Amar Maruf Nahi Munkar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar



Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai amar ma’ruf dan nahi mungkar, maka terlebih dahulu kita akan berbicara mengenai definisi amar ma’ruf dan nahi mungkar. Makna ma’ruf secara bahasa kebanyakannya berputar di atas makna semua perkara yang diketahui dan dimaklumi oleh manusia satu dengan yang lainnya dan mereka tidak mengingkarinya. Adapun secara istilah, ma’ruf bermakna semua perkara yang diketahui, diperintahkan, dan dipuji pelakunya oleh syari’at, maka masuk di dalamnya semua bentuk ketaatan, dan yang paling utamanya adalah beriman kepada Allah Ta’ala dan mentauhidkanNya[1]. Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan.[2] Mungkar secara bahasa, maka maknanya kebanyakan berputar di atas makna semua perkara yang tidak diketahui dan tidak diakui oleh manusia dan mereka mengingkarinya. Adapun secara istilah, mungkar adalah semua perkara yang diingkari, dilarang, dicela, dan dicela pelakunya oleh syari’at, maka masuk di dalamnya semua bentuk maksiat dan bid’ah, dan yang paling jeleknya adalah kesyirikan kepada Allah ’Azza wa Jalla, mengikari keesaan-Nya dalam peribadahan atau ketuhanan-Nya atau pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.[3] Ketahuilah bahwa amar ma’ruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din, dengan dicapai tujuan perutusan (bi;tsah) para nabi. Hal itu berdasarkan firman Allah SWT dalam surah AliImran: 104.



‫وف َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ْٱل ُم ْن َك ِر‬ ِ ‫َو ْلت َ ُكن م ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْٱل َم ْع ُر‬ )۱۰ ۴ :‫(آل عمران‬. َ‫َوأ ُ ْولَ ٰـئِ َك هُ ُم ْٱل ُم ْف ِل ُحون‬



“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung”(Ali Imran: 104) Dan dalam Surah Ali Imran: 110 ((((((((((((( ((((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( (((((( (((((( ((((((( (((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((( ( ((((( ((((((( ((((((( ((((((((((( (((((( ((((((( (((((( ( (((((( ((((( ((((((((((((((



“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,” (Ali Imran: 110) B. Karakteristik Masyarakat Menyikapi Amar Ma’ruf Nahi Munkar Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar: 1.



Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan karakter orang mukmin.



2.



Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau dinamakan karakter orang munafik.



3.



Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa dan maksiat.[4] Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas beramar ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh, ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masingmasing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran, maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas amar ma’ruf nahi munkar hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan.



C. Perintah Mencegah Kemunkaran



,‫ حدثنا شعبة‬:‫ و حدثنا محمد بن جعفر‬: ‫ (ح) و حدثنا محمد بن المثنى‬.‫ حدثنا وكيع عن سفيان‬: ‫حدثنا ابو بكر بن ٲبي شيبة‬ ‫ قال أول من بدأ بالخطبة يوم العيد قبل الصالة مروان‬.‫ وهذا حديث أبي بكر‬.‫ عن طأرق بن شهاب‬,‫كالهما عن قيس بن مسلم‬ ‫فقام إليه رجل فقال الصالة قبل الخطبة فقال قد ترك ما هنالك فقال أبو سعيد أما هذا فقد قضى ما عليه سمعت رسول هللا صلى‬ ‫هللا عليه وسلم يقول من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فٳن لم يستطع فبلسانه فٳن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف اال يمان (أخرجه‬ )‫مسلم في كتاب اال يمان‬ Dari Thariq ibn’ Syihab. Ini merupakan cerita Abu Bakr. Dia berkata: “Salah seorang yang mula-mula memulai Hari Raya dengan khutbah adalah Marwan. Pada saat itu, berdirilah seorang lelaki dan ia berkata: “Shalat Idul Fitri sebelum khutbah.” Marwan pun menjawab: “Yang demikian sudah ditinggalkan.” Abu Sa’id menyahut: “Hal ini telah diputuskan oleh Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Siapa pun diantara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Namun jika ia tidak mampu (dengan tangannya), maka hendaklah dengan lidahnya (berbicara). Jika ia juga tidak sanggup melakukannya (dengan lidahnya), maka hendaklah ia mengubahnya dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan membahayakan diri sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita pergunakan akal kita agar dia membatalkan niatnya. Kalau tidak ada juga kesanggupan memberikan nasihat, maka hendaklah kita menanamkan rasa benci kita, seperti menjauhkan diri dari dia, tidak menggaulinya, tidak bermu’amalah dengan dia, tidak memberikan salam dan tidak menyahut salamnya. Nabi pernah bersikap seperti ini pada Ka’ab Ibn Malik, Mirarah bin Rabi’ dan Hilal Ibn Umaiyah yang tidak mau ikut pertempuran Tabuk. Nabi menyuruh para sahabat supaya menjauhkan diri dari tiga orang itu dan tidak menyapanya. Lima puluh malam mereka dibiarkan begitu. Sehingga mereka merasa gundah akibat boikot itu dan mereka menyesali perbuatannya lantaran itu mereka bertaubat, taubat mereka diterima Allah.[5] Dalam hadits lain juga dijelaskan seperti hadits di bawah ini:



‫ من دعا الى هوى كان له من االجر‬: ‫عن ابى هريرة ايضا ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قا ل‬ ‫مثل اجور من تبعه الينقص ذلك من اجور هم شئا ومن دعا الى ضال لة كان عليه من االثم مثل ثام‬ )‫من تبعه ال ينقص ذلك من ثا مهم شيء(رواه مسلم‬ “Dari Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebenaran) maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendaat dosa seperti dosa-dosa orang yang mengerjakannya dengan tidak mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR. Muslim)[6] Ada tiga jenis perbuatan munkar yang harus dicegah secara sungguh-sungguh: 1. Yang menyangkut hak Allah SWT.



2. Yang menyangkut hak manusia. 3. Yang menyangkut hak Allah dan manusia. Ibadat merupakan hak Allah bila kita mengingkari hak Allah tersebut, dianggap telah mengerjakan munkar . Di samping itu kita melanggar larangan Allah, tidak berpuasa, minumminuman yang memabukkan. Orang yang memperdayakan minuman keras, jika dia beragama Islam, haruslah dihukum dan dagangannya dirampas untuk dimusnahkan. Sebagai anggota masyarakat, kita harus memperhatikan kemaslahatan dan kepentingan orang lain. Dalam kaitan dengan kemunkaran terhadap hak manusia , seperti contoh mendirikan bangunan yang menyebabkan tetangga tak punya jalan keluar / masuk. Ada pun perbuatan munkar yang menyangkut kepentingan Allah dan kepentingan manusia, adalah seperti memindahkan jenazah dari tempatnya, tanpa alasan yang jelas. Pemindahan yang mempunyai alasan yang jelas demi kepentingan umum, tentu tidak termasuk perbuatan munkar.[7]



D. Penurunan Azab Menimpa Semua Masyarakat Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya, Dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata. Seperti kisah bani israil yang ada dalam Al-qur’an: ((((( ((((((( ( (((((((( (((((( (((((((( (((((((( ((((((( (((((( (((((((((((( (((((( (((( ((((((((( ((((((((( (((((( (((((((( ((( (((((((( ( ((((((((( ((((((( ((( ((((((((((((( (( (((((((( (((( ((((((((((( (((((((((( ((((((( (((( (((((((((((



“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S Almaidah: 78-79(.” Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :



‫ض َّل‬ ُ َ‫علَي ُكم الَي‬ َ ‫ض ُر ُكم َمن‬ َ ‫ق أَنَّهُ ايُّ َها إِنَّ ُك ٌم تَقٌ َر ُءونَ َهذِه االيَة (يَا اَيّ َها الّذينَ امنُوا‬ َ َ ‫ع ٌن أبِي بَ ٌك ٍر ال‬ ِ ‫صدَي‬ ّ ‫اس إذَا را َ ُوا‬ َّ ‫س ِمعتُ رسول هللا عليه وسلّم يَقُو ُل‬ ‫الظا ِل َم فَلَ ٌم يَا ُخذُوا على يَدَي ِه‬ َ ‫إِذَا ٌهتَدَيتُم) َوإنّى‬ َ ّ‫إن الن‬ )‫ (رواه ابو د و الترمذي و النساء‬.ُ‫ب ِمنه‬ ِ ‫ا َ ٌوشَكَ ا َ ٌن يَعُ ّم ُه ْم هللا بِ ِعقا‬



“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah kalian membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar



Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nasa’i)[8] Bila kemungkaran telah mewabah di masyarakat, maka siksa akan turun menimpa semua orang, apakah dia sholeh ataukah tidak sholeh. Bila tindakan orang-orang dzalim tidak ada yang mencegahnya, maka hampir saja Allah Swt meratakan seluruh masyarakat dengan azabnya.[9] E. Manfaat Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan: 1. Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin. 2. Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat muslim). 3. Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh. 4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar). 5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan. 6.



Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut, sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.



7. Akan dijauhkan dari Azab Allah. 8.



Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah. Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara (penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan adil.[10] Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kema’rufan telah digerus oleh derasnya arus kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah dibungkus dengan performa yang menarik, sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat mampu menikmatinya. Begitu mudahnya kemunkaran sudah masuk dalam celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat berbahaya, karena kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus disuguhkan dan diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang menarik, maka sangat mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai kebaikan dan kemudian dijadikan sebagai kebiasaan. Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang kokoh, yaitu dari diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah.



Kesadaran inilah yang akan mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dengan baik. Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya kemunkaran, maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan jika Allah dan Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk berucap sami’na wa atho’na.



PEMBAHASAN 1. Penegak Kebenaran ‫ ال يزال ناس من امتي ظاهرين حتي ياءتهم امر هللا وهمظاهرون‬:‫عن المغيرة بن شعبة عن النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬. “Dari Al-Mughairah bin Syu’bah dari Nabi saw, ia berkata : sekelompok dari umatku selalu memperjuangkan (kebenaran) sehingga datang kepada mereka keterangan Allah, sedang mereka menempuh jalan yang benar”. Nabi Saw mengungkapkan kelebihan untuk sekelompok ummatnya yang senantiasa bersikap dan berperilaku di atas garis kebenaran. Mereka merupakan segolongan ummatnya yang berusaha memelihara dan memperjuangkan kebenaran agama Allah, menganjurkan kepada manusia berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. Diantara sekalian banyak ummat Nabi Saw. Merekalah sekelompok manusia yang mendapat pujian Allah Swt. Allah berfirman : ْ ‫اّللِ ُُ ُك ْنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬ َّ ِ‫ ْنك َِر َوتُؤْ ِمنُونَ ب‬. ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ َع ِن ْالم‬ ِ ‫اس تَأْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُر‬ ِ َّ‫ت ِللن‬ “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”. Surat Ali ‘Imran : 110 Dalam ayat lain Allah menjelaskan : ‫ واولئك هم المفلحون‬.‫ولتكن منكم امة يدعون الى الخير وياءمرون بالمعروف وينهون عن المنكر‬. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeruh kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. Al-Imran : 104



Dari keteranganayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa penegak kebenaran ataupun amar ma’ruf nahi mungkar adalah kaum muslimin. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa ada segolongan/sebagian umat Muslim ada yang berfungsi sebagai penyeruh kebaikan dan ada yang mencegah kemungkaran. 1. Perintah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ‫ فَإِ ْن‬،ِ‫ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنكَراً فَ ْليُ َغ ِي ِّْرهُ ِب َي ِده‬:ُ‫س ْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َيقُ ْول‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ : ‫ي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫س ِعيْد ْال ُخد ِْري َر‬ َ ‫َع ْن أ َ ِبي‬ َ ‫ض‬ ْ َ ْ ‫رواه مسلم‬. ‫ان‬ ْ ‫ فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَلبِ ِه َوذَلِكَ أ‬،‫سانِ ِه‬ ُ َ‫ضع‬ َ ‫لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬ ِ ‫ف ا ِإل ْي َم‬ Dari Abu Sa’id Al Khudri r.a berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemahlemahnya iman. (Riwayat Muslim) Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar berasal dari kata bahasa Arab ‫ أمر‬/ ‫ األمر‬merupakan mashdar atau kata dasar dari fi’il atau kata kerja ‫ أمر‬yang artinya memerintah atau menyuruh. Jadi / ‫األمر‬ ‫ أمر‬artinya perintah. ‫معروف‬ artinya yang baik atau kebaikan / kebajikan. Sedangkan = ‫المنكر‬ ‫ األمر القبيح‬yaitu perkara yang keji. Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara’-Nya. Termasuk segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban, persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya. Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan syara’-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT. Allah berfirman: ‫وتعاونواعلى البروالتقوى والتعاونواعلى االثم والعدوان‬ “Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta jangan tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan”. (QS. 5 Al Maidah: 2) Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan untuk kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi. Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.



‫ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنكَر ا‬Menurut beberapa ulama maksud dari hadis ini adalah ketika ada kemungkaran maka harus diubah dengan beberapa cara, yaitu :   



Kekuasaan bagi para penguasa Nasihat atau ceramah bagi para Ulama, kaum cerdik pandai, juru penerang, para wakil rakyat, dan lain-lain. Membencinya di dalam hati bagi masyarakat umum.



Setiap orang memiliki kedudukan dan kekuatan sendiri-sendiri untuk mencegah kemungkaran. Dengan kata lain, hadis tersebut menunjukkan bahwa umat Islam harus berusaha melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar menurut kemampuannya, sekalipun hanya melalui hati. Ada beberapa karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar. Antara lain : 1. Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan karakter orang mukmin. 2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau dinamakan karakter orang munafik. 3. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa dan maksiat. Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas beramar ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh, ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran, maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas “amar ma’ruf dan nahi munkar” adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar’ hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan. 



Rukun Amar Makruf Nahi Munkar



Menurut imam ghazali Amar ma’ruf nahi munkar memiliki empat rukun, yaitu: 1. 2. 3. 4.



Al-Muhtasib )Pelaku amar ma’ruf nahi munkar( Al-Muhtasab ‘alaihi )orang yang diseru( Al-muhtasab fih (perbuatan yang diseruhkan) Al-Ihtisab )Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar itu sendiri.



Kaedah yang harus diperhatikan bagi Pelaku Amar Makruf Nahi Munkar, Pelaku amar ma’ruf nahi munkar hendaknya menghiasi dirinya dengan sifat terpuji dan akhlak mulia. Di antara sifat pelaku amar ma’ruf nahi munkar yang terpenting adalah:



1. Ikhlas Hendaklah seorang pelaku amar ma’ruf nahi munkar manjadikan tujuannya keridhaan Allah semata, tidak mengharapkan balasan dan syukur dari orang lain. Demikianlah yang dilakukan para Nabi, Allah berfirman: َ‫ي ِإالَّ َعلَى َربِّ ِ ْالعَالَ ِمين‬ َ ‫َو َمآأَ ْسئَلُ ُك ْم َعلَ ْي ِه ِم ْن أَجْ ٍر ِإ ْن أَجْ ِر‬ Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam. QS.Asy-Syu’araa` :145 Kerena masyarakat umumnya belum mengerti mana yang ma’ruf dan mana yang mungkar.Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Niat terpuji yang diterima Allah dan menghasilkan pahala adalah yang semata-mata untuk Allah. Sedangkan amal terpuji lagi sholeh adalah itu yang diperintahkan Allah. Jika hal itu menjadi batasan seluruh amal sholih, maka wajib bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar memiliki keriteria tersebut dalam dirinya, dan tidak dikatakan amal sholih apabila dilakukan tanpa ilmu dan fiqih, sebagaiman pernyataan Umar bin Abdil Aziz: “Orang yang menyembah Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkannya labih besar dari kemaslahatan yang dihasilkannya”. Ini sangat jelas, karena niat dan amal tanpa ilmu merupakan kebodohan, kesesatan dan mengikuti hawa nafsu. Maka dari itu ia harus mengetahui kema’rufan dan kemunkaran dan dapat membedakan keduanya serta harus memiliki ilmu tentang keadaan yang diperintah dan dilarang. 1. Rifq Rifq (lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu mangambil yang mudah). Dalam kisah Nabi Musa Allah berfirman : َ ُ‫أَ ْو يَ ْخشَى اذْ َهبَآ ِإلَى فِ ْر َع ْونَ ِإنَّه‬ ‫طغَى فَقُوالَ لَهُ قَ ْوالً لَّ ِيِّنًا لَّ َعلَّهُ يَتَذَ َّك ُر‬ Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut”. QS. Thoha : 43-44 1. Sabar Kesabaran merupakan perkara yang sangat penting dalam seluruh perkara manusia, apalagi dalam amar ma’ruf nahi munkar, karena pelaku amar ma’ruf nahi munkar bergerak di medan perbaikan jiwanya dan jiwa orang lain. Sehingga Luqman mewasiati anaknya untuk bersabar dalam amar ma’ruf nahi munkar : ‫ص ِب ْر َعلَى م‬ ِ ‫صالَة َ َوأْ ُم ْر ِب ْال َم ْع ُر‬ ْ ‫وف َوا ْنهَ َع ِن ْال ُمنك َِر َوا‬ َّ ‫ي أَقِ ِم ال‬ َ َ ‫آأ‬ ِ ‫صابَكَ ِإ َّن ذَلِكَ ِم ْن َع ْز ِم اْأل ُ ُم‬ َّ َ‫ور َُيَابُن‬ Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa



kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqmaan :17) 1. Siksaan Bagi yang Tidak Mencegah Penganiayaan ‫عن ابى بكر الصد يق انه قال ايها الناس انكم تقرءون هذه االية (يا ايهاالذين امنوا عليكم انفسكم ال يضركم من ضل اذا اهتديتم‬ ( ‫واني سمعت ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول ان الناس اذا راوا الظا لم فلم يا خذوا على يديه او شك ان يعمهم هللا بعقا‬ ‫ب منه‬. “Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah kalian membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasa’i,Ahmad, Al-Baihaqi, dan At-Thahawi. Di dalam hadis ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyaksikan perbuatan aniaya yang dilakukan orang lain sedang mereka tidak berusaha mencegahnya, maka Allah akan memberikan siksaan yang sama dengan orang yang melalukan penganiayaan itu. Karena menyaksikan orang yang berbuat maksiat seperti kedzaliman tanpa pencegahan, dihitung seperti orang yang melakukan perbuatan tersebut. Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma’ruf dan nahi munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan, maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan perintah amar ma’ruf dan nahi munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman kepada umat itu. Ada beberapa siksaan bagi orang yang tidak mencegah kemungkaran, yaitu : 1. Azab yang menyeluruh Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya, dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata. Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengahtengah masyarakat, sedangkan orang-orang yang shalih tidak berusaaha mengingkari dan membendung kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih. Sebagaimana hadis Nabi Saw “sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” Dan firman Allah Swt : ‫ واعلموا ان هللا شديد العقاب‬,‫واتقوا فتنة ال تصيبن الذين ظلموامنكم خاصة‬.



Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya (Al-Anfal : 25 ) 2. Tidak dikabulkannya do’anya Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar serta tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka. Sabda Rasulullah saw: ‫ والذي نفسي بيده لتاءمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر او‬: ‫عن حذيفة رضي هللا عنه عن النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬ ‫ليوشكن هللا ان يبعث عليكم عقابا منه ثم تدعونه فال يستجاب لكم‬. “Dari Hudzaifah r.a dari Nabi Saw, ia berkata : Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, kamu harus menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau kalau tidak pasti Allah akan menurunkan siksa kepadamu, kemudian kamu berdoa, maka tidak diterima doa dari kamu”.)Riwayat Imam Tirmizi( 3. Berhak mendapatkan laknat Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar. Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah bersabda: “Pertama kerusakan yang terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur: wahai fulan, bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika demikian keadaan mereka, Allah berfirman : ‫ كانو ال يتناهون عن‬.‫ ذالك بما عصوا وما كانوا يعتدون‬,‫لعن الذين كفروامن بني اسرائيل على لسان داود وعيسى ابن مريم‬ ‫ لبئس ماكانوا يفعلون‬,‫منكر فعلوه‬. Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.) Al Ma’idah : 78-79) 4. Timbulnya perpecahan Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah. 1. Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan



‫ من دعا الى هدى كان له من االجر مثل اجور من تبعه‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال‬ ‫ال ينقص ذالك من اجورهم شيئا ومن دعا الى ضاللة كان عليه من االثم مثل اثام من تبعه ال ينقض ذالك من اثامهم شىيئا‬. “Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah saw bersabda ; Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosanya orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun. Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakkannya tanpa dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikit pun. Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini merupakan berita gembira bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan, Allah Swt memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada kebaikan. Di antara keutamaan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah : 1. Penyeru agama Allah adalah orang yang terbaik perkataannya Sebagai faktor yang membuat manusia bersungguh-sungguh melakukan dakwah kepada agam Allah karena Allah mengangkat derajat ketempat yang paling tinggi. Yakni, Allah menjadikan mereka sebagai manusia yang terbaik perkataannya. Allah berfirman : ‫ومن احسن قوال ممن دعا الى هللا وعمل صالحا وقال انني من المسلمين‬. “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeruh kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata ; “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. 2. Pahala yang besar bagi orang yang disebabkan usahanya orang lain mendapat petunjuk. Rasulullah bersabda : ‫من دل على خير فله مثل اجر فاعله‬. “Siapa yang mengajak kepada petunjuk maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya”. 3. Allah Taala dan segala makhluk di langit dan dibumi bershalawat kepada penyeru kebaikan kepada manusia. ‫ ان هللا ومالئكته واهل السموات واالرض حتى النملة فى جحرها وحتى الحوت ليصلون‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ‫ رواه الترمذي‬.‫على معلم الناس الخير‬ “Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, dan penduduk langit dan bumi bahkan semut di dalam lubangnya dan paus dilautan bershalawat kepada pengajar kebaikan terhadap manusia. (Riwayat Tirmizi)



1. Menyuruh Orang Beramal Ma’ruf Tetapi Tidak Melaksanakannya Sendiri ‫ اني اكلمه في السر دون ان افتح بابا ال اكون اول من‬,‫ قال انكم لترون اني ال اكلمه اال اسمعكم‬,‫عن اسامة لو اتيت فالنا فكلمته‬ ‫ قالوا وما سمعته‬,‫ وال اقول لرجل ان كان علي اميرا انه خير الناس بعد شيئ سمعته من رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫فتحه‬ ‫ ماشاءنك اليس كنت‬,‫ فيقولون اي فالن‬,‫ فتندلق اقتابه في النار‬,‫ يجاء بالرجل يوم القيامة فيلقي في النار‬.‫ قال سمعته يقول‬,‫يقول‬ ‫ وانهاكم عن المنكر واتيه‬,‫تاءمرنا بالمعروف وتنهى عن المنكر قال كنت امركم بالمعروف وال اتيه‬. “Dari Usamah, “kalau kamu )usamah( didatangi si fulan maka kamu harus mengatakan padanya. Dia (Usamah) berkata, sesungguhnya kamu akan melihat kecuali apa yang kudengar darimu. “sesungguhnya aku menceritakan kepadanya akan keburukan tanpa bermaksud membuka pintu dan aku tidak berkeinginan menjadi orang yang mula-mula membukanya. Dan aku tidak akan mengatakan kepada seseorang bahwa atasku perintah (untuk mengatakan). Sesungguhnya dia sebaik-baik manusia. Setelah berita itu kudengar langsung dari Rasulullah Saw. Mereka berkata, dan apakah dia mengatakan apa yang disengarnya..? dia berkata apa yang didengarnya seraya mengatakan, ”akankah kedalam neraka, maka keluarlah usus perutnya dan berputar-putar di dalam neraka sebagaimana berputarnya keledai yang sedang berada dalam penggilingannya, lantas penghuni neraka berkumpul seraya berkata,”wahai pulan, kenapa kamu seperti itu? bukankah kamu dulu menyeruh untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan mungkar? ia menjawab, ”saya dulu menyuruh berbuat baik tetapi saya tidak mengerjakannya, dan saya melarang melakukan perbuatan mungkar tetapi malah saya sendiri melakukannya. Seseorang yang menyuruh orang lain agar mengerjakan kebaikan sedangkan ia sendiri tidak melaksanakannya dan mencegah orang lain berbuat keji sedangkan ia malah melakukannya, ia akan diazab oleh Allah Swt, dengan siksaan yang sangat amat berat. Kedudukannya sama saja dengan orang melaksanakan perbuatan maksiat yang ingkar terhadap perintah dan larangan Allah swt. Bahkan Allah lebih murka kepada orang yang seperti ini karena kemunafikannya dan menipu ajaran agama Allah dengan dusta. Allah telah berfirman : ‫ كبر مقتا عندهللا ان تقولوا ماال تفعلون‬,‫يايها الذين امنوا لما تقولون ماال تفعلون‬. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (AsShaf : 2-3) Dinyatakan pula dalam surah Al-Baqarah ayat 44, yang berbunyi ; ‫ افال تعقلون‬,‫اتاءمرون الناس بالبر وتنسون انفسكم وانتم تتلون الكتاب‬. “Mengapa kamu suruh orang lain )mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab. Maka tidakkah kamu berfikir. (AlBaqarah : 44) Kedua ayat di atas menunjukkan betapa besarnya kemurkaan Allah kepada orang yang menganjurkan kebaikan tetapi tidak melaksanakan sendiri apa yang dikatakannya. Kemurkaan Allah di dunia menyebabkan orang yang berperilaku tersebut makin jauh dari rahmat Allah, dan



sebagai konsekwensinya kemurkaan Allah itu adalah membalaznya dengan azab yang sangat pedih dineraka. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut: 











Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran )Amar Ma’ruf Nahi Mugkar) adalah perintah agama, karena itu ia wajib dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai dengan kemampuan dan kekuatannya. Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara Amar Ma’ruf yang baik adalah yang diiringi dengan keteladanan. Menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridho Allah semata.



Advertisements



Share this:    



Twitter Facebook Google



Post navigation ← Lirik Lagu Evanesce Super Junior



One thought on “MAKALAH AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR” 1.



Rifaldi October 4, 2015 at 1:08 pm



Ijin share y gan.. Reply



Leave a Reply



Search for:



Recent Posts    



MAKALAH AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR Lirik Lagu Evanesce Super Junior Kutipan Romantis Drama Korea KTI “Memaksimalkan Lahan Kritis”



Recent Comments Rifaldi on MAKALAH AMAR MA’RUF NAHI …



Archives    



February 2015 September 2014 February 2014 September 2013



Categories 



Uncategorized



Meta   



Register Log in Entries RSS



 



Comments RSS WordPress.com



Blog at WordPress.com.



auliafatya09 A fine WordPress.com site Skip to content  



Home About



MAKALAH AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR February 6, 2015 1 Comment MAKALAH AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 TEKNIK SIPIL E



AULIA NURUL FATYA 5140811226 YAYASAN DHARMA BAKTI IPTEK UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA Jl. Galgahsari 63, Yogyakarta KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat-Nya sehongga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Dakwah dan Ma’aruf Nahi Munkar” dengan lancar. Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini penulis banyak menghadapi tantangan dan hambatan. Kesemuanya itu dapat teratasi berkat bantuan dan dukungan kedua orang tua , bapak dan ibu dosen , teman – teman dan terutama ridho Allah SWT. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah turut memberikan andil dan membantu penulis hingga selesianya penyusunan dan penulisan karya tulis ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak menampilkan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak bagi perbaikan makalah ini dan menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan makalah berikutnya. Dan akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi sumber informasi yang berguna. Yogyakarta, 26 November 2104 Penulis



BAB 1 PENDAHULUAN



1. Latar Belakang Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, adalah saling menasehati, mengarahkan kepada kebaikan, nasehatmenasehati dalam kebenaran dan kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap yang bertentangan dengan hal tersebut, dan segala yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, serta yang menjauhkan dari rahmat-Nya.Perkara al-amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil munkar )menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang kemungkaran( menempati kedudukan yang agung. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan ciri utama masyarakat orang-orang yang beriman‫ و‬setiap kali Al Qur’an memaparkan ayat yang berisi sifat-sifat orangorang beriman yang benar, dan menjelaskan risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada perintah yang jelas, atau anjuran dan dorongan bagi orang-orang beriman untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka tidak heran jika masyarakat muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran; karena kebaikan negara dan rakyat tidak sempurna kecuali dengannya. Al Qur’an al karim telah menjadikan rahasia kebaikan yang menjadikan umat Islam istimewa adalah karena ia mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. )QS. Ali Imran: 110( Ini adalah gambaran yang indah bagi pengaruh amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam masyarakat, yang jelas bahwa amar ma’ruf dan nahi mungkar bisa menyelamatkan orang-orang lalai dan orang-orang ahli maksiat dan juga orang lain yang taat dan istiqamah, dan bahwa sikap diam atau tidak peduli terhadap amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan suatu bahaya dan kehancuran, ini tidak hanya mengenai orang-orang yang bersalah saja, akan tetapi mencakup semuanya, yang baik dan yang buruk, yang taat dan yang jahat, yang takwa dan yang fasik. BAB II PEMBAHASAN 1. Penegak Kebenaran ‫ ال يزال ناس من امتي ظاهرين حتي ياءتهم امر هللا وهمظاهرون‬:‫عن المغيرة بن شعبة عن النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬. “Dari Al-Mughairah bin Syu’bah dari Nabi saw, ia berkata : sekelompok dari umatku selalu memperjuangkan (kebenaran) sehingga datang kepada mereka keterangan Allah, sedang mereka menempuh jalan yang benar”.



Nabi Saw mengungkapkan kelebihan untuk sekelompok ummatnya yang senantiasa bersikap dan berperilaku di atas garis kebenaran. Mereka merupakan segolongan ummatnya yang berusaha memelihara dan memperjuangkan kebenaran agama Allah, menganjurkan kepada manusia berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. Diantara sekalian banyak ummat Nabi Saw. Merekalah sekelompok manusia yang mendapat pujian Allah Swt. Allah berfirman : ْ ‫اّللِ ُُ ُك ْنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬ َّ ِ‫ ْنك َِر َوتُؤْ ِمنُونَ ب‬. ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ َع ِن ْالم‬ ِ ‫اس تَأْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُر‬ ِ َّ‫ت ِللن‬ “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”. Surat Ali ‘Imran : 110 Dalam ayat lain Allah menjelaskan : ‫ واولئك هم المفلحون‬.‫ولتكن منكم امة يدعون الى الخير وياءمرون بالمعروف وينهون عن المنكر‬. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeruh kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. Al-Imran : 104 Dari keteranganayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa penegak kebenaran ataupun amar ma’ruf nahi mungkar adalah kaum muslimin. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa ada segolongan/sebagian umat Muslim ada yang berfungsi sebagai penyeruh kebaikan dan ada yang mencegah kemungkaran. 1. Perintah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ‫ فَإِ ْن‬،ِ‫ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنكَراً فَ ْليُ َغ ِي ِّْرهُ ِب َي ِده‬:ُ‫س ْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َيقُ ْول‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ : ‫ي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫س ِعيْد ْال ُخد ِْري َر‬ َ ‫َع ْن أ َ ِبي‬ َ ‫ض‬ ْ َ ْ َ َ َ ‫رواه مسلم‬. ‫ان‬ ْ ‫ فَإ ِ ْن ل ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَلبِ ِه َوذلِكَ أ‬،‫سانِ ِه‬ ُ َ‫ضع‬ َ ‫ل ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬ ِ ‫ف ا ِإل ْي َم‬ Dari Abu Sa’id Al Khudri r.a berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemahlemahnya iman. (Riwayat Muslim) Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar berasal dari kata bahasa Arab ‫ أمر‬/ ‫ األمر‬merupakan mashdar atau kata dasar dari fi’il atau kata kerja ‫ أمر‬yang artinya memerintah atau menyuruh. Jadi / ‫األمر‬ ‫ أمر‬artinya perintah. ‫معروف‬ artinya yang baik atau kebaikan / kebajikan. Sedangkan = ‫المنكر‬ ‫ األمر القبيح‬yaitu perkara yang keji. Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara’-Nya. Termasuk segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban, persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.



Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan syara’-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT. Allah berfirman: ‫وتعاونواعلى البروالتقوى والتعاونواعلى االثم والعدوان‬ “Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta jangan tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan”. (QS. 5 Al Maidah: 2) Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan untuk kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi. Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut. ‫ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنكَر ا‬Menurut beberapa ulama maksud dari hadis ini adalah ketika ada kemungkaran maka harus diubah dengan beberapa cara, yaitu :   



Kekuasaan bagi para penguasa Nasihat atau ceramah bagi para Ulama, kaum cerdik pandai, juru penerang, para wakil rakyat, dan lain-lain. Membencinya di dalam hati bagi masyarakat umum.



Setiap orang memiliki kedudukan dan kekuatan sendiri-sendiri untuk mencegah kemungkaran. Dengan kata lain, hadis tersebut menunjukkan bahwa umat Islam harus berusaha melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar menurut kemampuannya, sekalipun hanya melalui hati. Ada beberapa karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar. Antara lain : 1. Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan karakter orang mukmin. 2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau dinamakan karakter orang munafik. 3. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa dan maksiat. Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas beramar ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh, ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran, maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.



Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas “amar ma’ruf dan nahi munkar” adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar’ hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan. 



Rukun Amar Makruf Nahi Munkar



Menurut imam ghazali Amar ma’ruf nahi munkar memiliki empat rukun, yaitu: 1. 2. 3. 4.



Al-Muhtasib )Pelaku amar ma’ruf nahi munkar( Al-Muhtasab ‘alaihi )orang yang diseru( Al-muhtasab fih (perbuatan yang diseruhkan) Al-Ihtisab )Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar itu sendiri.



Kaedah yang harus diperhatikan bagi Pelaku Amar Makruf Nahi Munkar, Pelaku amar ma’ruf nahi munkar hendaknya menghiasi dirinya dengan sifat terpuji dan akhlak mulia. Di antara sifat pelaku amar ma’ruf nahi munkar yang terpenting adalah: 1. Ikhlas Hendaklah seorang pelaku amar ma’ruf nahi munkar manjadikan tujuannya keridhaan Allah semata, tidak mengharapkan balasan dan syukur dari orang lain. Demikianlah yang dilakukan para Nabi, Allah berfirman: َ‫ي ِإالَّ َعلَى َربِّ ِ ْال َعالَ ِمين‬ َ ‫َو َمآأ َ ْسئَلُ ُك ْم َعلَ ْي ِه ِم ْن أَجْ ٍر ِإ ْن أَجْ ِر‬ Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam. QS.Asy-Syu’araa` :145 Kerena masyarakat umumnya belum mengerti mana yang ma’ruf dan mana yang mungkar.Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Niat terpuji yang diterima Allah dan menghasilkan pahala adalah yang semata-mata untuk Allah. Sedangkan amal terpuji lagi sholeh adalah itu yang diperintahkan Allah. Jika hal itu menjadi batasan seluruh amal sholih, maka wajib bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar memiliki keriteria tersebut dalam dirinya, dan tidak dikatakan amal sholih apabila dilakukan tanpa ilmu dan fiqih, sebagaiman pernyataan Umar bin Abdil Aziz: “Orang yang menyembah Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkannya labih besar dari kemaslahatan yang dihasilkannya”. Ini sangat jelas, karena niat dan amal tanpa ilmu merupakan kebodohan, kesesatan dan mengikuti hawa nafsu. Maka dari itu ia harus mengetahui kema’rufan dan kemunkaran dan dapat membedakan keduanya serta harus memiliki ilmu tentang keadaan yang diperintah dan dilarang. 1. Rifq



Rifq (lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu mangambil yang mudah). Dalam kisah Nabi Musa Allah berfirman : َ ُ‫أَ ْو يَ ْخشَى اذْ َهبَآ إِلَى فِ ْر َع ْونَ إِنَّه‬ ‫طغَى فَقُوالَ لَهُ قَ ْوالً لَّيِِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَ َّك ُر‬ Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut”. QS. Thoha : 43-44 1. Sabar Kesabaran merupakan perkara yang sangat penting dalam seluruh perkara manusia, apalagi dalam amar ma’ruf nahi munkar, karena pelaku amar ma’ruf nahi munkar bergerak di medan perbaikan jiwanya dan jiwa orang lain. Sehingga Luqman mewasiati anaknya untuk bersabar dalam amar ma’ruf nahi munkar : ‫صبِ ْر َعلَى م‬ ِ ‫صالَة َ َوأْ ُم ْر بِ ْال َم ْع ُر‬ ْ ‫وف َوا ْنهَ َع ِن ْال ُمنك َِر َوا‬ َّ ‫ي أَقِ ِم ال‬ َ َ ‫آأ‬ ِ ‫صابَكَ إِ َّن ذَلِكَ ِم ْن َع ْز ِم اْأل ُ ُم‬ َّ َ‫ور َُيَابُن‬ Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqmaan :17) 1. Siksaan Bagi yang Tidak Mencegah Penganiayaan ‫عن ابى بكر الصد يق انه قال ايها الناس انكم تقرءون هذه االية (يا ايهاالذين امنوا عليكم انفسكم ال يضركم من ضل اذا اهتديتم‬ ( ‫واني سمعت ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول ان الناس اذا راوا الظا لم فلم يا خذوا على يديه او شك ان يعمهم هللا بعقا‬ ‫ب منه‬. “Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah kalian membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasa’i,Ahmad, Al-Baihaqi, dan At-Thahawi. Di dalam hadis ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyaksikan perbuatan aniaya yang dilakukan orang lain sedang mereka tidak berusaha mencegahnya, maka Allah akan memberikan siksaan yang sama dengan orang yang melalukan penganiayaan itu. Karena menyaksikan orang yang berbuat maksiat seperti kedzaliman tanpa pencegahan, dihitung seperti orang yang melakukan perbuatan tersebut. Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma’ruf dan nahi munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan, maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan



tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan perintah amar ma’ruf dan nahi munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman kepada umat itu. Ada beberapa siksaan bagi orang yang tidak mencegah kemungkaran, yaitu : 1. Azab yang menyeluruh Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya, dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata. Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengahtengah masyarakat, sedangkan orang-orang yang shalih tidak berusaaha mengingkari dan membendung kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih. Sebagaimana hadis Nabi Saw “sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” Dan firman Allah Swt : ‫ واعلموا ان هللا شديد العقاب‬,‫واتقوا فتنة ال تصيبن الذين ظلموامنكم خاصة‬. Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya (Al-Anfal : 25 ) 2. Tidak dikabulkannya do’anya Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar serta tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka. Sabda Rasulullah saw: ‫ والذي نفسي بيده لتاءمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر او‬: ‫عن حذيفة رضي هللا عنه عن النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬ ‫ليوشكن هللا ان يبعث عليكم عقابا منه ثم تدعونه فال يستجاب لكم‬. “Dari Hudzaifah r.a dari Nabi Saw, ia berkata : Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, kamu harus menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau kalau tidak pasti Allah akan menurunkan siksa kepadamu, kemudian kamu berdoa, maka tidak diterima doa dari kamu”.)Riwayat Imam Tirmizi( 3. Berhak mendapatkan laknat Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar. Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah bersabda: “Pertama kerusakan yang terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur: wahai fulan, bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi



sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika demikian keadaan mereka, Allah berfirman : ‫ كانو ال يتناهون عن‬.‫ ذالك بما عصوا وما كانوا يعتدون‬,‫لعن الذين كفروامن بني اسرائيل على لسان داود وعيسى ابن مريم‬ ‫ لبئس ماكانوا يفعلون‬,‫منكر فعلوه‬. Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.) Al Ma’idah : 78-79) 4. Timbulnya perpecahan Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah. 1. Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan ‫ من دعا الى هدى كان له من االجر مثل اجور من تبعه‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال‬ ‫ال ينقص ذالك من اجورهم شيئا ومن دعا الى ضاللة كان عليه من االثم مثل اثام من تبعه ال ينقض ذالك من اثامهم شىيئا‬. “Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah saw bersabda ; Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosanya orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun. Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakkannya tanpa dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikit pun. Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini merupakan berita gembira bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan, Allah Swt memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada kebaikan. Di antara keutamaan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah : 1. Penyeru agama Allah adalah orang yang terbaik perkataannya Sebagai faktor yang membuat manusia bersungguh-sungguh melakukan dakwah kepada agam Allah karena Allah mengangkat derajat ketempat yang paling tinggi. Yakni, Allah menjadikan mereka sebagai manusia yang terbaik perkataannya. Allah berfirman : ‫ومن احسن قوال ممن دعا الى هللا وعمل صالحا وقال انني من المسلمين‬.



“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeruh kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata ; “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. 2. Pahala yang besar bagi orang yang disebabkan usahanya orang lain mendapat petunjuk. Rasulullah bersabda : ‫من دل على خير فله مثل اجر فاعله‬. “Siapa yang mengajak kepada petunjuk maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya”. 3. Allah Taala dan segala makhluk di langit dan dibumi bershalawat kepada penyeru kebaikan kepada manusia. ‫ ان هللا ومالئكته واهل السموات واالرض حتى النملة فى جحرها وحتى الحوت ليصلون‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ‫ رواه الترمذي‬.‫على معلم الناس الخير‬ “Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, dan penduduk langit dan bumi bahkan semut di dalam lubangnya dan paus dilautan bershalawat kepada pengajar kebaikan terhadap manusia. (Riwayat Tirmizi) 1. Menyuruh Orang Beramal Ma’ruf Tetapi Tidak Melaksanakannya Sendiri ‫ اني اكلمه في السر دون ان افتح بابا ال اكون اول من‬,‫ قال انكم لترون اني ال اكلمه اال اسمعكم‬,‫عن اسامة لو اتيت فالنا فكلمته‬ ‫ قالوا وما سمعته‬,‫ وال اقول لرجل ان كان علي اميرا انه خير الناس بعد شيئ سمعته من رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫فتحه‬ ‫ ماشاءنك اليس كنت‬,‫ فيقولون اي فالن‬,‫ فتندلق اقتابه في النار‬,‫ يجاء بالرجل يوم القيامة فيلقي في النار‬.‫ قال سمعته يقول‬,‫يقول‬ ‫ وانهاكم عن المنكر واتيه‬,‫تاءمرنا بالمعروف وتنهى عن المنكر قال كنت امركم بالمعروف وال اتيه‬. “Dari Usamah, “kalau kamu )usamah( didatangi si fulan maka kamu harus mengatakan padanya. Dia (Usamah) berkata, sesungguhnya kamu akan melihat kecuali apa yang kudengar darimu. “sesungguhnya aku menceritakan kepadanya akan keburukan tanpa bermaksud membuka pintu dan aku tidak berkeinginan menjadi orang yang mula-mula membukanya. Dan aku tidak akan mengatakan kepada seseorang bahwa atasku perintah (untuk mengatakan). Sesungguhnya dia sebaik-baik manusia. Setelah berita itu kudengar langsung dari Rasulullah Saw. Mereka berkata, dan apakah dia mengatakan apa yang disengarnya..? dia berkata apa yang didengarnya seraya mengatakan, ”akankah kedalam neraka, maka keluarlah usus perutnya dan berputar-putar di dalam neraka sebagaimana berputarnya keledai yang sedang berada dalam penggilingannya, lantas penghuni neraka berkumpul seraya berkata,”wahai pulan, kenapa kamu seperti itu? bukankah kamu dulu menyeruh untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan mungkar? ia menjawab, ”saya dulu menyuruh berbuat baik tetapi saya tidak mengerjakannya, dan saya melarang melakukan perbuatan mungkar tetapi malah saya sendiri melakukannya. Seseorang yang menyuruh orang lain agar mengerjakan kebaikan sedangkan ia sendiri tidak melaksanakannya dan mencegah orang lain berbuat keji sedangkan ia malah melakukannya, ia



akan diazab oleh Allah Swt, dengan siksaan yang sangat amat berat. Kedudukannya sama saja dengan orang melaksanakan perbuatan maksiat yang ingkar terhadap perintah dan larangan Allah swt. Bahkan Allah lebih murka kepada orang yang seperti ini karena kemunafikannya dan menipu ajaran agama Allah dengan dusta. Allah telah berfirman : ‫ كبر مقتا عندهللا ان تقولوا ماال تفعلون‬,‫يايها الذين امنوا لما تقولون ماال تفعلون‬. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (AsShaf : 2-3) Dinyatakan pula dalam surah Al-Baqarah ayat 44, yang berbunyi ; ‫ افال تعقلون‬,‫اتاءمرون الناس بالبر وتنسون انفسكم وانتم تتلون الكتاب‬. “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab. Maka tidakkah kamu berfikir. (AlBaqarah : 44) Kedua ayat di atas menunjukkan betapa besarnya kemurkaan Allah kepada orang yang menganjurkan kebaikan tetapi tidak melaksanakan sendiri apa yang dikatakannya. Kemurkaan Allah di dunia menyebabkan orang yang berperilaku tersebut makin jauh dari rahmat Allah, dan sebagai konsekwensinya kemurkaan Allah itu adalah membalaznya dengan azab yang sangat pedih dineraka.