEPEMIMPINAN



MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT DOSEN PENGAJAR : MAFE ROBBI SIMANJUNTAK,ST.,M.M. Mm



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 1.



ARINI SETIAWATY



(173313010005)



2.



AYYU FATIMAH ULFA



(173313010028)



3.



MARNILAM TELAUMBANUA



4.



ROSTIATI DAELY



5.



RIBKA PARDEDE



(173313010057) (173313010059) (173313010070)



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA 2019



BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Kebutaan adalah ketidakmampuan kita melihat apa yang tidak dapat kita lihat, hanya ingin melihat apa yang bisa kita lihat. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Kebutaaan kepemimpinan merupakan ketidakmampuan kita untuk mengarahkan upaya bersama dalam mencapai tujuan. Menurut Stoiner, kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas.Sedangakan menurut Nawawi, kepemimpinan merupakan suatu proses interaksi antara seorang pemimpin dengan sekelompok orang yang menyebabkan seseorang atau kelompok berbuat sesuai dengan kehendak pemimpin. Konsep tentang kepemimpinan tampaknya lebih pada konsep pengalaman. Konsep kepemimpinan dapat digolongkan antara lain; 1. Kepemimpinan sebagai fokus proses-proses kelompok Keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam mengontrol proses dari gejala-gejala sosial. 2. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya Pemimpin adalah seorang individu yang memiliki sifat dan karakter yang diinginkan oleh rakyatnya. Teori kepribadian cenderung memandang kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah. 3. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku Kepemimpinan sebagai tingkah laku yang akan menghasilkan tindakan orang lain yang searah dengan keinginannya dan tingkah laku seorang individu dapat mengarahkan aktivitas kelompok. 4. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi Kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada melalui pemaksaan secara langsung. 5. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan Proses menciptakan situasi sehingga para anggota kelompok, termasuk pemimpin dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dalam waktu dan kerja yang singkat.



BAB II PEMBAHASAN A. 7 KEBUTAAN



1. BUTA KARENA POSISI SENDIRI Dalam konsep kebutaan ini, orang atau individu diposisikan pada satu posisi dan terpaku pada posisinya tanpa memahami dan mengerti posisi yang lainnya. Individu tidak mampu dalam mengendalikan ego sendiri,karena merasa lebih berkuasa, lebih pintar, lebih senior, dan lebih lainnya. Kejadian ini bisa terjadi pada tingkat kelompok maupun perorangan. Dimana secara kelompok terkadang merasa terlalu percaya diri, dan secara individu merasa paling mampu dalam melakukan semuanya. Menanggapi setiap problema terkadang selalu merasa lebih mampu ketimbang yang lain, sehingga terjadi kepincangan dan diskomunikasi didalam organisasi. Sejatinya individu selalu menggunakan kacamatanya sendiri dalam menyikapi dan menindaklanjuti setiap persoalan yang ada.Dalam penekanan dan pemahaman konsep tersebut diatas, orang akan sangat kesusahan untuk beradaptasi. Orang akan stres ketika berhadapan dengan berbagai macam tantangan dan halangan. Contohnya : 1. Seorang ketua kelompok yang selalu menganggap dirinya paling benar dan tidak menerima masukan dari anggotanya saat diskusi belajar. 2. Seorang pemimpin yang tidak mau menerima pendapat dari karyawannya karena merasa bahwa pendapatnya lebih baik daripada pendapat yang lainnya. 3.



Dosen yang menganggap tahu segala hal dan merasa lebih pintar dibanding mahasiswanya.



Solusinya : -



Lebih membuka wawasan



-



Sering mengikuti pertemuan



-



ikut berdiskusi dengan menahan diri mendominasi



-



bersoaialisasi dengan ikut menerima pandangan orang lain



2. BUTA AKAN KELEMAHAN SENDIRI Dalam menyikapi suatu permasalahan, individu selalu memposiskan dirinya dan merasa paling benar. Dalam proses penyelesaian masalahnya pemimpin selalu menggunakan cara kekerasan dan menempatkan diri pada posisi yang benar dan menyalahkan orang lain. Konsep pemikiran seperti ini, terkesan bersifat tertutup dan introvert. Kesalahan atau masalah yang dialami atau yang terjadi dipandang sebagai suatu kesalahan dari luar individu. Atau Menganggap kesalahan berasal dari orang lain, selalu menumpahkan kesalahan pada orang lain, bisa juga karena ingin menutupi kelemahan tersebut atau memang tidak menyadari kesalahan itu . Contohnya : 1. Dalam kelompok diskusi, pemimpin diskusi menyalahkan anggota kelompoknya karena penampilan presentasi kelompoknya kurang memuaskan. 2. Mahasiswa yang tidak bisa mengikuti ujian karena absensi yang tidak memenuhi persyaratan, dan menyalahkan temannya karena tidak membantunya untuk menadatangani absensi. 3. Seorang mahasiswi yang menyalahkan temannya saat nilai ujiannya kurang memuaskan karena tidak memberi contekan saat ujian. Solusinya : -



Melibatkan diri langsung dalam menyelesaikan setiap keluhan.



-



Memberikan tanggung jawab untuk mengatur banyak orang.



-



Mesti menyadari bahwa sikap suka menyalahkan bawahan atau pun orang lain adalah sikap yang buruk



-



Mau mengintropeksi diri terhadap masalah yang dihadapinya



-



Harus bisa membuka diri untuk melihat semua hal secara positif, dan tidak menyudutkan bawahan atau orang lain



3. BUTA KARENA BERTINDAK CEPAT Individu merasa selalu menjadi yang tercepat dari yang lainnya.Terlalu reaktif dengan tanpa mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan setiap kebijakan



yang diambilnya. Terlalu reaktif terhadap masalah, tidak menghadapi secara komprehensif hanya simptom saja sehingga malah menimbulkan masalah baru. Akibatnya dalam pelaksanaannya banyak sekali terjadi ketimpangan program, yang mana hasil tidak sesuai dengan yang diharapakan karena perencanaan dan proses terkesan buru-buru dan reaktif. Secara eksplisit bahwa individu dalam kebutaan ini tidak mampu membaca, mengenal dan mempertimbangkan faktor lain, dan confouding yang dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan kegiatan dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan dari organisasi. Contohnya : 1. Karena kesibukan seorang dosen sehingga jarangmemberikan perkuliahan sesuai jadwal, suatu ketika dosen meminta jadwal tambahan sehingga mengakibatkan jadwal yang tumpang tindih. 2. Seorang ketua kelas yang cenderung membuat aturan baru sebagai cara cepat untuk murid yang sering terlambat. 3. Seorang wirausah ayang membuat keputusan cepat untuk membuka cabang usaha di daerah lain tanpa menyusun perencanaanyang baik. Sehingga usaha tidak dapat berjalan dengan baik dan mengalami kerugian. Solusinya : -



Mempertimbangkan terlebih dahulu pendapat orang lain,



-



Saling mengingatkan agar tidak ceroboh.



-



Melihat masalah secara komprehensif



4. BUTA TERHADAP AKAR MASALAH Artinya bahwa buta terhadap akar masalah yang ada.Tidak mengkaji dengan benar setiap permasalahan yang terjadi sehingga mengakibatkan kejadian dan persoalan tersebut terjadi lagi berulang kali tanpa adanya penyelesaian yang jelas. Perubahan yang sesaat akan menjadikan individu merasa gamang pada setiap kondisi atau hal yang ada dengan tanpa adanya solusi terhadap persoalan tersebut. Atau Tidak melihat penyebab utama dari masalah, tetapilangsung mengambil tindakan.



Contohnya : 1. Ketika tim sepakbola seringkali mengalami kekalahan, manajertim mengganti pelatih yang lebih baik, padahal masalahnya ada pada kekompakan tim, bukan dari pelatih yang kurang kompeten. 2.



Pedagang yang tidak mencari akar masalah kenapa usahanya tidak laku dan tidak ramai akan pengunjung.



3. Dokter yang dilapork an tekanan darah pasiennya turun lansung memberikan instruksi pemberian adrenalin tanpa menanyakan apakah pasiennya masih mendapat obat hipertensi atau lainnya. Solusinya : -



Mencari sumber masalah



-



Menganalisa sumber masalah



-



Membuat pencegahan untuk mengatasi masalah yang sama



-



Berani untuk mengatasi secara langsung sebelum masalah semakin membesar



5. BUTA AKAN PERUBAHAN MASALAH Masalah yang awalnya kecil namun karena diabaikan kemudian berakumulasi dan akhirnya mengakibatkan masalah besar dan mengancam. Atau mengabaikan masalah kecil sehingga penanganannya terlambat. Contohnya : 1. Seorang mahasiswa yang selalu menunda tugas yang diberikan dari dosen. Padahal masih banyak tugas yang lain yang harus diselesaikan. 2. Saat beberapa pasien selalu mengeluh akan ketidakpuasan pelayanan ataupun fasilitas kesehatan,namun selalu diabaikan, sehingga berdampak pada penurunan kualitas secara menyeluruh dan menurunkan angka kunjungan pasien. 3. Pemimpin



tidak



mampu



melihat



sekeliling



secara



cermat



dan



mempertahankan posisi dan tingkat kenyamanan yang ada dengan lari dari setiap masalah yang ada. Sehingga masalah menjadi lebih buruk dan sulit diatasi.



Solusinya : -



Tidak mengabaikan hal-hal kecil teliti dalam menangani masalah ,



-



Menanggapi setiap masalah-masalah kecil yang muncul.



-



Jadilah pribadi yang beradaptasi terhadap perubahan- perubahan yang terjadi



6. BUTA KARENA SELALU MENGANDALKAN PENGALAMAN Pembelajaran yang paling kuat berasal dari pengalaman langsung. Sebenarnya, kita belajar makan, merangkak, berjalan, dan berkomunikasi melalui komunikasi coba-cobacepat-dengan melakukan tindakan dan melihat konsekuensi dari tindakan itu; maka tindakan baru dan berbeda (Peter M. Senge). Pengertian yang dikemukakan disini adalah bahwa tidak selalu pengalaman dapat dijadiakan sebagai patokan atau acuan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi saat ini. Jelas bahwa apa yang dihadapakan sekarang tidak sama dengan yang dihadapi sebelumnya, dan secara statis pun pola yang sebelumnya terjadi bisa berubah pada saat tertentu. Walau pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik, tetapi pengalaman tersebut hanya berlaku untuk kejadian dan waktu di masa lampau, sedangkan masalah ini sekarang dan akan datang. Contohnya: 1. Penyediaan alat sterilisator kapasitas besar jug bermasalah padahal baru dibeli tidak lebih dari sebulan. Penyebabnya, bahwa dari spesifikasi alat tersebut ternyata ada beberapa yang belum siap ditunjang oleh rumah sakit, seperti kebutuhan akan listrik, air bersih dan pembuangan. 2. Pengadaan mesin CT scan yang tidak dapat dipakai akibat harus adanya penambahan mesin penguat. 3. Dalam melakukan pengobatan, masih banyak orang yang melakukan pengobatan tradisional seperti dukun karena lebih dianggap berpengalaman padahal sekarang sudah banyak fasilitas kesehatan yang sangat baik untuk melakukan pengobatan. 4. Pemimpin masih melakukan cara-cara yang manual padahal seiring perkembangan zaman banyak alat yang canggih yang dapat digunakan untuk pengembangan bisnis.



Solusinya: -



Belajar dari pengalaman semestinya dipahami sebagai sebuah konsep berpikir yang continue.



-



Memberikan pengertian terhadap anggapan yang keliru.



-



Menekankan pengalaman bukanlah sumber solusi dari segala masalah.



7. BUTA TERHADAP PERBEDAAN ANGGOTA TIM Untuk mengatasi dilema dan ketidakmampuan ini, "tim manajemen" adalah kumpulan para manajer berpengalaman dan berpengalaman yang mewakili berbagai fungsi dan bidang keahlian organisasi. Bersama-sama, mereka harus memecahkan masalah lintas fungsional yang kompleks yang sangat penting bagi organisasi (Peter M. Senge). Terlalu sering tim dalam bisnis cenderung bermain dan menghindari waktu untuk kegiatan segala sesuatu yang akan membuat mereka terlihat buruk dan bertindak seolah-olah mereka berada di balik strategi kolektif tim, untuk mendapatkan penampilan tim yang koheren. Mitos kepemimpinan manajemen adalah sebuah keyakinan yang tidak akurat dan bahkan salah atau palsu tentang kepemimpinan, tetapi ia dipercaya memberikan pengaruh yang sangat kuat agar orang lain menjadi pengikutnya. Dengan kata lain tidak menerima adanya perbedaan dalam tim,sungkan menyatakan pendapat pribadi, kelemahan yang cenderung mentoleransi perbedaan anggota tim. Contohnya : 1. Ketika rapat evaluasi tidak ada yang berani untuk berkomentar, karena takut ada yang kecewa dengan saran yang diberikan. Padahal saran sangat diperlukan untuk kegiatan yang lebih baik. 2. Sehubungan dengan banyaknya personal managemen di tempat bekerja, dan sebagian dari kelompok ini sudah termasuk tenaga senior (masa kerja lebih dari 10 tahun), maka agar tidak banyak mengecewakan masing-masing orang dengan kesepakatan bersama antar mereka dibentuklah susunan organisasi yang lebih mengutamakan posisi yang bisa ditempati masing-masing orang, dibandingkan dengan keefektifan dan fungsi kerja yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. 3. anggota tim yang terpaksa menerima suara mayoritas demi menghambbat pertentangan antar anggota tim dalam memutuskan prioritas fasilitas kesehatan.



Solusinya : -



Menekankan bahwa perbedaan itu biasa dan sebenarnya diperlukan.



-



Menekankan bahwa dinamika kelompok itu pasti ada untuk disadari.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Kebutaan adalah ketidakmampuan kita melihat apa yang tidak dapat kita lihat, hanya ingin melihat apa yang bisa kita lihat. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada 7 kebutaan yaitu : buta karena posisi, buta akan kelemahan sendiri, buta karena bertindak cepat, buta terhadapakar masalah, buta akan perubahan masalah,buta karena selalu mengandalkan pengalaman, dan buta terhadap perbedaan anggota tim.



B. REFERENSI https://dokumen.tips › Category Documents https://www.scribd.com/presentation/135371361/7-Kebutaan https://www.academia.edu/8368938/Tujuh_Kebutaan perilakuorganisasi.com/peter-m-senge-organisasi-pembelajar.html