5 0 7 MB
AKUNTANSI KEUANGAN
Version 06.12.2013
Akuntansi Keuangan
DAFTAR ISI LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN
• Pengantar • Gambaran Singkat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal • Persamaan Akuntansi • Siklus Akuntansi • Jurnal • Buku Besar • Neraca Saldo • Jurnal Penyesuaian • Kertas Kerja • Laporan Keuangan • Jurnal Penutupan • Neraca Saldo Penutupan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
• Akuntansi Pembelian • Akuntansi Penjualan • Perhitungan Laba-Rugi • Harga Pokok Penjualan • Biaya Operasional • Pembuatan Kertas Kerja
MODAL & BENTUK BADAN USAHA
• Perusahaan Perorangan • Persekutuan • Perseroan Terbatas
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
INTERNAL USE ONLY
• Konsep & Asumsi Akuntansi • Uraian Singkat Neraca & Laporan Laba Rugi Piutang • Piutang • Pengertian Piutang • Klasifikasi Piutang • Pencatatan Piutang • Penilaian & Pelaporan Piutang Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
DAFTAR ISI HUTANG
• Pengertian • Hutang Jangka Pendek • Exkurs • Hutang Jangka Panjang
PERSEDIAAN
• Pengertian • Penentuan Harga Pokok • Penilaian Persediaan • Atas Dasar Harga Pokok • Atas Dasar Estimasi • Khusus
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
LATIHAN SOAL “KASUS”
INTERNAL USE ONLY
• Aktiva Tetap & Penyusutan • Metode Penyusutan • Pengeluaran Selama Pemakaian • Penghentian Penggunaan • Aktiva tak Berwujud • Laporan keuangan • Kasus Laporan Keuangan (Umum) • Kasus Piutang Usaha • Kasus Persediaan • Kasus Aktiva Tetap • Laporan Arus Kas
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN • Pengantar • Gambaran Singkat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal • Persamaan Akuntansi • Siklus Akuntansi • Jurnal • Buku Besar • Neraca Saldo • Jurnal Penyesuaian • Kertas Kerja • Jurnal Penutupan • Neraca Saldo Penutupan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN PENGANTAR Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah tata cara (art) & proses • Pencatatan / Recording • Pengelompokkan / Classifying • Peringkasan / Summarizing • Pelaporan / Reporting • Transaksi bisnis / keuangan suatu kesatuan usaha serta penginterpretasian data keuangan tersebut bagi keperluan pembuatan keputusan.
Keluaran / output dari akuntansi adalah Laporan Keuangan (Financial Statements) Laporan keuangan terdiri dari : a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi & Laporan Perubahan Modal (Income Statement & Capital Statement) c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan. (Statement of Changes in Financial Position/Fund Statement) d. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes on Financial Statements) General Purpose Financial Statements Laporan keuangan bersifat umum dan tidak secara spesifik disusun untuk tujuan / pihak tertentu. Pemakai laporan keuangan a. Pihak dalam / Intern b. Pihak luar / Ekstern • Pemerintah • Kreditur • Investor • Calon Kreditor & Investor Bidang Akuntansi a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) b. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) c. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) d. Sistim Akuntansi (Accounting System) e. Penganggaran (Budgeting) f. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
5
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN
Financial reports of Business entities
Management Inside People Management
are prepared for
Regulatory agencies
Investors
Outside People
Potensial Investors and creditors
INTERNAL USE ONLY
Creditors
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
6
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Pembukuan dan Akuntansi (Book Keeping & Accounting)
Pembukuan : • Kegiatan pencatatan atas transaksi perusahaan dengan cara tertentu • Bersifat klerikal dan sekarang banyak ditangani dengan komputer
Akuntansi : • Berhubungan dengan perencanaan sistem pencatatan, penyiapan laporan dan interpretasi atas data keuangan • Mencakup kegiatan pembukuan • Berhubungan dengan perencanaan, analisis dan penginterpretasian data keuangan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
7
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN GAMBARAN SINGKAT NERACA LAPORAN L/R DAN PERUBAHAN MODAL Neraca a. 1 Feb. 2003 Benny diberi uang tunai/modal Rp. 20 juta untuk modal usaha Neraca (dalam jutaan) 1 Februari 2003 KAS
Rp. 20,-
Rp. 20,-
Modal – Benny
b. 3 Feb. 2003 diperoleh pinjaman uang Rp. 7,5 juta untuk menambah modal kerja Neraca (dalam jutaan) 3 Februari 2003 KAS
Hutang
Rp. 7,5
Modal – Benny
20,-
Rp. 27,5
Rp. 27,5
Rp. 27,5
c. 5 Feb. 2003 beli mobil dengan harga tunai Rp. 25 juta Neraca (dalam jutaan) 3 Februari 2003 KAS
Rp. 2,5
Hutang
Rp. 7,5
Mobil
25,-
Modal – Benny
20,-
Rp. 27,5
Rp. 27,5
Kesimpulan
1 2
3
Neraca terdiri dari : • Aktiva (Assets) • Hutang (Liabilities • Modal (Owner’s Equity)
Harta milik perusahaan
• Aktiva • Hutang
Sumber pembelanjaan
• Modal Neraca menggambarkan keadaan keuangan pada suatu saat.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
8
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Laporan Laba Rugi Mobil disewakan berikut sopir dan bensin ditanggung oleh Benny.
Laporan Laba Rugi Untuk bulan Februari Rp. 1.500.000,-
Pendapatan Sewa Biaya-biaya • Bensin
Rp. 200.000,-
• Gaji Sopir
Rp. 250.000,-
• Reparasi & Service
50.000,Rp. 500.000,Laba
Rp. 1.000.000,-
Kesimpulan
1 2
Laporan Laba Rugi terdiri atas dua komponen pokok yaitu : • Pendapatan (Revenue) • Beban/Biaya (Expense/Cost)
Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil kegiatan suatu periode.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
9
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Laporan Perubahan Modal. * Laba menyebabkan kekayaan/modal pemilik bertambah.
Laporan Perubahan Modal 28 Februari 2003 Rp. 20.000.000,-
Modal Awal
1.000.000,-
Laba Bulan Februari
Rp. 21.000.000,-
Modal akhir (28 Februari 2003)
Kesimpulan
1 2
Modal bertambah akibat laba; berkurang akibat rugi.
Modal dapat juga bertambah karena penyertaan modal baru ; berkurang karena penarikan modal.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
10
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN PERSAMAAN AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION) Persamaan Dasar & Perkembangannya
A k t i v a = Hutang + Modal
Pendapatan Aktivitas Usaha
Laba
(+)Modal
Biaya
Aktiva = Hutang + Modal + Laba.
Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan - Biaya
Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
11
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Aplikasi Persamaan Akuntansi Tuan Benny seorang wiraswasta muda mendirikan usaha penyewaan mobil.
Ben Rent Car
Transaksi-transaksi selama bulan Juli (dalam jutaan) adalah sebagai berikut. 1. Tuan Benny menyetor tunai Rp. 5.000,- sebagai penyertaan modal. 2. Dibeli mobil baru secara tunai Rp. 3.000,3. Dibeli mobil bekas secara kredit Rp. 750,4. Dibeli bensin 13 drum secara kredit Rp. 650,5. Selama bulan Juli telah diterima pendapatan sewa mobil dari PT “A” sebesar Rp. 1.600,6. Dibayar sewa garasi untuk bulan Juli sebesar Rp. 450,7. Dibayar gaji sopir untuk bulan Juli sebesar Rp. 250,8. Telah dikirimkan tagihan kepada perusahaan konstruksi yang menyewa beberapa mobil. Jumlah tagihan adalah Rp. 1.000,9. Dibayar hutang pembelian bensin. 10. Diterima dari perusahaan konstruksi uang sejumlah Rp. 400,- untuk pelunasan tagihan pada transaksi No. 8. 11. Tuan Benny menarik kembali modalnya sebesar Rp. 900,12. Pada tanggal 31 Juli Tuan Benny menghitung jumlah bensin yang belum terpakai.
Di dalam gudang masih tersisa 3 drum bensin.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
12
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Kertas Kerja Transaksi Keuangan Bulan Juli – 03 No. Trans
AKTIVA Piutang Supplies
Kas 
+
(dalam jutaan)
Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan
Mobil
keterangan
1.
Rp. 5.000,-
---
---
---
---
---
Rp. 5.000,-
---
2.
(3.000,-)
---
---
3.000,-
---
---
---
---
3.
---
---
---
750,-
---
750,-
---
---
4.
---
---
650,-
---
---
650,-
---
---
5.
1.600,-
---
---
---
---
---
---
1.600,-
6.
( 450,-)
---
---
---
450,-
---
---
---
7
( 250,-)
---
---
---
250,-
---
---
---
8.
---
1.000,-
---
---
---
---
---
1.000,-
9
( 650,-)
---
---
---
---
( 650,-)
---
---
10.
400,-
( 400,-)
---
---
---
---
---
---
11.
(900,-)
---
---
---
---
---
( 900,-)
---
Penarikan Modal
12.
---
---
( 500,)
---
---
---
---
---
Biaya Bensin
Rp. 1.750,- 
Modal Awal
Biaya Sewa Gaji Sopir
Rp. 600,- Rp. 150,- Rp. 3.750,- Rp. 1.200,- Rp. 750,- Rp. 4.100,- Rp. 2.600,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
13
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Laporan Laba Rugi Untuk bulan Juli – 03 (dalam jutaan) Rp. 2.600,-
Pendapatan Sewa Biaya • Biaya Sewa
Rp. 450,-
• Biaya Gaji
250,-
• Biaya Bensin
500,Rp. 1.200,Laba
Rp. 1.400,-
Ben Rent Car Laporan Laba Rugi Untuk bulan Juli – 03 (dalam jutaan) Rp. 5.000,-
Modal Awal (1 Juli 2003)
1.400,-
Laba bulan Juli
Rp. 6.400,900,-
Penarikan kembali modal Modal per 31 Juli 2003
Rp. 5.500,-
Ben Rent Car Neraca
31 Juli – 2003 (dalam jutaan) Kewajiban dan Modal
Aktiva Rp. 1.750,-
• Kas • Piutang
600,-
• Supplies
150,-
• Mobil
• Hutang
• Modal Benny
5.500,-
3.750,Rp. 6.250,-
INTERNAL USE ONLY
Rp. 750,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 6.250,-
2013
14
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN SIKLUS AKUNTANSI Siklus Akuntansi (Accounting Cycl ) adalah : Tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi ; mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan. Proses ini berjalan terus menerus dan merupakan suatu arus berputar (siklus) dimulai dari terjadinya : • Transaksi bisnis • Pencatatan • Peringkasan dan Pelaporan Untuk suatu periode dan dilanjutkan kegiatan serupa untuk periode berikutnya.
Transaksi Bisnis
Accounting Cycle Peringkasan & Pelaporan
Pencatatan
Kegiatan dalam suatu siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam : • Phase Pencatatan (recording phase) • Phase Pengikhtisaran (summarizing phase) INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
15
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN
STEP 1 Business documents analyzed
Step 2 Transactions Recorded in Journals
Step 3 Transactions Posted to ledgers
Step 4 Trial Balance Work sheet (Optional)
SUMMARIZING PHASE
Step 5 Adjustments
Step 6 Financial Statements
Step 7 Closing Entries
Step 8 Post-Closing trial Balance (Optional)
Step 9 Reversing entries (Optional)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
16
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN BISNIS / BUKTI TRANSAKSI Bukti / dokumen yang menunjukkan terjadinya dan mendukung suatu transaksi bisnis. Contoh : • Faktur / Nota Penjualan • Kwitansi • Bukti Pengeluaran Kas • Strook Cash Register
JURNAL (JOURNAL) Sarana untuk mengklasifikasikan dan mencatat suatu transaksi. Disebut : Buku Jurnal / Buku Harian Books of Original Entry
PENJURNALAN (JOURNALIZING) Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal. Proses ini berupa penambahan atau pengurangan atas akun-akun akibat suatu transaksi. Hasil Penjurnalan
Ayat Jurnal (Journal Entry)
Debit
(Ayat) Jurnal
Harus seimbang
Kredit
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
17
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN BUKU BESAR Akun / Perkiraan / Rekening / Account. adalah wadah untuk menampung efek dari transaksi yang berpengaruh terhadap Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan dan Biaya. Dua kelompok akun yaitu : • Akun Riil (Real Account). Adalah akun-akun yang saldonya dibawa terus dari satu periode ke periode berikutnya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah akun-akun Neraca (Aktiva, Hutang dan Modal). • Akun Nominal (Nominal Account). Adalah akun-akun yang saldonya akan dipindahkan / ditutup ke perkiraan modal. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah akun-akun Laporan Laba Rugi (Pendapatan dan Biaya). Kumpulan dari akun-akun yang dipergunakan oleh suatu perusahaan disebut Ledger. General Ledger (Buku Besar) Ledger
Subsidiary Ledger (Buku Pembantu/Tambahan)
Subsidiary Ledger merupakan rincian dari jumlah yang tertera di General Ledger (buku besar).
Contoh Piutang • • • •
Rp. 500 juta
Piutang terhadap A – Rp. 150 juta Piutang terhadap B – Rp. 100 juta Piutang terhadap C – Rp. 200 juta Piutang terhadap D – Rp. 50 juta
Rp. 500 juta
Buku Besar
Buku Pembantu
Akun dua kolom (two column account) adalah suatu akun dimana sisi debet diletakkan terpisah dari sisi kredit. Lazim disebut akun huruf T (T account)
POSTING Secara berkala transaksi-transaksi yang telah dicatat dalam jurnal dipindahkan ke akun buku besar. Proses pemindahan dari jurnal ke buku besar disebut posting. INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
18
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Mekanisme Pendebitan dan Pengkreditan NERACA
Hutang
D
D
K
+ -
Aktiva
K
- +
Modal
D
K
+ LAPORAN L/R
Biaya
D
Pendapatan
K
D
- +
K
+ -
Kesimpulan
1 2
AKTIVA
Bertambah Berkurang
BIAYA
Debit Kredit
3
Saldo Normal • Aktiva & Biaya
Bersaldo Debit
• Hutang, Modal & Pendapatan
Bersaldo Kredit
HUTANG
Bertambah Berkurang
MODAL PENDAPATAN
INTERNAL USE ONLY
Kredit Debit
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
19
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN JURNAL UMUM DESKRIPSI
Tanggal
KAS 1.
Post. Ref.
(dalam jutaan) Debit Rp. 5.000,-
Modal - Benny Mobil
2.
Rp. 5.000,Rp. 3.000,-
KAS
Rp. 3.000,-
Mobil 3.
Rp. 750,-
Hutang
Rp. 750,-
Supplies 4.
Rp. 650,-
Hutang
Rp. 650,-
KAS 5.
Rp. 1.600,-
Pendapatan Sewa BIaya Sewa
6.
Rp. 1.600,Rp. 450,-
KAS
Rp. 450,-
Biaya Gaji 7
Rp. 250,-
KAS
Rp. 250,-
Piutang 8.
Rp. 1.000,-
Pendapatan Sewa Hutang
9
Rp. 1.000,Rp. 650,-
KAS KAS
10.
Rp. 650,Rp. 400,-
Piutang Modal – Prive *)
11.
Kredit
Rp. 400,Rp. 900,-
KAS
Rp. 900,-
Catatan : *)
Penarikan kembali modal & penyertaan tambahan pada suatu periode dicatat pada akun sementara yakni “Modal – Prive”
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
20
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Penentuan Saldo Buku Besar
KAS (1)
Rp. 5.000,-
(2)
Rp. 3.000,-
(5)
1.600,-
(6)
450,-
400,-
(7)
250,-
Rp. 7.000,-
(9)
650,-
(11)
900,-
(10)
Rp. 5.250,-
Jumlah Sisi Debit
Rp. 7.000,-
Jumlah Sisi Kredit
5.250,-
Saldo Debit
Rp. 1.750,-
HUTANG (9)
Rp. 650,-
(3)
Rp. 750,-
(4)
650,Rp. 1.400,-
Jumlah Sisi Debit
Rp. 1.400,-
Jumlah Sisi Kredit
650,-
Saldo Kredit
INTERNAL USE ONLY
Rp. 750,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
21
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Sebelum Adjustment (dalam jutaan)
Modal - Benny
KAS (1)
Rp. 5.000,-
(2)
Rp. 3.000,-
(5)
1.600,-
(6)
450,-
400,-
(7)
250,-
(9)
650,-
(11)
900,-
(10)
(1)
Modal – Prive (11)
Piutang (8)
Rp. 1.000,-
(10)
Rp. 900,-
Pendapatan Sewa Rp. 400,-
Supplies (4)
Rp.650,-
Rp. 3.000,-
(3)
Rp. 750,-
Biaya Sewa (6)
(5)
Rp. 1.600,-
(8)
Rp. 1.000,-
Biaya Gaji (7)
Rp.250,-
Mobil (2)
Rp. 5.000,-
Hutang (9)
Rp. 650,-
(3)
Rp. 750,-
(4)
Rp. 650,-
Biaya Bensin
Rp.450,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
22
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) Secara berkala saldo debet dan kredit akun-akun buku besar dicantumkan dalam suatu daftar yang memuat semua akun yang dipergunakan dalam suatu periode. Daftar yang memuat semua akun beserta saldonya disebut Neraca Saldo (Trial Balance). Neraca Saldo dipergunakan untuk mengecek apakah jumlah saldo debit seluruh akun buku besar sama dengan jumlah saldo kredit.
JURNAL PENYESUAIAN / ADJUSTMENT Saldo akun-akun dalam neraca saldo belum seluruhnya mencerminkan jumlah yang seharusnya. Misalnya : Saldo Biaya Dibayar Dimuka (Prepaid Expense) pada akhir periode akan lebih besar dari yang seharusnya. Dua macam keadaan yang memerlukan jurnal penyesuaian : 1. Transaksi telah terjadi, tapi belum dicatat dalam akun. Misalnya : Gaji pada akhir periode yang belum dibayar 2. Transaksi telah terjadi dan dicatat, namun saldo akun tersebut tidak mencerminkan saldo yang seharusnya pada akhir periode. Misalnya : • Persediaan Supplies • Asuransi dibayar dimuka Sebelum laporan keuangan disusun dibuat jurnal penyesuaian dan dipostingkan ke buku besar.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
23
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN KERTAS KERJA / NERACA LAJUR (WORK SHEET) Kertas kerja (work sheet) adalah kertas berkolom yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja akan mengurangi kemungkinan terlupakannya suatu ayat jurnal penyesuaian dan dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengecek ketelitian aritmatik. Sebelum pembuatan kertas kerja data-data penyesuaian dikumpulkan dan dianalisa. Kertas kerja terdiri dari 4 kolom debit kredit, yakni : 1. Kolom Neraca Saldo (Trial Balance) Untuk mencantumkan saldo seluruh akun buku besar. 2. Kolom Penyesuaian (Adjustment) Untuk mencantumkan penyesuaian atas akun-akun buku besar. 3. Kolom Laba Rugi (Income Statement) Untuk menampung saldo akun nominal (Pendapatan & Biaya) setelah penyesuaian. 4. Kolom Neraca (Balance Sheer) Untuk menampung saldo akun riil (Aktiva, Hutang dan Modal) setelah penyesuaian.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
24
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENTS) Apabila perusahaan membuat kertas kerja, laporan keuangan disusun atas dasar data pada kertas kerja. Data pada kolom Laba Rugi dipakai untuk menyusun laporan Laba Rugi. Langkah berikutnya disusun Laporan Perubahan Modal dan terakhir disusun Neraca
JURNAL PENUTUPAN (CLOSING ENTRIES) Pada akhir periode akun Pendapatan dan Biaya akan ditutup ke suatu akun penampungan / perantara, yakni akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Saldo akun “Ikhtisar Laba Rugi” dan saldo akun “Prive” ditutup ke akun “Modal”.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
25
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Kertas Kerja 31 Juli 2003 AKUN
Penyesuaian
Neraca Saldo Debit
Kredit
Debit
(dalam jutaan)
Laba/Rugi
Kredit
Debit
Neraca
Kredit
Debit
Kredit
Rp. 1.750,-
---
---
---
---
---
Rp. 1.750,-
---
PIUTANG
600,-
---
---
---
---
---
600,-
---
SUPPLIES
650,-
---
---
Rp. 500,-
---
---
150,-
---
3.750,-
---
---
---
---
---
3.750,-
---
HUTANG
---
750,-
---
---
---
---
---
750,-
MODAL – BENNY
---
5.000,-
---
---
---
---
---
5.000,-
900,-
---
---
---
---
---
900,-
---
---
2.600,-
---
---
---
2.600,-
---
---
BIAYA GAJI
250,-
---
---
---
250,-
---
---
---
BIAYA SEWA
450,-
---
---
---
450,-
---
---
---
Rp. 8.350,-
Rp. 8.350,-
---
---
---
---
---
---
BIAYA BENSIN
Rp. 500,-
---
500,-
---
---
---
SALDO LABA
Rp. 500,- Rp. 500,-
KAS
MOBIL
MODAL – PRIVE PENDAPATAN SEWA

Rp. 1.200,- Rp. 1.400,- Rp. 2.600,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 2.600,-
Rp. 7.150,-
--- --- Rp. 2.600,-
2013
Rp. 7.150,-
Rp.5.750,Rp. 1.400,Rp. 7.150,-
26
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Jurnal Umum Tanggal Juli
31
DESKRIPSI
(dalam jutaan)
Post. Ref.
Debit
Kredit
Jurnal Penyesuaian Rp. 500,-
Biaya Bensin
Rp. 500,-
Supplies Jurnal Penutup Rp. 2.600,-
Pendapatan Sewa
Rp. 2.600,-
Ikhtisar L/R Rp. 1.200,-
Ikhtisar L/R
Rp. 250,-
Biaya Gaji
Biaya Sewa
450,-
500,-
Biaya Bensin Ikhtisar L/R
Rp. 1.400,Rp. 1.400,-
Modal – Benny Modal – Benny
Rp. 900,Rp. 900,-
Modal - Prive
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
27
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Bagan arus proses penutupan buku
Pendapatan Sewa Rp. 2.600,-
Ikhtisar L/R
Rp. 1.600,-
Rp. 1.200,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.400,-
Rp. 2.600,-
Biaya Gaji Rp.250,-
Rp.250,-
Modal - Benny Rp. 900,-
Rp.5.000,Rp.1.400,-
Biaya Sewa Rp.450,-
Rp.450,-
Modal – Prive
Biaya Bensin Rp.500,-
Rp.500,-
Rp. 900,-
Rp. 900,-
1. Saldo akun “Pendapatan” dipindahkan ke akun “Ikhtisar L/R” 2. Saldo akun “Biaya” dipindahkan ke akun “Ikhtisar – L/R” 3. Saldo laba pada akun “Ikhtisar L/R” dipindahkan ke akun “Modal” 4. Saldo akun “Modal–Prive” dipindahkan ke akun “Modal”
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
28
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Setelah Penyesuaian & Jurnal Penutup (dalam jutaan) KAS (1)
Rp. 5.000,-
(2)
Rp. 3.000,-
(5)
1.600,-
(6)
450,-
400,-
(7)
250,-
(9)
650,-
(11)
900,-
(10)
Saldo Rp. 7.000,-
1.750,Rp. 7.000,-
Piutang (8)
Rp. 1.000,-
(10) Saldo
Rp. 1.000,-
Modal - Benny
Rp. 400,600,-
Prive
900,-
Rp. 1.000,-
Saldo
5.500,-
(2) Laba
Rp. 6.400,-
Rp. 5.000,1.400,Rp. 6.400,-
Supplies (4)
Rp.650,-
Pakai
Rp. 500,-
Saldo
150,-
Rp. 650,-
Rp. 650,-
Modal – Prive (11)
Rp. 3.000,-
(3)
Rp. 750,-
Saldo
Rp. 3.750,-
INTERNAL USE ONLY
Modal
Rp. 900,-
Pendapatan Sewa
Mobil (2)
Rp. 900,-
Rp. 3.750,-
Rp. 3.750,-
Iktisar L/R
Rp. 2.600,-
(5)
Rp. 1.600,-
(8)
Rp. 6.000,Rp. 2.600,-
Rp. 2.600,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
29
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Setelah Penyesuaian & Jurnal Penutup (dalam jutaan) - Lanjutan
Biaya Sewa (6)
Rp.450,-
Biaya Gaji
Iktisar L/R
Rp.450,-
(7)
Rp.250,-
Biaya Bensin (6)
Rp.500,-
Iktisar L/R
Rp.250,-
Hutang
Iktisar L/R
Rp.500,-
(9) Saldo
Rp. 650,-
(3)
Rp. 750,-
750,-
(4)
Rp. 650,Rp. 1.400,-
Rp. 1.400,-
Ikhtisar L/R Gaji
Rp. 250,-
Sewa
450,-
Bensin
500,-
Modal
1.400,Rp. 2.600
INTERNAL USE ONLY
Pendpt.
Rp. 2.600,-
Rp. 2.600,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
30
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN NERACA SALDO PENUTUPAN (POST CLOSING TRIAL BALANCE) Tujuan neraca saldo penutupan adalah untuk memastikan bahwa jumlah saldo buku besar masih seimbang sebelum pencatatan data akuntansi periode berikutnya dimulai. Akun-akun pada neraca saldo penutupan hanyalah akun-akun riil saja. Neraca saldo penutupan dibuat dengan mengambil akun dan saldonya setelah ayat jurnal penutup dibukukan.
Neraca Saldo Penutupan Ben Rent Car 31 Juli 2003 No. Akun
DESKRIPSI
(dalam jutaan)
Debit
Kredit
Rp. 1.750,-
----
PIUTANG
Rp. 600,-
----
SUPPLIES
Rp. 150,-
----
Rp. 3.750,-
----
HUTANG
----
Rp. 750,-
MODAL – BENNY
----
Rp. 5.500,-
Rp. 6.250,-
Rp. 6.250,-
KAS
MOBIL
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
31
Akuntansi Keuangan
LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN 1. Transactions analy ed and recorded in journal. 2. Transaction po ted to ledger. 3. Trial Balance prepared, adjustment data assembled, and work sheet completed. 4. Financial statement prepared. 5. Adjusting and closing ntries journalized. 6. Adjusting and closing ntries posted to ledger. 7. Post – closing trial balance prepared.
Source Documents
1 2
Journal
 XYZ co Trial Balance December 31, 19.
Act. Rec
Worksheet cash 111
3
6
Trial Balance Ledger
7
XYZ Co. Work Sheet For Period Ended December 31, 19..
 XYZ Co Post – Closing Trial Bal December 31, 19.. Trial Balance
Adjustments
Adjusted Trial Balance
Income statement
Balance Sheet
Post–Closing Trial Balance
5 Balance Sheet
4
Statement of Owner’s Eq
Financial Statement
INTERNAL USE ONLY
Income Statement
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
32
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG • Akuntansi Pembelian • Akuntansi Penjualan • Perhitungan Laba-Rugi • Harga Pokok Penjualan • Biaya Operasional • Pembuatan Kertas Kerja
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Uang Tunai
Sarana Penunjang Kegiatan
Bunga & Pokok
Kreditor
Pinjaman
Penyetoran
Dividen
Investor Pemilik
Piutang
Jasa
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
34
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Uang Tunai
Sarana Penunjang Kegiatan
Bunga & Pokok
Kreditor
Pinjaman
Penyetoran
Dividen
Investor Pemilik
Piutang
Barang
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
35
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang melakukan aktivitas usaha dengan membeli barang dagangan dan menjual kembali tanpa melakukan perubahan yang berarti. Aktivitas pokok perusahaan dagang : • Pembelian barang dagangan. • Penjualan barang dagangan.
AKUNTANSI PEMBELIAN Untuk mencatat pembelian barang dagangan dipergunakan akun “Pembelian” (Purchases). Pembelian dapat dilakukan secara : • Tunai • K r e d i t
Jurnal Pembelian Tunai : Pembelian
Rp. 5.000,Rp. 5.000,-
KAS Jurnal Pembelian Kredit : Pembelian Hutang Dagang
Rp. 5.000,Rp. 5.000,-
(Accounts Payable)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
36
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan pembelian (Purchase/Cash discount) Dalam hal pembelian kredit, potongan tunai diberikan apabila pembayaran dilakukan dalam masa potongan (discount period). Istilah
:
2/10 :
n/30. masa kredit. masa potongan. % tase potongan.
Dalam kalimat : Pembeli boleh berhutang selama 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan dalam tempo 10 hari setelah tanggal pembelian, maka diberi potongan sebesar 2 % dari harga faktur.
Contoh : Pada tanggal 1 Februari dibeli barang dagangan seharga Rp. 5.000, Pembelian Rp. 5.000, Hutang Dagang Rp. 5.000,Pada tanggal 9 Februari dibayar hutang pembelian Harga pembelian Potongan pembelian 2% x Rp. 5.000,- Dibayar tunai
Rp. 5.000,100,Rp.4.900,-
Jurnal : Hutang Dagang Rp. 5.000, K A S Rp. 4.900, Potongan Pembelian Rp. 100,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
37
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Retur Pembelian Dan Keringanan Harga (Purchases Return & Allowances) Pembeli dapat mengembalikan barang yang dibeli apabila : a. Rusak b. Cacat c. Tidak sesuai dengan spesifikasi • Dalam keadaan tertentu pembeli tidak mengembalikan barang melainkan meminta pengurangan harga (Purchases Allowance) • Akun yang dipakai :
“Retur Pembelian & Keringanan (Harga)” (Purchases Return and Allowance)
Contoh : 1 – Feb – Dibeli 10 unit barang dagangan dengan harga Rp. 10.000, Pembelian Rp. 10.000, Hutang Dagang Rp. 10.000,3 – Feb – Dikembalikan 4 unit barang dagangan. Hutang Dagang Rp. 4.000, Retur Pembelian dan Keringanan Rp. 4.000,9 – Februari – Hutang pembelian tanggal 1 Februari dibayar. Pembelian tanggal 1 Februari Rp. 10.000, Retur Pembelian (3 – Februari) 4.000, Rp. 6.000, Cash discount (2 % x Rp. 6.000) 120, Dibayar per kas Rp. 5.880,Jurnal : Hutang Dagang Rp. 6.000, K A S Rp. 5.880, Potongan Pembelian 120,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
38
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Biaya Pengangkutan Kalau pembeli menanggung ongkos angkut barang maka biaya pengangkutan dicatat pada akun
“ Ongkos Angkut Pembelian “ (Transportation In/Freight In)
Contoh : 1 Feb : Dibeli barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ; 2/10 ; n/30. Biaya pengangkutan sebesar Rp. 250,- ditanggung pembeli (dibayar dimuka oleh penjual).
Jurnal : Pembelian Rp. 5.000, Transportation In 250, Hutang Dagang Rp. 5.250,9 Feb. : Dibayar hutang pembelian tanggal 1 Februari
Nilai faktur
Rp. 5.250,-
Harga barang Rp. 5.000, Cash discount 2% Rp. 100, Jumlah pembayaran Rp. 5.150,Jurnal : Hutang Dagang Rp. 5.250, K A S Rp. 5.150, Potongan Pembelian Rp. 100,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
39
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ringkasan :
Akun
Kegiatan
Saldo Normal
1. Pembelian barang Dagangan
Pembelian (Purchases)
Debit
2. Potongan tunai
Potongan Pembelian (Purchases Discount)
Kredit
3. Pengembalian dan Keringanan harga
Retur Pembelian dan keringanan (Purchases Return and Allowances)
Kredit
4.
Ongkos Angkut Pembelian (Transportation In
Debit
Biaya Pengangkutan Barang
AKUNTANSI PENJUALAN • Barang dagangan yang dijual dicatat dengan menggunakan akun “Penjualan” (Sales). • Penjualan dapat dilakukan secara :
1 2 3
Tunai
Kredit
Kartu Kredit
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
40
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Jurnal Penjualan Tunai : K A S Rp. 5.000, Penjualan Rp. 5.000,-
Jurnal Penjualan Kredit : 1 Februari : Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ; 2/10 ; n/30 Piutang Dagang Rp. 5.000, (Accounts Receivable) Penjualan Rp. 5.000,-
12 Februari : Diterima pembayaran atas penjualan tanggal 1 Februari. K A S Rp. 5.000, Piutang Dagang Rp. 5.000,-
Jurnal Penjualan Dengan Kartu Kredit: Dijual barang dagangan dengan kartu kredit BCA Rp. 10.000, Piutang Dagang Rp. 10.000, Penjualan Rp. 10.000,-
Diterima dari BCA tagihan penjualan dengan potongan sebesar 2% K A S Rp. 9.800, Biaya Tagihan (komisi) 200, Piutang Dagang Rp. 10.000,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
41
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan Perdagangan (Trade Discount) Potongan harga yang diberikan kepada pembeli tertentu. Trade discount diperhitungkan dari “List Price” (harga daftar). Harga barang yang tercantum pada faktur adalah harga daftar setelah dikurangi potongan perdagangan.
Contoh : Sebuah barang dengan harga daftar dijual dengan potongan perdagangan
20% ; 10% dan 5%
Harga daftar
Potongan perdagangan. 20% x Rp. 5.000,- =
10% x
4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 1.000,-
=
400,-
5% x 3.600,- = 180, Rp. 1.580,
Harga Faktur
INTERNAL USE ONLY
Rp. 3.420,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
42
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan Tunai (Cash Discount) & Ongkos Angkut Apabila pembeli membayar pada masa potongan tunai (discount period) maka penjual memberikan potongan tunai. Penjual mencatat potongan tunai yang diberikan pada akun “potongan Penjualan” (Sales Discount) Ongkos angkut barang yang ditanggung pembeli biasanya dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual. Ongkos angkut ini bisa diperhitungkan di faktur atau dibuatkan surat tagihan tersendiri.
Contoh : 1 Feb. • Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- 2/10 ; n/30. • Biaya pengangkutan sebesar Rp. 250,- ditanggung pembeli dan dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual.
Jurnal : Piutang Dagang
Penjualan
Piutang Dagang
Rp. 5.000,-
K A S
INTERNAL USE ONLY
Rp. 5.000,-
Rp. 250,
Rp. 250,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
43
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 9 Februari – Diterima tagihan penjualan tanggal 1 Februari. Nilai faktur Harga barang
Rp. 5.000,-
Cash Discount
Rp. 5.250,-
Jumlah Pembayaran
Jurnal : K A S Potongan Penjualan (Sales Discount) Piutang Dagang
2% Rp. 100,Rp. 5.150,-
Rp. 5.150,100,
Rp. 5.250,-
* Pengembalian Barang Dan Keringanan Harga Barang yang dikembalikan oleh pembeli dicatat pada akun “Retur Penjualan dan Keringanan” (Sales Return & Allowances). Jurnal : Retur Penjualan dan Keringanan Rp. XX. Piutang Dagang Rp. XX.
* Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax) Apabila penjual ditunjuk sebagai Pengusaha Kena Pajak maka atas setiap penjualan ia wajib memungut pajak pertambahan nilai. Pajak pertambahan nilai yang dipungut dicatat pada akun “Hutang PPN” (Pajak Keluaran). Contoh : Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ditambah PPN 10%. Piutang Dagang Rp. 5.500, Penjualan Rp. 5.000, Hutang PPN 500,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
44
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ringkasan : Kegiatan Akun Saldo Normal 1. Penjualan barang dagangan
Penjualan (Sales)
2. Potongan tunai
Potongan penjualan (Sales Discount) Debit
3. Pengembalian dan Keringanan harga
Retur Penjualan dan keringanan (Sales Return & Allowances)
Debit
4. Pengenaan PPN
Hutang PPN (VAT Payable)
Kredit
Kredit
PERHITUNGAN LABA – RUGI Secara ringkas Laporan Laba – Rugi perusahaan dagang adalah sebagai berikut : Penjualan XX Harga Pokok Penjualan XX Laba Kotor XX Biaya Operasional XX Laba Bersih Operasi XX
* Harga Pokok Penjualan (H.P.P) Untuk menghitung hasil kegiatan suatu periode perlu ditentukan harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan / Cost of Goods Sold). Untuk menentukan H.P.P. perlu dihitung fisik barang yang belum terjual (Physical System). Contoh : Pembelian barang dagangan selama bulan Januari berjumlah 500 unit dengan harga Rp. 500.000,Pada tanggal 31 Januari barang yang masih ada di gudang berjumlah 200 unit.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
45
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perhitungan • Harga Pokok per unit = •
Rp. 500.000,- =
500 Nilai persediaan akhir : 200 x Rp. 1.000,-
=
Harga Pokok Penjualan : Pembelian Persediaan akhir (31/1) Harga Pokok Penjualan
Rp. 1.000,Rp. 200.000,-
Rp. 500.000,(200.000,-) Rp. 300.000,-
Ilustrasi Lengkap “Harga Pokok Penjualan” Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode berikutnya. Retur Pembelian dan Keringanan Potongan Pembelian Transportation In
Diperhitungkan pada “Pembelian”
Harga Pokok Penjualan Persediaan awal (1 Februari) Rp. 200.000,Pembelian Rp. 900.000,Dikurangi : • Retur Pembelian Rp. 50.000, • Potongan Pembelian 10.000, 60.000,Pembelian Netto Rp. 840.000, • Transportation In 20.000, Harga Pokok Pembelian 860.000,Barang tersedia untuk di jual Rp.1.060.000,Persediaan akhir (28 Februari) Harga Pokok Penjualan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
(300.000,-) Rp. 760.000,-
2013
46
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Biaya Operasional (Operating Expenses) Biaya operasional perusahaan dagang dikelompokkan dalam : 1. Biaya Penjualan (Selling Expenses) 2. Biaya Umum (General Expenses)
Biaya Penjualan Semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
Contoh :
• • • •
Biaya Advertensi (Advertising Exp nse) Komisi Penjualan (Sales Commission) Penyusutan Peralatan Toko (Depreciation Exp nse – Store Equipment) Biaya gaji karyawan penjualan (Sales Salaries Expense)
Biaya Umum Semua biaya yang berhubungan dengan aktivitas umum
Contoh :
• • • •
Biaya Sewa (Rent Expense) Biaya Asuransi (Insurance Expense) Biaya Supplies Kantor (O e Supplies Expense) Biaya Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation Exp nse – O
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
e Equipment)
2013
47
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBUATAN KERTAS KERJA Pada dasarnya proses penyusunan kertas kerja perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Kekhususan pada perusahaan dagang adalah jurnal penyesuaian atas persediaan awal dan akhir. Persediaan awal dan akhir ditutup ke akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Jurnal Penyesuaian (Adjustment) Untuk menutup persediaan awal. Ikhtisar L/R Persediaan Barang
Untuk mencatat persediaan akhir Persediaan Barang Ikhtisar L/R
INTERNAL USE ONLY
Rp. 200.000,Rp. 200.000,-
Rp. 300.000,Rp. 300.000,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
48
Akuntansi Keuangan
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Exkurs PERSEROAN TERBATAS Bentuk badan usaha :
1 2 3
Perorangan (Sole Proprietorship)
F i r m a (Partnership).
Perseroan Terbatas (Corporation)
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang kepemilikannya dibagi dalam saham- saham. Kekayaan pemilik / Ekuitas / Stockholder’s Equity terdiri dari : • •
Modal Saham (Capital Stock) Saldo Laba (Retained Earnings)
Untuk menyajikan informasi perubahan modal dibuat Laporan Saldo Laba (Retained Earnings Statement). Distribusi laba kepada pemilik Contoh “Laporan Saldo Laba”
dividen
Saldo Laba 1 Februari Rp. 7.500,Laba bulan Februari Rp. 3.500,Dividen ( 2.000,-) Rp. 1.500, Saldo Laba 28 Februari Rp. 9.000,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
49
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA • Perusahaan Perorangan • Persekutuan • Perseroan Terbatas
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA
Bentuk badan usaha :
1 2 3
Perorangan (Sole Proprietorship)
Persekutuan (Partnership)
Perseroan Terbatas (Corporation)
PERUSAHAAN PERORANGAN “Modal” dalam neraca disajikan dengan mencantumkan nama pemilik.
Laba
(+) modal
(-) modal
Rugi
Penyetoran dan penarikan kembali modal selama perusahan beropersi dibukukan melalui akun sementara “ Modal –Prive”. Pada akhir periode akun “Modal -Prive” ditutup ke akun “Modal”.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
51
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA PERSEKUTUAN Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Persekutuan adalah : •
Dua orang atau lebih mengikat diri dengan suatu perjanjian.
•
Memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan.
•
Tujuan : membagi keuntungan / manfaat yang diperoleh.
Bentuk Persekutuan : •
Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennotschaap/C.V.)
•
Firma (Fa)
Pada persekutuan komanditer terdapat 2 jenis sekutu yakni sekutu komanditer dan sekutu kerja.
Sekutu komanditer (Sleeping Partner) •
Hanya menyetor modal
•
Tidak turut campur dalam kepengurusan
•
Tanggung jawab kepada pihak ketiga hanya sebesar
modal yang disetor
Sekutu kerja (Active Partner) •
Menyetor modal
•
Mengurus kegiatan operasional perusahaan
•
Tanggung jawab kepada pihak ketiga adalah “pribadi untuk
keseluruhan” (tanggung jawab renteng)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
52
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Pada persekutuan firma semua sekutu bertanggung jawab secara “pribadi untuk keseluruhan”.
Nama persekutuan, nama sekutu, fungsi, penyertaan modal dan pembagian laba antar sekutu dinyatakan dalam akte pendirian.
Ilustrasi : Ahmad, Badrun dan Chandra sepakat untuk membentuk firma ABC pada tanggal 1 Maret 2003. Sebagai penyertaan modal Ahmad menyerahkan gedung senilai Rp. 30 juta berikut tanahnya senilai 10 juta. Badrun menyetor tunai Rp. 40 juta dan Chandra menyerahkan barang dagangan senilai Rp. 20 juta.
Jurnal : Gedung
Rp. 30 juta
Tanah
10 juta
Modal – Ahmad
Rp. 40 juta
Kas Modal – Badrun
Rp. 40 juta
Persediaan Barang Modal – Chandra
INTERNAL USE ONLY
Rp. 40 juta
Rp. 20 juta Rp. 20 juta
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
53
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA
NERACA Firma ABC 1 Maret 2003 (dalam jutaaan) Kas
Rp. 40
Modal – Ahmad
Rp. 40
Persediaan Barang
20
Modal – Badrun
40
Tanah
10
Modal – Chandra
20
Gedung
30
Rp. 100
Rp. 100
Pembagian Laba/Rugi • Biasanya diatur dalam akte pendirian • Laba/Rugi dapat dibagi atas dasar : •
Suatu perbandingan yang ditetapkan
•
Suatu perbandingan tertentu setelah laba / rugi dikurangi tunjangan gaji & bonus atau
bunga atas modal
•
Perbandingan modal
• Apabila tidak diatur dalam akte pendirian pembagian laba/rugi antar sekutu didasarkan pada perbandingan modal. • Bagian laba masing-msing sekutu akan menambah “modal” yang bersangkutan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
54
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Ilustrasi : Pada tahun 2003 Firma ABC memperoleh laba sebesar Rp. 50 juta. Pembagian laba didasarkan pada perbandingan modal.
Bagian laba Ahmad =
40/100 X Rp. 50 juta = Rp. 20 juta
Bagian laba Badrun =
40/100 X Rp. 50 juta = Rp. 20 juta
Bagian laba Chandra =
20/100 X Rp. 50 juta = Rp. 10 juta
Jurnal : Ikhtisar Laba – Rugi
Rp. 50 juta
Modal – Ahmad
Rp. 20 juta
Modal – Badrun
Rp. 20 juta
Modal – Chandra
Rp. 10 juta
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
55
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Laporan Perubahan Modal • Perubahan modal tiap sekutu selama satu periode dilaporkan dalam laporan perubahan modal.
• Modal seorang sekutu dapat berubah karena : • Bagian laba/rugi • Investasi tambahan • Penarikan kembali
Ilustrasi :
Laporan Perubahan Modal Firma ABC Untuk Tahun 2003
(dalam jutaan)
Keterangan
Ahmad
Badrun
Chandra
Total
Modal Awal
Rp. 40
Rp. 40
Rp. 20
Rp. 100
20
20
10
50
5
5
Rp. 35
Rp. 155
Bagian laba Setoran tambahan Penarikan Kembali Modal Akhir
INTERNAL USE ONLY
-
-
Rp. 60
Rp. 60
10
5
Rp. 50
Rp. 55
-
15
Rp. 35
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 140
2013
56
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA PERSEROAN TERBATAS P.T. adalah : •
Badan hukum yang modalnya terbagi atas saham-saham
•
Persero (pemegang saham) dapat memiliki satu atau lebih saham
•
Persero hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetor (saham yang dimiliki)
Perseroan terbatas harus didirikan dengan akte notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman, didaftarkan pada pengadilan negeri setempat serta diumumkan di lembaran berita negara.
Akte pendirian memuat anggaran dasar perseroan dan ketentuan-ketentuan lain tentang perseroan seperti: •
Nama perseroan
•
Tempat kedudukan
•
Jangka waktu pendirian
•
Jumlah modal dasar & lembar saham
Modal perseroan disebut modal saham / sero (share / stock) dan dikategorikan dalam : •
Modal dasar (authorized capital)
Jumlah modal yang disebutkan dalam akte pendirian dan merupakan jumlah maksimum saham
yang dapat dikeluarkan.
•
Modal ditempatkan (subscribed capital)
Bagian modal dasar yang telah diambil oleh persero tapi belum dibayar penuh.
•
Modal disetor (paid in capital)
Bagian modal yang telah diambil dan dibayar penuh oleh persero.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
57
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Jenis saham : •
Saham atas nama (registered shares)
Nama pemilik tercantum pada lembar saham.
•
Saham atas unjuk (bearer shares)
Nama pemilik tidak tercantum pada lembar saham.
•
Saham biasa (common stock)
Saham yang tidak mempunyai hak lebih atas saham lainnya.
•
Saham preferen (preferred stock)
Pemiliknya mempunyai hak utama / prioritas atas keuntungan atau hak-hak lainnya.
Unsur modal perseroan terbatas : •
(Modal) Saham (contributed capital)
•
Saldo laba (retained earnings)
Modal saham dicatat sebesar nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada lembar saham) dan selisih antara nilai nominal dengan harga kurs (harga yang berlaku di pasar modal) dicatat pada akun agio / disagio saham (premium/discount on stock).
Ilustrasi : •
P.T. Laras menjual saham biasa 10.000 lembar, nominal @ Rp. 1.000,- dengan kurs 150.
Hasil penjualan :
Nilai nominal
150% x 10.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 15.000.000,-
:
INTERNAL USE ONLY
10.000 x Rp. 1.000,- =
Agio saham
10.000.000,Rp. 5.000.000,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
58
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Jurnal : Kas
Saham biasa
Agio saham
Rp. 15 juta
Rp. 10 juta
5 juta
Apabila saham tersebut dijual dengan kurs 90 maka : Hasil penjualan
:
90% x 10.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 9.000.000,-
Nilai nominal
:
10.000 x Rp. 1.000,-
=
Disagio saham
10.000.000,Rp. 1.000.000,-
Jurnal : Kas
Rp. 9 juta
Disagio saham
1 juta
Saham biasa
Rp. 10 juta
Agio atau disagio sahm disajikan di neraca dalam kelompok modal Agio
(+) Modal saham (biasa)
Disagio
(-) Modal saham (biasa)
Ilustrasi : Modal saham : Saham biasa
Agiao saham biasa
Rp. 15 juta
Saham preferen Disagio saham preferen
5 juta
Rp. 15 juta
Rp. 20 juta ( 2 juta)
Rp. 18 juta
Total modal saham
Rp. 33 juta
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
59
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA “Saldo Laba” (R/E) dipakai untuk menampung laba suatu periode yang tidak dibagikan sebagai dividen.
Laba
(+) Saldo Laba (R/E)
Rugi
(-) Saldo Laba (R/E)
Laba yang dibagikan kepada pemegang saham
•
dividen
Cash dividen (dividen tunai)
Dividen dibayarkan dalam wujud uang tunai
Stock dividen (dividen saham)
•
Dividen yang dibagikan berwujud saham perusahaan yang bersangkutan
Tanggal dividen :
•
Tanggal pengumuman (date of declaratio )
•
Tanggal pencatatan (date of record)
•
Tanggal pembayaran (date of payment)
Perusahaan kadang-kadang diharuskan untuk mencadangkan sebagian dari “Saldo Laba” untuk keperluan tertentu (misalnya : untuk keperluan pelunasan obligasi). Dalam hal ini “Saldo Laba” (yang bebas untuk dibagikan sebagai dividen) diubah melalui ayat jurnal menjadi “Saldo Laba Dicadangkan” (appropriated retained earnings).
Jurnal : Saldo laba
Saldo laba dicadangkan
INTERNAL USE ONLY
XX
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
60
Akuntansi Keuangan
MODAL & BENTUK BADAN USAHA Perubahan “Saldo Laba” untuk suatu periode dilaporkan dalam “ Laporan Perubahan Saldo Laba” P.T. Laras Laporan Perubahan Saldo Laba Tahun berakhir 31 Desember 2003 Saldo per 1 Januari ............................................................ Rp. 100 juta Laba tahun 2003 ........................................Rp. 40 juta Dividen 2003 ..............................................
(15 juta)
............................................................................................. Rp. 25 juta ............................................................................................. Rp. 125 juta Saldo laba dicadangkan...................................................... ( 50 juta) Saldo laba per 31 Desember 2003.................................... Rp. 75 juta
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
61
Akuntansi Keuangan
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG • Konsep & Asumsi Akuntansi • Uraian Singkat Neraca & Laporan Laba Rugi • Piutang • Pengertian Piutang • Klasifikasi Piutang • Pencatatan Piutang • Penilaian & Pelaporan Piutang
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
KONSEP & ASUMSI AKUNTANSI •
Di Indonesia standar-standar yang lazim dipergunakan dihimpun dalam buku “Standar Akuntansi
Keuangan”.
•
Standar Akuntansi Keuangan ditetapkan atas dasar konsep dan asumsi yang telah disepakati.
Beberapa konsep dan asumsi 1. The Money Measurement Concept •
Akuntansi hanya mencatat transaksi / kejadian dalam perusahaan
yang dapat dinyatakan dengan uang.
•
Nilai uang dianggap stabil.
•
Uang dijadikan “Common denominator”
Artinya :
•
Gedung tidak dinyatakan dalam m2
•
Persediaan barang tidak dinyatakan dalam tonase.
Semua pos-pos laporan keuangan dinyatakan dengan penyebut umum yakni : Rupiah
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
63
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Kelemahan konsep ini :
a.
Nilai yang tercantum dalam neraca belum tentu mencerminkan nilai yng sesungguhnya.
b.
Kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan,
namun tidak bisa dinyatakan dalam satuan rupiah ; tidak tercermin dalam neraca.
misalnya :
• Moral kerja karyawan.
• Training karyawan.
• Team manajemen yang tangguh.
2. The Entity Concept (Konsep Kesatuan Akuntansi)
•
Perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan yang terpisah dari pemiliknya.
•
Transaksi perusahaan harus dipisahkan dari aktivitas pemilik.
•
Konsep ini agak sulit diterapkan dalam perusahaan perorangan
(misal : Perusahaan dagang perorangan yang menempati Ruko).
3. The Going Concern Concept (Konsep Kesinambungan)
•
Akuntasi beranggapan bahwa perusahaan akan hidup untuk masa yang tidak terbatas dan
tidak dimaksudkan untuk dilikuidasi.
Atas dasar konsep ini nilai aktiva disajikan dalam neraca sebesar harga perolehan bukan atas
•
dasar nilai jual / nilai yang dapat direalisasi.
Barang dalam proses (barang setengah jadi) dicantumkan dalam neraca sebesar akumulasi
•
biaya produksi yang telah dikeluarkan ; walaupun barang ini tidak laku dijual dalam kondisi
seperti ini.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
64
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
4. Cost Concept (Konsep Harga Perolehan) •
Aktiva dicatat dan tercantum di neraca sebesar harga perolehan (Cost) dan tidak atas dasar harga
pasar yang berlaku pada saat penyusunan neraca.
•
Nilai aktiva tidak mencerminkan nilai jualnya
Kelemahan :
Relevansi untuk pembuatan keputusan
Alasan dipakainya konsep harga perolehan:
• Obyektif
• Feasible
rendah.
5. The Time Period Concept (Periode Akuntansi) •
Perusahaan berjalan terus (going concern)
•
Pihak yang berkepentingan ingin tahu keadaan perusahaan dari waktu ke waktu
•
Perlu ditentukan interval waktu dalam mana diukur hasil dari kegiatan usaha
•
Biasanya periode akuntansi dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
Namun untuk bisnis tertentu periode akuntansi bisa menyimpang dari tanggal tersebut di atas
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
65
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
6. The Conservatism Concept (Konsep Konservativ) •
Laba/Pendapatan diakui apabila telah pasti/terjadi.
•
Rugi/Biaya harus diakui walaupun belum terjadi namun kemungkinan besar akan timbul.
7. The Realization Concept (Konsep Realisasi) •
Pendapatan diakui (dicatat) apabila transaksi pertukaran telah terjadi atau jasa telah dilakukan.
Jumlah (uang) yang dicatat adalah jumlah yang dapat direalisasikan (diterima).
Contoh :
Dijual barang secara kredit Rp. 1.000,-.
Berdasarkan pengalaman rata-rata 2% dari penjualan tidak berhasil ditagih.
Pendapatan yang diakui adalah :
Rp. 1.000,- - (2% x Rp. 1.000,-) = Rp. 980,-
•
Dalam praktek “Penjualan” dan “Piutang” dicatat dengan nilai faktur (gross)
dan pada akhir tahun dilakukan penilaian atas piutang yang dapat direalisasikan
menjadi kas (net realizable value).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
66
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
8. The Matching Concept •
Laba ditentukan dengan mempertemukan “Pendapatan” dengan “Biaya” yang terjadi pada suatu
periode atau yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan pendapatan tersebut.
•
Pembebanan biaya dilakukan atas dasar :
a.
Hubungan langsung antara biaya dengan pendapatan
misalnya :
• Komisi penjualan
Penjualan
• Harga pokok penjualan
Penjualan
b.
Hubungan antara biaya dengan aktivitas suatu periode
misalnya :
• Biaya gaji.
• Biaya penyusutan.
c.
Tiadanya manfaat untuk masa mendatang
misalnya :
• Barang dagangan yang rusak/usang/kuno
(obsolete inventory). • Biaya training (manfaat untuk masa mendatang sulit diukur secara obyektif).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
67
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
9. The Consistency Concept •
Penerapan suatu metode sebaiknya tetap dilakukan secara konsisten (berkesinambungan dan
tetap).
•
Consistency merupakan syarat dari daya banding laporan keuangan beberapa periode
(Comparability).
•
Dalam keadaan khusus penerapan suatu metode boleh diganti ; namun dampak dari perubahan
metode harus dijelaskan dalam “Catatan atas Laporan Keuangan”.
10. The Materiality Concept •
Penyimpangan dari konsep dan standar akuntansi diperkenankan apabila transaksi / kejadian tidak
berarti (insignifi ant).
Contoh : •
“Asuransi dibayar dimuka” untuk masa 3 tahun diklasifikasikan di neraca sebagai unsur
“Aktiva Lancar”
•
“Pemakaian pensil dan mistar langsung dibukukan sebagai biaya
(walaupun bermanfaat untuk beberapa periode)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
68
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Rangkuman • Dalam pembahasan diatas terlihat adanya kelemahan dan keterbatasan dari konsep dan asumsi akuntansi. • Karenanya laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (yang berlandaskan konsep dan asumsi akuntansi tersebut di atas) memiliki sifat dan keterbatasan sebagai berikut :
•
Laporan keuangan bersifat historis; yakni merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan bukan satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
•
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
•
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
•
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material dan penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta / transaksi mungkin tidak dilaksanakan apabila pengaruhnya terhadap kelayakan laporan keuangan tidak berarti.
•
Laporan keuangan bersifat konservativ dalam menghadapi ketidakpastian.
•
Laporan keuangan lebih menekankan makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya.
•
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi.
•
Dalam laporan keuangan tidak tercakup informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
69
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
URAIAN SINGKAT NERACA & LAPORAN LABA RUGI •
Neraca melaporkan jumlah sumber ekonomi (aktiva) ; kewajiban (hutang) dan kekayaan pemilik (modal) pada suatu tanggal tertentu.
•
Analisa atas elemen-elemen neraca dapat mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek (likuiditas) dan seluruh hutangnya (solvabilitas).
Klasifikasi Neraca : •
AKTIVA
•
Aktiva Lancar (Current Assets)
•
Investasi / Penyertaan (Investments)
•
Aktiva Tetap (Fixed Assets)
•
Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)
•
Aktiva lain-lain (Other non Current Assets)
•
Hutang
•
Kewajiban Lancar (Current Liabilitie )
•
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Debt)
•
Kewajiban lain-lain (Other non Current Liabilitie )
•
Ekuitas
•
Modal saham
•
Agio saham
•
Saldo Laba
INTERNAL USE ONLY
(Contributed Capital) (Retained Earnings)
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
70
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Dasar pengklasifikasian : •
Aktiva diklasifikasikan berdasarkan urutan likuiditas
•
Kewajiban diklasifikasikan berdasarkan urutan jatuh tempo
•
Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalan
Akun lawan (O set / Contra Account) atau pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang atas pos neraca yang bersangkutan. Contoh akun lawan : • Cadangan Piutang Ragu-ragu • Akumulasi Penyusutan • Disagio Saham
Penjelasan atas Kelompok Neraca • Aktiva Lancar • Kas atau Uang di Bank • Sumber-sumber lain yang diharapkan dicairkan menjadi Kas, dijual atau dipakai habis • Dalam satu tahun atau siklus operasi normal (normal operating cycl )
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
71
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
• Investasi / Penyertaan • Penyertaan Jangka Panjang • Dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain • Berbentuk :
- Saham, Obligasi atau surat berharga lain.
- Dana untuk tujuan tertentu
- Tanah untuk penggunaan masa mendatang.
• Aktiva Tetap • Aktiva berwujud • Digunakan dalam operasi perusahaan • Tidak dimaksudkan untuk dijual • Masa manfaat lebih dari satu tahun • Aktiva Tak Berwujud • Penceminan hak khusus / istimewa atau • Posisi yang menguntungkan perusahan dalam menghasilkan pendapatan. • Aktiva Lain-lain • Pos-pos yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok aktiva tersebut di atas. • Misal :
- Aktiva tetap yang tidak digunakan
- Piutang kepada pemegang saham
• Kewajiban Lancar • Hutang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun. • Dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan hutang lancar lain.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
72
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
• Kewajiban Jangka Panjang • Hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun atau • Yang penyelesaiannya tidak memerlukan penggunaan aktiva lancar • Kewajiban Lain-lain • Hutang-hutang yang tidak dapat dikelompokkan dalam kewajiban lancar atau kewajiban jangka
panjang.
• Misalnya :
- Hutang pada Direksi / Afiliasi
- Uang jaminan yang diterima dari pelanggan.
- Pendapatan yang ditangguhkan
• Modal Saham • Bagian hak pemilik dalam perusahaan • Bukti kepemilikan dinyatakan dalam surat saham
• Agio Saham • Tambahan modal yang berasal dari perbedaan nilai kurs dengan nilai nominal saham
• Saldo Laba • Menunjukkan akumulasi laba usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
73
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Laporan Laba - Rugi Terdapat dua pendekatan penentuan laba :
Pendekatan ekonomi (Economic approach).
Pendekatan transaksi (Transaction approach).
Berdasarkan pendekatan ekonomi laba ditentukan dengan membandingkan aktiva netto dua saat ; diselaraskan (adjust) dengan penarikan kembali modal dan penyertaan baru.
Ilustrasi : Total Aktiva Total Hutang Aktiva Netto
1 januari 2003 31 Desember 2003 Rp. 510.000,- Rp. 560.000,430.000,- 390.000,Rp. 80.000,- Rp. 170.000,-
Aktiva netto – 31 Desember 03
Rp. 170.000,-
Aktiva netto – 1 Januari 03
Rp. 80.000,-
Kenaikan aktiva netto
Rp. 90.000,-
Penarikan kembali
Rp. 15.000,-
Penyertaan baru
( 40.000,-)
Laba
Rp. (25.000,-)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 65.000,-
2013
74
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Berdasarkan pendekatan transaksi laba ditentukan dengan mempertemukan (match) atau memperhitungkan pendapatan dengan biaya suatu periode ; ditambah dan dikurangi dengan keuntungan / kerugian transaksi non operasional / non reguler & luar biasa.
Bentuk Laporan Laba – Rugi 1.
Bentuk Langsung (Single Step)
2.
Bentuk bertahap (Multiple Step)
• Dalam Laporan Laba-Rugi bentuk langsung pendapatan dan biaya masing-masing dikelompokkan dalam kelompok tersendiri. • Dalam kelompoknya pendapatan dan biaya dibedakan antara yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. • Laporan Laba-Rugi bentuk langsung banyak dipergunakan oleh lembaga keuangan seperti Bank, Asuransi dan Lembaga Pembiayaan.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
75
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
• Laporan Laba – Rugi bentuk bertahap dibagi dalam beberapa seksi/tingkatan dan perhitungan laba disajikan secara bertingkat/bertahap.
• Seksi / Isi Laporan Rugi – Laba bertahap : I. Laba dari kegiatan Normal/Operasional
1.
Penjualan Netto (Net Sales)
2.
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
3.
Biaya Operasional (Operating Expenses)
4.
Pendapatan-pendapatan lain & Laba (Other Revenues & Gains)
5.
Biaya-biaya lain & Rugi (Other Expenses & Losses)
6.
PPh atas laba kegiatan normal (Income taxes on continuing operations)
II. Item-item (Laba/Rugi) non reguler & luar biasa
7.
Penghentian usaha (discontinued Operations)
8.
Item-item luar biasa (extraordinary items)
9.
Efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi (Cumulative effects of changes in accounting
principles) • Laporan Laba Rugi mengungkapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Profitability) • Analisa atas pos-pos Laporan Laba – Rugi suatu periode dapat diketahui sumber laba perusahaan. • Melalui perbandingan Laporan Laba – Rugi beberapa periode dapat dianalisa trend kemampulabaan dan perubahan komposisi pendapatan dan biaya perusahaan.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
76
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
PERINCIAN PERHITUNGAN LABA/RUGI 1 JANUARI 2003 S/D 31 DESEMBER 2003 (Ribuan Rupiah) I. Pendapatan 1. Pendapatan usaha bank (Operasional)
a.
Hasil bunga
1.025.307.822
b.
Provisi dan Komisi
c.
Pendapatan karena transaksi devisa
d.
Pendapatan Rupa-rupa
70.671.863 919.573.768 56.382.011
2.. Pendapatan bukan usaha bank (Non Operasional)
7.892.766
Jumlah Pendapatan :
2.079.828.230
II. Biaya 1. Biaya usaha bank (operasional)
a.
Biaya bunga dan Provisi
790.037.269
b.
Biaya karena transaksi devisa
728.038.808
c.
Biaya tenaga kerja
164.766.123
d.
Penyusutan
e.
Biaya Rupa-rupa
93.476.697 148.535.551
2.. Biaya bukan usaha Bank (Non Operasional)
4.873.615
Jumlah Biaya :
1.929.728.063
III. Laba sebelum pajak
150.100.167
Taksiran PPh tahun berjalan
52.529.058
Laba setelah taksiran PPh
97.571.109
IV. Sisa laba tahun-tahun lalu Jumlah Laba :
INTERNAL USE ONLY
-
97.571.109
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
77
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Suhaka Corporation Income Statement For Year Ended December 31,2003 Revenue from net sales :
$800,000
Sales Less: Sales returns and allowances Sales discounts
$ 12,000 8,000
20,000
$780,000
Cost of goods sold :
$125,000
Beginning inventory Net purchases
$430,000
Freight in
32,000
462,000
Cost of goods available for sale
$587,000
Less ending inventory
96,000
491,000 $289,000
Gross profit on sales Operating expenses : Selling expenses Sales salaries
$ 46,000
Advertising expenses
27,000
Miscellaneous selling expenses
12,000
$ 85,000
General and administrative expenses : Officers’ and office salaries
$ 62,000
Taxes and insurance
26,500
Depreciation expense
12,000
Doubtful accounts expense
8,600
Miscellaneous expenses
9,200
118,300
203,300 $ 85,700
Operating Income Other revenues and gains
$ 8,750
Interest revenue Gain on sale of investment
37,000
45,750
Other expenses and losses Interest expenses
$ (5,200)
Loss from fire
(14,300)
Income from continuing operations before
(19,500) $111,950
income taxes
44,780
Income taxes bersambung....
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
78
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
... Lanjutan
$ 67,170
Income from continuing operations Discontinued operations Loss from operations of discontinued business
$ (21,000)
segment (net of income tax saving of $14,000 Loss on disposal of business segment
(9,600)
(net of income tax savings of $6,400)
(30,600)
Extraordinary gain from early debt extinguishment
15,240
(net of income taxes of $10,160) Cumulative effect of changing inventory
(4.500)
method (net of income tax savings of $3,000)
$ 47,310
Net Income Earning per common share
$ 1.34
Income from continuing operations Discontinued operations
-0.61
Extraordinary gain
0.31
Cumulative effect of accounting change
-0.09
Net income
$ 0.95
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
79
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Daftar Nama Akun Inggris – Indonesia
The Balance Sheet
N e r a c a
Assets Aktiva Current Assets
Aktiva Lancar
• Cash
• Kas
• Marketable Securities
• Efek-efek
• Notes Receivable
• Wesel Tagih
• Accounts Receivable
• Piutang Dagang
• Allowance for Bad Debts
• Cadangan Piutang Ragu-ragu
• Inventories
• Persediaan
• Prepaid Rent
• Sewa dibayar dimuka
• Prepaid Insurance
• Asuransi dibayar dimuka
• Accrued Interest Receivable
• Bunga yang masih harus diterima
Investment Penyertaan • Investment in Stock
• Penyertaan Saham
• Investment in Bond
• Penyertaan Obligasi
• Pension Fund
• Dana pensiun
Fixed Assets
Aktiva Tetap
• Land
• Tanah
• Buildings
• Bangunan
• Machinery & Equipment
• Mesin dan Peralatan
• Accumulated Depreciation
• Akumulasi Penyusutan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
80
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Intangible assets Aktiva tak berwujud • Goodwill
• Goodwill
• Patent
• Hak paten
• Organization Costs
• Biaya Pendirian (usaha)
Other non Current Assets
Aktiva Lain – lain
• Long Term Receivable
• Piutang jangka panjang
• Consruction in Progress
• Pekerjaan dalam pelaksanaan
Liabilities Hutang Current Liabilities
Hutang Jangka Pendek
• Notes Payable
• Wesel bayar
• Accounts Payable
• Hutang dagang
• Salaries Payable
• Hutang gaji
• Accrued Interest Payable
• Bunga yang masih harus dibayar
• Current Portion of long erm debt
• Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
• Other Current Liabilities
• Hutang lancar lainnya
Non Current Liabilities
Hutang Jangka Panjang
• Bond Payable
• Hutang Obligasi
• Mortgage Payable
• Hutang hipotik
• Long – term lease obligation
• Kewajiban leasing jangka panjang
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
81
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Owners’ Equity Ekuitas • Common Stock
• Saham Biasa
• Pre ered Stock
• Saham Preferen
• Premium on Stock
• Agio Saham
• Discount on Stock
• Disagio Saham
• Retained Earnings
• Saldo Laba
The Income Statement Laporan Laba - Rugi Sales
Penjualan
Sales return and allowances
Retur penjualan dan keringanan
Sales Discount
Potongan penjualan
Cost of Goods Sold
Harga pokok penjualan
Purchases Pembelian Purchase return and allowances
Retur pembelian dan keringanan
Purchase Discount Potongan pembelian Freight in
Ongkos angkut pembelian
Gross profit on sal s
Laba kotor (penjualan)
Selling expenses
Biaya penjualan
Sales salaries
Gaji (karyawan) penjualan
Advertising xpenses
Biaya iklan
Miscellaneous selling expenses
Biaya penjualan lain - lain
General and administrative xpenses
Biaya umum dan administrasi
O
Gaji pimpinan dan administrasi
ers and o
e salaries
Taxes and insurance
Pajak dan asuransi
Depreciation xpense
Biaya penyusutan
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
82
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Doubtful a counts expense
Biaya piutang ragu-ragu
Miscellaneous general expense
Biaya umum lain-lain
Operating In ome Laba operasional Other revenue and gains
Laba dan pendapatan lain - lain
Interest revenue
Pendapatan bunga
Gain on sale of investment
Laba penjualan penyertaan
Other expenses and losses
Rugi dan biaya lain - lain
Interest expense
Biaya bunga
Loss from fir
Kerugian kebakaran
Income taxes
Pajak penghasilan
Net income Laba bersih Earnings per Common share
INTERNAL USE ONLY
Laba per lembar saham (biasa)
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
83
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
PIUTANG Pengertian Piutang : Dalam arti luas Klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Dalam pengertian akuntansi Klaim terhadap pihak lain yang pelunasannya akan dilakukan secara tunai.
Klasifikasi Piutang : Dari sudut sumber terjadinya a. Piutang usaha (Trade / Accounts Receivable) b. Piutang lain – lain (Nontrade Receivable) •
Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
•
Piutang usaha biasanya berjangka waktu 30 – 90 hari dan karenanya disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar (current assets)
Piutang lain – lain timbul dari transaksi diluar kegiatan normal perusahaan. misalnya : • Piutang yang berasal dari penjualan surat berharga aktiva tetap • Pinjaman kepada pemegang saham, direksi dan karyawan • Uang muka pembelian • Klaim atas kerusakan / kerugian •
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
84
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Piutang yang didukung oleh bukti pernyataan berhutang (promes/wesel) diklasifikasikan sebagai Wesel Tagih (Notes Receivable). Dari sudut jangka waktu pelunasan piutang dikelompokkan dalam “Aktiva Lancar” (Current Assets) dan “Aktiva tak Lancar” (Non Current Assets).
Piutang yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun atau dalam periode operasi normal perusahaan dikelompokkan di neraca dalam “Aktiva Lancar”. Klasifikasi yang lazim :
a.
Piutang Usaha (Accounts Receivable).
b.
Wesel Tagih (Notes Receivable).
c.
Piutang lain-lain (Other Receivable).
Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dilakukan apabila :
a.
Telah terjadi penjualan.
b.
Jasa telah dilaksanakan.
Piutang dicatat sebesar nilai faktur (tagihan)
Jurnal : Piutang Usaha ………………………………… Rp. XX
Penjualan ……………………………………….. Rp. XX
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
85
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Penilaian dan Pelaporan Piutang • Piutang disajikan di Neraca sebesar nilai netto yang dapat direalisasikan (net realizable value). • Untuk menentukan nilai netto realisasi pada akhir periode perlu ditaksir jumlah piutang yang diperkirakan tidak tertagih dan disisihkan dalam perkiraan “Cadangan Piutang Ragu – Ragu” (Allowance for Doubtfu Accounts). • Penyajian piutang di Neraca :
Piutang usaha
Rp. 100.000,-
 Cadangan piutang ragu – ragu
5.000,-
 Rp. 95.000,• Jurnal adjustment penyisihan piutang ragu – ragu
Biaya piutang ragu – ragu .......................... Rp. XX
Cadangan piutang ragu – ragu ........................ Rp. XX
• Apabila suatu piutang benar – benar tidak mungkin ditagih lagi (misalnya : perusahaan penghutang bangkrut, alamat si penghutang tidak diketahui), maka piutang tersebut akan dihapus / dihilangkan dari pembukuan.
• Jurnal penghapusan :
Cadangan piutang ragu – ragu ..................... Rp. XX
Piutang usaha ........................................... Rp. XX
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
86
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Cara menentukan jumlah taksiran piutang ragu – ragu
a.
Atas dasar persentase tertentu dari “Penjualan”
b.
Atas dasar “Piutang Usaha”
•
Persentase tertentu dari piutang usaha.
•
Analisa umur piutang (Aging Receivables)
Ilustrasi :
*
Penjualan kredit selama tahun 2003 berjumlah Rp. 200 juta.
Ditaksir 1 % dari jumlah penjualan tidak dapat ditagih.
Besarnya taksiran piutang ragu – ragu :
1% X Rp. 200 juta = Rp. 2 juta
*
Saldo piutang usaha pada akhir periode berjumlah Rp. 5 juta,
diperkirakan 2% dari saldo piutang tidak dapat ditagih.
Besarnya taksiran piutang ragu – ragu :
2% X Rp. 5 juta = Rp. 100.000,-
Analisa Umur Piutang Tiap – tiap piutang dianalisa untuk menentukan lamanya piutang tersebut belum dibayar. Makin tua umur suatu piutang makin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut. Aplikasi persentase penyisihan piutang ragu – ragu disesuaikan dengan umur piutang.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
87
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
1.
PT. Agung Sejati
2.
PT. Abadi
3.
Toko Bagus
4.
CV. Bhayangkara
5.
Firma Bambang & Co
6.
Lewat Waktu (hari)
Belum jatuh Tempo
Nama Debitur
Akuntansi Keuangan
1-30
31-60
61-90
91-180
181-365
>365
Total
Rp. 500.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 250.000,-
-
-
-
-
Rp. 1.000.000,-
500.000,-
600.000,-
250.000,-
-
Rp. 150.000,-
-
-
1.500.000,-
-
250.000,-
100.000,-
Rp. 200.000
100.000,-
-
-
650.000,-
1.000.000,-
-
-
-
-
-
-
1.000.000,-
750.000,-
-
-
-
-
-
-
750.000,-
PT. Dosni Roha
-
-
-
-
100.000,-
100.000,-
-
200.000,-
25.
PT. Kurnia
-
-
-
135.000,-
100.000,-
-
-
235.000,-
26.
Pt. Lubuk Sikaping
675.000,-
325.000,-
-
-
-
-
-
1.000.000,-
27.
PT. Merdeka
340.000,
-
-
-
-
-
-
340.0
28.
Firma Nani Heru
515.000,-
-
-
-
-
-
-
515.000,-
29.
PT. Obor Pembangunan
-
375.000,-
-
-
-
-
-
375.000,-
30.
PT. Pelita
240.000,-
-
-
-
-
-
-
240.000,-
Rp.7.873.000,-
Rp.2.240.000,-
Rp. 785.000,-
Rp. 567.000 Rp. 425.000,- Rp. 248.000,- Rp. 112.000,-
Rp.12.250.000,-
Total
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
88
KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG
Akuntansi Keuangan
Perhitungan piutang ragu – ragu Kelompok Umur Piutang Saldo Prosentase Tak tertagih
Penyisihan Piutang ragu-ragu
Belum Jatuh Tempo
Rp. 7.837.000,-
1%
Rp. 78.730,-
Lewat waktu 1-30 hari
2.240.000,-
3%
67.200,-
Lewat waktu 31-60 hari
785.000,-
5%
39.250,-
Lewat waktu 61-90 hari
567.000,-
10%
56.700,-
Lewat waktu 91-180 hari
425.000,-
15%
63.750,-
Lewat waktu 181-365 hari
248.000,-
20%
49.600,-
Lewat waktu lebih dari 365 hari
112.000,-
50%
56.000,-
Rp.12.250.000,- Rp.411.000,-
Dalam kondisi tertentu perusahaan tidak melakukan penyisihan piutang ragu – ragu (misalnya : sebagian besar penjualan dilakukan secara tunai).
“Biaya piutang ragu – ragu” baru timbul apabila suatu piutang benar-benar sudah tidak dapat ditagih lagi (misal : karena bangkrut).
Jurnal :
Biaya Piutang ragu – ragu ……………… Rp. XX
Piutang usaha ………………………………. Rp. XX
Metode ini disebut metode langsung dan perusahaan yang menerapkan metode ini tidak membuat jurnal penyesuaian (Adjustment) pada akhir tahun.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
89
Akuntansi Keuangan
HUTANG • Pengertian • Hutang Jangka Pendek • Exkurs • Hutang Jangka Panjang
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
HUTANG PENGERTIAN HUTANG : • Kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa • Di masa mendatang • Akibat tindakan / transaksi masa sebelumnya.
Hutang
salah satu sumber pembelanjaan.
Pengelompokkan Hutang • Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities) • Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
HUTANG JANGKA PENDEK Hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau dalam periode operasi normal perusahaan, diklasifikasikan sebagai Hutang Jangka Pendek.
a. Hutang Dagang (Accounts Payable)
• Timbul dari kegiatan/usaha normal perusahan. • Biasanya berasal dari pembelian barang/jasa.
b.
Wesel Bayar
• Hutang yang dinyatakan dengan surat hutang (promes) • Berasal dari pembelian barang/jasa dan penerimaan pinjaman.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
91
Akuntansi Keuangan
HUTANG c. Hutang Bank • Timbul akibat pinjaman yang diterima dari bank. • Dikelompokkan sebagai “Hutang Jangka Panjang” apabila pelunasannya lebih dari satu tahun.
d. Hutang Pajak Penghasilan • Taksiran pajak penghasilan untuk tahun berjalan yang masih harus dibayar (setelah diperhitungkan dengan PPh masa).
e. Hutang Lain – lain Aneka hutang yang tidak disajikan di neraca sebagai pos yang berdiri sendiri. 1. Hutang Biaya (accrued Liabilities)
•
Timbul akibat biaya rutin yang belum dibayar. Misalnya : > Hutang Gaji (Salaries Payable)
> Hutang Sewa (Rent Payable)
2. Pendapatan diterima di muka (Unearned Revenue)
•
Timbul akibat perbedaan waktu antara saat penerimaan uang dengan saat pengakuan
pendapatan.
Misalnya : Perusahaan menyewakan ruang kantor untuk masa 3 tahun
dan menerima uang sewa untuk masa 3 tahun sekaligus.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
92
Akuntansi Keuangan
HUTANG
3. Hutang Pajak •
Perusahaan diwajibkan menghitung, memotong dan menyetor pajak penghasilan atas gaji/upah pegawainya (PPh. ps. 21)
•
Kadang – kadang perusahaan ditunjuk sebagai badan yang bertugas memungut pajak pertambahan
nilai (Pengusaha Kena Pajak) atas barang/jasa yang diserahkan kepada pembeli.
•
Pajak yang telah dipotong/dipungut tapi belum disetor ke kas negara pada akhir periode dicatat
dalam pos Hutang Pajak (kadang – kadang mencakup hutang pajak penghasilan perusahaan).
4. Uang Jaminan (Refundable Deposit) •
Uang yang diterima atas aktiva yang dipercayakan kepada pembeli akan dikembalikan apabila
pembeli menyerahkan kembali aktiva tersebut.
Misalnya : Uang jaminan botol.
5. Hutang kepada pemegang saham atau perusahaan afiliasi •
Apabila jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun, hutang ini diklasifikasikan sebagai
hutang jangka panjang.
•
Hutang dari perusahaan afiliasi bisa berupa pinjaman atau hutang yang berasal dari pembelian
barang/jasa.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
93
Akuntansi Keuangan
HUTANG Penilaian (Valuation) Hutang jangka pendek disajikan di neraca sebesar nilai jatuh temponya (jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo). Ilustrasi : Dibeli barang dagangan senilai Rp. 10.000.000,- ; 2/10 ; n/30 Jurnal : Pembelian
Rp. 10.000.000,-
Hutang Dagang
Rp. 10.000.000,-
Setelah 30 hari perusahaan belum dapat membayar dan menerbitkan proses berbunga 12% dan berjangka satu bulan. Jurnal : Hutang Dagang
Rp. 10.000.000,-
Wesel Bayar
Rp. 10.000.000,-
Promes dilunasi pada saat jatuh tempo. Jurnal : Wesel Bayar
Rp. 10.000.000,-
Biaya bunga
100.000,-
Kas
Rp. 10.100.000,-
Apabila pada saat jatuh tempo promes tidak dapat dilunasi dan tidak diterbitkan promes baru maka bentuk hutang tersebut berubah kembali ke asalnya. Semua biaya yang berhubungan dengan promes tersebut diperhitungkan dalam hutang asal.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
94
Akuntansi Keuangan
HUTANG Jurnal : Wesel Bayar
Rp. 10.000.000,-
Biaya Bunga
100.000,-
Biaya Lain –lain
50.000,-
Hutang Dagang
Rp. 10.150.000,-
Exkurs Pengelompokkan “Hutang” dari sudut kepastian nilai dan terjadinya hutang 1. Hutang yang nilainya pasti (define in amount). misal :
• Hutang Dagang
• Wesel Bayar
• Pendapatan diterima di muka 2. Hutang yang nilainya berupa taksiran (estimated liabilities) misal : • Taksiran hutang atas jasa purna jual
• Taksiran hutang hadiah yang ditawarkan
3. Kewajiban bersyarat (Contigent Liabilities) • Hutang dan nilainya masih belum pasti. • Tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa mendatang. • Kalau kemungkinan terjadinya peristiwa di masa mendatang besar dan nilainya dapat ditaksir,
maka kewajiban bersyarat tersebut harus dicatat sebagai hutang. misal : Perusahaan memberikan jaminan kredit (loan guarantee) kepada anak perusahaan dan
pada saat penyusunan laporan keuangan, anak perusahaan tersebut sudah terancam bangkrut.
• Sebaliknya apabila kemungkinan terjadinya peristiwa di masa mendatang besar, namun nilainya
sulit untuk ditaksir maka kewajiban bersyarat tersebut harus dinyatakan dalam “Catatan atas
Laporan Keuangan”.
Contoh : Tuntutan terhadap perusahaan “Union Carbidge” di India (kasus Bhopal)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
95
Akuntansi Keuangan
HUTANG HUTANG JANGKA PANJANG Hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai Hutang Jangka Panjang
a. Hutang Hipotik • Hutang Jangka Panjang yang dijamin oleh aktiva tetap tak bergerak.
b. Hutang Sewa Jangka Panjang (Long Term Lease Obligation) •
Hutang yang timbul dari transaksi sewa beli peralatan, mesin dan harta tetap lainnya.
•
Masa sewa relatif panjang (3-5 tahun) dan setelah masa sewa si penyewa memiliki hak opsi untuk
membeli aktiva tersebut.
c. Hutang Obligasi (Bond Payable) •
Hutang dalam jumlah besar dan dinyatakan dalam surat pernyataan berhutang yang terpecah
dalam satuan kecil.
•
Menyangkut jumlah kreditur yang banyak.
• Ketentuan – ketentuan mengenai hutang obligasi diatur dalam “Bond Indenture” yang memuat Antara lain : • Nilai obligasi yang dikeluarkan dan nilai nominal tiap lembar • Suku bunga dan tanggal pembayarannya • Jangka waktu pelunasan • Jaminan yang diberikan • Ketentuan mengenai penarikan kembali
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
96
Akuntansi Keuangan
HUTANG •
Obligasi diperjual belikan di pasar modal (dengan izin Bapepam) dengan harga pasar (harga kurs).
Harga Kurs > Nilai
Nominal Agio (Premium).
Harga Kurs < Nilai
Nominal Disagio (Discount)
•
Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominalnya dan selisih antara harga kurs dengan nilai nominal
dicatat dalam akun “Agio / Disagio Obligasi” (Premium / Discount on Bond Payable)
•
Agio / Disagio Obligasi diamortisasikan selama masa hutang obligasi dan dibebankan pada akun
“Biaya Bunga”.
•
Pada saat jatuh tempo obligasi akun “Agio / Disagio Obligasi” akan bersaldo nol.
Ilustrasi : 10% Obligasi Rp. 100 juta ; nominal @ Rp. 10.000 ; 2/1 – 1/7 ; masa 5 tahun ; dijual tunai dengan kurs 95 pada tanggal 2 Januari 2003. Nominal
Rp. 100 juta
Harga kurs 95% X Rp. 100 juta
95 juta
Disagio Obligasi
Rp. 5 juta
(Discount on Bond)
Jurnal :
Kas
Disagio Obligasi
Rp. 95 juta
Hutang Obligasi
INTERNAL USE ONLY
5 juta Rp. 100 juta.
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
97
Akuntansi Keuangan
HUTANG Dibayar bunga obligasi untuk masa 2/1 s/d 1/7 – 2003. Bunga obligasi = 10% X 6/12 X Rp. 100 juta = Rp. 5 juta
Jurnal :
Biaya bunga
Rp. 5 juta
Kas
Rp. 5 juta
Adjustment atas bunga obligasi untuk masa 1/7 s/d 31/12 – 2003
Jurnal :
Biaya bunga
Rp. 5 juta
Hutang Bunga
Rp. 5 juta
Adjustment atas amortisasi “Disagio Obligasi” Amortisasi per tahun = 1/5 X Rp. 5 juta = Rp 1 juta
Jurnal :
Biaya bunga
Rp. 1 juta
Disagio obligasi
Rp. 1 juta
Penyajian di Neraca Hutang abligasi disajikan di neraca sebesar nilai nominalnya ditambah “Agio Obligasi” atau dikurangi “Disagio Obligasi” yang belum diamortisasi.
Penyajian hutang obligasi per 31/12 – 2003 Hutang Obligasi
Rp. 100 juta
Disagio Obligasi
(4 juta)
INTERNAL USE ONLY
Rp. 96 juta.
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
98
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN • Pengertian • Penentuan Harga Pokok • Penilaian Persediaan • Atas Dasar Harag Pokok • Atas Dasar Estimasi • Khusus
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN Jenis Perusahaan : -
Perusahaan Dagang (Trading Company)
-
Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Company)
Perusahaan Dagang.
Penjualan
Pembelian
Barang Dagangan
Harga Pokok Penjualan
Jenis persediaan : Barang Dagangan (Merchandise Inventory)
Perusahaan Manufaktur
Tenaga Kerja
Pembelian
Bahan Baku
Barang Dalam Proses
Barang Jadi
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Overhead Pabrik
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
100
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN PENGERTIAN
Jenis Persediaan : a. Barang Dagangan / Barang Jadi (Finished Goods). b. Barang Dalam Proses (Work In Process). c. Bahan Baku (Raw Materials). Persediaan adalah : - Barang berwujud - Tersedia untuk dijual (barang dagangan/barang jadi) - Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual
(barang dalam proses/pengolahan)
- Akan dipergunakan untuk produksi barang jadi yang akan dijual
(bahan baku dan bahan pembantu)
dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan
Persediaan yang dimaksud di atas meliputi barang-barang baik yang ada di dalam perusahaan, dalam perjalanan maupun yang dititipkan pada pihak lain.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
101
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN Diperhitungkan sebagai “Persediaan” a. Barang dalam perjalanan (goods in transit) Kondisi Penjualan :
- FOB Shipping point
- FOB Destinati
b. Barang konsinyasi (goods on consignment).
- Barang yang dititipkan pada pedagang lain untuk dijual.
- Hak milik atas barang masih tetap di tangan penitip.
c. Penjualan cicilan dan bersyarat.
- Hak atas barang masih tetap di tangan penjual.
- Dalam praktek penjualan cicilan diperlakukan sebagai penjualan kredit (seolah – olah telah
terjadi pemindahan hak kepemilikan).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
102
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN PENENTUAN HARGA POKOK (INVENTORY COST) Harga pokok persediaan (Inventory cost) mencakup semua pengeluaran ; baik langsung maupun tidak langsung ; yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan, dan penempatan untuk dijual kembali. Inventory Cost : -
Harga beli (Purchase price).
-
Ongkos angkut (Freight).
-
Asuransi pengangkutan (Insurance).
-
Biaya Gudang (Storage).
Dalam praktek pengeluaran pembelian yang relatif kecil dan sulit dialokasikan ke berbagai jenis barang ; tidak diperhitungkan sebagai harga pokok persediaan (Inventory Cost). Biaya-biaya ini diperhitungkan sebagai biaya periode yang bersangkutan (Period Cost). Sistem Pencatatan
1. Sistim Periodik (Periodic Inventory System).
2. Sistim Perpetual (Perpetual Inventory System).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
103
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
Pada sistim periodik jumlah persediaan pada suatu tanggal ditentukan dengan melakukan perhitungan fisik atas barang-barang yang ada di perusahaan.
Sistim perpertual melakukan pencatatan keluar masuknya barang secara terus menerus ; sehingga setiap saat dapat diketahui jumlah barang yang masih ada di perusahaan.
Untuk setiap jenis atau kelompok barang disediakan kartu khusus untuk mencatat penambahan/ pengurangan atas barang tersebut.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
104
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN PENILAIAN PERSEDIAAN (INVENTORY VALUATION) Pada akhir periode untuk menentukan nilai akhir persediaan perlu ditentukan metode / cara penilaian (Valuation M thod).
Metode Penilaian : a. Atas Dasar Harga Pokok (Cost)
•
Spesific Identification Method
•
First In First Out (FIFO)
•
Last In First Out (LIFO)
•
Weighted Average Method
b. Atas Dasar Estimasi :
•
Retail Inventory Method
•
Gross Profit Method
c. Khusus :
•
Lower of Cost or Market
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
105
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN PENILAIAN PERSEDIAAN ATAS DASAR COST Ilustrasi
1
Sistem Periodik (Periodic Inventory System)
- Pada akhir periode melalui perhitungan fisik barang dapat diketahui jumlah barang yang masih ada.
- Nilai persediaan akhir (dalam rupiah) ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas dengan
harga pokok per unit. Harga pokok per unit tergantung pada metode penilaian yang dipakai.
Data Pembelian
1 Jan. – Persediaan awal
200 unit @
10 Mar. – Pembelian
300 unit @
10
3.000,-
21 Sept. – Pembelian
400 unit @
11
4.400,-
18 Nov. – Pembelian
100 unit @
12
1.200,-
Tersedia untuk dijual
1.000 unit
Rp. 9
Rp. 1.800,-
Rp. 10.400,-
Berdasarkan penghitungan fisik barang yang belum terjual berjumlah 300 unit.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
106
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
L I F O (Last In First Out). Nilai Persediaan Akhir : Harga Pembelian 1 Jan
200 unit @ Rp. 9
Harga pembelian 10 Maret
100 unit @ Rp. 10
Nilai persediaan akhir
300 unit
Rp 1.800,1.000,Rp.2.800,-
Tersedia untuk dijual Rp. 10.400,-
1 Jan. 200 unit @ Rp. 9
10 M 300 uar. @ Rp. nit 10
18 N 100 uonv. @ Rp. it 12
21 Sept. 400 unit @ Rp. 11
Inventory (lifo) : 200 unit @ Rp. 9 = Rp. 1.800,100 unit @ Rp. 10 = 1.000,Total Rp. 2.800,Weighted Average Harga pokok rata – rata per unit Nilai persediaan akhir
INTERNAL USE ONLY
Harga pokok penjualan Rp. 7.600,-
= Rp. 10.400,- : 1.000 = Rp. 10.40,= 300 X Rp. 10.40,- = Rp 3.120,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
107
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
FIFO ( First In First Out) Nilai Persediaan Akhir : Harga pembelian 18 nov
100 unit @ Rp. 12
Rp. 1.200,-
Harga pembelian 21 Sept.
200 unit @ Rp. 11
2.200,-
Nilai persediaan akhir
300 unit
Rp. 3.400,-
Tersedia untuk dijual Rp. 10.400,-
1 Ja 200 n. @ R unit p. 9
10 Mar. 300 unit @ Rp. 10
18 Nov 100 unit. @ Rp. 12
21 Sept.it 400 un 1 @ Rp. 1
Inventory (lifo) : 100 unit @ Rp. 11 = Rp. 1.200,200 unit @ Rp. 12 = 2.200,Total Rp. 3.400,-
Harga pokok penjualan Rp. 7.000,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
108
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN Perbandingan antar metode Misalkan penjualan dalam periode yang bersangkutan berjumlah $ 15.000, First – In Net Sales
Average Cost
First – Out
$ 15,000
Last – In First – Out
$15,000
$15,000
Cost of merchandise sold :
Beginning inventory
Purchases
Merchandise available
for sale
Less ending inventory
Cost of mer-
chandise sold
Gross profit
INTERNAL USE ONLY
$ 1,800
$ 1,800
8,600
$10,400
8,600
$10,400
3,400
7,000 $ 8,000
$ 1,800
3,120
8,600
$10,400
7,280 $ 7,720
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
2,800
7,600 $ 7,400
109
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN Spesific Identification -
Nilai persediaan akhir ditentukan berdasarkan harga pokok sesungguhnya
(yang dikeluarkan khusus untuk unit barang yang masih ada).
-
Metode ini dalam praktek hanya cocok untuk barang-barang yang jumlahnya tidak banyak dan nilai
satuannya tinggi.
Misalnya : Mobil pada show room mobil bekas.
-
Untuk setiap unit barang (mobil bekas) dibuatkan kartu biaya untuk mencatat semua
pengeluaran biaya (pembelian, perbaikan, peningkatan) sampai dengan mobil tersebut
dijual.
-
Metode ini kadang-kadang dipakai juga oleh perusahaan yang menggunakan bahan mentah
yang mutunya akan menurun dan atau rusak dengan berlalunya waktu.
Misalnya : Tepung terigu pada pabrik biskuit.
2
Sistim Perpetual (Perpetual Inventory System) - Mutasi barang selalu dicatat dalam kartu khusus (kartu persediaan). - Melalui kartu persediaan setiap saat dapat diketahui jumlah dan nilai persediaan yang masih ada. - Secara berkala dilakukan juga penghitungan fisik barang. Tujuannya adalah untuk mencocokkan
jumlah fisik barang dengan catatan (keperluan kontrol).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
110
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
Ilustrasi Data Pembelian dan Penjualan Barang “X”
Jumlah Harga Jan.
1. Persediaan
10
4. Penjualan
7
10. Pembelian
8
22. Penjualan
4
28. Penjualan
2
30. Pembelian
10
Rp. 20,-
Rp. 21,-
Rp. 22,-
PENILAIAN PERSEDIAAN ATAS DASAR ESTIMASI Retail Inventory Method (Metode Eceran) • • • •
Metode ini dipakai oleh perusahaan yang jenis barangnya sangat banyak (misalnya ; Supermarket ; Department Store) Metode ini didasarkan pada konsep adanya hubungan yang erat antar harga pokok dengan harga jual Hubungan antara harga pokok dan harga jual dinyatakan dalam persentase dan dipakai untuk menaksir nilai persediaan akhir Setiap pembelian selain dicatat harga pokok juga dicatat harga jualnya
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
111
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN Ilustrasi
Harga Pokok
Persediaan awal (1 Jan)
Rp. 19.400,-
Rp. 36.000,-
42.600,-
64.000,-
Pembelian selama Januari (Net)
Barang tersedia untuk dijual. Rp. 62.000,-
Harga Jual
Rp.100.000,-
Ratio harga pokok terhadap
Harga Jual =
Rp. 62.000,-
= 62%
Rp.100.000,-
Penjualan selama Januari
70.000,-
Persediaan akhir dengan harga jual
Rp. 30.000,-
Nilai persediaan akhir dengan harga pokok :
62% X Rp. 30.000,-
= Rp. 18.600,-
Gross Profit Method (Metode Laba Bruto) - Konsep dasar metode ini sama dengan metode eceran. - Kalau pada metode eceran ditentukan persentase perbandingan antara harga pokok dengan harga jual ; pada metode laba bruto ditentukan perbandingan antara laba bruto dengan penjualan. - Persentase laba bruto terhadap penjualan didasarkan pada data tahun-tahun lalu.
Metode ini dipakai untuk : a.
Menentukan nilai persediaan bagi keperluan pembuatan laporan interim
(perusahaan menggunakan sistim periodik).
b.
Menaksir nilai persediaan yang terbakar, dicuri atau rusak.
c.
Untuk mengecek ketepatan nilai persediaan yang ditentukan dengan cara lain.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
112
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
Ilustrasi Data persediaan barang dagangan selama bulan Januari : •
Persediaan awal (1 Januari)
Rp. 57.000,-
•
Pembelian selama Januari (Netto)
180.000,-
•
Penjualan selama Januari (Netto)
250.000,-
•
Laba kotor ditaksir sebesar 30% dari penjualan Netto.
Taksiran Persediaan Barang Dagangan per 31 Januari : •
Persediaan awal (1 Januari)
•
Pembelian selama januari
•
Barang yang tersedia untuk dijual
•
Penjualan selama Januari
•
Taksiran laba kotor (30% X Rp. 250.000,-)
•
Taksiran harga pokok penjualan
•
Taksiran Persediaan per 31 Januari
Rp. 57.000,180.000,Rp. 237.000,Rp. 250.000,75.000,Rp. 175.000,Rp 62.000,-
KHUSUS Lower of Cost or Market -
Metode ini mempertimbangkan harga pasar persediaan (current replacement cost)
pada tanggal neraca.
-
Apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokok (cost) maka harga pasar dipakai
sebagai dasar penilaian.
-
Sebaliknya bila harga pokok (cost) lebih rendah dari harga pasar maka penilaian
didasarkan pada harga pokok (cost).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
113
Akuntansi Keuangan
PERSEDIAAN
Ilustrasi
Jenis barang Jumlah
H. Pokok H. Jual Per unit Per unit
A
400
Rp. 10,-
B
120
C D
Total cost
Total LCM
Rp. 9,-
Rp. 4.000,-
Rp. 3.600,-
22,-
24,-
2.640,-
2.640,-
600
8,-
7,-
4.800,-
4.200,-
280
14,-
14,-
3.920,-
3.920,-
INTERNAL USE ONLY
Total
Rp. 15.360,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 14.360,-
2013
114
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR • Aktiva Tetap & Penyusutan • Metode Penyusutan • Pengeluaran Selama Pemakaian • Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap • Aktiva tak Berwujud
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Aktiva Operasional Tak Lancar (Noncurrent Operating Assets)
Terdiri dari :
Aktiva Tetap (Fixed Assets).
Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets).
AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN
Aktiva Tetap :
-
Aktiva Berwujud.
-
Digunakan dalam operasi perusahaan.
-
Tidak dimaksudkan untuk dijual.
-
Masa manfaat lebih dari satu tahun.
Unsur Aktiva Tetap :
-
Tanah (Land).
-
Sarana (Land Improvements).
-
Bangunan (Buildings).
-
Mesin dan Peralatan (Machinery & Equipment).
Nilai Aktiva Tetap (Cost) dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut pada tempat dan kondisi siap untuk digunakan.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
116
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi Nilai (Cost) tanah : -
Harga beli.
-
Komisi.
-
Biaya balik nama.
-
Biaya survey.
-
Biaya meratakan tanah dan lain-lain.
Nilai (Cost) Mesin dan Perlengkapan : -
Harga beli.
-
Pajak dan bea masuk.
-
Ongkos angkut.
-
Asuransi.
-
Biaya pemasangan.
-
Biaya uji coba (trial run) dan lain-lain.
Atas penggunaan aktiva tetap setiap tahun dilakukan penyusutan (pembebanan biaya) ; kecuali “Tanah”. Tanah tidak disusutkan karena manfaatnya (service potential of assets) tidak menurun. Penyusutan / Depresiasi adalah alokasi nilai (cost) aktiva tetap secara sistimatik dan rasional atas masa / periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Untuk menghitung penyusutan perlu ditaksir masa manfaat aktiva tetap
Masa manfaat dipengaruhi oleh : 1.
Faktor Fisik (Physical Factors)
2.
Faktor Fungsional (Functional Factors)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
117
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR METODE PENYUSUTAN * Metode Faktor waktu (Time – Factor Methods)
1.
Metode Garis Lurus (Straight – Line Depreciation).
2.
Metode Beban Menurun (Decreasing – Charge Methods).
a.
Metode Jumlah Angaka Tahun.
(Sum-of-the-years-digits depreciation).
b.
Metode Saldo Menurun.
(Declining – Balance Depreciation).
* Metode Faktor Penggunaan (Use – Factor Methods)
a.
Metode Jam Jasa (Serive – hours depreciation).
b.
Metode Unit Produksi (Productive-output depreciation).
Ilustrasi Suatu mesin dengan harga perolehan (cost) Rp. 100.000,- dan taksiran nilai sisa (Residual Value) Rp. 5.000,mulai digunakan pada awal tahun 2003. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.
C = Assets Cost = Rp. 100.000,R = Estimated residual value = Rp. 5.000,n = Estimated useful life = 5 tahun. D = Periodic depreciation charge.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
118
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Metode Garis Lurus D = C – R = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000,- = Rp. 19.000, n 5
Tarif penyusutan (Depreciation rate) :
Rp. 19.000,- x 100%
Rp. 95.000,-
= 20%
Atau :
100% : 5
= 20%.
Jurnal : Biaya Penyusutan
Rp. 19.000,-
(Depreciation Expens )
Akumulasi Penyusutan
(Accumulated Depreciation
Rp. 19.000,-
Daftar Alokasi Biaya – Metode Garis Lurus Akhir Tahun Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku. Rp. 100.000,2003 Rp. 95.000,- : 5 = Rp.19.000,- Rp. 19.000,- 81.000,2004 95.000,- : 5 = 19.000,- 38.000,- 62.000,2005 95.000,- : 5 = 19.000,- 57.000,- 43.000,2006 95.000,- : 5 = 19.000,- 76.000,- 24.000,2007 95.000,- : 5 = 19.000,- 95.000,- 5.000, Rp. 95.000,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
119
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
* Metode Jumlah Angka Tahun -
Penyusutan yang dibebankan sebagai biaya makin lama makin menurun.
-
Metode ini beranggapan bahwa makin tua usia suatu aktiva, maka jasa / manfaat yang diberikan
akan makin menurun.
-
Tarip penyusutan ditentukan dengan menjumlah angka tahun usia suatu aktiva dan
menggunakannya sebagai penyebut.
Sebagai pembilang dipakai angka tahun secara berlawanan.
Contoh :
-
Mesin dengan masa manfaat 5 tahun.
-
Tarip penyusutan :
Penyebut = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Pembilang untuk tahun
1
5
Pembilang untuk tahun
2
4
Pembilang untuk tahun
3
3
Pembilang untuk tahun
4
2
Pembilang untuk tahun
5
1
Penyebut dapat juga ditentukan dengan rumus :
[(n+1):2]Xn 120
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
120
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Jumlah Angka Tahun Akhir Tahun Penyusutan
Ak. Penyusutan
Rp. 95.000,- X 5/15 =
2004
95.000,- X 4/15
=
25.333,-
57.000,-
43.000,-
2005
95.000,- X 3/15
=
19.000,-
76.000,-
24.000,-
2006
95.000,- X 2/15
=
12.667,-
88.667,-
11.333,-
2007
95.000,- X 1/15
=
6.333,-
95.000,-
5.000,-
Rp. 31.667,-
Rp. 100.000,-
2003
Rp. 31.667,-
Nilai Buku
68.333,-
Rp. 95.000,-
* Metode Saldo Menurun -
Beban penyusutan makin lama makin menurun.
-
Metode ini mempunyai anggapan yang sama dengan metode jumlah angka tahun.
-
Beban penyusutan tiap tahun dihitung dengan mengalikan suatu persentase tertentu (tarip
penyusutan) dengan nilai buku aktiva.
-
Tarip penyusutan ditentukan dengan mengalikan tarip penyusutan metode garis lurus dengan
faktor bobot.
Contoh :
•
Aktiva dengan masa manfaat 5 tahun.
•
Tarip penyusutan garis lurus = 100% : 5 = 20%.
•
Tarip penyusutan saldo menurun.
bobot 1,5 : 1,5 X 20% = 30%
bobot 2 : 2 X 20% = 40%.
Metode saldo menurun dengan bobot 2 disebut : Double – declining – balance depreciation
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
121
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Saldo Menurun
Akhir Tahun Penyusutan
Ak. Penyusutan
Nilai Buku
2003
Rp. 100.000,- X 40% = Rp. 40.000,-
2004
60.000,- X 40
=
24.000,-
2005
36.000,- X 40
=
14.400,-
2006
1.600,- X 40
=
2007
12.960,- X 40
=
Rp. 100.000,-
Rp. 40.000,-
60.000,-
64.000,-
36.000,-
78.400,-
21.600,-
8.640,-
87.040,-
12.960,-
5.184,-
92.224,-
7.776,-
Rp. 92.224,-
* Metode Jam Jasa -
Metode ini beranggapan : membeli aktiva berarti membeli sejumlah jam jasa yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan.
-
Masa manfaat aktiva dinyatakan dalam satuan jam jasa.
-
Jumlah jam jasa yang dipakai untuk suatu periode dicatat dan penyusutan ditentukan dengan
mengalikan jumlah pemakaian jam jasa dengan tarip penyusutan.
Ilustrasi Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 100.000,- dan ditaksir mempunyai nilai sisa Rp. 5.000,diperkirakan dapat memberikan 20.000 Jam Jasa.
Tarip penyusutan per Jam = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000,- = Rp. 4.75
INTERNAL USE ONLY
20.000
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
122
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Jam Jasa
Akhir Tahun Jam
Jasa
Penyusutan
Ak. Penyusutan
2003
3.000,-
3.000,- x Rp 4.75 = Rp. 14.250,-
2004
5.000,-
2005
Nilai Buku Rp.100.000,-
Rp. 14.250,-
85.750,-
5.000,- x 4.75 = 23.750,-
38.000,-
62.000,-
5.000,-
5.000,- x 4.75 = 23.750,-
61.750,-
38.250,-
2006
4.000,-
4.000,- x 4.75 = 19.000,-
80.750,-
19.250,-
2007
3.000,-
3.000,- x 4.75 = 14.250,-
95.000,-
5.000,-
20.000,-
Rp. 95.000,-
* Metode Unit Produksi -
Anggapan yang dipakai metode ini mirip dengan metode jam jasa.
-
Jasa / manfaat dinyatakan dalam satuan produk yang dapat dihasilkan oleh suatu aktiva.
-
Misalkan mesin pada contoh sebelumnya dapat menghasilkan 2.500 unit produk selama masa
manfaatnya.
-
Tarip penyusutan per unit produk = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000 = Rp. 38,-
2.500
Apabila pada tahun pertama dihasilkan 300 unit produk maka biaya penyusutan untuk tahun pertama adalah :
300 X Rp. 38,- = Rp. 11.400,-
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
123
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR PENGELUARAN SELAMA PEMAKAIAN •
Selama pemakaian suatu aktiva tetap terjadi pengeluaran
biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan aktiva
tersebut.
•
Pengeluaran-pengeluaran selama pemakaian ada yang
bersifat rutin (pengeluaran bahan bakar, pelumas
dan pemeliharaan), dan ada juga yang bersifat insidentil
/khusus (penambahan, penggantian, perbaikan
besar-besaran).
•
Pada dasarnya pengeluaran untuk aktiva tetap dapat
dikategorikan menjadi :
-
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure).
-
Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure).
•
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang akan
mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi,
menambah efisiensi dan memperpanjang usia suatu aktiva
tetap.
•
Pengeluaran modal dicatat sebagai aktiva
(dikapitalisasikan / capitalized).
•
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang hanya
mendatangkan manfaat untuk tahun dimana pengeluaran
tersebut dilakukan.
•
Pengeluaran pendapatan dibebankan sebagai biaya pada
periode dilakukannya pengeluaran tersebut.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
124
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ringkasan
Pengeluaran
?
Apakah meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas ?
Ya
Tidak
?
Apakah meningkatkan masa manfaat?
Akun biaya pemeliharaan dan perbaikan didebet
Tidak
Ya
Pengeluaran Modal
Pengeluaran Modal
Akun aktiva tetap didebit
Akun akumulasi penyusutan di debit
INTERNAL USE ONLY
Pengeluaran Pendapatan
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
125
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR PENGHENTIAN PENGGUNAAN AKTIVA TETAP -
Aktiva tetap dapat dihentikan dari pemakaian karena dijual.
-
Penjualan aktiva tetap menghilangkan eksistensi aktiva tetap dan karenanya nilai buku aktiva yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan.
-
Sebaliknya apabila aktiva tetap telah selesai disusut (Nilai buku = 0 atau sebesar nilai sisa), namun
aktiva tersebut masih tetap dipergunakan ; nilai buku aktiva tersebut tidak boleh dikeluarkan dari
pembukuan.
-
Penjualan aktiva tetap dapat menimbulkan rugi atau laba.
Hasil penjualan > Nilai buku
Laba.
Hasil penjualan < Nilai buku Rugi.
Ilustrasi Sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2000 dengan harga Rp. 10 juta dan ditaksir dapat dipakai selama 5 tahun tanpa nilai sisa. Mesin ini dijual pada tanggal 1 Juli 2003 dengan harga Rp. 5 juta.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
126
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Nilai buku per 1 Juli 2003 Harga perolehan
Rp. 10.000.000,-
Akumulasi penyusutan :
Penyusutan 2000
Rp. 2.000.000,-
Penyusutan 2001
2.000.000,-
Penyusutan 2002
2.000.000,-
Penyusutan 2003
1.000.000,-
Nilai buku per 1 Juli
Rp. 7.000.000,Rp. 3.000.000,-
Harga jual mesin
Rp. 5.000.000,-
Nilai buku mesin
3.000.000,-
Laba penjualan mesin
Rp. 2.000.000,-
Jurnal : 1. Penyusutan mesin periode 1 Januari s/d 30 Juni 2003.
Biaya penyusutan
Rp. 1.000.000,-
Akumulasi Penyusutan
Rp. 1.000.000,-
2. Penghentian Penggunaan Kas
Rp. 5.000.000,-
Akumulasi Penyusutan
7.000.000,-
Mesin
Laba penjualan mesin
INTERNAL USE ONLY
Rp. 10.000.000,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2.000.000,-
2013
127
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR AKTIVA TAK BERWUJUD •
Aktiva tak berwujud mencerminkan hak, hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
• Aktiva tak berwujud dapat dikelompokkan : 1. Masa manfaat terbatas. - Hak Paten (Patent). - Hak Cipta (Copy Right). - Franchise. 2. Masa manfaat tak terbatas. - Merek Dagang (Trade Mark). - Goodwill. •
Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara : 1. Membeli dari pihak luar. 2. Mengembangkan sendiri.
• •
Harga perolehan Aktiva Tak Berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aktiva tersebut. Alokasi biaya aktiva tak berwujud dinamakan amortisasi.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
128
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Goodwill •
Mencerminkan keunggulan khusus yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
-
Nama baik.
-
Dipercaya oleh bank.
-
Reputasi produk yang dihasilkan.
-
Staff dan manajemen yang unggul.
-
Lokasi yang baik.
•
Goodwill hanya boleh diakui melalui proses pembelian.
Walaupun suatu perusahaan memiliki keunggulan khusus, goodwill tidak boleh diakui.
•
Goodwill merupakan selisih antara aktiva netto perusahaan yang dibeli dengan jumlah uang yang
dibayar untuk memperolah aktiva netto tersebut.
Ilustrasi Suatu perusahaan dengan total aktiva Rp. 150 juta dan hutang Rp. 15 juta dibeli dengan harga Rp. 160 juta. Jumlah pembayaran Aktiva
Rp. 160 juta Rp. 150 juta
Hutang
15 juta
Aktiva netto
Rp. 135 juta
Goodwill
Rp. 25 juta
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
129
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
P. T. Remo Laporan Rugi – Laba Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 Penjualan
Rp. 100 juta
Harga Pokok Penjualan Pembelian
Rp. 60 juta
Persediaan akhir
-
Laba Kotor
Rp. 60 juta Rp. 40 juta
Biaya Operasional
15 juta
Laba Operasional
Rp. 25 juta 10 juta
Pajak Penghasilan Laba Bersih
Rp. 15 juta
• Apakah uang tunai / kas PT Remo pada tahun 2003 meningkat / bertambah dengan jumlah Rp. 15 juta ?
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
130
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Cash Flow and Survival
Businesses generally do not go broke because they lack assets but because they have inadequate cash fl w. A number of now defunct companies have gone bankrupt while rich in assets but lacking the necessary cash fl w to survive. Thus handicapped, they could not convert assets into cash quickly enough to avoid economic disaster.
Source : From a speech by Harvey Kapnick, chairman of Arthur Andersen & Co.,
before an American Petroleum Institute Conference, June 11, 1979.
Arus Kas dan Kelangsungan Hidup Secara umum perusahaan tidak menjadi bangkrut karena mereka kekurangan harta (aktiva) ; tetapi disebabkan oleh ketidakcukupan arus kas. Sejumlah perusahaan yang kini tinggal namanya saja menjadi bangkrut karena arus kas yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tidak tercukupi ; walaupun mereka memiliki banyak harta. Jadi kendala yang mereka hadapi adalah : “ Mereka tidak dapat secara cepat mengubah harta menjadi kas untuk menghindari malapetaka ekonomi.”
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
131
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR LAPORAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN Pengantar •
Neraca
Menyajikan posisi keuangan suatu saat.
•
Neraca menggambarkan sumber pembelanjaan (sisi pasiva) dan penggunaan dana (sisi aktiva)
pada suatu saat.
•
Neraca tidak dapat mengungkapkan secara rinci perubahan komposisi yang terjadi atas sumber
dan penggunaan dana.
•
Laporan Laba – Rugi
•
Laba atau Rugi adalah hasil akhir kegiatan suatu periode.
•
Laba yang tidak dibagikan merupakan salah satu sumber pembelanjaan.
•
Dengan Neraca dan Laporan L/R saja kita tidak dapat menganalisa pengelolaan dana yang ada
pada suatu perusahaan.
•
Laporan yang menunjukkan sebab – sebab terjadinya perubahan dana yang dimiliki oleh perusahaan
disebut :
Menyajikan hasil kegiatan suatu periode.
Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Statement of Changes in Financial Position)
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
132
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Sejarah Perkembangan
Di Amerika Serikat •
Sebelum tahun 1961 Laporan Keuangan pokok terdiri dari Neraca, laporan Laba – Rugi dan Laporan
Perubahan Modal.
•
Pada tahun 1961 suatu studi yang disponsori oleh AICPA menyarankan agar perusahaan selain
membuat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal ; juga membuat Laporan Dana
(Fund Statement).
•
Dua tahun kemudian Accounting Principles Board (APB) menerbitkan petunjuk pembuatan
Laporan Dana dan laporan ini dinamakan “Statement of Source and Application of Fund”
(Laporan Sumber dan Penggunaan Dana).
•
Petunjuk ini tidak secara spesifik memberikan definisi / konsep dari “Dana”.
•
Dalam praktek “dana” diartikan sebagai :
a.
Modal Kerja Netto (Net Working Capital) yakni selisih antara Aktiva Lancar dengan Hutang
Jangka Pendek.
b.
Uang kas (Cash).
•
Pada tahun 1971 melalui opini No. 19 APB secara resmi mewajibkan perusahaan untuk melengkapi
laporan keuangan pokoknya dengan Laporan Dana (Fund Statement).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
133
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR •
Dalam opini No. 19 ini pun belum ditentukan konsep dana
yang harus dipakai dalam pembuatan Laporan Dana.
•
Pada akhir tahun 1987 FASB (Financial Accounting Standards Board) menerbitkan statement
No. 95 yang isinya mewajibkan perusahaan untuk membuat Laporan Dana dan “Dana” didefinisikan
sebagai “Cash”.
•
Laporan Dana atas dasar konsep kas dinamai “Statement of Cash Flow”.
•
Istilah “Statement of cash Flow” menggantikan istilah yang lebih umum yaitu
“Statement of Changes in Financial Position”.
Di Indonesia •
Otorita yang berwenang menentukan standar akuntansi di Indonesia adalah IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia).
•
Prinsip Akuntansi Indonesia yang pertama ditetapkan oleh IAI pada tahun 1973.
•
Pada tahun 1984 dikeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia yang baru untuk menggantikan
PAI – 1973.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
134
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
•
Pada PAI – 1984 Laporan Keuangan pokok terdiri dari : - Neraca - Laporan Rugi Laba - Laporan Perubahan Posisi Keuangan - Catatan atas Laporan Keuangan.
• Berdasarkan PAI – 1984 Laporan Perubahan PosisiKeuangan dapat disusun atas dasar konsep kas atau atas dasar konsep Modal Kerja Netto. • Mulai tanggal 1 Januari 1995 laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai di luar manajemen perusahaan harus dususun atas dasar standar akuntansi keuangan. • Dengan diberlakukannya pernyataan standar akuntansi keuangan No. 1 s/d 35, maka buku PAI 1984 beserta pernyataan dan intepretasinya tidak dipakai lagi sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan. • Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 2, perusahaan diharuskan menyusun laporan perubahan posisi keuangan atas dasar konsep kas dan laporan ini disebut : Laporan Arus Kas
Tujuan & Manfaat Laporan Arus Kas 1. Menyediakan Informasi yang relevan mengenai penerimaan & pengeluaran kas dalam suatu periode. 2. Membantu menjelaskan perbedaan antara Laba Bersih suatu periode dengan penerimaan dan pengeluaran kas periode yang bersangkutan. 3. Membantu menjelaskan dampak dari aktivitas investasi dan pembelanjaan (baik yang berhubungan
dengan kas maupun tidak) terhadap posisi keuangan perusahaan.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
135
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi – Umum NERACA 1 – Maret – 2003 Kas
Rp. 10 juta
Modal
Rp. 10 juta
Rp. 4 juta
Pinjaman
Rp. 5 juta
NERACA 31 – Maret – 2003 Kas Persediaan
3 juta
Mesin
Modal
12 juta
10 juta
Kas – Neraca 1 Maret
Rp. 17 juta
Rp. 17 juta
Rp. 10 juta
Kas – Neraca 31 Maret
4 juta
Kas berkurang dengan
Rp. 6 juta
Pertanyaan : Kegiatan – kegiatan apa yang menyebabkan kas berkurang dengan Rp. 6 juta ?
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
136
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Analisa Arus Kas Sumber Kas : Penambahan Modal
Rp. 2 juta
Pinjaman yang diperoleh
5 juta
Rp. 7 juta
Penggunaan Kas : Membeli barang dagangan Membeli mesin
Rp. 3 juta 10 juta
Kas berkurang dengan
Rp. 13 juta Rp. 6 juta
* Kegiatan selama Bulan Maret yang menyebabkan K A S berkurang dengan Rp. 6 juta adalah karena Kas digunakan untuk :
1.
Rp.
2.
Rp.
Rp.
Dan terjadi penambahan K a s yang berasal dari :
3.
Rp.
4.
Rp.
Rp.
Kas Berkurang
Rp.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
137
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Kesimpulan : Dalam Ilustrasi terlihat :
Modal
(+)
Hutang
(+)
Sumber Kas
Barang dagangan / Persediaan
Aktiva Lancar selain Kas (≠ Kas)
Mesin / Aktiva tetap
Aktiva tak lancer.
Aktiva Lancar ≠ Kas
(+)
Aktiva tak Lancar
(+)
Penggunaan Kas
Secara induksi dapat dikatakan :
Modal
(-)
Hutang
(-)
Aktiva Lancar ≠ Kas
(-)
Aktiva tak Lancar
(-)
Penggunaan Kas
Sumber Kas
Secara umum dapat disimpulkan :
Modal
(+)
Hutang
(+)
Aktiva Lancar ≠ Kas
(-)
Aktiva tak Lancar
(-)
Modal
(-)
Hutang
(-)
Aktiva Lancar ≠ Kas
(+)
Aktiva tak Lancar
(+)
INTERNAL USE ONLY
Sumber Kas
Penggunaan Kas
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
138
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
KAS
Hutang Jangka Pendek
(+)
(-)
Aktiva Lancar Selain Kas
(+)
(-)
Hutang Jangka Panjang
(+)
(-)
Aktiva Tak Lancar Selain Kas Modal & Saldo Laba
Sumber Kas Pemggunaan Kas
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
139
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR AKTIVA PERUSAHAAN * Modal terdiri dari :
•
Modal Saham
•
Saldo Laba
- Modal Saham
(+)
Emisi Saham
(-)
Penarikan kembali saham yang beredar.
- Saldo Laba
(+)
Laba
(-)
a. Rugi
b. Pembagian dividen
# Emisi saham baru # Penarikan Kembali Saham # Pembagian Dividen
Aktivitas Pendanaan (Financing Activi s)
# Laba atau Rugi
Aktivitas Operasional (Operating Activi )
* Hutang terdiri dari :
•
Hutang Lancar
•
Hutang Jangka Panjang
Hutang lancar berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan dalam rangka
mencapai laba. Perubahan pada Hutang Lancar
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Aktivitas Operasional
2013
140
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Hutang jangka panjang berhubungan dengan pendanaan perusahaan
# Perubahan pada Hutang Jangka Panjang
Aktivitas Pendanaan
* Aktiva ≠ K a s terdiri dari :
-
Aktiva Lancar ≠ Kas
-
Aktiva tak Lancar
• Aktiva Lancar ≠ kas berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan dalam rangka mencapai laba.
# Perubahan pada Aktiva Lancar ≠ Kas
Aktivitas Operasional
• Aktiva tak Lancar berhubungan dengan kegiatan penanaman dana. # Perubahan pada Aktiva tak Lancar
INTERNAL USE ONLY
Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
141
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Kesimpulan : Asal dari sumber dan penggunaan Kas dapat dikelompokkan : 1.
Aktivitas Operasional (Operating Activities).
Aktivitas untuk mencapai Laba yang melibatkan aktiva lancar ≠ kas dan hutang lancar.
Unsur-unsurnya :
•
Laba atau Rugi
•
Perubahan aktiva lancar ≠ kas
•
Perubahan hutang lancar.
2.
Aktivitas Investasi (Investing Activities).
Aktivitas pemanfaatan dana dalam bentuk penanaman dalam aktiva tak lancar seperti misalnya : investasi dalam mesin & pemberian pinjaman kepada perusahaan lain.
3.
Aktivitas Pendanaan (Financing Activities).
Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan dana untuk keperluan perusahaan. Unsur-unsurnya :
•
Perubahan Modal Saham.
•
Pembagian Dividen
•
Perubahan Hutang Jangka Panjang.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
142
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Aktivitas Operasional -
Aktivitas operasional meliputi kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan : • Penjualan. • Pembelian. • Biaya Operasional.
- Kegiatan yang berhubungan dengan penjualan, pembelian dan biaya operasional suatu periode akan dirangkum dalam Laporan Laba – Rugi. - Kegiatan operasional juga berhubungan dengan aktiva lancar ≠ k a s dan Hutang Lancar. Untuk menentukan sumber dan penggunaan kas yang berasal dari kegiatan operasional perlu diperhitungkan perubahan perubahan yang terjadi atas pos-pos Aktiva Lancar ≠ Kas dan Hutang Lancar. Ilustrasi
* Penjualan Dilakukan penjualan tunai Rp. 5 juta
Penjualan
Kas + Rp. 5 juta
Dilakukan penjualan kredit Rp. 5 juta dan dalam periode yang sama diterima tagihan hasil penjualan sebesar Rp. 3 juta.
Penjualan
INTERNAL USE ONLY
Piutang + Rp. 5 juta 3 juta
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Kas + Rp. 3 juta
2013
143
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Catatan : - - -
Penj uala n
“Penjualan” (kecuali penjualan Aktiva Tetap dan Surat Berharga) tidak diperlakukan sebagai sum berkas. Sumber kas yang berasal dari “Penjualan” diperhitungkan dalam Laporan Laba – Rugi. Pengurangan piutang (aktiva lancar ≠ kas berkurang) merupakan sumber kas.
* Pembelian. -
Dibeli barang dagangan secara tunai Rp. 2 juta.
Kas (-) Rp. 2 juta
-
Pembayaran Pembelian
Dibeli barang dagangan secara kredit Rp. 4 juta dan dalam periode yang sama dibayar hutang pembelian Rp. 1 juta.
Kas (-) Rp. 1 juta
Pembayaran Hutang
Hutang Usaha (+) Rp. 4 juta (-) Rp. 1 juta
Pembelian
Catatan : - “Pembelian” tidak diperlakukan sebagai penggunaan kas. - Penggunaan Kas yang berasal dari “Pembelian” diperhitungkan dalam Laporan Laba – Rugi (Harga Pokok Penjualan). - Pengurangan “Hutang Usaha” (Hutang Lancar) merupakan penggunaan Kas.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
144
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Laba Sebagai Sumber Kas * Transaksi Tunai •
Saldo awal (1-Maret) pos-pos Aktiva dan Hutang Lancar adalah sebagai berikut :
Kas
Piutang Usaha
2 juta
Hutang Usaha
1 juta
•
Rp. 10 juta
Selama bulan Maret terjadi transaksi :
Pembelian tunai ( 10 unit)
Rp. 3 juta.
Pembelian tunai (10 unit)
Rp. 5 juta.
•
Saldo K a s pada tanggal 31 – Maret berjumlah :
Rp. 10 juta + Rp. 5 juta – Rp. 3 juta
Rp. 12 juta
Saldo K a s awal (1-Maret)
Rp. 10 juta
Kas bertambah
•
Rp. 2 juta
Perhitungan Laba Rugi
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba
INTERNAL USE ONLY
Rp. 5 juta 3 juta
Sumber KAS dari kegiatan Operasional
Rp. 2 juta
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
145
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
* Transaksi Secara Kredit - Selama Bulan Maret terjadi transaksi : Pembelian secara kredit (10 unit) Penjualan secara kredit (10 unit)
Rp. 3 juta Rp. 5 juta
- Saldo Piutang Usaha per 31 Maret : Rp. 2 juta + Rp. 5 juta Saldo per 1 Maret Penambahan Piutang Usaha
Rp. 7 juta 2 juta Rp. 5 juta
- Saldo Hutang Usaha per 31 Maret : Rp. 1 juta + Rp. 3 juta
Rp. 4 juta
Saldo per 1 Maret Penambahan Hutang Usaha
1 juta Rp. 3 juta
- Saldo k a s per 31 – Maret Saldo k a s per 1 – Maret Perubahan
- Perhitungan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 10 juta 10 juta 0
Rp. 5 juta 3 juta Rp. 2 juta
2013
146
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Sumber K a s dari kegiatan operasional : Laba Rp. 2 juta Penyesuaian : +/+ Piutang Usaha (Rp. 5 juta) +/+ Hutang Usaha 3 juta (Rp. 2 juta) Perubahan Kas Rp. 0
* Penagihan dan Pembayaran Hutang • Selama Bulan Maret terjadi transaksi : Pembelian secara kredit (10 unit) Penjualan secara kredit (8 unit) Penerimaan kas dari piutang Pembayaran Hutang
Rp. 3 juta Rp. 4 juta Rp. 5 juta Rp. 1 juta
• Saldo Piutang Usaha per 31 Maret : Rp. 2 juta + Rp. 4 juta – Rp. 5 juta Saldo per 1 Maret Piutang Usaha berkurang
Rp. 1 juta 2 juta Rp. 1 juta
• Saldo Hutang Usaha per 31 Maret : Rp. 1 juta + Rp. 3 juta – Rp. 1 juta Saldo per 1 – Maret Penambahan Hutang Usaha
Rp. 3 juta Rp. 1 juta Rp. 2 juta
147
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
147
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
• Persediaan Barang Dagangan 1 – Maret Persediaan Barang Dagangan 31 – Maret Penambahan Persediaan
Rp. 0 Rp. 600.000,Rp. 600.000,-
• Saldo Kas per 31 Maret : Rp. 10 juta + Rp. 5 juta – Rp. 1 juta Saldo kas per 1 Maret Penambahan Kas
Rp. 14 juta 10 juta Rp. 4 juta
• Perhitungan Laba - Rugi Penjualan Pembelian Persediaan 31 Maret
Rp. 4.000.000,Rp. 3.000.000,600.000,-
H.P.P Laba
Rp. 2.400.000,Rp. 1.600.000,-
• Sumber Kas dari kegiatan operasional : Laba Penyesuaian : -/- Piutang Usaha +/+ Hutang Usaha +/+ Persediaan Penambahan Kas
INTERNAL USE ONLY
Rp. 1.600.000,-
Rp. 1.000.000,2.000.000,(600.000,-) Rp. 2.400.000,Rp. 4.000.000,-
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
148
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
* Penyesuaian atas biaya non kas
Saldo kas 1 – Maret 2003 Pembelian tunai (10 unit) Penjualan tunai (10 unit) Biaya Gaji untuk bulan Maret (tunai) Biaya Iklan untuk bulan Maret (tunai)
Penentuan saldo kas akhir : Saldo Kas 1 – Maret Hasil penjualan tunai
Rp. 10 juta Rp. 20 juta Rp. 50 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta
Rp. 10 juta 50 juta Rp. 60 juta
Pengeluaran Kas : - Pembelian Rp. 20 juta - Gaji 10 juta - Iklan 5 juta Rp. 35 juta Saldo Kas 31 – Maret 03 Rp. 25 juta Perubahan Kas Saldo Kas per 31 – Maret 2003 Saldo Kas per 1 Maret 2003 Penambahan Kas
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Rp. 25 juta Rp. 10 juta Rp. 15 juta
2013
149
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Perhitungan Laba – Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Rp. 50 juta 20 juta Rp. 30 juta
Biaya Operasional : Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan Rp. 5 juta Rp. 15 juta Laba Usaha Rp. 15 juta Sumber Kas Kegiatan Operasional
Dalam contoh di atas tidak terdapat biaya non kas, karenanya laba usaha langsung menjadi sumber kas yang berasal dari kegiatan operasional. • Misalkan perusahaan ini menggunakan gedung milik sendiri yang dibeli dengan harga Rp. 600 juta. Gedung ini diperkirakan dapat dipakai selama 10 tahun. • Pemakaian gedung menimbulkan beban biaya depresiasi. Biaya depresiasi merupakan biaya yang tidak menyebabkan pengeluaran uang tunai (Biaya Non Cash).
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
150
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR • Dengan memperhitungkan biaya depresiasi per bulan sebesar Rp. 600 juta : (10 X 12) = Rp. 5 juta, maka perhitungan laba rugi perusahaan ini sebagai berikut : Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba kotor
Rp. 50 juta. Rp. 20 juta Rp. 30 juta
Biaya Operasional : Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan 5 juta Biaya Depresiasi 5 juta Laba Usaha
Rp. 20 juta Rp. 10 juta
• Pada akhir bulan Maret Kas bertambah dengan Rp. 15 juta. Sedangkan Laba Usaha sebagai sumber kas dari kegiatan operasional hanya berjumlah Rp. 10 juta. • Karenanya apabila dalam perhitungan Laba – Rugi terdapat biaya depresiasi (biaya non cash) maka jumlah biaya depresiasi harus ditambahkan kembali pada saldo laba usaha. • Penambahan kembali jumlah biaya depresiasi merupakan penyesuaian saldo laba usaha atas biaya-biaya non cash. Sumber Kas dari kegiatan operasional Laba Usaha Penyesuaian : Biaya depresiasi Penambahan Kas
INTERNAL USE ONLY
Rp. 10 juta 5 juta Rp. 15 juta
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
151
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Penyesuaian atas Laba Penjualan Aktiva Tetap - -
Aktivitas investasi mencakup kegiatan invesatsi dalam aktiva tak lancar dan pemberian pinjaman jangka panjang kepada perusahaan lain serta divestasi melalui penjualan aktiva tak lancar. Penjualan aktiva tak lancar dapat menimbulkan rugi/laba. Rugi / Laba penjualan aktiva tak lancar disajikan di Laporan Laba – Rugi dalam kelompok “Pendapatan / Biaya lain-lain” dengan pos tersendiri.
Ilustrasi : - Mesin dengan harga perolehan Rp. 10 juta dan akumulasi penyusutan Rp. 8 juta dijual dengan harga Rp. 3 juta.
Mesin Akumulasi Penyusutan Nilai buku
Rp. 10 juta 8 juta
Laba penjualan mesin = Rp. 3 juta – Rp. 2 juta = Rp. 1 juta.
Rp. 2 juta
Jurnal penjualan mesin : Kas Akumulasi Penyusutan Mesin Laba penjualan mesin
INTERNAL USE ONLY
Rp. 3 juta 8 juta Rp. 10 juta 1 juta
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
152
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR
Data kegiatan lainnya : Saldo kas awal Pembelian tunai (10 unit) Penjualan tunai (10 unit) Biaya Gaji (tunai) Biaya Iklan (tunai)
Rp. 10 juta Rp. 20 juta Rp. 50 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta
Perhitungan Saldo Kas – Akhir Saldo Kas awal Hasil penjualan tunai Rp. 50 juta Penjualan mesin 3 juta
Rp. 53 juta Rp. 63 juta
Pengeluaran Kas : - Pembelian Rp. 20 juta - Gaji 10 juta - Iklan 5 juta
Rp. 35 juta
Saldo kas akhir
Rp. 28 juta
Rp. 10 juta
Kas bertambah dengan Rp. 28 juta – Rp. 10 juta = Rp. 18 juta
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
153
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Perhitungan Laba – Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Rp. 50 juta 20 juta Rp. 30 juta
Biaya Operasional Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan 5 juta Laba Operasional Laba penjualan mesin Laba Bersih
Rp. 15 juta Rp. 15 juta Rp. 1 juta Rp. 16 juta
• Pada akhir periode kas bertambah dengan jumlah Rp. 18 juta. Laba Bersih sebagai sumber kas dari kegiatan operasional hanya berjumlah Rp. 16 juta. • “Laba penjualan mesin “ merupakan laba hasil perhitungan akuntansi (accounting profit Accounting profit ini tidak mencerminkan arus kas masuk yang sesungguhnya yakni Rp. 3 juta. • Karenanya saldo Laba Bersih / Usaha harus dikurangkan dengan “Laba penjualan mesin” dan disesuaikan dengan arus masuk kas yang sesungguhnya.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
154
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Sumber Kas dari kegiatan operasional
Laba
Rp. 16 juta
Penyesuaian :
Laba penjualan mesin
( 1 juta)
Rp. 15 juta
Sumber Kas dari kegiatan investasi
Penjualan mesin
Rp. 3 juta
Penambahan Kas
Rp. 18 juta
Kesimpulan • “Penjualan” tidak diperhitungkan sebagai sumber Kas. “Pembelian” dan pengeluaran “Biaya Operasional” tidak diperhitungkan sebagai penggunaan Kas.
• Sumber dan penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan operasional diperhitungkan dari Laporan Laba – Rugi.
Laba
Sumber Kas dari aktivitas operasional.
• Laba berdasarkan Laporan L/R perlu diperhitungkan kembali (disesuaikan) dengan : -
Pos-pos yang tidak berkaitan dengan sumber dan penggunaan kas seperti : biaya depresiasi, laba/
rugi penjualan aktiva tetap dan surat berharga.
-
Perubahan-perubahan yang terjadi atas akun Aktiva Lancar ≠ Kas dan Hutang Lancar.
• Jumlah uang yang diterima dari penjualan aktiva tetap disajikan sebagai sumber kas dari aktivitas investasi.
INTERNAL USE ONLY
Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
2013
155
Akuntansi Keuangan
AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi Lengkap Taylor Company Neraca Komparasi 31 Desember, 2003 dan 2002
Aktiva
2003
Kas dan setara kas
$ 82,000 $ 40,000
Piutang usaha (netto)
180,000
150,000
Persediaan
170,000
200,000
Peralatan
200,000
140,000
Akumulasi Penyusutan
(72,000)
(60,000)