ACARA V Amarilis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ACARA V BUDIDAYA TANAMAN BUNGA AMARILIS



A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman Amarilis merupakan tanaman hias bunga yang berasal dari Amerika Selatan dan Afrika. Nama lokal untuk bunga Amarilis adalah bunga bakung atau puspa pathuk. Bunga Amarilis yang memiliki warna yang terlihat sangat indah dipandang mata. Warna yang beragam jenis terdiri dari warna putih, kuning, merah, ungu, dan oranye. Karena keindahannya



tersebut,



maka



banyak



orang



yang



berusaha



membudidayakannya. Di Indonesia, tanaman Amarilis dapat tumbuh dengan baik karena kondisi agroekosistem yang mendukung. Selain itu, tanaman Amarilis sejatinya juga berasal dari daerah tropis sehingga bisa beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia. Tanaman Amarilis akhir-akhir ini semakin populer di Indonesia. Dengan perawatan yang tidak terlalu sulit, tanaman Amarilis memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Tanaman Amarilis juga dapat dibudidayakan di segala musim. Selain berfungsi sebagai tanaman hias, Amarilis ternyata juga menyimpan banyak manfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dengan fakta tersebut, maka penting untuk dipelajari bagaimana teknik budidaya tanaman bunga Amarilis yang baik dan benar agar bisa berproduksi. 2. Tujuan Praktikum a. Mengetahui budidaya tanaman Amaryllis dalam polybag. b. Mengetahui pengaruh pupuk P terhadap pertumbuhan Amaryllis. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum dilaksanakan pada : Hari



: Rabu



Tanggal : 15 Maret 2017 Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.



33



34



B. TINJAUAN PUSTAKA Bunga cantik bernama Amarilis ini masuk ke dalam suku bakungbakungan atau Amaryllidaceae, karena memiliki umbi di bagian bawahnya. Bentuk bunganya agak mirip dengan bunga terompet. Hanya saja, warna bunga lebih bervariasi. Bunga amarilis termasuk bunga yang tangguh, karena bisa bertahan selama puluhan tahun dan bisa tumbuh di sepanjang tahun. Tetapi, di negara dengan empat musim, bunga ini akan mengalami kematiaan sesaat pada musim dingin (Widiana, 2015). Amaryllidaceae adalah nama botani suatu keluarga tumbuhan berbunga. Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan memiliki umbi atau bonggol serta biasannya memiliki bunga berbentuk khas. Tumbuhan ini memiliki sekitar 60 genus dan 800 spesies. Amaryllidaceae telah dikenal melalui sejak abad ke-20. Fay dan Chase (1996) menggolongkan Agapanthus dalam Amaryllidaceae sebagai subkeluarga Agapanthoideae. Sekali tanaman berbunga, bisa mencapai 4 – 6 kuntum dan berbentuk seperti terompet bunga lili dan besar bunga hampir sama. Bunga tidak berasal dari Indonesia, tapi berasal dari daerah Amerika Selatan dan Afrika. Bunga ini dikenal dengan nama latin Hippeastrum, dan Amaryllis merupakan nama genusnya (Amarylliaceae). Nama Hippeastrum lebih dikenal di luar negeri, di Indonesia biasa disebut Amarilis atau bunga bakung. Hippeastrum memiliki cukup banyak spesies dengan warna bunga yang sangat menarik yaitu merah, putih, merah muda, kuning, oranye, dan krem. Tanaman Amarilis apabila dilihat secara keseluruhan seperti bawang bombay. Bonggolnya beruas-ruas dan munculnya tunas dari ruas-ruas tersebut. Karena kemiripanya dengan bawang bombay maka untuk memperbanyak Hippeastrum salah satunya dengan mencacah bonggolnya seperti pada bawang bombay. Hippeastrum ini dapat bertahan sampai 50 tahun dan berbunga dua kali dalam setahun dan berbunga mulai bulan september hingga maret. Bunga ini bila diletakkan di tempat yang terkena cahaya penuh dapat membantu menyehatkannya karena bunga ini menyukai sinar matahari langsung. Sistem klasifikasi bunga Hippeastrum adalah sebagai berikut:



35



Kingdom



: Plantae



Divisio



: Angiospermae



Kelas



: Monocotiledoneae



Family



: Amaryllidaceae



Ordo



: Asparagales



Genus



: Hippeastrum



Species



: Hippeastrum puniceum Urban (Labesani, 2009).



Tanaman Amarilis akan menghasilkan bunga bagus apabila ditanam di tempat dengan temperatur rata-rata 20° - 25° C. Umbi Amarilis memerlukan perlakuan khusus, yaitu didinginkan selama 6 – 8 minggu di lemari es dengan suhu sekitar 8° - 12° C. Setelah itu, umbi siap ditanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos atau campuran cocopeat dan hydroton (tanah liat bakar). Setelah 4 – 6 minggu, tanaman mulai berbunga (Cihoroku, 2016). Amarilis juga memiliki kelebihan sebagai pengobat luka. Jika dioleskan dengan minyak kelapa kemudian dilayukan menggunakan api mampu mengobati luka memar dengan cara ditempel pada bagian yang luka. Dalam kepercayaan orang China, Mesir, dan Arab, keberadaan bunga Amarilis dipercaya mampu melindungi dari penyakit menular. Bunga Amarilis sendiri secara medis dikenal bermanfaat sebagai analgesic (pereda demam), anti bengkak, dan ekspetoran. Beberapa manfaat lain yang dapat diperoleh dari Amarilis adalah: 1. Mengobati keseleo dengan cara melayukan daun Amarilis di atas api kemudian tempelkan pada bagian yang keseleo. 2. Mengobati



sakit



pinggang dengan cara menghaluskan



10



gram daun



Amarilis dan 10 gram jahe merah, kemudian balurkan ke bagian pinggang yang sakit. 3. Mengobati sakit gigi dengan cara menumbuk halus akar bunga Amarilis yang sudah dicuci bersih secukupnya, kemudian tempelkan pada gigi yang sakit.



36



4. Mengobati borok (Ulkustripikum) dengan cara menumbuk halus daun bunga Amarilis segar secukupnya,kemudian peras dan airnya dibalurkan merata ke bagian borok. 5. Melancarkan buang air kecil dengan cara mengoleskan daun bunga Amarilis dengan minyak kelapa, kemudian ditempelkan pada daerah kandung kencing (Anita, 2012). C. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA 1. Alat a. Cethok b. Cangkul c. Ember 2. Bahan a. Umbi amarilis b. Pupuk kandang sapi c. Pupuk P d. Polybag 3. Cara Kerja a. Menyiapkan Wadah / Pot Untuk Menanam Bunga Amarilis Tahap pertama untuk menanam bunga amarilis yakni menyiapkan wadah atau pot sebagai media tempat menanam bunga amarilis. b. Menyiapkan Media Tanam Media tanamnya yaitu tanah yang dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang atau kompos. Kompos atau pupuk kandang dapat meningkatkan nutrisi pada media tanam. Media yang kaya akan nutrisi akan mempercepat pertumbuhan awal tanaman.



37



c. Penyiapan Bibit Bunga Amarilis Bibit bunga amarilis biasanya ditumbuhkan dari umbinya. Penanamannya bisa langsung di pot / polybag. Sebelum melakukan penanaman, umbi direndam ZPT dan vitamin B1. d. Penanaman Bunga Amarilis Dalam Pot / Polybag Media campuran dimasukkan terlebih dahulu pada polybag sampai rata, kemudian membuat lubang secukupnya. Umbi pada tengah pot dan letakkan dengan posisi tegak lurus. Memadatkan sedikit media agar bibit tidak mudah roboh. e. Melakukan Penyiraman Jika proses menanam bunga amarilis sudah selesai, kemudian berikan penyiraman pertama. Penyiraman dilakukan ke seluruh tanaman dan media tanamnya hingga meresap dan cukup basah. Menggunakan alat ember kecil atau semprotan untuk hasil penyiraman yang maksimal. f. Pemupukan Susulan Tanaman bunga Amarilis perlu perawatan, salah satunya dengan pemupukan secara rutin. Mengocorkan pupuk pada media tanam 250 ml / polybag. Melakukan pemupukan secara rutin 1 minggu sekali. g. Perawatan Penyiraman dilakukan secara rutin dua hari sekali asalkan medianya jangan sampai kering. D. HASIL PENGAMATAN Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Amarilis Perlakuan Pupuk Growmore 2 ml JD TT PD LD Sampel Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan I II III I II III I II III I II III 1. 3 4 5 32 33 33 32 33 - 2 3 2. 5 6 7 24 25 25 25 25 - 2 2 3. 3 5 5 19 22 23 24 24 - 2 2,5 4. 4 7 12 25 26 29 26 29 - 2 3 5. 3 4 5 23 26 28 26 27 - 2 2 Rerata 3,6 5,2 7,2 24,6 26,4 27,6 0 26,6 27,6 0 2 2,5 Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura, 2017.



38



Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Amarilis Perlakuan Pupuk Growmore 8 ml JD TT PD LD Sampel Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan I II III I II III I II III I II III 1. 3 3 3 12 12 13 12 13 - 1,5 1,6 2. 2 2 3 18 21 26 21 26 - 2,1 2,1 3. 3 3 3 17 19 21 19 21 - 1,5 1,5 4. 2 2 3 13 16 17,5 16 17,5 - 1,6 1,6 5. 1 2 2 16 20 21,2 20 21,2 2 2 Rerata 2,2 2,4 2,8 15,2 17,5 19,7 - 17,5 19,7 - 1,7 1,8 Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura, 2017. Keterangan : JD : Jumlah Daun (helai) TT : Tinggi Tanaman (cm)



PD : Panjang Daun (cm) LD : Lebar Daun (cm)



E. PEMBAHASAN Pada praktikum bunga amarilis, terdapat 2 perlakuan yang dilakukan. Perlakuan pertama yaitu menggunakan pupuk Growmore 2 ml, sedangkan perlakuan kedua mengunakan pupuk Growmore 8 ml. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali, dengan interval 1 minggu. Parameter yang diamati meliputi jumlah daun, tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa rata-rata jumlah daun dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu pertama yaitu 3,6 helai, pada minggu kedua yaitu 5,2 helai, dan pada minggu ketiga yaitu 7,2 helai. Sedangkan jumlah daun dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu pertama yaitu 2,2 helai, pada minggu kedua yaitu 2,4 helai, dan pada minggu ketiga yaitu 2,8 helai. Rata-rata tinggi tanaman dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu pertama yaitu 24,6 cm, pada minggu kedua yaitu 26,4 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 27,6 cm. Sedangkan tinggi tanaman dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu pertama yaitu 15,2 cm, pada minggu kedua yaitu 17,5 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 19,7 cm. Rata-rata panjang daun dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu kedua yaitu 26,6 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 27,6 cm. Sedangkan panjang daun dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu kedua yaitu 17,5



39



cm, dan pada minggu ketiga yaitu 19,7 cm. Pada minggu pertama, tidak dilakukan pengamatan panjang daun. Rata-rata lebar daun dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu kedua yaitu 2 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 2,5 cm. Sedangkan lebar daun dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu kedua yaitu 1,7 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 1,8 cm. Pada minggu pertama, tidak dilakukan pengamatan lebar daun. Secara umum, pada parameter jumlah daun, tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun pada penggunaan Growmore 2 ml memiliki hasil yang lebih baik daripada yang menggunakan Growmore 8 ml. Hal ini diduga karena umur tanaman masih muda, sehingga kebutuhan nutrisinya masih cukup kecil. Growmore merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan NPK lengkap. Growmore dengan konsentrasi 8 ml berarti kadarnya lebih banyak daripada Growmore 2 ml. Pemberian yang paling optimal ada pada konsentrasi 2 ml, karena pemberian Growmore 8 ml terlalu banyak, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. F. KESIMPULAN Budidaya amarilis dalam polybag meliputi kegiatan pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, serta panen dan pasca panen. Pupuk P berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga amarilis, pupuk P berperan dalam fotosintesis, khususnya sebagai penyusun energi dalam bentuk ATP.



40



DAFTAR PUSTAKA Anita. 2012. Amarilis Si Cantik Pengobat Luka. http://info-budidaya. blogspot.co.id/2012/02/amarilis-si-cantik-pengobat-luka.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017. Cihoroku. 2016. Amaryllis. http://cihorokugarden.blogspot.co.id/2016/01/ amarylis-sering-banyak-pertanyaan-ttg.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017. Fay, Michael F., dan Mark W Chase. 1996. Resurrection of Themidaceae for the Brodiaea alliance, and Recircumscription of Alliaceae, Amaryllidaceae and Agapanthoideae. Taxon 45: 441-451. Labesani, Cirty. 2009. Amarilis Bunga Paling Cantik Apalagi Kalau Oktober. https://cirtyelabesani.wordpress.com/2009/01/26/amarilis-bunga-palingcantik-apalagi-kalau-oktober. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017. Widiana, Willa. 2015. Bunga Amarilis Yang Cantik Dan Tangguh. http://kidnesia.com/Boleh-Tahu/Serba-Serbi/Bunga-Amarilis-Yang-CantikDan-Tangguh. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017.