9854 - Farmasi Puyer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pendahuluan a. Latar belakang Obat dalam arti luas merupakan zat kimia yang dapat mempengaruhi fungsi faal makhluk hidup, sedangkan dalam arti sempit obat merupakan zat kimia dengan cara pemberian dan dosis tertentu dapat digunakan untuk mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit hewan atau manusia. Berdasarkan kedua pengertian di atas jelaslah bahwa tujuan penggunaan obat adalah untuk memperbaiki kondisi faal mahkluk hidup. Obat memiliki berbagai macam bentuk. Serbuk merupakan salah satu contoh sediaan obat yang dipelajari dalam farmasi. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk digolongkan menjadi dua macam yaitu serbuk terbagi dan serbuk tidak terbagi. Salah satu contoh serbuk terbagi adalah obat untuk mengatasi sakit perut atau mules. Pembuatan obat serbuk terbagi perlu memperhatikan beberapa hal. Resep yang ditulis dokter, kandungan obat keras dalam resep dan cara pencampuran. Oleh karena itu, praktik tentang pembuatan serbuk terbagi sangat diperlukan.



b. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam pembuatan obat serbuk, khususnya serbuk terbagi (puyer).



Tinjauan pustaka



Serbuk terbagi (pulveres) Serbuk merupakan salah satu contoh sediaan obat yang dipelajari dalam farmasi. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk dibagi menjadi dua yaitu serburk terbagi (pulveres)dan serbuk tidak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi (Pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok (azmi 2011). Obat serbuk mengandung bagian yang mudah menguap sehingga perlu dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok. Kemudian, serbuk digiling, ditumbuk, dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempuyai derajat halus sesuai ayakan dan derajat halus serbuk. (Anief 2008)



Parasetamol Parasetamol berasal dari kata N-asetil-para-aminofenol asetominofen (versi amerika) atau para-asetil-amino-fenol parasetamol (versi inggris), memiliki berat molekul 151,17 , rumus empiris obat ini adalah C8H9NO2. Paracetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang sangat umum digunakan untuk mengobati sakit kepala, flu dan demam. Sifat antipiretik parasetamol karena adanya gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral, sedangkan Sifat analgesik nya dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasi yang dimiliki parasetamol sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Mekanisme kerja parasetamol dapat menghambat sedikit produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi). Selain itu parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX) sehingga menghambat terbentuknya senyawa penyebab inflamasi. Enzim siklooksigenase berperan pada metabolism asam arakidonat menjadi prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak stabil yang dapat berubah menjadi senyawa proinflamasi. Kemungkinan lain mekanisme kerja parasetamol adalah menghambat enzim siklooksigenase tetapi hanya terjadi pada kondisi inflamasi saat peroksida tinggi dimana kondisi oksidasi parasetamol juga tinggi sehingga menghambat anti inflamasi. penggunaan parasetamol pada anjing diminum secara oral dan penggunaannya harus hati-hati. Kontraindikasi pemaiakan obat ini adalah pada kucing berupa methemoglobinemia, hematuria, dan icterus dapat terlihat. Dosis acetaminophen sebagai obat analgesic untuk anjing sebagai berikut: a) 15 mg/kg secara PO q8h b) 10 mg/kg PO q12h b) untuk treatmen degenerative myelopathy (untuk anjing ras German Shepherds): 5 mg/kg PO (jangan sampai melebihi 20 mg/kg per day)



Sulfaguanidin Sulfaguanidin merupakan preparat antibakteri yang digunakan untuk infeksi di saluran pencernaan. Sulfaguanidin akan berkompetsisi dengan asam paraaminobenzoic dan mencegah pembentukan folic acid pada dinding sel bakteri. Penyerapan obat ini sangat lambat di intestinal jika konsentrasinya tinggi. Umumnya sulfonamida yang larut yaitu sulfladiazin dan sulfa thiazol lebih efektif dibandingkan dengan sulfaguanidin yang tidak larut. Sulfaguanidin dapat menimbulkan obstruksi ginjal sehingga perlu diberikan air yang banyak.



Indikasi penggunaan sulfaguanidin adalah infeksi usus oleh bakteri, colitis, dan enterocolitis disertai diare, gastrointestinal, summer diare karena bakteri yang membawa penyakit disentri dan bakateri tipus. Sulfaguanidin digunakan juga saat preoperative saat sterilisasi dan untuk pencegahan adanya complikasi postoperative. Efek samping obat ini yang paling umum adalah gangguan gastrointestinal, hilangnya nafsu makan, mual, disbiosis (hipovitaminosis B dan K) apabila digunakan dalam waktu yang lama, candidiosis. Efek samping lainnya adalah allergic rash pada kulit dan pengelupasan, photosensitisasi, leucopenia, methemoglobinemia, anemia hemolytic (individu yang defisiensi glucose-6-phosphat dehidrogenase), hiperbilirunemia pada neonates dan bayi premature, nefrotoksik, oliguria, albuminuria, obstruksi saluran kemih, pengendapan acetyl sulfaguanidin, shock endotoksin, cendrung terjadi pendarahan (Vitamin K). Sedangkan kontraindikasi dari sulfonamide adalah mengakibatkan alergi terhadpa sulfonamide, gagal jantun, leucopenis, defisiensi glucose-6-phospat dehidrogenase.



Papaverin HCl Papaverin HCL merupaka bahan aktif dari getah Papaver somniverum L yang telah dikeringkan.



Papaverin



merupakan



alkaloid



yang



berasal



dari



opium.



Papaverin memiliki efek meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah arteri koroner dan menyebabkan dilatasi (pelebaran pembuluh darah arteri



dan



vena). Pada kasus angina pectoris (nyeri dada karena tidak cukupnya aliran darah ke jantung) papaverine memiliki efek



yang positif tapi tidak meringankan rasa sakit. Efek



samping yang ditimbulkan papaverin adalah rasa mual



, muntah, menghambat



gerak peristaltik (gerakan mengunyah) usus halus, menghambat sekresi asam lambung, empedu, getah pankreas, dan menurunnya aktivitas saluran cerna menyebabkan konstipasi (kelainan sistem pencernaan



yang bisa yang mengakibatkan



pengerasan feses sehingga sulit untuk dibuang).



Elaeoscharamentophip (Saccharum Lactis dan Oleum Menthae) Obat ini merupakan gabungan dari Sacharum Lactis dan Oleum Menthae. Namun, tidak dicampur secara langsung. Saccharum lactis adalah zat gula yang terdapat dalam susu (laktosa) (Henriette 2010). Pemeriaan sediaan ini berwarna putih berbentuk kristal, tidak berbau, dan rasa agak sedikit manis. Larut dalam air, alcohol eter atau kloroform (wientarsih et al 2014).



SL atau lactose C12H22O11+H2O SL digunakan sebagai substansi triturasi, pengencer ekstrak, pemanis makanan, diuretic yang digunakan untuk kelainan jantung. Dalam dosis besar obat ini dapat memperbaiki kondisi usus, dan sembelit.



oleum menthae merupakan minyak permen yang dihasilkan dari tanaman Metha arvensis ( Cornmint oil). Menthol merupakan kandungan utama minyak mentha. Kadar menthol pada minyak permen cukup tinggi, menthol total (± 75%) dan menthol bebas (± 52%). Sifat kimia-fisika minyak permen (Cornmint oil). Oleum menthae banyak digunakan untuk mengatasi perut kembung, gastrodyna, mual, kejang perut, dan kadang-kadang berfungsi sebagai rubefacient dan anodin (Henriette 2010).



Metodologi



a. Alat dan bahan Alat –alat yang digunakan selama prkatikum adalah timbangan miligram dan anak timbangan, batu kecil sebagai pentera, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar dan stamper, etiket, pipet, spatula tanduk, sudip, serta pot plastic. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sedian serbuk terbagi adalah papaverin HCL sebanyak 0,2 g, sulfaguanidin sebanyak 1 g, paracetamol sebanyak 2 g, Sacharum Lactis sebanyak 2 g, dan 1 tetes Oleum Menthapip. c. Metode Timbangan yang digunakan disetarakan dengan penambahan beban (batu kecil) pada bagian kiri dan atau kanan timbangan kemudian timbangan dialasi dengan kertas perkamen dan disetarakan lagi. bahan-bahan yang akan digunakan ditimbang, yaitu Parasetamol 2 g, Sulfaguanidin 1 g, Papaverin HCl 0,2 g dan Sacharum lactis 2g. Mortar kering dan bersih disiapkan, Sacharum laktis (SL) dimasukkan sebagian kecil untuk menutup pori-pori mortar. Parasetamol dimasukkan dan digerus hingga homogen, kemudian disisihkan (sebagai serbuk 1). Sulfaguanidin digerus, ditambahkan 1/3 SL dan dihomogenkan, kemudian tambahkan serbuk 1 dihomogenkan kembali serta disisihkan (sebagai serbuk 2). Papaverin HCl dimasukkan, digerus, dan ditambahkan sisa SL kemudian dihomogenkan. Serbuk 2 dicampurkan dan dihomogenkan kembali. Setelah homogen, diteteskan 1 tetes oleum menthapip dna dihomogenkan kembali. Hasilnya diayak dengan ayakan B30, kemudian dibagi dua di atas timbangan, masingmasing bagian dibagi lima diatas kertas perkamen. Kertas perkamen dan serbuk obat



dilipat dan dimasukkan ke dalam pot plastik. Dinding luar pot plastik diberi etiket berwarna putih, ditambah tulisan bahwa obat tidak boleh diulang tanpa resep dokter hewan. (wientarsih et al 2014)



Hasil Berdasarkan hasil pencampuran keempat bahan dengan cara pencampuran yang ada, didapatkan hasil berupa serbuk yang dibungkus dengan kertas perkamen dengan aturan pakai diberikan tiga kali sehari satu bungkus sebelum makan. Obat ini juga berlabel “tidak boleh diulang tanpa resep dokter” Foto etiket, serbuk, yang udah di pot plastik, kelenkapan resep



Pembahasan



Kelengkapan resep yang dilampirkan harus diperiksa lengkap tidaknya. Kelengkapan resep meliputi nama dokter, alamat, Surat izin Praktik, tempat dan tanggal pembuatan, tulisan R/, nama obat, jumlah obat, bentuk sediaan, signature, paraf, nama pasien, umur/BB, dan alamat pasien. Pada kelengkapan resep yang dilampirkan tersebut terlihat bahwa tidak adanya tanggal pembuatan resep tersebut. resep serbuk ditulis melalui dua cara, yaitu menuliskan jumlah obat secara keseluruhan lalu membaginya menjadi beberapa bungkus dan menuliskan jumlah obat setiap bungkus dan jumlah bungkus yang harus dibuat (Syamsoni 2005). Kedua cara tersebut dapat ditandai melalui penulisan resep di bagian cara pembuatan. Symbol d.t.d biasa digunakan untuk menuliskan jumlah obat setiap bungkus dan jumlah bungkus yang harus dibuat. Sedangkan penulisan resep tanpa tanda d.t.d, dokter akan menuliskan keseluruhan lalu membaginya menjadi beberapa bungkus. Resep yang digunakan dalam praktikum adalah resep serbuk terbagi yang menuliskan symbol “d.t.d” yang berarti dosis yang dituliskan harus dikalikan dengan banyaknya bungkus yang diberikan.Perintah pembuatan resepnya adalah m.f.pulv.d.t.d. No. X (misce pulveres de tales dosis nomero decem) yang berarti campur dan buatlah serbuk terbagi dengan takaran sepuluh bungkus. Perintah tersebut berarti mengharuskan kita mengalikan dosis dengan banyaknya bungkus terlebih dahulu sebelum dilakukan penimbangan. Setelah dilakukan pengkalian didapatkan jumlah bahan yang harus ditimbang adalah parasetamol 2g, sulfaguanidin 1g, SL 2g. Papaverin HCL memiliki penghitungan khusus karena papaverin merupakan obat keras. Obat keras adalah obat berkhasiat keras dan untuk memperolehnya



harus dengan resep dokter memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K didalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotic (tetrasiklin, penisilin dan sebagainya), serta obt-obatan yang mengandung hormone (obat kencing manis, obat penenang dan lain-lain). Obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahya bahkan meracuni tubuh memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan. Papverin HCL memiliki dosis maksimum sekali 250mg, dan sehari 1g. Rumus perhitungan dosis pemakaian papaverin HCl adalah n n+12



X DM



DM = dosis pemakaian n = umur menurut Anief (2008) serbuk terbagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok. Oleh karena itu, serbuk yang sudah jadi dibungkus dengan kertas perkamen, kemudian dilipat sesuai lipatan obat puyer. Suatu sediaan dikatakan sebagai sediaan serbuk apabila sediaan tersebut homogen, kering, dan halus. Homogen artinya setiap bagian campuran serbuk mengandung bahan-bahan yang sama dalam perbandingan yang sama, hal ini ditentukan oleh ukuran partikel dan densitas obat. Kering artinya bahan tidak boleh menggumpal atau mengandung air. Obat serbuk yang dibuat secara eseluruhan memiliki khasiat untuk mengobati sakit perus / mules yang disertai pusing / sakit kepala.Parasetamol pada campuran obat serbuk ini memiliki khasiat sebagai analgesic dan antipiretik, sulfaguanidin berfungsi sebagai antibakteri, papaverin HCl sebagai antispasmodic. Sacharum Lactis sebagai zat tambahan dan Ol. Menthaepip sebagai corigens odoris (penghilang bau). Oleh sebaba itu, anjing milik Nyonya Endah diduga menderita diare spesifik. Obat serbuk yang dibuat dibagi kedalam 10 kertas perkamen, dan dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat serta terlindung dari matahari. Pada dinding bagian luar obat ditempelkan etiket obat berwarna putih yang berisi nama pemilik dan jenis hewan, aturan pakai yaitu anjing (B) milik Nyonya Endah, Berikan sehari tiga kali satu bungkus sebelum makan, dan selain itu juga ditambahkan etiket bahwa obat tidak boleh diulang tanpa resep dokter hewan. etiket yang digunakan berwarna putih karena obat ini termasuk obat dalam.



Simpulan



Sediaan obat kemungkinan dibuatkan untuk mengobati sakit perut akibat diare spesifik anjing. Sediaan yang dibuat adalah sediaan serbuk terbagi yang kering, halus , dan homogen. Serbuk dibungkus dengan kertas perkamen kemudian di simpan didalam wadah tertutup yang terlindung dari cahaya matahari. Daftar pustaka



[Anonym].2010. Kasr Alainy Drug Information Center [internet]. [diunduh pada 2014 mar 1] tersedia



pada:



http://www.medicine.cu.edu.eg/beta/images/stories/adv/december_newsletter2.pdf Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Azmi. 2011. Sediaan serbuk [internet].[diunduh pada 2014 mar 25] tersedia pada http://azmi2011.student.umm.ac.id/2011/08/05/sediaan-serbuk/ Henriette. 2010. Oleum Menthae [internet]. [diunduh pada 2014 Mar 2] Tersedia pada http:// www.henriette ‘s herbal.com/oleum mentahe.htm Henriette. 2010. Sacchrum lactis. [internet]. [diunduh pada 2014 Mar 2] Tersedia pada http:// www.henriette ‘s herbal.com/sacchrum lactis.htm Wientarsih I, prasetyo BF, Purwono Rm, Sutardi LN. 2014. Buku Penuntun Praktikum Sediaan Farmasi dan Terapi Umum. Bogor: Laboratorium Farmasi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.



a. Perhitungan Dosis Perhitungan Obat Keras yang digunakan (papaverin HCl) adalah: Dosis Maksimum (DM) sekali : 250 mg DM sehari Rumus =



: 1000 mg (1 g) n n+12



x DM



Sekali



= 3/ 15 x 250 mg



= 50 mg



atau 0,05 g



Sehari



= 3/15 x 1000 mg



= 200 mg



atau 0,2 g



% sekali



= 0,02/ 0,05 x 100% = 40%



% sehari



= 3 x 0,02/0,200 x 100%



Bahan yang diperlukan Parasetamol



= 10 x 0,2 g



= 2,0 g



= 30%



Sulfaguanidin = 10 x 0,1 g



= 1,0 g



Papaverin HCl = 10 x 0,03 g = 0,3