Al Kalimah Wa Aqsamuha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AL KALIMAH WA AQSAMUHA (Pembagian Kalimat)



Oleh : Kelompok 1 Ahmad Zahrul Muttaqin (A01215002) Durrotul Hasanah



(A01215010)



Ira Dwi Jayanti



(A01215018)



Nadia Nindayani



(A01215030)



Prodi Bahasa Dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Tahun 2015



1. Pengertian Kalimah Kata dalam bahasa arab adalah ‫( الكلمة‬al-kalimah). Sebagaimana dalam bahasa Indonesia, kata adalah gabungan yang terdiri dari huruf-huruf dan kata inilah yang akan membentuk sebuah kalimat. Maka dalam bahasa arab, ‫( الكلمة‬al-kalimah) terdiri dari huruf-huruf hijaiyah, dan gabungan dari ‫ الكلمة‬inilah yang akan membentuk struktur kalimat yang dalam bahasa arab disebut sebagai ‫( الجملة‬al-jumlah). ٌ ‫( لَ ْف‬lafazh tunggal yang mempunyai Al-kalimah atau ‫ ْال َك ِل َم ِة‬adalah ‫ظ ُم ْف َرد ٌ لَهُ َم ْعنَى‬ ٌ ‫ لَ ْف‬adalah suara yang terdiri dari huruf makna). Adapun yang dimaksud dengan ‫ظ‬ hijaiyah. Karenanya semua kata yang bukan terdiri huruf hijaiyah bukanlah ْ sebagaimana kata yang tertulis tapi tidak terucapkan juga bukanlah dinamakan ‫ال َك ِل َم ِة‬, ْ Sementara maksud ٌ ‫ ُم ْف َرد‬adalah terdiri dari satu kata. sebuah ‫ال َك ِل َم ِة‬. Contoh: Buku : ‫ كــتاب‬, Membaca : ‫قــرأ‬ Pada dasarnya, semua bahasa yang digunakan oleh umat manusia di dunia ini tersusun dari tiga komponen dasar yaitu: 1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad". Contoh: ‫ج – ا – م – ع – ة‬ 2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata". Contoh: Kampus : ٌ‫امــعَة‬ ِ ‫َج‬ 3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat". Contoh: Saya belajar di Kampus : ‫ـامعَ ِة‬ ِ َ ‫أَتَعَـــــلَّ ُم فِي ْالجــ‬ Menurut Amiruddin, kalimah dapat didefinisikan sebagaimana berikut: ُ ‫ هو اَللَّ ْف‬: ‫ا َ ْلك َََل ُم‬ ‫ف َجا َء ِل َم ْعنًى‬ ٌ ‫ اسم َوفِ ْع ٌل َو َح ْر‬: ٌ‫سا ُمهُ ثَ ََلثَة‬ َ ‫ ا َ ْل ُم ِفيد ُ بِ ْال َوضْعِ َوأ َ ْق‬, ُ‫ظ ا َ ْل ُم َر َّكب‬ Artinya: “Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il dan huruf.” Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni: ٌ ‫) َم ْلفُ ْو‬, yaitu : a. Diucapkan/dilafadzkan ( ‫ظ‬ ‫وف ال ِه َجائي ِة‬ ِ ‫ض ال ُح ُر‬ َّ ‫ال‬ ِ ‫ص ْوت ال ُم ْشت َِم ُل على بَ ْع‬ “Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah” b. Disusun ( ٌ‫) ُم َر َّكب‬, yaitu : ‫ب ِم ْن َك ِل َمتَي ِْن فــا ْكث َ َر‬ َ ‫َما ت ََر َّك‬ “sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari pada dua, yaitu tiga kalimat, empat dan seterusnya)”



1



c. Dipahami ( ٌ ‫) ُم ِف ْيد‬, yaitu: ‫َّامعِ َعلَيها‬ ُّ ‫سنُ ال‬ ِ ‫س ُكوتُ ِمن ال ُمتَك َِل ِم َو الس‬ ُ ْ‫ما أَفَادَ فائِدَة ً يَح‬ "Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak memberikan tanggapan)". Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut sesuatu, maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian orang yang mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh orang yang berbicara, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap apa yang di sampaikanya itu. d. Berbahasa Arab ( ‫ض ُع اْلعَ َربِيَّة‬ ْ ‫;)و‬ َ Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ‫ضع‬ ْ ‫الو‬ َ َ tersebut. Yang pertama adalah ُ ‫صد‬ ‫ق‬ ‫ال‬ artinya bahwa lafadz yang tersusun serta ْ memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa ‫الوضْع‬ ْ ‫الو‬ َ itu maksudnya adalah ‫ي‬ ُّ ‫ض ُع ال َع َر ِب‬ َ artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab. Yang kedua, Sesuatu yang sengaja diucapkan oleh orang yang berbicara. Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah termasuk dalam kalam. Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah: ٌ ‫ َكَلَ ُم ُه ْم لَ ْف‬¤ .ُ ‫ظ اْل ُم ِف ْيد ُ اْل ُم ْف َرد‬ ُ ‫ اللَّ ْف‬: ُ‫َواْلكلــِ َمة‬ ُ ‫ظ ُم ِف ْيد ٌ ُمسْــــــنَد‬ Artinya: “Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz mufid yang tunggal”



2. Pembagian Kalimat Menurut Macamnya Dalam tata bahasa Arab, "kata" terbagi dalam tiga golongan besar, yaitu; Isim ( ‫ )ا َ ْ ِْل ْس ُم‬kata benda, Fi'il ( ‫ )ا َ ْل ِف ْع ُل‬kata kerja, dan Harf ( ‫ف‬ ُ ‫ ) َح ْر‬kata keterangan. 1) ‫( اإلســــم‬kata benda). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Dalam kalimat yang senada, Fuad Ni’mah menguraikan definisi Isim sebagai berikut: ٍ ‫ان أ َ ْو نَبَــــا‬ ‫ت أ َ ْو َجمــــا َ ٍد أ َ ْو َمـــــكا َ ٍن أ َ ْو زَ مــــا َ ٍن ْأو‬ َ ‫ا َ ْ ِْل ْس ُم ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة ت َــد ُ ُّل َعلَى إِ ْن‬ ٍ ‫ـــــو‬ ٍ ‫س‬ َ َ‫ـــان أ َ ْو َحي‬ َّ َ‫ى ُم َج َّر ٍد ِمن‬ .‫ــان‬ ِ ِ َ ‫الزمـ‬ ً ‫صفَـــ ٍة أو َم ْعــن‬ Artinya: “Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.” Contoh: a. Nama orang, seperti: ‫( أ َ ْرمـَـان‬Arman), ‫اط َمة‬ ِ َ‫( ف‬Fatimah), dan lain-lain. 2



b. Nama binatang, seperti: ٌ‫س َمك‬ ٌ ‫( َجا ُم ْو‬kerbau), ‫( َفأ ْ ٌر‬tikus), dan lain-lain. َ (ikan), ‫س‬ ٌ (pisang), dan lainc. Nama tumbuhan, seperti: ‫(فِ ْل ِف ٌل‬cabe), ‫ض ٌر‬ َ ‫( ُخ‬sayuran), ‫موز‬ lain. َ ‫( َمحْ َف‬tas), ٌ‫( ِكتَاب‬buku), ‫(قَلَ ٌم‬pulpen), dan lain-lain. d. Nama benda, seperti: ٌ‫ظة‬ ُ (kamar), ٌ‫سة‬ e. Nama tempat, seperti: ‫ص ٌل‬ ْ َ‫( ف‬kelas), ٌ‫غ ْرفَة‬ َ ‫( َمد َْر‬sekolah), dan lainlain. f. Nama gelar, seperti: ‫ِس‬ ْ ِ‫( َرئ‬ketua), dan lainٌ ‫( ُم َه ْند‬insinyur), ‫(د ُ ْكت ُ ْو ٌر‬Doktor), ‫س‬ lain. g. Nama kota, seperti: (Mesir), ‫س ْوكَاب ُْو ِم ْى‬ ُ (Sukabumi), ‫( َجاك َْرت َا‬Jakarta), dan lainlain. h. Nama negara, seperti: ‫(ا َ ْم ِر ْي ًكا‬Amerika), ‫ي‬ َ ٌ‫( َع َرب‬Arab َّ ‫(اِ ْند ُْونِ ْي ِس‬Indonesia), ‫سعُ ْودِي‬ Saudi), ‫(فَ ِليْستِ ْينَا‬Palestina), dan lain-lain. Dalam sebuah struktur jumlah, dimana isim masuk didalamnya, maka ia dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut: a. Berakhiran kasroh, seperti ‫ت‬ adalah isim. Isim dapat ِ ‫أنا في البَ ْي‬, kata ‫ت‬ ِ ‫البي‬ berakhiran kasrah, antara lain disebabkan oleh huruf-huruf khafadh dan huruf qasam (sumpah). َّ ‫ َو‬,‫َاف‬ ‫الَل ُم‬ ِ ‫َو ُح ُر‬ ُ ‫ َو ْالك‬,‫ َو ْالبَا ُء‬, َّ‫ َو ُرب‬, ‫ َوفِي‬,‫ َو َعلَى‬,‫ َو َع ْن‬,‫ َو ِإلَى‬,‫ِي ِم ْن‬ ِ ‫وف ا َ ْل َخ ْف‬ َ ‫ َوه‬,‫ض‬ “Adapun huruf khafadh ialah: huruf mim (dari), huruf ila (ke/kepada/sampai), huruf 'an (daripada), huruf 'ala (atas), huruf fi (pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba (dengan), huruf kaf (seperti), huruf la> (untuk/bagi/milik).” ‫ َوالتَّا ُء‬,‫ َو ْالبَا ُء‬,‫ِي ا َ ْل َو ُاو‬ ُ ‫َو ُح ُر‬ َ َ‫وف اَ ْلق‬ َ ‫ َوه‬,‫س ِم‬ “Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba (Demi), dan Huruf ta (Demi)”. b. Berakhiran tanwin, seperti ً‫رأيتُ َر ُجَل‬, kata ً‫رجــَل‬merupakan isim. ْ َ‫لشمس شرق‬ c. Diawali dengan alim lam, seperti ‫ت‬ ‫ا‬, kata ‫الشمس‬ adalah isim karena ia ُ ُ diawali dengan alif lam. َ َ‫ن‬, karena ‫إلى‬merupakan d. Di dahului huruf jar (kata depan), seperti ‫ظ ْرتُ إلى السماء‬ huruf jar, maka kata setelahnya yaitu ‫السماء‬adalah isim. e. Di dahului huruf nida’, seperti ُ ‫يا رمحمـــد‬, kata ‫ محمــد‬merupakan isim, karena ia didahului oleh huruf nida, yaitu ‫يا‬. 2) ‫( الفـعــــــل‬kata kerja). Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada waktu tertentu. Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan datang). .‫َاص‬ َ ‫ث‬ ِ ‫علَى ُحــد ُْو‬ ٍ ‫ش ْي ٍئ فِى زَ َم ٍن خ‬ َ ‫ا َ ْل ِفــ ْعــ ُل ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة ت َـــــد ُ ُّل‬ 3



“fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.” ُ‫ يَذْهَب‬- ‫َب‬ َ ‫ذَه‬ ‫س‬ ُ ‫ يَجْ ِل‬- ‫س‬ َ َ‫َجل‬ ُ‫ يَ ْكتُب‬- ‫َب‬ َ ‫َكت‬



= Pergi, berangkat, = Duduk = Menulis



‫ بَدْ ُخ ُل‬- ‫ = دَ َخ َل‬Masuk ‫ يَتَعَلَّ ُم‬- ‫تَعَلَّ َم‬ = Belajar ‫ يَجْ ِرى‬- ‫ = َج َرى‬Berlari



Kalimat fi’il dapat terbentuk antara lain karena bertemunya dengan hal-hal sebagai berikut: a. Bertemu dengan ta’ fa’il, seperti: ُ‫ كَـتَبْــت‬, َ‫َــرت‬ َ ْ ‫شك‬ ْ ‫َــر‬ b. Bertemu dengan ta’ ta’nits, seperti: ‫ ت َ ْشــ ُك ُر‬,‫ت‬ َ َ ‫شك‬ c. Bertemu dengan ya mukhothobah, seperti: ‫ ا ُ ْشـ ُك ِرى‬, َ‫ـــريْن‬ ِ ‫ت َ ْشــ ُك‬ d. Bertemu dengan nun tawkid, seperti: ‫ ا ُ ْشــ ُك َر َّن‬,‫ِلـيَــــ ْكتُبَ َّن‬ Disamping itu, fi’il juga dapat diketahui sebagimana definisi dibawah ini: ‫ث اَلسَّا ِكنَ ِة‬ ِ ‫ف َوت َِاء اَلتَّأْنِي‬ ُ ‫ َو ْال ِف ْع ُل يُ ْع َر‬. َ ‫ِين َو‬ َ ‫س ْو‬ ِ ‫ َوالس‬,ْ‫ف بِقَد‬ “Fi’il bisa di ketahui dengan adanya: qod (bawhasannya), sin (nanti), saufa (nanti akan), ta’ ta'nits sakinah ( pelaku perempuan). Menurut waktu terjadinya Fi’il terbagi atas tiga bagian yaitu : a. Fi’il Madhi (waktu lalu/lampau atau telah terjadi). Fi’il Madhi ialah lapadz yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang telah berlalu dan selesai. Alamatnya ialah sering dimasuki ta tanits yang disukun-kan. Ciri-ciri dari Fi’il madhi ialah huruf akhir selamanya di-fathahkan. Contoh : ‫َب‬ َ ‫ ( َكت‬kataba ) = (telah) menulis ‫ ( فَت َ َح‬fataha ) = (telah) membuka ‫س َل‬ َ ‫ ( أ َ ْر‬arsala ) = (telah) mengirim َ‫سا َعد‬ َ ( saa-'ada ) = (telah) membantu/menolong ‫ ( ت َ َعلَّ َم‬ta'allama ) = (telah) belajar b. Fi’il Mudharik (waktu sekarang atau sedang terjadi). Fi’il Mudhari’ ialah lapadz yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang, Alamatnya ialah sering dimasuki sin, saufa, lam, dan lan. Ciri-ciri dari Fi’il Mudharik yaitu fi’il yang diawali dengan salah satu huruf zaidah yaitu hamzah, nun, ya, ta dan selamanya di-rafa’-kan kecuali dimasuki amil yang me-nashab-kan atau yang men-jazm-kan maka harus disesuaikan dengan amilnya



4



Contoh : ُ‫ ( يَ ْكتُب‬yaktubu ) = menulis ‫ ( يَ ْفت َ ُح‬yaftahu ) = membuka ‫ ( ي ُْر ِس ُل‬yursilu ) = mengirim ُ ‫سا ِعد‬ َ ُ‫ ( ي‬yusaa'idu ) = membantu, menolong ‫ ( يَتَعَلَّ ُم‬yata'allamu ) = belajar c. Fi’il Amar (waktu mendatang atau akan terjadi). Fi’il Amar ialah lapadz yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang akan dilakukan pada masa yang akan datang, Alamatnya ialah sering diberi ya mu’annats mukhathabah dan menunjukkan makna thalab (tuntutan). Ciriciri dari Fi’il Amar ialah selamanya di-jazm-kan (huruf akhirnya) Contoh : ْ‫ ( ا ُ ْكتُب‬uktub ) = tulislah ! ِ‫ ( اِ ْفت َح‬iftah ) = bukalah ! ‫ ( أ َ ْر ِس ِل‬arsil ) = kirimlah ! ْ‫سا ِعد‬ َ ( saa'id ) = bantulah ! ‫ ( ت َ َعلَّ ِم‬ta'allam ) = belajarlah ! 3) ‫( الحــرف‬kata keterangan). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut: .‫ى ِإ َّْل َم َع غَـي ِْرهَا‬ ْ ‫ا َ ْل َح‬ ُ ‫ــر‬ َ ‫ف ه َُو ُك ُّل َك ِل َمـــ ٍة لَي‬ ً ‫ْس لَ َها َم ْعن‬ Artinya: “harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan dengan kata lain.” Contoh: Dari : ‫ ِم ْن‬, dalam kalimat: Saya keluar dari rumah : ‫ت‬ ِ ‫ج ِمنَ اْلبَ ْي‬ ُ ‫ا َ َنا ا َ ْخ ُر‬ Ke : ‫ِلى‬ َ ‫ا‬, dalam kalimat: Dia menyerahkan buku itu ke gurunya : ‫ستَا ِذ‬ ْ ُ‫ِلى اْال‬ َ ُ‫ه َُو ب‬ َ َ ‫س ِلِّ ُم اْل ِكت‬ َ ‫اب ا‬ Dalam : ‫فِ ْى‬, dalam kalimat: Anda membaca qr’an dalam Mesjid : ‫س ِج ِد‬ ْ ‫ت َ ْق َرأ ُ اْلقُ ْرا َانَ ِف ْى اْل َم‬ 5



Huruf-huruf diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau lawan bicara saat ia disandingkan dengan kata-kata lain. Namun, saat ia berdiri sendiri tanpa disandingkan dengan kata-kata lain maka ia tidak akan memiliki makna sempurna yang dapat dipahami.



3. Pembagian Kalimat Menurut Jenisnya Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain). 1) Mudzakkar Mudzakkar adalah isim yang dapat ditunjukkan dengan lafal isyarah ‘’ ‫ “ َهذَآ‬seperti: ‫ رج ٌل‬: orang laki-laki, ُ‫صان‬ َ ‫ ِح‬: kuda / keledai, ‫ َق َم ٌر‬: rembulan, ٌ‫ِكتَاب‬ : buku/kitab Isim mudzakkar ini dapat berupa mudzakkar hakiki dan dapat berupa mudzakkar majazi. a. Mudzakkar Hakiki adalah lafal yang menunjukkan atas jenis kelamin laki-laki, baik berupa manusia atau binatang, Seperti : ‫ َر ُج ٌل‬: orang laki-laki, ‫ص ِبي‬ : َ anak laki-laki ٌ ‫سد‬ َ َ‫ ا‬: singa, ‫ َج َم ٌل‬: unta. b. Mudzakkar Majazi adalah lafal yang menunjukkan atas sesuatu yang di berlakukan atau digolongkan seperti lelaki walaupun sebenarnya bukan lelaki, Seperti : ٌ‫باُب‬: pintu, ‫ لَ ْي ٌل‬: malam, ‫ بَد ٌْر‬: purnama. 2) Muannats Muannats adalah isim yang dapat ditujuki dengan lafal isyara” ‫“ َهذِه‬ seperti: ٌ‫ نَاقَت‬: unta, ٌ ‫ اِ ْمرأَة‬: orang perampuan ‫س‬ ٌ َ‫ د‬: ٌ ‫ ش َْم‬: matahari, ‫ار‬ kampung/rumah Isim muannats ini ada empat macam yaitu : muannats lafzihi, muannats hakiki, muannats maknawi, dan muannats majazi. a. Muannats lafzihi adalah lafal yang ada tanda-tanda kemuannatsannya (ta’nits), baik lafal itu menunjukkan perempuan seperti: ”‫ َخ ِديْجة‬, ُ‫اط َمة‬ ِ َ‫ ف‬Maupun َ menunjukkan lelaki seperti” ‫بُ ْه َمة‬,‫زَ ك َِريا َّ ُء‬,ُ ‫ َح ْمزَ ة‬,ُ‫ط ْل َحة‬ b. Muannats hakiki adalah lafal yang menunjukkan perempuan, baik manusia ُ ,ٌ ‫اِ ْمرأة‬ atau binatang seperti : ٌٌ,‫غَلَ َمت‬ c. Muannats maknawi adalah lafal yang menunjukkan perempuan akan tetapi tidak ada tanda perempuan (ta’nits ) pada lafal tersebut seperti : ُ ‫سعاَد‬ ُ ٌ‫“زينب ِه ْنذ‬ muannats maknawi ini adalah termasuk golongan muannats hakiki (muannnats maknawi pasti muannats hakiki ), sedangkan muannats hakiki belum pasti muannats maknawi. 6



d. Muannats majazi adalah lafal yang diberlakukan seperti muannats walaupun sebenarnya bukan muannats ( binatang atau manusia ) seperti : ‫س‬ ٌ ‫ ش َْم‬: matahari, ‫ار‬ ‫ َعي ٌْن‬: mata, ‫ َر ُخ ٌل‬: kaki. ٌ َ‫ د‬: rumah, Pada asalnya semua isim adalah mudzakkar kecuali ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa isim tersebut adalah muannats. Adapun ciri-ciri dari Muannats itu mempunyai tanda khusus, yaitu pada akhiran katanya. Tanda yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Diakhiri dengan “Ta Marbuthah”(‫)ة‬. Misalnya: ‫اط َمة‬ ِ َ‫ف‬ b. Diakhiri dengan “Alif Maqshurah” ( ‫)ى‬, Misalnya:‫س ْل َمى‬ َ c. Diakhiri dengan “Alif Mamdudah” (‫) ء‬ Misalnya: ‫أ َ ْس َماء‬ d. Angota badan yang berpasangan, termasuk jenis mu’anast. Misalnya:, ‫ َعي ٌْن‬, ٌ ‫ َيد‬, ‫اُذ ُ ٌن‬ Ada beberapa isim yang dapat digolongkan mudzakkar dan dapat pula digolongkan muannats seperti : – ‫دَ ْل ٌو‬



: timba



– ‫ِس ِكي ٌْن‬



: pisau



– ‫سبِ ْي ٌل‬ َ



: jalan



– ‫س ْو ٌق‬ ُ



: pasar



– ‫ِلسا َ ٌن‬



: lisan/lidah



– ‫ِسَلَ ٌح‬



: pedang



– ‫عنُ ٌق‬ ُ



: leher



– ‫َح ْم ٌر‬



: tuak/arak



Dan sebagian lagi ada isim mempunyai tanda muannats (ta’nits) akan tetapi isim tersebut bisa digolongkan lelaki (mudzakkar) dan bisa pula digolongkan perempuan (muannats) seperti: – ٌ‫س ْخلَة‬ َ



: anak kambing



– ٌ ‫شَاة‬



: kambing



– ٌ‫َحيَّة‬



: ular



7