Akuntansi Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI KEUANGAN



Version 06.12.2013



Akuntansi Keuangan



DAFTAR ISI LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN



• Pengantar • Gambaran Singkat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal • Persamaan Akuntansi • Siklus Akuntansi • Jurnal • Buku Besar • Neraca Saldo • Jurnal Penyesuaian • Kertas Kerja • Laporan Keuangan • Jurnal Penutupan • Neraca Saldo Penutupan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG



• Akuntansi Pembelian • Akuntansi Penjualan • Perhitungan Laba-Rugi • Harga Pokok Penjualan • Biaya Operasional • Pembuatan Kertas Kerja



MODAL & BENTUK BADAN USAHA



• Perusahaan Perorangan • Persekutuan • Perseroan Terbatas



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



INTERNAL USE ONLY



• Konsep & Asumsi Akuntansi • Uraian Singkat Neraca & Laporan Laba Rugi Piutang • Piutang • Pengertian Piutang • Klasifikasi Piutang • Pencatatan Piutang • Penilaian & Pelaporan Piutang Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



DAFTAR ISI HUTANG



• Pengertian • Hutang Jangka Pendek • Exkurs • Hutang Jangka Panjang



PERSEDIAAN



• Pengertian • Penentuan Harga Pokok • Penilaian Persediaan • Atas Dasar Harga Pokok • Atas Dasar Estimasi • Khusus



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



LATIHAN SOAL “KASUS”



INTERNAL USE ONLY



• Aktiva Tetap & Penyusutan • Metode Penyusutan • Pengeluaran Selama Pemakaian • Penghentian Penggunaan • Aktiva tak Berwujud • Laporan keuangan • Kasus Laporan Keuangan (Umum) • Kasus Piutang Usaha • Kasus Persediaan • Kasus Aktiva Tetap • Laporan Arus Kas



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN • Pengantar • Gambaran Singkat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal • Persamaan Akuntansi • Siklus Akuntansi • Jurnal • Buku Besar • Neraca Saldo • Jurnal Penyesuaian • Kertas Kerja • Jurnal Penutupan • Neraca Saldo Penutupan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN PENGANTAR Definisi Akuntansi



Akuntansi adalah tata cara (art) & proses • Pencatatan / Recording • Pengelompokkan / Classifying • Peringkasan / Summarizing • Pelaporan / Reporting • Transaksi bisnis / keuangan suatu kesatuan usaha serta penginterpretasian data keuangan tersebut bagi keperluan pembuatan keputusan.



Keluaran / output dari akuntansi adalah Laporan Keuangan (Financial Statements) Laporan keuangan terdiri dari : a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi & Laporan Perubahan Modal (Income Statement & Capital Statement) c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan. (Statement of Changes in Financial Position/Fund Statement) d. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes on Financial Statements) General Purpose Financial Statements Laporan keuangan bersifat umum dan tidak secara spesifik disusun untuk tujuan / pihak tertentu. Pemakai laporan keuangan a. Pihak dalam / Intern b. Pihak luar / Ekstern • Pemerintah • Kreditur • Investor • Calon Kreditor & Investor Bidang Akuntansi a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) b. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) c. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) d. Sistim Akuntansi (Accounting System) e. Penganggaran (Budgeting) f. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



5



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN



Financial reports of Business entities



Management Inside People Management



are prepared for



Regulatory agencies



Investors



Outside People



Potensial Investors and creditors



INTERNAL USE ONLY



Creditors



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



6



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Pembukuan dan Akuntansi (Book Keeping & Accounting)



Pembukuan : • Kegiatan pencatatan atas transaksi perusahaan dengan cara tertentu • Bersifat klerikal dan sekarang banyak ditangani dengan komputer



Akuntansi : • Berhubungan dengan perencanaan sistem pencatatan, penyiapan laporan dan interpretasi atas data keuangan • Mencakup kegiatan pembukuan • Berhubungan dengan perencanaan, analisis dan penginterpretasian data keuangan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



7



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN GAMBARAN SINGKAT NERACA LAPORAN L/R DAN PERUBAHAN MODAL Neraca a. 1 Feb. 2003 Benny diberi uang tunai/modal Rp. 20 juta untuk modal usaha Neraca (dalam jutaan) 1 Februari 2003 KAS



Rp. 20,-



Rp. 20,-



Modal – Benny



b. 3 Feb. 2003 diperoleh pinjaman uang Rp. 7,5 juta untuk menambah modal kerja Neraca (dalam jutaan) 3 Februari 2003 KAS



Hutang



Rp. 7,5



Modal – Benny



20,-



Rp. 27,5



Rp. 27,5



Rp. 27,5



c. 5 Feb. 2003 beli mobil dengan harga tunai Rp. 25 juta Neraca (dalam jutaan) 3 Februari 2003 KAS



Rp. 2,5



Hutang



Rp. 7,5



Mobil



25,-



Modal – Benny



20,-



Rp. 27,5



Rp. 27,5



Kesimpulan



1 2



3



Neraca terdiri dari : • Aktiva (Assets) • Hutang (Liabilities • Modal (Owner’s Equity)



Harta milik perusahaan



• Aktiva • Hutang



Sumber pembelanjaan



• Modal Neraca menggambarkan keadaan keuangan pada suatu saat.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



8



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Laporan Laba Rugi Mobil disewakan berikut sopir dan bensin ditanggung oleh Benny.



Laporan Laba Rugi Untuk bulan Februari Rp. 1.500.000,-



Pendapatan Sewa Biaya-biaya • Bensin



Rp. 200.000,-



• Gaji Sopir



Rp. 250.000,-



• Reparasi & Service



50.000,Rp. 500.000,Laba



Rp. 1.000.000,-



Kesimpulan



1 2



Laporan Laba Rugi terdiri atas dua komponen pokok yaitu : • Pendapatan (Revenue) • Beban/Biaya (Expense/Cost)



Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil kegiatan suatu periode.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



9



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Laporan Perubahan Modal. * Laba menyebabkan kekayaan/modal pemilik bertambah.



Laporan Perubahan Modal 28 Februari 2003 Rp. 20.000.000,-



Modal Awal



1.000.000,-



Laba Bulan Februari



Rp. 21.000.000,-



Modal akhir (28 Februari 2003)



Kesimpulan



1 2



Modal bertambah akibat laba; berkurang akibat rugi.



Modal dapat juga bertambah karena penyertaan modal baru ; berkurang karena penarikan modal.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



10



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN PERSAMAAN AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION) Persamaan Dasar & Perkembangannya



A k t i v a = Hutang + Modal



Pendapatan Aktivitas Usaha



Laba



(+)Modal



Biaya



Aktiva = Hutang + Modal + Laba.



Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan - Biaya



Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



11



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Aplikasi Persamaan Akuntansi Tuan Benny seorang wiraswasta muda mendirikan usaha penyewaan mobil.



Ben Rent Car



Transaksi-transaksi selama bulan Juli (dalam jutaan) adalah sebagai berikut. 1. Tuan Benny menyetor tunai Rp. 5.000,- sebagai penyertaan modal. 2. Dibeli mobil baru secara tunai Rp. 3.000,3. Dibeli mobil bekas secara kredit Rp. 750,4. Dibeli bensin 13 drum secara kredit Rp. 650,5. Selama bulan Juli telah diterima pendapatan sewa mobil dari PT “A” sebesar Rp. 1.600,6. Dibayar sewa garasi untuk bulan Juli sebesar Rp. 450,7. Dibayar gaji sopir untuk bulan Juli sebesar Rp. 250,8. Telah dikirimkan tagihan kepada perusahaan konstruksi yang menyewa beberapa mobil. Jumlah tagihan adalah Rp. 1.000,9. Dibayar hutang pembelian bensin. 10. Diterima dari perusahaan konstruksi uang sejumlah Rp. 400,- untuk pelunasan tagihan pada transaksi No. 8. 11. Tuan Benny menarik kembali modalnya sebesar Rp. 900,12. Pada tanggal 31 Juli Tuan Benny menghitung jumlah bensin yang belum terpakai.



Di dalam gudang masih tersisa 3 drum bensin.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



12



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Kertas Kerja Transaksi Keuangan Bulan Juli – 03 No. Trans



AKTIVA Piutang Supplies



Kas 



+



(dalam jutaan)



Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan



Mobil



keterangan



1.



Rp. 5.000,-



---



---



---



---



---



Rp. 5.000,-



---



2.



(3.000,-)



---



---



3.000,-



---



---



---



---



3.



---



---



---



750,-



---



750,-



---



---



4.



---



---



650,-



---



---



650,-



---



---



5.



1.600,-



---



---



---



---



---



---



1.600,-



6.



( 450,-)



---



---



---



450,-



---



---



---



7



( 250,-)



---



---



---



250,-



---



---



---



8.



---



1.000,-



---



---



---



---



---



1.000,-



9



( 650,-)



---



---



---



---



( 650,-)



---



---



10.



400,-



( 400,-)



---



---



---



---



---



---



11.



(900,-)



---



---



---



---



---



( 900,-)



---



Penarikan Modal



12.



---



---



( 500,)



---



---



---



---



---



Biaya Bensin



Rp. 1.750,- 



Modal Awal



Biaya Sewa Gaji Sopir



Rp. 600,- Rp. 150,- Rp. 3.750,- Rp. 1.200,- Rp. 750,- Rp. 4.100,- Rp. 2.600,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



13



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Laporan Laba Rugi Untuk bulan Juli – 03 (dalam jutaan) Rp. 2.600,-



Pendapatan Sewa Biaya • Biaya Sewa



Rp. 450,-



• Biaya Gaji



250,-



• Biaya Bensin



500,Rp. 1.200,Laba



Rp. 1.400,-



Ben Rent Car Laporan Laba Rugi Untuk bulan Juli – 03 (dalam jutaan) Rp. 5.000,-



Modal Awal (1 Juli 2003)



1.400,-



Laba bulan Juli



Rp. 6.400,900,-



Penarikan kembali modal Modal per 31 Juli 2003



Rp. 5.500,-



Ben Rent Car Neraca



31 Juli – 2003 (dalam jutaan) Kewajiban dan Modal



Aktiva Rp. 1.750,-



• Kas • Piutang



600,-



• Supplies



150,-



• Mobil



• Hutang



• Modal Benny



5.500,-



3.750,Rp. 6.250,-



INTERNAL USE ONLY



Rp. 750,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 6.250,-



2013



14



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN SIKLUS AKUNTANSI Siklus Akuntansi (Accounting Cycl ) adalah : Tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi ; mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan. Proses ini berjalan terus menerus dan merupakan suatu arus berputar (siklus) dimulai dari terjadinya : • Transaksi bisnis • Pencatatan • Peringkasan dan Pelaporan Untuk suatu periode dan dilanjutkan kegiatan serupa untuk periode berikutnya.



Transaksi Bisnis



Accounting Cycle Peringkasan & Pelaporan



Pencatatan



Kegiatan dalam suatu siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam : • Phase Pencatatan (recording phase) • Phase Pengikhtisaran (summarizing phase) INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



15



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN



STEP 1 Business documents analyzed



Step 2 Transactions Recorded in Journals



Step 3 Transactions Posted to ledgers



Step 4 Trial Balance Work sheet (Optional)



SUMMARIZING PHASE



Step 5 Adjustments



Step 6 Financial Statements



Step 7 Closing Entries



Step 8 Post-Closing trial Balance (Optional)



Step 9 Reversing entries (Optional)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



16



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN BISNIS / BUKTI TRANSAKSI Bukti / dokumen yang menunjukkan terjadinya dan mendukung suatu transaksi bisnis. Contoh : • Faktur / Nota Penjualan • Kwitansi • Bukti Pengeluaran Kas • Strook Cash Register



JURNAL (JOURNAL) Sarana untuk mengklasifikasikan dan mencatat suatu transaksi. Disebut : Buku Jurnal / Buku Harian Books of Original Entry



PENJURNALAN (JOURNALIZING) Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal. Proses ini berupa penambahan atau pengurangan atas akun-akun akibat suatu transaksi. Hasil Penjurnalan



Ayat Jurnal (Journal Entry)



Debit



(Ayat) Jurnal



Harus seimbang



Kredit



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



17



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN BUKU BESAR Akun / Perkiraan / Rekening / Account. adalah wadah untuk menampung efek dari transaksi yang berpengaruh terhadap Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan dan Biaya. Dua kelompok akun yaitu : • Akun Riil (Real Account). Adalah akun-akun yang saldonya dibawa terus dari satu periode ke periode berikutnya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah akun-akun Neraca (Aktiva, Hutang dan Modal). • Akun Nominal (Nominal Account). Adalah akun-akun yang saldonya akan dipindahkan / ditutup ke perkiraan modal. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah akun-akun Laporan Laba Rugi (Pendapatan dan Biaya). Kumpulan dari akun-akun yang dipergunakan oleh suatu perusahaan disebut Ledger. General Ledger (Buku Besar) Ledger



Subsidiary Ledger (Buku Pembantu/Tambahan)



Subsidiary Ledger merupakan rincian dari jumlah yang tertera di General Ledger (buku besar).



Contoh Piutang • • • •



Rp. 500 juta



Piutang terhadap A – Rp. 150 juta Piutang terhadap B – Rp. 100 juta Piutang terhadap C – Rp. 200 juta Piutang terhadap D – Rp. 50 juta



Rp. 500 juta



Buku Besar



Buku Pembantu



Akun dua kolom (two column account) adalah suatu akun dimana sisi debet diletakkan terpisah dari sisi kredit. Lazim disebut akun huruf T (T account)



POSTING Secara berkala transaksi-transaksi yang telah dicatat dalam jurnal dipindahkan ke akun buku besar. Proses pemindahan dari jurnal ke buku besar disebut posting. INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



18



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Mekanisme Pendebitan dan Pengkreditan NERACA



Hutang



D



D



K



+ -



Aktiva



K



- +



Modal



D



K



+ LAPORAN L/R



Biaya



D



Pendapatan



K



D



- +



K



+ -



Kesimpulan



1 2



AKTIVA



Bertambah Berkurang



BIAYA



Debit Kredit



3



Saldo Normal • Aktiva & Biaya



Bersaldo Debit



• Hutang, Modal & Pendapatan



Bersaldo Kredit



HUTANG



Bertambah Berkurang



MODAL PENDAPATAN



INTERNAL USE ONLY



Kredit Debit



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



19



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN JURNAL UMUM DESKRIPSI



Tanggal



KAS 1.



Post. Ref.



(dalam jutaan) Debit Rp. 5.000,-



Modal - Benny Mobil



2.



Rp. 5.000,Rp. 3.000,-



KAS



Rp. 3.000,-



Mobil 3.



Rp. 750,-



Hutang



Rp. 750,-



Supplies 4.



Rp. 650,-



Hutang



Rp. 650,-



KAS 5.



Rp. 1.600,-



Pendapatan Sewa BIaya Sewa



6.



Rp. 1.600,Rp. 450,-



KAS



Rp. 450,-



Biaya Gaji 7



Rp. 250,-



KAS



Rp. 250,-



Piutang 8.



Rp. 1.000,-



Pendapatan Sewa Hutang



9



Rp. 1.000,Rp. 650,-



KAS KAS



10.



Rp. 650,Rp. 400,-



Piutang Modal – Prive *)



11.



Kredit



Rp. 400,Rp. 900,-



KAS



Rp. 900,-



Catatan : *)



Penarikan kembali modal & penyertaan tambahan pada suatu periode dicatat pada akun sementara yakni “Modal – Prive”



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



20



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Penentuan Saldo Buku Besar



KAS (1)



Rp. 5.000,-



(2)



Rp. 3.000,-



(5)



1.600,-



(6)



450,-



400,-



(7)



250,-



Rp. 7.000,-



(9)



650,-



(11)



900,-



(10)



Rp. 5.250,-



Jumlah Sisi Debit



Rp. 7.000,-



Jumlah Sisi Kredit



5.250,-



Saldo Debit



Rp. 1.750,-



HUTANG (9)



Rp. 650,-



(3)



Rp. 750,-



(4)



650,Rp. 1.400,-



Jumlah Sisi Debit



Rp. 1.400,-



Jumlah Sisi Kredit



650,-



Saldo Kredit



INTERNAL USE ONLY



Rp. 750,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



21



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Sebelum Adjustment (dalam jutaan)



Modal - Benny



KAS (1)



Rp. 5.000,-



(2)



Rp. 3.000,-



(5)



1.600,-



(6)



450,-



400,-



(7)



250,-



(9)



650,-



(11)



900,-



(10)



(1)



Modal – Prive (11)



Piutang (8)



Rp. 1.000,-



(10)



Rp. 900,-



Pendapatan Sewa Rp. 400,-



Supplies (4)



Rp.650,-



Rp. 3.000,-



(3)



Rp. 750,-



Biaya Sewa (6)



(5)



Rp. 1.600,-



(8)



Rp. 1.000,-



Biaya Gaji (7)



Rp.250,-



Mobil (2)



Rp. 5.000,-



Hutang (9)



Rp. 650,-



(3)



Rp. 750,-



(4)



Rp. 650,-



Biaya Bensin



Rp.450,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



22



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) Secara berkala saldo debet dan kredit akun-akun buku besar dicantumkan dalam suatu daftar yang memuat semua akun yang dipergunakan dalam suatu periode. Daftar yang memuat semua akun beserta saldonya disebut Neraca Saldo (Trial Balance). Neraca Saldo dipergunakan untuk mengecek apakah jumlah saldo debit seluruh akun buku besar sama dengan jumlah saldo kredit.



JURNAL PENYESUAIAN / ADJUSTMENT Saldo akun-akun dalam neraca saldo belum seluruhnya mencerminkan jumlah yang seharusnya. Misalnya : Saldo Biaya Dibayar Dimuka (Prepaid Expense) pada akhir periode akan lebih besar dari yang seharusnya. Dua macam keadaan yang memerlukan jurnal penyesuaian : 1. Transaksi telah terjadi, tapi belum dicatat dalam akun. Misalnya : Gaji pada akhir periode yang belum dibayar 2. Transaksi telah terjadi dan dicatat, namun saldo akun tersebut tidak mencerminkan saldo yang seharusnya pada akhir periode. Misalnya : • Persediaan Supplies • Asuransi dibayar dimuka Sebelum laporan keuangan disusun dibuat jurnal penyesuaian dan dipostingkan ke buku besar.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



23



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN KERTAS KERJA / NERACA LAJUR (WORK SHEET) Kertas kerja (work sheet) adalah kertas berkolom yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja akan mengurangi kemungkinan terlupakannya suatu ayat jurnal penyesuaian dan dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengecek ketelitian aritmatik. Sebelum pembuatan kertas kerja data-data penyesuaian dikumpulkan dan dianalisa. Kertas kerja terdiri dari 4 kolom debit kredit, yakni : 1. Kolom Neraca Saldo (Trial Balance) Untuk mencantumkan saldo seluruh akun buku besar. 2. Kolom Penyesuaian (Adjustment) Untuk mencantumkan penyesuaian atas akun-akun buku besar. 3. Kolom Laba Rugi (Income Statement) Untuk menampung saldo akun nominal (Pendapatan & Biaya) setelah penyesuaian. 4. Kolom Neraca (Balance Sheer) Untuk menampung saldo akun riil (Aktiva, Hutang dan Modal) setelah penyesuaian.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



24



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENTS) Apabila perusahaan membuat kertas kerja, laporan keuangan disusun atas dasar data pada kertas kerja. Data pada kolom Laba Rugi dipakai untuk menyusun laporan Laba Rugi. Langkah berikutnya disusun Laporan Perubahan Modal dan terakhir disusun Neraca



JURNAL PENUTUPAN (CLOSING ENTRIES) Pada akhir periode akun Pendapatan dan Biaya akan ditutup ke suatu akun penampungan / perantara, yakni akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Saldo akun “Ikhtisar Laba Rugi” dan saldo akun “Prive” ditutup ke akun “Modal”.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



25



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Ben Rent Car Kertas Kerja 31 Juli 2003 AKUN



Penyesuaian



Neraca Saldo Debit



Kredit



Debit



(dalam jutaan)



Laba/Rugi



Kredit



Debit



Neraca



Kredit



Debit



Kredit



Rp. 1.750,-



---



---



---



---



---



Rp. 1.750,-



---



PIUTANG



600,-



---



---



---



---



---



600,-



---



SUPPLIES



650,-



---



---



Rp. 500,-



---



---



150,-



---



3.750,-



---



---



---



---



---



3.750,-



---



HUTANG



---



750,-



---



---



---



---



---



750,-



MODAL – BENNY



---



5.000,-



---



---



---



---



---



5.000,-



900,-



---



---



---



---



---



900,-



---



---



2.600,-



---



---



---



2.600,-



---



---



BIAYA GAJI



250,-



---



---



---



250,-



---



---



---



BIAYA SEWA



450,-



---



---



---



450,-



---



---



---



Rp. 8.350,-



Rp. 8.350,-



---



---



---



---



---



---



BIAYA BENSIN



Rp. 500,-



---



500,-



---



---



---



SALDO LABA



Rp. 500,- Rp. 500,-



KAS



MOBIL



MODAL – PRIVE PENDAPATAN SEWA







Rp. 1.200,- Rp. 1.400,- Rp. 2.600,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 2.600,-



Rp. 7.150,-



--- --- Rp. 2.600,-



2013



Rp. 7.150,-



Rp.5.750,Rp. 1.400,Rp. 7.150,-



26



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Jurnal Umum Tanggal Juli



31



DESKRIPSI



(dalam jutaan)



Post. Ref.



Debit



Kredit



Jurnal Penyesuaian Rp. 500,-



Biaya Bensin



Rp. 500,-



Supplies Jurnal Penutup Rp. 2.600,-



Pendapatan Sewa



Rp. 2.600,-



Ikhtisar L/R Rp. 1.200,-



Ikhtisar L/R



Rp. 250,-



Biaya Gaji



Biaya Sewa



450,-







500,-



Biaya Bensin Ikhtisar L/R



Rp. 1.400,Rp. 1.400,-



Modal – Benny Modal – Benny



Rp. 900,Rp. 900,-



Modal - Prive



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



27



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Bagan arus proses penutupan buku



Pendapatan Sewa Rp. 2.600,-



Ikhtisar L/R



Rp. 1.600,-



Rp. 1.200,-



Rp. 1.000,-



Rp. 1.400,-



Rp. 2.600,-



Biaya Gaji Rp.250,-



Rp.250,-



Modal - Benny Rp. 900,-



Rp.5.000,Rp.1.400,-



Biaya Sewa Rp.450,-



Rp.450,-



Modal – Prive



Biaya Bensin Rp.500,-



Rp.500,-



Rp. 900,-



Rp. 900,-



1. Saldo akun “Pendapatan” dipindahkan ke akun “Ikhtisar L/R” 2. Saldo akun “Biaya” dipindahkan ke akun “Ikhtisar – L/R” 3. Saldo laba pada akun “Ikhtisar L/R” dipindahkan ke akun “Modal” 4. Saldo akun “Modal–Prive” dipindahkan ke akun “Modal”



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



28



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Setelah Penyesuaian & Jurnal Penutup (dalam jutaan) KAS (1)



Rp. 5.000,-



(2)



Rp. 3.000,-



(5)



1.600,-



(6)



450,-



400,-



(7)



250,-



(9)



650,-



(11)



900,-



(10)



Saldo Rp. 7.000,-



1.750,Rp. 7.000,-



Piutang (8)



Rp. 1.000,-



(10) Saldo



Rp. 1.000,-



Modal - Benny



Rp. 400,600,-



Prive



900,-



Rp. 1.000,-



Saldo



5.500,-



(2) Laba



Rp. 6.400,-



Rp. 5.000,1.400,Rp. 6.400,-



Supplies (4)



Rp.650,-



Pakai



Rp. 500,-



Saldo



150,-



Rp. 650,-



Rp. 650,-



Modal – Prive (11)



Rp. 3.000,-



(3)



Rp. 750,-



Saldo



Rp. 3.750,-



INTERNAL USE ONLY



Modal



Rp. 900,-



Pendapatan Sewa



Mobil (2)



Rp. 900,-



Rp. 3.750,-



Rp. 3.750,-



Iktisar L/R



Rp. 2.600,-



(5)



Rp. 1.600,-



(8)



Rp. 6.000,Rp. 2.600,-



Rp. 2.600,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



29



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN Buku Besar Ben Rent Car Setelah Penyesuaian & Jurnal Penutup (dalam jutaan) - Lanjutan



Biaya Sewa (6)



Rp.450,-



Biaya Gaji



Iktisar L/R



Rp.450,-



(7)



Rp.250,-



Biaya Bensin (6)



Rp.500,-



Iktisar L/R



Rp.250,-



Hutang



Iktisar L/R



Rp.500,-



(9) Saldo



Rp. 650,-



(3)



Rp. 750,-



750,-



(4)



Rp. 650,Rp. 1.400,-



Rp. 1.400,-



Ikhtisar L/R Gaji



Rp. 250,-



Sewa



450,-



Bensin



500,-



Modal



1.400,Rp. 2.600



INTERNAL USE ONLY



Pendpt.



Rp. 2.600,-



Rp. 2.600,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



30



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN NERACA SALDO PENUTUPAN (POST CLOSING TRIAL BALANCE) Tujuan neraca saldo penutupan adalah untuk memastikan bahwa jumlah saldo buku besar masih seimbang sebelum pencatatan data akuntansi periode berikutnya dimulai. Akun-akun pada neraca saldo penutupan hanyalah akun-akun riil saja. Neraca saldo penutupan dibuat dengan mengambil akun dan saldonya setelah ayat jurnal penutup dibukukan.



Neraca Saldo Penutupan Ben Rent Car 31 Juli 2003 No. Akun







DESKRIPSI







(dalam jutaan)



Debit







Kredit



Rp. 1.750,-



----



PIUTANG



Rp. 600,-



----



SUPPLIES



Rp. 150,-



----



Rp. 3.750,-



----



HUTANG



----



Rp. 750,-



MODAL – BENNY



----



Rp. 5.500,-



Rp. 6.250,-



Rp. 6.250,-



KAS



MOBIL



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



31



Akuntansi Keuangan



LAPORAN KEUANGAN DAN PROSES PENYUSUNAN 1. Transactions analy ed and recorded in journal. 2. Transaction po ted to ledger. 3. Trial Balance prepared, adjustment data assembled, and work sheet completed. 4. Financial statement prepared. 5. Adjusting and closing ntries journalized. 6. Adjusting and closing ntries posted to ledger. 7. Post – closing trial balance prepared.



Source Documents



1 2



Journal



 XYZ co Trial Balance December 31, 19.



Act. Rec



Worksheet cash 111



3



6



Trial Balance Ledger



7



XYZ Co. Work Sheet For Period Ended December 31, 19..



 XYZ Co Post – Closing Trial Bal December 31, 19.. Trial Balance



Adjustments



Adjusted Trial Balance



Income statement



Balance Sheet



Post–Closing Trial Balance



5 Balance Sheet



4



Statement of Owner’s Eq



Financial Statement



INTERNAL USE ONLY



Income Statement



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



32



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG • Akuntansi Pembelian • Akuntansi Penjualan • Perhitungan Laba-Rugi • Harga Pokok Penjualan • Biaya Operasional • Pembuatan Kertas Kerja



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG



Uang Tunai



Sarana Penunjang Kegiatan



Bunga & Pokok



Kreditor



Pinjaman



Penyetoran



Dividen



Investor Pemilik



Piutang



Jasa



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



34



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG



Uang Tunai



Sarana Penunjang Kegiatan



Bunga & Pokok



Kreditor



Pinjaman



Penyetoran



Dividen



Investor Pemilik



Piutang



Barang



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



35



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang melakukan aktivitas usaha dengan membeli barang dagangan dan menjual kembali tanpa melakukan perubahan yang berarti. Aktivitas pokok perusahaan dagang : • Pembelian barang dagangan. • Penjualan barang dagangan.



AKUNTANSI PEMBELIAN Untuk mencatat pembelian barang dagangan dipergunakan akun “Pembelian” (Purchases). Pembelian dapat dilakukan secara : • Tunai • K r e d i t



Jurnal Pembelian Tunai : Pembelian



Rp. 5.000,Rp. 5.000,-



KAS Jurnal Pembelian Kredit : Pembelian Hutang Dagang



Rp. 5.000,Rp. 5.000,-



(Accounts Payable)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



36



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan pembelian (Purchase/Cash discount) Dalam hal pembelian kredit, potongan tunai diberikan apabila pembayaran dilakukan dalam masa potongan (discount period). Istilah



:



2/10 :



n/30. masa kredit. masa potongan. % tase potongan.



Dalam kalimat : Pembeli boleh berhutang selama 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan dalam tempo 10 hari setelah tanggal pembelian, maka diberi potongan sebesar 2 % dari harga faktur.



Contoh : Pada tanggal 1 Februari dibeli barang dagangan seharga Rp. 5.000, Pembelian Rp. 5.000, Hutang Dagang Rp. 5.000,Pada tanggal 9 Februari dibayar hutang pembelian Harga pembelian Potongan pembelian 2% x Rp. 5.000,- Dibayar tunai



Rp. 5.000,100,Rp.4.900,-



Jurnal : Hutang Dagang Rp. 5.000, K A S Rp. 4.900, Potongan Pembelian Rp. 100,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



37



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Retur Pembelian Dan Keringanan Harga (Purchases Return & Allowances) Pembeli dapat mengembalikan barang yang dibeli apabila : a. Rusak b. Cacat c. Tidak sesuai dengan spesifikasi • Dalam keadaan tertentu pembeli tidak mengembalikan barang melainkan meminta pengurangan harga (Purchases Allowance) • Akun yang dipakai :



“Retur Pembelian & Keringanan (Harga)” (Purchases Return and Allowance)



Contoh : 1 – Feb – Dibeli 10 unit barang dagangan dengan harga Rp. 10.000, Pembelian Rp. 10.000, Hutang Dagang Rp. 10.000,3 – Feb – Dikembalikan 4 unit barang dagangan. Hutang Dagang Rp. 4.000, Retur Pembelian dan Keringanan Rp. 4.000,9 – Februari – Hutang pembelian tanggal 1 Februari dibayar. Pembelian tanggal 1 Februari Rp. 10.000, Retur Pembelian (3 – Februari) 4.000, Rp. 6.000, Cash discount (2 % x Rp. 6.000) 120, Dibayar per kas Rp. 5.880,Jurnal : Hutang Dagang Rp. 6.000, K A S Rp. 5.880, Potongan Pembelian 120,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



38



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Biaya Pengangkutan Kalau pembeli menanggung ongkos angkut barang maka biaya pengangkutan dicatat pada akun



“ Ongkos Angkut Pembelian “ (Transportation In/Freight In)



Contoh : 1 Feb : Dibeli barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ; 2/10 ; n/30. Biaya pengangkutan sebesar Rp. 250,- ditanggung pembeli (dibayar dimuka oleh penjual).



Jurnal : Pembelian Rp. 5.000, Transportation In 250, Hutang Dagang Rp. 5.250,9 Feb. : Dibayar hutang pembelian tanggal 1 Februari



Nilai faktur



Rp. 5.250,-



Harga barang Rp. 5.000, Cash discount 2% Rp. 100, Jumlah pembayaran Rp. 5.150,Jurnal : Hutang Dagang Rp. 5.250, K A S Rp. 5.150, Potongan Pembelian Rp. 100,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



39



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ringkasan :



Akun



Kegiatan



Saldo Normal



1. Pembelian barang Dagangan



Pembelian (Purchases)



Debit



2. Potongan tunai



Potongan Pembelian (Purchases Discount)



Kredit



3. Pengembalian dan Keringanan harga



Retur Pembelian dan keringanan (Purchases Return and Allowances)



Kredit



4.



Ongkos Angkut Pembelian (Transportation In



Debit



Biaya Pengangkutan Barang



AKUNTANSI PENJUALAN • Barang dagangan yang dijual dicatat dengan menggunakan akun “Penjualan” (Sales). • Penjualan dapat dilakukan secara :



1 2 3



Tunai



Kredit



Kartu Kredit



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



40



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG



Jurnal Penjualan Tunai : K A S Rp. 5.000, Penjualan Rp. 5.000,-



Jurnal Penjualan Kredit : 1 Februari : Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ; 2/10 ; n/30 Piutang Dagang Rp. 5.000, (Accounts Receivable) Penjualan Rp. 5.000,-



12 Februari : Diterima pembayaran atas penjualan tanggal 1 Februari. K A S Rp. 5.000, Piutang Dagang Rp. 5.000,-



Jurnal Penjualan Dengan Kartu Kredit: Dijual barang dagangan dengan kartu kredit BCA Rp. 10.000, Piutang Dagang Rp. 10.000, Penjualan Rp. 10.000,-



Diterima dari BCA tagihan penjualan dengan potongan sebesar 2% K A S Rp. 9.800, Biaya Tagihan (komisi) 200, Piutang Dagang Rp. 10.000,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



41



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan Perdagangan (Trade Discount) Potongan harga yang diberikan kepada pembeli tertentu. Trade discount diperhitungkan dari “List Price” (harga daftar). Harga barang yang tercantum pada faktur adalah harga daftar setelah dikurangi potongan perdagangan.



Contoh : Sebuah barang dengan harga daftar dijual dengan potongan perdagangan



20% ; 10% dan 5%







Harga daftar







Potongan perdagangan. 20% x Rp. 5.000,- =







10% x



4.000,-



Rp. 5.000,-



Rp. 5.000,-



Rp. 1.000,-



=



400,-



5% x 3.600,- = 180, Rp. 1.580,



Harga Faktur



INTERNAL USE ONLY



Rp. 3.420,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



42



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Potongan Tunai (Cash Discount) & Ongkos Angkut Apabila pembeli membayar pada masa potongan tunai (discount period) maka penjual memberikan potongan tunai. Penjual mencatat potongan tunai yang diberikan pada akun “potongan Penjualan” (Sales Discount) Ongkos angkut barang yang ditanggung pembeli biasanya dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual. Ongkos angkut ini bisa diperhitungkan di faktur atau dibuatkan surat tagihan tersendiri.



Contoh : 1 Feb. • Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- 2/10 ; n/30. • Biaya pengangkutan sebesar Rp. 250,- ditanggung pembeli dan dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual.



Jurnal : Piutang Dagang



Penjualan



Piutang Dagang



Rp. 5.000,-







K A S



INTERNAL USE ONLY



Rp. 5.000,-



Rp. 250,



Rp. 250,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



43



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 9 Februari – Diterima tagihan penjualan tanggal 1 Februari. Nilai faktur Harga barang



Rp. 5.000,-



Cash Discount



Rp. 5.250,-



Jumlah Pembayaran



Jurnal : K A S Potongan Penjualan (Sales Discount) Piutang Dagang



2% Rp. 100,Rp. 5.150,-



Rp. 5.150,100,



Rp. 5.250,-



* Pengembalian Barang Dan Keringanan Harga Barang yang dikembalikan oleh pembeli dicatat pada akun “Retur Penjualan dan Keringanan” (Sales Return & Allowances). Jurnal : Retur Penjualan dan Keringanan Rp. XX. Piutang Dagang Rp. XX.



* Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax) Apabila penjual ditunjuk sebagai Pengusaha Kena Pajak maka atas setiap penjualan ia wajib memungut pajak pertambahan nilai. Pajak pertambahan nilai yang dipungut dicatat pada akun “Hutang PPN” (Pajak Keluaran). Contoh : Dijual barang dagangan seharga Rp. 5.000,- ditambah PPN 10%. Piutang Dagang Rp. 5.500, Penjualan Rp. 5.000, Hutang PPN 500,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



44



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ringkasan : Kegiatan Akun Saldo Normal 1. Penjualan barang dagangan



Penjualan (Sales)



2. Potongan tunai



Potongan penjualan (Sales Discount) Debit



3. Pengembalian dan Keringanan harga



Retur Penjualan dan keringanan (Sales Return & Allowances)







Debit



4. Pengenaan PPN



Hutang PPN (VAT Payable)



Kredit



Kredit



PERHITUNGAN LABA – RUGI Secara ringkas Laporan Laba – Rugi perusahaan dagang adalah sebagai berikut : Penjualan XX Harga Pokok Penjualan XX Laba Kotor XX Biaya Operasional XX Laba Bersih Operasi XX



* Harga Pokok Penjualan (H.P.P) Untuk menghitung hasil kegiatan suatu periode perlu ditentukan harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan / Cost of Goods Sold). Untuk menentukan H.P.P. perlu dihitung fisik barang yang belum terjual (Physical System). Contoh : Pembelian barang dagangan selama bulan Januari berjumlah 500 unit dengan harga Rp. 500.000,Pada tanggal 31 Januari barang yang masih ada di gudang berjumlah 200 unit.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



45



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perhitungan • Harga Pokok per unit = •



Rp. 500.000,- =



500 Nilai persediaan akhir : 200 x Rp. 1.000,-



=



Harga Pokok Penjualan : Pembelian Persediaan akhir (31/1) Harga Pokok Penjualan



Rp. 1.000,Rp. 200.000,-



Rp. 500.000,(200.000,-) Rp. 300.000,-



Ilustrasi Lengkap “Harga Pokok Penjualan” Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode berikutnya. Retur Pembelian dan Keringanan Potongan Pembelian Transportation In



Diperhitungkan pada “Pembelian”



Harga Pokok Penjualan Persediaan awal (1 Februari) Rp. 200.000,Pembelian Rp. 900.000,Dikurangi : • Retur Pembelian Rp. 50.000, • Potongan Pembelian 10.000, 60.000,Pembelian Netto Rp. 840.000, • Transportation In 20.000, Harga Pokok Pembelian 860.000,Barang tersedia untuk di jual Rp.1.060.000,Persediaan akhir (28 Februari) Harga Pokok Penjualan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



(300.000,-) Rp. 760.000,-



2013



46



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG * Biaya Operasional (Operating Expenses) Biaya operasional perusahaan dagang dikelompokkan dalam : 1. Biaya Penjualan (Selling Expenses) 2. Biaya Umum (General Expenses)



Biaya Penjualan Semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan



Contoh :



• • • •



Biaya Advertensi (Advertising Exp nse) Komisi Penjualan (Sales Commission) Penyusutan Peralatan Toko (Depreciation Exp nse – Store Equipment) Biaya gaji karyawan penjualan (Sales Salaries Expense)



Biaya Umum Semua biaya yang berhubungan dengan aktivitas umum



Contoh :



• • • •



Biaya Sewa (Rent Expense) Biaya Asuransi (Insurance Expense) Biaya Supplies Kantor (O e Supplies Expense) Biaya Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation Exp nse – O



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



e Equipment)



2013



47



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBUATAN KERTAS KERJA Pada dasarnya proses penyusunan kertas kerja perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Kekhususan pada perusahaan dagang adalah jurnal penyesuaian atas persediaan awal dan akhir. Persediaan awal dan akhir ditutup ke akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Jurnal Penyesuaian (Adjustment) Untuk menutup persediaan awal. Ikhtisar L/R Persediaan Barang



Untuk mencatat persediaan akhir Persediaan Barang Ikhtisar L/R



INTERNAL USE ONLY



Rp. 200.000,Rp. 200.000,-



Rp. 300.000,Rp. 300.000,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



48



Akuntansi Keuangan



AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Exkurs PERSEROAN TERBATAS Bentuk badan usaha :



1 2 3



Perorangan (Sole Proprietorship)



F i r m a (Partnership).



Perseroan Terbatas (Corporation)



Perseroan terbatas adalah badan hukum yang kepemilikannya dibagi dalam saham- saham. Kekayaan pemilik / Ekuitas / Stockholder’s Equity terdiri dari : • •



Modal Saham (Capital Stock) Saldo Laba (Retained Earnings)



Untuk menyajikan informasi perubahan modal dibuat Laporan Saldo Laba (Retained Earnings Statement). Distribusi laba kepada pemilik Contoh “Laporan Saldo Laba”



dividen



Saldo Laba 1 Februari Rp. 7.500,Laba bulan Februari Rp. 3.500,Dividen ( 2.000,-) Rp. 1.500, Saldo Laba 28 Februari Rp. 9.000,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



49



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA • Perusahaan Perorangan • Persekutuan • Perseroan Terbatas



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA



Bentuk badan usaha :



1 2 3



Perorangan (Sole Proprietorship)



Persekutuan (Partnership)



Perseroan Terbatas (Corporation)



PERUSAHAAN PERORANGAN “Modal” dalam neraca disajikan dengan mencantumkan nama pemilik.



Laba



(+) modal







(-) modal



Rugi



Penyetoran dan penarikan kembali modal selama perusahan beropersi dibukukan melalui akun sementara “ Modal –Prive”. Pada akhir periode akun “Modal -Prive” ditutup ke akun “Modal”.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



51



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA PERSEKUTUAN Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Persekutuan adalah : •



Dua orang atau lebih mengikat diri dengan suatu perjanjian.







Memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan.







Tujuan : membagi keuntungan / manfaat yang diperoleh.



Bentuk Persekutuan : •



Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennotschaap/C.V.)







Firma (Fa)



Pada persekutuan komanditer terdapat 2 jenis sekutu yakni sekutu komanditer dan sekutu kerja.



Sekutu komanditer (Sleeping Partner) •



Hanya menyetor modal







Tidak turut campur dalam kepengurusan







Tanggung jawab kepada pihak ketiga hanya sebesar







modal yang disetor



Sekutu kerja (Active Partner) •



Menyetor modal







Mengurus kegiatan operasional perusahaan







Tanggung jawab kepada pihak ketiga adalah “pribadi untuk







keseluruhan” (tanggung jawab renteng)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



52



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Pada persekutuan firma semua sekutu bertanggung jawab secara “pribadi untuk keseluruhan”.



Nama persekutuan, nama sekutu, fungsi, penyertaan modal dan pembagian laba antar sekutu dinyatakan dalam akte pendirian.



Ilustrasi : Ahmad, Badrun dan Chandra sepakat untuk membentuk firma ABC pada tanggal 1 Maret 2003. Sebagai penyertaan modal Ahmad menyerahkan gedung senilai Rp. 30 juta berikut tanahnya senilai 10 juta. Badrun menyetor tunai Rp. 40 juta dan Chandra menyerahkan barang dagangan senilai Rp. 20 juta.



Jurnal : Gedung



Rp. 30 juta



Tanah



10 juta



Modal – Ahmad



Rp. 40 juta



Kas Modal – Badrun



Rp. 40 juta



Persediaan Barang Modal – Chandra



INTERNAL USE ONLY



Rp. 40 juta



Rp. 20 juta Rp. 20 juta



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



53



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA



NERACA Firma ABC 1 Maret 2003 (dalam jutaaan) Kas



Rp. 40



Modal – Ahmad



Rp. 40



Persediaan Barang



20



Modal – Badrun



40



Tanah



10



Modal – Chandra



20



Gedung



30







Rp. 100







Rp. 100



Pembagian Laba/Rugi • Biasanya diatur dalam akte pendirian • Laba/Rugi dapat dibagi atas dasar : •



Suatu perbandingan yang ditetapkan







Suatu perbandingan tertentu setelah laba / rugi dikurangi tunjangan gaji & bonus atau







bunga atas modal







Perbandingan modal



• Apabila tidak diatur dalam akte pendirian pembagian laba/rugi antar sekutu didasarkan pada perbandingan modal. • Bagian laba masing-msing sekutu akan menambah “modal” yang bersangkutan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



54



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Ilustrasi : Pada tahun 2003 Firma ABC memperoleh laba sebesar Rp. 50 juta. Pembagian laba didasarkan pada perbandingan modal.



Bagian laba Ahmad =



40/100 X Rp. 50 juta = Rp. 20 juta



Bagian laba Badrun =



40/100 X Rp. 50 juta = Rp. 20 juta



Bagian laba Chandra =



20/100 X Rp. 50 juta = Rp. 10 juta



Jurnal : Ikhtisar Laba – Rugi



Rp. 50 juta



Modal – Ahmad



Rp. 20 juta



Modal – Badrun



Rp. 20 juta



Modal – Chandra



Rp. 10 juta



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



55



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Laporan Perubahan Modal • Perubahan modal tiap sekutu selama satu periode dilaporkan dalam laporan perubahan modal.



• Modal seorang sekutu dapat berubah karena : • Bagian laba/rugi • Investasi tambahan • Penarikan kembali



Ilustrasi :



Laporan Perubahan Modal Firma ABC Untuk Tahun 2003



(dalam jutaan)



Keterangan



Ahmad



Badrun



Chandra



Total



Modal Awal



Rp. 40



Rp. 40



Rp. 20



Rp. 100



20



20



10



50



5



5



Rp. 35



Rp. 155



Bagian laba Setoran tambahan Penarikan Kembali Modal Akhir



INTERNAL USE ONLY



-



-



Rp. 60



Rp. 60



10



5



Rp. 50



Rp. 55



-



15



Rp. 35



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 140



2013



56



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA PERSEROAN TERBATAS P.T. adalah : •



Badan hukum yang modalnya terbagi atas saham-saham







Persero (pemegang saham) dapat memiliki satu atau lebih saham







Persero hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetor (saham yang dimiliki)



Perseroan terbatas harus didirikan dengan akte notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman, didaftarkan pada pengadilan negeri setempat serta diumumkan di lembaran berita negara.



Akte pendirian memuat anggaran dasar perseroan dan ketentuan-ketentuan lain tentang perseroan seperti: •



Nama perseroan







Tempat kedudukan







Jangka waktu pendirian







Jumlah modal dasar & lembar saham



Modal perseroan disebut modal saham / sero (share / stock) dan dikategorikan dalam : •



Modal dasar (authorized capital)







Jumlah modal yang disebutkan dalam akte pendirian dan merupakan jumlah maksimum saham







yang dapat dikeluarkan.







Modal ditempatkan (subscribed capital)







Bagian modal dasar yang telah diambil oleh persero tapi belum dibayar penuh.







Modal disetor (paid in capital)







Bagian modal yang telah diambil dan dibayar penuh oleh persero.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



57



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Jenis saham : •



Saham atas nama (registered shares)







Nama pemilik tercantum pada lembar saham.







Saham atas unjuk (bearer shares)







Nama pemilik tidak tercantum pada lembar saham.







Saham biasa (common stock)







Saham yang tidak mempunyai hak lebih atas saham lainnya.







Saham preferen (preferred stock)







Pemiliknya mempunyai hak utama / prioritas atas keuntungan atau hak-hak lainnya.



Unsur modal perseroan terbatas : •



(Modal) Saham (contributed capital)







Saldo laba (retained earnings)



Modal saham dicatat sebesar nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada lembar saham) dan selisih antara nilai nominal dengan harga kurs (harga yang berlaku di pasar modal) dicatat pada akun agio / disagio saham (premium/discount on stock).



Ilustrasi : •



P.T. Laras menjual saham biasa 10.000 lembar, nominal @ Rp. 1.000,- dengan kurs 150.







Hasil penjualan :







Nilai nominal



150% x 10.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 15.000.000,-



:







INTERNAL USE ONLY



10.000 x Rp. 1.000,- =



Agio saham







10.000.000,Rp. 5.000.000,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



58



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Jurnal : Kas



Saham biasa







Agio saham







Rp. 15 juta



Rp. 10 juta











5 juta



Apabila saham tersebut dijual dengan kurs 90 maka : Hasil penjualan



:



90% x 10.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 9.000.000,-



Nilai nominal



:



10.000 x Rp. 1.000,-







=



Disagio saham



10.000.000,Rp. 1.000.000,-



Jurnal : Kas



Rp. 9 juta



Disagio saham



1 juta







Saham biasa



Rp. 10 juta



Agio atau disagio sahm disajikan di neraca dalam kelompok modal Agio



(+) Modal saham (biasa)



Disagio



(-) Modal saham (biasa)



Ilustrasi : Modal saham : Saham biasa







Agiao saham biasa



Rp. 15 juta



Saham preferen Disagio saham preferen



5 juta











Rp. 15 juta



Rp. 20 juta ( 2 juta)







Rp. 18 juta



Total modal saham



Rp. 33 juta



INTERNAL USE ONLY







Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



59



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA “Saldo Laba” (R/E) dipakai untuk menampung laba suatu periode yang tidak dibagikan sebagai dividen.



Laba



(+) Saldo Laba (R/E)



Rugi



(-) Saldo Laba (R/E)



Laba yang dibagikan kepada pemegang saham







dividen



Cash dividen (dividen tunai)







Dividen dibayarkan dalam wujud uang tunai







Stock dividen (dividen saham)











Dividen yang dibagikan berwujud saham perusahaan yang bersangkutan



Tanggal dividen :







Tanggal pengumuman (date of declaratio )











Tanggal pencatatan (date of record)











Tanggal pembayaran (date of payment)



Perusahaan kadang-kadang diharuskan untuk mencadangkan sebagian dari “Saldo Laba” untuk keperluan tertentu (misalnya : untuk keperluan pelunasan obligasi). Dalam hal ini “Saldo Laba” (yang bebas untuk dibagikan sebagai dividen) diubah melalui ayat jurnal menjadi “Saldo Laba Dicadangkan” (appropriated retained earnings).



Jurnal : Saldo laba



Saldo laba dicadangkan



INTERNAL USE ONLY



XX



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



60



Akuntansi Keuangan



MODAL & BENTUK BADAN USAHA Perubahan “Saldo Laba” untuk suatu periode dilaporkan dalam “ Laporan Perubahan Saldo Laba” P.T. Laras Laporan Perubahan Saldo Laba Tahun berakhir 31 Desember 2003 Saldo per 1 Januari ............................................................ Rp. 100 juta Laba tahun 2003 ........................................Rp. 40 juta Dividen 2003 ..............................................



(15 juta)



............................................................................................. Rp. 25 juta ............................................................................................. Rp. 125 juta Saldo laba dicadangkan...................................................... ( 50 juta) Saldo laba per 31 Desember 2003.................................... Rp. 75 juta



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



61



Akuntansi Keuangan



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG • Konsep & Asumsi Akuntansi • Uraian Singkat Neraca & Laporan Laba Rugi • Piutang • Pengertian Piutang • Klasifikasi Piutang • Pencatatan Piutang • Penilaian & Pelaporan Piutang



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



KONSEP & ASUMSI AKUNTANSI •



Di Indonesia standar-standar yang lazim dipergunakan dihimpun dalam buku “Standar Akuntansi







Keuangan”.







Standar Akuntansi Keuangan ditetapkan atas dasar konsep dan asumsi yang telah disepakati.



Beberapa konsep dan asumsi 1. The Money Measurement Concept •



Akuntansi hanya mencatat transaksi / kejadian dalam perusahaan







yang dapat dinyatakan dengan uang.







Nilai uang dianggap stabil.







Uang dijadikan “Common denominator”







Artinya :











Gedung tidak dinyatakan dalam m2











Persediaan barang tidak dinyatakan dalam tonase.



Semua pos-pos laporan keuangan dinyatakan dengan penyebut umum yakni : Rupiah







INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



63



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan







Kelemahan konsep ini :







a.



Nilai yang tercantum dalam neraca belum tentu mencerminkan nilai yng sesungguhnya.







b.



Kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan,







namun tidak bisa dinyatakan dalam satuan rupiah ; tidak tercermin dalam neraca.







misalnya :







• Moral kerja karyawan.







• Training karyawan.







• Team manajemen yang tangguh.



2. The Entity Concept (Konsep Kesatuan Akuntansi)







Perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan yang terpisah dari pemiliknya.











Transaksi perusahaan harus dipisahkan dari aktivitas pemilik.











Konsep ini agak sulit diterapkan dalam perusahaan perorangan







(misal : Perusahaan dagang perorangan yang menempati Ruko).



3. The Going Concern Concept (Konsep Kesinambungan)







Akuntasi beranggapan bahwa perusahaan akan hidup untuk masa yang tidak terbatas dan







tidak dimaksudkan untuk dilikuidasi.







Atas dasar konsep ini nilai aktiva disajikan dalam neraca sebesar harga perolehan bukan atas











dasar nilai jual / nilai yang dapat direalisasi.







Barang dalam proses (barang setengah jadi) dicantumkan dalam neraca sebesar akumulasi











biaya produksi yang telah dikeluarkan ; walaupun barang ini tidak laku dijual dalam kondisi







seperti ini.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



64



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



4. Cost Concept (Konsep Harga Perolehan) •



Aktiva dicatat dan tercantum di neraca sebesar harga perolehan (Cost) dan tidak atas dasar harga







pasar yang berlaku pada saat penyusunan neraca.







Nilai aktiva tidak mencerminkan nilai jualnya







Kelemahan :







Relevansi untuk pembuatan keputusan







Alasan dipakainya konsep harga perolehan:







• Obyektif







• Feasible







rendah.



5. The Time Period Concept (Periode Akuntansi) •



Perusahaan berjalan terus (going concern)







Pihak yang berkepentingan ingin tahu keadaan perusahaan dari waktu ke waktu







Perlu ditentukan interval waktu dalam mana diukur hasil dari kegiatan usaha







Biasanya periode akuntansi dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember







Namun untuk bisnis tertentu periode akuntansi bisa menyimpang dari tanggal tersebut di atas



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



65



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



6. The Conservatism Concept (Konsep Konservativ) •



Laba/Pendapatan diakui apabila telah pasti/terjadi.







Rugi/Biaya harus diakui walaupun belum terjadi namun kemungkinan besar akan timbul.



7. The Realization Concept (Konsep Realisasi) •



Pendapatan diakui (dicatat) apabila transaksi pertukaran telah terjadi atau jasa telah dilakukan.







Jumlah (uang) yang dicatat adalah jumlah yang dapat direalisasikan (diterima).







Contoh :







Dijual barang secara kredit Rp. 1.000,-.







Berdasarkan pengalaman rata-rata 2% dari penjualan tidak berhasil ditagih.







Pendapatan yang diakui adalah :







Rp. 1.000,- - (2% x Rp. 1.000,-) = Rp. 980,-







Dalam praktek “Penjualan” dan “Piutang” dicatat dengan nilai faktur (gross)







dan pada akhir tahun dilakukan penilaian atas piutang yang dapat direalisasikan







menjadi kas (net realizable value).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



66



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



8. The Matching Concept •



Laba ditentukan dengan mempertemukan “Pendapatan” dengan “Biaya” yang terjadi pada suatu







periode atau yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan pendapatan tersebut.







Pembebanan biaya dilakukan atas dasar :







a.



Hubungan langsung antara biaya dengan pendapatan







misalnya :







• Komisi penjualan



Penjualan







• Harga pokok penjualan



Penjualan







b.



Hubungan antara biaya dengan aktivitas suatu periode







misalnya :







• Biaya gaji.







• Biaya penyusutan.







c.



Tiadanya manfaat untuk masa mendatang







misalnya :







• Barang dagangan yang rusak/usang/kuno







(obsolete inventory). • Biaya training (manfaat untuk masa mendatang sulit diukur secara obyektif).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



67



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



9. The Consistency Concept •



Penerapan suatu metode sebaiknya tetap dilakukan secara konsisten (berkesinambungan dan







tetap).







Consistency merupakan syarat dari daya banding laporan keuangan beberapa periode







(Comparability).







Dalam keadaan khusus penerapan suatu metode boleh diganti ; namun dampak dari perubahan







metode harus dijelaskan dalam “Catatan atas Laporan Keuangan”.



10. The Materiality Concept •



Penyimpangan dari konsep dan standar akuntansi diperkenankan apabila transaksi / kejadian tidak







berarti (insignifi ant).



Contoh : •



“Asuransi dibayar dimuka” untuk masa 3 tahun diklasifikasikan di neraca sebagai unsur







“Aktiva Lancar”







“Pemakaian pensil dan mistar langsung dibukukan sebagai biaya







(walaupun bermanfaat untuk beberapa periode)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



68



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Rangkuman • Dalam pembahasan diatas terlihat adanya kelemahan dan keterbatasan dari konsep dan asumsi akuntansi. • Karenanya laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (yang berlandaskan konsep dan asumsi akuntansi tersebut di atas) memiliki sifat dan keterbatasan sebagai berikut :











Laporan keuangan bersifat historis; yakni merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan bukan satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.











Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.











Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.











Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material dan penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta / transaksi mungkin tidak dilaksanakan apabila pengaruhnya terhadap kelayakan laporan keuangan tidak berarti.











Laporan keuangan bersifat konservativ dalam menghadapi ketidakpastian.











Laporan keuangan lebih menekankan makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya.











Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi.











Dalam laporan keuangan tidak tercakup informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



69



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



URAIAN SINGKAT NERACA & LAPORAN LABA RUGI •



Neraca melaporkan jumlah sumber ekonomi (aktiva) ; kewajiban (hutang) dan kekayaan pemilik (modal) pada suatu tanggal tertentu.







Analisa atas elemen-elemen neraca dapat mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek (likuiditas) dan seluruh hutangnya (solvabilitas).



Klasifikasi Neraca : •



AKTIVA







Aktiva Lancar (Current Assets)







Investasi / Penyertaan (Investments)







Aktiva Tetap (Fixed Assets)







Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)







Aktiva lain-lain (Other non Current Assets)







Hutang







Kewajiban Lancar (Current Liabilitie )







Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Debt)







Kewajiban lain-lain (Other non Current Liabilitie )







Ekuitas











Modal saham











Agio saham











Saldo Laba



INTERNAL USE ONLY



(Contributed Capital) (Retained Earnings)



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



70



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Dasar pengklasifikasian : •



Aktiva diklasifikasikan berdasarkan urutan likuiditas







Kewajiban diklasifikasikan berdasarkan urutan jatuh tempo







Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalan



Akun lawan (O set / Contra Account) atau pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang atas pos neraca yang bersangkutan. Contoh akun lawan : • Cadangan Piutang Ragu-ragu • Akumulasi Penyusutan • Disagio Saham



Penjelasan atas Kelompok Neraca • Aktiva Lancar • Kas atau Uang di Bank • Sumber-sumber lain yang diharapkan dicairkan menjadi Kas, dijual atau dipakai habis • Dalam satu tahun atau siklus operasi normal (normal operating cycl )



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



71



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



• Investasi / Penyertaan • Penyertaan Jangka Panjang • Dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain • Berbentuk :



- Saham, Obligasi atau surat berharga lain.







- Dana untuk tujuan tertentu







- Tanah untuk penggunaan masa mendatang.



• Aktiva Tetap • Aktiva berwujud • Digunakan dalam operasi perusahaan • Tidak dimaksudkan untuk dijual • Masa manfaat lebih dari satu tahun • Aktiva Tak Berwujud • Penceminan hak khusus / istimewa atau • Posisi yang menguntungkan perusahan dalam menghasilkan pendapatan. • Aktiva Lain-lain • Pos-pos yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok aktiva tersebut di atas. • Misal :



- Aktiva tetap yang tidak digunakan







- Piutang kepada pemegang saham



• Kewajiban Lancar • Hutang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun. • Dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan hutang lancar lain.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



72



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



• Kewajiban Jangka Panjang • Hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun atau • Yang penyelesaiannya tidak memerlukan penggunaan aktiva lancar • Kewajiban Lain-lain • Hutang-hutang yang tidak dapat dikelompokkan dalam kewajiban lancar atau kewajiban jangka



panjang.



• Misalnya :



- Hutang pada Direksi / Afiliasi







- Uang jaminan yang diterima dari pelanggan.







- Pendapatan yang ditangguhkan



• Modal Saham • Bagian hak pemilik dalam perusahaan • Bukti kepemilikan dinyatakan dalam surat saham



• Agio Saham • Tambahan modal yang berasal dari perbedaan nilai kurs dengan nilai nominal saham



• Saldo Laba • Menunjukkan akumulasi laba usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



73



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Laporan Laba - Rugi Terdapat dua pendekatan penentuan laba :



Pendekatan ekonomi (Economic approach).







Pendekatan transaksi (Transaction approach).



Berdasarkan pendekatan ekonomi laba ditentukan dengan membandingkan aktiva netto dua saat ; diselaraskan (adjust) dengan penarikan kembali modal dan penyertaan baru.



Ilustrasi : Total Aktiva Total Hutang Aktiva Netto



1 januari 2003 31 Desember 2003 Rp. 510.000,- Rp. 560.000,430.000,- 390.000,Rp. 80.000,- Rp. 170.000,-



Aktiva netto – 31 Desember 03







Rp. 170.000,-



Aktiva netto – 1 Januari 03







Rp. 80.000,-



Kenaikan aktiva netto







Rp. 90.000,-



Penarikan kembali



Rp. 15.000,-



Penyertaan baru



( 40.000,-)



Laba



Rp. (25.000,-)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 65.000,-



2013



74



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Berdasarkan pendekatan transaksi laba ditentukan dengan mempertemukan (match) atau memperhitungkan pendapatan dengan biaya suatu periode ; ditambah dan dikurangi dengan keuntungan / kerugian transaksi non operasional / non reguler & luar biasa.



Bentuk Laporan Laba – Rugi 1.



Bentuk Langsung (Single Step)



2.



Bentuk bertahap (Multiple Step)



• Dalam Laporan Laba-Rugi bentuk langsung pendapatan dan biaya masing-masing dikelompokkan dalam kelompok tersendiri. • Dalam kelompoknya pendapatan dan biaya dibedakan antara yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. • Laporan Laba-Rugi bentuk langsung banyak dipergunakan oleh lembaga keuangan seperti Bank, Asuransi dan Lembaga Pembiayaan.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



75



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



• Laporan Laba – Rugi bentuk bertahap dibagi dalam beberapa seksi/tingkatan dan perhitungan laba disajikan secara bertingkat/bertahap.



• Seksi / Isi Laporan Rugi – Laba bertahap : I. Laba dari kegiatan Normal/Operasional



1.



Penjualan Netto (Net Sales)







2.



Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)







3.



Biaya Operasional (Operating Expenses)







4.



Pendapatan-pendapatan lain & Laba (Other Revenues & Gains)







5.



Biaya-biaya lain & Rugi (Other Expenses & Losses)







6.



PPh atas laba kegiatan normal (Income taxes on continuing operations)



II. Item-item (Laba/Rugi) non reguler & luar biasa



7.



Penghentian usaha (discontinued Operations)







8.



Item-item luar biasa (extraordinary items)







9.



Efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi (Cumulative effects of changes in accounting



principles) • Laporan Laba Rugi mengungkapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Profitability) • Analisa atas pos-pos Laporan Laba – Rugi suatu periode dapat diketahui sumber laba perusahaan. • Melalui perbandingan Laporan Laba – Rugi beberapa periode dapat dianalisa trend kemampulabaan dan perubahan komposisi pendapatan dan biaya perusahaan.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



76



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



PERINCIAN PERHITUNGAN LABA/RUGI 1 JANUARI 2003 S/D 31 DESEMBER 2003 (Ribuan Rupiah) I. Pendapatan 1. Pendapatan usaha bank (Operasional)



a.



Hasil bunga



1.025.307.822







b.



Provisi dan Komisi







c.



Pendapatan karena transaksi devisa







d.



Pendapatan Rupa-rupa



70.671.863 919.573.768 56.382.011



2.. Pendapatan bukan usaha bank (Non Operasional)



7.892.766



Jumlah Pendapatan :



2.079.828.230



II. Biaya 1. Biaya usaha bank (operasional)



a.



Biaya bunga dan Provisi



790.037.269







b.



Biaya karena transaksi devisa



728.038.808







c.



Biaya tenaga kerja



164.766.123







d.



Penyusutan







e.



Biaya Rupa-rupa



93.476.697 148.535.551



2.. Biaya bukan usaha Bank (Non Operasional)



4.873.615



Jumlah Biaya :



1.929.728.063



III. Laba sebelum pajak



150.100.167



Taksiran PPh tahun berjalan



52.529.058



Laba setelah taksiran PPh



97.571.109



IV. Sisa laba tahun-tahun lalu Jumlah Laba :



INTERNAL USE ONLY



-



97.571.109



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



77



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Suhaka Corporation Income Statement For Year Ended December 31,2003 Revenue from net sales :



$800,000



Sales Less: Sales returns and allowances Sales discounts



$ 12,000 8,000



20,000



$780,000



Cost of goods sold :



$125,000



Beginning inventory Net purchases



$430,000



Freight in



32,000



462,000



Cost of goods available for sale



$587,000



Less ending inventory



96,000



491,000 $289,000



Gross profit on sales Operating expenses : Selling expenses Sales salaries



$ 46,000



Advertising expenses



27,000



Miscellaneous selling expenses



12,000



$ 85,000



General and administrative expenses : Officers’ and office salaries



$ 62,000



Taxes and insurance



26,500



Depreciation expense



12,000



Doubtful accounts expense



8,600



Miscellaneous expenses



9,200



118,300



203,300 $ 85,700



Operating Income Other revenues and gains



$ 8,750



Interest revenue Gain on sale of investment



37,000



45,750



Other expenses and losses Interest expenses



$ (5,200)



Loss from fire



(14,300)



Income from continuing operations before



(19,500) $111,950



income taxes



44,780



Income taxes bersambung....



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



78



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



... Lanjutan



$ 67,170



Income from continuing operations Discontinued operations Loss from operations of discontinued business



$ (21,000)



segment (net of income tax saving of $14,000 Loss on disposal of business segment



(9,600)



(net of income tax savings of $6,400)



(30,600)



Extraordinary gain from early debt extinguishment



15,240



(net of income taxes of $10,160) Cumulative effect of changing inventory



(4.500)



method (net of income tax savings of $3,000)



$ 47,310



Net Income Earning per common share



$ 1.34



Income from continuing operations Discontinued operations



-0.61



Extraordinary gain



0.31



Cumulative effect of accounting change



-0.09



Net income



$ 0.95



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



79



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Daftar Nama Akun Inggris – Indonesia



The Balance Sheet



N e r a c a



Assets Aktiva Current Assets



Aktiva Lancar



• Cash



• Kas



• Marketable Securities



• Efek-efek



• Notes Receivable



• Wesel Tagih



• Accounts Receivable



• Piutang Dagang



• Allowance for Bad Debts



• Cadangan Piutang Ragu-ragu



• Inventories



• Persediaan



• Prepaid Rent



• Sewa dibayar dimuka



• Prepaid Insurance



• Asuransi dibayar dimuka



• Accrued Interest Receivable



• Bunga yang masih harus diterima



Investment Penyertaan • Investment in Stock



• Penyertaan Saham



• Investment in Bond



• Penyertaan Obligasi



• Pension Fund



• Dana pensiun



Fixed Assets



Aktiva Tetap



• Land



• Tanah



• Buildings



• Bangunan



• Machinery & Equipment



• Mesin dan Peralatan



• Accumulated Depreciation



• Akumulasi Penyusutan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



80



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Intangible assets Aktiva tak berwujud • Goodwill



• Goodwill



• Patent



• Hak paten



• Organization Costs



• Biaya Pendirian (usaha)



Other non Current Assets



Aktiva Lain – lain



• Long Term Receivable



• Piutang jangka panjang



• Consruction in Progress



• Pekerjaan dalam pelaksanaan



Liabilities Hutang Current Liabilities



Hutang Jangka Pendek



• Notes Payable



• Wesel bayar







• Accounts Payable



• Hutang dagang



• Salaries Payable



• Hutang gaji



• Accrued Interest Payable



• Bunga yang masih harus dibayar



• Current Portion of long erm debt



• Hutang jangka panjang yang jatuh tempo



• Other Current Liabilities



• Hutang lancar lainnya



Non Current Liabilities



Hutang Jangka Panjang



• Bond Payable



• Hutang Obligasi



• Mortgage Payable



• Hutang hipotik



• Long – term lease obligation



• Kewajiban leasing jangka panjang



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



81



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Owners’ Equity Ekuitas • Common Stock



• Saham Biasa



• Pre ered Stock



• Saham Preferen



• Premium on Stock



• Agio Saham



• Discount on Stock



• Disagio Saham



• Retained Earnings



• Saldo Laba



The Income Statement Laporan Laba - Rugi Sales



Penjualan



Sales return and allowances



Retur penjualan dan keringanan



Sales Discount



Potongan penjualan



Cost of Goods Sold



Harga pokok penjualan



Purchases Pembelian Purchase return and allowances



Retur pembelian dan keringanan



Purchase Discount Potongan pembelian Freight in



Ongkos angkut pembelian



Gross profit on sal s



Laba kotor (penjualan)



Selling expenses



Biaya penjualan



Sales salaries



Gaji (karyawan) penjualan



Advertising xpenses



Biaya iklan



Miscellaneous selling expenses



Biaya penjualan lain - lain



General and administrative xpenses



Biaya umum dan administrasi



O



Gaji pimpinan dan administrasi



ers and o



e salaries



Taxes and insurance



Pajak dan asuransi



Depreciation xpense



Biaya penyusutan



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



82



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Doubtful a counts expense



Biaya piutang ragu-ragu



Miscellaneous general expense



Biaya umum lain-lain



Operating In ome Laba operasional Other revenue and gains



Laba dan pendapatan lain - lain



Interest revenue



Pendapatan bunga



Gain on sale of investment



Laba penjualan penyertaan



Other expenses and losses



Rugi dan biaya lain - lain



Interest expense



Biaya bunga



Loss from fir



Kerugian kebakaran



Income taxes



Pajak penghasilan



Net income Laba bersih Earnings per Common share



INTERNAL USE ONLY



Laba per lembar saham (biasa)



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



83



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



PIUTANG Pengertian Piutang : Dalam arti luas Klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Dalam pengertian akuntansi Klaim terhadap pihak lain yang pelunasannya akan dilakukan secara tunai.



Klasifikasi Piutang : Dari sudut sumber terjadinya a. Piutang usaha (Trade / Accounts Receivable) b. Piutang lain – lain (Nontrade Receivable) •



Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan.







Piutang usaha biasanya berjangka waktu 30 – 90 hari dan karenanya disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar (current assets)



Piutang lain – lain timbul dari transaksi diluar kegiatan normal perusahaan. misalnya : • Piutang yang berasal dari penjualan surat berharga aktiva tetap • Pinjaman kepada pemegang saham, direksi dan karyawan • Uang muka pembelian • Klaim atas kerusakan / kerugian •







INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



84



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Piutang yang didukung oleh bukti pernyataan berhutang (promes/wesel) diklasifikasikan sebagai Wesel Tagih (Notes Receivable). Dari sudut jangka waktu pelunasan piutang dikelompokkan dalam “Aktiva Lancar” (Current Assets) dan “Aktiva tak Lancar” (Non Current Assets).



Piutang yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun atau dalam periode operasi normal perusahaan dikelompokkan di neraca dalam “Aktiva Lancar”. Klasifikasi yang lazim :



a.



Piutang Usaha (Accounts Receivable).







b.



Wesel Tagih (Notes Receivable).







c.



Piutang lain-lain (Other Receivable).



Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dilakukan apabila :



a.



Telah terjadi penjualan.







b.



Jasa telah dilaksanakan.



Piutang dicatat sebesar nilai faktur (tagihan)



Jurnal : Piutang Usaha ………………………………… Rp. XX



Penjualan ……………………………………….. Rp. XX



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



85



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Penilaian dan Pelaporan Piutang • Piutang disajikan di Neraca sebesar nilai netto yang dapat direalisasikan (net realizable value). • Untuk menentukan nilai netto realisasi pada akhir periode perlu ditaksir jumlah piutang yang diperkirakan tidak tertagih dan disisihkan dalam perkiraan “Cadangan Piutang Ragu – Ragu” (Allowance for Doubtfu Accounts). • Penyajian piutang di Neraca :



Piutang usaha



Rp. 100.000,-



 Cadangan piutang ragu – ragu



5.000,-



 Rp. 95.000,• Jurnal adjustment penyisihan piutang ragu – ragu



Biaya piutang ragu – ragu .......................... Rp. XX







Cadangan piutang ragu – ragu ........................ Rp. XX



• Apabila suatu piutang benar – benar tidak mungkin ditagih lagi (misalnya : perusahaan penghutang bangkrut, alamat si penghutang tidak diketahui), maka piutang tersebut akan dihapus / dihilangkan dari pembukuan.



• Jurnal penghapusan :



Cadangan piutang ragu – ragu ..................... Rp. XX







Piutang usaha ........................................... Rp. XX



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



86



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Cara menentukan jumlah taksiran piutang ragu – ragu



a.



Atas dasar persentase tertentu dari “Penjualan”







b.



Atas dasar “Piutang Usaha”











Persentase tertentu dari piutang usaha.











Analisa umur piutang (Aging Receivables)



Ilustrasi :



*



Penjualan kredit selama tahun 2003 berjumlah Rp. 200 juta.







Ditaksir 1 % dari jumlah penjualan tidak dapat ditagih.







Besarnya taksiran piutang ragu – ragu :



1% X Rp. 200 juta = Rp. 2 juta



*



Saldo piutang usaha pada akhir periode berjumlah Rp. 5 juta,







diperkirakan 2% dari saldo piutang tidak dapat ditagih.







Besarnya taksiran piutang ragu – ragu :



2% X Rp. 5 juta = Rp. 100.000,-



Analisa Umur Piutang Tiap – tiap piutang dianalisa untuk menentukan lamanya piutang tersebut belum dibayar. Makin tua umur suatu piutang makin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut. Aplikasi persentase penyisihan piutang ragu – ragu disesuaikan dengan umur piutang.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



87



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



1.



PT. Agung Sejati



2.



PT. Abadi



3.



Toko Bagus



4.



CV. Bhayangkara



5.



Firma Bambang & Co



6.



Lewat Waktu (hari)



Belum jatuh Tempo



Nama Debitur



Akuntansi Keuangan



1-30



31-60



61-90



91-180



181-365



>365



Total



Rp. 500.000,-



Rp. 250.000,-



Rp. 250.000,-



-



-



-



-



Rp. 1.000.000,-



500.000,-



600.000,-



250.000,-



-



Rp. 150.000,-



-



-



1.500.000,-



-



250.000,-



100.000,-



Rp. 200.000



100.000,-



-



-



650.000,-



1.000.000,-



-



-



-



-



-



-



1.000.000,-



750.000,-



-



-



-



-



-



-



750.000,-



PT. Dosni Roha



-



-



-



-



100.000,-



100.000,-



-



200.000,-



25.



PT. Kurnia



-



-



-



135.000,-



100.000,-



-



-



235.000,-



26.



Pt. Lubuk Sikaping



675.000,-



325.000,-



-



-



-



-



-



1.000.000,-



27.



PT. Merdeka



340.000,



-



-



-



-



-



-



340.0



28.



Firma Nani Heru



515.000,-



-



-



-



-



-



-



515.000,-



29.



PT. Obor Pembangunan



-



375.000,-



-



-



-



-



-



375.000,-



30.



PT. Pelita



240.000,-



-



-



-



-



-



-



240.000,-



Rp.7.873.000,-



Rp.2.240.000,-



Rp. 785.000,-



Rp. 567.000 Rp. 425.000,- Rp. 248.000,- Rp. 112.000,-



Rp.12.250.000,-



Total



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



88



KONSEP AKUNTANSI NERACA & LAPORAN LABA RUGI PIUTANG



Akuntansi Keuangan



Perhitungan piutang ragu – ragu Kelompok Umur Piutang Saldo Prosentase Tak tertagih



Penyisihan Piutang ragu-ragu



Belum Jatuh Tempo



Rp. 7.837.000,-



1%



Rp. 78.730,-



Lewat waktu 1-30 hari



2.240.000,-



3%



67.200,-



Lewat waktu 31-60 hari



785.000,-



5%



39.250,-



Lewat waktu 61-90 hari



567.000,-



10%



56.700,-



Lewat waktu 91-180 hari



425.000,-



15%



63.750,-



Lewat waktu 181-365 hari



248.000,-



20%



49.600,-



Lewat waktu lebih dari 365 hari



112.000,-



50%



56.000,-



Rp.12.250.000,- Rp.411.000,-



Dalam kondisi tertentu perusahaan tidak melakukan penyisihan piutang ragu – ragu (misalnya : sebagian besar penjualan dilakukan secara tunai).



“Biaya piutang ragu – ragu” baru timbul apabila suatu piutang benar-benar sudah tidak dapat ditagih lagi (misal : karena bangkrut).



Jurnal :



Biaya Piutang ragu – ragu ……………… Rp. XX







Piutang usaha ………………………………. Rp. XX



Metode ini disebut metode langsung dan perusahaan yang menerapkan metode ini tidak membuat jurnal penyesuaian (Adjustment) pada akhir tahun.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



89



Akuntansi Keuangan



HUTANG • Pengertian • Hutang Jangka Pendek • Exkurs • Hutang Jangka Panjang



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



HUTANG PENGERTIAN HUTANG : • Kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa • Di masa mendatang • Akibat tindakan / transaksi masa sebelumnya.



Hutang



salah satu sumber pembelanjaan.



Pengelompokkan Hutang • Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities) • Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)



HUTANG JANGKA PENDEK Hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau dalam periode operasi normal perusahaan, diklasifikasikan sebagai Hutang Jangka Pendek.



a. Hutang Dagang (Accounts Payable)



• Timbul dari kegiatan/usaha normal perusahan. • Biasanya berasal dari pembelian barang/jasa.



b.



Wesel Bayar







• Hutang yang dinyatakan dengan surat hutang (promes) • Berasal dari pembelian barang/jasa dan penerimaan pinjaman.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



91



Akuntansi Keuangan



HUTANG c. Hutang Bank • Timbul akibat pinjaman yang diterima dari bank. • Dikelompokkan sebagai “Hutang Jangka Panjang” apabila pelunasannya lebih dari satu tahun.



d. Hutang Pajak Penghasilan • Taksiran pajak penghasilan untuk tahun berjalan yang masih harus dibayar (setelah diperhitungkan dengan PPh masa).



e. Hutang Lain – lain Aneka hutang yang tidak disajikan di neraca sebagai pos yang berdiri sendiri. 1. Hutang Biaya (accrued Liabilities)











Timbul akibat biaya rutin yang belum dibayar. Misalnya : > Hutang Gaji (Salaries Payable)







> Hutang Sewa (Rent Payable)



2. Pendapatan diterima di muka (Unearned Revenue)







Timbul akibat perbedaan waktu antara saat penerimaan uang dengan saat pengakuan







pendapatan.







Misalnya : Perusahaan menyewakan ruang kantor untuk masa 3 tahun







dan menerima uang sewa untuk masa 3 tahun sekaligus.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



92



Akuntansi Keuangan



HUTANG



3. Hutang Pajak •



Perusahaan diwajibkan menghitung, memotong dan menyetor pajak penghasilan atas gaji/upah pegawainya (PPh. ps. 21)







Kadang – kadang perusahaan ditunjuk sebagai badan yang bertugas memungut pajak pertambahan







nilai (Pengusaha Kena Pajak) atas barang/jasa yang diserahkan kepada pembeli.







Pajak yang telah dipotong/dipungut tapi belum disetor ke kas negara pada akhir periode dicatat







dalam pos Hutang Pajak (kadang – kadang mencakup hutang pajak penghasilan perusahaan).



4. Uang Jaminan (Refundable Deposit) •



Uang yang diterima atas aktiva yang dipercayakan kepada pembeli akan dikembalikan apabila







pembeli menyerahkan kembali aktiva tersebut.







Misalnya : Uang jaminan botol.



5. Hutang kepada pemegang saham atau perusahaan afiliasi •



Apabila jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun, hutang ini diklasifikasikan sebagai







hutang jangka panjang.







Hutang dari perusahaan afiliasi bisa berupa pinjaman atau hutang yang berasal dari pembelian







barang/jasa.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



93



Akuntansi Keuangan



HUTANG Penilaian (Valuation) Hutang jangka pendek disajikan di neraca sebesar nilai jatuh temponya (jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo). Ilustrasi : Dibeli barang dagangan senilai Rp. 10.000.000,- ; 2/10 ; n/30 Jurnal : Pembelian



Rp. 10.000.000,-



Hutang Dagang



Rp. 10.000.000,-



Setelah 30 hari perusahaan belum dapat membayar dan menerbitkan proses berbunga 12% dan berjangka satu bulan. Jurnal : Hutang Dagang



Rp. 10.000.000,-



Wesel Bayar



Rp. 10.000.000,-



Promes dilunasi pada saat jatuh tempo. Jurnal : Wesel Bayar



Rp. 10.000.000,-



Biaya bunga



100.000,-







Kas



Rp. 10.100.000,-



Apabila pada saat jatuh tempo promes tidak dapat dilunasi dan tidak diterbitkan promes baru maka bentuk hutang tersebut berubah kembali ke asalnya. Semua biaya yang berhubungan dengan promes tersebut diperhitungkan dalam hutang asal.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



94



Akuntansi Keuangan



HUTANG Jurnal : Wesel Bayar



Rp. 10.000.000,-



Biaya Bunga



100.000,-



Biaya Lain –lain



50.000,-



Hutang Dagang



Rp. 10.150.000,-



Exkurs Pengelompokkan “Hutang” dari sudut kepastian nilai dan terjadinya hutang 1. Hutang yang nilainya pasti (define in amount). misal :



• Hutang Dagang







• Wesel Bayar



• Pendapatan diterima di muka 2. Hutang yang nilainya berupa taksiran (estimated liabilities) misal : • Taksiran hutang atas jasa purna jual



• Taksiran hutang hadiah yang ditawarkan



3. Kewajiban bersyarat (Contigent Liabilities) • Hutang dan nilainya masih belum pasti. • Tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa mendatang. • Kalau kemungkinan terjadinya peristiwa di masa mendatang besar dan nilainya dapat ditaksir,



maka kewajiban bersyarat tersebut harus dicatat sebagai hutang. misal : Perusahaan memberikan jaminan kredit (loan guarantee) kepada anak perusahaan dan







pada saat penyusunan laporan keuangan, anak perusahaan tersebut sudah terancam bangkrut.



• Sebaliknya apabila kemungkinan terjadinya peristiwa di masa mendatang besar, namun nilainya



sulit untuk ditaksir maka kewajiban bersyarat tersebut harus dinyatakan dalam “Catatan atas







Laporan Keuangan”.



Contoh : Tuntutan terhadap perusahaan “Union Carbidge” di India (kasus Bhopal)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



95



Akuntansi Keuangan



HUTANG HUTANG JANGKA PANJANG Hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai Hutang Jangka Panjang



a. Hutang Hipotik • Hutang Jangka Panjang yang dijamin oleh aktiva tetap tak bergerak.



b. Hutang Sewa Jangka Panjang (Long Term Lease Obligation) •



Hutang yang timbul dari transaksi sewa beli peralatan, mesin dan harta tetap lainnya.







Masa sewa relatif panjang (3-5 tahun) dan setelah masa sewa si penyewa memiliki hak opsi untuk







membeli aktiva tersebut.



c. Hutang Obligasi (Bond Payable) •



Hutang dalam jumlah besar dan dinyatakan dalam surat pernyataan berhutang yang terpecah







dalam satuan kecil.







Menyangkut jumlah kreditur yang banyak.



• Ketentuan – ketentuan mengenai hutang obligasi diatur dalam “Bond Indenture” yang memuat Antara lain : • Nilai obligasi yang dikeluarkan dan nilai nominal tiap lembar • Suku bunga dan tanggal pembayarannya • Jangka waktu pelunasan • Jaminan yang diberikan • Ketentuan mengenai penarikan kembali



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



96



Akuntansi Keuangan



HUTANG •



Obligasi diperjual belikan di pasar modal (dengan izin Bapepam) dengan harga pasar (harga kurs).







Harga Kurs > Nilai



Nominal Agio (Premium).







Harga Kurs < Nilai



Nominal Disagio (Discount)











Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominalnya dan selisih antara harga kurs dengan nilai nominal







dicatat dalam akun “Agio / Disagio Obligasi” (Premium / Discount on Bond Payable)







Agio / Disagio Obligasi diamortisasikan selama masa hutang obligasi dan dibebankan pada akun







“Biaya Bunga”.







Pada saat jatuh tempo obligasi akun “Agio / Disagio Obligasi” akan bersaldo nol.



Ilustrasi : 10% Obligasi Rp. 100 juta ; nominal @ Rp. 10.000 ; 2/1 – 1/7 ; masa 5 tahun ; dijual tunai dengan kurs 95 pada tanggal 2 Januari 2003. Nominal



Rp. 100 juta



Harga kurs 95% X Rp. 100 juta







95 juta







Disagio Obligasi



Rp. 5 juta







(Discount on Bond)



Jurnal :



Kas







Disagio Obligasi







Rp. 95 juta



Hutang Obligasi



INTERNAL USE ONLY



5 juta Rp. 100 juta.



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



97



Akuntansi Keuangan



HUTANG Dibayar bunga obligasi untuk masa 2/1 s/d 1/7 – 2003. Bunga obligasi = 10% X 6/12 X Rp. 100 juta = Rp. 5 juta



Jurnal :







Biaya bunga







Rp. 5 juta



Kas



Rp. 5 juta



Adjustment atas bunga obligasi untuk masa 1/7 s/d 31/12 – 2003



Jurnal :







Biaya bunga







Rp. 5 juta



Hutang Bunga



Rp. 5 juta



Adjustment atas amortisasi “Disagio Obligasi” Amortisasi per tahun = 1/5 X Rp. 5 juta = Rp 1 juta



Jurnal :







Biaya bunga



Rp. 1 juta



Disagio obligasi



Rp. 1 juta



Penyajian di Neraca Hutang abligasi disajikan di neraca sebesar nilai nominalnya ditambah “Agio Obligasi” atau dikurangi “Disagio Obligasi” yang belum diamortisasi.



Penyajian hutang obligasi per 31/12 – 2003 Hutang Obligasi



Rp. 100 juta



Disagio Obligasi



(4 juta)







INTERNAL USE ONLY



Rp. 96 juta.



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



98



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN • Pengertian • Penentuan Harga Pokok • Penilaian Persediaan • Atas Dasar Harag Pokok • Atas Dasar Estimasi • Khusus



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN Jenis Perusahaan : -



Perusahaan Dagang (Trading Company)



-



Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Company)



Perusahaan Dagang.



Penjualan



Pembelian



Barang Dagangan



Harga Pokok Penjualan



Jenis persediaan : Barang Dagangan (Merchandise Inventory)



Perusahaan Manufaktur



Tenaga Kerja



Pembelian



Bahan Baku



Barang Dalam Proses



Barang Jadi



Penjualan



Harga Pokok Penjualan



Overhead Pabrik



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



100



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN PENGERTIAN



Jenis Persediaan : a. Barang Dagangan / Barang Jadi (Finished Goods). b. Barang Dalam Proses (Work In Process). c. Bahan Baku (Raw Materials). Persediaan adalah : - Barang berwujud - Tersedia untuk dijual (barang dagangan/barang jadi) - Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual



(barang dalam proses/pengolahan)



- Akan dipergunakan untuk produksi barang jadi yang akan dijual



(bahan baku dan bahan pembantu)







dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan



Persediaan yang dimaksud di atas meliputi barang-barang baik yang ada di dalam perusahaan, dalam perjalanan maupun yang dititipkan pada pihak lain.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



101



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN Diperhitungkan sebagai “Persediaan” a. Barang dalam perjalanan (goods in transit) Kondisi Penjualan :



- FOB Shipping point







- FOB Destinati



b. Barang konsinyasi (goods on consignment).



- Barang yang dititipkan pada pedagang lain untuk dijual.







- Hak milik atas barang masih tetap di tangan penitip.



c. Penjualan cicilan dan bersyarat.



- Hak atas barang masih tetap di tangan penjual.







- Dalam praktek penjualan cicilan diperlakukan sebagai penjualan kredit (seolah – olah telah







terjadi pemindahan hak kepemilikan).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



102



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN PENENTUAN HARGA POKOK (INVENTORY COST) Harga pokok persediaan (Inventory cost) mencakup semua pengeluaran ; baik langsung maupun tidak langsung ; yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan, dan penempatan untuk dijual kembali. Inventory Cost : -



Harga beli (Purchase price).



-



Ongkos angkut (Freight).



-



Asuransi pengangkutan (Insurance).



-



Biaya Gudang (Storage).



Dalam praktek pengeluaran pembelian yang relatif kecil dan sulit dialokasikan ke berbagai jenis barang ; tidak diperhitungkan sebagai harga pokok persediaan (Inventory Cost). Biaya-biaya ini diperhitungkan sebagai biaya periode yang bersangkutan (Period Cost). Sistem Pencatatan







1. Sistim Periodik (Periodic Inventory System).







2. Sistim Perpetual (Perpetual Inventory System).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



103



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



Pada sistim periodik jumlah persediaan pada suatu tanggal ditentukan dengan melakukan perhitungan fisik atas barang-barang yang ada di perusahaan.



Sistim perpertual melakukan pencatatan keluar masuknya barang secara terus menerus ; sehingga setiap saat dapat diketahui jumlah barang yang masih ada di perusahaan.



Untuk setiap jenis atau kelompok barang disediakan kartu khusus untuk mencatat penambahan/ pengurangan atas barang tersebut.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



104



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN PENILAIAN PERSEDIAAN (INVENTORY VALUATION) Pada akhir periode untuk menentukan nilai akhir persediaan perlu ditentukan metode / cara penilaian (Valuation M thod).



Metode Penilaian : a. Atas Dasar Harga Pokok (Cost)







Spesific Identification Method











First In First Out (FIFO)











Last In First Out (LIFO)











Weighted Average Method



b. Atas Dasar Estimasi :







Retail Inventory Method











Gross Profit Method



c. Khusus :







Lower of Cost or Market



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



105



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN PENILAIAN PERSEDIAAN ATAS DASAR COST Ilustrasi



1



Sistem Periodik (Periodic Inventory System)



- Pada akhir periode melalui perhitungan fisik barang dapat diketahui jumlah barang yang masih ada.







- Nilai persediaan akhir (dalam rupiah) ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas dengan







harga pokok per unit. Harga pokok per unit tergantung pada metode penilaian yang dipakai.







Data Pembelian







1 Jan. – Persediaan awal



200 unit @







10 Mar. – Pembelian



300 unit @



10



3.000,-







21 Sept. – Pembelian



400 unit @



11



4.400,-







18 Nov. – Pembelian



100 unit @



12



1.200,-







Tersedia untuk dijual



1.000 unit



Rp. 9



Rp. 1.800,-







Rp. 10.400,-



Berdasarkan penghitungan fisik barang yang belum terjual berjumlah 300 unit.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



106



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



L I F O (Last In First Out). Nilai Persediaan Akhir : Harga Pembelian 1 Jan



200 unit @ Rp. 9



Harga pembelian 10 Maret



100 unit @ Rp. 10



Nilai persediaan akhir



300 unit







Rp 1.800,1.000,Rp.2.800,-



Tersedia untuk dijual Rp. 10.400,-



1 Jan. 200 unit @ Rp. 9



10 M 300 uar. @ Rp. nit 10



18 N 100 uonv. @ Rp. it 12



21 Sept. 400 unit @ Rp. 11



Inventory (lifo) : 200 unit @ Rp. 9 = Rp. 1.800,100 unit @ Rp. 10 = 1.000,Total Rp. 2.800,Weighted Average Harga pokok rata – rata per unit Nilai persediaan akhir



INTERNAL USE ONLY



Harga pokok penjualan Rp. 7.600,-



= Rp. 10.400,- : 1.000 = Rp. 10.40,= 300 X Rp. 10.40,- = Rp 3.120,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



107



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



FIFO ( First In First Out) Nilai Persediaan Akhir : Harga pembelian 18 nov



100 unit @ Rp. 12



Rp. 1.200,-



Harga pembelian 21 Sept.



200 unit @ Rp. 11



2.200,-



Nilai persediaan akhir



300 unit







Rp. 3.400,-



Tersedia untuk dijual Rp. 10.400,-



1 Ja 200 n. @ R unit p. 9



10 Mar. 300 unit @ Rp. 10



18 Nov 100 unit. @ Rp. 12



21 Sept.it 400 un 1 @ Rp. 1



Inventory (lifo) : 100 unit @ Rp. 11 = Rp. 1.200,200 unit @ Rp. 12 = 2.200,Total Rp. 3.400,-



Harga pokok penjualan Rp. 7.000,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



108



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN Perbandingan antar metode Misalkan penjualan dalam periode yang bersangkutan berjumlah $ 15.000, First – In Net Sales



Average Cost



First – Out



$ 15,000











Last – In First – Out



$15,000







$15,000



Cost of merchandise sold :



Beginning inventory







Purchases







Merchandise available







for sale



Less ending inventory



Cost of mer-







chandise sold



Gross profit



INTERNAL USE ONLY



$ 1,800



$ 1,800



8,600



$10,400



8,600



$10,400



3,400











7,000 $ 8,000



$ 1,800







3,120







8,600



$10,400



7,280 $ 7,720



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



2,800







7,600 $ 7,400



109



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN Spesific Identification -



Nilai persediaan akhir ditentukan berdasarkan harga pokok sesungguhnya







(yang dikeluarkan khusus untuk unit barang yang masih ada).



-



Metode ini dalam praktek hanya cocok untuk barang-barang yang jumlahnya tidak banyak dan nilai







satuannya tinggi.







Misalnya : Mobil pada show room mobil bekas.



-



Untuk setiap unit barang (mobil bekas) dibuatkan kartu biaya untuk mencatat semua







pengeluaran biaya (pembelian, perbaikan, peningkatan) sampai dengan mobil tersebut







dijual.



-



Metode ini kadang-kadang dipakai juga oleh perusahaan yang menggunakan bahan mentah







yang mutunya akan menurun dan atau rusak dengan berlalunya waktu.







Misalnya : Tepung terigu pada pabrik biskuit.



2



Sistim Perpetual (Perpetual Inventory System) - Mutasi barang selalu dicatat dalam kartu khusus (kartu persediaan). - Melalui kartu persediaan setiap saat dapat diketahui jumlah dan nilai persediaan yang masih ada. - Secara berkala dilakukan juga penghitungan fisik barang. Tujuannya adalah untuk mencocokkan



jumlah fisik barang dengan catatan (keperluan kontrol).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



110



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



Ilustrasi Data Pembelian dan Penjualan Barang “X”



Jumlah Harga Jan.



1. Persediaan



10







4. Penjualan



7







10. Pembelian



8







22. Penjualan



4







28. Penjualan



2







30. Pembelian



10



Rp. 20,-



Rp. 21,-



Rp. 22,-



PENILAIAN PERSEDIAAN ATAS DASAR ESTIMASI Retail Inventory Method (Metode Eceran) • • • •



Metode ini dipakai oleh perusahaan yang jenis barangnya sangat banyak (misalnya ; Supermarket ; Department Store) Metode ini didasarkan pada konsep adanya hubungan yang erat antar harga pokok dengan harga jual Hubungan antara harga pokok dan harga jual dinyatakan dalam persentase dan dipakai untuk menaksir nilai persediaan akhir Setiap pembelian selain dicatat harga pokok juga dicatat harga jualnya



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



111



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN Ilustrasi



Harga Pokok



Persediaan awal (1 Jan)



Rp. 19.400,-



Rp. 36.000,-



42.600,-



64.000,-



Pembelian selama Januari (Net)



Barang tersedia untuk dijual. Rp. 62.000,-







Harga Jual



Rp.100.000,-



Ratio harga pokok terhadap



Harga Jual =







Rp. 62.000,-



= 62%



Rp.100.000,-



Penjualan selama Januari



70.000,-



Persediaan akhir dengan harga jual



Rp. 30.000,-



Nilai persediaan akhir dengan harga pokok :



62% X Rp. 30.000,-



= Rp. 18.600,-



Gross Profit Method (Metode Laba Bruto) - Konsep dasar metode ini sama dengan metode eceran. - Kalau pada metode eceran ditentukan persentase perbandingan antara harga pokok dengan harga jual ; pada metode laba bruto ditentukan perbandingan antara laba bruto dengan penjualan. - Persentase laba bruto terhadap penjualan didasarkan pada data tahun-tahun lalu.



Metode ini dipakai untuk : a.



Menentukan nilai persediaan bagi keperluan pembuatan laporan interim







(perusahaan menggunakan sistim periodik).



b.



Menaksir nilai persediaan yang terbakar, dicuri atau rusak.



c.



Untuk mengecek ketepatan nilai persediaan yang ditentukan dengan cara lain.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



112



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



Ilustrasi Data persediaan barang dagangan selama bulan Januari : •



Persediaan awal (1 Januari)



Rp. 57.000,-







Pembelian selama Januari (Netto)



180.000,-







Penjualan selama Januari (Netto)



250.000,-







Laba kotor ditaksir sebesar 30% dari penjualan Netto.



Taksiran Persediaan Barang Dagangan per 31 Januari : •



Persediaan awal (1 Januari)







Pembelian selama januari







Barang yang tersedia untuk dijual







Penjualan selama Januari







Taksiran laba kotor (30% X Rp. 250.000,-)







Taksiran harga pokok penjualan







Taksiran Persediaan per 31 Januari



Rp. 57.000,180.000,Rp. 237.000,Rp. 250.000,75.000,Rp. 175.000,Rp 62.000,-



KHUSUS Lower of Cost or Market -



Metode ini mempertimbangkan harga pasar persediaan (current replacement cost)







pada tanggal neraca.



-



Apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokok (cost) maka harga pasar dipakai







sebagai dasar penilaian.



-



Sebaliknya bila harga pokok (cost) lebih rendah dari harga pasar maka penilaian







didasarkan pada harga pokok (cost).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



113



Akuntansi Keuangan



PERSEDIAAN



Ilustrasi



Jenis barang Jumlah



H. Pokok H. Jual Per unit Per unit



A



400



Rp. 10,-



B



120



C D



Total cost



Total LCM



Rp. 9,-



Rp. 4.000,-



Rp. 3.600,-



22,-



24,-



2.640,-



2.640,-



600



8,-



7,-



4.800,-



4.200,-



280



14,-



14,-



3.920,-



3.920,-







INTERNAL USE ONLY



Total



Rp. 15.360,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 14.360,-



2013



114



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR • Aktiva Tetap & Penyusutan • Metode Penyusutan • Pengeluaran Selama Pemakaian • Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap • Aktiva tak Berwujud



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Aktiva Operasional Tak Lancar (Noncurrent Operating Assets)



Terdiri dari :



Aktiva Tetap (Fixed Assets).







Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets).







AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN







Aktiva Tetap :







-



Aktiva Berwujud.







-



Digunakan dalam operasi perusahaan.







-



Tidak dimaksudkan untuk dijual.







-



Masa manfaat lebih dari satu tahun.







Unsur Aktiva Tetap :







-



Tanah (Land).







-



Sarana (Land Improvements).







-



Bangunan (Buildings).







-



Mesin dan Peralatan (Machinery & Equipment).



Nilai Aktiva Tetap (Cost) dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut pada tempat dan kondisi siap untuk digunakan.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



116



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi Nilai (Cost) tanah : -



Harga beli.



-



Komisi.



-



Biaya balik nama.



-



Biaya survey.



-



Biaya meratakan tanah dan lain-lain.



Nilai (Cost) Mesin dan Perlengkapan : -



Harga beli.



-



Pajak dan bea masuk.



-



Ongkos angkut.



-



Asuransi.



-



Biaya pemasangan.



-



Biaya uji coba (trial run) dan lain-lain.



Atas penggunaan aktiva tetap setiap tahun dilakukan penyusutan (pembebanan biaya) ; kecuali “Tanah”. Tanah tidak disusutkan karena manfaatnya (service potential of assets) tidak menurun. Penyusutan / Depresiasi adalah alokasi nilai (cost) aktiva tetap secara sistimatik dan rasional atas masa / periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Untuk menghitung penyusutan perlu ditaksir masa manfaat aktiva tetap



Masa manfaat dipengaruhi oleh : 1.



Faktor Fisik (Physical Factors)



2.



Faktor Fungsional (Functional Factors)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



117



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR METODE PENYUSUTAN * Metode Faktor waktu (Time – Factor Methods)



1.



Metode Garis Lurus (Straight – Line Depreciation).







2.



Metode Beban Menurun (Decreasing – Charge Methods).







a.



Metode Jumlah Angaka Tahun.



(Sum-of-the-years-digits depreciation).



b.



Metode Saldo Menurun.



(Declining – Balance Depreciation).



* Metode Faktor Penggunaan (Use – Factor Methods)



a.



Metode Jam Jasa (Serive – hours depreciation).







b.



Metode Unit Produksi (Productive-output depreciation).



Ilustrasi Suatu mesin dengan harga perolehan (cost) Rp. 100.000,- dan taksiran nilai sisa (Residual Value) Rp. 5.000,mulai digunakan pada awal tahun 2003. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.







C = Assets Cost = Rp. 100.000,R = Estimated residual value = Rp. 5.000,n = Estimated useful life = 5 tahun. D = Periodic depreciation charge.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



118



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Metode Garis Lurus D = C – R = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000,- = Rp. 19.000, n 5



Tarif penyusutan (Depreciation rate) :



Rp. 19.000,- x 100%







Rp. 95.000,-



= 20%



Atau :



100% : 5



= 20%.



Jurnal : Biaya Penyusutan



Rp. 19.000,-



(Depreciation Expens )



Akumulasi Penyusutan







(Accumulated Depreciation



Rp. 19.000,-



Daftar Alokasi Biaya – Metode Garis Lurus Akhir Tahun Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku. Rp. 100.000,2003 Rp. 95.000,- : 5 = Rp.19.000,- Rp. 19.000,- 81.000,2004 95.000,- : 5 = 19.000,- 38.000,- 62.000,2005 95.000,- : 5 = 19.000,- 57.000,- 43.000,2006 95.000,- : 5 = 19.000,- 76.000,- 24.000,2007 95.000,- : 5 = 19.000,- 95.000,- 5.000, Rp. 95.000,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



119



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



* Metode Jumlah Angka Tahun -



Penyusutan yang dibebankan sebagai biaya makin lama makin menurun.



-



Metode ini beranggapan bahwa makin tua usia suatu aktiva, maka jasa / manfaat yang diberikan







akan makin menurun.



-



Tarip penyusutan ditentukan dengan menjumlah angka tahun usia suatu aktiva dan







menggunakannya sebagai penyebut.







Sebagai pembilang dipakai angka tahun secara berlawanan.



Contoh :



-



Mesin dengan masa manfaat 5 tahun.







-



Tarip penyusutan :







Penyebut = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15







Pembilang untuk tahun



1







5







Pembilang untuk tahun



2







4







Pembilang untuk tahun



3







3







Pembilang untuk tahun



4







2







Pembilang untuk tahun



5



1











Penyebut dapat juga ditentukan dengan rumus :



[(n+1):2]Xn 120



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



120



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Jumlah Angka Tahun Akhir Tahun Penyusutan



Ak. Penyusutan











Rp. 95.000,- X 5/15 =



2004



95.000,- X 4/15



=



25.333,-



57.000,-



43.000,-



2005



95.000,- X 3/15



=



19.000,-



76.000,-



24.000,-



2006



95.000,- X 2/15



=



12.667,-



88.667,-



11.333,-



2007



95.000,- X 1/15



=



6.333,-



95.000,-



5.000,-







Rp. 31.667,-



Rp. 100.000,-



2003







Rp. 31.667,-



Nilai Buku



68.333,-



Rp. 95.000,-



* Metode Saldo Menurun -



Beban penyusutan makin lama makin menurun.



-



Metode ini mempunyai anggapan yang sama dengan metode jumlah angka tahun.



-



Beban penyusutan tiap tahun dihitung dengan mengalikan suatu persentase tertentu (tarip







penyusutan) dengan nilai buku aktiva.



-



Tarip penyusutan ditentukan dengan mengalikan tarip penyusutan metode garis lurus dengan







faktor bobot.



Contoh :







Aktiva dengan masa manfaat 5 tahun.











Tarip penyusutan garis lurus = 100% : 5 = 20%.











Tarip penyusutan saldo menurun.







bobot 1,5 : 1,5 X 20% = 30%







bobot 2 : 2 X 20% = 40%.



Metode saldo menurun dengan bobot 2 disebut : Double – declining – balance depreciation



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



121



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Saldo Menurun



Akhir Tahun Penyusutan



Ak. Penyusutan



Nilai Buku



2003



Rp. 100.000,- X 40% = Rp. 40.000,-



2004



60.000,- X 40



=



24.000,-



2005



36.000,- X 40



=



14.400,-



2006



1.600,- X 40



=



2007



12.960,- X 40



=



Rp. 100.000,-



Rp. 40.000,-



60.000,-



64.000,-



36.000,-



78.400,-



21.600,-



8.640,-



87.040,-



12.960,-



5.184,-



92.224,-



7.776,-











Rp. 92.224,-



* Metode Jam Jasa -



Metode ini beranggapan : membeli aktiva berarti membeli sejumlah jam jasa yang dapat







dimanfaatkan oleh perusahaan.



-



Masa manfaat aktiva dinyatakan dalam satuan jam jasa.



-



Jumlah jam jasa yang dipakai untuk suatu periode dicatat dan penyusutan ditentukan dengan







mengalikan jumlah pemakaian jam jasa dengan tarip penyusutan.



Ilustrasi Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 100.000,- dan ditaksir mempunyai nilai sisa Rp. 5.000,diperkirakan dapat memberikan 20.000 Jam Jasa.



Tarip penyusutan per Jam = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000,- = Rp. 4.75



INTERNAL USE ONLY



20.000



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



122



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Daftar Alokasi Biaya – Metode Jam Jasa



Akhir Tahun Jam



Jasa



Penyusutan



Ak. Penyusutan



2003



3.000,-



3.000,- x Rp 4.75 = Rp. 14.250,-



2004



5.000,-



2005



Nilai Buku Rp.100.000,-



Rp. 14.250,-



85.750,-



5.000,- x 4.75 = 23.750,-



38.000,-



62.000,-



5.000,-



5.000,- x 4.75 = 23.750,-



61.750,-



38.250,-



2006



4.000,-



4.000,- x 4.75 = 19.000,-



80.750,-



19.250,-



2007



3.000,-



3.000,- x 4.75 = 14.250,-



95.000,-



5.000,-







20.000,-



Rp. 95.000,-



* Metode Unit Produksi -



Anggapan yang dipakai metode ini mirip dengan metode jam jasa.



-



Jasa / manfaat dinyatakan dalam satuan produk yang dapat dihasilkan oleh suatu aktiva.



-



Misalkan mesin pada contoh sebelumnya dapat menghasilkan 2.500 unit produk selama masa







manfaatnya.



-



Tarip penyusutan per unit produk = Rp. 100.000,- - Rp. 5.000 = Rp. 38,-







2.500



Apabila pada tahun pertama dihasilkan 300 unit produk maka biaya penyusutan untuk tahun pertama adalah :







300 X Rp. 38,- = Rp. 11.400,-



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



123



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR PENGELUARAN SELAMA PEMAKAIAN •



Selama pemakaian suatu aktiva tetap terjadi pengeluaran







biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan aktiva







tersebut.







Pengeluaran-pengeluaran selama pemakaian ada yang







bersifat rutin (pengeluaran bahan bakar, pelumas







dan pemeliharaan), dan ada juga yang bersifat insidentil







/khusus (penambahan, penggantian, perbaikan







besar-besaran).







Pada dasarnya pengeluaran untuk aktiva tetap dapat







dikategorikan menjadi :







-



Pengeluaran Modal (Capital Expenditure).







-



Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure).







Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang akan







mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi,







menambah efisiensi dan memperpanjang usia suatu aktiva







tetap.







Pengeluaran modal dicatat sebagai aktiva







(dikapitalisasikan / capitalized).







Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang hanya







mendatangkan manfaat untuk tahun dimana pengeluaran







tersebut dilakukan.







Pengeluaran pendapatan dibebankan sebagai biaya pada







periode dilakukannya pengeluaran tersebut.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



124



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ringkasan



Pengeluaran



?



Apakah meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas ?



Ya



Tidak



?



Apakah meningkatkan masa manfaat?



Akun biaya pemeliharaan dan perbaikan didebet



Tidak



Ya



Pengeluaran Modal



Pengeluaran Modal



Akun aktiva tetap didebit



Akun akumulasi penyusutan di debit



INTERNAL USE ONLY



Pengeluaran Pendapatan



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



125



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR PENGHENTIAN PENGGUNAAN AKTIVA TETAP -



Aktiva tetap dapat dihentikan dari pemakaian karena dijual.



-



Penjualan aktiva tetap menghilangkan eksistensi aktiva tetap dan karenanya nilai buku aktiva yang







bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan.



-



Sebaliknya apabila aktiva tetap telah selesai disusut (Nilai buku = 0 atau sebesar nilai sisa), namun







aktiva tersebut masih tetap dipergunakan ; nilai buku aktiva tersebut tidak boleh dikeluarkan dari







pembukuan.



-



Penjualan aktiva tetap dapat menimbulkan rugi atau laba.



Hasil penjualan > Nilai buku



Laba.



Hasil penjualan < Nilai buku Rugi.



Ilustrasi Sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2000 dengan harga Rp. 10 juta dan ditaksir dapat dipakai selama 5 tahun tanpa nilai sisa. Mesin ini dijual pada tanggal 1 Juli 2003 dengan harga Rp. 5 juta.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



126



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Nilai buku per 1 Juli 2003 Harga perolehan



Rp. 10.000.000,-



Akumulasi penyusutan :



Penyusutan 2000



Rp. 2.000.000,-







Penyusutan 2001



2.000.000,-







Penyusutan 2002



2.000.000,-







Penyusutan 2003



1.000.000,-











Nilai buku per 1 Juli



Rp. 7.000.000,Rp. 3.000.000,-







Harga jual mesin



Rp. 5.000.000,-







Nilai buku mesin



3.000.000,-







Laba penjualan mesin



Rp. 2.000.000,-



Jurnal : 1. Penyusutan mesin periode 1 Januari s/d 30 Juni 2003.



Biaya penyusutan







Rp. 1.000.000,-



Akumulasi Penyusutan



Rp. 1.000.000,-



2. Penghentian Penggunaan Kas



Rp. 5.000.000,-



Akumulasi Penyusutan



7.000.000,-







Mesin







Laba penjualan mesin



INTERNAL USE ONLY



Rp. 10.000.000,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2.000.000,-



2013



127



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR AKTIVA TAK BERWUJUD •



Aktiva tak berwujud mencerminkan hak, hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.



• Aktiva tak berwujud dapat dikelompokkan : 1. Masa manfaat terbatas. - Hak Paten (Patent). - Hak Cipta (Copy Right). - Franchise. 2. Masa manfaat tak terbatas. - Merek Dagang (Trade Mark). - Goodwill. •



Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara : 1. Membeli dari pihak luar. 2. Mengembangkan sendiri.



• •



Harga perolehan Aktiva Tak Berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aktiva tersebut. Alokasi biaya aktiva tak berwujud dinamakan amortisasi.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



128



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Goodwill •



Mencerminkan keunggulan khusus yang dimiliki oleh suatu perusahaan.







-



Nama baik.







-



Dipercaya oleh bank.







-



Reputasi produk yang dihasilkan.







-



Staff dan manajemen yang unggul.







-



Lokasi yang baik.







Goodwill hanya boleh diakui melalui proses pembelian.







Walaupun suatu perusahaan memiliki keunggulan khusus, goodwill tidak boleh diakui.







Goodwill merupakan selisih antara aktiva netto perusahaan yang dibeli dengan jumlah uang yang







dibayar untuk memperolah aktiva netto tersebut.



Ilustrasi Suatu perusahaan dengan total aktiva Rp. 150 juta dan hutang Rp. 15 juta dibeli dengan harga Rp. 160 juta. Jumlah pembayaran Aktiva



Rp. 160 juta Rp. 150 juta



Hutang



15 juta



Aktiva netto







Rp. 135 juta



Goodwill







Rp. 25 juta



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



129



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



P. T. Remo Laporan Rugi – Laba Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 Penjualan



Rp. 100 juta



Harga Pokok Penjualan Pembelian



Rp. 60 juta



Persediaan akhir



-















Laba Kotor



Rp. 60 juta Rp. 40 juta



Biaya Operasional



15 juta



Laba Operasional



Rp. 25 juta 10 juta



Pajak Penghasilan Laba Bersih



Rp. 15 juta



• Apakah uang tunai / kas PT Remo pada tahun 2003 meningkat / bertambah dengan jumlah Rp. 15 juta ?



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



130



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Cash Flow and Survival



Businesses generally do not go broke because they lack assets but because they have inadequate cash fl w. A number of now defunct companies have gone bankrupt while rich in assets but lacking the necessary cash fl w to survive. Thus handicapped, they could not convert assets into cash quickly enough to avoid economic disaster.



Source : From a speech by Harvey Kapnick, chairman of Arthur Andersen & Co.,



before an American Petroleum Institute Conference, June 11, 1979.



Arus Kas dan Kelangsungan Hidup Secara umum perusahaan tidak menjadi bangkrut karena mereka kekurangan harta (aktiva) ; tetapi disebabkan oleh ketidakcukupan arus kas. Sejumlah perusahaan yang kini tinggal namanya saja menjadi bangkrut karena arus kas yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tidak tercukupi ; walaupun mereka memiliki banyak harta. Jadi kendala yang mereka hadapi adalah : “ Mereka tidak dapat secara cepat mengubah harta menjadi kas untuk menghindari malapetaka ekonomi.”



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



131



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR LAPORAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN Pengantar •



Neraca



Menyajikan posisi keuangan suatu saat.







Neraca menggambarkan sumber pembelanjaan (sisi pasiva) dan penggunaan dana (sisi aktiva)







pada suatu saat.







Neraca tidak dapat mengungkapkan secara rinci perubahan komposisi yang terjadi atas sumber







dan penggunaan dana.







Laporan Laba – Rugi







Laba atau Rugi adalah hasil akhir kegiatan suatu periode.







Laba yang tidak dibagikan merupakan salah satu sumber pembelanjaan.







Dengan Neraca dan Laporan L/R saja kita tidak dapat menganalisa pengelolaan dana yang ada







pada suatu perusahaan.







Laporan yang menunjukkan sebab – sebab terjadinya perubahan dana yang dimiliki oleh perusahaan







disebut :



Menyajikan hasil kegiatan suatu periode.



Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Statement of Changes in Financial Position)



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



132



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Sejarah Perkembangan



Di Amerika Serikat •



Sebelum tahun 1961 Laporan Keuangan pokok terdiri dari Neraca, laporan Laba – Rugi dan Laporan







Perubahan Modal.







Pada tahun 1961 suatu studi yang disponsori oleh AICPA menyarankan agar perusahaan selain







membuat Neraca, Laporan L/R dan Perubahan Modal ; juga membuat Laporan Dana







(Fund Statement).







Dua tahun kemudian Accounting Principles Board (APB) menerbitkan petunjuk pembuatan







Laporan Dana dan laporan ini dinamakan “Statement of Source and Application of Fund”







(Laporan Sumber dan Penggunaan Dana).







Petunjuk ini tidak secara spesifik memberikan definisi / konsep dari “Dana”.







Dalam praktek “dana” diartikan sebagai :







a.



Modal Kerja Netto (Net Working Capital) yakni selisih antara Aktiva Lancar dengan Hutang







Jangka Pendek.







b.



Uang kas (Cash).







Pada tahun 1971 melalui opini No. 19 APB secara resmi mewajibkan perusahaan untuk melengkapi







laporan keuangan pokoknya dengan Laporan Dana (Fund Statement).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



133



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR •



Dalam opini No. 19 ini pun belum ditentukan konsep dana







yang harus dipakai dalam pembuatan Laporan Dana.







Pada akhir tahun 1987 FASB (Financial Accounting Standards Board) menerbitkan statement







No. 95 yang isinya mewajibkan perusahaan untuk membuat Laporan Dana dan “Dana” didefinisikan







sebagai “Cash”.







Laporan Dana atas dasar konsep kas dinamai “Statement of Cash Flow”.







Istilah “Statement of cash Flow” menggantikan istilah yang lebih umum yaitu







“Statement of Changes in Financial Position”.



Di Indonesia •



Otorita yang berwenang menentukan standar akuntansi di Indonesia adalah IAI







(Ikatan Akuntan Indonesia).







Prinsip Akuntansi Indonesia yang pertama ditetapkan oleh IAI pada tahun 1973.







Pada tahun 1984 dikeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia yang baru untuk menggantikan







PAI – 1973.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



134



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR







Pada PAI – 1984 Laporan Keuangan pokok terdiri dari : - Neraca - Laporan Rugi Laba - Laporan Perubahan Posisi Keuangan - Catatan atas Laporan Keuangan.



• Berdasarkan PAI – 1984 Laporan Perubahan PosisiKeuangan dapat disusun atas dasar konsep kas atau atas dasar konsep Modal Kerja Netto. • Mulai tanggal 1 Januari 1995 laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai di luar manajemen perusahaan harus dususun atas dasar standar akuntansi keuangan. • Dengan diberlakukannya pernyataan standar akuntansi keuangan No. 1 s/d 35, maka buku PAI 1984 beserta pernyataan dan intepretasinya tidak dipakai lagi sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan. • Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 2, perusahaan diharuskan menyusun laporan perubahan posisi keuangan atas dasar konsep kas dan laporan ini disebut : Laporan Arus Kas



Tujuan & Manfaat Laporan Arus Kas 1. Menyediakan Informasi yang relevan mengenai penerimaan & pengeluaran kas dalam suatu periode. 2. Membantu menjelaskan perbedaan antara Laba Bersih suatu periode dengan penerimaan dan pengeluaran kas periode yang bersangkutan. 3. Membantu menjelaskan dampak dari aktivitas investasi dan pembelanjaan (baik yang berhubungan



dengan kas maupun tidak) terhadap posisi keuangan perusahaan.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



135



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi – Umum NERACA 1 – Maret – 2003 Kas



Rp. 10 juta



Modal



Rp. 10 juta



Rp. 4 juta



Pinjaman



Rp. 5 juta



NERACA 31 – Maret – 2003 Kas Persediaan



3 juta



Mesin



Modal



12 juta



10 juta







Kas – Neraca 1 Maret



Rp. 17 juta



Rp. 17 juta



Rp. 10 juta



Kas – Neraca 31 Maret



4 juta



Kas berkurang dengan



Rp. 6 juta



Pertanyaan : Kegiatan – kegiatan apa yang menyebabkan kas berkurang dengan Rp. 6 juta ?



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



136



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Analisa Arus Kas Sumber Kas : Penambahan Modal



Rp. 2 juta



Pinjaman yang diperoleh



5 juta







Rp. 7 juta



Penggunaan Kas : Membeli barang dagangan Membeli mesin



Rp. 3 juta 10 juta



Kas berkurang dengan



Rp. 13 juta Rp. 6 juta



* Kegiatan selama Bulan Maret yang menyebabkan K A S berkurang dengan Rp. 6 juta adalah karena Kas digunakan untuk :



1.



Rp.







2.



Rp.







Rp.



Dan terjadi penambahan K a s yang berasal dari :



3.



Rp.







4.



Rp.







Rp.



Kas Berkurang



Rp.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



137



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Kesimpulan : Dalam Ilustrasi terlihat :



Modal



(+)







Hutang



(+)



Sumber Kas



Barang dagangan / Persediaan



Aktiva Lancar selain Kas (≠ Kas)



Mesin / Aktiva tetap



Aktiva tak lancer.







Aktiva Lancar ≠ Kas



(+)







Aktiva tak Lancar



(+)



Penggunaan Kas



Secara induksi dapat dikatakan :



Modal



(-)







Hutang



(-)







Aktiva Lancar ≠ Kas



(-)







Aktiva tak Lancar



(-)



Penggunaan Kas



Sumber Kas



Secara umum dapat disimpulkan :



Modal



(+)







Hutang



(+)







Aktiva Lancar ≠ Kas



(-)







Aktiva tak Lancar



(-)







Modal



(-)







Hutang



(-)







Aktiva Lancar ≠ Kas



(+)







Aktiva tak Lancar



(+)



INTERNAL USE ONLY



Sumber Kas



Penggunaan Kas



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



138



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



KAS



Hutang Jangka Pendek



(+)



(-)



Aktiva Lancar Selain Kas



(+)



(-)



Hutang Jangka Panjang



(+)



(-)



Aktiva Tak Lancar Selain Kas Modal & Saldo Laba



Sumber Kas Pemggunaan Kas



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



139



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR AKTIVA PERUSAHAAN * Modal terdiri dari :







Modal Saham











Saldo Laba







- Modal Saham



(+)



Emisi Saham







(-)



Penarikan kembali saham yang beredar.







- Saldo Laba



(+)



Laba







(-)



a. Rugi







b. Pembagian dividen



# Emisi saham baru # Penarikan Kembali Saham # Pembagian Dividen



Aktivitas Pendanaan (Financing Activi s)



# Laba atau Rugi



Aktivitas Operasional (Operating Activi )



* Hutang terdiri dari :







Hutang Lancar











Hutang Jangka Panjang







Hutang lancar berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan dalam rangka







mencapai laba. Perubahan pada Hutang Lancar



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Aktivitas Operasional



2013



140



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Hutang jangka panjang berhubungan dengan pendanaan perusahaan



# Perubahan pada Hutang Jangka Panjang



Aktivitas Pendanaan



* Aktiva ≠ K a s terdiri dari :



-



Aktiva Lancar ≠ Kas







-



Aktiva tak Lancar



• Aktiva Lancar ≠ kas berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan dalam rangka mencapai laba.



# Perubahan pada Aktiva Lancar ≠ Kas



Aktivitas Operasional



• Aktiva tak Lancar berhubungan dengan kegiatan penanaman dana. # Perubahan pada Aktiva tak Lancar



INTERNAL USE ONLY



Aktivitas Investasi (Investing Activities)



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



141



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Kesimpulan : Asal dari sumber dan penggunaan Kas dapat dikelompokkan : 1.



Aktivitas Operasional (Operating Activities).



Aktivitas untuk mencapai Laba yang melibatkan aktiva lancar ≠ kas dan hutang lancar.



Unsur-unsurnya :











Laba atau Rugi











Perubahan aktiva lancar ≠ kas











Perubahan hutang lancar.



2.



Aktivitas Investasi (Investing Activities).



Aktivitas pemanfaatan dana dalam bentuk penanaman dalam aktiva tak lancar seperti misalnya : investasi dalam mesin & pemberian pinjaman kepada perusahaan lain.



3.



Aktivitas Pendanaan (Financing Activities).



Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan dana untuk keperluan perusahaan. Unsur-unsurnya :







Perubahan Modal Saham.











Pembagian Dividen











Perubahan Hutang Jangka Panjang.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



142



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Aktivitas Operasional -



Aktivitas operasional meliputi kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan : • Penjualan. • Pembelian. • Biaya Operasional.



- Kegiatan yang berhubungan dengan penjualan, pembelian dan biaya operasional suatu periode akan dirangkum dalam Laporan Laba – Rugi. - Kegiatan operasional juga berhubungan dengan aktiva lancar ≠ k a s dan Hutang Lancar. Untuk menentukan sumber dan penggunaan kas yang berasal dari kegiatan operasional perlu diperhitungkan perubahan perubahan yang terjadi atas pos-pos Aktiva Lancar ≠ Kas dan Hutang Lancar. Ilustrasi



* Penjualan Dilakukan penjualan tunai Rp. 5 juta



Penjualan



Kas + Rp. 5 juta



Dilakukan penjualan kredit Rp. 5 juta dan dalam periode yang sama diterima tagihan hasil penjualan sebesar Rp. 3 juta.



Penjualan



INTERNAL USE ONLY



Piutang + Rp. 5 juta 3 juta



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Kas + Rp. 3 juta



2013



143



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Catatan : - - -



Penj uala n



“Penjualan” (kecuali penjualan Aktiva Tetap dan Surat Berharga) tidak diperlakukan sebagai sum berkas. Sumber kas yang berasal dari “Penjualan” diperhitungkan dalam Laporan Laba – Rugi. Pengurangan piutang (aktiva lancar ≠ kas berkurang) merupakan sumber kas.



* Pembelian. -



Dibeli barang dagangan secara tunai Rp. 2 juta.



Kas (-) Rp. 2 juta



-



Pembayaran Pembelian



Dibeli barang dagangan secara kredit Rp. 4 juta dan dalam periode yang sama dibayar hutang pembelian Rp. 1 juta.



Kas (-) Rp. 1 juta



Pembayaran Hutang



Hutang Usaha (+) Rp. 4 juta (-) Rp. 1 juta



Pembelian



Catatan : - “Pembelian” tidak diperlakukan sebagai penggunaan kas. - Penggunaan Kas yang berasal dari “Pembelian” diperhitungkan dalam Laporan Laba – Rugi (Harga Pokok Penjualan). - Pengurangan “Hutang Usaha” (Hutang Lancar) merupakan penggunaan Kas.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



144



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Laba Sebagai Sumber Kas * Transaksi Tunai •



Saldo awal (1-Maret) pos-pos Aktiva dan Hutang Lancar adalah sebagai berikut :







Kas







Piutang Usaha



2 juta







Hutang Usaha



1 juta







Rp. 10 juta



Selama bulan Maret terjadi transaksi :







Pembelian tunai ( 10 unit)



Rp. 3 juta.







Pembelian tunai (10 unit)



Rp. 5 juta.







Saldo K a s pada tanggal 31 – Maret berjumlah :







Rp. 10 juta + Rp. 5 juta – Rp. 3 juta



Rp. 12 juta







Saldo K a s awal (1-Maret)



Rp. 10 juta







Kas bertambah







Rp. 2 juta



Perhitungan Laba Rugi







Penjualan







Harga Pokok Penjualan



Laba



INTERNAL USE ONLY



Rp. 5 juta 3 juta



Sumber KAS dari kegiatan Operasional



Rp. 2 juta



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



145



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



* Transaksi Secara Kredit - Selama Bulan Maret terjadi transaksi : Pembelian secara kredit (10 unit) Penjualan secara kredit (10 unit)



Rp. 3 juta Rp. 5 juta



- Saldo Piutang Usaha per 31 Maret : Rp. 2 juta + Rp. 5 juta Saldo per 1 Maret Penambahan Piutang Usaha



Rp. 7 juta 2 juta Rp. 5 juta



- Saldo Hutang Usaha per 31 Maret : Rp. 1 juta + Rp. 3 juta



Rp. 4 juta



Saldo per 1 Maret Penambahan Hutang Usaha



1 juta Rp. 3 juta



- Saldo k a s per 31 – Maret Saldo k a s per 1 – Maret Perubahan



- Perhitungan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 10 juta 10 juta 0



Rp. 5 juta 3 juta Rp. 2 juta



2013



146



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Sumber K a s dari kegiatan operasional : Laba Rp. 2 juta Penyesuaian : +/+ Piutang Usaha (Rp. 5 juta) +/+ Hutang Usaha 3 juta (Rp. 2 juta) Perubahan Kas Rp. 0



* Penagihan dan Pembayaran Hutang • Selama Bulan Maret terjadi transaksi : Pembelian secara kredit (10 unit) Penjualan secara kredit (8 unit) Penerimaan kas dari piutang Pembayaran Hutang



Rp. 3 juta Rp. 4 juta Rp. 5 juta Rp. 1 juta



• Saldo Piutang Usaha per 31 Maret : Rp. 2 juta + Rp. 4 juta – Rp. 5 juta Saldo per 1 Maret Piutang Usaha berkurang



Rp. 1 juta 2 juta Rp. 1 juta



• Saldo Hutang Usaha per 31 Maret : Rp. 1 juta + Rp. 3 juta – Rp. 1 juta Saldo per 1 – Maret Penambahan Hutang Usaha



Rp. 3 juta Rp. 1 juta Rp. 2 juta



147



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



147



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



• Persediaan Barang Dagangan 1 – Maret Persediaan Barang Dagangan 31 – Maret Penambahan Persediaan



Rp. 0 Rp. 600.000,Rp. 600.000,-



• Saldo Kas per 31 Maret : Rp. 10 juta + Rp. 5 juta – Rp. 1 juta Saldo kas per 1 Maret Penambahan Kas



Rp. 14 juta 10 juta Rp. 4 juta



• Perhitungan Laba - Rugi Penjualan Pembelian Persediaan 31 Maret



Rp. 4.000.000,Rp. 3.000.000,600.000,-



H.P.P Laba



Rp. 2.400.000,Rp. 1.600.000,-



• Sumber Kas dari kegiatan operasional : Laba Penyesuaian : -/- Piutang Usaha +/+ Hutang Usaha +/+ Persediaan Penambahan Kas



INTERNAL USE ONLY



Rp. 1.600.000,-



Rp. 1.000.000,2.000.000,(600.000,-) Rp. 2.400.000,Rp. 4.000.000,-



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



148



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



* Penyesuaian atas biaya non kas



Saldo kas 1 – Maret 2003 Pembelian tunai (10 unit) Penjualan tunai (10 unit) Biaya Gaji untuk bulan Maret (tunai) Biaya Iklan untuk bulan Maret (tunai)



Penentuan saldo kas akhir : Saldo Kas 1 – Maret Hasil penjualan tunai



Rp. 10 juta Rp. 20 juta Rp. 50 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta



Rp. 10 juta 50 juta Rp. 60 juta



Pengeluaran Kas : - Pembelian Rp. 20 juta - Gaji 10 juta - Iklan 5 juta Rp. 35 juta Saldo Kas 31 – Maret 03 Rp. 25 juta Perubahan Kas Saldo Kas per 31 – Maret 2003 Saldo Kas per 1 Maret 2003 Penambahan Kas



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



Rp. 25 juta Rp. 10 juta Rp. 15 juta



2013



149



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Perhitungan Laba – Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor



Rp. 50 juta 20 juta Rp. 30 juta



Biaya Operasional : Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan Rp. 5 juta Rp. 15 juta Laba Usaha Rp. 15 juta Sumber Kas Kegiatan Operasional



Dalam contoh di atas tidak terdapat biaya non kas, karenanya laba usaha langsung menjadi sumber kas yang berasal dari kegiatan operasional. • Misalkan perusahaan ini menggunakan gedung milik sendiri yang dibeli dengan harga Rp. 600 juta. Gedung ini diperkirakan dapat dipakai selama 10 tahun. • Pemakaian gedung menimbulkan beban biaya depresiasi. Biaya depresiasi merupakan biaya yang tidak menyebabkan pengeluaran uang tunai (Biaya Non Cash).



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



150



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR • Dengan memperhitungkan biaya depresiasi per bulan sebesar Rp. 600 juta : (10 X 12) = Rp. 5 juta, maka perhitungan laba rugi perusahaan ini sebagai berikut : Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba kotor



Rp. 50 juta. Rp. 20 juta Rp. 30 juta



Biaya Operasional : Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan 5 juta Biaya Depresiasi 5 juta Laba Usaha



Rp. 20 juta Rp. 10 juta



• Pada akhir bulan Maret Kas bertambah dengan Rp. 15 juta. Sedangkan Laba Usaha sebagai sumber kas dari kegiatan operasional hanya berjumlah Rp. 10 juta. • Karenanya apabila dalam perhitungan Laba – Rugi terdapat biaya depresiasi (biaya non cash) maka jumlah biaya depresiasi harus ditambahkan kembali pada saldo laba usaha. • Penambahan kembali jumlah biaya depresiasi merupakan penyesuaian saldo laba usaha atas biaya-biaya non cash. Sumber Kas dari kegiatan operasional Laba Usaha Penyesuaian : Biaya depresiasi Penambahan Kas



INTERNAL USE ONLY



Rp. 10 juta 5 juta Rp. 15 juta



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



151



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR * Penyesuaian atas Laba Penjualan Aktiva Tetap - -



Aktivitas investasi mencakup kegiatan invesatsi dalam aktiva tak lancar dan pemberian pinjaman jangka panjang kepada perusahaan lain serta divestasi melalui penjualan aktiva tak lancar. Penjualan aktiva tak lancar dapat menimbulkan rugi/laba. Rugi / Laba penjualan aktiva tak lancar disajikan di Laporan Laba – Rugi dalam kelompok “Pendapatan / Biaya lain-lain” dengan pos tersendiri.



Ilustrasi : - Mesin dengan harga perolehan Rp. 10 juta dan akumulasi penyusutan Rp. 8 juta dijual dengan harga Rp. 3 juta.



Mesin Akumulasi Penyusutan Nilai buku



Rp. 10 juta 8 juta







Laba penjualan mesin = Rp. 3 juta – Rp. 2 juta = Rp. 1 juta.



Rp. 2 juta



Jurnal penjualan mesin : Kas Akumulasi Penyusutan Mesin Laba penjualan mesin



INTERNAL USE ONLY



Rp. 3 juta 8 juta Rp. 10 juta 1 juta



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



152



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR



Data kegiatan lainnya : Saldo kas awal Pembelian tunai (10 unit) Penjualan tunai (10 unit) Biaya Gaji (tunai) Biaya Iklan (tunai)



Rp. 10 juta Rp. 20 juta Rp. 50 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta



Perhitungan Saldo Kas – Akhir Saldo Kas awal Hasil penjualan tunai Rp. 50 juta Penjualan mesin 3 juta



Rp. 53 juta Rp. 63 juta



Pengeluaran Kas : - Pembelian Rp. 20 juta - Gaji 10 juta - Iklan 5 juta



Rp. 35 juta



Saldo kas akhir



Rp. 28 juta



Rp. 10 juta



Kas bertambah dengan Rp. 28 juta – Rp. 10 juta = Rp. 18 juta



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



153



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Perhitungan Laba – Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor



Rp. 50 juta 20 juta Rp. 30 juta



Biaya Operasional Biaya Gaji Rp. 10 juta Biaya Iklan 5 juta Laba Operasional Laba penjualan mesin Laba Bersih



Rp. 15 juta Rp. 15 juta Rp. 1 juta Rp. 16 juta



• Pada akhir periode kas bertambah dengan jumlah Rp. 18 juta. Laba Bersih sebagai sumber kas dari kegiatan operasional hanya berjumlah Rp. 16 juta. • “Laba penjualan mesin “ merupakan laba hasil perhitungan akuntansi (accounting profit Accounting profit ini tidak mencerminkan arus kas masuk yang sesungguhnya yakni Rp. 3 juta. • Karenanya saldo Laba Bersih / Usaha harus dikurangkan dengan “Laba penjualan mesin” dan disesuaikan dengan arus masuk kas yang sesungguhnya.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



154



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Sumber Kas dari kegiatan operasional



Laba



Rp. 16 juta







Penyesuaian :







Laba penjualan mesin



( 1 juta)







Rp. 15 juta



Sumber Kas dari kegiatan investasi



Penjualan mesin



Rp. 3 juta







Penambahan Kas



Rp. 18 juta



Kesimpulan • “Penjualan” tidak diperhitungkan sebagai sumber Kas. “Pembelian” dan pengeluaran “Biaya Operasional” tidak diperhitungkan sebagai penggunaan Kas.



• Sumber dan penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan operasional diperhitungkan dari Laporan Laba – Rugi.







Laba



Sumber Kas dari aktivitas operasional.



• Laba berdasarkan Laporan L/R perlu diperhitungkan kembali (disesuaikan) dengan : -



Pos-pos yang tidak berkaitan dengan sumber dan penggunaan kas seperti : biaya depresiasi, laba/







rugi penjualan aktiva tetap dan surat berharga.



-



Perubahan-perubahan yang terjadi atas akun Aktiva Lancar ≠ Kas dan Hutang Lancar.



• Jumlah uang yang diterima dari penjualan aktiva tetap disajikan sebagai sumber kas dari aktivitas investasi.



INTERNAL USE ONLY



Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan



2013



155



Akuntansi Keuangan



AKTIVA OPERASIONAL TAK LANCAR Ilustrasi Lengkap Taylor Company Neraca Komparasi 31 Desember, 2003 dan 2002



Aktiva



2003



Kas dan setara kas



$ 82,000 $ 40,000



Piutang usaha (netto)



180,000



150,000



Persediaan



170,000



200,000



Peralatan



200,000



140,000



Akumulasi Penyusutan



(72,000)



(60,000)