9a Pinophyta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PINOPHYTA MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Tumbuhan yang diampu oleh : Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd., Prof. Dr. Topik Hidayat, M.Si., Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si.



oleh : Kelompok 3 Pendidikan Biologi A Dini Asryani



1702005



Mochamad Soleh



1702777



Nur Auliyah F. S



1705643



Rizaldi Nurdin F



1700957



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang telanjang. Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta bijinya tidak tumbuh dijaringan bakal buah. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akn berkcambah pada oval yang terbuka atau telanjang dan selanjutnya akan menembus jaringan oval (Campbell, 2003). Tumbuhan Gymnospermae sudah ada sejak 345 juta tahun yang lalu sejak periode Devon. Sebagian besar anggotanya sudah menjadi fosil. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah contohnya pada divisi Cycadophyta yang mempunyai daun menyerupai palem, agak menyerupai bunga Cycas yang ada sekarang. Perbedaannya dengan tumbuhan berbiji yang ada sekarang adalah pada sifat biseksualisme pada strobilusnya dan juga pada aspek-aspek lainnya. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji). Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisahpisah atau membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami ( bantuan angin ). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relative panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu: Cycadopsida, Pinopsida, Gnetopsida, dan Ginkgopsida. Sedangkan yang sudah punah terdiri dari Pteridospermae, Gycadinae, Bennettinae. Namun dalam makalah ini penulis hanya menjelaskan tentang kelas pinopsida , kelas gnetopsida, pteridospermae, bennettinae dan cordaitinae (Campbell, 2003).



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian umum dari tumbuhan Pinophyta? 2. Bagaimana karakteristik umun tumbuhan Pinophyta? 3. Bagaimana distribusi atau persebaran dari tumbuhan Pinophyta di dunia? 4. Bagaimana ciri khusus dari setiap kelas hingga familia dari tumbuhan Pinophyta beserta contoh spesiesnya? 5. Apa manfaat dari tumbuhan Pinophyta? 6. Bagaimana nilai-nilai kehidupan yang terkandung setelah mempelajari Pinophyta? C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk memahani pengertian umum tumbuhan Pinophyta 2. Untuk mengidentifikasi karakteristik umum dari tumbuhan Pinophyta 3. Untuk menganalisis distribusi atau persebaran dari tumbuhan Pinophyta 4. Untuk mengidentifikasi ciri khusus dari setiap kelas hingga familia dari tumbuhan Pinophyta beserta contoh spesies 5. Untuk mengetahui manfaat tumbuhan Pinophyta 6. Untuk memahani nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam tumbuhan Pinophyta D. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat memahani pengertian umum tumbuhan Pinophyta 2. Dapat mengidentifikasi karakteristik umum dari tumbuhan Pinophyta 3. Dapat menganalisis distribusi atau persebaran dari tumbuhan Pinophyta 4. Dapat mengidentifikasi ciri khusus dari setiap kelas hingga familia dari tumbuhan Pinophyta beserta contoh spesies 5. Dapat mengetahui manfaat tumbuhan Pinophyta 6. Dapat memahani nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam tumbuhan Pinophyta 7.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pinophyta Pinophyta atau Gymnospermae merupakan tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji. Gymnospermae berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji pada tumbuhan Gymnospermae telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (Carpel). Tumbuhan Gymnospermae ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang. Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang telanjang. Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinopyta bijinya tidak tumbuh dijaringan bakal buah. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada oval yang terbuka atau telanjang dan selanjutnya akan menembus jaringan oval (Campbell, 2003). Pinophyta terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang berkayu, dengan bermacam-macam habitus. Kayunya berasal dari berkas-bekas pembuluh pengangkutan



kolateral



terbuka



karena



adanya



kambium



yang



memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Bagian xylem tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayu, bagian floem tidak terdapat sel-sel pengiring (Tjitrosoepomo, 2010). Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomis, menarik secara biologi, dan sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karena tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang, dan fosilnya relatif lengkap terdokumentasikan (Kimball, 1999).



3



Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, Gnetopsida, dan Ginkgopsida. Adapun contoh dari suku terpilih adalah sebagai berikut. 1. Cycadaceae, contohnya pakis haji (Cycas rumphii) 2. Gnetaceae, contohnya alah melinjo (Gnetum gnemon) 3. Pinaceae, contohnya pinus (Pinus merkusii). 4. Araucariaceae, contohnya Damar putih (Agathis alba) 5. Cupressaceae, contohnya Cemara (Cupressus sp) 6. Podocarpaceae, contohnya Podocarpus imbricatus 7. Zamiaceae, contohnya Zamia sp Pada dasarnya Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan: yang sudah punah antara lain: Pteridospermae, Gycadinae, Bennettinae. Sedangkan yang masih bertahan hingga sekarang antara lain: Cycadinae, Gynkoinae, Coniferae, Gnetinae. Kurang lebih ada 550 spesies anggota divisio ini, berbentuk berupa semak, perdu atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi. Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang. Bentuk daunnya yang sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Kulit kayunya lembut dan berwarna abu-abu muda atau cokelat abu-abu, biasanya mengelupas menjadi serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang lebih tua. Struktur cabangnya seringkali horizontal, atau menaik saat



4



lebih besar. Cabang paling bawah seringkali meninggalkan luka cabang melingkar bila mereka tanggal dari batang yang berada lebih di bawah. Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar daripada daun tua, lebih atau kurang lancip, bermacam-macam bentuknya di antara spesies dari bentuk ovata (membulat telur) hingga lanceolata (panjang, lebar di tengah). Daun tua berlawanan, bentuk elips hingga linier, sangat kasar dan cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna merah tembaga, kontras dengan dedaunan musim sebelumnya yang biasanya hijau atau hijau-berserbuk. Runjung serbuk sari jantan muncul biasanya hanya muncul pada pohon yang lebih besar setelah runjung biji muncul. Runjung biji betina biasanya berkembang pada anak cabang samping yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun. Bentuknya umumnya oval atau globe. Tumbuhan ini terutama dijumpai hutan pegunungan, meskipun cukup toleran dengan kondisi dataran rendah. Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar. Daunnya lanset agak lebar namun relatif tebal. Bentuknya yang khas ini membuatnya disukai sebagai tumbuhan peneduh tepi jalan. Reproduksi di dalam tumbuhan runjung relatif sederhana jika dibandingkan dengan mekanisme yang digunakan oleh angiospermae. Sejumlah besar serbuk sari, yang diproduksi di kerucut jantan, diangkut oleh angin dengan harapan bahwa beberapa serbuk sari akan mencapai kerucut betina dari pohon lain dan memupuknya. Setelah dibuahi, kerucut betina akan mulai menumbuhkan benih. Butuh waktu hingga dua tahun bagi benih di dalam kerucut betina untuk tumbuh menjadi dewasa, di mana kerucut akan jatuh ke tanah atau melepaskan bijinya dari kerucut. Ciri utama tumbuhan Gymnospermae adalah bijinya tak diselubungi oleh daun buah atau karpel sehingga dikatakan sebagai berbiji telanjang. Pada kelompok ini polyembrionik sering terjadi walaupun embrio yang berkembang hanya satu. Pada Gymnospermae air sudah tidak dibutuhkan lagi medium fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah. Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagella sehingga buluh serbuknya langsung menghantarkan ke arkegonia. Pada Cycas dan Ginkgo fertilisasinya merupakan bentuk antara



5



paku-pakuan dan tumbuhan berbiji yakni spermanya dapat berenang bebas dan tak mampu bergerak. B. Karakteristik Umum Menurut Houpt (1953) karakteristik umum yang dimiliki tumbuhan Pinophyta sebagai berikut. 1. Merupakan tumbuhan berkayu dan berbiji telanjang 2. Kayu tanpa trakea (kecuali pada anak Gnetopsida) 3. Sporofil tersusun dalam strobilus (kecuali pada Lyginopteridopsida), tidak ada perhiasan bunga 4. Ovul terdapat pada permukaan megasporofil yang terbuka 5. Gametofit dengan jaringan vegetatif yang berlimpah dan dengan arkegonia 6. Polen langsung berhubungan dengan ovul 7. Tidak terdapat pembuahan ganda 8. Endosperm dibentuk oleh jaringan vegetatif dari gametofit 9. Memili kotiledon dua atau banyak 10. Merupakan tumbuhan gymnospermae yang terbesar dari ukuran sampai jumlah anggotanya. 11. Selalu hijau sepanjang tahun. 12. Xilem terutama terdiri dari trakeid, dan memiliki saluran resin. 13. Daun berbentuk jarum, dilapisi lapisan kutikula. 14. Bunga tereduksi berupa kantung polen dan ovulum yang tersusun dalam strobilus 15. Memiliki alat reproduksi berupa konus (strobilus). 16. Setiap pohon umumnya memiliki 2 konus, konus jantan di ujung cabang, dan konus betina di bawahnya. C. Distribusi Spesies conifer (Pinophyta) ditemukan di seluruh dunia dan satu-satunya massa daratan besar yang tidak ada adalah Antartika. Pada ekstrem-ekstrem itu, mereka sering membentuk tegakan murni dari satu atau beberapa spesies.



6



Hutan boreal yang sangat luas (atau taiga) di Eurasia utara dan Amerika Utara didominasi oleh hanya selusin spesies tumbuhan runjung, dengan jenis kayu keras yang lebih sedikit. Hutan konifer beriklim utara terkaya adalah hutan dengan sistem pegunungan mid-latitude, di mana konifer juga mendominasi dalam jumlah. Pinophyta juga umum di daerah tropis. Keragaman tumbuhan runjung yang lebih besar ditemukan di daerah tropis daripada garis lintang yang lebih tinggi tetapi daerah ini cenderung didominasi oleh tanaman angiosperma berdaun lebar. Sebagian besar tumbuhan runjung tropis terbatas pada daerah pegunungan yang lebih dingin di mana mereka membentuk tegakan padat atau tumbuh dengan kayu keras tropis, sementara beberapa spesies menghuni dataran rendah. Damar (Agathis), misalnya, mendominasi hutan hujan tropis dataran rendah di Malaysia, Indonesia, dan Filipina, di mana mereka mendukung industri hutan yang penting. Konifer tersebar luas di daerah beriklim selatan juga, umumnya dengan dominasi lebih sedikit daripada di utara. Spesies konifer tidak terdistribusi secara merata. Benua Eurasia adalah yang terkaya dalam konifer, tetapi setiap wilayah memiliki genus dan spesies endemiknya sendiri. Genera yang paling banyak didistribusikan adalah juniper (Juniperus) dan pinus (Pinus), yang keduanya meliputi benua utara dan meluas hingga ke daerah tropis. Spruces (Picea) dan cemara (Abies) hanya sedikit lebih terbatas. Yellowwood (Podocarpus) adalah genus yang paling banyak didistribusikan di benua selatan, diikuti oleh Retrophyllum. Di sisi lain, genus endemik yang paling sempit adalah Austrotaxus, Neocallitropsis, dan Parasitaxus dari Kaledonia Baru, sebuah pulau dengan flora konifer terkaya di dunia untuk ukurannya (14 genera dan 44 spesies). Genera yang sangat lokal lainnya termasuk Athrotaxis, cheshunt pine (Diselma), dan pine creeping (Microcachrys) di Tasmania, Patagonian cypress (Fitzroya) dan Prince Albert yew (Saxegothaea) di Chili dan Argentina, sequoia raksasa (Sequoiadendron) di California, dan fajar redwood (Metasequoia) dan yew beri putih (Pseudotaxus) di Cina. Sebagian besar



7



genus konifer jatuh di antara yang ekstrem, dengan distribusi yang tersebar di satu atau lebih benua. D. Evolusi Evolusi pada tumbuhan darat. Tumbuhan darat di duga merupakan hasil evolusi dari tumbuhan air yaitu ganggang hijau. Fosil tumbuhan tertua, sekitar 450 tahun yang lalu bentuk tumbuhannya menyerupai tumbuhan lumut saat ini.Tumbuhan tersebut memiliki struktur yang sederhana dan hidup dekat dengan daratan . Tumbuhan darat pertama adalah tanaman yang belum berpembuluh dan menghasilkan spora sebagai alat pembiakan (Bryophyta). Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat pertama yang telah memiliki pembuluh dan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan. Gymnospermae merupakan tanaman berpembuluh pertama yang menghasilkan biji, tetapi tidak memiliki bunga. Angiospermae merupakan puncak kesempurnaan evolusi dari tumbuhan darat, merupakan tanaman berpembuluh, berbunga dan berbiji dengan keanekaragaman yang sangat tinggi.



Gambar D.1 Bagan Evolusi Tumbuhan Beberapa garis keturunan pohon tertua yang ada adalah runjung yang memiliki catatan fosil sejauh 300 juta tahun yang lalu. Untuk waktu yang lama mereka mendominasi lanskap Bumi hingga evolusi dan diversifikasi angiospermae sekitar 120 juta tahun yang lalu. Tidak seperti banyak 8



organisme, tumbuhan runjung tampaknya telah mendapat manfaat besar dari peristiwa kepunahan Permian-Trias yang terjadi 252 juta tahun yang lalu dan mengirim 83% dari semua genera ke kepunahan. Konifer awal dalam catatan fosil berasal dari periode karbon akhir (Pennsylvania) (sekitar 300 juta tahun yang lalu), kemungkinan muncul dari Cordaites, genus tanaman Gondwanan yang menghasilkan benih dengan struktur subur seperti kerucut. Pinophytes, Cycadophytes, dan Ginkgophytes semuanya berkembang pada saat ini. Adaptasi penting dari gymnospermae ini memungkinkan tanaman untuk hidup tanpa terlalu bergantung pada air. Adaptasi lainnya adalah serbuk sari (sehingga pemupukan dapat terjadi tanpa air) dan benih, yang memungkinkan embrio diangkut dan dikembangkan di tempat lain E. Klasifikasi Pinophyta Dalam klasifikasi sistem Engler yang diterbitkan tahun 1892 tumbuhan berbiji dikelompokkan dalam satu divisi yaitu devisi Embryophyta Siphonogama atau lebih dikenal dengan istilah yang lebih lama yaitu Spermatophyta. Divisi ini terdiri dari dua anak divisi yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Dalam sistem klasifikasi baru tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua divisi yaitu Pinophyta (anak divisi tumbuhan biji terbuka atau Gymnospermae) dan divisi Magnoliophyta (anak divisi tumbuhan biji tertutup dalam sisitem Engler); bahkan terdapat lagi divisi Progymono spermatophyta, leluhur dari Gymnospermae mempunyai struktur anatomi seperti Gymnospermae tetapi berbiak dengan spora, terdapat pada periode Devon sampai Karbon bawah. Klasifikasi dalam tulisan ini akan mengikuti sistem klasifikasi yang baru. Sifat utama dari divisi Pinophyta adalah bijinya yang “telanjang” yang tumbuh kurang lebih terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai di antara daun-daun. Sebagai bandingan biji Magnoliophyta (Angiospermae) tumbuh di atas jaringan bakal buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari tumbuh dari tiap serbuk



9



sari menembus jaringan ovul. Sebaliknya serbuk sari Magnoliophyta tidak langsung bersentuhan dengan ovul, tetapi hinggap pada bagian kepala putik (stigma) dari putik (pistilum) dimana ia berkecambah. Tabung sari tumbuh menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya memasuki jaringan ovul. Hal-hal lain yang membedakan Pinophyta dengan Magnoliophyta adalah: 1. Tidak adanya pembuahan ganda seperti halnya pada Magnoliophyta 2. Tidak adanya pembuluh trakea pada xilem, kecuali pada anak divii Gnetophyta 3. Tidak ada sel pengantar pada floem 4. Adanya gametofit betina yang terdiri dari banyak sel atau banyak nukleus 5. Adanya arkegonium pada gametofit betina (kecuali Gnetum dan Welwitschia) 6. Sebagian besar berupa tumbuhan berkayu sedangkan Magnoliophyta banyak berupa tumbuhan herba atau tumbuhan berbatang basah Berikut beberapa contoh spesies dari masing-masing kelas pada tumbuhan Pinophyta, diantaranya : 1. Kelas Cycadopsida Kelas Cycadopsida memiliki ciri-ciri, yaitu: habitusnya menyerupai tumbuhan palma, batang berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, ukuran daun besar dan tersusun dalam roset batang, daun majemuk, daun menyirip, daun muda menggulung seperti daun paku, sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Kelas Cycadopsida terdiri dari satu ordo yaitu Cycadales dengan dua familia, yaitu Cycadaceae dan Zamiaceae. Contoh dari Cycadaceae adalah Cycas rumphii atau dikenal sebagai tumbuhan Pakis Haji. Sedangkan contoh dari familia Zamiaceae adalah Dioon edule. a. Cycadaceae Regnum: Plantae Divisio : Pinophyta Classis : Cycadopsida



10



Ordo



: Cycadales



Familia : Cycadaceae Genus



: Cycas



(a)



(b)



(c) (Gambar E.1 (a) Cycas rumphii, (b) Cycas rumphii merupakan dari familia strobilus species jantan, (c) strobilus betina)



Species : Cycas rumphii



Cycadaceae. Cycas rumphii dikenal sebagai tanaman Pakis Haji. Memiliki ciri daunnya majemuk tersusun roset, dan menyirip. Memiliki batang yang besar dan berkayu. Berumah dua. Hanya memiliki strobilus jantan. Sedangkan struktur reproduksi betinanya bukan berupa strobilus melainkan struktur seperti tombak dengan ovulum yang terdedah. b. Zamiaceae Regnum: Plantae Divisio : Pinophyta Classis : Cycadopsida Ordo



: Cycadales



Familia : Zamiaceae Genus



: Dioon



(a)



(b)



(c) Species : Dioon edule (Gambar E.2 (a) Dioon edule, (b) strobilus betina, Dioon edule merupakan salah satu species dari familia Zamiaceae. Memiliki ciri daunnya majemuk tersusun roset, dan menyirip. Berbeda dengan familia Cycadaceae, Zamiaceae memiliki struktur reproduksi jantan dan betina dalam bentuk strobilus. Struktur strobilus besar dan berkayu. Strobilus betina berbentuk bulat dan hanya terdapat satu pada satu pohon sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong dan terdapat satu atau lebih pada satu pohon. Penyerbukan secara entomogami. 2. Kelas Ginkopsida



11



Kelas Ginkopsida memiliki ciri-ciri, yaitu: habitusnya berupa pohon, bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya yang bercabang menggarpu. Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih. Termasuk tanaman desiduos, daunnya berubah menjadi berwarna keemasan sebelum gugur. Ginkopsida memiliki ovulum dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan. Ovulumnya berpasangan dan ketika masak menghasilkan biji yang berdaging. Kelas Ginkopsida memiliki satu ordo Ginkoales dengan satu familia yaitu Ginkoaceae. Salah satu contohnya adalah Ginko biloba. Regnum



: Plantae



Divisio



: Pinophyta



Classis



: Ginkopsida



Ordo



: Ginkoales



Familia



: Ginkoaceae



(a)



(b)



: Ginko (c) (Gambar E.3 (a) Ginko (b) strobilus jantan, Species : Ginko biloba (c) strobilus Ginko biloba merupakan salah satu species dari familia Genus



Ginkoaceae. Memiliki ciri daunnya seperti kipas. struktur reproduksi jantan dan betina dalam bentuk strobilus. Strobilus betina berbentuk bulat sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong dan terdapat satu atau lebih pada satu pohon. Penyerbukan secara entomogami. 3. Kelas Coniferopsida Kelas Coniferopsida memiliki ciri-ciri, yaitu: habitusnya berupa pohon, berkayu, tipe simpodial dengan cabang-cang kecil di puncak, daun sempit dan mengalami perubahan bentuk berupa jarum, paku, sisik, atau pisau bermata dua. Tumbuh di daratan tinggi dan daunnya hampir sealu hijau sepanjang tahun sehingga disebut Evergreen Plant.



12



Kelas Coniferopsida memiliki ordo Coniferales dengan empat familia yaitu Podocarpaceae, Araucariaceae, Pinaceae, dan Cupressaceae. a. Podocarpaceae Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Coniferaceae Ordo



: Coniferales



Familia : Podocarpaceae (a)



Genus : Podocarpus Species



(b)



(c) : Podocarpus (Gambar E.4 (a) P.imbricatus (b) strobilus imbricatus



Podocarpus imbricatus merupakan salah satu spesies dari familia Podocarpaceae. Habitusnya pohon namun terdapat juga yang berupa semak. Pada umumnya merupakan



tumbuhan



berumah



satu.



Memiliki



ciri



daunnya yang berbentuk lanset berpelepah yang tersusun spiral.



Hanya



memiliki



strobilus



jantan.



Sedangkan



struktur reproduksi betinanya bukan berupa strobilus melainkan struktur yang terdiri dari struktur basal yang membengkak dan berwarna hijau atau terang seperti buah beri yang disebut reseptakel. Sementara struktur apikalnya mengandung satu ovula apikal yang disebut epimatium. b. Araucariaceae 1)



Araucaria cuninghamii



Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Coniferaceae Ordo



: Coniferales



Familia



: Araucariaceae



Genus : Araucaria



(a)



(b)



(c) (Gambar E.5 (a) A. cuninghamii (b) strobilus betina, (c) strobilus 13 jantan)



Species



: A. cuninghamii



Araucaria cuninghamii merupakan salah satu spesies dari familia Araucariaceae. Habitusnya berupa pohon. Merupakan



tumbuhan



berumah



satu.



Memiliki



ciri



daunnya yang berbentuk seperti duri dan kaku yang tersusun spiral. Memiliki struktur reproduksi jantan dan betina dalam bentuk strobilus. Strobilus betina lebih besar dari strobilus jantan, berbentuk bulat dan terletak di ketiak daun, berwarna hijau saat masih muda dan berubah coklat saat dewasa. Pada satu sisik strobilus betina terdapat satu biji. Sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong berwarna coklat kekuningan, terletak di ujung daun. Penyerbukan secara anemogami.



2)



Agathis alba



Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Coniferaceae Ordo



: Coniferales



Familia



: Araucariaceae



(a)



Genus : Agathis



(b)



(c) Species : Agathis alba (Gambar E.6 (a) Agathis (b) strobilus betina, Agathis alba merupakan salah satu spesies dari familia Araucariaceae. Habitusnya berupa pohon. Dikenal juga



sebagai



tanaman



Jarak.



Merupakan



tumbuhan



berumah satu. Memiliki ciri daunnya yang berbentuk seperti elips yang tersusun spiral saat dewasa namun berdaun lanset yang berhadapan saat masih kecambah. Memiliki struktur reproduksi jantan dan betina dalam 14



bentuk strobilus. Strobilus betina lebih besar dari strobilus jantan, berbentuk bulat dan terletak di ketiak daun, berwarna hijau. Sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong berwarna coklat kekuningan, terletak di ketiak daun. Penyerbukan secara anemogami. c. Pinaceae Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Coniferaceae Ordo



: Coniferales



Familia



: Pinaceae



Genus : Pinus (a) (b) : Pinus merkusii (c) (Gambar E.7 (a) Agathis (b) daun dan strobilus betina, Pinus merkusii merupakan salah satu spesies dari



Species



familia Pinaceae. Habitusnya berupa pohon. Dikenal juga sebagai tanaman Pinus. Merupakan tumbuhan berumah satu. Memiliki ciri daunnya yang berbentuk jarum dan sisik. Memiliki struktur reproduksi jantan dan betina dalam bentuk strobilus. Strobilus betina lebih besar dari strobilus jantan, berbentuk bulat dan terletak di ketiak daun, berwarna coklat. Pada satu sisik strobilus betinanya mengandung dua biji bersayap. Sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong berwarna coklat kekuningan, terletak di ujung. Penyerbukan secara anemogami. d. Cupressaceae Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Coniferaceae Ordo



: Coniferales



Familia



: Cupressaceae



15



Genus : Cupressus Species



: Cupressus sp.



(a)



(b)



(c) (Gambar E.8 (a) Cupresssus (b) strobilus jantan, Cupressus sp. merupakan salah satu spesies dari familia Cupressaceae. Habitusnya berupa pohon. Dikenal juga sebagai tanaman Cemara. Merupakan tumbuhan berumah satu. Memiliki ciri daunnya yang berbentuk sisik. Memiliki struktur reproduksi jantan dan betina dalam bentuk strobilus. Strobilus betina jauh lebih besar dari strobilus jantan, berbentuk bulat seperti bola dan terletak di ketiak cabang, berwarna coklat. Pada satu sisik strobilus



betinanya



terdapat



banyak



biji



bersayap.



Sedangkan strobilus jantan berbentuk lonjong berwarna hijau keemasan, terletak di ujung. Satu sisiknya memiliki empat mikrosporofit. Penyerbukan secara anemogami. 4. Kelas Gnetopsida Gnetopsida memiliki karakteristik umum yaitu habitus pohon atau liana, daun tunggal, berhadapan, pertulangan menyirip, bakal biji tanpa arkegonia. Kelas ini memiliki 3 famili yaitu Gnetaceae, Ephedraceae, Welwichiaceae. Contoh spesies dari masing-masing Famili tersebut yaitu Gnetum, Epedhra, Welwitschia. Gnetum tumbuh di daerah tropis, mempunyai 30 spesies meliputi tumbuhan yang berupa pohon dan merambat dengan daun yang tebal dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil. Ephedra tumbuh di daerah kering atau gurun meliputi 35 spesies, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan daun kecil seperti sisik dan batang saling



bersambungan. Welwitschia banyak



ditemukan



di



gurun



dan



merupakan tumbuhan berpembuluh paling aneh. Sebagian besar tubuhnya tertanam dalam tanah berpasir. Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram.



16



a. Gnetum gnemon Tanaman melinjo memiliki nama latin (Gnetum gnemon L.) atau dalam bahasa Sunda sering disebut tangkil. Melinjo adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) yang berbentuk pohon berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), Khalet (Bahasa Kamboja). Tanaman melinjo banyak ditanam dipekarangan sebagai tempat peneduh atau pembatas pekarangan, terutama dimanfaatkan buah serta daunnya. Tanaman melinjo merupakan tumbuhan parennial berbiji terbuka, berbentuk pohon dan berumah dua (dioecious, terdapat individu jantan dan betina). Biji melinjo tidak dibungkus oleh daging tetapi dibungkus oleh kulit luar. Melinjo dapat tumbuh hingga 100 tahun lebih dan ketika tiap panen raya mampu menghasilkan melinjo seberat 80-100 Kg, jika tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 25 m dari permukaan tanah. Regnum : Plantae Divisio : Pinophyta Classis : Gnetopsida Ordo



: Gnetales



Familia



: Gnetaceae



Genus : Gnetum Species



:



(a)



(b)



(c)



Gnetum



gnemon L b. Ephedra sinica Regnum



(Gambar E.9 (a) Pohon melinjo (b) Strobilus jantan (c) Strobilus betina)



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Gnetopsida Ordo



: Ephedrales



Familia : Ephedraceae Genus : Ephedra



17



Species : Ephedra sinica Gambar E.10 Tanaman Ephedra sinica Tanaman



Ephedra



tumbuh



di gurun. Tanaman ini tidak menghasilkan bunga. Sebaliknya, mereka menghasilkan spora dalam struktur yang setara dengan catkins-tergantung yang ditemukan di pohon-pohon pinus. Ephedra tanaman menghasilkan daun yang sangat kecil dan terlihat seperti Timbangan. Mereka berpaling gelap dan mengecil ketika mereka kemajuan melalui siklus pertumbuhan mereka. Fotosintesis terjadi di batang Ephedra karena daun begitu kecil. Tanaman ini tumbuh terbaik di longgar, tanah berpasir seperti yang umumnya ditemukan di daerah semi-gurun, ngarai, dan batu Mesa. Mereka membutuhkan sedikit air untuk pertumbuhan dan tidak mentolerir air berdiri. Tanaman sinica Ephedra adalah spesies yang digunakan untuk membuat Ma Huang teh karena mengandung konsentrasi tertinggi dikenal alkaloid efedrin. Beberapa spesies dalam genus ini berisi jumlah yang sangat kecil alkaloid ini atau tidak ada sama sekali. c. Welwitschia mirabilis Welwitschia mirabilis adalah tanaman purba yang hidup di gurun sepanjang pesisir pantai Namibia dan Angola di Afrika. Diperkirakan tanaman itu sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Tanaman yang tumbuh di daerah kering seperti gurun, umumnya berdaun kecil dan memiliki sedikit stomata. Hal ini untuk menghindari penguapan. Tanaman ini memiliki daun yang besar. Daunnya hanya dua helai, yaitu daun yang pertama tumbuh. Daun itu terus tumbuh membesar. Namun karena angin dan panas, daun itu terbelah-belah dan sebagian lapuk, sehingga terlihat seperti banyak, bukan hanya dua. Bahkan ada juga yang terlihat seperti tumpukan sampah daun kering.



18



Regnum



: Plantae



Divisio : Pinophyta Classis : Gnetopsida Ordo



: Welwitschiales



Familia : Welwitschiaceae Genus : Welwitschia Species :



Welwitschia



mirabilis Gambar E.11 Welwitschia mirabilis F. Manfaat Pinophyta Tanaman Pinophyta memiliki banyak manfaat diantaranya, yaitu: a. Tanaman Cycas rhumpii dapat untuk mengobati diabetes mellitus dan pendarahan menstruasi. Buahnya dapat mengobati diabetes mellitus dan pendarahan menstruasi. Sedangkan batangnya dapat mengobati Hepatitis. b. Semua bagian pohon cemara lilin (Cupressus sempervirens) bisa dimanfaatkan mulai dari kayu, getah, ranting, biji, hingga daunnya mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi alias pohonnya ini sangat komersil. c. Kandungan alami yang ada didalam buah melinjo adalah bahan antioksidan. Manfaat dari antioksidan yaitu dapat menangkap radikal bebas dalam tubuh serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kandungan antioksidan yang ada pada melinjo dapat bekerja seperti vitamin C yang ditemukan pada buah. d. Bahan antioksidan yang ditemukan pada Gnetum gnemon, mampu mencegah penyakit tekanan darah tinggi. Penyakit tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti stroke dan jantung. Protein khusus yang terkandung dalam buah melinjo dapat mengatasi masalah tekanan darah tinggi. Namun ada baiknya konsumsi melinjo tidak berlebihan. e. Batang tanaman Ephedra sinica ini juga dapat digunakan untuk membuat Teh Huang Ma dan dijual dalam formulasi yang digunakan oleh praktisi 19



obat herbal Cina. Di pengobatan tradisional Cina, teh ini telah digunakan untuk mengobati pilek, flu, sakit kepala, tulang dan nyeri sendi, kelelahan, suasana hati buruk, mengi, batuk, libido rendah, dan obesitas. f.



Orang Namibia menyebut Welwitschia mirabilis, onyanga. Artinya bawang padang pasir. Mereka menggunakan tanaman ini sebagai bahan masakan.



G. Nilai-nilai Kehidupan a. Nilai Praktis Pinophyta memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan manusia. Kita sebagai manusia hendaknya berusaha untuk selalu menebar manfaat bagi sesama dan lingkungan di sekitar kita. b. Nilai sosial politik Salah satu spesies Pinophyta yaitu Welwitschia mirabilis dapat bertahan hidup di gurun dengan kondisi ekstrim. Kita dapat mencontoh hal tersebut, yaitu kita hendaknya dapat berjuang dan bertahan dalam kondisi lingkungan sesulit apapun yang kita hadapi dalam kehidupan ini. c. Nilai Intelektual Pinophyta memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi manusia namun manfaat tersebut masih perlu dikaji dan diteliti agar lebih teruji dan dapat diaplikasikan untuk kesejahteraan umat manusia. Misalnya manfaat dari buah Cycas rhumpii sebagai obat untuk diabetes mellitus dan pendarahan menstruasi.



d. Nilai Agama Pinophyta tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisahpisah atau membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Ini menunjukkan kebesaran Allah swt dalam menciptakan makhluknya dengan bentuk terbaiknya. Kita sebagai manusia harus bersyukur karena kita telah diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk.



20



21



BAB II PENUTUP A. Kesimpulan a. Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang telanjang. Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta bijinya tidak tumbuh dijaringan bakal buah. b. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki tumbuhan Pinophyta sebagai berikut. Merupakan tumbuhan berkayu dan berbiji telanjang. Kayu tanpa trakea (kecuali pada anak Gnetopsida). Sporofil tersusun dalam strobilus (kecuali pada Lyginopteridopsida), tidak ada perhiasan bunga. Ovul terdapat pada permukaan megasporofil yang terbuka. Dan gametofit dengan jaringan vegetatif yang berlimpah dan dengan arkegonia. c. Spesies conifer (Pinophyta) ditemukan di seluruh dunia dan satu-satunya massa daratan besar yang tidak ada adalah Antartika. Pada ekstremekstrem itu, mereka sering membentuk tegakan murni dari satu atau beberapa spesies. Pinophyta juga umum di daerah tropis. Keragaman tumbuhan runjung yang lebih besar ditemukan di daerah tropis daripada garis lintang yang lebih tinggi tetapi daerah ini cenderung didominasi oleh tanaman angiosperma berdaun lebar. d. Kelas Cycadopsida memiliki ciri-ciri, yaitu: habitusnya menyerupai tumbuhan palma, batang berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, ukuran daun besar dan tersusun dalam roset batang, daun majemuk, daun menyirip, daun muda menggulung seperti daun paku, sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Contohnya yaitu Cycas rhumpii. Kelas



Ginkopsida



memiliki



ciri-ciri,



yaitu:



habitusnya



berupa pohon, bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya yang bercabang menggarpu. Contoh spesies



dari



kelas



ini



yaitu



Ginko



biloba.



Kelas



Coniferopsida memiliki ciri-ciri, yaitu: habitusnya berupa pohon, berkayu, tipe simpodial dengan cabang-cang kecil di puncak, daun sempit dan mengalami perubahan bentuk berupa jarum, paku, sisik, atau pisau bermata dua. Contoh



22



spesies dari kelas ini yaitu Agathis alba. Gnetopsida memiliki karakteristik umum yaitu habitus pohon atau liana, daun tunggal, berhadapan, pertulangan menyirip, bakal biji tanpa arkegonia. Contoh speies dari kelas ini yaitu Gnetum gnemon. e. Pinophyta memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu Tanaman Cycas



rhumpii dapat untuk mengobati diabetes mellitus dan pendarahan menstruasi. Buahnya dapat mengobati diabetes mellitus dan pendarahan menstruasi. Welwitschia mirabilis dapat digunakan sebagai bahan masakan. Dan daun muda Gnetum gnemon dapat digunakan sebagai bahan sayuran. Dan lain-lain. f. Salah satu nilai kehidupan dari Pinophyta yaitu Pinophyta memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan manusia. Kita sebagai manusia hendaknya berusaha untuk selalu menebar manfaat bagi sesama dan lingkungan di sekitar kita. B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca akan membantu dalam perbaikan makalah ini.



23



DAFTAR PUSTAKA Arif.



(2015). Pinophyta (Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida) [Online]. Diakses dari: http://2009arif.blogspot.com/2015/11/pinophyta cycadopsida-coniferopsida-dan.html.



Campbell, A Neil, dkk. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Febrilian, M. (2017). Welwitschia mirabilis, Tanaman Subur di Gurun Pasir. [Online]. Diakses dari: https://bobo.grid.id/read/08676331/welwitschiamirabilis-tanaman-subur-di-gurun-pasir. Haupt, Arthur W. (1953). Plant morphology. [Online]. Diakses dari: http://library.um.ac.id/ [22 Maret 2020] Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga Pertanian, M. (2019). Tanaman Melinjo; Klasifikasi, Ciri Morfologi, Manfaat dan Cara



Budidaya.



[Online].



Diakses



dari:



https://dosenpertanian.com/tanaman-melinjo/ Muzakki.



(2017).



Pinophyta.



[Online].



Diakses



dari:



http://www.academia.edu Nootriment. (2018). Ephedra tanaman manfaat, Cara kerjanya, Suplemen Tinjauan,



Keselamatan



&



Interaksi.



[Online].



Diakses



dari:



https://nootriment.com/id/ephedra-plant/ Nurfitriah. (2014). Pinophyta (Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida). [Online].



Diakses



dari:



http://nurfitriah2117.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikumpinophyta.html. Raditriono.



(2012).



Biosistematika



&



Evolusi.



[Online].



Diakses



dari:



https://raditriono.wordpress.com/2012/04/29/biosistematika-dan-evolusi3/ Tjitrosoepomo,



gembong.



2010.



Taksonomi



tumbuhan



(Spermatophyta).



Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



24



DAFTAR PUSTAKA GAMBAR Gambar D.1 Bagan Evolusi Tumbuhan Raditriono.



(2012).



Biosistematika



&



Evolusi.



[Online].



Diakses



dari:



https://raditriono.wordpress.com/2012/04/29/biosistematika-dan-evolusi3/ Gambar E.1 Cycas rumphii Stein.



(1997).



Cycas



rumphii.



[Online].



Diakses



dari:



http://www1.biologie.uni-hamburg.de/bonline/library/cycads/cycas_ rumphii_wseed.JPG Yeng.



(2010).



Cycas



rumphii



https://meynyeng.files.



Online].



Diakses



wordpress.com/



dari:



2010/05/cycas-



rumphii.jpg Gambar E.2 Dioon edule Kurzenko. (2020). Strobilus jantan Dioon edule. [Online]. Diakses dari:



https://www.



sciencephoto.com/media/912364/view/giant-dioon-plantwith-male-cones-dioon spinulosumPoco. (2014). Strobilus betina Dioon edule. [Online]. Diakses dari: http://tropical.theferns. info/image.php?id=Dioon+edule Stoertch.



(2014).



Dioon



edule.



[Online].



Diakses



dari:



http://tropical.theferns. info/image.php?id=Dioon+edule Gambar E.3 Ginko biloba Julia.



(2014).



Ginko



biloba



[Online].



Diakses



dari:



https://dc.cod.edu/horticulture-2242-ginkgo-biloba/ Larsen.



(2004).



Ginko



biloba



[Online].



Diakses



dari:



[Online].



Diakses



dari:



https://www.flickr.com/ photos/ Nova.



(2018).



Ginko



biloba



https://commons.wikimedia. org/wiki/File:Ginkgo_biloba_Mi%C5%82orz %C4%85b_dwuklapowy_2016-05-02_01.jpg



25



Gambar E.4 Podocarpus imbricatus Muzakki. (2017). Podocarpus imbricatus. [Online]. Diakses dari: http://www. academia.edu Gambar E.5 Araucaria cuninghamii Gardiner. (2014). Araucaria cuninghamii. [Online]. Diakses dari: https://www.



anbg.gov.au/gnp/interns-2014/araucaria-



cunninghamii.html Starr. (2019). Araucaria cuninghamii. [Online]. Diakses dari: http://tropical.



theferns.info/viewtropical.php?



id=Araucaria+columnaris Gambar E.6 Agathis alba Farjon.



(2011).



Agathis



alba.



[Online].



Diakses



dari:



http://cdn2.arkive. org/media/D2/D2B8EC9BE7A54DDFA786683A27519C58/P resentation.Large/Mature-Agathis-ovata.jpg Muzakki.



(2017).



Agathis



alba.



[Online].



Diakses



dari:



[Online].



Diakses



dari:



[Online].



Diakses



dari:



http://www.academia.edu Gambar E.7 Pinus merkusii Muzakki.



(2017).



Pinus



merkusii.



http://www.academia.edu Gambar E.8 Cupressus sp. Mosquin.



(2005).



Cupressus



sp.



https://botanyphoto. botanicalgarden.ubc.ca/2005/12/cupressus-arizonica-blueice/ Gambar E.9 Gnetum gnemon Anonim.



(2014).



Plantae



II.



[Online].



Diakses



dari:



https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Plan tae-II-2014/konten5.html. Hendra, F. D. (2012). Deskripsi Gnetum gnemon/Melinjo. [Online]. Diakses dari: http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2012/08/deskripsi-gnetumgnemonmelinjo.html.



26



Hexza, H. (2012). Tumbuhan Tegakan di Tempat Pemakaman. [Online].



Diakses



dari:



https://hafidhexza.wordpress.com/2012/06/25/tumbuhan-tegakan-ditempat-pemakaman/ Gambar E.10 Ephedra sinica Nootriment. (2018). Ephedra tanaman manfaat, Cara kerjanya, Suplemen Tinjauan,



Keselamatan



&



Interaksi.



[Online].



Diakses



dari:



https://nootriment.com/id/ephedra-plant/ Gambar E.11 Welwitschia mirabilis Febrilian, M. (2017). Welwitschia mirabilis, Tanaman Subur di Gurun Pasir. [Online]. Diakses dari: https://bobo.grid.id/read/08676331/welwitschiamirabilis-tanaman-subur-di-gurun-pasir.



27