ACARA 2 Praktikum Hidrologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ACARA 2 PRAKTIKUM HIDROLOGI KLASIFIKASI IKLIM MENURUT OLDEMAN, KOPPEN DAN SCHMIDT-FERGUSON Dosen pengampu Ferryati Masyitoh, S.Si, M.Si



Nama : Ikhsanudin NIM : 200722638833



Tanggal, 25 Oktober 2020



ILMU GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengklasifikasikan berbagai metode iklim. 1.2 Dasar Teori Cuaca dan iklim adalah seluruh keadaan yang terjadi dipermukaan bumi yang dipengaruhi oleh kondisi udara yaitu tekanan dan temperatur. Periode cuaca lebih singkat dibandingkan iklim. Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi cuaca sehari-hari. Hal yang terpenting adalah mengetahui penyimpangan iklim harus mendasarkan pada keadaan normal, yaitu rata-rata cuaca selama 30 tahun yang angka ini didapatkan berdasarkan persetujuan internasional. Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang bervariasi, sehingga hamper tidak mungkin dua tempat yang berbeda memiliki iklim yang identik. Ada beberapa klasifikasi yang umum digunakan antara lain : 1) Iklim Matahari, 2) Iklim Oldeman, 3) Iklim Koppen, dan 4) Iklim Schimidt-Ferguson. Perlu diketahui bahwa semua klasifikasi iklim merupakan buatan manusia, sehingga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Tetapi dengan adanya persamaan tujuan yaitu berusaha menyederhanakan jumlah iklim yang tidak terbatas jumlahnya menjadi lebih ringkas dan penting untuk diketahui. 



Iklim Matahari Iklim ini didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah yang terletak pada lintang-lintang tinggi lebih sedikit menerima sinar matahari, sedangkan pada equator lebih banyak menerima sinar matahari.



Gambar 1.1 Pembagian Iklim Matahari 



Iklim Oldeman Oldeman membagi urutan bulan basah dan bulan kering, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm 2. Bulan lembab bila curah hujan 100 - 200 mm 3. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm Oldeman juga membagi iklim menjadi 14 tipe zona iklim. Penentuan ikilm ini bermanfaat untuk menentukan jenis pertanian yang akan dikembangkan di suatu daerah dengan tinjauan agrolikat. Berikut perhitungan bulan basah secara berurutan. Tabel 1.1 Pembagian Iklim Oldeman



No



Zon



Keterangan



1 2



a A B1



Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan Jika terdapat 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan



3 4



B2 C1



kering Jika terdapat 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan



5 6 7



C2 C3 D1



kering Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan kering Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan



8



D2



kering Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering



9 10 11



D3 D4 E1



Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan kering Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan



12



E2



kering Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan



13



E3



kering Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan



14



E4



kering Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering Tabel 2.2 Iklim Oldeman dan Pertanian



Tipe Iklim A1



Penjabaran Kegiatan Sesuai untuk tanaman padi terus menerus, produksi kurang, karena



A2



fluks radiasi surya rendah



B1



Sesuai untuk tanaman padi terus menerus, dengan perencanaan yang



B2



baik, produksi tinggi bila panen musim kemarau Dua kali tanam padi varietas umur pendek, musim kemarau Yang



C1 C2



pendek cukup untuk palawija Tanam padi sekali dan palawija dua kali Tanam padi sekali, Palawija kedua jangan jatuh pada musim kering



C3 C4 D1 D2



Padi umur pendek satu kali, produksi tinggi, palawija Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija



D3 D4 E



Terlalu kering, hanya mungkin satu kali palawija Klasifikasi ini sangat berguna khususnya pada lahan padi sawah lahan kering, dengan curah hujan 200 mm per bulan cukup untuk usaha padi sawah, sedangkan tanaman palawija membutuhkan curah hujan minimal 100 mm perbulan dengan umur perkiraan 5 bulan.







Iklim Koppen Wladimir Koppen adalah ahli iklim berkebangsaan Jerman yang membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperature tahunan. Secara umum iklim ini terbagi menjadi 5 tipe iklim : a. Iklim A, Yaitu iklim hujan tropis, dengan ciri temperatur bulanan ratarata lebih dari 18°C, suhu tahunan 20°C - 25°C dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm. b. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi iklim stepa dan gurun. c. Iklim C, yaitu iklim sedang basah Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3°C - 18°C, daerah ini terbagai menjadi : Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering) Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan). d. Iklim D, yaitu iklim dingin dengan ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3°C dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10°C, daerah ini terbagi menjadi dua : - Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering - Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. e. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10°C Daerah ini terbagi menjadi: - ET Iklim tundra



- DF Iklim salju. Jika klasifikasi iklim termasuk kelas A, maka untuk menentukan jenisnya dapat digunakan grafik pada Gambar 2.3







Iklim Schmidt-Ferguson Klasifikasi ini berdasarkan perbandingan Q, yaitu perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah (Q=



BK ). Penentuan bulan basah BB



dan bulan kering berdasarkan metode Mohr, yaitu : -Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100 mm, maka dinamakan bulan basah; - jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm, maka bulan ini dinamakan bulan kering; - jika curah hujannya antara 60 – 100 mm dinamakan bulan lembab.



Gambar 2.4 klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson Tabel 2.5 Pembagian iklim Schmidt-Ferguson No 1 2 3 4 5 6 7 8



Tipe Iklim A B C D E F G H



Kriteria 0 ≤ Q < 0,143 0,143 ≤ Q < 0,333 0,333 ≤ Q < 0,600 0,600 ≤ Q < 1,000 1,000 ≤ Q < 1,670 1,670 ≤ Q < 3,000 3,000 ≤ Q < 7,000 7,000 ≤ Q



1.3 Langkah Kerja Data Hujan Stasiun Purwantoro



Keterangan Sangat basah Basah Agak Basah Sedang Agak kering Kering Sangat Kering Luar biasa kering



Tahun Jan 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999



feb 44 0 0 163 245 173 588 358 93 288 36 90 1 7 3 7 185 422 132 257 229 226 257 106 223



Mar 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156



Apr 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336



Mei 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511 511



Bulan Jul 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119



Jun 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301 301



Agu 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44



Sep 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



Okt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



Nov 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163 163



Des 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345 345



173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173 173



Klasifikasi Tipe Iklim Koppen - Berdasarkan suhu udara bulan terdingin di atas 18oC, maka tipe utama adalah A - Curah hujan rerata tahunan 2655 mm - Curah hujan bulan terkering adalah 0 mm - Curah hujan total selama menggunakan grafik Gambar 2.3, maka tipe iklim Am (iklim monsoon tropis) 1.4 Perhitungan 



Iklim Oldeman Data Hujan Stasiun Purwantoro Tahun 1975-1976 1976-1977 1977-1978 1978-1979



Bulan Basah 12 14 13 12



Bulan Kering 8 6 7 8



Total 4167 4124 4125 4289 4372 4301 4717 4488 4224 4420 4169 4224 4136 4143 4140 4145 4324 4562 4273 4399 4372 4370 4402 4252 4370



1979-1980 1980-1981 1981-1982 1982-1983 1983-1984 1984-1985 1985-1986 1986-1987 1987-1988 1988-1989 1989-1990



12 12 12 12 12 13 14 13 12 12 13



8 8 8 8 8 7 6 6 8 7 7



Rerata 6,3 3,6 Berdasarkan table di atas termasuk dalam iklim C2, dapat Tanam padi sekali, Palawija kedua jangan jatuh pada musim kering. Data Hujan Stasiun Madiun Tahun 1975-1976 1976-1977 1977-1978 1978-1979 1979-1980 1980-1981 1981-1982 1982-1983 1983-1984 1984-1985 1985-1986 1986-1987 1987-1988 1988-1989 1989-1990



Bulan Basah 8 8 9 10 10 10 9 8 9 10 9 9 8 8 8



Bulan Kering 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10



Rerata 4,4 5 Berdasarkan table di atas iklim yang sesuai adalah iklim D3, Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija. Data Hujan Stasiun Wonogiri Tahun Bulan Basah 1975-1976 12 1976-1977 14



Bulan Kering 12 10



1977-1978 1978-1979 1979-1980 1980-1981 1981-1982 1982-1983 1983-1984 1984-1985 1985-1986 1986-1987 1987-1988 1988-1989 1989-1990



13 12 12 12 12 12 13 14 14 13 12 13 13



11 12 12 12 12 12 11 10 10 11 12 11 11



Rerata 6,4 5,5 Berdasarkan table di atas maka iklim yang sesuai adalah C3, Tanam padi sekali, Palawija kedua jangan jatuh pada musim kering. 



Iklim Koppen



Bulan Data Hujan Tahun 1975 J Data Hujan Stasiun Purwantoro Data Hujan Stasiun Madiun Data Hujan Stasiun Wonogiri Data Hujan Stasiun Ngawi



F 44 42 49 3



Ma 156 160 293 280



A 336 299 457 282



Me 511 220 465 271



Jn 301 287 224 418



Jl 119 73 369 268



A 44 33 2 80



S 0 3 4 9



O 0 33 1 9



N 163 127 136 130



D 345 209 388 339



Berdasarkan table di atas rata-rata curah hujan berkisar 2191,5 jadi masuk dalam Iklim Koppen Kelas A, tepatnya Am (Iklim Moonson Tropis). 



Iklim Schimitd-Ferguson Dari data hujan Purwantoro Q=



3,6 ×100 %=1,75 6,3



Sesuai table 2.5 maka tipe iklim yang tepat adalah Iklim F atau Kering Dari data hujan Madiun



Rerata 173 2192 111 1597 169 2557 331 2420 2191,5



Q=



4,4 × 100 %=0,88 5



Sesuai table 2.5 maka tipe iklim yang tepat adalah iklim D atau sedang Dari data hujan Wonogiri Q=



5,5 ×100 %=1,23 6,4



Tipe iklim yang sesuai adalah tipe iklim E atau agak kering Data hujan dari Ngawi Q=



4 ×100 %=0,48 8,3



Tipe iklim yang sesuai adalah tipe iklim C atau agak basah 1.5 Pembahasan Klasifikasi iklim yang telah dilakukan sangatlah bermanfaat bagi pertanian agar para petani tidak kebingungan dalam menentukan tanaman apa yang cocok dengan iklim terbaru. Khususnya untuk klasifikasi Koppen yang dengan detail menyederhanakan pengklasifikasiannya. 1.6 Kesimpulan Maka dari itu kita sebagai geographer perlu untuk memahami pengklasifikasian iklim dari berbagai ahli. 1.7 Daftar Pustaka Sosrodarsono, 2003. “ Hidrologi”. Penerbit PT. Abadi. Jakarta Subagyo, S, 1990. “ Dasar-dasar Hidrologi” Gajah Mada University Press. Yogyakarta.