Alergi Susu Sapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diagnosis dan Penatalaksanaan Alergi Protein Susu Sapi



Pembimbing: Dr Hartaniah S. SpA Disusun oleh: Erlina Panjaitan



PENDAHULUAN • Komposisi susu sapi berbeda dengan •







komposisi ASI. ASI : -mengandung lebih banyak asam lemak -mengandung lebih banyak asam linoleik -mengandung kolesterol lebih tinggi Susu sapi memiliki lebih banyak kandungan vitamin, walaupun demikian ASI mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan oleh bayi.



PENDAHULUAN • Perbedaan yang penting antara ASI dan susu sapi terdapat pada konsentrasi protein.



• Kandungan protein lebih tinggi pada susu sapi. • Pada susu sapi rasio antara protein whey dan



kasein jauh lebih rendah dibandingkan dengan rasio tersebut pada ASI.



• Protein whey maupun kasein pada susu sapi



merupakan protein berkualitas tinggi, akan tetapi kasein dibawah pengaruh asam lambung protein tersebut akan menggumpal sehingga menjadi lebih sukar dicerna oleh enzim-enzim pencernaan



PENDAHULUAN • Pada umumnya susu formula untuk bayi dibuat dengan berbahan dasar susu sapi yang sedikit diubah komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI.



• Seperti halnya dengan ASI bagi bayi,



susu sapi sangat baik untuk anak sapi, jadi bukan untuk anak manusia.



Komposisi Nutrien ASI dan Susu Sapi Dalam Setiap 100 ml



Nutrien Protein (g) Kasein Whey



ASI 1.1-1.4 0.4-0.5 0.7-0.9



Karbohidrat (g) Laktosa Glukosa Dekstrin Maltosa



Mineral: Natrium (mg) Kalium (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Klorida (mg) Magnesium (mg) Besi (ug) Tembaga (ug) Seng (ug) Mangan (ug) Iodium (mg)



6.6-7.1 -



10 40 30 10 30 4 0.2 -



Susu Sapi 3.1 2.5 0.6 4.4 -



50 150 114 90 102 12 0.1 -



Komposisi Nutrien ASI dan Susu Sapi Dalam Setiap 100 ml



Nutrien Lemak (g) Kalori (Kkal)



Vitamin A (SI) D (SI) E (SI) mg B-1 (mg) B-2 (mg) C (mg) B-6 (mg) B-12 (ug) Niasin (mg) Asam pantotenat (ug) Asam Folat (ug) Biotin (ug)



ASI 3.0-5.5



Susu Sapi 3.2



65-70



61



150-270 6 0.017 0.03 4.4 0.02 0.04 0.17 0.24 0.2 0.2



60 2 0.03 0.17 1 0.07 0.3 0.1 0.34 0.2 3.0



PEMBAHASAN • Susu sapi  paling sering menyebabkan alergi pada anak-anak.



• 1% - 7,5% anak-anak ditemukan alergi



terhadap protein susu sapi dan susu formula yang berbahan baku susu sapi.



• Alergi protein susu sapi didefinisikan  hipersensitivitas terhadap protein susu sapi yang melibatkan sistem imunitas tubuh.



• Sistem imun yang terbentuk menyerang protein dalam susu tersebut dan menimbulkan gejalagejala berupa reaksi alergi.



PEMBAHASAN • Alergi protein susu sapi haruslah dapat dibedakan dengan intoleransi laktosa.



• Intoleransi laktosa merupakan reaksi non-imunologik, sedangkan alergi protein susu sapi berhubungan dengan mekanisme imunologi.



• Protein dalam susu sapi mencapai hingga 3.1% dari seluruh komposisi susu sapi. • Susu sapi mengandung sedikitnya 20 komponen protein, yang digolongkan menjadi dua fraksi yaitu kasein dan whey. • Kasein  komponen protein yang terbesar dalam susu sapi (76-86%), terdiri atas beberapa fraksi seperti alphacasein, betha-casein, dan kappa-casein. • Kasein penting dikonsumsi  mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh. • Kasein merupakan protein berkualitas dan juga mudah dicerna (digestible) dalam saluran pencernaan.



• Setelah kasein dikeluarkan  protein lain yang tersisa disebut whey protein. • Whey protein  protein butiran (globular), yang mengandung betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, bovine immunoglobulin, dan Bovine Serum Albumin. • Penelitian menyatakan betha-lactoglobulin adalah alergen utama dalam susu sapi (Hoffman, 2002), tetapi pada penelitian lain menyatakan bahwa kasein adalah protein penyebab utama alergi pada susu sapi (Docena). • Sebagian besar whey protein kurang tercerna di dalam usus  ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu.



ETIOLOGI • Penelitian belum dapat pasti membuktikan



mengapa seseorang dapatalergi terhadap protein susu sapi.



• Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa



pemberian ASI ekslusif dapat menghilangkan gejala alergi terhadap protein susu sapi (Heidi Kecskemethy, pediatric dietitian, 2006).



• Dipercaya bahwa dalam beberapa kasus reaksi



alergi disebabkan oleh faktor genetik dan pemberian susu sapi yang terlalu dini terhadap bayi.



ETIOLOGI Hingga saat ini diduga terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi protein susu sapi: 1. Faktor genetik 2. Imaturitas usus 3. Pajanan alergen



MANIFESTASI KLINIS • Pada seseorang yang alergi terhadap protein susu sapi dapat mempunyai organ sasaran yang berbeda-beda tiap individu, organ sasaran yang terkena juga dapat berpindahpindah.



MANIFESTASI KLINIS Terdapat dua gejala klinis yang muncul pada anak yang alergi terhadap protein susu sapi: 1. Reaksi cepat Gejala klinis alergi protein susu sapi terutama pada reaksi cepat. gejala alergi muncul antara 1-45 menit setelah mengkonsumsi susu sapi dalam jumlah yang sedikit. Reaksi dapat berupa bintik-bintik merah pada kulit yang terasa gatal, atau dapat juga menyebabkan bersin-bersin, mata merah.



2.Reaksi lambat



Gejala alergi muncul setelah mengkonsumsi susu sapi lebih dari 45 menit dan dalam jumlah yang banyak. Reaksi dapat berupa mual, muntah,diare, dan lain-lain.



Manifestasi Alergi Protein Susu Sapi Pada Anak



Organ/ Sistem Tubuh



Gejala dan Tanda



1



Sistem Pernapasan



Batuk, Pilek, Bersin, mimisan, sesak (asma), sering menggerakgerakan/menghusap-usap hidung, asma bronkial.



2



Sistem Pencernaan



Nyeri perut, sering buang air besar (>3kali/hari), gangguan buang air besar (sembelit, feses keras, feses berwarna hijau atau hitam), perut kembung, mual-muntah, sering flatus, sariawan, mulut berbau, perdarahan usus.



3



Telinga-HidungTenggorok



Telinga : Tinitus, telinga bagian dalam gatal, gangguan keseimbangan. Hidung : Bersin, hidung gatal, hidung buntu, pilek, post nasal drip, epistaksis. Tenggorok : Tenggorok terasa gatal, suara serak.



4



Sistem Pembuluh Darah dan Jantung



Flushing (muka kemerahan), nyeri dada, pingsan, tekanan darah rendah, renjatan anafilaksis.



5



Sistem Saluran Kemih dan Kelamin



Nyeri, sering kencing, ,mengompol, gatal, bengkak atau nyeri pada alat kelamin.



6



Sistem Susunan Saraf Pusat



Sering sakit kepala, migrain, kejang, gangguan tidur, hiperaktif, emosi berlebihan, gangguan belajar dan kinsentrasi.



7



Jaringan Otot dan Tulang



Nyeri tulang, nyeri otot, bengkak di leher (seperti gondongan).



8



Kulit



Urtikaria, dermatitis atopik, angioedema.



9



Mata



Mata berair, mata gatal, konjungtivitis.



PATOFISIOLOGI • Menurut cepat timbulnya reaksi maka alergi terhadap protein susu sapi dapat berupa reaksi cepat (rapid onset reaction) dan reaksi lambat (delayed onset reaction).



• Reaksi cepat terjadi berdasarkan reaksi hipersensitivitas tipe I. • Reaksi hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi alergi yang diperantarai oleh antibodi IgE.



• Pada reaksi tipe ini antigen terikat ke antibodi IgE  terbentuk



kompleks IgE-antigen  menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin serta mediator peradangan lainnya.



• Mediator-mediator ini  menyebabkan vasodilatasi perifer & pembengkakan ruang interstisium.



PATOFISIOLOGI • Gejala-gejala akan bersifat spesifik bergantung pada dimana respon alergi tersebut berlangsung



• gejala klinis dapat terjadi karena reaksi imunologik



pada organ tertentu yang disebut sebagai organ sasaran.



• Jika organ sasarannya adalah paru-paru maka



terlihat sebagai asma bronkial, bila organ sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria atau angioedema, bila organ sasarannya sistem kardiovaskular akan terlihat sebagai renjatan anafilaksis, dan sebagainya.



PATOFISIOLOGI • Sedangkan



pada reaksi lambat terdapat 3 kemungkinan  reaksi hipersensitivitas tipe I fase lambat, reaksi hipersensitivitas tipe III, dan reaksi hipensitivitas tipe IV.



PEMERIKSAAN PENUNJANG Beberapa pemeriksaan penunjang terkadang diperlukan untuk mengetahui kepastian adanya reaksi alergi terhadap protein susu sapi. 1.



Uji kulit Uji ini dilakukan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengetahui jenis alergen, dengan cara menggunakan ekstrak alergen yang diperkirakan menimbulkan alergi. Hill, 1993 melaporkan bahwa 25 dari 44 anak yang menderita eczema memiliki hasil uji kulit positif terhadap susu sapi.



2.



Darah tepi Hitung jenis leukosit dapat menyingkirkan kemungkinan penyakit infeksi, dan bila eosinofilia > 5% atau >500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit < 5000/ml disertai neutropenia < 30% seringkali ditemukan pada alergi makanan termasuk alergi protein susu sapi.



PEMERIKSAAN PENUNJANG 3.



Antibodi monoklonal dalam sirkulasi Adanya antibodi terhadap susu sapi pada anak usia kurang dari 3 tahun dapat dipakai sebagai pertanda alergi terhadap susu sapi. 4. Pelepasan histamin oleh basofil Beberapa penderita alergi makanan, termasuk alergi susu sapi menunjukkan peningkatan pelepasan histamin sebanyak 20-40% lebih tinggi daripada normal.



PENATALAKSANAAN



• Jika seorang anak ditemukan alergi terhadap protein



susu sapi  menghindari susu sapi & makanan berbahan dasar susu sapi adalah pencegahan yang terbaik.



• Anak dapat mengkonsumsi susu kedelai sebagai pengganti susu sapi.



• Apabila pemberian susu kedelai tidak menghilangkan gejala alergi maka dapat digunakan susu formula hipoalergenik.



• Protein pada susu formula hipoalergenik ini telah diolah secara khusus sehingga menyebabkan reaksi alergi.



tidak



akan



PENATALAKSANAAN Terdapat tiga jenis susu formula hipoalergenik yang tersedia: 1. Susu Formula Whey Hidrolisat Pada susu ini protein whey di dalam susu sapi telah dirusak  dapat dengan mudah didenaturasi oleh panas, membuat protein whey tidak menjadi sesuatu yang alergen untuk tubuh.



2. Susu Formula Kasein Hidrolisat



Susu ini mengandung fragmen protein dan asam amino yang lebih kecil  lebih mudah dicerna. Penelitian yang dilakukan oleh Aas, tahun 1987 menyatakan bahwa semakin kecil ukuran bahan alergen semakin kecil kemungkinannya menyebabkan alergi.



3. Susu Formula Berbahan Dasar Asam Amino Sintesis Susu ini mengandung protein dalam bentuk yang sangat mudah dicerna  dapat direkomendasikan pada anak yang masih menunjukkan gejala alergi dengan penggunaan kedua susu formula di atas.



Produk susu formula hidrolisat Tipe



Produk



Susu formula kasein hidrolisat Nutramigen Pregestimil



Mead Johnson Mead Johnson



Susu formula whey hidrolisat Aalfa-Re Pepti-Junior



Nestle Nutricia



PROGNOSIS • Pada



kebanyakan kasus, alergi protein susu sapi hanya bersifat sementara. Sekitar 50% bayi dengan kondisi seperti yang diuraikan di atas akan sembuh dalam 1 tahun dan kebanyakan lainnya sembuh dalam 2 tahun.