Adab Kepada Allah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 2: Adab Kepada Allah 1. Anugerah dan rahmat yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada manusia tidak terhitung banyaknya iaitu semenjak manusia diciptakan daripada nutfah (setitis air mani) di dalam rahim ibunya sehingga dia kembali menghadap Allah s.w.t. 2. Manusia hendaklah mensyukuri segala rahmat dan nikmat Allah s.w.t dengan melakukan segala suruhan dan perintahnya dan menjauhi segala tegahan dan larangannya serta selalu memujiNya sama ada dengan kata-kata atau amal perbuatan serta memanfaatkan segala yang dianugerahkan hanya untuk beribadah kepadaNya. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud : "Dan Dia telah memberi kepada kamu sebahagian dari tiap-tiap apa jua yang kamu hajati dan jika kamu menghitung nikmat Allah nescaya lemahlah kamu menentukan bilangannya" ( Surah Ibrahim - Ayat 34 ) 3. Cara ini merupakan adab kepada Allah s.w.t. sebagaimana Firman Allah s.w.t yang bermaksud : "Dan apa sahaja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya)......." ( Surah An- Nahl - Ayat 53 ) 4. Kaum muslimin meyakini bahawa Allah s.w.t Maha Mengetahui di atas segala-galanya dan sentiasa memperhatikan setiap tingkah laku manusia sehingga hati mereka sentiasa takut kepada Allah dengan mengingatiNya serta mengagungkanNya. 5. Mereka merasa malu berbuat perkara mungkar dan maksiat kepada Allah s.w.t. untuk melanggar apaapa tegahan dan laranganNya. Sebagaimana Firman Allah s.w.t. yang bermaksud: "Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu (dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya Aku membalas kamu dengan kebaikan dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan janganlah kamu kufur (akan nikmatKu). ( Surah Al-Baqarah - Ayat 152 ) 6. Kaum Muslimin mengetahui dan melihat bahawa Allah s.w.t. menguasai diri setiap manusia yang sentiasa menyerahkan diri kepadaNya serta bertawakal kepadaNya . Firman Allah s.w.t yang bermaksud : " .... Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal , jika kamu benar-benar orang yang beriman ". ( Surah Al - Maidah - Ayat 23 ) 7. Kaum Muslimin mencari akan rahmat dan kasih sayang Allah dengan merendahkan diri dan sentiasa berdoa mencari keredhaanNya dengan ucapan dan amalan yang soleh. Sebagaimana firman Allah yang bermaksud : " ..... dan rahmatKu meliputi segala sesuatu...." . ( Surah Al-A'raf - Ayat 156 ) 8. Setiap amalan yang soleh dan dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketaatan yang bersungguhsungguh akan dibalas dengan pahala yang berlipatganda serta dijanjikan syurga yang kekal selamalamanya . Firman Allah s.w.t. yang bermaksud : " Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasulNya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya , maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan ". ( Surah An-Nur - Ayat 52 ) 9. Kaum Muslimin yang sentiasa memelihara adab dengan Allah akan mendapat kedudukan yang mulia dan darjat yang tinggi serta mendapat rahmat dan nikmat di sisi Allah s.w.t.



______________________________________________________________________________________ Adab Terhadap Allah Bersyukur atas Nikmat-Nya Seorang hamba melihat dalam dirinya, nikmat -nikmat yang telah dilimpahkan Allah Subhanahu wa ta’ala kepadanya sejak ia lahir hingga menghadap -Nya. Sudah seharusnya ia bersyukur atas nikmat -nikmatnya tersebut dengan memuji Allah. Ia bersyukur dengan Anggota badan melalui amal keta’atan kepada -Nya. Allah berfirman( Qs An Nahl:18): “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” Rasa Malu kepada-Nya Seorang hamba mengakui pengetahuan Allah Subhanahu wa ta’ala kepadanya, dan penglihatan -Nya terhadap seluruh kondisinya, kemudian hatinya penuh dengan ketakutan kepada -Nya dan mengagungkan-Nya. Ia malu bermaksiat kepada -Nya dan tidak taat kepada-Nya. Allah Berfirman, ( Qs An-NAhl:19) "Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan". Hanya Dia tempat Bergantung Seorang hamba yakin Allah MAha Kuasa atas dirinya, dan memegang ubun -ubunnya. Ia tidak mempunyai tempat melarikan diri kecuali kepada -Nya, kemudian ia lari mnghadap -Nya, bersimpuh di depan-Nya dan menyerahkan segala persoalan kepada -Nya. Allah Berfirman: “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia -lah yang menjaminkan rezekinya” Tawakkal kepada-Nya Seorang hamba melihat kebaikan -kebaikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam semua urusannya dan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk, kemudian ia ingin mendapatkan tambahan rahmat -Nya, tunduk kepada-Nya serta tidak pernah putus asa atas segala karunia yang telah ia dapatkan. Allah Berfirman, QS Az-Zumar:53: Katakanlah: "Hai hamba -hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa -dosa semuanya. Sesungguhnya Dia -lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Berbaik sangka kepada-Nya Seorang hamba yang bertaqwa dan taat kepada -Nya, tidak layak kalau ia berburuk sangka bahwa Allah tidak mengganjarnya karena amal perbuatannya yang baik. Padahal Allah Subhanahu wa ta ’ala berfirman “Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ” (An Nahl:97) Takut akan siksa-Nya Seorang hamba melihat Allah Subhanahu wa ta ’ala ketika ia bermaksiat dan tidak taat kepada -Nya. Ia merasa seolah-olah ancaman Allah Subhanahu wa ta ’ala telah mengenai dirinya, siksa -Nya telah terjadi padanya dan hukuman telah turun k epadanya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta ’ala, “Dan Apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ” (QS Ar-Ra’du:11)



Bersyukur terhadap segala nikmat-Nya Seorang muslim yang mempunyai adab yang benar hendaknya merenungi segala nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepadanya. Kenapa seorang muslim wajib bersyukur ? Karena begitu banyaknya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah dia terima, Allah ‘Azza wa Jalla telah menciptakannya dalam bentuk sebaik-baiknya, Dialah Allah Ta’ala yang telah memberikan pendengaran, penglihatan, hati, rizki yang tidak terhitung banyaknya. Yang tidak akan sanggup manusia menghitungnya meskipun manusia menginfakkan hartanya sebesar bukit dari emas dan perak, sebagaimana yang dipertegas dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:”Dan jika kamu kamu menghitung nikmat Allah, niscaya engkau tidak bisa menghitungnya”. (QS. Ibrahim: 34 ) Oleh karena itu kufur nikmat serta ingkar kepada nikmat Sang Pencipta ‘Azza wa Jalla merupakan sebagai pertanda tidak beradab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berlawanan dengan adab Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Oleh karena itu, ingatlah kepada-Ku niscaya aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku”. (QS. al-Baqarah: 152) Malu dan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala ada keinginan atau kecenderungan untuk melakukan dosa dan maksiyat. Bukan termasuk adab kalau tidak ada rasa malu dan takut seorang hamba dalam melakukan kedurhakaan kepada Rabb-Nya dan menentang-Nya dengan melakukan dosa dan maksiyat kepada-Nya, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui, mengawasi apa yang dilakukan hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan”. (QS. atTaghabun: 4) Berserah diri dan menggantungkan segala perkara dan urusan kepada-Nya Maka tidaklah dikatakan seseorang beradab jika dia lari Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang ia tidak dapat menghindar dari-Nya, dan menyandarkan diri kepada sesuatu yang tidak mempunyai daya dan upaya sedikitpun, dalam hal ini Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya”. (QS. Hud: 56). Didalam surat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. al-Maidah: 23). Merenungi rahmat Allah yang telah dilimpahkannya dan kepada seluruh makhluk Maka tatkala ia menginginkan rahmat yang lebih besar dari sebelumnya, ia tunduk merendah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berdo’a dengan penuh ketulusan dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan katakata yang baik dan melakukan amal shalih. Dan bukan termasuk adab kalau seseorang berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”. (QS. Yusuf: 87) Memikirkan betapa kerasnya adzab Allah dan betapa kuat balasannya Dengan melakukan yang demikian ia bisa menjaga dirinya, yaitu dengan mentaati segala perintah-Nya dan berusaha untuk tidak mendurhakakan-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan beradab kepada Allah ‘Azza wa Jalla jika seorang hamba yang lemah dan tidak memiliki kekuatan sedikitpun, melakukan kedurhakaan dan kezholiman di hadapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa.



Berhusnuzhan kepada Allah terhadap janji yang pasti akan ditepati dan ancaman yang pasti dipenuhi Karena tidaklah beradab jika seseorang berburuk sangka kepada Allah ‘Azza wa Jalla lalu ia melakukan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada-Nya, lalu ia mengira bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihatnya dan tidak akan memberi balasan terhadap dosa-dosanya. Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk berbaik sangka kepada Allah karena janji Allah Subhanahu wa Ta’ala itu benar dan sekali-kali Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan mengingkari janji-Nya. Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan”. (QS. an-Nur: 52)