Laporan Praktikum Mikropal Acara 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari



empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas. Salah satu mikrofosil yang paling sering dijumpai dengan jumlah yang melimpah adalah foraminifera. Foraminifera dibedakan atas dua, yaitu foraminifera planktonik dan foraminifera bentonik. Foraminifera plankton sangat kecil bila dibandingkan dengan spesies dari golongan Benthos. Meskipun jumlah spesiesnya sangat sedikit golongan ini mempunyai arti penting terutama digunakan sebagai fosil penunjuk jarak jauh dari korelasi regional. Golongan ini tidak terlalu peka terhadap perubahan-perubahan facies dari yang lain dan pada umumnya golongan ini kurang tahan terhadap pengurangan salinitas, meskipun ada beberapa species yang dapat tahan dalam kenaikan kadaa garam. Mempelajari mikrofosil merupakan satu hal yang wajib bagi seorang geologist. Dengan mempelajari mikrofosil, seorang geologist mampu menyusun ulang sejarah dari suatu daerah bahkan sejarah dari bumi itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka praktikum preparat planktonik ini dilakukan agar praktikan mampu mendeskripsi dan menentukan nama spesies dari suatu mikrofosil serta mengetahui kegunaan dari fosil itu sendiri. 1.2.



Tujuan dan Manfaat



1.2.1



Tujuan Adapun tujuan dari praktikum preparat planktonik yaitu sebagai berikut.



1.



Mengetahui karakteristik dari fosil planktonic dan bentonik.



2.



Menentukan nama fosil yang telah dideskripsi.



3.



Mengetahui umur dari fosil yang telah dideskripsi.



1.2.2



Manfaat Setelah melakukan praktikum, praktikan mampu menentukan spesies dari



fosil foraminifera serta mengetahui karakteristik tubuh dari fosil tersebut. Selain itu, praktikan juga mampu melakukan penarikan umur untuk mengetahui umur dari fosil.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrofosil Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron. 2.1.1 Foraminifera Plantonik Foraminifera planktonik merupakan jenis foraminifera yang hidup dengan cara mengambang di permukaan laut. Ciri-ciri umum foraminifera planktonik yakni sebagai berikut: a.



Test (cangkang) berbentuk bulat



b.



Komposisi test berupa gamping hyaline



c.



Hidup di laut terbuka (mengambang)



d.



Di daerah tropis melimpah dan jenisnya sangat bervariasi



e.



Di daerah subtropis-sedang jumlahnya sedikit tapi spesiesnya yang bervariasi



f.



Di daerah subkutub jumlahnya melimpah tetapi spesiesnya sedikit. Foraminifera



planktonik



adalah foraminifera yang cara hidupnya



mengambang atau melayang di air, sehingga fosil ini sangat baik untuk menentukan umur dari suatu lingkungan pengendapan (umur dari suatu batuan). Secara umum foraminifera dibagi berdasarkan family, genus, serta spesies yang didasarkan antara ciri-ciri yang nampak. Fosil planktonik ini dapat digunakan dalam memecahkan masalah geologi antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai fosil petunjuk 2. Digunakan dalam korelasi batuan 3. Penentu umur relatif suatu lapisan batuan 4. Penentu lingkungan pengendapan Susunan kamar foraminifera planktonik dibagi menjadi :



1. Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar terlihat dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Contoh: Hastigerina 2. Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama. Contohnya : Globigerina. 3.



Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian planispiral menutupi



sebagian



atau



seluruh



kamar-kamar



sebelumnya.



Contoh:



Pulleniatina.



Gambar 2.1 Penampang Ventral, Dorsal dan Sentral Foraminifera



2.1.2 Foraminifera Bentonik Foraminifera benthonik merupakan jenis foraminifera yang hidup dengan cara menambatkan diri dengan menggunakan vagile atau sesile serta hidup didasar laut pada kedalaman tertentu. Foraminifera dapat didefenisikan sebagai organisme bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik (terutama hidup di laut), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Foraminifera benthonik dapat pula hidup pada kedalaman-kedalaman tertentu yakni sebagai berikut: 1. Hidup pada kedalaman antara 0-100 meter (litoral) 2. Hidup pada kedalaman antara 0-200 meter (neritik)



3. Hidup pada kedalaman200-2000 meter (bathyal) 4. Hidup pada kedalaman >2000 meter (abysal) Fosil benthonik juga dapat digunakan dalam memecahkan masalah geologi antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai fosil petunjuk 2. Digunakan dalam pengkorelasian batuan 3. Penentuan lingkungan pengendapan pada lapisan batuan Susunan



kamar



foraminifera



benthonik



memiliki



kemiripan



dengan



foraminifera planktonik, susunan kamar dan bentuknya dapat dibedakan menjadi : 1. Monothalamus Monothalamus yaitu susunan dan bentuk kamar-kamar akhir foraminifera yang hanya terdiri dari satu kamar. Macam-macam dari bentuk monothalamus antara lain adalah : a. Bentuk globular atau bola atau spherical, terdapat pada kebanyakan subfamily saccaminidae. Contohnya: Saccamminam b. Berbentuk botol (flarkashaped), terdapat pada kebanyakan subfamily proteonaniae. Contoh: Lagena c. Berbentuk tabung (tabular), terdapat pada kebanyakan subfamily Hyperminidae. Contoh: Hyperammina, Bathysiphon d. Berbentuk antara kombinasi botol dan tabung. Contohnya : Lagena e. Cyclical atau annular chamber Planispiral pada awalnya kemudian terputar tak teratur. Contoh : Orthovertella, Psammaphis f. Planispiral kemudian lurus (uncoiling). Contoh : Rectocornuspira. g. Cabang (bifurcating). Contohnya : Rhabdamina abyssorum h. Zig-zag. Contohnya Lenticulina sp. i. Radiate. Contohnya : Astroshizalimi colasandhal. j. Tak teratur (irregular). Contohnya : Planorbulinoides reticnaculata. k. Setengah lingkaran (hemispherical) contoh : Pyrgo murrhina l. Inverted v-shaped chamber (palmate). Contohnya : Flabellina rugosa. 2.



Polythalamus



Polythalamus merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar foraminifera yang memiliki lebih dari satu kamar. Misalnya uniserial saja atau biserial saja. Macam-macam polythalamus antara lain : a.



Uniformed yang terbagi menjadi: 1) Uniserial yang terbagi lagi mejadi: a) Rectilinear (linear punya leher) test uniserial terdiri ataskamarkamar bulat yang dipisahkan dengan stolonxy atauneck. Contohnya : Siphonogerina, Nodogerina. b) Linear tanpa leher yaitu kamar tidak bulat dan satu sama laintidak dipisahkan leher-leher. Contohnya : Nodosaria. c) Equitant unserial yaitu test uniserial yang tidak memilikileher tetapi



sebaliknya



kamarnya



sangat



berdekatan



sehinggamenutupi sebagian yang lain. Contohnya : Glandulina. d) Curvilinier/uniserial



arcuate



yaitu



test



uniserial



tetapi



sedikitmelengkung dan garis batas kamar satu dengan yang lain atausuture



membentuk



sudut



terhadap



sumbu



panjang.Contohnya: Dentalina. e) Kombinasi antara rectilinier dengan linier tanpa leher b.



Coiled test atau test yang terputar, macam-macamnya antara lain : 1) Involute yaitu test yang terputar dengan putaran akhir menutupi putaran yang sebelumnya, sehingga putaran akhir saja yang terlihat. Contoh : Elphidium. 2) Evolute yaitu test yang terputar dengan seluruh putarannya dapat terihat. Contohnya : Anomalia 3) Nautiloid yaitu test yang terputara dengan kamrkamar dibagian umbirical (ventral) menumpang satu sama lain. Sehingga kelihatan kamar-kamarnya lebih besar dibagian peri-peri dibandingkan dibagian umbilicus. Contoh : Nonion



c.



Rotaloid test merupakan test yang terputar tidak pada satu bidang dengan posisi pada dorsal seluruh putaran terlihat, sedangkan pada ventral hanya putaran terakhir terlihat. Contoh : Rotalia.



d.



Helicoids test merupakan test yang terputar meninggi dengan lingkarannya cepat menjadi besar. Terdapat pada sub family Globigeriniidae (plankton) contoh:Globigerina.



e.



Biserial yaitu test yang tersusun oleh dua baris kamar yang terletak berselang-seling. Contoh : Textularia



f.



Teriserial yaitu test yang tersusun oleh tiga baris kamar yang terletak berselang-seling. Contoh : Uvigerina, Bulmina.



g.



Biformed test merupakan dua macam susunan kamar yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya dalam sebuah test, misalnya biserial pada awalnya kemudian menjadi uniserial pada akhirnya. Contoh : Bigerina



h.



Triformed test yaitu tiga bentuk susunan kamar dalam sebuah test misalnya permulan biserial kemudian berputar sedikit dan akhirnya menjadi uniserial. Contohnya : Vulvulina



i.



Multiformed test merupakan dalam sebuah test lebih dari tiga susunan kamar, bentuk ini jarang ditemukan.



BAB III METODOLOGI 3.1.



Metodologi



3.2.



Tahapan Praktikum



TAHAPAN PENDAHULUAN



TAHAP PRAKTIKUM



ANALISIS DATA



Laporan



Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Praktikum



1.



Tahapan Pendahuluan Pada tahapan ini kami melakukan asistensi acara dimana kami diberikan



materi singkat mengenai acara yang akan dipraktikumkan serta cara pendeskripsian fosil. Selain itu kami juga melalukan pembuatan tugas pendahuluan berdasarkan studi pustaka atau literatur. 2.



Tahapan Praktikum Tahapan ini kami melakukan responsi sebelum memulai praktikum, pada



responsi kami diberikan soal terkait acara yang akan dipraktikumkan, setelah responsi kami memulai praktikum dimana kami diberikan sampel fosil, kemudian sampel tersebut kami deskripsi pada lembar kerja praktikum. 3.



Analisis Data Pada tahapan ini kami melakukan analisis data yang telah kami ambil



pada saat praktikum, kemudian data tersebut diasistensikan. 4.



Pembuatan laporan Pada tahapan ini kami membuat kaporan berdasarkan dari analisis data



yang telah kami asistensikan sehingga menghasilkan laporan praktikum. Babbab yang menjadi tugas pendahuluan akan di perbaiki dan dilengkapi, kemudian disusun menjadi laporan. 3.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan fosil dan proses pemfosilan adalah sebagai berikut: 1.



Alat tulis kerja (ATK)



2.



Sampel fosil.



3.



Chusman



4.



Postuma



5.



Range chart



6.



Table lingkungan pengedapan



7.



Mikroskop



8.



Kertas HVS.



9.



Lap kasar.



10.



Lap halus.



11.



LKP (Lembar Kerja Praktikum).



12.



Buku Penuntun.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1



Orbulina universa



Gambar 4.1 Orbulina universa



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera, famili Orbulinanidae, genus Orbulina, dan Spesies Orbulina universa. Peraga ini memiliki susunan kamar Planispiral karena jumlah kamar pada ventral dan dorsal sama, test-nya berbentuk globular atau bulat, kamar fosil juga berbentuk bulat (globular). Jumlah kamar pada ventral ialah 1 kamar. Permukaan test menunjukkan kesan cangkang yang halus (smooth). Berdasarkan Time Chart yang digunakan umur dari fosil tersebut adalah N8 – N23 Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan.



4.2



Globorotalia tumida



Gambar 4.2 Globorotalia tumida



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera, Famili Globorotalianidae, Genus Globorotalia, dan Spesies Globorotalia tumida. Peraga ini memiliki susunan kamar Trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah spherical atau melingkar dan bentuk kamarnya ialah biconvex yang berbentuk seperti cangkang. Jumlah kamar pada ventral ialah 6 kamar. Permukaan test smooth yang memperlihatkan permukaan yang halus, suture limbate atau menebal, umbilicus deeply umbilicus dan peri-peri keel. Berdasarkan Time Chart yang digunakan umur dari fosil tersebut adalah N18 – N23. Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan.



4.3



Globorotalia archeomenardii



Gambar 4.3 Globorotalia archeomenardii



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera, famili Globorotalianidae, genus Globorotalia, dan Spesies Globorotalia archeomenardii. Peraga ini memiliki susunan kamar trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah biumbilicate yang berbentuk lebar dan terletak pada aperture face dan bentuk kamarnya ialah globular yang berbentuk membulat. Jumlah kamar pada ventral ialah 4 kamar. Aperture yaitu PAI Extra umbilicus. Permukaan test menunjukkan permukaan test yang halus (smooth). Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan. 4.4



Hastigerina aequilateralis Preparat dengan nomor peraga BSW 6A memiliki termasuk dalam Ordo



Foraminifera,



Famili



Hastigerinanidae,



Hastigerina aequilateralis.



Genus



Hastigerina,



dan



Spesies



Gambar 4.4 Hastigerina aequilateralis



Peraga ini memiliki susunan kamar trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah biumbilicate yang berbentuk lebar dan terletak pada aperture face dan bentuk kamarnya ialah globular yang berbentuk membulat. Jumlah kamar pada dorsal ialah 6 kamar. Fosil tersebut memperlihatkan permukaan test concallate yaitu permukaan yang berbintik, suture bridge, umbilicus deeply umbilicus. Berdasarkan Time Chart yang digunakan umur dari fosil tersebut adalah N14 – N23. Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan. 4.5



Planomalina buxtorfi Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo



Foraminifera, Famili Planomalinanidae, Genus Planomalina, dan Spesies Planomalina buxtorfi.



Gambar 4.5 Planomalina buxtorfi



Peraga ini memiliki susunan kamar Trokospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah discoidal dan bentuk kamarnya ialah subangular. Jumlah kamar pada dorsal ialah 12 kamar. Ornamen pada fosil tersebut, dimana pada permukaan test yaitu smooth yang memperlihatkan permukaan yang halus, suture limbate, umbilicus ventral dan peri-oeri keel. Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan. 4.6



Globorotalia obesa BOLLI



Gambar 4.6 Globorotalia obesa BOLLI



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera, Famili Globortalianidae, Genus Globorotalia, dan Spesies Globorotalia abesa BOLLI. Peraga ini memiliki susunan kamar trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah globular yang berbentuk membulat dan bentuk kamarnya juga globular yang berbentuk membulat. Jumlah kamar pada ventral ialah 3 kamar. Aperture umbilical. Test fosil memperlihatkan permukaan yang halus (smooth), bentuk aperture lip, dan umbilicus deeply umbilicus. Berdasarkan Time Chart yang digunakan umur dari fosil tersebut adalah N5 – N18 --- N23. Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur batuan. 4.7



Globorotalia nana BOLLI



Gambar 4.7 Globorotalia nana BOLLI



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera,



famili



Globortalianidae,



genus



Globorotalia,



dan



Spesies



Globorotalia nana BOLLI. Peraga ini memiliki susunan kamar trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah spherical yang berbentuk melingkar dan bentuk kamarnya ialah globular yang berbentuk membulat. Jumlah kamar pada ventral ialah 4 kamar.Aparture bulla.Ornamen pada fosil tersebut, dimana pada permukaan test yaitu smooth yang memperlihatkan permukaan yang halus, suture brigde, bentuk aperture lip, dan umbilicus deeply umbilicus. Berdasarkan Time Chart yang digunakan umur dari fosil tersebut adalah N1 – N14 Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur relative batuan. 4.8



Globogerina venezuelana



Gambar 4.8 Globogerina venezuelana



Preparat dengan nomor peraga BSW 6A termasuk dalam Ordo Foraminifera, famili Globogerinanidae, genus Globogerina, dan Spesies Globogerina venezuelana. Peraga ini memiliki susunan kamar trochospiral karena jumlah ventral dan dorsal tidak sama, bentuk test ialah spherical atau melingkar dan bentuk kamarnya globular atau membulat. Jumlah kamar pada ventral ialah 5 kamar. Cangkang fosil memperlihatkan permukaan yang halus (smooth). Adapun kegunaan dari foraminifera plantonik adalah sebagai penentu umur batuan.