Amenorea [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

M KONSEP AMENOREA PENGERTIAN Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro, 2008) Amenorea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yang mengiring penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makan tidak sehebat pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala, 2005) Amenorea primer umunya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehiduapan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan di mana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis dan lain-lain. Selanjutnya, ada pula amenorea fisiologik, yakni yang terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan sesudah menopause. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI AMENOREA 1. Faktor Internal a. Organ Reproduksi Faktor yang mempengaruhi amenorea adalah vagina tidak tumbuh dan berkembang dengan baru, rahim yang tidak tumbuh, indung telur yang tidak tumbuh. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih komplek pada rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna. Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat permanen artinya wanita tersebut tidak akan mendapatkan haid selama lamanya (Pardede, 2002). b. Hormonal Alat rerpoduksi wanita merupakan alat akhir (endorgan). Yang dipengaruhi oleh system hormonal yang komplek. Rangsangan yang datang dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui Striae terminalis menuju pusat yang disebut “Puberitas Inhibitor” dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap hypothalamus, yang akan memberikan rangsangan pada “Hipofise Pars Posterior” sebagai “Mother of Glad” (pusat kelenjar-kelenjar). Rangsangan yang terus menerus datang di tangkap panca indera, dengan makin selektif dapat lolos menuju hypothalamus dan selanjutnya terus menuju hipotalamus dan selanjutnya terus menuju hipofise anterior (depan) mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu kelenjar tyroid memproduksi hormone tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting untuk tumbuh kembang mental dan fisik (Pardede, 2002). Perubahan yang berlangsung dalam diri wanita dikendalikan oleh hypothalamus yakni suatu bagian tertentu pada otak manusia. Kurang lebih wanita mengalami datang bulan atau haid, maka hypothalamus itu mulai menghasilkan zat kimia, atau yang kita sebut sebagai “hormon” yang akan dilepaskannya. Hormon pertama yang dihasilkan adalah perangsang kantong rambut (FSH : Folikel Stimulating Hormon). Hormon ini merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam indung telur. Terangsang oleh FSH ini, maka folikel itupun menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat kemaluan wanita. Meningkatkan taraf estrogen itu dalam darah mempunyai pengaruh pada hypothalamus yang disebut “Feed back negative”. Hal ini menyebabkan faktor berkurangnya faktor



pelepasan FSH, akan tetapi juga membuat hypothalamus melepaskan suatu zat yang kedua yakin faktor pelepas berupa hormon lutinasi pada gilirannya pula hal ini menyebabkan kelenjarnya bawah otak melepaskan hormon lutinasi, (LH : Lutinishing Hormon) (Winkjosastro, 2008). Hormon LH ini menyebabkan salah satu folikel itu pecah dan mengeluarkan sel telur untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Folikel yang tersisa akan berantakan dan di kenal dengan “korpus luteum”. Yang selanjutnya menghasilkan estrogen, lalu mulai mengeluarkan suatu zat baru yang disebut progesterone ini mempersiapkan garis alas dari rahim untuk menerima dan memberi makanan bagi sebuah sel telur yang telah dibuahi apabila sel telur tidak di buahi maka taraf estrogen dan progesterone dalam aliran darah akan merosot, sehingga menyebabkan garis alas menjadi pecah-pecah (Pardede, 2002). c. Penyakit Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terganggunya siklus haid, kanker payudara dan lainlain. Kelainan ini menimbulkan berat badan yang sangat rendah sehingga datangnya haid akan terganggu (Suhaemi, 2006). 2. Faktor Eksternal a.Status Gizi Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan (Soetjiningsih, 2004). Beberapa ahli mengatakan perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak, lebih lama mengalami menstruasi dari pada wanita yang kurus (Pardede, 2002). b. Gaya hidup Gaya hidup ialah perilaku atau tingkah laku manusia sehari-hari yang merupakan kebiasaan dan berbeda antara individu yang satu dan yang lain. Mengetahui hal ini berarti mengetahui apa yang dapat dijual kepada mereka, juga dimana atau cara bagaimana mereka dapat dijangkau. Gaya hidup boleh kita artikan, pola tingkah laku sehari-hari yang patut dijalankan oleh suatu kelompok sosial di tengah masyarakat, sesuai tuntunan agama. Seperti melakukan kebiasaan yang baik untuk menciptakan hidup sehat setiap hari, sebaliknya menghindari kebiasaan buruk yang berpotensi mengganggu kesehatan (Rhenald, 2001). Gaya hidup yang tidak pernah olahraga dan beraktivitas fisik dapat menyebabkan gangguan pada tubuh yaitu terganggunya siklus menstruasi. Makan dengan porsi yang cukup dan sesuai jadwal serta mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dapat menyebabkan kondisi tubuh terasa fit dan terhindar dari kekurangan gizi sehingga siklus menstruasi berjalan normal (Soetjiningsih, 2002). KLASIFIKASI AMENOREA PATOLOGIK Seperti dikatakan di atas, amenorea primer dan amenorea sekunder masing-masing mempunyai sebabsebab sendiri, pada amenorea primer kelainan gonad memegang peranan penting. Akan tetapi, banyak sebab ditemukan pada kedua jenis amenorea, oleh karena itu, klasifikasi di bawah ini mencakup sebabsebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder. Gangguan Organik Pusat, Sebab Organik : Tumor, radang, destruksi Gangguan Kejiwaan seperti: Syok emosional, psikosis, anoreksi, nervosa, pseudosiesis Gangguan poros hipotalamus – hipofisis seperti: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom stein-laventhal, amenorea hipotalamik, Gangguan hipofisis sidrom sheehan dan penyakit simmonds, Tumor, Adenoma Basofil (Penyakit Cusching, Ademona Asidofiil (Penyakit Gigantisme), ademona Kromofob (Sindrom Forbes-Albright) Gangguan Gonad seperti: Kelainan Kongnital, Disgenesis ovarii (sindrom Turner), Sindrom Testicular feminization, Menoupause Prematur,The Intensitive Ovary, Penghentian fungsi ovarium karena operasi,



radiasi, radang, dan sebagainya,Tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma, Gangguan Glandula Suprarenalis Sindrom adrenogenital, Sindrom Chushing, Penyakit Addison, Gangguan Glandula Tiroidea, Hipotireoidi, Hipertireoidi, Kretinnisme Gangguan Pankreas, Diabeter Mellitus, Gangguan Uterus, vagina, Aplasia dan Hipoplasia uteri, Sindrom Asherman, Endometritis tuberkulosa, Histerektomi, Aplasia vagine, Penyakit – penyakit umum seperti: Penyakit umum, Gangguan Gizi Obesitas Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid. Premenstrual Tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadanag berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita-wanita berumur antara 30 dan 45 tahun. Keluhankeluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah. Insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembersaran dan rasa nyeri pada mamma, dan sebagainya, sedangkan pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsntrasi dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut di atas. Gangguan pola Menstruasi. Semua sistem kontrasepsi progestogen mengubah pola menstruasi, tetapi mekanisme yang mendasari gangguan menstruasi ini masih belum banyak dipahami. Perubahanperubahan ini tidak dapat diduga, bervariasi sampai beberapa tingkat terhadap metode dan sangat bervariasi antara masing-masing wanita. Pada sebagian besar pemakaian (kontrasepsi progestrogen) terjadi peningkatan insidensi bercak darah yang tidak teratur dan sedikit atau perdarahan diluar siklus, kadang-kadang berkepanjangan, dan kadang-kadang dengan oligominore atau bahkan amenorrhea (Hanafi, 2005). DAFTAR PUSTAKA Alimul. 2003. Metode Penelitian Keperawatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta. Alimul. 2007 Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta Salemba Medika. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. BKKBN. 2005. Journal of Akseptor KB di Indonesia (Internet). Available from : (http://www.bkkbn.com) (Accessed March 15, 2008). Depkes RI 2008. Pelayanan Kontrasepsi Available from : (http//.www.depkes-ri.co.id) (Accessed March 15, 2010). Everett.2008. KB dan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC Hartanto.2003. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN Hanafi. 2001. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN Hidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba Medika Kumala.2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Kardianan.2009. Journal of Pelayanan Kontrasepsi (Internet). Available from : (http//.www.infokia.com.id) (Accessed 15 Juli 2009). Kurniawan.2008. Ilmu Perilaku. Jakarta:PT. Rineka Cipta Mitrianti.2009. Peran dan Faktor Yang Mempengaruhi. http://www.pt.bangun setya wacana. Diakses tanggal 15 Juli 2009 Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. EGC. Jakarta. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Pardede.2002. Jenis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Salemba Medika Rhenald.2001. Kesehatan Reprodukssi da Masalahnya. Jakarta: PT Rhineka Cipta Soetjiningsih.2002.Tumbuh Kembang.Jakarta:EGC Saifudin.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono



Prawirohardjo. Jakarta. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung. Suhaemi.2006.Kontrasepsi Implant. http//www.suhaemi.web.block. Akses 20 Maret 2010 Sulistyo.2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:FKUI Winknjosastro.2008.Ilmu Kandungan. YBPSP. Jakarta Wiranti.2009. Karakteristik Pola Menstruasi. Availabel online at (http://www.anknya.wordpress.com/wploging/php) (Accessed Juni 15, 2009).



^^



BERBAGI ILMU Thursday, January 24, 2013 AMENORE HIPOTALOMUS Mata Kuliah Farmakologi DEFINISI Amenore hipotalamus Fungsional adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tidak adanya mens karena penindasan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, di mana tidak ada penyakit anatomis atau organik diidentifikasi. Remaja atau wanita muda dengan kondisi ini biasanya hadir dengan amenore durasi 6 bulan atau longer.1 Pada remaja, kondisi ini mungkin sulit untuk membedakan dari ketidakmatangan poros hipotalamus-hipofisis-ovarium selama tahun-tahun postmenarchal awal. Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa siklus menstruasi pada remaja biasanya tidak lebih dari 45 hari, bahkan selama postmenarchal pertama year. Tiga jenis utama amenore hipotalamus fungsional telah diakui, terkait dengan stres, penurunan berat badan, atau exercise.5 Perbedaan mengakui bahwa wanita yang baik kurus atau berat badan normal mungkin akan terpengaruh, tetapi dalam banyak kasus, semua tiga faktor yang hadir. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan penekanan gonadotropin-releasing hormone (GnRH) pulsatility. Banyak perubahan fisiologis lain yang terjadi dalam kondisi ini telah dijelaskan secara rinci previously.1 ,6-10 Perubahan-perubahan ini termasuk overactivity dari sumbu hipotalamushipofisis-adrenal (dengan peningkatan sekresi kortikotropin-releasing hormon, hormon adrenocorticotropin, kortisol, dan endogen opioid) 5,11-13 dan gangguan dari sumbu hipotalamushipofisis-tiroid (termasuk tingkat rendah ke normal thyrotropin, tingkat peningkatan triiodothyronine reverse, dan tingkat rendah triiodothyronine), 6 mewakili "euthyroid sakit "pola yang terlihat dalam penyakit kronis dan kelaparan (Gambar 1Figure 1Hormonal dan Perubahan lain pada pasien dengan hipotalamus Amenore.). Sebuah defisit energi (yang dapat terjadi secara independen dari berat badan) tampaknya menjadi faktor penting dalam kedua rugi berat badan dan latihan-induced bentuk amenore hipotalamus. Leptin tampaknya memainkan peran penting dalam regulasi disfungsi hipotalamus, dan administrasi leptin telah ditunjukkan untuk mendorong pulsatility GnRH dan menstruation. ETIOLOGI Amenorrhea hipotalamus mencerminkan keadaan defisiensi estrogen, yang dapat membahayakan massa tulang puncak dicapai dalam muda women.15-17 Latihan-induced manfaat bagi kerangka dapat dikompromikan jika amenore adalah present.18 The "triad atlet wanita" saling merujuk pada antara ketersediaan energi rendah (dengan atau tanpa gangguan makan), amenore, dan osteoporosis. Strategi dan Bukti Diagnosa Sejarah American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians dan Gynecologists telah menganjurkan status menstruasi dianggap sebagai "tanda penting" pada kunjungan klinik rutin, mengingat pentingnya estrogen untuk tulang dan lainnya tissues.15, 16 Pada remaja yang siklus haid diasumsikan pola teratur sebelum timbulnya amenore, evaluasi tidak berbeda secara substansial dari pada orang dewasa. Selain kehamilan, amenorrhea hipotalamus dan sindrom ovarium polikistik adalah penyebab paling umum sekunder sejarah amenorrhea.20 Pengambilan harus membahas apakah penurunan berat badan, gangguan makan, berolahraga, dan stres psikososial yang hadir. Pasien harus ditanya tentang olahraga dan kebiasaan diet, termasuk sejarah dan membersihkan binging, dan stressor baru-baru ini. Di antara siswa SMA, 21 gadis yang dilaporkan muntah untuk mengendalikan berat badan mereka bahkan satu sampai



tiga kali per bulan adalah 60% lebih mungkin dibandingkan mereka yang tidak muntah memiliki mens tidak teratur (setelah penyesuaian untuk BMI, usia, dan ras atau kelompok etnis). 26-pertanyaan Makan Sikap Test adalah alat divalidasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi badan-gambar atau berat concerns.22 Namun, gangguan makan yang berkaitan dengan amenorrhea hipotalamus memerlukan perawatan khusus yang berada di luar cakupan artikel ini. Perhatian juga harus diberikan untuk fitur menyarankan diagnosis alternatif, seperti galaktore, sakit kepala, atau perubahan visual (yang menunjukkan kemungkinan prolaktinoma atau tumor pituitari lainnya) dan gejala disfungsi tiroid atau kondisi medis yang kronis. Gangguan Mood dan gangguan kejiwaan kronis juga dapat dikaitkan dengan amenore. Perempuan juga harus ditanya tentang penggunaan obat yang dapat mempengaruhi menstruasi, dalam 24 antipsikotik dan kontrasepsi agents.23, khususnya antara pasien yang menerima obat-obatan antipsikotik, kelainan menstruasi berkembang di sekitar 50%, dan amenore berkembang di sekitar 12% .25 obat antipsikotik memiliki efek pada reseptor antagonis dopamin hipofisis, yang menghapus efek penghambatan sekresi dopamin pada prolaktin, yang hiperprolaktinemia dihasilkan kemudian menekan pelepasan GnRH berdenyut. Amenore juga sering terjadi pada wanita yang menggunakan pil kombinasi kontinyu kontrasepsi oral atau suntikan depot medroksiprogesteron asetat. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Pengujian Amenore hipotalamus pada akhirnya merupakan diagnosis eksklusi. Pemeriksaan fisik harus mengesampingkan hiperandrogenisme tanda-tanda (misalnya, hirsutisme dan jerawat), yang paling sering menyarankan polycystic ovary syndrome tetapi alternatif mungkin menunjukkan akhir-onset hiperplasia adrenal atau tumor mensekresi androgen, terutama jika tanda-tanda virilisasi yang hadir (misalnya, kebotakan pola pria, clitoromegaly, dan perubahan suara). Tanda-tanda muntah juga harus diperhatikan, termasuk lecet gingiva, kehilangan enamel gigi, dan parotid bengkak. Pemeriksaan ginekologi eksternal dapat mengungkapkan memerah, mukosa vagina tipis pada wanita muda estrogen-kurang. Pemeriksaan bimanual harus memerintah sebuah benda asing atau massa adnexal, tetapi yang paling penting dalam kasus amenore primer untuk mencari imperforata selaput dara, saluran mullerian anomali (dengan vagina diperpendek dan tidak adanya rahim), atau ketidakpekaan androgen (buta vagina kantong). Pengujian laboratorium harus mencakup tes subunit beta human chorionic gonadotropin, thyrotropin, dan tiroksin bebas (untuk menyingkirkan kedua hipotiroidisme primer dan sentral), prolaktin, follicle-stimulating hormone (untuk menyingkirkan kekurangan ovarium), dan sulfat testosteron dan dehydroepiandrosterone gratis (untuk menyingkirkan hiperandrogenisme). Harus diakui bahwa hasil tes tiroid-fungsi pada pasien dengan gangguan makan dapat menyerupai pola pada mereka dengan hipotiroidisme pusat. Hitung darah lengkap dan panel kimia darah harus dipertimbangkan untuk menyingkirkan penyakit kronis mewujudkan sebagai amenore. Namun, data dalam mendukung efektivitas-biaya penilaian penyaringan tertentu kurang. Pasien dengan amenorrhea hipotalamus khas memiliki tingkat rendah estradiol serum dan tingkat rendah atau rendah-untuk-normal hormon luteinizing dan follicle-stimulating hormone, sedangkan respon gonadotropin terhadap rangsangan GnRH yang diawetkan. Pada pasien dengan amenore hipotalamus diduga, pengukuran follicle-stimulating hormone sendiri umumnya memberikan informasi yang cukup untuk mengesampingkan kekurangan ovarium. Meskipun tes estradiol terus membaik, penilaian tersebut dapat dibatasi oleh sensitivitas uji miskin, variasi antara pengujian, dan fakta bahwa pengukuran mencerminkan titik waktu tunggal. administrasi jangka pendek asetat medroksiprogesteron (10 mg selama 10 hari) dapat berguna dalam evaluasi; awal perdarahan menstruasi normal setelah penghentian obat ini (biasanya dalam 1 sampai 3 hari) menunjukkan kecukupan estrogen. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, perdarahan penarikan terjadi meskipun penyebab patologis dari amenore, seperti insufficiency.26 ovarium dini Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari otak tidak secara rutin diperlukan pada pasien dengan amenore hipotalamus diduga. Namun, diindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat sakit kepala parah atau berkelanjutan, muntah terus menerus yang tidak self-induced, hipotiroidisme pusat, hiperprolaktinemia



atau galaktorea, atau perubahan haus, buang air kecil, atau visi. STRATEGI PENGOBATAN Berat Keuntungan dan Pengurangan Latihan Kurang membatasi pola makan dengan berat badan atau penurunan aktivitas berat biasanya menyebabkan pemulihan menstruasi. Namun, tantangan praktis dapat timbul pada pasien dengan amenorrhea hipotalamus meyakinkan untuk mengubah perilaku lama. Banyak atlet elit, dan beberapa berpartisipasi dalam olahraga yang mempromosikan leanness untuk performance.19 optimal American College of Sports Medicine menyarankan kontrak tertulis dikembangkan antara atlet dan dokter yang memberikan kriteria untuk berat diterima dan ambang hemodinamik (misalnya, detak jantung dan tekanan darah) untuk pelatihan lanjutan dan competition.19 Pengalaman klinis menunjukkan bahwa pendekatan multidisiplin - termasuk keterlibatan aktif dari dokter perawatan primer (internis, dokter anak, atau spesialis dalam masalah-masalah kesehatan remaja dan dewasa muda), ahli gizi, dan psychotherapist - dapat membantu, meskipun data tentang kemanjuran jangka panjang dari pendekatan ini masih kurang. Ada perdebatan mengenai apakah bobot kritis atau persentase lemak tubuh diperlukan untuk memulai kembali ovulasi dan teratur menses.27 Fakta bahwa androgen adrenal dan ovarium dikonversi ke estradiol melalui aktivitas aromatase dalam lemak telah menyarankan bahwa ada suatu tingkat ambang batas tubuh lemak yang diperlukan untuk mens resume.28 Namun data dari studi longitudinal 2-tahun yang melibatkan 100 remaja dengan anorexia nervosa tantangan ini hypothesis.29 Pada gadis-gadis, mens kembali pada berat badan yang berarti standar yang 91,6 ± 9,1% dari berat badan ideal ; dalam waktu 6 bulan setelah pencapaian berat badan itu, mens dilanjutkan pada 86% dari perempuan. Namun, tidak ada perbedaan signifikan dalam berat badan, IMT, atau persentase lemak tubuh antara mereka yang telah kembalinya menstruasi dengan 1 tahun dan mereka yang tidak. Dari catatan, berat diperlukan untuk restorasi menstruasi adalah 2,0 kg (4.4 lb) yang lebih tinggi daripada berat di mana mens hilang. Dalam studi lanjutan 1-tahun-up dari 56 remaja dengan amenore, BMI rata-rata di dimulainya kembali haid (yang terjadi pada 64% dari subyek) berada di persentil 27, dan setengah dari mata pelajaran ini memiliki BMI antara 14 dan 39 persentil pada saat resumption.30 menstruasi Namun, subyek dalam mens yang tidak melanjutkan langkah-langkah memiliki berat badan dan BMI yang tidak berbeda secara signifikan dari mata pelajaran yang di dalam Dia mens dilanjutkan. Sebagian besar pasien yang berat badan memiliki kembalinya menstruasi dari waktu ke waktu. Namun, fitur klinis yang membedakan mereka yang melakukan dan mereka yang tidak memiliki restorasi menstruasi tidak jelas. Data tentang manfaat relatif dari regimen diet dan modifikasi latihan pada remaja dan wanita muda dengan amenorrhea hipotalamus masih kurang. Sebuah studi yang tidak terkendali yang melibatkan empat atlet dengan amenore yang berpartisipasi dalam intervensi 20-minggu yang melibatkan pelatihan diet dan olahraga menyarankan bahwa siklus haid dapat dipulihkan dengan peningkatan ketersediaan energi untuk lebih dari 30 kkal per kilogram massa tubuh bebas lemak per hari. 31 Namun, rancangan penelitian tidak memungkinkan untuk menentukan apakah perubahan gizi (vs latihan modifikasi atau faktor lainnya) yang bertanggung jawab atas kembalinya menstruasi. Kebutuhan protein untuk atlet yang terlibat dalam latihan intensif juga mungkin lebih tinggi dari yang cocok untuk usia-subyek kontrol (1,21,6 g per kilogram per hari vs 0,8 g per kilogram per hari) .19 Asupan lemak tampaknya menjadi penting . Dalam satu penelitian yang membandingkan delapan cyclers wanita yang amenore hipotalamus dengan delapan subyek kontrol yang cocok sesuai dengan usia dan BMI, persentase total kalori berasal dari lemak sebesar 16,3% untuk cyclers dan 31,6% untuk kontrol subjects.32 Namun, data mengenai efek dari asupan lemak meningkat pada pemulihan mens pada wanita dengan amenore hipotalamus masih kurang. PENDEKATAN PSIKOSOSIAL Pengamatan yang tidak terkendali perempuan muda dengan amenorrhea hipotalamus telah mengidentifikasi fitur-fitur umum sebagai berikut: perfeksionisme, sejarah melaporkan pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan, paparan peristiwa stres, kebutuhan untuk persetujuan sosial, dan mengubah



makan attitudes.7 Strategi untuk mengurangi stres dapat menyebabkan kembalinya menstruasi. Dalam uji coba secara acak 20-minggu membandingkan terapi perilaku kognitif dengan observasi antara 16 wanita normal-berat dengan amenore hipotalamus (yang tidak melaporkan psikopatologi atau berolahraga), 33 ovulasi kembali dalam 6 perempuan ditugaskan untuk terapi kognitif, dibandingkan dengan 1 wanita di kelompok pengamatan. Dalam sebuah studi yang tidak terkendali, hipnoterapi diikuti dengan restorasi menstruasi pada 9 dari 12 wanita dengan amenorrhea.34 hipotalamus Observasi ini memerlukan konfirmasi dalam uji coba besar secara acak. INTERVENSI UNTUK MENGURANGI RUGI BONE Kebanyakan data membimbing manajemen terapi perempuan muda estrogen defisiensi dengan amenore berasal dari penelitian yang melibatkan pasien dengan anoreksia nervosa. Sedangkan pil kontrasepsi oral umumnya diresepkan dalam praktek dengan tujuan meningkatkan status kerangka, dalam beberapa penelitian (termasuk tiga acak, terkontrol trials35-37-), pemberian estrogen dan progestin tidak menyebabkan peningkatan signifikan dalam kepadatan tulang. 35-38 Dalam satu uji coba secara acak, terkontrol, kombinasi terapi dengan kontrasepsi oral dan subkutan insulin-seperti faktor pertumbuhan 1 pada wanita dengan anorexia nervosa menyebabkan keuntungan rangka sederhana (peningkatan 1,8% pada kepadatan mineral tulang tulang belakang) selama periode 9 months.39 Keterbatasan data menunjukkan bahwa perlakuan bifosfonat mengurangi turnover tulang dan meningkatkan kepadatan tulang pada remaja dan orang dewasa dengan anoreksia nervosa.40, 41, Namun, mengingat potensi risiko (misalnya, jangka panjang skeletal retensi obat dan efek teratogenik mungkin selama kehamilan), lebih banyak data yang diperlukan sebelum penggunaan obat tersebut dalam populasi ini dapat disahkan. Untuk manfaat yang berkelanjutan berkaitan dengan kesehatan tulang, rehabilitasi gizi dan penurunan aktivitas berat direkomendasikan strategi. Cukup asupan kalsium (1300 mg kalsium elemental per hari) dan vitamin D (400-1000 IU per hari) dianjurkan, 19 meskipun dosis suplemen yang tepat diperdebatkan. PENGOBATAN INFERTILITAS Bagi wanita dengan amenore hipotalamus yang menginginkan kehamilan, ovulasi induksi dengan GnRH berdenyut atau gonadotropin injeksi adalah pengobatan pilihan. Analisis retrospektif terhadap 30 wanita yang menerima terapi gonadotropin dan 41 menerima terapi berdenyut GnRH menunjukkan tingkat ovulasi dari 93 hingga 97%; GnRH terapi dikaitkan dengan tarif yang lebih rendah dari kehamilan ganda dari gonadotropin therapy.42 wanita Estrogen-kekurangan dengan amenorrhea hipotalamus sering memiliki miskin respon terhadap induksi ovulasi dengan clomiphene citrate. Dalam satu penelitian yang melibatkan delapan wanita, priming dengan estrogen plus progestin muncul untuk memperbaiki laju ovulasi setelah pemberian klomifen, 43 meskipun pendekatan ini memerlukan studi lebih lanjut. Pola hipogonadisme hipogonadisme tidak tetap pada pasien tersebut, dan tanggapan dapat bervariasi, tergantung pada berat badan dan status estrogen. Data yang diperlukan mengenai hubungan antara berat badan atau berolahraga berkurang dan pemulihan ovulasi dan kesuburan. Bidang Ketidakpastian Patofisiologi yang mendasari amenore hipotalamus tidak sepenuhnya dipahami. Latihan pengurangan dan rehabilitasi gizi yang dianjurkan untuk memulihkan menstruasi dan meningkatkan kesehatan tulang, namun penelitian diperlukan strategi untuk memfasilitasi perubahan gaya hidup pada pasien dengan amenore hipotalamus dan pada hasil jangka panjang pendekatan ini. Keterbatasan data menunjukkan bahwa leptin dan opioid antagonis dapat mengembalikan ovulasi pada wanita dengan amenore hipotalamus, 14,44,45 meskipun efek obat tersebut pada remaja belum dipelajari. Dalam studi percontohan terapi leptin pada wanita dengan amenore hipotalamus, 14 tiga dari delapan wanita ovulasi setelah perawatan. Dalam dua percobaan dari naltrexone pada wanita dengan amenore hipotalamus, ovulasi terjadi pada 3 dari 3 perempuan dalam satu trial44 dan di 12 dari 24 perempuan di other.45 Data berhubungan pengukuran kepadatan tulang dengan dual energi x-ray absorptiometri (DXA) dengan risiko patah tulang pada remaja dan wanita muda yang jarang. penelitian lebih lanjut diperlukan



untuk memahami manfaat dan risiko terapi estrogen dan perawatan lainnya (misalnya, dehydroepiandrosterone, insulin-seperti faktor pertumbuhan 1, dan bifosfonat) terhadap kepadatan mineral tulang, terutama pada remaja yang menimbulkan massa tulang puncak mereka. PEDOMAN Kekuatan Tugas yang telah diatur melalui Masyarakat Internasional untuk klinis Densitometri telah menerbitkan pedoman untuk skrining DXA pada remaja dan wanita muda, 46,47 termasuk rekomendasi bahwa dokter mempertimbangkan mendapatkan baseline DXA scan pada remaja dengan anorexia nervosa yang telah amenore. American College of Sports Medicine telah merekomendasikan skrining pertimbangan kepadatan tulang, dukungan gizi, dan strategi untuk mengurangi stres pada atlet wanita dengan amenorrhea. Kesimpulan dan Rekomendasi Pasien dalam sketsa memiliki amenore sekunder yang berhubungan dengan tingkat peningkatan latihan dan penurunan berat badan. diet rinci dan sejarah olahraga harus diperoleh, dengan memperhatikan sikap terhadap citra makan dan tubuh, dan pasien harus ditanya tentang stressor psikososial. dasar pengujian harus termasuk penilaian fungsi tiroid, prolaktin, dan follicle-stimulating hormone. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada stigmata fisik dari penyakit kronis atau diri-muntah diinduksi, dan pemeriksaan panggul harus menilai status estrogen dan menyingkirkan kelainan. radiografi polos akan tepat, mengingat rasa sakit kaki onset baru, untuk mencari kemungkinan fraktur stres, dan pengujian kepadatan tulang dibenarkan, mengingat durasi amenore tersebut. Tantangan progestin bisa dipertimbangkan untuk menilai status estrogen. MRI Brain tidak akan ditunjukkan dalam adanya gejala neurologis atau bukti lain untuk menunjukkan disfungsi hipotalamus atau pituitari. Jika tidak ada penyebab lainnya amenore diidentifikasi, pasien harus dididik mengenai pengaruh latihan yang berlebihan dan penurunan berat badan pada siklus haid dan risiko kehilangan tulang terkait. Dokumentasi fraktur stres akan menjamin penghentian sementara atau pengurangan ditandai latihan, tetapi pengurangan beberapa harus dianjurkan dalam hal apapun, karena seperti pengurangan dalam latihan dan asupan kalori yang memadai akan menghasilkan kembalinya menstruasi. Konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan gizi dan mental harus didorong, dan asupan gizi, tingkat latihan, dan ada atau tidak adanya menstruasi harus diikuti dari waktu ke waktu. Sebuah pil kontrasepsi oral tidak harus disediakan untuk tujuan memperbaiki kepadatan tulang, karena beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi ini tidak menipis kehilangan tulang pada pasien tersebut. Dr Gordon laporan menjadi konsultan untuk Gilead Sciences dan menjabat sebagai direktur bersama (dengan dukungan gaji sebagian) dari Penyidik Klinis Program Pelatihan yang disponsori oleh Divisi Harvard-MIT Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Pfizer, dan Merck. Tidak ada potensi konflik kepentingan lain yang relevan dengan artikel ini dilaporkan.



SUMBER INFORMASI: Dari Divisi Nefrologi, Rumah Sakit Anak-Anak (MJGS), Departemen of Pediatrics (AS), Radiologi (PEG, ARG), dan Patologi (EES), Massachusetts Rumah Sakit Umum, dan Departemen of Pediatrics (MJGS, AS), Radiologi ( PEG, ARG), dan Patologi (EES), Sekolah Kedokteran Harvard - semua di Boston ..



makalah asuhan kebidanan ASKEB, makalah managemen asuhan kebidanan pada persalinan normal, ibu hamil fisiologis, ibu nifas normal, bayi baru lahir normal, patologis, ibu hamil normal, kb (keluarga berencana), ibu bersalin normal, infertilitas, majemen kebidanan adalah, anc inc pnc, 1 kehamilan 3, neonatus dan balita, retensio plasenta, hiperemesis gravidarum, antenatal care, postnatal care, intranatal care, imunisasi, post partum blue, D3 D4 kebidanan, bulin bumil, bufas, pdf doc ppt rtf txt, word, tinjauan teoritis AMENOREA Definisi Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1. Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5% Penyebab Amenorea bisa terjadi secara fisiologis dan patologis, ada beberapa penyebab amenorea fisiologis, yaitu kehamilan, menopause, prepubertas. Dan laktasi. Sedangkan pada amenorea patologis bisa disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya : ada kelainan pada otak, gangguan pada kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, klenjar ovarium, kelianan kejiwaan, gangguan pada hipothalamus. Penyebab amenorea primer yaitu : Tertundanya menarke, kelainan bawaan pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina , serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina ), penurunan berat badan yang drastis, kelainan kromosom, obesitas yang ekskrim, hipoglikemia, disgenesis gonad, hipogonadisme hipogonadotropik,sindrom feminisasi testis, hermafrodit sejati, penyakit menahun, kekurangan gizi, penyakit cushing, fibrosis kistik, penyakit jantung bawaan, tumor ovarium, hipotiroidisme, sindroma adrenogenital, sindroma prader – Willi, penyakit ovarium polikista, hiperplasia adrenal kongenital. Penyebab tersering dari amenorea primer adalah: Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal Penyebab Amenorea sekunder : Kehamilan, kecemasan akan kehamilan, penurunan berat badan yang drastis, olah raga yang berlebihan, lemak tubuh kurang dari 15 – 17 extreme, mengkomsumsi hormon tambahan, obesitas, stress emotional, menopause, kelainan endokrin, obat – obatan, prosedur dilatasi dan kuretase, kelainan pada rahim, seperti



mola hidatidosa Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah: • Stress dan depresi • Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas • Gangguan hipotalamus dan hipofisis • Gangguan indung telur • Obat-obatan • Penyakit kronik dan Sindrom Asherman Tanda dan gejala Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Gejala bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika gejala yang ada, adalah kegagalan mengalami pubertas , maka tidak akan ditemukan tanda - tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Gejala lain yang biasa ditemukan adalah : Sakit kepala Galaktorea Gangguan penglihatan Penurunan berat badan yang berarti Vagina yang kering Hirsutisme Pemeriksaan Penunjang Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progestogen Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah : Biopsi endometrium Progestin withdrawal Kadar prolaktin Kadar hormon Tes fungsi tiroid Tes kehamilan



Kadar FSH,LH,TSH Karotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom CT scan kepala Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid. Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita obesitas Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten) Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi. Penyakit yang dapat disertai amenorea Kelainan Kejiwaan Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan. Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif. Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright). Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium. Amenorea hipotalamik Gangguan Hipofisis Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya. Tumor Hipofisis Kelainan kongenital pada Hipofisis Gangguan Gonad Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya.



Sindrom feminisasi Testikuler Menopause prematur Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome) Tumor-tumor ovarium Gangguan Glandula suprarenalis Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara. Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut. Penyakit Addison Gangguan Uterus dan vagina Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum. Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi. Terapi Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat. Saluran reproduksi Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim Gangguan Indung Telur Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan



dan hormon seksual Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal Gangguan Susunan Saraf Pusat Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater