A17 Zah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI LUKUT, PT. SURYA INTISARI RAYA, FIRST RESOURCES GROUP, SIAK, RIAU



ZUL ADHRI HARAHAP A24120142



DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017



ii



iii



PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA



Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, PT. Surya Intisari Raya, First Resources Group, Kabupaten Siak, Riau adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk yang lain kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.



Bogor, Januari 2017



Zul Adhri Harahap NIM A24120142



iv



v



ABSTRAK ZUL ADHRI HARAHAP. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, PT. Surya Intisari Raya, First Reources Group, Siak, Riau. Dibimbing oleh HARIYADI. Magang ini dilaksanakan di Kebun Sei Lukut, PT Surya Intisari Raya, First Resources Group yang terletak di Desa Maredan Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau dari bulan Maret sampai Juni 2016. Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja tentang budidaya kelapa sawit khususnya dalam manajemen panen. Pengamatan yang dilakukan meliputi angka kerapatan panen, taksasi panen harian, kapasitas panen, tenaga kerja panen, evaluasi panen, sarana dan prasarana panen, dan manajemen transportasi panen. Kebun Sei Lukut secara umum telah melaksanakan prosedur kerja secara baik pada setiap kegiatan budidaya kelapa sawit seperti pada kegiatan pemanenan. Permasalahan dalam kegiatan panen yang ditemukan di Kebun Sei Lukut yaitu, hasil taksasi belum menggambarkan hasil realisasi panen dan persentase pemakaian alat pelindung diri yang rendah. Kata kunci : alat pelidung diri, budidaya kelapa sawit, kapasitas panen



ABSTRACT ZUL ADHRI HARAHAP. Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, PT. Surya Intisari Raya, First Resources Group, Siak, Riau. Supervised by HARIYADI. The internship progam has been conducted at Sei Lukut Estate, PT. Surya Intisari Raya, First Resources Group, located in the village of West Maredan, District of Tualang, Siak, Riau Province from March to June 2016. This internship aims to increase knowledge, experience and work skill on the palm oil cultivation especially on harvesting management. Observations made include harvest density, daily harvest prediction, harvesting capacity, harvest labour, harvest evaluation, harvesting facilities and infrastructures, and transportation management. Generally, Sei Lukut Estate has implemented work procedures properly in every cultivation activity like on the harvesting activity. Harvesting problem that found at Sei Lukut Estate were result of taxation not describe the actual results of harvesting and percentage of the use of personal safety equipment that is still low. Key words : safety equipment, oil palm cultivation, harvesting capacity



vi



vii



MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI LUKUT, PT. SURYA INTISARI RAYA, FIRST RESOURCES GROUP, SIAK, RIAU



ZUL ADHRI HARAHAP A24120142



Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura



DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017



viii



x



xi



PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Judul yang dipilih dalam kegiatan magang yang dilaksanakan sejak 1 Maret hingga 30 Juni 2016 adalah Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, PT. Surya Intisari Raya, First Resources Group, Siak, Riau. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta Zainuddin Harahap (alm) dan Fatimah Risnaida Nasution beserta seluruh keluarga besar penulis atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan 2. Dr. Ir. Hariyadi, M.S. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, masukan dan saran yang sangat bermanfaat, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan 3. Dr. Willy Bayuardi Suwarno, S.P., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalankan progam studi sarjana 4. Bapak Ir. Nuryadi (Group Manager), Bapak Suleman Sitepu (Field Manager), Bapak Suhendri S.P. (Field Asisstant Afd 3), Bapak Nasip Supianto (Mandor I), Surya Armansyah, Andi Wira Prayogo, Arif Mustafa, Bernard Manurung, Peri Irawan, dan Okto Berinto Purba, serta seluruh staf dan karyawan PT. Surya Intisiari Raya-Lukut yang telah memberikan motivasi, arahan dan fasilitas selama kegitan magang 5. Seluruh Direksi First Resources Group yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang 6. Teman-teman Lotus di Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB angkatan 49 dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.



Bogor, Januari 2017



Zul Adhri Harahap



xii



xiii



DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN



viii viii viii



PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan



1 1 1



TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Pemanenan



2 2 2 3



METODE MAGANG Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisis Data dan Informasi



4 4 4 5 6



KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan



7 7 7 7 8 8



HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Aspek Manajerial Pembahasan



9 9 25 27



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran



30 30 30



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP



30 33 43



xiv



xv



DAFTAR TABEL 1 Produksi dan produktivitas kelapa sawit di Kebun Sei Lukut 2 Jumlah karyawan staff dan non-staff Kebun Sei Lukut tahun 2016 3 Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman 4 Rekomendasi dosis pupuk Afdeling 3 di Kebun Sei Lukut 5 Persentase penggunaan alat pelindung diri (APD) 6 Daftar peralatan panen dan fungsinya 7 Kriteria matang panen Kebun Sei Lukut 8 Luasan per seksi panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut 9 Angka kerapatan panen, hasil taksasi dan produksi aktual 10 Rata-rata kapasitas panen Afdeling 3 Kebun Sei Lukut 11 Hasil uji-t perbandingan kapasitas panen antar kemandoran 12 Pengamatan transportasi TBS di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut 13 Hasil pengamatan mutu buah di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut 14 Pemeriksaan mutu hanca mandoran Surya Armansyah 15 Pemeriksaan mutu hanca mandoran Andi W. Prayogo 16 Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan



8 9 10 16 18 19 19 20 21 22 22 23 23 24 24 25



DAFTAR GAMBAR 1 Pelaksanaan kegiatan penunasan di Kebun Sei Lukut 2 Micron Herby Sprayer 3 Kegiatan chemist piringan, pasar pikul dan TPH 4 Ulat api Setora nitens 5 Turnera ulmifolia 6 Gupon (Nest Box) 7 Pulls Fog 8 Kegiatan penguntilan pupuk 9 Kegiatan penaburan pupuk KCL 10 Apel pagi karyawan 11 Alat angkut TBS ke TPH



10 11 12 13 14 15 15 16 17 18 22



DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7



Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Field Assistant Peta areal kerja Kebun Sei Lukut Data curah hujan Kebun Sei Lukut 10 tahun terakhir Area statement Kebun Sei Lukut Struktur organisasi Kebun Sei Lukut 2016



35 36 37 39 40 41 42



xvi



1



PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan di Indonesia. Agibisnis kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit industri yang merupakan keunggulan kompetitif indonesia untuk bersaing di tingkat global (Pahan, 2007). Tanaman kelapa sawit masih sangat menjanjikan untuk diusahakan baik secara perorangan, swasta maupun pemerintah di Indonesia. Selain itu, tanaman kelapa sawit juga merupakan sumber minyak nabati yang penting. Kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak sawit yang dikenal sebagai Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). CPO dan PKO dapat diolah menjadi bermacam-macam produk lanjutan dengan bermacam-macam kegunaan seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetika, dan obat. Selain itu, minyak kelapa sawit dapat menjadi substitusi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar dipenuhi dari minyak bumi (Setyamidjaja, 2006). Produksi CPO dan PKO di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan pada beberapa tahun terakhir. Produksi CPO pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 27.782.004 ton dari 21.390.326 ton dan produksi PKO mengalami peningkatan menjadi 5.556.401 ton dari 4.829.479 ton pada tahun 2009 (BPS, 2014). Peningkatan jumlah produksi minyak kelapa sawit tidak terlepas dari peningkatan luas areal perkebunan yang ada. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup besar. Tahun 2009 luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 7.949.389 ha dan pada tahun 2013 menjadi 10.465.020 ha (BPS, 2014). Pemanenan tandan buah segar (TBS) merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan kelapa sawit berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Menurut Fauzi et al. (2008) pelaksanaan pemanenan perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas yang baik. Kegiatan dalam pemanenan dimulai dari perencanaan panen, pelaksanaan panen, dan evaluasi panen. Perencanaan panen terdiri atas penentuan kriteria panen, penentuan angka kerapatan panen, taksasi produksi dan rotasi panen, pelaksanaan panen terdiri atas penyediaan sarana dan prasarana panen, penyediaan tenaga kerja yang terampil, teknis panen, pengumpulan hasil, dan pengangkutan panen, dan evaluasi panen terdiri atas pemeriksaan mutu buah dan mutu hanca. Pengelolaan yang kurang optimal terhadap faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi hasil produksi yang akan dicapai baik secara kuantitas maupun kualitas (Lubis, 2008).



Tujuan Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, melatih keterampilan dan mendapatkan pengalaman kerja dari aspek teknis dan manajerial di lapangan pada beberapa level manajemen pekerjaan. Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari dan menganalisis permasalahan dalam



2



pengelolaan pemanenan agar dapat memberikan masukan yang efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan.



TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit memiliki nama latin Elaeis guineensis Jacq. yang berasal dari famili palmae (Lubis, 2008). Elaeis berasal dari Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti daerah di pantai Barat Arika. Jacq berasal dari nama seorang botanis Amerika yaitu Jacquin (Lubis, 2008). Kelapa sawit tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar, dan sebagai tanaman budidaya yang tersebar di berbagai negara beriklim tropis bahkan mendekati subtropis di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika (Setyamidjaja, 2006). Kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terletak dalam pohon yang sama, namun umumnya terpisah pada tandan yang berbeda. Satu tandan buah kelapa sawit dewasa dapat menghasilkan 600-2.000 buah kelapa sawit. Buah kelapa sawit terdiri atas eksocarp (kulit), pericarp, mesocarp, endocarp (cangkang) dan kernel (Pahan, 2007). Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter (Fauzi et al., 2008). Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Akar sekunder, tersier, dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tersier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus pelepah daun (frond base) (Lubis, 2008). Batang berbentuk silindris berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang atau bowl. Pada tanaman yang masih muda batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar (Fauzi et al., 2008). Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai 7,5 - 9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250 - 400 helai.



Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dapat berproduksi maksimal pada daerah dengan curah hujan 2.000 mm tahun-1. Lama penyinaran matahari yang diperlukan kelapa sawit selama 5 jam hari-1 setiap bulannya, namun pada bulan-bulan tertentu penyinaran mencapai 7 jam hari-1. Jenis tanah yang sesuai adalah latosol dan alluvial (Hartley, 1997) dan pH 5.0-6.0 (Pahan, 2007). Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 400 m di atas permukaan laut.



3



Pemanenan Pemanenan kelapa sawit sangat erat hubungannya dengan produksi minyak kelapa sawit, oleh karena itu pemanenan harus memperhatikan beberapa hal yaitu kriteria matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen, sistem panen, kerapatan panen dan mutu panen (Fauzi et al., 2008). Panen adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Tujuan panen adalah untuk mendapatkan produksi tinggi dengan rendemen minyak yang tinggi dan kualitas minyak yang baik (PPKS, 2007). Prinsip pada kegiatan panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut TBS ke pabrik untuk seterusnya diolah menjadi minyak kelapa sawit berkualitas baik yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan asam lemak bebas (ALB) rendah serta menjaga kondisi tanaman tetap baik. Asam lemak bebas yang tinggi akan mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit (Andoko dan Widodoro, 2013). Pekerjaan pemotongan tandan merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (PKO). Tugas utama pemanen dalam pemanenan adalah mengambil tandan pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya ke pabrik dengan cara dan waktu yang tepat. Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi (ekstraksi), sedangkan waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (Pahan, 2007). Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dan buahnya menjadi masak 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari warna hijau pada buah yang masih muda menjadi berwarna merah jingga pada waktu buah masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal. Buah kelapa sawit yang lewat matang akan terlepas dari tangkai tandannya dan disebut brondolan (Satyawibawa dan Widyastuti, 1992). Kriteria tandan buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, sedangkan tanaman berumur lebih dari 10 tahun kriteria jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15−20 butir. Produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton ha-1 tahun-1 TBS atau sekitar 4-5 ton minyak sawit pada kondisi optimal (Kiswanto et al., 2008). Tandan yang mentah akan mencapai tahap matang dalam jangka waktu 3- 7 hari, dan tandan matang menjadi lewat matang juga dalam waktu 3-7 hari. Kandungan minyak sawit meningkat dari tahap mentah ke matang, kemudian menurun lagi pada tahap lewat matang, sedangkan kandungan ALB meningkat terus dari matang ke lewat matang, dengan demikian panen tandan pada tahap lewat matang menimbulkan kerugian, baik dalam produktivitas maupun kualitas minyak (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Cara memanen tandan buah kelapa sawit adalah dengan memotong tangkai tandan buah menggunakan dodos jika tanaman masih pendek dan menggunakan egrek jika tanaman sudah tinggi. Pemanenan dilakukan satu kali seminggu dengan rotasi antar blok secara rutin (Sunarko, 2009). Sistem panen kelapa sawit dapat menghasilkan minyak sawit bermutu baik jika sistem panen memenuhi standar tertentu. Standar sistem panen yang ditentukan adalah tidak ada buah mentah yang dipanen, tidak meninggalkan buah matang, semua brondolan dikumpulkan dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dalam kondisi bersih, membrondolkan



4



buah yang terlalu matang, memotong tangkai tandan yang terlalu panjang dan membentuknya seperti mulut kodok, serta cabang harus dipotong dengan baik (Sastrosayono, 2003). Sebelum melakukan kegiatan pemanenan harus dilakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut meliputi penyediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan, peralatan, pengangkutan, data kerapatan panen dan sarana panen. Peralatan panen yang harus disediakan adalah dodos, kampak, egrek, gancu dan galah. Sarana panen meliputi pengerasan jalan, pembuatan jembatan panen, jalan panen (pasar pikul) dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Persiapan panen yang baik adalah tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan panen adalah tenaga kerja, peralatan panen, pengangkutan, pengetahuan tentang kerapatan panen, dan sarana panen (Roosita, 2007). Persiapan pemanenan perlu dilakukan dengan baik dan tepat waktu agar saat panen dimulai, hasil panen dapat segera diolah ke PKS (PPKS, 2007). Proses pengangkutan dalam panen terbagi menjadi dua, yaitu recovery dan evacuation (Mangoensoekarjo et al., 2003). Recovery mencakup kesiapan panen dan pengangkutan panen dari tanaman menuju tempat pengumpulan hasil (TPH), sedangkan evacuation merupakan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik dengan unit transportasi. Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera diangkut untuk menghasilkan rendemen minyak yang tinggi serta kadar asam lemak bebas 75˗90% brondolan telah lepas Busuk atau janjangan kosong (Empty > 90% brondolan telah lepas bunch) Sumber : Standart Operating Procedure First Resources (2016)



Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai dengan panen berikutnya pada areal panen yang sama.



20



Kebun Sei Lukut memiliki sistem rotasi 6/7, artinya rotasi yang memiliki waktu panen enam hari dalam satu minggu sehingga dalam satu bulan terdapat empat kali panen pada blok yang sama. Penggunaan rotasi 6/7 dimaksudkan untuk menjaga mutu buah agar sesuai dengan kriteria matang buah. Afdeling 3 Kebun Sei Lukut memiliki 54 blok yang dibagi menjadi 6 seksi panen atau disebut kaveld. Kaveld panen adalah luasan areal yang terdiri atas beberapa blok dan terbagi menjadi beberapa hanca dan harus dipanen dalam jangka waktu satu hari. Berikut pembagian kaveld panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut (Tabel 8). Tabel 8. Luasan per seksi panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut Seksi panen Hari panen Blok 1 Senin G17-G24 2 Selasa G25-G29, H26-H30 3 Rabu H19-H25, I19 4 Kamis I20-I26 5 Jum’at I27-I31, J25-J31 6 Sabtu J18-J24 Total luasan Afdeling 3



Luasan (ha) 173,05 193,63 182,07 173,34 178,36 155,54 1.055,99



Sumber : Kantor Kebun Sei Lukut (2016)



Tenaga kerja panen. Tenaga kerja panen merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dalam perkebunan kelapa sawit. Penyediaan tenaga kerja panen yang tepat akan menunjang kelancaran kegiatan panen dan produksi yang maksimal. Jumlah tenaga kerja panen yang tepat dalam perkebunan kelapa sawit disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Perhitungan penetapan tenaga kerja panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut berdasarkan ketentuan perusahaan adalah sebagai berikut: Luas Afdeling 3 = 1055,99 ha Jumlah kaveld panen = 6 Standar luasan panen = 4,5 ha/HK 1.055,99 ha



Kebutuhan tenaga panen Afdeling 3 = 6 × 4,5 ha/HK = 39,07 ≈ 39 HK Angka kerapatan panen dan taksasi produksi. Angka kerapatan panen (AKP) adalah persentase jumlah tandan matang terhadap jumlah tanamaan yang diamati pada areal yang akan dipanen besok. Perkiraan produksi dari perhitungan taksasi harian digunakan untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja, unit transportasi pengangkut TBS dan mempermudah pengaturan pelaksanaan panen. Taksasi produksi yang akurat juga penting dilakukan, karena akan mempengaruhi kegiatan operasional dan penjadwalan produksi perusahaan. Kebun SEI Lukut menetapkan perhitungan taksasi terhadap realisasi produksi dengan selisih nilai (varian) harus berada pada batas toleransi 5%. Data pengamatan angka kerapatan panen, taksasi produksi dan produksi aktual disajikan pada tabel 9.



21



Tabel 9. Angka kerapatan panen, hasil taksasi dan produksi aktual Blok



Tahun tanam



Luas (ha)



G20 G28 H22 I22 J27 J20



2004 2005 2005 2005 1996 1998



24,08 20,05 25,12 22,83 22,60 20,02



Jumlah Jumlah AKP tanaman buah (%) contoh matang 165 27 16,36 139 24 17,26 164 29 17,68 141 22 15,60 103 16 15,53 135 21 15,55



Produksi (kg) Taksasi 8.596 7.699 9.269 7.029 8.411 7.546



Aktual 8.341 7.594 8.456 6.270 8.253 7.796



Varian produksi (%) -2,97 -1,36 -8,77 -10,80 -1,88 3,31



Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (2016)



Contoh perhitungan AKP, taksasi produksi, dan varian produksi pada blok G28 dengan luasan 20,05 ha yaitu : Populasi tanaman produktif = 2.788 pohon Bobot janjang rata-rata (BJR) = 16 kg Jumlah buah matang



24



AKP = Jumlah tanaman contoh × 100% → 139 × 100% = 17,26% Taksasi produksi = %AKP × Jumlah pohon produktif × BJR Taksasi produksi = 17,26% × 2.788 × 16 kg = 7.699 kg Varian produksi = Varian produksi =



Produksi aktual (kg) − Taksasi produksi (kg) Taksasi produksi (kg) 7.594 kg −7.699 kg 7.699 kg



× 100%



× 100% = −1,36%



Pelaksanaan Panen. Kegiatan panen dimulai dari pembagian hanca panen oleh mandor panen pada saat apel pagi. Setelah kegiatan apel pagi, pemanen segera masuk ke hanca masing-masing sesuai dengan hanca yang telah ditentukan. Berdasarkan cara pengangkutan TBS dari pasar pikul ke TPH, kegiatan panen di Kebun Sei Lukut dibedakan menjadi dua jenis yaitu panen manual dan panen mekanis. Kegiatan panen manual dilakukan pada lahan dengan jenis tanah gambut dengan menggunakan alat angkut TBS berupa angkong sedangkan panen mekanis pada lahan dengan dengan jenis tanah mineral dengan menggunakan alat angkut TBS berupa superbull (Gambar 11). Pada kegiatan panen manual pemanen diwajibkan memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen yang ditetapkan oleh perusahaan, selanjutnya pelepah penyangga tandan buah dipotong dengan tetap memperhatikan standar songgo buah agar tidak terjadi over prunning, kemudian pelepah disusun membentuk huruf “U”. Buah yang telah diturunkan dipotong tangkainya hingga panjang tangkai sekitar ±3 cm dari pangkal buah. Setelah proses potong buah selesai, buah ditulis nomor potong di permukaan gagang buah. Brondolan disekitar buah dikutip dan dimasukkan kedalam karung kemudian diangkut ke TPH bersamaan dengan buah yang telah selesai dipotong menggunakan angkong oleh helper. Pada kegiatan panen mekanis helper hanya bertugas mengutip dan membawa brondolan ke TPH. Tandan buah segar yang telah selesai dipotong pada kegiatan panen mekanis akan diangkut ke TPH oleh satu orang oprator dan satu orang pemuat khusus menggunakan Super Bull. Buah di TPH harus disusun rapi dengan kelipatan lima agar memudahkan penghitungan jumlah buah oleh krani produksi.



22



a



b a. Superbull b. Angkong Gambar 11. Alat angkut TBS ke TPH



Kapasitas panen. Kapasitas panen adalah jumlah tonase buah yang dapat dipanen oleh pemanen dalam seharinya. Nilai kapasitas panen dari setiap pemanen antar tiap-tiap kemandoran akan menunjukkan apakah tenaga pemanen sudah terdistribusi dengan baik atau belum. Pemanen Afdeling 3 Kebun Sei Lukut memiliki kapasitas panen yang berbeda pada tiap kemandoran. Rata-rata kapasitas pemanen pada tiap kemandoran dengan dua jenis alat angkut TBS ke TPH yang berbeda dibandingkan untuk melihat bagaimana perbedaan kapasitas panen antar kemadoran (Tabel 10). Tabel 10. Rata-rata kapasitas panen Afdeling 3 Kebun Sei Lukut Alat angkut TBS Mandor Superbull Angkong U1 U2 U3 rata-rata U1 U2 U3 rata-rata ....................................(kg HK-1)....................................... Surya 1.531 1.726 1.643 1.633,3 2.596 2.772 2.436 2.601,3 Andi 1.644 1.629 1.571 1.614,7 2.213 2.421 2.133 2.255,7 Standar 1.000 2.000 Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (2016)



Tabel 11. Hasil uji-t perbandingan kapasitas panen antar kemandoran Kapasitas panen (kg HK-1) Alat angkut TBS p-value Mandor Surya Mandor Andi Superbull 2.601,3 2.255,7 0,056tn Angkong 1.633,3 1.614,7 0,774tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%



Pengangkutan TBS ke PKS. Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya segera diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) dan diolah agar kualitas minyak yang didapatkan baik. Tujuan pengelolaan transportasi TBS yaitu meningkatkan kualitas TBS dengan tidak adanya buah restan lebih dari 24 jam sehingga menjaga asam lemak bebas (ALB) produksi harian hanya berkisar pada 2˗4%. Buah yang telah dipanen segera disusun rapi di TPH dan diangkut menggunakan dump truck. Kebutuhan alat transportasi dapat ditentukan dengan mengetahui kerapatan panen dan taksasi terlebih dahulu. Afdeling 3 Kebun Sei



23



Lukut memiliki dua unit transportasi yaitu satu unit dump truck kapasitas besar (DT-04) dan satu unit kapasitas sedang (DT-06). Standar kapasitas truk ukuran besar adalah 8 ton/trip sedangkan standar kapasitas truk ukuran sedang adalah 6 ton/trip. Truk dapat melakukan perjalanan/trip sebanyak 6-7 kali setiap harinya. Data pengamatan transportasi TBS dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pengamatan transportasi TBS di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut Waktu rataJumlah TBS Muatan Waktu muat rataUnit rata ke PKS rata-rata rata-rata rata (menit) (menit) (tandan) (kg) DT-06 80,61 7,00 373 6.350 DT-04 93,67 7,33 503 8.567 Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (2016)



Evaluasi panen. Evaluasi panen adalah kegiatan pemeriksaan terhadap mutu panen dari pemanen baik itu mutu buah hasil panen maupun mutu hanca pemanen. Evaluasi panen dilakukan setiap harinya oleh mandor panen, mandor I, krani produksi dan field assistant. (a) Mutu buah Pemeriksaan mutu buah dilakukan pada saat kegiatan panen berlangsung di tempat pengumpulan hasil (TPH) yang dilakukan dengan cara menghitung buah mentah (unripe), matang (ripe), lewat matang (over ripe), tandan busuk dan janjang kosong (empty bunch). Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan. Koedadiri et al., (2007) menambahkan bahwa mutu buah sangat mempengaruhi rendemen minyak kelapa sawit dan kadar asam lemak bebas (ALB). Hasil pengamatan terhadap mutu buah di TPH Afdeling 3 Kebun Sei Lukut disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil pengamatan mutu buah di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut Ulangan 1 2 3 4 5 6 Rata-rata Standar



Jumlah TBS 100 100 100 100 100 100



Mutu buah Under Over Tandan Empty Ripe Unripe ripe ripe busuk Bunch .............................................(%).............................................. 97 94 95 93 95 96 95,00 >89,00



0 0 0 0 0 0 0,00 0,00



0 2 2 2 0 1 1,17 95,00



Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (2016)



Contoh perhitungan efisiensi panen pada kemandoran Andi W. Prayogo. Blok contoh = J18, BJR = 17 kg TBS-1 Total brondolan tinggal = 20 + 18 = 38 butir = 38/80 butir kg-1 = 0,47 kg Total buah dipanen = 39 buah Buah tinggal = 1 Efisiensi panen = 100% - %Kehilangan hasil (Buah tinggal×BJR (kg))+Brondolan tinggal (kg)



%Kehilangan hasil = (Total buah dipanen×BJR (kg))+Brondolan tinggal (kg) × 100% (1×17 kg)+0,47 kg



= (39 ×17 kg)+0,47 kg × 100% 17,47 kg



= 663,47 kg × 100% = 2,63% Efisiensi panen



= 100% − 2,63% = 97,37%



25



Basis dan premi panen. Basis panen adalah jumlah kg TBS yang wajib dipanen oleh pemanen. Basis panen ditentukan berdasarkan berat janjang rata-rata, topogafi dan prestasi pemanen rata-rata. Pemanen yang berhasil melebihi basis panen maka mendapatkan premi panen. Premi panen ditentukan berdasarkan jenis kegiatan panen dan umur tanaman. Tujuan sistem premi panen yaitu untuk memberikan penghargaan pada pekerja pada saat hasil kerja di atas standar atau basis, memotivasi pekerja untuk berupaya mencapai standar, mendorong kenaikan output (kg HK-1) dan memupuk rasa tanggung jawab pekerja pada tugasnya. Pemanen memperoleh upah berdasarkan prestasi kerjanya. Rincian dari sistem basis dan premi panen Kebun Sei Lukut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan Jenis pekerjaan Umur Tanaman Sistem upah Basis (kg) (tahun) Panen manual 10 – 14 Lebih basis I 500 Lebih basis II 500 Lebih basis III > 2.000 Brondolan Hari libur/minggu > 15 Lebih basis I 500 Lebih basis II 500 Lebih basis III >2.000 Brondolan Hari libur/minggu Panen Mekanis >10.. dst Lebih basis I 850 Lebih basis II 850 Lebih basis III > 3.700 Brondolan Hari libur/minggu -



Rp. kg-1 22 27 32 120 40 25 30 35 120 40 20 25 35 120 40



Sumber : Kantor Kebun Sei Lukut (2016)



Aspek Manajerial Manajemen tingkat karyawan pelaksanaan adalah karyawan yang melaksanakan tugas membantu segala kegiatan yang ada di kebun, baik kegiatan lapangan maupun kegiatan kantor. Kegiatan yang diikuti penulis selama melaksanakan magang adalah sebagai pendamping mandor panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, krani produksi, mandor 1, dan asisten Afdeling. Mandor panen. Kegiatan panen di Afdeling dikoordinir oleh mandor panen berdasarkan arahan dari asisten maupun mandor 1. Jumlah mandor panen dalam satu Afdeling umumnya berjumlah 2-3 orang dengan anggota berkisar 15-20 pemanen per mandoran. Mandor panen bertanggung jawab terhadap kegiatan panen yang dilakukan, seperti melakukan taksasi produksi, membuat laporan kehadiran karyawan, memberi arahan kepada pemanen terkait hanca pada saat apel pagi, melakukan pemeriksaan mutu hanca dan grading buah, serta membuat laporan kerja mandor. Mandor panen juga berhak mengatur karyawan di lapangan terkait teknis pemanenan. Penulis ikut melakukan pemeriksaan mutu hanca, grading buah,



26



apel pagi, melakukan sensus AKP serta membuat laporan pada saat menjadi pendamping mandor panen. Mandor perawatan. Mandor perawatan memiliki tanggung jawab terhadap pengendalian gulma baik manual maupun secara kimia. Pengendalian gulma yang dilakukan mencakup piringan, gawangan, maupun TPH. Mandor perawatan berjumlah satu orang per Afdeling. Pekerjaan yang dilakukan mandor perawatan dimulai dari mengklasifikasikan lahan berdasarkan semak atau tidaknya lahan. Kemudian mandor mengajukan permintaan tenaga kerja kepada asisten untuk pekerjaan yang akan dilakukan. Pengajuan dilanjutkan kepada manajer kebun jika pengendalian dilakukan secara kimia. Mandor perawatan juga bertanggung jawab terhadap pengambilan bahan kimia serta mengkoordinir anggota di lapangan. Pekerjaan yang dilakukan penulis ketika menjadi pendamping mandor perawatan adalah membuat bon pengajuan bahan kimia, melakukan pencampuran bahan, serta melakukan pengawasan terhadap karyawan semprot. Mandor pupuk. Mandor pupuk berjumlah satu orang per Afdeling. Mandor pupuk bertugas melaksanakan pemupukan sesuai dengan jadwal serta dosis rekomendasi dari departemen riset. Mandor pupuk bertanggung jawab terhadap persediaan pupuk yang akan diuntil dan ditabur oleh karyawan. Mandor pupuk bertugas membuat supply point penaburan dan pengajuan bahan kepada kepala gudang, melakukan briefing kepada karyawan yang akan melaksanakan until dan penaburan pupuk terkait tempat pengeceran pupuk, dan dosis per pokoknya. Mandor juga melakukan pengawasan ketika karyawan melaksanakan pekerjaan. Penulis ikut melaksanakan kegiatan seperti pembuatan bon pengajuan bahan, pengawasan pada saat estafet, penguntilan, dan penaburan pupuk, serta pembuatan laporan pelaksanaan pemupukan di Afdeling. Kerani produksi. Kerani produksi berjumlah sama dengan mandor panen di Afdeling, karena mobil pengangkutan buah mengikuti jumlah mandoran. Kerani produksi membawahi pemuat mobil dan supir dump truck. Kerani bertanggung jawab membuat laporan produksi harian, membuat laporan potong buah, laporan efisiensi panen, mencatat jumlah tandan panen, melakukan grading sebelum buah diangkut, kerani produksi ikut bersama dump truck mengangkut buah dari TPH. Kerani produksi berhak melaporkan tandan panen yang tidak sesuai kriteria panen perusahaan. Penulis ikut melaksanakan pencatatan tandan panen, dan membuat laporan potong buah ketika menjadi pendamping kerani produksi. Mandor 1. Mandor 1 membawahi beberapa orang seperti mandor panen, pupuk, dan pengendalian gulma, dan kerani produksi. Mandor 1 bertanggung jawab terhadap pekerjaan lapangan serta membantu asisten dalam menyusun rencana pekerjaan harian. Mandor 1 menjadi pengganti asisten jika tidak ada asisten di Afdeling. Penulis melakukan kegiatan pengawasan panen dan pengangkutan buah ketika menjadi pendamping mandor 1. Asisten Afdeling. Asisten Afdeling atau divisi merupakan jabatan tertinggi di tingkat Afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan di lapangan maupun kantor dan karyawan yang termasuk anggota di Afdelingnya. Asisten membawahi beberapa orang mandor dan kerani yang bertugas untuk membantu menyelesaikan pekerjaan di Afdeling. Asisten bertugas untuk merencanakan, mengawasi pekerjaan karyawan, serta berhak mengatur seluruh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Kegiatan yang dilakukan ketika menjadi pendamping asisten, yaitu membantu membuat perencanaan kerja bulanan,



27



mengawasi pekerjaan mandor, dan harian, membuat laporan monitoring kegiatan Afdeling seperti pemanenan, pemupukan, pengendalian gulma, dan pruning. Penulis juga ikut serta mendapingi asisten dalam apel pagi, rapat staff dan field day asisten.



Pembahasan Angka Kerapatan Panen dan Taksasi Produksi Perhitungan taksasi dan angka kerapatan panen dilaksanakan untuk membuat perkiraan produksi selama enam bulan, tiga bulan, satu bulan, hingga perkiraan esok hari (Sunarko, 2009). Taksasi yang dilakukan di Kebun Sei Lukut adalah taksasi harian yang dilakukan oleh mandor panen satu hari sebelum panen berdasarkan AKP. Menurut Tobing dalam Akbar (2008) kisaran nilai AKP 25% 100% menunjukkan produksi tinggi, 15% - 20% menunjukkan produksi sedang, dan kurang dari 15% menunjukkan produksi rendah. Produksi Afdeling 3 Kebun Sei Lukut termasuk pada kategori sedang, karena nilai AKP berada pada kisaran 15% - 20%. Berdasarkan hasil perhitungan selisih produksi aktual dengan taksasi produksi (Tabel 9), didapatkan nilai varian yang beragam. Nilai varian yang didapat pada blok H22 dan I22 sebesar -8,77% dan -10,80% telah melewati batas standar akurasi taksasi yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu ±5%. Nilai varian tersebut menunjukkan hasil taksasi produksi yang ada belum dapat menggambarkan hasil produksi aktual, karena selisih angka produksi aktual dengan taksasi tergolong besar. Kesesuaian hasil taksasi dengan produksi aktual dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas panen aktual tidak sesuai dengan yang direncanakan, dan buah tidak terangkut seluruhnya pada hari panen tersebut sehingga menyebabkan adanya buah restan. Luas panen yang tidak sesuai rencana diakibatkan oleh adanya pemanen yang tidak dapat menyelesaikan hancanya pada saat melakukan kegiatan pemanenan. Selain itu, menurut Miranda (2009) perbedaan hasil dalam estimasi dan realisasi dapat disebabkan oleh tingkat ketelitian saat pengamatan masih rendah atau adanya kesalahan dari pemanen itu sendiri baik pemanenan tandan yang belum memenuhi kriteria matang panen atau buah matang tertinggal di tanaman. Tenaga Kerja Panen Faktor yang harus diperhatikan dalam menuju keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit adalah tenaga kerja. Tenaga kerja panen akan mempengaruhi produksi yang dapat dicapai dan jumlah biaya yang perlu dikeluarkan (Yuhardiman, 2014). Penentuan tenaga kerja harus memperhatikan luasan areal, jumlah buah yang akan dipanen dan kemampuan pemanen. Kekurangan tenaga panen akan mengakibatkan tidak maksimalnya produksi yang dihasilkan. Kelebihan tenaga kerja meningkatkan biaya produksi yang harus dibayar kepada tenaga kerja. Tenaga pemanen aktual pada Afdeling 3 Kebun Sei Lukut berjumlah 30 orang yang terbagi menjadi dua kemandoran. Jumlah tenaga pemanen tersebut kurang jika dibandingkan dengan perhitungan standar perusahaan yaitu dibutuhkan 38 orang tenaga pemanen untuk Afdeling 3 Kebun Sei Lukut. Penambahan jumlah tenaga kerja perlu dilakukan agar kegiatan panen dapat



28



berjalan optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketersediaan jumlah tenaga kerja panen bukan satu-satunya faktor untuk kelancaran kegiatan panen, karena keterampilan setiap tenaga kerja panen juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi kelapa sawit. Wigena et al. (2009) mengungkapkan bahwa tenaga kerja panen yang memiliki keterampilan semakin memadai berpengaruh positif terhadap manajemen dan pengoptimalisasian sarana produksi, sedangkan tenaga kerja panen yang memiliki keterampilan kurang memadai akan sangat menghambat proses panen sehingga mengakibatkan tidak tercapainya target produksi kelapa sawit. Kapasitas Panen Hasil uji t-student ( Tabel 11) yang membandingkan kapasitas panen antar kemandoran berdasarkan dua cara panen yang berbeda menunjukkan bahwa kapasitas panen dalam kegiatan panen manual mapun panen mekanis tidak berbeda nyata antara dua kemandoran. Kapasitas panen yang tidak berbeda nyata antar dua kemandoran menunjukkan bahwa tenaga pemanen telah terdistribusi dengan baik. Rata-rata kapasitas panen pada dua kemandoran baik pada kegiatan panen manual maupun panen mekanis (Tabel 10) telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar kapasitas panen yang ditetapkan oleh perusahaan untuk kegiatan panen manual adalah 1.000 kg HK-1 sedangkan untuk kegiatan panen mekanis adalah 2.000 kg HK-1. Penetapan standar kapasitas panen dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk lebih memaksimalkan kinerja yang dimiliki oleh pemanen itu sendiri. Output yang tinggi akan memberikan premi yang tinngi pula baik kepada pemanen maupun mandor panen. Faktor yang mempengaruhi kapasitas panen antara lain yaitu usia, pengalaman bekerja, keterampilan, dan juga kondisi hanca. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri (APD) adalah alat persiapan panen yang harus disosialisasikan oleh perusahaan agar selalu digunakan oleh pemanen dengan tujuan untuk memperkecil resiko kecelakaan saat bekerja. Berdasarkan pengamatan penulis terdapat 3 jenis APD yang wajib digunakan oleh pemanen yaitu helm, sepatu boot dan kacamata. Persentase penggunaan ketiga jenis APD tersebut masih tergolong rendah. Tabel 5 menunjukkan rata-rata persentase penggunaan APD pada dua kemandoran untuk penggunaan sepatu boot yaitu 73,34%, helm 25,56% dan kacamata 0%. Penggunaan APD diwajibkan untuk seluruh pekerja. Perusahaan telah berupaya dengan menyediakan APD berupa helm dan kacamata, namun kesadaran pemanen terhadap penggunaan APD masih dikatakan cukup rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan alasan utama pemanen tidak menggunakan APD yaitu tidak nyaman dan panas pada saat bekerja jika memakai APD. Solusi terhadap permasalahan penggunaan APD yaitu perlu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan APD oleh perusahaan untuk para pekerja. Penggunaan APD ini dapat menguntungkan bagi perusahaan dan pekerja. Keuntungan yang didapatkan perusahaan adalah berkurangnya biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan saat terjadi kecelakaan kerja, sedangkan keuntungan bagi pekerja yaitu berkurangnya resiko kecelakaan kerja.



29



Evaluasi Panen Mutu buah. Hasil pengamatan mutu buah berdasarkan Tabel 13 pada pelaksanaan panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut menunjukkan hasil secara umum cukup baik dengan persentase rata-rata buah mentah, kurang matang, matang, lewat matang dan janjangan kosong sudah sesuai dengan standar perusahaan yaitu 0% buah mentah, 1,17% buah kurang matang, 95,00% buah matang, 2,00% buah lewat matang dan 0% janjangan kosong. Permasalahan pada mutu buah adalah persentase tandan busuk di lapangan yang masih berada diatas standar maksimal perusahaan yaitu 1,83%. Faktor penyebabnya adalah terdapat buah yang tidak terpanen pada pemanenan sebelumnya sehingga kondisi buah menjadi busuk dan kualitas buahnya menjadi rendah. Hal tersebut bisa terjadi apabila rotasi panen terlambat sehingga banyak brondolan yang tidak dikutip dan buah matang tidak dipanen yang berakibat buah menjadi busuk. Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) menyatakan bahwa kualitas buah yang rendah harus dihindari, karena berpengaruh terhadap kandungan ALB dan kualitas minyak sawit yaitu meningkatnya kadar ALB dan menurunnya kualitas minyak sawit. Mutu hanca. Pemeriksaan mutu hanca juga dilaksanakan agar kualitas panen tetap terjaga dengan baik. Kegiatan pemerikasaan mutu hanca dilaksanakan dengan tujuan memeriksa ada atau tidaknya sumber kehilangan hasil (losses) dan tingkat keefektifan panen pada setiap panen yang dikerjakan. Losses di lapangan berasal dari buah matang tidak dipanen, buah tertinggal di hanca dan brondolan yang tertinggal. Perusahaan telah menetapkan standar efisiensi panen yaitu harus diatas 95%. Berdasarkan hasil pengamatan pada dua kemandoran menunjukkan bahwa secara umum mutu hanca pada setiap ulangan sudah baik. Persentase ratarata efisiensi panen di Afdeling 3 Kebun Sei Lukut sudah diatas standar efisiensi perusahaan, yaitu 99,20% pada kemandoran Surya Armansyah (Tabel 14) dan 98,80% pada kemandoran Andi Wira Prayogo (Tabel 15). Secara umum losses terbesar berasal dari banyaknya brondolan yang tertinggal di sekitar piringan, brondolan tertinggal dipokok dan buah tinggal. Berdasarkan pengamatan Sinaga (2007) faktor penyebab terjadinya kehilangan produksi adalah tiga faktor yaitu kondisi tanaman, manusia dan lahan. Pemanen yang menyebabkan kehilangan hasil seperti TBS dan brondolan tertinggal akan dikenakan sanksi berupa teguran, memeriksa hanca panen, dan denda. Pemberian sanksi ini bertujuan agar losses dapat diminimalisir sekecil mungkin. Manajemen Transportasi TBS Transportasi hasil panen dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pengangkutan dari pohon menuju ke TPH (recovery) dan pengangkutan dari TPH ke pabrik (evacuation). Pengangkutan dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin. Berdasarkan Tabel 12 waktu muat rata-rata yang dibutuhkan untuk unit DT-06 kapasitas bak sedang dengan muatan rata-rata 6.350 kg adalah 80,61 menit dan waktu rata-rata sampai ke PKS adalah 7,00 menit sehingga waktu total pengangkutan yang dibutuhkan unit DT-06 dengan kapasitas bak sedang adalah sebesar 87,61 menit, sedangkan waktu muat rata-rata untuk unit DT-04 kapasitas besar dengan muatan rata-rata 8.567 kg adalah 93,67 menit dan waktu rata-rata ke



30



PKS adalah 7,33 menit sehingga waktu total pengangkutan yang dibutuhkan unit DT-04 dengan kapasitas bak besar adalah 101 menit. Muatan rata-rata yang diangkut oleh kenderaan dengan ukuran bak sedang maupun ukuran bak besar telah memenuhi standar perusahaan yaitu 6.000 kg untuk unit kapasitas bak sedang dan 8.000 kg untuk unit kapasitas bak besar. Waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan TBS dalam sehari adalah 7-8 jam, ini termasuk waktu yang baik sehingga ALB yang dihasilkan tidak terlalu tinggi.



KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan Kebun Sei Lukut PT Surya Intisari Raya secara umum telah melaksanakan prosedur kerja secara baik pada setiap kegiatan budidaya kelapa sawit seperti pada kegiatan pemanenan. Alat-alat panen yang ada telah digunakan sesuai dengan ketetapan perusahaan namun presentase penggunaan alat pelindung diri (APD) masih tergolong rendah. Perhitungan taksasi harian yang ada belum dapat menggambarkan hasil produksi aktual. Kapasitas panen pada dua kemandoran sudah cukup tinggi serta telah memenuhi standar perusahaan. Kualitas panen yang terdiri dari mutu buah dan mutu hanca sudah baik dengan presentase buah matang >89% dan tingkat efisiensi panen >95%. Waktu pengangkutan yang ada juga sudah cukup baik untuk menghindari terjadinya peningkatan asam lemak bebas pada TBS kelapa sawit. Saran Pemahaman terhadap pentingnya pemakaian APD sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) First Resources Group perlu disampaikan kepada pemanen, selain itu perusahaan juga perlu melakukan pengecekan rutin terhadap ketersediaan dan kondisi APD. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar resiko kecelakaan saat kerja dapat dihindari sehingga tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan. Pengasawan terhadap kegiatan panen juga harus lebih ditingkatkan sehingga kualitas dan kuantitas hasil panen yang didapat sesuai dengan standar dan target yang ditetapkan perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA Akbar A. 2008. Manajemen panen di perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pantai Bunai Estate, PT Sajang Heulang, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Andoko A. dan Widodoro. 2013. Berkebun Kelapa Sawit “Si Emas Cair”. Agro Media Pustaka, Jakarta.



31



[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2014. Badan Pusat Statistik. Jakarta, Indonesia. Fauzi Y., Widyastuti Y.E., Setyawibawa I., dan Hartono R. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta. Hartley C. W. S. 1977. The Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.). 2nd ed. Longman, New York. Kiswanto, Purwanta J.H., dan Wijayanto B. 2008. Teknologi Budi Daya Kelapa Sawit. Agro Inovasi, Bandar Lampung. Lubis A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala, Medan. Mangoensoekarjo S., Soepadiyo dan Haryono S. 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mangonsoekarjo S. dan Semangun H. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Miranda R. R. 2009. Manajemen panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Gunung Kemasan Estate, Minamas Plantation, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir). Penebar Swadaya, Jakarta. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Roosita. 2007. Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit. Deputi Tata Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Sastrosayono S. 2003. Budi Daya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Satyawibawa I dan Widyastuti Y.E. 1992. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta. Setyamidjaja D. 2006. Kelapa sawit : Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan. Kanisius, Yogyakarta. Sinaga E. H. P. 2007. Pengelolaan pemanenan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di perkebunan PT SAL 1 Agrowiyana, Kecamatan Tungkul Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Pustaka, Jakarta. Wigena I. G. P., Siregar H., Sudradjat, dan Sitorus S. R. P. 2009. Desain model pengelolaan kebun kelapa sawit plasma berkelanjutan berbasis pendekatan sistem dinamis (studi kasus kebun kelapa sawit plasma PTP Nusantara V Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau). Jurnal Agro Ekonomi. 27(1):81-108. Yuhardiman B. 2014. Manajemen pemanenan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Manggala 1 Estate, PT Tunggal Mitra Plantation, Minamas Plantation, Provinsi Riau. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.



32



33



LAMPIRAN



34



35 Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian Tanggal



Uraian kegiatan



29/02/2016 01/03/2016 02/03/2016 03/03/2016 04/03/2016 05/03/2016 06/03/2016 07/03/2016 08/03/2016 09/03/2016 10/03/2016 11/03/2016 12/03/2016 13/03/2016 14/03/2016 15/03/2016 16/03/2016 17/03/2016 18/03/2016 19/03/2016 20/03/2016 21/03/2016 22/03/2016 23/03/2016 24/03/2016 25/03/2016 26/03/2016 27/03/2016 28/03/2016 29/03/2016 30/03/2016 31/03/2016



Tiba di lokasi Orientasi Kebun Chemist Piringan Penunasan Menghitung AKP Sensus Ulat Api Libur Sensus Ulat Api Sensus Ulat Api Libur Sensus Ulat Api Sensus Ulat Api Fogging Libur Sensus Ulat Api Sensus Ulat Api Sensus Ulat Api Pengawasan Chemist Blanket Fogging Ulat Api Penanaman Turnera Libur Pemupukan Kiesrit Fogging Panen Mekanis Panen Mekanis Libur Panen Manual Libur Panen Manual Dongkel Anak Sawit Panen Mekanis Penanaman Turnera



Prestasi kerja Karyawan ------(satuan/HK)-----5 ha 5 pkk 80 pkk 12 baris 12 baris 24 baris 24 baris 12 baris 12 baris 24 baris 24 baris 24 baris 24 baris 5 ha 15,77 ha 12 baris 12 baris 24 baris 24 baris 12 baris 12 baris 3 ha 12 baris 12 baris 24 tanaman 0,4 ha 4,5 ha 5 ha 18,38 ha 8 ha 8 ha 3 ha 3 ha 60 tanaman 8 ha 50 tanaman Penulis



Standar 5 ha 80 pkk 12 baris 24 baris 12 baris 24 baris 24 baris 15,77 ha 12 baris 24 baris 12 baris 3 ha 12 baris 4,5 ha 18,38 ha 6 ha 6 ha 3 ha 3 ha 6 ha -



Lokasi Afdeling 3 Afdeling 3 H23, H24 H22 I22 F23 Perumahan AFD 3 F21, F18 G21 Perumahan AFD 3 G20, G22 G22-G23 G21 Perumahan AFD 3 G23 G21-G22 G20 Kebun SDI G22 G22 Perumahan AFD 3 G20 G22 I29 J27 Perumahan AFD 3 J24-J25 Perumahan AFD 3 J23 H26-H27 G23 H23-H24



Keterangan



ha = hektar pkk = pokok



35



36



36 Lampiran 2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor Tanggal



Uraian kegiatan



01/04/2016 02/04/2016 03/04/2016 04/04/2016 05/04/2016 06/04/2016 07/04/2016 08/04/2016 09/04/2016 10/04/2016 11/04/2016 12/04/2016 13/04/2016 14/04/2016 15/04/2016 16/04/2016 17/04/2016 18/04/2016 19/04/2016 20/04/2016 21/04/2016 22/04/2016 23/04/2016 24/04/2016 25/04/2016 26/04/2016 27/04/2016 28/04/2016 29/04/2016 30/04/2016



Penanaman Turnera Dongkel Anak Sawit Libur Pengawasan Panen Penanaman Turnera Pengawasan Panen Pengawasan Panen Supervisi Penanaman Turnera Libur Babat Anak Kayu Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Libur Krani Produksi Krani Produksi Pengawasan Panen Pengawasan Chemist Piringan Pengawasan Panen Pengawasan Chemist Piringan Libur Pengawasan Chemist Piringan Krani Produksi Pengawasan Panen Krani Produksi Pengisian Polybag Turnera Pengisian Polybag Turnera



Jumlah karyawan yang diawasi (orang) 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 13 3 13 13 3 6 3 -



Prestasi kerja Luas areal yang diawasi (ha) 24,36 62,33 58,99 19,27 34,15 23,75 24,84 72,68 166,48 182,55 121,57 23,17 87,05 123,82 78,21 98,65 142,42 96,73 166,48 -



Lama kegiatan (jam) 6 6 7 6 7 7 6 6 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 7 7 7 5 5



Lokasi H25, H26 G22-G23 Perumahan AFD 3 H25 H26 J18-J20 G21-G22, G27 Learning Center FR H22, H26 Perumahan AFD 3 G23 G21-G22 G25 G27 I25-I28 I23-I31, J31-30 Perumahan AFD 3 J19-J21, J25, H19-H21, H23 H19-H22, I19 I26 J21-J22, J27-J28 G25-G29, H27-30 G21-G24 Perumahan AFD 3 G25-G29 G23, G27-G29, H23-H24, H26 H19-H22 I23-I31, J31-30 G22 G22



37 Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Field Assistant Tanggal



Uraian kegiatan



01/05/2016 02/05/2016 03/05/2016 04/05/2016 05/05/2016 06/05/2016 07/05/2016 08/05/2016 09/05/2016 10/05/2016 11/05/2016 12/05/2016 13/05/2016 14/05/2016 15/05/2016 16/05/2016 17/05/2016 18/05/2016 19/05/2016 20/05/2016 21/05/2016 22/05/2016 23/05/2016 24/05/2016 25/05/2016 26/05/2016 27/05/2016 28/05/2016 29/05/2016 30/05/2016 31/05/2016



Libur Administrasi Kantor Babat Anak Kayu Pengangkutan TBS Libur Libur Penanaman Turnera Libur Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengangkutan TBS Pengawasan Panen Pengawasan Panen Libur Pengawasan Panen Administrasi Kantor Administrasi Kantor Sensus Bunga dan Buah Pengawasan Panen Pengawasan Panen Libur Pengawasan Chemist Piringan Pengawasan Chemist Piringan Pengawasan Panen Pengawasan Panen Penguntilan Pupuk MOP Chemist Gawangan Libur Pengawasan Panen Pegawasan Pemupukan



Jumlah mandor yang diawasi (orang) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1



Prestasi kerja Luas areal yang diawasi (ha) 7 96,73 62,33 58,99 93,06 97,41 72,68 166,48 43,63 71,61 29,89 122,76 72,29 62,33 167,29 157,76 48,14 73,4 25,12



Lama kegiatan (jam) 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 7 6 7 7 7 7 5 5



Lokasi Perumahan AFD 3 Kantor AFD 3 Kebun SDI H19-H22 Perumahan AFD 3 Perumahan AFD 3 G22 Perumahan AFD 3 J18-J20 G21-G22, G27 H25-H26, G27-G28 H21-H24 I25-I28 I23-I31, J31-30 Perumahan AFD 3 J21-J22 Kantor AFD 3 Kantor AFD 3 H19-H21 I29-I30 J23-J27 Perumahan AFD 3 I19-I21 J18-J20 H27-H28, I19-I24 I25-31, J27-30 Gudang until H23-H24 Perumahan AFD 3 G17-G18, G25 H22



37



38 38



Lampiran 3. Lanjutan



Tanggal



Uraian kegiatan



01/06/2016 02/06/2016 03/06/2016 04/06/2016 05/06/2016 06/06/2016 07/06/2016 08/06/2016 09/06/2016 10/06/2016 11/06/2016 12/06/2016 13/06/2016 14/06/2016 15/06/2016 16/06/2016 17/06/2016 18/06/2016 19/06/2016 20/06/2016 21/06/2016 22/06/2016 23/06/2016 24/06/2016 25/06/2016 26/06/2016 27/06/2016 28/06/2016 29/06/2016 30/06/2016



Pengawasan Pemupukan Pengawasan Panen Pengawasan Panen Administrasi Kantor Libur Pengawasan Chemist Piringan Aplikasi JJK Administrasi Kantor Pengawasan Panen Sensus Bunga dan Buah Sensus Bunga dan Buah Libur Sensus Bunga dan Buah Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Pengawasan Panen Libur Pengawasan Panen Pengawasan Panen Administrasi Kantor Pengangkutan TBS Administrasi Kantor Pengawasan Panen Libur Menulis Draft Laporan Menulis Draft Laporan Menulis Draft Laporan Meninggalkan Lokasi Magang



Jumlah mandor yang diawasi (orang) 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 1 1 2 -



Prestasi kerja Luas areal yang diawasi (ha) 23,64 173,34 7 72,91 24,65 29,89 20,18 24,43 22,81 105,18 115,54 123,05 123,82 129,23 62,33 58,99 97,41 166,48 -



Lama kegiatan (jam) 7 7 7 6 5 6 6 7 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 6 7 6 7 -



Lokasi H23 I20-I26 SDI Kantor AFD 3 Perumahan AFD 3 H21-H23 D21 Kantor AFD 3 I29-I30 G17 I20 Perumahan AFD 3 J22 I27-31, J28-31 J18-24 G17-G24 G25-G29, H27-30 H19-25 Perumahan AFD 3 J18-J20 G21-G22, G27 Kantor AFD 3 H21-H24 Kantor AFD 3 I23-I31, J31-30 Perumahan AFD 3 Kantor AFD 3 Kantor AFD 3 Kantor AFD 3 Akhir Kegiatan Magang



39 Lampiran 4. Peta areal kerja Kebun Sei Lukut



39



40



40 Lampiran 5. Data curah hujan Kebun Sei Lukut 10 tahun terakhir 2006 Bulan



HH



2007



MM



HH



2008



MM



HH



2009



MM



HH



2010



MM



HH



2011



MM



HH



2012



MM



HH



2013



MM



HH



2014



MM



HH



2015



MM



HH



Rata-rata



MM



HH



MM



Jan



22



321



24



318



20



222



7



113



17



218



22



368



10



141



10



141



4



166



8



122



14



213



Feb



16



78



14



185



5



63



13



259



11



170



2



39



22



268



22



268



2



26



3



36



11



139



Mar



17



109



15



209



19



465



16



217



19



272



5



71



19



269



19



269



5



103



11



283



15



227



Apr



16



187



21



423



20



521



12



222



11



131



6



98



22



286



22



286



17



402



11



246



16



280



Mei



25



255



18



276



9



64



10



178



14



182



7



152



17



241



17



241



10



205



4



109



13



190



Jun



20



153



16



225



13



155



4



35



9



90



5



163



8



117



8



117



4



219



7



112



9



139



Jul



21



170



17



163



12



193



5



40



12



232



10



197



11



242



11



242



8



112



1



12



11



160



Agt



18



293



17



155



13



109



16



228



12



216



9



228



8



127



8



127



10



184



4



44



12



171



Sep



18



268



15



130



10



292



14



127



18



306



11



190



15



255



15



255



4



103



3



77



12



200



Okt



15



275



16



326



12



230



19



323



14



290



22



374



27



301



27



301



8



293



2



31



16



274



Nop



28



208



18



219



14



347



21



594



19



250



25



476



27



488



27



488



19



471



10



248



21



379



Des



27



277



13



115



11



271



25



610



12



211



25



453



22



293



11



340



9



275



11



262



17



311



Total



243



2593



204



2743



158



2932



162



2944



168



2568



149



2808



208



3027



197



3075



100



2558



75



1583



166



2683



Rata-rata



20



216



17



229



13



244



14



246



14



214



12



234



17



252



16



256



8



213



6



132



14



224



BB



11



12



10



10



11



9



12



12



11



7



10,9



BK



0



0



0



2



0



1



0



0



1



4



0,4



Sumber : Kantor Kebun Sei-Lukut 2016 Keterangan : BB = Bulan Basah ( >100 mm ). BK = Bulan Kering (