9018 - Ni Komang Rikayanti - 2.1 - LP, Askep, SP Kecemasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN



OLEH : NAMA



: NI KOMANG RIKAYANTI



NIM



: P07120019018



SEMESTER : IV KELAS



: 2.1



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2021



LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN



A. Konsep Dasar Kecemasan (Ansietas) 1. Pengertian Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan. (Stuart, 2007). Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008). Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal ansietas, teori tersebut antara lain: a. Teori psikoanalisis Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. b. Teori interpersonal Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan hubungan antara manusia. c. Teori perilaku Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi. Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang menyebabkan seseorang menjadi ansietas.



Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2007)



Respon Adaptif



Antisipasi



Ringan



Respon Maladaptif



Sedang



Berat



Panik



2. Tanda dan Gejala Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas), antara lain sebagai berikut: a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang



.



d. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan). e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 3. Penyebab a.



Faktor Predisposisi Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas : 1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat. 3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi, yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.



4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. 5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor. b. Faktor Presipitasi Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori : 1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari - hari. 2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. 4. Patofisiologis 5. Pohon Masalah Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan



Gangguan perilaku : kecemasan



Core Problem



Koping individu tak efektif



Stressor



Klasifikasi Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.



a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik a) Ketegangan otot ringan b) Sadar akan lingkungan c) Rileks atau sedikit gelisah d) Penuh perhatian e) Rajin 2) Respon kognitif a) Lapang persepsi luas b) Terlihat tenang, percaya diri c) Perasaan gagal sedikit d) Waspada dan memperhatikan banyak hal e) Mempertimbangkan informasi f) Tingkat pembelajaran optimal 3) Respons emosional a) Perilaku otomatis b) Sedikit tidak sadar c) Aktivitas menyendiri d) Terstimulasi e) Tenang b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut : 1) Respon fisik : a) Ketegangan otot sedang b) Tanda-tanda vital meningkat c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat d) Sering mondar-mandir, memukul tangan e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung 2) Respons kognitif a) Lapang persepsi menurun



b) Tidak perhatian secara selektif c) Fokus terhadap stimulus meningkat d) Rentang perhatian menurun e) Penyelesaian masalah menurun f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan 3) Respons emosional a) Tidak nyaman b) Mudah tersinggung c) Kepercayaan diri goyah d) Tidak sabar e) Gembira c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik a) Ketegangan otot berat b) Hiperventilasi c) Kontak mata buruk d) Pengeluaran keringat meningkat e) Bicara cepat, nada suara tinggi f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan g) Rahang menegang, mengertakan gigi h) Mondar-mandir, berteriak i) Meremas tangan, gemetar 2) Respons kognitif a) Lapang persepsi terbatas b) Proses berpikir terpecah-pecah c) Sulit berpikir d) Penyelesaian masalah buruk e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi f) Hanya memerhatikan ancaman g) Preokupasi dengan pikiran sendiri h) Egosentris 3) Respons emosional a) Sangat cemas b) Agitasi c) Takut d) Bingung



e) Merasa tidak adekuat f) Menarik diri g) Penyangkalan h) Ingin bebas d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut : 1) Respons fisik a) Flight, fight, atau freeze b) Ketegangan otot sangat berat c) Agitasi motorik kasar d) Pupil dilatasi e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun f) Tidak dapat tidur g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang h) Wajah menyeringai, mulut ternganga 2) Respons kognitif a) Persepsi sangat sempit b) Pikiran tidak logis, terganggu c) Kepribadian kacau d) Tidak dapat menyelesaikan masalah e) Fokus pada pikiran sendiri f) Tidak rasional g) Sulit memahami stimulus eksternal h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi 3) Respon emosional a) Merasa terbebani b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya c) Lepas kendali d) Mengamuk, putus asa e) Marah, sangat takut f) Mengharapkan hasil yang buruk g) Kaget, takut h) Lelah 6. Pemeriksaan Fisik 7. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu:



a. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium. b. Uji psikologis 8. Diagnosis 9. Terapi/Tindakan Penanganan 10. Komplikasi a.



Depresi



b.



Somatoform



c.



Skizofrenia Hibefrenik



d.



Skizofrenia Simplek Penatalaksanaan Medis Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut : a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara : 1) Makan makan yang bergizi dan seimbang. 2) Tidur yang cukup. 3) Cukup olahraga. 4) Tidak merokok. 5) Tidak meminum minuman keras. b. Terapi psikofarmaka Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam. c. Terapi somatic Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan. d. Psikoterapi Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain : 1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.



2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan. 3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor. 4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat. 5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan. 6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Kecemasan 1. Pengkajian 2. Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran menjalani operasi katarak ditandai dengan pasien merasa bingung , khawatir, sulit berkonsentrasi, pasien tampak gelisah , tegang , tremor , kontak mata buruk dan sulit tidur. TD : 120/90 mmHg, N: 90x/menit , RR : 22x/menit. 3. Intervensi Keperawatan Tgl 28-29 Maret 2021



No Dx 1



Dx Keperawatan



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi



Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran menjalani operasi katarak ditandai dengan pasien merasa bingung, khawatir, pasien tampak gelisah, tegang, tremor, kontak mata buruk dan sulit tidur. TD : 120/90 mmHg, N: 90x/menit , RR : 22x/menit.



SLKI Label:



SIKI Label Intervensi Utama Reduksi Ansietas (I.09314). Observasi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor). 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal). Terapeutik 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan. 6. Pahami situasi yang membuat snsietas.



Timgkat Ansietas (L.09093). Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..x24 jam maka tingkat kecemasan menurun dengan kriteria hasil: 1.Verbalisasi kebingungan menurun (5). 2. Veralisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5). 3. Perilaku gelisah menurun (5). 4. Perilaku tegang menurun (5). 5. Keluhan [using menurun (5). 6. Anoreksia menurun (5).



7. Palpitasi menurun (5). 8. Frekuensi pernapasan menurun (5). 9. Frekuensi nadi menurun (5). 10. Tekanan darah menurun (5). 11. Diaforesis menurun (5). 12. Tremor menurun (5). 13. Pucat menurun (5). 14. Konsentrasi membaik (5). 15. Pola tidur membaik (5).



16. Perasaan keberdayaan membaik (5). 17. Kontak mata membaik (5). 18. Pola berkemih membaik (5). 19. Orientasi membaik (5).



7. Dengarkan dengan penuh perhatian 8. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan. 9. Tempatkan barang priadi yang memberikan kenyamanan. 10. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 11. Diskusikan perencanaan realitis tentang peristiwa yang akan datang. Edukasi 12. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami 13. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis. 14. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu. 15. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi. 16. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetatif, sesuai kebutuhan. 17. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 18. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat 19. Latih teknik relaksasi Kolaborasi 20. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu. Terapi Relaksasi (I.09326) Observasi 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi alau gejala lain yang mengganggu



kemampuan kognitif 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan 4. Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik 5. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan. 6. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi 7. Gunakan pakaian longgar 8. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama 9. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai Edukasi 10. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif) 11. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 12. Anjurkan mengarnbil posisi nyaman 13. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 14. Anjurkan sering mengulangi atau melatih



teknik yang dipilih 15. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis, napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing) Intervensi Pendukung Konsling (I.10334). Observasi 1. Identifikasi kemampuan dan beri penguatan. 2. Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien Terapeutik 3. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan. 4. Berikan empati, khangatan, dan kejujuran. 5. Tetapkan tujuan dan lama hubungan konsling. 6. Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan. 7. Berikan penguatan terhadap keterampilan baru. 8. Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah. Edukasi 9. Anjurkan mengekspresikan perasaan. 10. Anjurkan membuat daftar alternatif penyelesaikan masalah. 11. Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu. 12. Anjurkan mengganti kebuasaan maladatif dengan adaptif. 13. Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusam saat stress.



DAFTAR PUSTAKA Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC Carpenito-Moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta: EGC Nuriinaya Muhammad Toha. 2012. Laporan Pendahuluan Ansietas Jiwa. (Online.available). From: https://www.scribd.com/doc/148768349/Lp-Ansietas-Jiwa diakses pada 28 Maret 2021 pukul 16.00 Wita. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. .Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan:DPP PPNI Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan:DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan:DPP PPNI



ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY .C DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANGAN



CEMPAKA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI PADA TANGGAL 30 MARET 2021 –APRIL 2021



OLEH : NAMA



: NI KOMANG RIKAYANTI



NIM



: P07120019018



SEMESTER : IV KELAS



: 2.1



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2021 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. C DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANGAN



CEMPAKA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI PADA TANGGAL 30 MARET 2021 – APRIL 2020



I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. C



(P)



Umur : 36 tahun Alamat : Batu Bulan, Gianyar Pendidikan: SMA Agama : Hindu Pekerjaan : IRT Status : Belum Menikah No RM :809788 Tanggal Dirawat(MRS) : 28 Maret 2021 Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2021 Ruang Rawat : Ruang Cempaka II. ALASAN MASUK Pasien mengatakan akan menjalani operasi katarak. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1.



Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?



❑ Ya ✔️Tidak 2. pengobatan sebelumnya  √ Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil Jelaskan Pasien mengatakan rutin meminum obat 3. RIWAYAT TRAUMA



Pelaku/usia



Korban/usia



Saksi/usia



Aniaya fisik Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



Jelaskan: Pasien mengatakan Tidak ada riwayat trauma Masalah/ Diagnosa Keperawatan : 1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan 2. Berduka antisipasi 3. Berduka disfungsional 4. Respon paska trauma 5. Sindroma trauma perkosaan 6. Resiko tinggi kekerasan 7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik 8. Lain-lain, jelaskan .................................................................................................  ..................................................................................................................... ........  ..................................................................................................................... ........  ..................................................................................................................... ........ 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Tidak ✔️



Ya



5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan . Pasien mengatakan mempunyai masa lalu yang kurang menyenangkan seperti putus cinta IV.



PEMERIKSAAAN FISIK 1. Pengukuran Vital TD : 130/90 mm/Hg N: 90 x/m S: 36⁰ C RR: 22 x/m 2.



Ukuran : BB : 55 kg TB: 165 cm



Turun



Naik



✔️



3.



Keluhan Fisik : Ya ✔️



Tidak



Jelaskan Merasa sulit melihat karena katarak Masalah / Diagnosa Keperawatan :



    



Risiko tinggi perubahan suhu tubuh Defisit Volume Cairan Kelebihan Volume Cairan Resiko Tinggi terhdap Infeksi Risiko Tinggi terhadap Transmisi Infeksi  Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan  Tubuh



V.



 Perubahan Nutrisi: Lebih dari kebutuhanTubuh  Kerusakan Menelan  Perubahan Eliminasi faeses  Perubahan Eliminasi urine  Kerusakan integritas kulit  Lainlain, jelaskan...............................



PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit) 1. Genogram :



Keterangan : : Laki- laki



: Perempuan X



: Meninggal



//



: Pasien : Tinggal serumah



Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pengambilan keputusan ,komunikasi ataupun pola asuh.



2. Konsep Diri a. Citra tubuh : Pasien mengatakan sangat bersyukur karena sudah diberikan tubuh yang lengkap tanpa ada yang kurang sedikitpun b.



Identitas : Pasien mengatakan status dan posisi pasien adalah sebagai ibu rumah tangga didalam keluarganya. Pasien mengatakan senang telah menjadi ibu yang bisa mengayomi anak-anak dan suaminya.



c.



Peran : Pasien mengatakan tugas yang diemban sebagai seorang ibu yaitu bertanggung jawab terhadap anak dan suaminya. Sejauh ini pasien mengatakan mampu dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu dan sebagai istri dalam keluarganya



d.



Ideal diri: Pasien mengatakan harapan terhadap penyakitnya ini agar cepat dilakukan operasi dan cepat sembuh, serta agar keluarga tetap mensupport pasien . e. Harga diri : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besarnya sangat harmonis. Dilingkungan pekerjaan pasien sering mendapatkan pujian dari rekan-rekan kerjanya. Masalah / Diagnosa Keperawatan : Pengabaian unilateral Gangguan citra tubuh Gangguan identitas pribadi



 Harga diri rendah kronis  Harga diri rendah situasional  Lain-lain, jelaskan..........



3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti/terdekat: Pasien



mengatakan



keluarganya



merupakan



orang-orang



yang



berarti



dalam



kehidupannya. Pasien juga mengatakan tempat untuk bicara biasanya pada orang tuanya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat: Pasien mengatakan ia sering mengikuti kegiatan yang ada pada lingkungan tempat tinggalnya, acara dibalai desa,dll c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan biasanya dalam kegiatan-kegiatan tersebut ia sebagai keder posyandu jadi untuk hambatan itu tidak ada



Masalah/ Diagnosa Keperawatan:  Kerusakan Komuikasi



 Isolasi sosial



 Kerusakan Komunikasi verbal



 Lain-lain, jelaskan……………..



 Kerusakan interaksi sosial



a.



4. Nilai dan keyakinan



Spiritual



Pasien mengatakan keyakinan yang ia peluk adalah agama hindu b.



Kegiatan ibadah Pasien mengatakan untuk kegiatan ibadah dilakukan 3x sehari Masalah / Diagnosa Keperawatan: Distress spiritual Lain-lain,



VI.



STATUS MENTAL 1. Penampilan ✔ ️Tidak rapi  Penggunaan pakaian tidak sesuai  Cara berpakaian tidak seperti biasanya Jelaskan: Rambut pasien terlihat berantakan Masalah / Diagnosa Keperawatan:  Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi) ✔️Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)  Lain-lain, Jelaskan: 2. Pembicaraan  Cepat  Keras  Gagap  Apatis  Lambat  Membisu  Tidak mampu memulai pembicaraan  Lain-lain Masalah / Diagnosa Keperawatan:  Kerusakan komunikasi  Kerusakan komunikasi verbal



 Lain-lain, Jelaskan : Tidak ada masalah keperawatan karena cara berbicara pasien masih wajar. 3. Aktifitas motorik/Psikomotor Kelambatan : 



Hipokinesia,hipoaktifitas  Katalepsi  Sub stupor katatonik  Fleksibilitas serea Jelaskan: Pasien tampak lesu , gelisah dan tegang. Peningkatan :  Hiperkinesia,hiperaktifitas



 Grimace



 Gagap



 Otomatisma



 Stereotipi



 Negativisme



 Gaduh Gelisah Katatonik



 Reaksi konversi



 Mannarism



✔️Tremor



 Katapleksi



 Verbigerasi



 Tik



 Berjalan kaku/rigid



 Ekhopraxia



 Kompulsif



 Command automatism Jelaskan: Pasien mengatakan kakinya tremor jika duduk terlalu lama Masalah/Diagnosa Keperawatan Risiko tinggi cidera Kerusakan mobilitas fisik Perilaku kekerasan



Defisit aktivitas deversional / hiburan Intoleransi aktivitas Resiko tinggi kekerasan ✔️Lain-lain, Ansietas



Jelaskan Pasien mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi katarak. 4. Alam Perasaan  Sedih  Gembira berlebihan  Putus asa



✔️Khawatir ✔️Ketakutan Jelaskan Pasien tampak ketakutan karena akan menjalankan operasi tiroid , dan pasien mengatakan khawatir apakah operasi akan berjalan dengan lancer atau tidak. Masalah Keperawatan : Ansietas 5. Afek ✔️Datar 



Tumpul







Labil







Tidak sesuai



6. Interaksi selama wawancara 



Bermusuhan ✔️Kontak mata kurang







Tidak kooperatif







Defensif







Mudah tersinggung







Curiga Jelaskan: Pasien mengatakan matanya sedikit kabur saat melihat



Masalah Keperawatan : Ansietas 7.



Persepsi Halusinasi : 



Pendengaran







Penglihatan







Perabaan







Pengecapan







Penghidu Jelaskan : Tidak ada halusinasi Masalah Keperawatan: Ansietas



8.



Proses pikir ✔️Sirkumstansial 



Tangensial







Kehilangan asosiasi







Flight of ideas







Blocking







Pengulangan pembicaraan/perseverasi Jelaskan : Pembicaraan pasien berbelit-belit tapi sampai pada tujuan dari pembicaraan . Masalah Keperawatan: Ansietas



9.



Isi Pikir ✔️Obsesi  Depersonalisasi  Fobia  Idea yang terkait  Hipokondria  Pikiran magic Waham  Agama  Nihilistik  Somatik  Sisip pikir  Kebesaran  Siar pikir  Curiga  Kontrol pikir Jelaskan : Pasien mengatakan selalu kepikiran mengenai operasi katarak ini,karena ini pertama kali bagi pasien menjalankan operasi. Masalah Keperawatan: Ansietas



10.



Tingkat Kesadaran 



Bingung







Sedasi







Stupor



Disorientasi 



Waktu







Tempat







Orang



Jelaskan Pasien mengatakan tidak merasa bingung maupun kacau , pasien tidak tampak mengalami gangguan motoric. Masalah Keperawatan: Ansietas 11.



Memori  Gangguan daya ingat jangka panjang  Gangguan daya ingat saat ini  Gangguan daya ingat jangka pendek  Konfabulasi Jelaskan : Pasien tidak mengalami ganggguan memori.



12. Tingkat konsentrasi dan berhitung  Mudah beralih ✔️Tidak mampu berkonsentrasi  Tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan : Pasien selalu minta agar pertanyaan diulang. Masalah Keperawatan : Ansietas 13. Kemampuan penilaian ✔️Gangguan ringan 



Gangguan bermakna Jelaskan : Pasien dapat mengambil keputusan dengan bantuan orang lalin.



14. Daya tilik diri  Mengingkari penyakit yang diderita  Menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan: Pasien menyadari gejala penyakitnya dan pasien merasa perlu pertolongan. VII.



KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan ✔️Bantuan minimal







Bantual total 2. Defekasi/berkemih ✔️Bantuan minimal







Bantual total 3. Mandi ✔️Bantuan minimal







Bantual total 4. Berpakaian/berhias ✔️Bantuan minimal







Bantual total 5. Istirahat dan tidur  Tidur siang lama



: 12.00 s.d 14.00 WITA



 Tidur malam lama



: 21.00 s.d 06.00 WITA



 Aktivitas sebelum/setelah tidur



: 17.00 s.d 20.00 WITA



6. Penggunaan obat ✔️Bantuan minimal 



Bantuan total 7. Pemeliharaan Kesehatan Perawatan Lanjutan



Ya / Tidak



Sistem Pendukung



Ya/Tidak



8. Aktivitas di dalam rumah Mempersiapkan makanan



Ya / Tidak



Menjaga kerapian rumah



Ya / Tidak



Mencuci pakaian



Ya / Tidak



Mengatur keuangan



Ya / Tidak



9. Aktivitas di luar rumah



VIII.



Belanja



Ya / Tidak



Transportasi



Ya / Tidak



Lain-lain



Ya / Tidak



MEKANISME KOPING



ADAPTIF ✔️Bicara dengan orang lain



 Minum alcohol



✔️Mampu menyelesaikan



 Reaksi lambat



masalah



IX.



MALADAPTIF



 Reaksi berlebih



 Teknik relokasi



 Bekerja berlebihan



 Aktivitas konstruktif



 Menghindar



 Olah raga



 Mencederai diri



 Lainnya  Lainnya MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN







Masalah dengan dukungan kelompok







Uraikan :



Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dukungan kelompok 



Masalah berhubungan dengan lingkungan







Uraikan :



Pasien mengatakan memiliki masalah terhadap lingkungan yang kotor. 



Masalah dengan pekerjaan







Uraikan :



Pasien mengatakan merasa senang dengan pekerjaannya. 



Masalah dengan perumahan







Uraikan :



Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan perumahan 



Masalah dengan ekonomi







Uraikan :



Pasien mengatakan untuk saat ini tidak ada masalah dengan ekonomi baik keluarga maupun diri sendiri 



Masalah lainnya







Uraikan :



Pasien mengatakan merasa cemas saja dalam menghadapi operasi Masalah keperawatan : Ansietas. X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG  Penyakit jiwa  Factor presipitasi  Koping  System pendukung ✔️Penyakit fisik  Obat-obatan  Lainnya : . XI. ASPEK MEDIK 1. Diagnosa medik Katarak 2. Terapi medik Pembedahan . XII. Masalah Keperawatan



Ansietas XII. Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran menjalani operasi katarak ditandai dengan pasien merasa bingung , khawatir, sulit berkonsentrasi, pasien tampak gelisah , tegang , tremor , kontak mata buruk dan sulit tidur. TD : 120/90 mmHg, N: 90x/menit , RR : 22x/menit.



Mahasiswa yang mengkaji



NI KOMANG RIKAYANTI NIM: P07120019018



STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN



OLEH :



NAMA



: NI KOMANG RIKAYANTI



NIM



: P07120019018



SEMESTER : IV KELAS



: 2.1



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2021 STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN



Pertemuan 1 SP 1 : Bina Hubungan Saling Percaya 1. Tahap Orientasi a. Salam Teraupetik Perawat : “Selamat pagi bu ! Boleh saya duduk?”



Pasien



: “Ya. Silahkan ners.”



Perawat : “Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, saya ners Rika. Saya bertugas di Ruang Cempaka ini dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti. Kalau boleh tahu ibu benar dengan ibu cinta ? “ Pasien



: “Benar, ners. . ”



Perawat : “ibu cinta senangnya dipanggil apa?” Pasien



: “ibu cinta saja nurse.... “



b. Evaluasi/validasi Pearawat : “Oke ibu cinta, bagaimana perasaan Ibu Cinta hari ini? “ apa tadi malam tidur Ibu nyenyak?” Pasien



: “saya tidak bisa tidur 1 hari ini, nurse..”



c. Kontrak Perawat : “Apakah saya boleh berbincang-bincang dengan ibu cinta?” Pasien



:“hmmmm...boleh nurse.”



Perawat : ‘’Mau berapa lama, ibu ? bagaimana kalau 15 menit? ‘’ Pasien



:”iya boleh nurse.”



Perawat :”Kita bicaranya disini saja bu ya....?” Pasien



: “Baik, nurse....”



2. Tahap Kerja Perawat



:”Sebelumnya saya sebagai nurse yang merawat ibu akan menjelaskan terlebih dahulu



maksud dan tujuan saya kesini . Apakah ibu bersedia mendengarkan penjelasan saya ?” Pasien Perawat



: “Hmm… bersedia nurse’’ : “ Baiklah bu ,jadi tujuan saya disini adalah untuk menemani ibu sebelum dilakukannya



proses operasi, jika ibu mempunyai masalah ibu bisa bercerita dengan saya, saya akan menjadi pendengar ibu. Atau mungkin Ibu ingin jalan-jalan juga bisa , maka saya akan menemani ibu. Apakah ibu paham sampai disini?’’ Pasien



: “Wah saya senang sekali ada yang menemani saya selain keluarga saya nurse dan juga



saya paham dengan tujuan nurse kemari.” Perawat



: “ Bagus kalau begitu bu saya juga turut senang mendengarnya. Kalau boleh tahu ibu



sekarang bekerja sebagai apa bu? Pasien



: “ Saya bekerja sebagai IRT nurse”



Perawat



: “ wah berarti ibu sangat dekat dengan keluarga ibu ya bu”



Pasien



: “ Kurang lebih seperti itu nurse”



Perawat



: “ apakah ibu senang dengan pekerjaan ibu menjadi IRT atau mungkin sebaliknya ?”



Pasien



: “ Saya sangat senang nurse menjadi IRT dimana menjadi IRT adalah hal yang mulia yang



bisa saya amalkan menjadi kewajiban untuk anak dan suami saya nurse. Namun kadang saya juga merasa stress dengan keadaan rumah. Perawat



: “ Apa yang ibu lakukan kalau ibu merasa stress bu?”



Pasien



: “ Ya biasanya sih jalan-jalan sebentar bareng temen nurse…”



Perawat



: “ Bagus ibu , memang kita juga perlu yang namanya jalan-jalan atau refresing untuk



menenangkam otak kita ya bu agar tidak mumet. Pasien



: “ Iya nurse…”



Perawat



: “ Sebelumnya apakah ibu cinta pernah melakukan operasi?”



Pasien



: “ Belum pernah nurse , ini pertama kalinya saya menjalani operasi ‘’



Perawat



: “ Tetap semangat ya ibu cinta dan jangan lupa berdoa. “



Pasien



: “ Baik nurse “



3. Tahap Terminasi a. Evaluasi Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang sebentar ?” Pasien



: ” Perasaan saya sangat senang nurse ”



Perawat : ” Baguslah kalau begitu bu” b. Tindak lanjut Perawat :“ Nah, karena jadwal operasi bu dilakukan lusa kita punya waktu besok untuk kembali berbincang-bincang ya bu” Pasien



: “ Iya Nurse “



Perawat : “ Untuk waktunya ibu maunya jam berapa ?” Pasien



: “ Untuk waktunya diatur nurse saja nurse.”



Perawat : “ Baiklah kalau begitu “ c. Kontrak yang akan datang Perawat : ”Sudah 15 menit ya, bu . Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang kondisi ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di sini lagi ya Buk . Apa ada yang ingin ibu cinta tanyakan?” Pasien : “ Untuk saat ini belum ada nurse.” Perawat : “Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya bu, Selamat pagi.” Pasien



: “Selamat pagi juga nurse



STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN Pertemuan 2 SP 2 : Mengenali Ansietas 1. Tahap Orientasi a. Salam Teraupetik Perawat



: “Selamat pagi bu cinta ! Boleh saya duduk?”



Pasien



: “Pagi Nurse . Silahkan nurse.”



Perawat



: “Sebelumnya apakah bu cinta ingat dengan saya ? “



Pasien



: “Ingat Nurse. Nurse Rika kan? ”



Perawat



: “Yap bagus sekali bu cinta “



b. Evaluasi/validasi Perawat



: “Oke bu cinta , bagaimana perasaan ibu cinta hari ini? “ apa tadi malam tidur Ibu



nyenyak?” Pasien



: “Saya tidak bisa tidur kemarin nurse.”



c. Kontrak Perawat



: “Sekarang apa yang ibu cinta  pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap tentang



perasaan yang ibu rasakan?” Pasien



:“hmmmm...boleh nurse.”



Perawat



: ‘’Mau berapa lama, bu? bagaimana kalau 20 menit? ‘’



Pasien



:”iya boleh nurse.”



Perawat



:”Kita bicaranya disini saja bu ya....?”



Pasien



: “Baik, nurse....”



2. Tahap Kerja Perawat



:”Tadi ibu cinta katakan ibu tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih lanjut tentang



perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Pasien



:”Begini nurse, kemarin saya merasa gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan pada malam



hari . Saya selalu memikirkan jadwal operasi saya nurse” Perawat



: “Apakah ibu pernah mempunyai masalah selain ini yang menyebabkan ibu gelisah, sulit



tidur dan tidak nafsu makan ? dengan siapa biasanya ibu cinta meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut? Pasien



:”Pernah nurse, biasanya saya meminta bantuan dari suami dan anak saya nurse.”



Perawat



:”Apakah ibu berhasil menyelesaikan masalah tersebut?”



Pasien



:”Berhasil nurse.”



Perawat



:“Wah, baik sekali, berarti dulu ibu cinta pernah mampu menyelesaikan masalah yang



berdampak sama seperti sekarang yang ibu alami ini, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan mampu mengatasi kecemasan yang ibu cinta rasakan. Perawat



: “Untuk saat ini merasa cemas itu cukup wajar karena ini merupakan kali pertama ibu



dalam menjalani operasi katarak, tetapi ibu juga tidak boleh terlalu cemas hingga tidak nafsu makan, tidak bisa tidur , merasa gelisah karena hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi tubuh Ibu seperti tekanan darah Ibu menjadi meningkat,jika tekanan darah ibu meningkat maka operasi katarak ibu akan ditunda dan harus menunggu jadwal operasi berikutnya selain itu kecemasan juga dapat membuat konsentrasi ibu menjadi memburuk . Apakah ibu mengerti ?” Pasien



: “ Oo begitu ya nurse , berarti gejala yang saya alami ini merupakan efek dari kecemasan



saya ya nurse ?”



Perawat



: “Ya tepat sekali Ibu .Itu merupakan dampak dari kecemasan yang ibu rasakan. ”



Perawat



: “Nah, untuk mengatasi rasa kecemasan ibu , saya akan mengajarkan ibu cinta Teknik



Relaksasi Nafas Dalam. Teknik ini bertujuan untuk menenangkan pikiran ibu dan menurunkan rasa cemas yang ibu rasakan. Kiranya waktu yang diperlukan yaitu 5 menit. Apa ibu ingin mencoba?.” Pasien



: “Boleh, nurse..”



Perawat



: ”Posisi ibu harus duduk tegak, kaki menyentuh lantai, dan bahu rileks. Tutup mata dan



Tarik nafas kuat-kuat melalui hidung, hitung 5x lalu hembuskan melalui mulut secara perlahan juga dalam hitungan 5x. Lakukan teknik ini 3x, bu. “(Diperagakan oleh Nurse) Perawat



: “Baik, apakah ibu cinga sudah mengerti?. Sekarang, ibu bisa mencobanya.”



Pasien



: “Baik, nurse..” (Klien mencoba)



Perawat



: “Ya, seperti itu. Bagus sekali, ibu cinta sudah melakukan teknik dengan baik.



3. Tahap Terminasi a. Evaluasi Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi? Apakah ibu dapat mengulang kembali cara yang sudah kita pelajari tadi?” Pasien



: “ Saya sudah mulai agak tenang sekarang, nurse.” baiklah saya akan coba mengulanginya



nurse .. begini nurse.?” Perawat : “iya, benar sekali" b. Tindak lanjut Perawat :“ Nah, karena jadwal operasi ibu besok siang tanggal 1 April , jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.” Pasien



: “ Baiklah nurse. Untuk jamnya diatur nurse saja .”



Perawat



: “ Baiklah kak untuk jamnya kita lakukan pagi hari sebelum jadwal operasi ibu dilakukan



” c. Kontrak yang akan datang Peraewat



: ”Sudah 20 menit ya, bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok



sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang kondisi ibu dan juga melatih ibu untuk mencoba kembali Teknik nafas dalam yang sudah saya ajarkan tadi. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di sini lagi ya bu . Apa ada yang ingin ibu cinta tanyakan?” Pasien



: “Untuk saat ini belum ada nurse.”



Perawat : “Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya bu, Selamat pagi.” Pasien



: “Selamat pagi juga nurse”



STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN Pertemuan 3 SP 3 : Teknik Relaksasi Nafas Dalam 5.



Tahap Orientasi a.



Salam Teraupetik



Perawat : “Selamat pagi ibu ! Boleh saya duduk?” Pasien



: “Selamat pagi nurse . Ya. Silahkan nurse.”



Perawat : “ Apakah Ibu cinta masih ingat dengan saya ?”



Pasien



: “ Masih nurse Widi”



Perawat : “ Baik “ b. Evaluasi/validasi Perawat



: “Oke Ibu Cinta, bagaimana perasaan ibu hari ini? “ apa tadi malam tidur ibu nyenyak?”



Pasien : “iya nurse saya sudah bisa tidur dengan nyenyak kemarin.” c. Kontrak Perawat : “Sekarang apakah ada yang ibu cemaskan lagi ? “ Pasien



:” hmm… tidak ada sih nurse .”



Perawat : “ Kalau begitu bagaimana kalau kita berlatih Teknik relaksasi nafas dalam yang sudah kita coba kemarin ?” Pasien



: “ Boleh Nurse “



Perawat : ‘’Mau berapa lama, ibu? bagaimana kalau 20 menit? ‘’ Pasien



:”iya boleh nurse.”



Perawat :”Kita lakukan disini saja bu ya....? Setelah itu saya juga ijin mengecek tekanan darah ibu beserta pernafasan dan nadi ibu ya ” Pasien



: “Baik, nurse....”



6.



Tahap Kerja Perawat



: “ Baiklah kita mulai saja latihannya sekarang ya bu “



Pasien



: “ Baik Nurse “



Perawat



: “ Kita mulai dari posisi duduk terlebih dahulu ya bu . Posisi ibu harus duduk tegak, kaki



menyentuh lantai, dan bahu rileks. Tutup mata dan Tarik nafas kuat-kuat melalui hidung, hitung 5x lalu hembuskan melalui mulut secara perlahan juga dalam hitungan 5x. Lakukan teknik ini 3x, kak. “(Diperagakan oleh Nurse) Perawat



: “Baik, apakah Ibu sudah mengerti?. Sekarang, ibu bisa mencobanya.”



Pasien



: “Baik, nurse..” (Klien mencoba)



Perawat Perawat



: “Ya, seperti itu. Bagus sekali, Ibu sudah melakukan teknik dengan baik”. : “ Saya harap dengan Teknik relaksasi nafas dalam ini dapat menurunkan kecemasan ibu



ya dan meningkatkan rasa kepercayaan diri ibu juga “ Pasien Perawat



: “Iya Nurse “ : “ Nah sekarang saya akan mengecek tekanan darah ibu beserta pernafasan dan juga nadi



ya ibu. Apakah ibu bersedia ?” Pasien



: “ Baik nurse saya bersedia “



Perawat



: (Memasang tensi pada lengan klien ) …..” Tekanan darah ibu yaitu 110/80 mmHg ya ibu



ini sudah normal , untuk pernafasannya 20x /mnt dan nadinya 70x/mnt semua normal ya ibu”. Pasien



: “ Terimakasih nurse “



Perawat



: “ Iya sama-sama “



2. Tahap Terminasi a.



Evaluasi



Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan relaksasi? Apakah ibu dapat mengulang kembali cara yang sudah kita pelajari tadi?” Pasien



: “ Saya sudah tenang sekarang, nurse..” baiklah saya akan coba mengulanginya



nurse .. begini nurse.?” Perawat



: “iya, benar sekali"



b. Tindak lanjut Perawat



:“ Nah, karena jadwal operasi Ibu siang ini , pukul 13.00 Wita saya harap Ibu tetap



optimis , tidak perlu cemas dan merasa khawatir ya bu . Ingat tetap berdoa ya bu. Semoga operasi berjalan dengan lancar ” Pasien



: “ Iya Nurse . Terimakasih atas pertemuan 3 hari ini , saya juga berharap agar operasi



saya berjalan dengan lancar .” Perawat



: “Iya Terimakasih kembali Ibu Cinta”



c. Kontrak yang akan datang Perawat



: ”Sudah 20 menit ya, kak . Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup , dan nanti



siang saya akan kembali lagi kesini untuk mengantar kakak ke ruang operasi ya kak . Sebelumnya apa ada yang ingin kakak tiwai tanyakan?” Pasien



: “ Tidak ada nurse.”



Perawat : “Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya kak, Selamat pagi.” Pasien



: “Selamat pagi juga nurse ‘’