Akupunktur Medis PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akupunktur Medik Dr. H. Kiswojo, M.Kes, SpAk(K)



2013



Ucapan Terim a kasih



Pertama-tama, penyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih, kepada para penulis, pengarang dan penyusun buku, majalah/makalah ilmiah dalam daftar pustaka, yang menjadi referensi penyusunan buku ini. Penghargaan dan rasa terima kasih juga penyusun tujukan kepada mereka yang telah membantu, memberi kontribusi, turut berpartjpasi dalam penyusunan hingga pene^ MSiomed , M.Kes” SpAk, yang berkontribusi dalam buku ini. Dr. Aldrin Neilwan P. MARS, Mekanisme Kerja Rangsang Akupunktur; Dr.Harry. SpAk: Dr. A. Lufty Setiawardhani, SpAk: Dr. Atikah



c.



Barasila; Dr. Airine Hendrawan; Dr. Tramudya; Dr. Sherlly Surijadi, MARS,



SpAk: Dr. Azizah Rukmawat‫؛‬, MARS, SpAk: Dr. Carolina Julianti Hendrata, SpAk: Dr Hety) SpAk; Dr. Alvjn Hardi Hardjawinata, MARS, SpAk; Dr. Edi Suhaimi, SpAk: Dr. Ferry Aditya Phan: Dr. Putu Bagus Surya Witantra Giri: Dr. Irma Nareswari: Dr. Intan Suri Baginda: Dr. Asniyati Almj: Dr. Lina Rostjni, yang telah memberi semangat, membantu menyusun, membaca serta menyempurnakan naskah Akupunktur Medik ini.



Jakarta, 28 Mei 2013



IV



KATA PENGANTAR



Niat menyusun Buku Akupunktur Medik telah lama dirasakan. Memaparkan tentang Akupunktur Medik menjadi maksud serta tujuan penyusunan. S esungguhy^ ada sesuatu yang baru dalam buku jni, yang baru adalah pemikiran dan rangkuman yang mendasarinya. Akupunktur Medik berkembang dari Akupunktur Klasik. Dalam publikasi Medical Acupuncture, yang apabila diteliti sebenarnya merupakan suatu penjelasan cara kedokteran atas Akupunktur Klasik, atau merupakan tinjauan pandangan kedokteran atas Akupunktur Klasik; pemikiran yang mendasarinya tetap akupunktur klasik. Akupunktur Medik dalam buku jni. Akupunktur Medik yang berkembang dari Akupunktur Klasik, mengubah dasar alamiah menjadi cara berpikir biomedik. Pengetahuan Akupunktur Klasik yang memenuhi kriteria ilmiah biomedik menjadi bagian Akupunktur Medik, m e n yjsih ^ Akupunktur Klasik yang tidak memenuhi kriteria. Karena itu dalam A k u p u k lagi konsep Yin Yang, Pergerakan Lima Unsur, Fenomen organ dan Sistem Meridian, dem ika^ empat cara pemeriksaan diagnostik, penggolongan sindrom dan pedoman pengobatan klasik. Seluruhnya menggunakan pengetahuan biomedik. Sistem meridian, yang merupakan pokok pengetahuan Akupunktur Klasik, tidak atau M menjadi bagian Akupunktur Medik. Walau banyak penelitian telah dilakukan keberadaan sistem meridian, namun hasil penelitian pada umumnya berupa cuplikan pengetahuan klasiksistem meridian. Dikatakan sampai saat ‫؛‬nj penelitian bagaikan si buta meraba gajah, yang tidak berhasil menunjukkan sistem m e r id ia e Penelitian tentang sistem meridian masih terus dilakukan. Titik Akupunktur yang telah berhasil dibuktikan secara biomedik ( h dicantumkan dengan nama dan kode World Health Organization (WHO) Titik Akupunktur Klasik, yang semata-mata bertujuan sebagai notasi. Sistem saraf menggantikan sistem meridian. Bertolak dari rangsangan pada sistem saraf, selanjutnya mempengaruhi sistem vaskularisasi, sistem endorkin dan sistem imun, yang terangkum dalam sistem n e u ro -e n d o k rjn l^ Pemeriksaan diagnostik Akupunktur Medik adalah pemeriksaan diagnostik kedoktea^ umumnya dengan kekhususan Akupunktur Medik, yang melibatkan sistem-sistem saraf, endokrin dan ‫؛‬mun. Demikan pula dengan dasar terapi Akupunktur Medik.



DAFTAR ISI



‫؛‬ 川 V



Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar Daftar Isi.



"



vll



BAGIAN PERTAMA T IT IID A N MEKANISME KERJA RANGSANG AKUPUNKTUR



7 0 0 0 0 0 2 6 Q Q\ ^L O r > r > O P H 4 6r j N ^ l v ^ qv q \r s ٠^r^DTjl{%9 9 9! j 2r 6^ 0 A ^ z 2 z z r^ s 3 r v ٠\ ^ ^ i \ d l 4 4 4 4 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 0 0 0 0 0 0 9 9 H ٦



vii



H H 2 2 3 3 3 3 4 4 5 7 80 0



BABI TITII〈 RANGSANG AKUPUNKTUR 1■ HASIL PENELITIAN TITIK AK٧ P٧NKT٧ R 1.1. Struktur Anatomi dan Histologi Titik Akupunktur 1.2. Fenomena Khusus 1.2.1. [enomena Nyeri Tekan 1.2.2. Fenomena Kelistrikan 1.2.3. Fenomena Kepekaan Termis 1.2.4. Fenomena PrOduksi Endorfin 1.2.5. Fenomena Migrasi Isotop 1.2.6. Fenomena Hubungan Korteks-Titik Akupunktur 1.3. Reaksi Rangsang pada Titik Akupunktur dAfTAR PUSTAKA 2. TITIKAKUPUNKTUR 2.1. Kelompok Kepala - Wajah Leher • Kudul( 2.1.1. Daerah Kepala 2_1.2. Daerah Telinga dan Sekitarnya 2.1.3. Daerah Orblta dan Sekitarnya 2.1.4. Daerah Hidung, Mulut dan Api 2.1.5. Daerah Leher 2.1.6. Daerah Kuduk 2.2. Kelompok Dorsal Tubuh 2.2.1. Dorsal Tubuh Garis Medan 2_2.2. Dorsal Tubuh Garis Lateral- 1 2.2 3 . Dorsal Tubuh Garis Lateral-2 2.2.4. Dorsal Tubuh Garis Lateral-3 2.3. Kelompok Ventral Tubuh 2.3.1. Ventral Tubuh Garis Medan 2.3.2. Ventral Tubuh Garis Lateral-2 2.3.3. Ventral Tubuh Garis Midklavikuler 2.4. Kelompol〈PundalDan Ekstremitas Superior 2.4.1. Daerah Pundak-Bahu 2.4.2. Ventral Ekstremitas Superior Garis RadiaL 2.4.3. Ventral Ekstremitas Su'perior Garis Median 2.4.4. Ventral Ekstremitas Su^erlor— Garis ULna 2.4.5. Dorsal Ekstremitas Superior Garis Radial 2.A.6. Dorsal Ekstremitas Superior Garis Median 2.4.7. Dorsal Ekstremitas Superior Garis Ulna 2.4.8. Daerah Tangan dan ]ah 2.5. Kelompok Ekstremitas Inferior 2.5.1. Medial Ekstremitas Inferior Garls— Anterior 2.5.2. Medial Ektremitas Inferior Garis Median 2.5.3 Medial Ekstremitas Inferior Garis Posterior 2.5.4. Lateral Ekstremitas Inferior Garis Anterior 2.5.5. Lateral Ekstremitas Inferior Garis Median 2.5.6. Lateral Ekstremitas Inferior Garis Posterior 2.5.7. Daerah Punggung Kaki Dan Telapak Kaki DAFTAR PUSTAKA ٠ ‫ أ‬. TITII〈AKUPUNKTUR BINATANG PERCOBAAN



5



Q\ Q< o\ Q\ d\ d\



5 5 5 6 889 9



d\ Q\ d



0



BABII MEKANISME KER]A RANGSANG AKUPUNKTUR 1. REAKSI RANGSANGAN PADATITIKAKUPUNKTUR 2. MEKANISME KERJA RANGSANG AKUPUNKTUR 2.1. Mekanisme Kerja Refleks Saraf 2.2. Mekanisme Neurohumoral 2.3. Mekanisme Neuroendokrinimun 2.4. Mekanisme Kerja Elektromagnetik 2.5. Mekanisme Mediasi jaringan Ikat 2.6. Growth Control Model (Shang, 2007) DAFTAR PUSTAKA



l



1



H 2



1



2



1



3



10 1



4



2 2‫ا‬ ‫ا‬2 . 2 . 2 ٠2 . 2 . 2 . 2 . 2 . 2 . 2 ٠2 ‫ا‬2 . ‫ا‬. 2 ‫ا‬2 ‫ا‬. 1



0



5



1 1



3



1



3



1



4



1



5 5 5



1



6 7



1‫ و‬1 1 1 ‫ا‬



1



880



1 ‫ا‬ 1 ; 1 ‫ذ‬



9



1 1 1 1 1



0



‫ا‬1



9 9 9



1



1



0



1



0



H



1 ‫ة‬1



H



‫؛‬ 1 ‫ة‬ 1 ; 1 : 1 : ‫ا‬ 1 1 ‫ا‬ 1



0



11 1 1



T



1



H l



1 r



1 : ‫ا‬ 1 ‫ا‬



csici!r>lr}tr} ?!ci٠ ٠ M



1 ‫ب‬1 ٣



‫ا‬ 1 ‫ا‬ 1



l



1



Jarum Dalam Kulit 1.4.1• Struktur ]arum Dalam Kulit 1.4.2. Cara• Penggunaan 1.4.3. Aplikasi Klinis 1.5. Mangzhen (Awn Needle) 1.5.1. Struktur Mangz/jen 1.5.2. CaraPeng— guflaan 1.5.3: Aplikasi Klinis 1.6• Huozhen (].arum Api) 1.6.1. Struktur Jarum Api 1.6.2. Cara Penggunaan 1.6.3. Aplikasi Klinis 1.7. DizhenOarum Tekan) 1.7.1. Struktur Dizhen 1.7^2. Cara Penggunaan 1.8. Cu Zhen (Jarum Kalar) 1.8.1• Strukturjarum 1.8.2. Cara Penggunaan 1.8.3• Indikasi 1.8.4• Hal yang Perlu Diperhatikan 2. RANGSANG TANPA]AR٧ WaKUPReS٧ R(AI〈UPUNI〈TURTEKAN ]ARI) 2.1. CaraAkupresur 2.2• Aplikasi Klinis



2



1



1.4.



0



1



Aplikasi Klinis



l



1.3.3.



1 ( 1 ( 1 ( 1 < 1 ( 1 (



l



BAGIAN KEDUA RANGSANG AKUPUNKTUR BABI RANGSANGMEKANIK 1. RANGSANG PENJARUMAN 1.1. Jarum halus (filiform needle) 1.1.1• Strukturjarum 1.1.2. Bahan dan Ukuran 1.1.3 Cara Memegang dan Menusukkan ]arum 1.1.4• Pelatihan Kekuatan ]ari Tangan 1.1.5• Posisi Pasien yang Akan DitUsuk 1.1.6. Prosedur Penj.aruhan 1.1.7• Derajat Rangsangan 1.1.8. Kejadian Lu3rBi3sa dan Cara Menanggulanginya 1.1.9. Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian 1.2. ] a _ Prisma 1.2.1. Struktur dan Ukuran ]arum Prisma 1.2.2. Cara. Penggunaan 1.2.3• Aplikasi Klinis 1.3• jarum Kulit 1.3.1. Struktur Jarum Kulit 1.3.2. Cara Penggunaan



2 ; 2 '



BABII RANGSANG TERMIK 1. PENGHANGATAN MOKSA



viii



1.1.



2



Moksa Kerucut 1.1.1. Pembuatan Moksa Kerucut 1 1 2 . Klinis Moksa Kerucut digunakan dengan cara 1.2. Moksa Silinder 1.3 ]arum Pen.ghangat 1.4• Aplikasi KlTnis 1.4.1. Upaya Kuratif-Rehabilitatif 1.4.2. Upaya Promotif-Pencegahan 1.5. Prosedur Terapi Penghangatan Moksa Menentukan Sasaran Penghangatan Lokasi Keluhan 1.5.2. Titik Akupunktur Terpilih S e s U denganDiagnosis yang Ditegakkan 1.6. Hal yang Perlu Menjadi Perhatian LAMPUTDP



BABIII RANGSANG ELEKTRIK 1. PENGETAHUAN DASAR ELEKTRO AKUPUNKTUR 2. PEWLIHAN TITIK PADA ELEKTRO AKUPUNKTUR 3 INDIKASI 31. Meredakan dan Menghilangkan Rasa Nyeri 3.2. Menenangkan. _ 3.3. MeregulaSi Tonus Otot, Memulihkan Sirkulasi Darah 3.4. Meningkatkan Daya Imun A. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN



133 133 134 135 135 135 135 135 135 7



3



7



3 3



7



BABIV RANGSANG MAGNIT 1. ALAT RANGSANG 2. CARA PENGGUNAAN 2.1. Cara Perekatan 2.2. Cara Elektromagnetik 3. INDIKASI L HAL YANG PERLU MEN]ADI PERHATIAN



3



7 9



5‫ذ ق‬



7 OPP



BABV



126 126 126 127 128 129 129 129 130 130 130 130 130



RANGSANG GELOMBANG ULTRASOUND



139



BAB VI RANGSANG GELOMBANG SINAR 1. RANGSANG SINAR INFRA MERAH 2. RANGSANG SINAR LASER 2.1. I^khususan Laser— 2.2. Efek Laser Energi Rendah (Low level laser) 2.2.1. EfekAntiphogistik 2.2.2. Efek Analgetik 2.2.3■ Efek Regeneratif 2.2.4• Efek Perbaikan Sirkulasi 2.2.5. EfekAnti-Edema 23. .〈 eleblhan Laser Akupunktur 2.4. Kontraindikasi Rangsang Laser 2.4.1. D^arang penggunaan pada 2.4.2. Kontraindikasi Absolut 2.4.3. Kontraindikasi Relatif 2.5. Efek Samping Rangsang Laser 2.6. Dosis Rangsangan 2.7. Hal yang Perlu Diperhatikan 2.8. J.enls Perlengkapan Laser 2.9. Contoh Laser Apparatus



141 141 141 142 142 142 142 142 143 143 143 143 143 143 144 144 144 144 144 145



BAB VII RANGSANG PEMBEDAHAN MINOR 1. Rangsang Perlukaan 1.1. Daerah Perlukaan 1.1.1. Perlukaan Telapak Tangan



147 147 147 147



iK



. :



5



8 8 8



. 5 . 5 ‫ا‬٠ ٠5 . 5 5 ‫ا‬ ‫ د‬5‫ا‬ ^,٠^‫ا‬ ‫ د‬2 ‫ا‬ ^, ‫^؛‬ 3 0



‫آل‬



‫ا‬



1 1 1



Kontraindikasi



٠ 6 ٠ 6 ‫ا‬5 .٠ 7 ‫ا‬. 5٠ 7 ٠ 7 . 5



7



3.6.



6



5



Kontraindikasi



2.6. Hal yang Perlu Menjad Perhatian 3. RANGSANG JARUM PISAU 3.1. Kekhususan 3.2. Cara memegang dan menusukkan jarum pisau 3.3. Prosedur Memasukkan jarum Pisau 3.4. Rehabilitasi pasien 3.5. Indil 1 > ‫او‬، 8 ‫؛ةء‬ 5 ‫ة‬ ‫؛‬ 1 5 ‫ا‬ ‫؛‬ 6 5 ‫ء‬ 6 1١6 ‫ى‬ ‫ ز‬١‫ ؤ‬3 ١



KVl



2



Hubungan Akupunktur, Pusat Otonum dan Lambung Pembagan Rata ant.ara Dua Patokan Alamiah Tubuh Ukuran— Pemba— glan rata ]ari Lokasi Titik Baihui, ShangKing, Sishenzong Lokasi Titik-titik Fengfu, Fengchi, Shuaigu Lokasi T itik-titik Akupunktur Sekitar Telinga Lokasi T itik-titik Akupunktur Sekitar Mata (Orbita) Lokasi Titik-Titik Akupunktur Sekitar Hidung, Mulut dan Pipi Lokasi Titik-titik Akupunktur dl Leher Lokasi Yamen Tianzhu Lokasi Titik ] ‫؛‬aji Lokasi T itik-titik Akupunktur Dorsal Tubuh Lokasi Titik-titik Akupunktur Ventral Tubuh Lokasi T itik-titik akupunl < ٠Adv Pain Res T h e r.l9 7 6 ;l: 839-641. 26. Ponneranz B. Chiu D. Nalaxon block acupuncture analgesia and causes hyperalgesia : Endorfin is implicated. Life Sci.1976;19:1757-1762. 27. Mayer D], Prlc’e DD, Raffil. Antagonism of acupuncture analgesia in man by narcotic antagonist nalaxone. Brain Res.l977 ; 121: 368-372. 28. Pomeranz B, Warma n. Potentiation of analgesia by two repeated electro-acupuncture treatments—the-first opioid amalgesia potentiates, second nonopioid analgesia response. Brain Res.1988; 452: 232-236. 29 Ver.nejoul p de, Darras et al._ Etude des meridians d'acupuncture radioactufs. Bull Acad Nad Med, Paris.l985 ; l6 9 : l 〇71-1075. 30 Cho ZH, Chung SC, Jones ]p, wt al. New Fi— ndings of the correlation between and corresponding brain cortices using functional MRI. Proc Natl Acad Sci. USA..1998; 95:2670-2673 ; 31 Cho ZH. Lee SH, Hong ]K. et al. Further evidgnce for the correlation between acupun— cture stimulation and cortical activation. Precee-dings. New D r— ections in the Scientific Exploration of acupunctureUniversity of California, 32 Cho ZH. Na cs. Wang EK et al. Functional magnitic resonance Imaging of the brain in the investigation of acupuncture. In Clinical acupuncture scientific basis. Strux G. Hammerschlag R (eds), Spring Verlag Berlin Heidelberg 2001 ; 83-95. 34. Langevin HM, Mario AA, Vailancourt PD. Acupuncture : does it work and, if so, how ? Seminars in Clinical Neuropsychiatry.l999 ; 4 (3) :167-175. 35_ Shang c (2007) Prospective Tests on BiologCai Models of Acupuncture. Evidensbased 36. Complementary and Alternative Medicine. 2007; Http//ecam.oxfordjournals.org/cgl/ C0mtent/f٧u/nem l22.



6



2. TITIKAKUPUNKTUR Secara empiris diletahui 361 buah titik akupunktur umum, yang merupakan t akupunktur pada IA buah meridian utama, selain itu diketahui pula titik akupunktur istimewa, yang lokasinya tidak terletak pada perjalanan meridian dengan jumlah yang mencapai ribuan. Akupunktur medik memanfaatkan titik akupunktur yang telah diketahui memiliki bukti klinis dan pembahasan mengikuti pembagian daerah tubuh, tidak mengikuti perjalanan meridian tetapi mengikuti penyebaran serabut saraf perifer, 162 buah akupunktur menjadi pilihan masuk dalam standar titik diketahui. Bahasan memba_gi titik akupunktur menjadi 5 kelompok, yaitu 2.1. 2.2. 23. 2.A. 2.5.



kelompok kepala-wajah leher-kuduk kelompok do٠ rsal;tub٠uh kelompok ventral tubuh kelompok pundak - ekstremitas superior dan kelompok ekstremitas inferior



Setiap titik akupunktur dbahas mengenal,



a.



Nama dise.rta! kode internasional, mengikuti ketentuan WHO



b. c. d. e.



Lokasi letak titik Persarafan terkait Indikasi disertai "bukti klinis" sebagai gambaran pemanfaatan klinis Cara rangsang dan hal yang perlu AenjSdi perhatian Sejumlah ilustrasi menyertai bahasan.



Untuk menentukan lokasi titik digunakan pedoman: a. Titik akupunktur ٧m _ y a terletak dalam suatu lekukan pada tulang atau d ^ tulang te:rtentu; di antara dua otot atau dua tendon. b. Letak titik ditentukan dengan menggunakan koordinat yang berdasarln patokan alamiah. Patokan alamiah pada permukaan tubuh dapat berupa: benjolan-benjolan tulang prosesus spinosu.m tul_ang belakang, Ijpat si.ku, lipat -lutut, m.etacarpal., kuku dan organ pancaindera, seperti mata, daun telinga, hidung, mulut dan lain sebagainya. c. Didapati l(etentuan,lebarantaraduapatokanalamiahtertentudibagidalamjumlah pembagian rata tertentu. Gambar 2 untuk praktisnya digunakan pembagian rata dengan ukuran jari. Dalam hal ini perlu diperhatikan jari yang dimaksud adalah Jari fasien. Gambar 3 Kete.patan letak suatu titik akupunktur diketahui dengan cara nyeri yang terasa menunjukkan• lokasi yang tepat.



Keterangan: Cun = Pembagian rata Gambar 2 Pembagian Rata antara Dua Patokan Alamiah Tubuh



Gambar 3 Ukuran Pembagian rata Jari



2.1.



Kelompok Kepala • Wajah Leher ■Kudul( 2.1.1.



Daerah Kepala 1. Baihui, GV 20 a. Lokasi



b. Persarafan



: D kepala, merupakan titik perpotongan garis median kepala dan garis penghubung puncak daun telinga kiri dan kanan. : cabang optalmikus n. trigeminal dan cabang n. oksipital.



c. Indikasi : □ Khasiat Lokal : mempengaruhi Jaringan sekitar puncak kepala, kn rtp ljc c p rp h ri



• Elektroakupunktur Baihui dan Yintang EX HNS pada 18 losus sindrom depresi. Hasil sembuh 10 kasus, perbaikan 6 kasus dan gagal 2 kasus; hasil dibanding dengan pemberian antidepresan Trilin (Amitriptilin-HCl) tidak berbeda. [Tianjin Zhongyi. 1998,15(3) : 124-125] ٠ Penghangatan mol