Akuntansi Joint Venture - Akuntansi Keuangan Lanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akuntansi Joint Venture BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang



Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai alasan, baik alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-mata alasan keuangan. Maka beberapa orang atau beberapa pihak bersama-sama mendirikan satu perusahaan, baik dengan pihakpihak dalam satu negara bahkan lintas negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah biasa melihat perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara. Karena itu sudah menjadi makin susah untuk menyebut negara asal mana yang mendominasi satu perusahaan. Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang manajemen(management contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya. Dengan joint venture diharapkan dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang menguasai pasar dan pihak yang menguasai teknologi produksi. BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Joint Venture



Joint venture disingkat JV, di Indonesia biasa disebut usaha patungan, adalah entitas yang dibentuk oleh dua pihak atau lebih untuk menyelenggarakan aktivitas ekonomi bersama. Pihakpihak yang terlibat sepakat untuk membentuk entitas baru, masing-masing menyetorkan modal, berbagi risiko dan keuntungan,serta kendali atas entitas tersebut. Joint venture bisa dibentuk hanya untuk satu projek tertentu, lalu dibubarkan. Akan tetapi, joint venture juga bisa saja dibentuk untuk hubungan bisnis yang berkelanjutan. Menurut Peter Mahmud joint venture merupakan “suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yangdisebut dengan perusahaan joint venture”. Sedangkan pengertian menurut Erman Rajagukguk ialah “suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional”. Join ventura adalah kerjasama diantara dua orang atau lebih juga bisa berupa badan usaha untuk mengusahakan usaha tertentu. Waktunya terbatas dan masing-masing pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu. Salah satu pihak yang bekerja sama itu besarnya ditunjuk sebagai pemimpin usaha kerjasama atau joint venture



disebut sebagai “Managing Patner” yang berkewajiban menyelenggarakan pembukuan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama , Ventura bersama adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tundukpada pengendalian bersama. Pihak dalam joint venture yang ikut melakukan pengendalian - bersama terhadap joint venture disebut Venturer. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat kita ketahui unsur-unsur yang terdapat dalam joint venture ialah : 1.



Kerjasama dua pihak atau lebih.



Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru. 2.



Ada modal



Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru. 3.



Ada surat perjanjian



Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan. v Ciri Ciri Join Venture: 1.



Waktunya terbatas



2.



Kontribusi masing-masing pihak dapat berupa barang atau uang.



3.



Keuntungan atau kerugian dibagi sama.



4. Sebelum Keuntungan dibagi diperhitungkan dahulu bunga modal, komisi,bonus dan lain-lain untuk pihak-pihak yang telah berjasa. 5. Salah satu pihak ditunjuk sebagai pimpinan usaha joint venture yang disebut "managing partner"



v Perbedaan Joint Venture dengan Firma Join Venture



Firma/Sekutu



Lingkup usahanya lebih terbatas



Lingkupnya tak terbatas, yangmenghasilkan laba



semua



usaha



Waktunya terbatas, hingga tujuan Waktu tak tentu, yaitu selamanya tercapai 2.2



Alasan Pembentukan Joint Venture



a.



Alasan internal:



1.



Membangun kekuatan perusahaan



2.



Menyebarkan biaya dan risiko



3.



Menambah akses ke sumber daya keuangan



4.



Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan



5.



Akses ke teknologi dan pelanggan baru



6.



Akses ke praktek manajer inovatif



b.



Tujuan persaingan :



1.



Mempengaruhi evolusi struktural industri



2.



Kompetisi sebelum selesai



3.



Tanggapan defensif untuk menghapuskan batas-batas industri



4.



Penciptaan unit kompetisi yang kuat



5.



Kecepatan pasar



6.



Menambah ketangkasan



c.



Tujuan strategi :



1.



Sinergi



2.



Transfer teknologi/kecakapan



3.



Diversifikasi



2.3 1.



Struktur Organisasi Ventura Bersama Pengendalian bersama operasi



Operasi dari beberapa ventura bersama melibatkan penggunaan aset dan sumber daya lainnya dari venturer bukan pendirian suatu perseroan terbatas, persekutuan, atau entitas lainnya, atau suatu struktur keuangan yang terpisah dari venturer. Setiap venturer menggunakan aset tetap dan persediaannya. Venturer menanggung beban dan liabilitas dan memperoleh pembiayaan, yang mewakili kewajibannya. Aktivitas ventura bersama dapat dilaksanakan oleh karyawan venturer bersamaan dengan aktivitas venturer yang serupa. Perjanjian ventura bersama biasanya mengatur demikian rupa sehingga pendapatan dari penjualan produk bersama dan beban yang terjadi dibagi antar para venturer. Contoh pengendalian bersama operasi adalah ketika dua atau lebih venturer menggabungkan kegiatan operasi, sumber daya, dan keahliannya untuk menciptakan pasar dan menyalurkan produk tertentu secara bersama, seperti pesawat terbang. Bagian yang berbeda dari proses



manufaktur dikerjakan oleh setiap venturer. Setiap venturer menanggung biayanya dan memperoleh bagian pendapatan dari penjualan pesawat, dimana bagian tersebut ditentukan sesuai dengan perjanjian kontraktual. Sehubungan dengan bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi, venturer mengakui dalam laporan keuangannya : a)



Aset yang dikendalikan dan liabilitas yang ditanggung.



b) Beban yang ditanggung dan bagian pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa ventura bersama. Dikarenakan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan venturer, maka tidak ada penyesuaian atau prosedur konsolidasi lainnya yang disyaratkan sehubungan dengan unsur-unsur tersebut ketika venturer menyajikan laporan keuangan konsolidasian. 2.



Pengendalian bersama aset



Beberapa venturer bersama melibatkan pengendalian bersama, dan seringkali kepemilikan bersama, oleh venturer atas satu atau lebih aset yang dikontribusikan kepada ventura bersama atau diperoleh untuk tujuan dari ventura bersama dan didedikasikan untuk tujuan dari ventura bersama. Aset tersebut digunakan untuk memperoleh manfaat bagi venturer. Setiap venturer dapat mengambil suatu bagian output aset dan menanggung suatu bagian yang disetujui dari beban yang terjadi. Ventura bersama tersebut tidak melibatkan pendirian suatu peseroan terbatas, persekutuan, atau entitas lainnya, atau suatu struktur keuangan yang terisah dari venturer. Setiap venturer memiliki pengendalian atas bagiannya dari manfaat ekonomi masa depan melalui bagiannya dalam pengendalian bersama aset. Banyak aktivitas dalam industri ekstraksi minyak, gas, dan mineral melibatkan pengendalian bersama aset. Misalnya, sejumlah perusahaan yang memproduksi minyak mengendalikan dan mengoperasikan bersama suatu pipa saluran minyak. Setiap venturer menggunakan pipa saluran tersebut untuk mengangkut produknya dan menanggung proporsi yang disetujui dari beban operasi pipa saluran. Contoh lain dari pengendalian bersama aset adalah ketika dua entitas bersama-sama mengendalikan suatu properti, dimana masing-masing pihak mengambil suatu bagian dari sewa yang diterima dan menanggung suatu bagian dari beban. Sehubungan dengan bagian partispasinya dalam pengendalian bersama aset, venturer mengakui dalam laporan keuangan : a. Bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset. b.



Setiap liabilitas yang telah terjadi.



c. Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang berkaitan dengan venturer bersama. d. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.



e. Setiap beban yang terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam ventura bersama. Sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset, setiap venturer membukukan dalam catatan akuntansinya dan mengakui dalam laporan keuangan. a. Bagiannya dalam pengendalian bersama aset, diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset bukan sebagai investasi. Misalnya bagian dalam pengendalian bersama pipa saluran minyak diklasifikasikan sebagai aset tetap. b. Setiap liabilitas yang telah terjadi, misalnya yang terjadi dalam pembiayaan bagiannya atas aset. c. Bagiannya atas setiap liabilitas yang ditanggung bersama dengan venturer lain yang berkaitan dengan ventura bersama. d. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura bersama, bersama dengan bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama. e. Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam ventura bersama, misalnya beban yang berkaitan dengan pembiayaan bagian partisipasi venturer dalam aset dan penjualan bagiannya atas output. Dikarenakan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan venturer, maka tidak ada penyesuaian atau prosedur konsolidasi lainnya yang disyaratkan sehubungan dengan unsur-unsur tersebut ketika venturer menyajikan laporan keuangan konsolidasian. 3.



Pengendalian bersama entitas



Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian suatu perseroan terbatas, persekutuan atau entitas lainnya yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Entitas tersebut beroperasi dalam cara yang sama seperti entitas lainnya, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer yang menciptakan pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi entitas. Pengendalian bersama entitas mengendalikan aset ventura bersama, menanggung liabilitas dan beban, dan memperoleh penghasilan. Entitas tersebut dapat mengadakan kontrak atas nama sendiri dan memperoleh pembiayaan untuk tujuan aktivitas ventura bersama. Setiap venturer berhak atas bagian laba dari pengendalian bersama entitas, meskipun beberapa pengendalian bersama entitas juga meliputi pembagian output ventura bersama. Contoh umum pengendalian bersama entitas adalah ketika dua entitas menggabungkan aktivitas mereka dalam lini usaha tertentu dengan mengalihkan aset dan liabilitas yang relevan ke suatu pengendalian bersama entitas. Contoh lainnya adalah ketika entitas memulai suatu usaha di luar negeri bekerjasama dengan pemerintah atau lembaga lain di negara tersebut, dengan cara mendirikan entitas terpisah yang dikendalikan bersama oleh entitas dan pemerintah atau lembaga. Pengendalian bersama entitas melakukan catatan akuntansi sendiri serta menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan cara yang sama seperti entitas lainnya.



Setiap venturer biasanya mengkontribusikan kas atau sumber daya lainnya kepada pengendalian bersama entitas. Kontribusi tersebut dimasukkan dalam catatan akuntansi venturer dan diakui dalam laporan keuangan sebagai investasi pada pengendalian bersama entitas.



2.4



Pembagian Laba Joint Venture



Metode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu : a.



Laba dibagi sama



b.



Laba dibagi dengan ratio tertentu



c.



Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :



1.



Modal mula-mula



2.



Modal awal periode



3.



Modal akhir periode



4.



Modal rata-rata



d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c. e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c. f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.



2.5



Perusahaan yang Tergabung Dalam Joint Venture



Berikut adalah contoh perusahaan yang tergabung dalam Joint Venture: 1.



ASUS dengan Gigabyte



Meningkatnya persaingan bisnis di bidang perangkat keras (hardware) untuk produk-produk komputer, mendorong beberapa perusahaan untuk melakukan kerja sama guna mempertahankan posisinya di antara para pesaingnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan besar asal Taiwan,yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat di kategori produk motherboard, graphics card, dan beberapa komponen lain. Kedua perusahaan tersebut pada tahun 2007 melakukan kerja sama untuk membuat strategi baru dalam pembuatan dan pemasaran produk motherboard dan graphics card, dan beberapa komponen lain. Produk-produk hasil kerja sama ini akan menyandang nama Gigabyte. 2.



Indofood dengan Nestle



Untuk memantapkan penetrasi pasar di industri consumer goods, dua perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) dan Nestle S.A(Nestle), Switzerland, membentuk perusahaan



patungan (joint venture). Perusahaan joint venture itu adalah PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Perusahaan joint venture itu akan fokus di bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Menurut CEO PT Indofood Anthoni Salim, pendirian usaha patungan baru ini, akan menciptakan peluang memperbesar pangsa pasar. Sebab, dua perusahaan besar ini akan saling memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki. 3.



PT. Kimia Farma dan PT. Tigakarsa Satria



Joint Venture seperti yang terjadi pada PT. Kimia Farma dan PT.Tigakarsa Perkasa yang menghasilkan PT. Sari Husada. Konsorsium ini menyatukan pemerintah dan industri yang notabene bergerak dalam bidang penjualan dan distribusi berskala nasional. PT. Sari Husada adalah perusahaan Joint Venture dari dua perusahaan pemerintah dan swasta, PT. Kimia Farma dan PT. Tigakarsa Satria dengan komposisi modal Kimia Farma sebesar 55% dan Tigakarsa sebesar 45%. Pada tahun 1983 PT. Sari Husada go public dan komposisi modalnya berubah menjadi PT. Tiga Karsa 39,5%, PT. Kimia Farma menjadi 33% dan masyarakat 27%. 2.6



Metode Akuntansi Untuk Joint Venture



Pada prinsipnya ada dua metode : 1.



Buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota;



Pembukuan masing-masing anggota diselenggarakan secara terpisah rekening pembukuan di dalam joint venture meliputi aktiva, hutang, pendapatan, biaya-biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap anggota. Contoh 1 : Tuan Habib, Imam dan Mulyono bersepakat mengadakan kerjasama dalam suatu usaha (joint venture) “HIM” yang mengusahakan penjualan Al Qur’an elektronik bulan puasa sampai bulan haji dengan ketentuan sebagai berikut: Investasi : Tuan Habibi dan Mulyono menyerahkan barang dagangan sebagi penyertaan sebesar Rp.60.000,00 dan Rp.80.000,00 Tuan Imam menyerahkan uang tunai sebesar Rp.70.000,00 Aktivitas : Tuan Mulyono ditunjuk sebagai pimpinan(managing partner). Ia setuju memasarkan Al Qur’an tersebut ke konsumen dan menyampaikan laporan-laporan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi atas nama joint venture. Pembagian laba : Tuan Mulyono diberi komisi 4% dari penjualan; bunga modal diberikan kepada masing-masing anggota sebesar 6% dari laba usaha dan selebihnya dibagi sama. Joint venture dimulai 1 September 2012 dan berakhir 31 Desember 2012. Penyelesaiaan ;



Buku Joint Venture 1. 1 September 2012 investasi barang dagangan oleh Tuan Habibi dan Tuan Mulyono sebesar Rp.60.000,00 dan Rp.80.000,00 serta investasi uang tunai Tuan Imam sebesar Rp.70.000,00.



Jurnal : Persed. Br. Dagangan



Rp.140.000



Modal Habibi



Rp.60.000



Modal Mulyono



Rp.80.000



Kas



Rp.70.000 Modal Imam



Rp.70.000



2. Ditarik sebuah promes Rp.10.000,00 dengan bunga 9% jangka waktu 2 bulan, Bunga dihitung sebagai berikut : (2/12) x 9% x Rp.10.000 = 150 Kas



Rp.9.850



Biaya bunga



Rp.150



Wesel bayar 3.



Rp.10.000



Penjualan kredit barang dagangan Rp.100.000 dan tunai Rp.50.000



Jurnal : Kas



Rp.50.000



Piutang dagang



Rp.100.000 Penjualan



HPP



Rp.150.000 Rp.112.025



Persediaan



4.



Rp.112.025



Dibeli barang dagangan sebesar Rp.84.050



Jurnal : Persediaan Kas 5.



Rp.84.050 Rp.84.050



Penjualan kredit barang dagangan Rp.150.000



Jurnal : Piutang dagang Penjualan HPP



Rp.150.000 Rp.150.000 Rp.112.025



Persediaan 6.



Rp.112.025



Penerimaan piutang Rp.249.500



Jurnal : Kas



Rp.249.500 Piutang dagang



7.



Rp.249.500



Penghapusan piutang dagang Rp.500



Jurnal : Pengh. piutang dagang Piutang dagang 8.



Rp.500 Rp.500



Pembayaran macam-macam biaya usaha Rp.12.600



Jurnal : Macam-macam biaya Kas 9.



Rp.12.600 Rp..600



Pembayaran/pelunasan wesel bayar Rp.10.000



Jurnal : Wesel bayar



Rp.10.000 Kas



Rp.10.000



10. 31 Desember 2012 dilakukan penentuan laba bersih. Saldo pendapatan dan biaya-biaya ditutup ke rekening modal, serta pembagian laba (rugi) dengan ketentuan komisi tuan Mulyono 4% dari penjualan dan bunga modal masing-masing anggota sebesar 6%. Menutup penjualan ke rugi laba: Jurnal : Penjualan



Rp.300.000 Rugi laba



Menghitung bunga modal: Habibi



= 6% x 4/12 x Rp.60.000 = Rp.1.200



Imam



= 6% x 4/12 x Rp.70.000 = Rp.1.400



Mulyono



= 6% x 4/12 x Rp.80.000 = Rp.1.600



Menghitung komisi Mulyono: 4% x 300.000.000 = 12.000.000



Rp.300.000



Habibi



Imam



Mulyono



Total



Komisi



-



-



Rp.12.000



Rp.12.000



Bunga modal



Rp.1.200



Rp.1.400



Rp.1.600



Rp.4.200



Sisa laba



Rp.15.500



Rp.15.500



Rp.15.500



Rp.46.500



Total



Rp.16.700



Rp.16.900



Rp.29.100



Rp.62.700



Rugi laba



Rp.237.300



Harga pokok penjualan



Rp.224.050



Macam-macam biaya



Rp.12.600



Penghapusan piutang



Rp.500



Biaya bunga



Rp.150



Rugi laba



Rp.62.700



Modal Habibi



Rp.16.700



Modal Imam



Rp.16.900



Modal Mulyono



Rp.29.100



11.



Mengembalikan modal masing-masing partner.



Modal Habibi



Rp. 76.700



Modal Imam



Rp. 86.900



Modal Mulyono



Rp.109.100 Kas



Rp. 272.700



Catatan Buku masing-masing partner a.



Saat investasi awal 1 September 2004



Ø Buku Tuan Habibi: Investasi pada joint venture HIM Barang-barang untuk JV. HIM



Rp.60.000 Rp.60.000



Ø Buku Tuan Imam: Investasi pada joint venture HIM Kas Ø Buku Tuan Mulyono



Rp.70.000 Rp.70.000



Investasi pada joint venture HIM



Rp.80.000



Barang-barang untuk JV. HIM b.



Rp.80.000



Saat penutupan/pembubaran 31 Desember 2004



Ø Buku Tuan Habibi: Investasi pada joint venture HIM Laba Joint Venture HIM Kas



Rp.16.700 Rp.16.700 Rp.76.700



Investasi pada JV HIM



Rp.76.700



Ø Buku Tuan Imam: Investasi pada joint venture HIM Laba Joint Venture HIM Kas Investasi pada JV HIM



Rp.16.900 Rp.16.900 Rp.86.900 Rp.86.900



Ø Buku Tuan Mulyono: Investasi pada joint venture HIM Laba Joint Venture HIM Kas Investasi pada JV HIM



Rp.29.100 Rp.29.100 Rp.109.100 Rp.109.100



2. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat didalam buku masing-masing anggota,(tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktiva joint venture atau digabung). Masing-masing anggota harus mempunyai rekening joint venture pada bukubukunya, meskipun masing-masing patner mecatat transaksi-transaksi yang terjadi pada buku managing patner tetap harus dibentuk rekening joint venture. Misal kas JV, piutang JV, Hutang JV, dll. Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1.



Managing Partner



Pada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan rekening secara lengkap, yaitu rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap



rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah “joint venture” pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner meliputi : a.



Rekening Aktiva-Joint Venture



b.



Rekening Utang-Joint Venture



c.



Rekening sekutu atau partner



d.



Rekening Joint Venture



2.



Non- Managing Partner



Non- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu : a.



Rekening Joint Venture



b.



Rekening Sekutu (Partner)



1.



Rekening Managing Partner



Berikut mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini: v Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat: –



Aktiva joint venture bertambah







Utang joint venture berkurang dan







Modal atau managing partner berkurang



v Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat: –



Aktiva joint venture berkurang







Utang joint venture bertambah dan







Modal atau managing partner bertambah



2.



Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain.



Contoh 2 : Apabila usaha bersama antara Tuan Habibi, Tuan Imam dan Tuan Mulyono seperti pada contoh 1 di muka, pembukuannya diselenggarakan dengan tidak menggunakan buku joint venture secara terpisah, dan setiap partner mencatat semua transaksi pada bukunya masing-masing, maka pencatatannya akan tampak sbb: Penyelesaiaan : 1. 1 September 2012 investasi barang dagangan oleh Tuan Habibi dan Tuan Mulyono sebesar Rp.60.000 dan Rp.80.000 serta investasi uang tunai Tuan Imam sebesar Rp.70.000 Buku Habibi



Joint venture



Rp.140.000



Buku Imam



Buku Mulyono



Persed. Br. Dagangan JV



Rp.60.000



Tuan Mulyono



Rp.80.000



Joint venture



Rp.140.000



Tuan Habibi



Rp.60.000



Tuan Mulyono



Rp.80.000



Joint venture



Rp.140.000



Tuan Habibi



Rp.60.000



Persed. Br. Dagangan JV



Rp.80.000



2. Investasi tunai oleh Tuan Imam sebesar Rp.70.000 langsung dikirim ke Managing partner. Buku Habibi



Tuan Mulyono



Rp.70.000



Tuan Imam Buku Imam



Rp.70.000



Tuan Mulyono



Rp.70.000



Kas Buku Mulyono



Rp.70.000



Kas-Joint venture



Rp.70.000



Tuan Imam 3.



Rp.70.000



Ditarik sebuah promes Rp.10.000 dengan bunga 9% jangka waktu 2 bulan. Bunga dihitung sbb: (2/12) x 9% x Rp.10.000= Rp.150 Buku Habibi



Joint venture



Rp.150



Tuan Mulyono Buku Imam



Rp.150



Joint venture



Rp.150



Tuan Mulyono Buku Mulyono



Rp.150



Kas-Joint venture



Rp.9.850



Joint venture



Rp.150



Wesel bayar joint venture 4.



Rp.10.000



Penjualan kredit barang dagangan Rp.300.000



Jurnal : Buku Habibi



Tuan Mulyono Joint venture



Buku Imam



Tuan Mulyono Joint venture



Rp.300.000 Rp.300.000 Rp.300.000 Rp.300.000



Buku Mulyono



Piutang dagang JV



Rp.300.000



Joint venture 5.



Rp.300.000



Penerimaan piutang Rp.299.500 Buku Habibi



tidak ada pencatatan



Buku Imam



tidak ada pencatatan



Buku Mulyono



Kas-Joint Venture



Rp.299.500



Piutang dagang- JV 6.



Rp.299.500



Penghapusan piutang dagang Rp.500 Buku Habibi



Joint venture



Rp.500



Tuan Mulyono Buku Imam



Joint venture



Rp.500 Rp.500



Tuan Mulyono Buku Mulyono



Rp.500



Joint venture



Rp.500



Piutang dagang- joint venture 7.



Pembayaran macam-macam biaya usaha Rp.12.600 Buku Habibi



Joint venture



Rp.12.600



Tuan Mulyono Buku Imam



Joint venture



Rp.12.600 Rp.12.600



Tuan Mulyono Buku Mulyono



Joint venture



Rp.12.600 Rp.12.600



Kas 8.



Rp.500



Rp.12.600



Pembayaran/pelunasan wesel bayar Rp.10.000 Buku Habibi



tidak ada pencatatan



Buku Imam



tidak ada pencatatan



Buku Mulyono



Joint Venture



Rp.10.000



Kas- Joint Venture



Rp.10.000



9. 31 Desember 2004 dilakukan pembagian laba (rugi) dengan ketentuan komisi tuan Mulyono 4% dari penjualan dan bunga modal masing-masing anggota sebesar 6%. Sisanya dibagi rata. Menghitung bunga modal: Habibi



= 6% x 4/12 x Rp.60.000 = Rp.1.200



Imam



= 6% x 4/12 x Rp.70.000 = Rp.1.400



Mulyono



= 6% x 4/12 x Rp.80.000 = Rp.1.600



Menghitung komisi Mulyono: 4% xRp. 300.000 = Rp.12.000 Habibi



Imam



Mulyono



Komisi



-



-



Rp.12.000



Rp. 12.000



Bunga modal



Rp.1.200



Rp. 1.400



Rp. 1.600



Rp. 4.200



Sisa laba



Rp.15.50



Rp.15.500



Rp.15.500



Rp. 46.500



Total



Rp.16.700



Rp.16.900



Rp.29.100



Rp.62.700



Buku Habibi



Buku Imam



Buku Mulyono



10.



Joint venture



Rp.62.700



Laba Joint venture



Rp.16.700



Tuan Imam



Rp.16.900



Tuan Mulyono



Rp.29.100



Joint venture



Rp.62.700



Laba Joint venture



Rp16.900



Tuan Habibi



Rp.16.700



Tuan Mulyono



Rp.29.100



Joint venture



Rp.62.700



Laba Joint venture



Rp.29.100



Tuan Habibi



Rp.16.700



Tuan Imam



Rp.16.900



Mengembalikan modal masing-masing partner. Buku Habibi Kas



Rp.76.700



Tuan Imam



Rp.86.900



Tuan Mulyono



Buku Imam



Rp.163.600



Total



Kas



Rp.86.900



Tuan Habibi



Rp.76.700



Tuan Mulyono



Rp.163.600



Buku Mulyono Kas



Rp.109.100



Tuan Habibi



Rp.76.700



Tuan Imam



Rp.86.900



Kas-joint venture 2.7



Rp.272.700



Joint Venture yang Belum Selesai



Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba (pendapatan dan biaya). Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.



1.



Metode Akuntansi Terpisah



Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya. 2.



Metode Akuntansi Tidak Terpisah



Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening “Joint Venture”, yaitu : Ø Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan Ø Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit. Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba/ruginya apabila telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal hal yang perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak-hak para anggota di dalam joint venture dapat ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.



Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komuatif semua rekening yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan. Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban koint venture kepada pihka ketiga dan hak-hak anggota di dalam joint venture. 2.8



Barang yang Belum Terjual



Sisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu : 1.



Dibagi kepada Para Sekutu



v Metode akuntansi terpisah Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah maka pencatatan terhadap pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu, tergantung sistem akuntansi persediaan. Jika dengan sistem perpetual, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu dicatat oleh joint venture dengan mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan. Jika dengan sistem fisik, maka pembagian sisa barang dagangan tidak harus dicatat. Jika ingin dicatat maka akan dicatat dengan mendebit rekening modal masing-masing sekutu dan mengkredit rekening penjualan.



v Metode akuntansi tidak terpisah Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat. 2.



Dijual kepada Pihak Luar



Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan yang biasa. Jika menggunakan metode akuntansi terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual. 3.



Dijual kepada Sekutu



Metode yang digunakan: v Metode akuntansi terpisah Jika menggunakan metode akuntansi terpisah maka transaksi tersebut hanya akan dicatat oleh joint venture dan sekutu yang bersangkutan dengan mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual. v Metode akuntansi tidak terpisah Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi tersebut akan dicatat oleh semua sekutu. Sekutu pembeli akan mencatat dengan mendebit rekening pembelian atau



persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening joint venture, masing-masing sebesar harga jual.



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



Untuk perusahaan yang mempunyai modal yang cukup besar,dengan jangkauan pemasaran yang luas mungkin tidak masalah bila ingin menambah jenis usahanya. Tetapi bagi perusahaan yang memiliki kendala misalnya dalam bidang modal. Hal itu dapat menjadi masalah untuk mengembangkan usahanya. Tetapi ada satu cara yaitu dengan melakukan Joint Venture (JV). Arti dari Joint Venture adalah bentuk usaha bersama, kongsi, atau kerjasama. Joint Venture adalah satu kerjasama yang mekibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra atau disebut aliansi strategis. Dalam kerjasama tersebut tentu untuk mendapatkan keuntungan (bidang



ekonomi) merupakan alasan utama. Hal- hal yang mendukung terjadinya kerjasama tersebut yaitu tersedianya bahan baku yang melimpah, tenaga kerja yang banyak, dan pasar yang prospektif. Joint venture dapat bersifat nasional dan internasional. Dalam Joint Venture terdapat perjanjian dalam hal kerjasama berdasarkan pada kontraktual. 3.2



Saran



Alasan dilakukannya Joint Venture di Indonesia karena terbatasnya modal yang dimiliki, juga skill dan teknologi yang ada. Negara Indonesia sampai saat ini masih memerlukan kehadiran pemilik modal asing untuk menanamkan modalnya. Karena bila hanya mengandalkan kekayaan alam, tenaga kerja yang besar tetapi tanpa teknologi dan modal yang mencukupi maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit meningkat. Disini sebenarnya peluang bagi negara Indonesia untuk dapat menciptakan lapangan kerja, membangun daerah tertinggal, juga meningkatkan sarana dan prasarana yang ada. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan kitakhususnya mengenai Joint Venture.