Laporan Praktikum TBT Hortikultura Acara 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum TBT Hortikultura Acara 2



ACARA II BUDIDAYA TANAMAN A. 1.



Pendahuluan Latar Belakang Pertanian merupakan sektor penting, terutama di negara agraris seperti di Indonesia. Kegiatan pertanian merupakan suatu kegiatan budidaya tanaman untuk dimanfaatkan hasil produksinya. Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan baik dalaam skalaa besar mauoun kecil. Budidaya skala kecilo dapat dilakukan di kebun maupun pekarangan rumah. Kegiatan yang pertama kali harus dilakukan dalam budidaya tanaman hortikultura adalah mempersiapkan media tanam yang sesuai bagi tanaman. Tanah merupakan media tanam yang paling banyak dan paling baik digunakan sebagai media tanam, karena unsur-unsur hara banyak tersedia di dalam tanah. Pembersihan tanah dari gulma dan benda-benda pengganggu lain serta pengelolaan tanah harus dilakukan. Pembersihan gulma dilakukan agar nantinya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya, sedangkan pengolahan tanah penting dilakukan agar tanah menjadi gembur dan siap sebagai media tanam. Persiapan media tanam dan pemilihan bibit unggul perlu dilakukan dengan baik agar kualitas maupun kuantitas tanaman serta produksinya maksimal. Teknik-teknik dalam budidaya tanamaan hortikultura memiliki cara khusus misalnya saja pembuatan bedengan atau guludan untuk tempat tumbuh dan penggunaan ajir untuk beeberapa jenis tanaman hortikultura. Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang penting dalam budidaya tanaman. Pemeliharaan tanaman harus rutin dikerjakan agar tananam selalu dalam keadaan yang baik. Kegiatan dalam pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pembersihan gulma-gulma, pengendalian hama, serta pemupukan. Pemupukan bertujuan memaksimalkan pertumbuhan tanaman agar proses produksinya optimal. Kegiatan panen merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dilahan budidaya sebelum ke proses pengelolaan pasca panen. Kegiatan panen juga harus memperhatikan beberapa hal, misalnya umur tanaman, ciri buah atau sayur yang siap



panen, serta teknik-teknik pemanenan. Teknik budidaya tanaman yang baik akan memaksimalkan hasil produksi tanaman, oleh karena itu praktikum Budidaya Tanaman ini penting dilakukan agar kita mengetahui bagaimana cara budidaya yang baik. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara II Budidaya Tanaman ini adalah mengenal, mempelajari dan memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang teknik-teknik budidaya beberapa tanaman hortikultura. B. 1.



Tinjauan Pustaka Mentimun (Cucumis sativus) Tanah untuk budidaya mentimun diolah dengan dibajak atau dicangkul untuk membuat guludan dengan tinggi antara 40-50 cm, lebar 60 cm, jarak antar guludan 40 cm. Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu. Guludan dirapikan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan pada saat penanaman biji mentimun, yaitu SP-36, NPK dan ZA. Pembuatan bedeng dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi sifat fisik tanah yang berfungsi memperbaiki ruang pori-pori tanah yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah (tekstur dan stuktur). Kerapatan dan rongga-rongga akibat pencangkulan akan memudahkan air dan udara bersirkulasi di dalamnya (drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-pori tanah olahan akan memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara lebih mudah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur (Hanafiah 2005). Pertumbuhan mentimun dapat menjadi optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup dengan suhu optimal antara 21-30 ºC. Perkecambahan biji optimal yang dibutuhkan antara 25-35 ºC. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Sementara curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 200-400 mm/bulan, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga (Sumpena 2001). Upaya peningkatan hasil mentimun dapat di-tempuh melalui penggunaan varietas unggul, perbaikan teknik bercocok tanam (budidaya) dan pe-nerapan pola tanam yang tepat. Salah satu perbaik-an teknik bercocok tanam adalah memperbaiki ke-suburan media tanam, yaitu melalui pemupukan. Tanaman semusim seperti mentimun, ketersediaan unsur P yang cukup pada tahap awal pertumbuhan adalah sangat penting (Rosliani et al. 2006).



2.



Kacang Panjang (Vigna sinensis) Salah satu kendala yang dihadapi di dalam budidaya tanaman kacang panjang adalah masalah hama. Hama tanaman ini terutama hama penggerek polong (Maruca testulasis), tungau merah (Tetranychus bimaculatus) dan kutu daun (Aphistavaresi). Ketiga hama ini umumnya menyerang pada musim kemarau dan bila tidak dilakukan usaha pengendalian hama, maka tanaman sayuran menjadi tidak produktif, bahkan dapat gagal panen (Sunarjono 2007). Tanaman kacang panjang tumbuh baik pada tanah Latosol/ lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 ºC, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl. Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan (Pitojo 2006). Lahan budidaya kacang panjang dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari. Setelah 30 hari menbuat bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Penanaman dengan sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 3040 cm (Samadi 2003).



3.



Pare (Momordica charantia) Buah pare mudah sekali didapatkan hampir di seluruh Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama menggunakan buah pare sebagai hidangan sehari-hari dan juga telah lama dipercaya dan dipergunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Hal inilah yang mengundang banyak penelitian mengenai buah pare mulai dari kandungan kimia yang ada didalamnya sampai manfaat atau khasiat yang dapat diperoleh dari buah pare itu sendiri (Subahar 2004). Tanaman pare mudah dibudidayakan, tumbuhnya tidak tergantung musim. Tanaman pare dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Pare dapaat ditanam di lahan pekarangan, tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau. Tanaman pare sudah banyak



dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan (Sudarno et al. 2012) Tanaman pare yang berumur 2-3 minggu perlu diberi rambatan. Setiap tanaman diberi bambu. Tinggi ajir bambu ini sekitar 2 m. Tinggi dan model ajir bisa dimodifikasi sendiri untuk luasan pertanaman yang berbeda. Pare yang sudah siap untuk dikonsumsi dapat langsung dipanen. Biasanya panen pertama dilakukan 2 bulan setelah tanam. Ciri-ciri pare yang tepat untuk ialah belum tua benar, bintil-bintil dan keriputnya masih agak rapat, dan alumya belum melebar. Ukuran panjang pare gajih yang layak dikonsumsi sekitar 25-30 cm dan pare hijau 1520 cm. Pemetikan pare sebaiknya tidak dengan tangan. Pohon sering ikut tertarik bila dilakukan dengan cara demikian. Sebaiknya pemetikan buah dilakukan dengan pisau atau alat potong lainnya yang tajam (Sianturi 2002). C.



Metodelogi Praktikum



1. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara II Budidaya Tanaman dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2012 di Kebun Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Alat dan Bahan a.



Alat:



1)



Cangkul



2)



Cetok



3)



Ajir



4)



Alat tulis



5)



Kertas



6)



Rafia



7)



Patok



b.



Bahan



1)



Benih mentimun



2)



Benih kacang panjang



3)



Benih pare



4)



Pupuk kandang



5)



Pupuk NPK



3.



Cara Kerja



a.



Budidaya Mentimun



1)



Membersihkan lahan dari gulma



2)



Membuat guludan dengan dengan menggunakan cangkul



3)



Memasang ajir pada guludan, kemudian membuat lubang tanam



4)



Memasukkan 2 benih mentimun kedalam lubang tanam, kemudian menitup dengan tanah



5)



Menambatkan dan mengikat tanaman mentimun pada ajir



6)



Memelihara tanaman mentimun sampai panen



b.



Budidaya Kacang Panjang



1)



Membersihkan lahan dari gulma



2)



Membuat guludan dengan dengan menggunakan cangkul



3)



Memasang ajir pada guludan, kemudian membuat lubang tanam



4)



Memasukkan 2 benih kacang panjang kedalam lubang tanam, kemudian menitup dengan tanah



5)



Menambatkan dan mengikat tanaman kacang panjang pada ajir



6)



Memelihara tanaman kacang panjang sampai panen



c.



Budidaya Pare



1)



Membersihkan lahan dari gulma



2)



Membuat guludan dengan dengan menggunakan cangkul



3)



Memasang ajir pada guludan, kemudian membuat lubang tanam



4)



Memasukkan 2 benih pare kedalam lubang tanam, kemudian menitup dengan tanah



5)



Menambatkan dan mengikat tanaman pare pada ajir



6)



Memelihara tanaman pare sampai panen



D. 1.



Hasil Pengamatan dan Pembahasan Hasil Pengamatan



Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Mentimun (Cucucmis Sativus) No. Tanggal Panen Berat (kg) Harga Penjualan (Rp.) 1 20 November 2012 1,2 5000 2 24 November 2012 5,3 10.000 3 29 November 2012 4,6 8000 4 4 Desember 2012 1,4 3000 5 7 Desember 2012 1,2 2000 Total 13,7 28.000



Sumber : Laporan Sementara 2.



Pembahasan Mentimun merupakan tanaman hortikultura yang bersifat memanjat (Indeterminate), sehingga dalam proses pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir sebagai tempat tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat. Kondisi pertumbuhan yang seperti ini, maka persentase terbentuknya buah yang normal (lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk abnormal. Ajir berfungsi untuk tempat tegak tanaman, mengurangi pembentukan buah abnormal, mengurangi terserang hama, dan memudahkan cara pemanenan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya (Sumpena 2001). Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 5,56,8 dengan ketinggian tempat 100-900 mdpl. Mentimun juga membutuhkan sinar matahari terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon, semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan (Nawangsih 2001). Praktikum Budidaya Tanaman kali ini adalah budidaya tanaman mentimun. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah pengolahan lahan dan pembersihan gulma. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul, tanah dibuat menjadi guludan. Pembersihan gulma dilakukan dengan mencabut gulma dengan tangan maupun pembersihan dengan cangkul. Sebelum ditanami tanah guludan dicampur dengan pupuk kandang. Media tanam yang sudah siap kemudian disiram dengan air hingga keadaan kapasitas lapang tanah. Langkah selanjutnya adalah memasang ajir yang terbuat dari bambu. Ajir dipasang pada lima titik dengan berpasangan membentuk huruf X. Penanaman biji mentimun dilakukan dengan memasukkan 2 buah biji kedalam tanah kirakira sedalam 3 cm. Penanaman biji mentimun diletakkan didekat ajir, hal ini dimaksudkan agar setelah tumbuh tanaman dapat merambat pada ajir yang sudah disediakan. Perawatan tanaman meliputi penyiraman dan pengendalian hama dan gulma secara mekanis. Penyiraman dilakukan setiap hari agar tanaman tidak kekurangan air. Pengendalian hama dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan cara mengambil hama yang ada dan membuangnya. Gulma dibersihkan



dengan mencabutnya dengan tangan. Pemupukan dilakukan ketika 2 MST. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 dan KCL. Pemanenan dilakukan dengan memetik buah mentimun dengan tangan secara hati-hati. Pemanenan pertama dilakukan pada tanggal 20 November 2012, panen pertama mentimun yang dipanen sebanyak 1,2 kg. Mentimun ini laku dijual dengan harga Rp. 5.000,00. Panen kedua dilakukan pada tanggal 24 November 2012, mentimun yang dipanen sebanyak 5,3 kg. Panen kedua ini laku dijual dengan harga Rp. 10.000,00. Penen ketiga dilakukan pada tangga 29 November 2012, mentimun yang dipanen sebanyak 4,6 kg, mentimun panenan ketiga laku dijual dengan harga Rp. 8.000,00. Panen keempat dilakukan pada tanggal 4 Desember 2012, mentimun yang dipanen sebanyak 1,4 kg dan laku dijual dengan harga Rp. 3.000,00. Panen kelima dilakukan pada tanggal 7 Desember 2012, mentimun yang dipanen sebanyak 1,2 kg dan laku dijual dengan harga Rp. 3.000,00. Berdasarkan Tabel 2.1 mengenai Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Mentimun (Cucucmis Sativus) dapat diketahui jika total mentimun yang dipanen adalah sebanyak 13,7 kg dengan total penjualan sebesar Rp. 28.000,00. Buah mentimun dapat dipanen pada umur 30-50 HST, ciri-ciri buah yang dapat dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung jenis yang diusahakan interval panen dilakukan antara 1-2 hari sekali. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting. Tangkai buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk mempertahankan laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah mentimun dapat terjaga relatif lama (Sumpena 2001).



E. 1.



Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum acara II Budidaya Tanaman dapat disimpulkan bahwa:



a.



Kegiatan dalam budidaya tanaman meliputi pengolahan lahan, penanaman, perawatan tanaman (penyiraman dan pengendalian OPT) dan pemanenan tanaman.



b.



Perawatan tanaman mentimun secara khusus adalah dengan pemasangan ajir sebagai tempat menjalarnya tanaman mentimun.



c.



Pemupukan dilakukan ketika 2 MST, pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 dan KCL.



d. Total mentimun yang dipanen adalah sebanyak 13,7 kg dengan total penjualan sebesar Rp. 28.000,00. 2.



Saran Saran untuk praktikum acara II Budidaya Tanaman adalah fasilitas untuk perawatan tanaman, yaitu gembor dan ember sebaiknya jumlahnya diperbanyak agar tidak terlalu lama antre. Jarak sumber air dengan lahan budidaya terlalu jauh sehingga kurang efektif saat kegiatan penyiraman. Penambahan keran air didekat lahan budidaya akan membuat penyiraman akan lebih mudah. Selang air juga perlu disediakan agar jarak sumber air yang jauh tidak menyulitkan praktikan.



DAFTAR PUSTAKA Hanafiah KA 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nawangsih 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya. Pitojo S 2006. Benih Kacang Panjang. Yogyakarta: Kanisius. Rosliani R, Hilman, Y, Sumarni N 2006. Pemupukan Fosfat Alam, Pupuk Kandang Domba, dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun pada Tanah Masam. Jurnal Hortikultura 16 (1): 21-30. Samadi B 2003.Usaha Tani Kacang Panjang. Yogyakarta: Kanisius. Sianturi G 2002. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare. http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1025597117,76900. Diakses 7 Desember 2012. Subahar TS 2004. Khasiat dan Manfaat Pare. Jakarta: Agromedia Pustaka. Sudarno, Rosanti SL, Subekti S 2012. Uji Sensitifitas Sari Buah Pare (Momordica charantia L) pada Bakteri Edwardsiella tarda dengan Metode Difusi Kertas Cakram secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan Kelautan 4 (1): 109-111. Sumpena U 2001. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa Secara Tumpang Gilir. Jakarta: Penebar Swadaya. Sunarjono H H 2007. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.