5 0 219 KB
AKHLAH MAHMUDAH
Dosen Pembimbing : Gilang Cahya Irawan MPD.I Disusun Oleh kelompok 3 :
Nofia Budi Pransiska
(19130210001)
Iva fajar Yulianti
(19130210076)
Kharismanda Fariz Dewayana
(19130210028)
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI (UNISKA) FAKULTAS EKONOMI MAJEMEN TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “AKHLAK MAHMUDAH”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “AGAMA ISLAM” Selama proses penulisan dan penyelesaian makalah ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Serta tidak lupa penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca. Wasalamullahikum Wr.Wb
Kediri, 18 Okt. 21
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1
LATAR BELAKANG
1
1.2
RUMUSAN MASALAH
1
1.3
TUJUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH
2
2.2 DASAR-DASAR AKHLAK MAHMUDAH
3
2.3 MACAM-MACAM AKHLAK TERPUJI
4
2.4 RUANG LINGKUP AKHLAK MAHMUDAH
6
2.5 MANFAAT PENERAPAN AKHLAK MAHMUDAH
8
BAB III PENUTUP
11
3.1 KESIMPULAN
11
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Dalam Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita. 1.2 RUMUSAN MASALAh
Pengertian akhlak mahmudah
Ruang lingkup akhlak mahmudah
Manfaat penerapan akhlak mahmudah
1.3 Tujuan
Untuk mengatahui pengertian akhlak mahmuda
Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak mahmudah
Untuk mengetahui tujuan penerapan akhlak mahmudah
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH Pengertian akhlak mahmudah secara etimologi adalah akhlak yang terpuji. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida, yang berarti dipuji. Arti akhlak mahmudah atau akhlak terpuji bisa disebut juga dengan akhlaqal karimah (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Maka bisa diartikan akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseprang kepada Allah SWT. Beberapa arti akhlak mahmudah yang sudah sering kita sebutkan diantaranya; rasa ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut kemurkaan Allah), roja’ (mengharapkan keridhaan Allah), jujur, adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama muslim), bersyukur dan akhlak terpuji lainnya. Adapun mengenai arti akhlak mahmudah secara terminologi, para ulama berpendapat: 1. Menurut Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir, akhlak terpuji merupakan
sumber
ketaatan
dan
kedekatan
kepada
Allah,
sehingga
mempelajarinya dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim. 2. Menurut Ibnu Qayyim sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya berpangkal dari kedua hal tersebut. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang tunduk pada ketentuan Allah. Demikian pula manusia, tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah, kemudian turun taufik dari Allah, ia akan meresponnya dengan sifat-sifat terpuji. Jadi, yang dimaksud dengan arti akhlak mahmudah adalah perilaku manusia yang baik dan disenangi menurut individu maupun sosial, serta sesuai dengan ajaran yang bersumber dari Tuhan. Akhlak mahmudah dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia.
2
Oleh karena itu, sikap dan tingkah laku yang lahir, adalah cermin dari sifat atau kelakuan batin seseorang. Akhlak yang terpuji senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, tawadlu (rendah hati), husnudzon (berprasangka baik), optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain. 2.2 DASAR-DASAR AKHLAK MAHMUDAH Dalam Islam, dasar yang menjadi alat pengukur untuk menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau buruk, adalah Alqur’an dan sunnah. Akhlak atau ajaran budi pekerti yang menurut pendapat umum masyarakat baik, tetapi bertentangan dengan Alqur’an dan As-sunnah, maka haram hukumnya untuk diamalkan. Jadi, akhlak Islami bersumber pada ajaran-ajaran Islam yaitu Alqur’an dan As-sunnah. 1. Al-qur’an Al-qur’an bukanlah hasil pemikiran manusia, melainkan firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai pedoman sekaligus petunjuk bagi setiap muslim. Di dalam Al-qur’an yang dijadikan dasar dalam berakhlak baik yaitu: a. Q. S Al-Ahzab (33) ayat 21 Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. b. QS Al-Qalam (68) ayat 4 Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Ayat tersebut menunjukkan, bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang terpuji sehingga patut dijadikan sebagai suri teladan dalam segala lapangan kehidupan. Oleh karena itu perkataan dan perbuatan beliau harus dijadikan panutan. 2. As-Sunnah atau Hadis Sebagai pedoman kedua sesudah Alqur’an adalah hadis Rasulullah yang meliputi perkataan dan tingkah laku beliau. Dasar-dasar Akhlak dalam As-Sunnah atau Hadis sebagai berikut: Artinya: “Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Hakim)
3
Dalam hadis lain disebutkan, “Dari Aisyah r.a. Ia menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh, diantara orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya dan paling lembut sikapnya terhadap keluarga”. Rasulullah SAW bersabda “Sesuatu yang paling berat di atas timbangan kebaikan adalah akhlak yang baik”. (H.R. Abu Dawud) Jadi jelas bahwa Alqur’an dan hadits Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlakul karimah dalam ajaran Islam. Al-qur’an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran manapun hasil renuangan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan Alqur’an dan As-sunnah. Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Dinyatakan dalam sebuah hadis Nabi: “Dari Anas bin Malik berkata: Nabi SAW bersabda: Telah ku tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara yang apabila kamu berpegang teguh kepadanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya”. Disamping berbagai ajaran yang dikemukakan dalam Alqur’an dan As-sunnah sebagaimana dikemukakan diatas, norma-norma akhlak juga bisa digali dan dipelajari dari perbuatan dan kebiasaan Rasulullah yang tidak tergolong hadis, yakni kebiasaan kulturalnya sebagai bangsa arab di zaman beliau hidup, karena semua perilaku dan perangainya itu menunjukkan akhlak baik dan patut juga untuk ditiru. 2.3 MACAM –MACAM AKHLAK TERPUJI 1. Ikhlas : Kata ikhlas Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. 2. Amanah : Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. 3. Adil : Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah.
4
4. Bersyukur : Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut. Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah menggunakan nikmat Allah SWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. 5. Husnudzan : berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang menimpa dirinya dan orang lain atau disebut juga positive thinking. 6. Rela berkorban : rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang. 7. Ridho : suka, rela dan senang. Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. 8. Sabar : tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. 9. Tawakal : berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan. 10. Qona’ah : adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan.. 11. Bijaksana : suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hatihati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi, baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain. 12. Percaya diri : keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status social, pekerjaan ataupun pendidikan. 13. Sabar : yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lepas putus asa, tenang, dan lain- lain). Di dalam menghadapi cobaan hidup. 14. Bersifat Hemat : Hemat ( Al iqtishad ) ialah menggunakan sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut ukuran keperluan, mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebebihan. Adapun macam- macam hemat adalah: Penghematan harta benda, Penghematan tenaga, Penghematan waktu. 15. Bersifat Berani : Sifat berani termasuk dalam fadilah akhlakul karimah. Berani bukanlah semata- mata berani berkelahi di medan laga, melainkan sesuatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.
5
Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa- masa kritis ketika bahaya diambang pintu itulah orang yang berani. 16. Bersifat Malu Al Haya’ : Malu ialah malu terhadap Allah dan malu terhadap diri sendiri dikala melanggar peraturan-peraturan Allah. Perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. 17. Memelihara Kesucian Diri : Menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan sebaiknya dilakukan pada setiap waktu, hendaknya dimulai dari memelihara hati untuk tidak berbuat rencana dan angan-angan yang buruk. 18. Menepati Janji : Janji adalah suatu ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesui dengan ketetapannya. Biarpun janji itu yang dibuat sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan 19. Intropeksi Diri (Muhasabah) : Orang yang bertawakkal salah satu sikapnya ialah intropeksi diri. Dimana ia akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia tidak membuat dirinya “drop”, melainkan ia selalu intropeksi pada diri, dapat dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan berusaha menghindari faktor penyebab suatu kegagalan tersebut serta senantiasa memberikan yang terbaik pada dirinya. 20. Jihad : Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan meninggikan kalimat-Nya. 2.4 RUANG LINGKUP AKHLAK MAHMUDAH Seperti halnya ibadah dan muamalah, akhlak dalam Islam juga mempunyai ruang lingkup, yaitu: 1. Akhlak Mahmudah Terhadap Allah SWT Lingkup akhlak terhadap Allah SWT antara lain ialah: a. Beribadah kepada Allah SWT Hubungan manusia dengan Allah diwujudkan dalam bentuk ritualitas peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. b. Mencintai Allah SWT diatas segalanya Mencintai Allah melebihi cintanya kepada apa dan siapa pun dengan jalan melaksanakan
segala
perintah
dan
menjauhi
segala
larangan-Nya,
6
mengharapkan ridha-Nya, mensyukuri nikmat dan karunia-Nya serta berserah diri hanya kepada-Nya. c. Berdzikir kepada Allah Mengingat Allah dalam berbagai situasi merupakan salah satu wujud akhlak manusia kepada-Nya. Dia menyuruh orang mukmin berdzikir kepada-Nya untuk mendapatkan ketenangan. d. Berdoa, tawaddu‟ dan tawakal Berdoa atau memohon kepada Allah sesuai hajat harus dilakukan dengan cara sebaik mungkin, penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa doanya akan dikabulkan Allah SWT. Dalam berdoa, manusia dianjurkan untuk tawaddu’ yaitu bersimpuh mengakui kelemahan dan keterbatasan serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh harap. 2. Akhlak Mahmudah Terhadap Makhluk Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, perlu berinteraksi dengan sesamanya dengan akhlak yang baik. Diantara akhlak terhadap sesama yaitu: a. Akhlak terhadap Rasulullah SAW Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunahnya. Menjadikannya sebagai panutan, suri teladan dalam hidup dan kehidupan. Menjalankan apa yang disuruhnya dan meninggalkan segala apa yang dilarangnya. Mengikuti dan menaati Rasulullah, berarti juga mengikuti jalan petunjuk dan ajaran yang disampaikan Rasulullah. Petunjuk dan ajaran yang disampaikan Rasulullah terdapat dalam Alquran dan sunnah. Itulah dua warisan yang ditinggalkan Rasulullah untuk umat manusia, yang apabila selalu berpegang teguh kepadanya, maka umat manusia tidak akan tersesat untuk selama-lamanya. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah. Dengan membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah, berarti seseorang telah mencintai beliau, karena membaca shalawat dan salam adalah mendoakan, menyebut, dan juga mencintai Rasulullah. b. Akhlak terhadap kedua orang tua
7
Mencintai mereka melebihi cintanya kepada kerabat lain. Mendoakan mereka untuk keselamatan dan ampunan kendati pun mereka telah meninggal dunia. c. Akhlak terhadap diri sendiri Memelihara kesucian diri, menutup aurat, adil, ikhlas, pemaaf, rendah hati dan menjauhi sifat dengki dan dendam. d. Akhlak terhadap keluarga, karib dan kerabat Saling membina rasa cinta dan kasih sayang, mencintai dan membenci karena Allah SWT. e. Akhlak terhadap tetangga Saling mengunjungi, membantu saat senang maupun susah, dan hormat menghormati. f. Akhlak terhadap masyarakat Memuliakan
tamu,
menghormati
nilai
dan norma
yang berlaku,
bermusyawarah dalam segala urusan untuk kepentingan bersama. 3. Akhlak Mahmudah Terhadap Alam Islam sebagai agama universal mengajarkan tata cara peribadatan dan interaksi tidak hanya dengan Allah SWT dan sesama manusia tetapi juga dengan lingkungan alam sekitarnya. Hubungan segitiga ini sejalan dengan misi Islam yang dikenal sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Akhlak
manusia
terhadap
alam
diwujudkan
dalam
bentuk
tidak
mengeksploitasi alam secara berlebihan dengan tujuan yang hanya untuk ambisi dan hasrat ekonomi. 2.5 MANFAAT PENERAPAN AKHLAK MAHMUDAH 1. Keberuntungan hidup di dunia dan akhirat
صلِحً ا مِّن َذ َك ٍر أَ ْو أُن َث ٰى َ ٰ َمنْ َع ِم َل َس ِّي َئ ًة َفاَل يُجْ َز ٰ ٓى إِاَّل م ِْث َل َها ۖ َو َمنْ َع ِم َل ٓ ٍ ون فِي َها ِب َغي ِْر ِح َسا ب َ ُون ْٱل َج َّن َة يُرْ َزق َ ُِك َي ْد ُخل َ َوه َُو م ُْؤ ِمنٌ َفأ ُ ۟و ٰ َلئ Artinya: “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi
melainkan
sebanding
dengan kejahatan
itu.
Dan barangsiapa
mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam
8
keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi reseki di dalamnya tanpa hisab”. (Al- Mu’min ayat 40)
Dalam ayat tersebut menerangkan bahwa manfaat dari akhlak mahmudah, beriman dan sholeh, akan mendapatkan kehidupan yang baik, rezeki yang berlimpah, juga mendapat pahala yang berlipat di akhirat dengan masuknya ke dalam surga. 2. Menghilangkan kesulitan Dalam HR. Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya “barang siapa melepaskan kesuliatan orang mu’min dari kehidupannya di duniaini, maka Allah akan melepaskan kesulitan prang tersebut pada hari kiamat”. Hadis tersebut menerangkan perlakuan baik manusia terhadap sesama, yang pastinya akan dibalas berkali lipat oleh Allah SWT. perlakuan baik tersebut seperti membantu sesama saat berada dalam kesulitan, tidak melakukan hal-hal yang buruk seperti memfitnah, menyakiti diri sendiri dan mengambil hak orang lain yang bukan milik kita, dan masih banyak lagi. 3. Dicintai oleh Rasulullah SAW Keutamaan memiliki akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) yaitu dicintai oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi, disebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki sifat terpuji akan dekat dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong." (HR. Tirmizi). 4. Berat Timbangan di Hari Kiamat Keutamaan memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu berat timbangan di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah)
akan
diselamatkan
oleh
Allah
SWT
di
hari
akhir.
Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai derajat seperti orang yang berpuasa atau salat. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat." (HR. Tirmidzi).
9
5. Mencintai setiap ciptaan Allah SWT Akhlak mahmudah sangat menyeluruh dan mencakup berbagai makhlukyang diciptakan-Nya. Bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Salah satu kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Hal ini karena secara fungsional seluruh makhluk satu sama lain saling membutuhkan.
10
BAB III PENUTUP 3.1KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua perbuatan baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan akhlak mahmudah adalah kejujuran, ikhlas, tawadlu (sabar). Masing-masing sifat tersebut terdapat dalam diri Rasulullah SAW Hal lain dari akhlak mahmudah yaitu manfaat bagi seluruh umat muslim antara lain keberuntungan selamat dunia dan akhirat, menghilangkan kesulitan (diri sendiri dan orang lain) dan mencintai setiap ciptaan Allah SWT. Perilaku mulia ini ditekankan karena akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang manfaatnya adalah untuk orang ya g bersangkutan. 3.2 SARAN Dari kesimpulan diatas, maka untuk memaksimalkan tugas kita sebagai khalifah dibumi haruslah kita untuk mengamalkan semua akhlak mahmudah dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW agar kita merasakan manfaatnya baik di dunia maupun diakhirat.
11
DAFTAR PUSTAKA https://tafsirweb.com/8852-surat-al-mumin-ayat-40.html https://www.slideshare.net/aidadwiinizuka/akhlak-mahmudah-pdf https://m.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-serta-macammacamnya.html?page=all https://zikrullah21.blogspot.com/2016/04/makalah-akhlak-mahmudah_19.html https://www.haidunia.com/akhlak-mahmudah-arti-sifat-macam-macam-dan-faktorpembentuknya/
12