Akuntansi Sewa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akuntansi sewa Karateristik dan jenis sewa Karakteristik sewa Devinisi sewa Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) dimana lessee diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor pada periode yang telah disepakati. Keunggulan sewa Jika dibandingkan antara sewa dengan pemberi tunai melalui utang bank, maka sewa memiliki beberapa keuntungan sbagai berikut: 1. Pendanaan 100%. Pembiayaan dengan sewa mencakup 100% atas nilai aset. Sedangkan pembiayaan melalui bank biasanya hanya mencakup 80% dari nilai aset 2. Tingkat bunga tetap. Walaupun tidak menutup kemungkinan tingkat bunga sewa berfluktuatif 3. Perlindungan terhadap keuangan. Perjanjian sewa terkadang memberikan opsi kepada lessee untuk mengajukan kepada lessor untuk mengganti aset sewaan yang sudah usang atau ketinggalan teknologi dengan aset yang lebih baru. 4. Fleksibel. Perjanjian sewa lebih fleksibel dan tidak seketat perjanjian pinjaman pada bank sehingga lebih menjangkau banyak kalangan termasuk UKM. 5. Bunga lebih rendah. Rata-rata tingkat bunga sewa lebih rendah dibandingkan seku bunga pinjaman bank. 6. Keuntungan pajak. Dalam sewa pembiayaan, penyerahan aset sewaan tidak dikenakan PPN 7. Pembiayaan off-balance sheet. Dengan menyewa memungkinkan bagi lessee untuk tidak mengakui aset dan liabilitas sewaan di laporan posisi keuangan (neraca)



Perkembangan sewa di Indonesia Sewa (leasing) sebagai salah satu bentuk pembiayaan mulai berkembang di indonesia pada tahun 1974 setelah terbitnya surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri yaitu menteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan. Pada tahun 1988, pemerintah melalui keppres daan keputusan menteri keuangan membuka uas kegiatan industri pembiayaan yang meliputi leasing, anjak piutang, pembiayaan komsumen, modal ventura, dan kartu kredit. Jenis-jenis sewa Berdasarkan psak 30 (revisi 2011) sewa, sewa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : 1. Sewa operasi 2. Sewa pembiayaan Kriteria sewa pembiayaan 1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa. 2. Lessee memilik opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehinggaa pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi dapat dilaksanakan. 3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik dapat dialihkan. 4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembyaran sewa minimum seacra substansial mendekati nilai wajar aset sewa. 5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunkannya tanpa perlu modifikasi secara material



Analisis perjanjian sewa Dalam perjanjian sewa terdapat beberapa hala yang disepakati antara lessee dan lessor yang tertuang dalam kontrak sewa. Substansi dari perjanjian tidak selalu sama dengan apa yang tertera dalam kontrak, namun harus dianalisis lebih dalam. Suatu transaksi dapat saja berbentuk kontrak jual beli, namun substansinya alah sewa. Terminologi yang harus diperhatikan dalam menganalisis suatu perjanjian sewa: 1. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yag hanya dapat dibatalkan jika: a. Terjadi kondisi kontijensi yang kemungkinannya sangat kecil b. Mendapat persetujuan dari lessor 2. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal anatar tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak – pihak enyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini : a. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan b. Untuk sewa pembiayaan mulai dihitung jumlah aset dan liabilitas yang diakui pada awal masa sewa 3. Awal masa sewa adalah tanggal saat lesse mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. 4. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatakan di mana lessee telahh menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset. 5. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar oleh lessee 6. Rental kontijen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu dimasa depan. 7. Nilai residu yang dijamin adalah bagian dari nilai residu atas set sewaaan yang dijamin oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee.



8. Umur ekonomis adalah periode atas suatu aset yang diharapkkan secara ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna. 9. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung mulai dari awal masa sewa, tanpa dibatasi oleh masa sewa itu sendiri.



Akuntansi sewa untuk lesse Pengakuan aset dan liabilitas Contoh Sewa pembiayaan Jika nilai wajar aset adalah Rp 100.000.000 dan nilai kini pembiayaan sewa minimum adalah Rp 97.000.000 maka jurnal yang dicatat lessee pada awal masa sewa adalah : aset sewa pembiayaan



97.000.000



liabilitas sewa pembiayaan



97.000.000



pada saat pengakuan awal, nilai liabilitas yang diakui sama dengan nilai aset kecuali telah terdapat pembayaran atas sebagian liabilitas. Jika nilai wajar aset adalah Rp 97.000.000 dan lessee sudah membayar uang muka sebesar Rp 10.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut : aset sewa pembiayaan Uang muka sewa liabilitas sewa pembiayaan



97.000.000 10.000.000 87.000.000



Tingkat diskonto Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat bunga implisit. Jika lessee tidak mengetahui atau tidak praktis menghitung bunga implisit maka digunakan tingkat bunga inkremental



Nilai Residu Nilai residu tersebut ada yang dijamin dan tidak dijamin. Jika nilai residu dijamin maka nilai tersebut termasuk dalam pembayaran sewa minimum, sehingga nilai aset yang diakui dapat lebih besar dibanding yang tidak dijamin. Biaya langsung awal Biaya langsung awal adalah biaya-biaya inkremental yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa Pengukuran setelah pengakuan awal Pemisahaan antara beban keuangan dan pelunasan pokok Setelah mengakui aset dan liabilitas, selanjutnya lessee membayar sewa minimum secara periodik kepada lessor. Jumlah pmbayaran sewa tersebut ditentukan oleh lessor setelah memperhitungkan imbal hasil (pendaatan) bagi lessor. Oleh karena itu, lessee harus memisahkan bagian beban dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Penyusutan Dengan diakuinya aset sewaan oleh lessee, maka lessor juga akan menghentikan pengakuan atas aset tersebut.jika aset tersebut beralih atau besar kemungkinan beralih (opsi pembelian) kepada lessee di akhir masa sewa, maka disusutkan sepanjang masa sewa atau umur manfaat. Nilai residu Jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.



Contoh 20.2 sewa pembiayaan bagi lessee tanpa nilai residu Pada tanggal 1 januari 2015. PT lessee menandatangani kontrak sewa sebuah msin selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa Rp 150.000.000 tanpa nilai residu. PT lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tgl 2 Januari 2015. pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tgl 31 desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode muali 2 januari 2015 sebesar Rp 41.933.445. PT Lessee membayar Biaya langsung awal Rp 10.000.000 diluar pebayran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10% umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus. 2 januari 2015



aset sewa pembiayaan



160.000.000



liabilitas sewa pembiayaan kas



150.000.000



10.000.000



tabel 20.1 tabel amortisasi bagi lessee – tanpa nilai residu



Tanggal



Penerimaan sewa



Pendapatan bunga (8%)



Pengurangan pokok piutang



2/1/15



150.000.000



2/1/15



41.933.445



2/1/16



41.933.445



2/1/17



41.933.445



2/1/18



Piutang sewa



41.933.445



41.933.445



108.066.555



8.645.324



33.288.121



74.778.434



5.982.275



35.951.170



38.827.264



3.106.181



38.827.264



0



Contoh 20.3 sewa pembiayaaan bagi lessee dengan nilai residu Pada taggal 1 januari 2015. PT lessee menandatangani kontrak sewa sebuah msin selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa Rp 150.000.000 dengan nilai residu Rp 30.000.000. PT lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tgl 2 Januari 2015. pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tgl 31 desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 januari 2015 sebesar Rp 35.768.978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10% umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.



Pembayaraan sewa Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4,i=8%)



Rp. 35.768.978 3.5770969 x



Nilai kini pembayaran sewa**



Rp. 127.949.104



Nilai residu yang dijamin



Rp. 30.000.000



Faktor nilai kini (n=4,i=8%)*



0,7350298 x



Nilai kini residu yang dijamin



Rp. 22.050.896



Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum



Rp. 150.000.000



Nilai wajar aset



Rp. 150.000.000



Tabel 20.2 tabel amortisasi bagi lessee – nilai residu dijamin Tanggal



Penerimaan sewa



Pendapatan bunga (8%)



Pengurangan pokok piutang



2/1/15



Piutang sewa



150.000.000



2/1/15



35.768.978



-



35.768.978



114.231.022



2/1/16



35.768.978



9.138.482



26.630.497



87.600.525



2/1/17



35.768.978



7.008.042



28.760.936



58.839.589



2/1/18



35.768.978



4.707.167



31.061.811



27.777.778



31/12/18



30.000.000



2.222.222



27.777.778



0



Tabel 20.2 tabel amortisasi bagi lessee – nilai residu tidak dijamin Tanggal



Penerimaan sewa



Pendapatan bunga (8%)



Pengurangan pokok piutang



2/1/15



Piutang sewa



127.949.104



2/1/15



35.768.978



-



35.768.978



92.180.126



2/1/16



35.768.978



7.374.410



28.394.568



63.785.558



2/1/17



35.768.978



5.102.845



30.666.134



33.119.484



2/1/18



35.768.978



2.649.554



33.119.424



0



31/12/18



Tanggal 2/1/10



31/12/10



2/1/11



31/12/13



-



-



Jurnal Aset sewa pembayaran liabilitas sewa pembayaran liabilitas sewa pembayaran kas Beban penyusutan akumulasi penyusutan Beban bunga utang bunga Liabilitas sewaan Utang bunga kas Liabilitas sewa pembiayaan Beban bunga Akumulasi penyusutan aset sewa pembiayaan



-



Nilai residu dijamin 150.000.000 150.000.000 35.768.978 35.768.978 30.000.000 * 30.000.000 9.138.482 9.138.482 26.630.497 9.138.482 35.768.978 27.777.778 2.222.222 120.000.000 150.000.000



Nilai residu tdk dijamin 127.949.104 127.949.104 35.768.978 35.768.978 31.987.276 ** 31.987.276 7.374.410 7.374.410 28.394.568 7.374.410 35.768.978 127.949.104 127.949.104



* (150.000.000 – 30.000.000)/4 ** 127.949.104,42 / 4



Jurnal tabel 20.4 mengasumsikan nilai wajar aset pada akhir masa sewa dengan nilai residu yang dijamin, yaitu Rp 30.000.000. jika nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp 20.000.000. maka PT Lessee harus membayar sejumlah Rp 10.000.000 pada saat mengebalikan aset tersebut, dengan jurnal sebagai berikut.



31 Des 2018 liabilitas sewa pembiayaan



27.777.778



beban bunga



2.222.222



kerugian



10.000.000



akumulasi penyusutan



120.000.000



aset sewa pembiayaan kas



150.000.000 10.000.000