AMobilitas Sosial 0 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Riski
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kurikulum 2006/2013



sosiologi MOBILITAS SOSIAL SEMESTER 1 KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK – KTSP 2006 & K13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang pengertian dan faktor yang memengaruhi mobilitas sosial. 2. Memahami tentang bentuk mobilitas sosial. 3. Memahami tentang faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial. 4. Memahami tentang cara melakukan mobilitas sosial dan salurannya. 5. Memahami tentang dampak mobilitas sosial dan hubungannya dengan struktur sosial.



A. Mobilitas Sosial 1. Pengertian Mobilitas Sosial Beberapa ahli sosiologi mendefinisikan mobilitas sosial sebagai berikut. a.



William Kornblum Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.



b.



Michael S. Bassis Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.



c.



H. Edward Ransford Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.



K e l a s



XI



d.



Kimball Young dan Raymond W. Mack Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.



Jadi, dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial menyangkut tiga hal pokok sebagai berikut.



2.



1.



Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.



2.



Dialami oleh manusia sebagai individu maupun berkelompok.



3.



Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh individu atau kelompok.



Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial Ada sejumlah faktor yang memengaruhi mobilitas sosial, di antaranya adalah sebagai berikut. a.



Perubahan kondisi sosial Struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah karena terjadi perubahan di dalam atau di luar masyarakat itu sendiri. Contohnya, kemajuan dalam bidang teknologi yang digunakan dalam perindustrian dapat membuka kemungkinan terjadinya mobilitas ke atas.



b.



Ekspansi teritorial dan gerak penduduk Ekspansi teritoral dan perpindahan penduduk yang cepat merupakan bukti terjadinya mobilitas sosial. Contohnya, petani desa yang mengadu nasib ke kota menjadi pedagang. Usaha dagang yang dilakukan berhasil kemudian ia menjadi orang kaya raya. Jadi, petani tadi telah melakukan mobilitas geografis (dari desa ke kota), mobilitas horizontal (dari profesi petani ke pedagang), dan mobilitas vertikal naik (dari orang miskin menjadi orang kaya).



c.



Pembatasan komunikasi Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara anggota strata sosial yang berbeda akan menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka.



d.



Pembagian kerja Terjadinya mobilitas relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika dalam masyarakat terjadi spesialisasi kerja yang sangat ketat, tingkat mobilitas sosial akan menjadi lemah. Spesialisasi kerja yang sangat ketat menuntut keterampilan yang tinggi. Hal ini akan menyulitkan seseorang berpindah dari profesi yang satu



2



ke profesi yang lain. Ini berarti juga memperlemah perpindahan strata yang satu ke strata yang lain. e.



Tingkat natalitas (kelahiran) Tingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas yang rendah membatasi anggotaanggota keluarga meningkat secara sosial. kesulitan mobilitas ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat kehidupan ekonomis mereka. Di pihak lain, kelas-kelas yang lebih tinggi akan menciptakan apa yang dinamakan “kevakuman sosial” dalam masyarakat pada saat mereka membatasi angka kelahiran.



3.



Faktor Timbal Balik Ada sejumlah faktor yang memiliki hubungan timbal balik dengan mobilitas sosial. Faktorfaktor tersebut antara lain sebagai berikut. a.



Ukuran keluarga Jumlah anggota keluarga memengaruhi tingkat mobilitas keluarga yang bersangkutan. Keluarga yang jumlah anggotanya banyak, relatif kurang aktif dibandingkan dengan keluarga yang jumlah anggotanya sedikit. Dengan demikian, anak-anak yang berasal dari keluarga kecil (umumnya terdapat di daerah perkotaan) mempunyai peluang atau kesempatan yang lebih besar untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga berjumlah besar di pedesaan.



b.



Pendidikan Pendidikan merupakan hal penting yang selalu dikaitkan dengan mobilitas vertikal. Pendidikan formal masih dipandang sebagai aset utama dalam meraih pekerjaan.



c.



Jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga Masyarakat kita masih memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan secara berbeda. Dahulu, kaum wanita tidak diberi peluang berkarier atau melanjutkan pendidikan tinggi. Sekarang, para wanita mulai tampil di depan, bahkan menjadi pemimpin negara, terlibat dalam politik, dan mendapat kesempatan meniti karier secara leluasa tanpa terganggu oleh tugas kewanitaannya. Di sisi lain, kedudukan nomor urut dalam keluarga memengaruhi peluang seseorang mencapai mobilitas ke atas. Misalnya, anak pertama selalu diberi kesempatan melakukan mobilitas vertikal naik dengan alasan agar dapat membantu keluarga dan adik-adiknya di kemudian hari.



d.



Perkawinan Mobilitas sosial vertikal naik dapat juga diperoleh melalui perkawinan. Contohnya, seseorang yang semula berasal dari kelas sosial yang rendah ketika menikah dengan



3



pasangan yang memiliki kelas sosial tinggi, maka ia masuk dalam kelas sosial pasangan yang lebih tinggi. e.



Penundaan kepuasan Penundaan kepuasan adalah penangguhan hasil langsung untuk dipetik di masa yang akan datang dengan jumlah hasil yang lebih besar.



f.



Ras dan suku Latar belakang ras dan suku merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menciptakan peluang bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Diskriminasi terhadap anggota ras dan kelompok-kelompok suku bangsa tertentu juga terjadi dalam dunia bisnis, industri, dan pendidikan.



g.



Program pemerintah Program pemerintah juga menyediakan program untuk membantu orang-orang yang berasal dari kelas bawah dan menengah untuk masuk lapisan sosial yang lebih tinggi. Contohnya, program pemberian beasiswa bagi pendidikan.



B. Bentuk Mobilitas Sosial Mobilitas sosial terbagi dalam beberapa bentuk sebagai berikut.



1.



Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) mempunyai dua bentuk yang utama. a.



Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, contohnya seorang guru di salah satu SMA karena memenuhi berbagai persyaratan ia diangkat menjadi kepala sekolah.



b.



Membentuk kelompok baru Terjadi pembentukan kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi daripada kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut. Contohnya pembentukan dewan pembina dalam struktur organisasi yang dulunya tidak ada dalam struktur kepengurusan. Mobilitas sosial vertikal ke bawah ( social sinking) mempunyai dua bentuk utama.



a.



Turunnya kedudukan, pada bentuk ini kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contohnya, pengusaha yang mengalami kebangkrutan.



b.



Turunnya derajat kelompok, pada bentuk ini derajat kelompok individu dan kelompok merupakan satu kesatuan. Contohnya, penurunan derajat kelompok adalah penurunan penghargaan masyarakat terhadap bangsawan karena perubahan sistem pemerintahan dari monarki ke republik.



4



2.



Mobilitas Sosial Horizontal Mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya: a.



Pak Yudi adalah seorang pedagang sayuran karena dianggap kurang menguntungkan, maka pak Yudi berpindah menjadi pedagang bakso.



b.



Berganti kewarganegaraan dari warga negara Malaysia menjadi warga negara Republik Indonesia.



c.



Seorang petani kopi beralih atau mengganti kegiatan pertaniannya menanam karet.



Mobilitas sosial horizontal tidak menimbulkan pengaruh sosial secara langsung terhadap status sosial seseorang. Akan tetapi, perubahan dapat memberikan penyegaran karena bertambahnya pengalaman dan pengetahuan baru.



3.



4.



Mobilitas Sosial Antargenerasi dan Intragenerasi a.



Mobilitas sosial antargenerasi adalah mobilitas dua generasi atau lebih. Contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi.



b.



Mobilitas sosial intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.



Mobilitas Sosial Lateral atau Geografis Mobilitas sosial lateral mengacu pada mobilitas, baik secara individu maupun kelompok dari unit wilayah satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang. Contohnya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas lateral dibagi menjadi dua yaitu:



5.



a.



mobilitas permanen, yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan perpindahan menetap/permanen;



b.



mobilitas tidak permanen, yaitu segala bentuk mobilitas individu atau kelompok yang bersifat sementara, jangka pendek, dan tidak bermaksud pindah secara permanen.



Mobilitas Struktural Menurut Bassis, mobilitas sosial struktural adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat. Mobilitas



5



sosial struktural dapat mengarah pada mobilitas ke atas (masyarakat pertanian tradisonal berpindah menjadi masyarakat industri) dan dapat pula mobilitas ke bawah (krisis ekonomi menyebabkan pendapatan per kapita penduduk berkurang atau turun pada tingkat yang sangat rendah). Dengan kata lain, moblitas struktural cenderung mengarah pada mobilitas vertikal.



C. Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial a.



Status sosial Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memilih atau mengubah status sosial yang mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan sosial yang terbuka, individu memiliki peluang besar untuk melakukan mobilitas sosial antarkelas. Adapun pada sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan berjalan lambat. Jadi, tujuan seseorang untuk melakukan mobilitas sosial didorong adanya keinginan untuk meningkatkan status sosial di dalam masyarakat.



b.



Keadaan ekonomi Latar belakang keadaan ekonomi yang kurang baik dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial. Mobilitas sosial disebabkan oleh sikap yang tidak mau menerima keadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya. Selain itu, keadaan sekitar yang kurang menguntungkan dapat mendorong terjadinya mobilitas horizontal yakni bila masyarakat melakukan perpindahan ke wilayah yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi.



c.



Situasi politik Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek lain sehingga perubahan dalam kebijaksanaan politik akan memberikan peluang untuk melakukan mobilitas vertikal maupun horizontal. Situasi yang damai akan memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial secara geografis. Sebaliknya, situasi yang kacau dan perang akan menyebabkan merosotnya kesejahteraan dan kehancuran bagi masyarakat di semua strata sosial.



d.



Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan atau pengembangan kebutuhan dapat menjadi beban. Kenyataan ini akan mendorong pula mobilitas horizontal dan mobilitas lateral, yakni ketika penduduk bermobilitas ke tempat-tempat yang lebih menguntungkan.



6



e.



Perubahan kondisi sosial Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya, misalnya karena masyarakat berubah pandangan menjadi lebih terbuka. Kemajuan teknologi dan perubahan ideologi dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas sosial.



f.



Ekspansi teritorial (perluasan daerah) dan gerak populasi Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial, misalnya transmigrasi, perkembangan kota, dan sebagainya.



g.



Komunikasi yang bebas Komunikasi yang terbatas antaranggota masyarakat akan menghambat mobilitas sosial. Sebaliknya, komunikasi yang bebas dan efektif akan memudarkan semua garis batas antaranggota sosial yang ada di masyarakat. Hal itu akan memicu terjadinya mobilitas sosial.



h.



Pembagian kerja Besarnya kemungkinan terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Pembagian kerja berhubungan dengan spesialisasi jenis pekerjaan. Spesialisasi pekerjaan menuntut keahlian khusus. Semakin spesifik pekerjaan yang ada di masyarakat, semakin sedikit pula kemungkinan individu berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain. Akibatnya, semakin kecillah kemungkinan terjadi mobilitas sosial.



2.



Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Faktor perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya tidaklah mudah. Ada beberapa faktor yang penting yang justru menghambat perpindahan. Berikut faktor penghambat tersebut. a.



Perbedaan ras dan agama Mobilitas sosial dapat terhambat karena faktor ras dan agama. Sebagai contoh sebagai berikut. 1.)



Perbedaan tingkat ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan. Ras kulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam berada di pemerintahan sebagai penguasa.



2.)



Sistem kasta di India. Sistem tersebut tidak memungkinkan seseorang yang berasal dari kasta rendah dapat naik ke kasta tinggi.



3.)



Dalam agama, seseorang tidak dibenarkan dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah agama untuk mencapai status tertentu.



7



b.



Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menjadi penghambat terjadinya mobilitas vertikal naik. Sebagai contoh pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu, sempitnya peluang berkarier bagi mereka yang dianggap terlibat dengan partai atau organisasi terlarang, adanya perlakuan khusus pada birokrasi terhadap orang-orang tertentu yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan, dan sebagainya.



c.



Pengaruh sosialisasi yang sangat kuat Kelas-kelas sosial dapat menjadi subkultur tempat individu berkembang dan mengalami proses sosialisasi. Hal ini menjadi pembatas mobilitas ke atas. Sebagai contoh anak-anak dari kelas ekonomi rendah cenderung hidup dalam lingkungan, nilai, dan pola pikir yang umumnya ada dalam masyarakat kelas rendah. Pengaruh sosialisasi yang kuat dari lingkungannya tersebut cenderung mengukuhkan anak untuk hidup dengan pola pikir masyarakat kelas rendah.



d.



Kemiskinan Banyak ilmuan yang menjadikan kemiskinan (kemiskinan material) sebagai dasar permasalahan sulitnya masyarakat berubah dari kelas bawah ke kelas menengah ataupun atas. Masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai atas sarana informasi dan pendidikan sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain dan dari generasi ke generasi akan tetap berada pada kelas sosial yang sama.



e.



Perbedaan jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk maju. Pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mudah mengalami gerak sosial daripada wanita. Sebagai contoh, wanita yang hidup di pedesaan yang masih sederhana merasa bahwa perannya hanyalah sebagai ibu rumah tangga. Hal itu dipengaruhi oleh pandangan yang umum ada pada masyarakatnya.



D. Cara dan Saluran Mobilitas Sosial 1. Cara Melakukan Mobilitas Sosial Cara-cara yang dilakukan menyangkut aspek sosiokultural dan aspek fisik sebagai berikut. a.



Perubahan standar hidup Perubahan pendapatan menyebabkan terjadinya perbaikan dan peningkatan standar hidup dalam bidang ekonomi sehingga akan meningkatkan kelas sosial seseorang.



8



b.



Perubahan tempat tinggal Lingkungan permukiman yang dihuni seseorang sering dijadikan ukuran untuk menentukan kelas sosial orang tersebut. Lingkungan permukiman merupakan simbol status sosial sehingga perpindahan tempat permukiman akan diikuti juga dengan perubahan gaya hidup.



c.



Perubahan tingkah laku Pola perilaku seseorang mencerminkan kelas sosialnya. Ketika, seseorang berusaha untuk naik ke kelas yang lebih tinggi, maka ia akan mempelajari dan mempraktikkan tingkah laku yang tidak hanya terlihat dari mobilitas gerak fisik saja (misalnya cara berbicara, cara makan), tetapi juga dari kebiasaan, kegemaran, dan sebagainya.



d.



Bergabung dengan organisasi tertentu Dalam masyarakat modern, terdapat banyak organisasi formal yang cukup dikenal karena manfaatnya sangat dirasakan oleh banyak orang. Bergabung dalam salah satu organisasi formal tersebut dapat menaikkan prestise seseorang. Status sosial seseorang sering dikaitkan dengan organisasi tertentu yang disertainya.



e.



Perkawinan Perkawinan masih dianggap cara yang cepat untuk meningkatkan status sosial dan masih banyak orang yang melakukannya. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan oleh semua orang karena adanya keterbatasan-keterbatasan.



2.



Saluran Mobilitas Sosial Mobilitas sosial vertikal dilakukan masyarakat melalui berbagai saluran yang terdapat dalam masyarakat. Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran yang dinamakan sirkulasi sosial. Saluran-saluran mobilitas sosial tersebut adalah sebagai berikut. a.



Angkatan bersenjata Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Contohnya, seorang prajurit yang mendapat penghargaan dari negara karena berjasa telah menyelamatkan negara dari pemberontakan.



b.



Lembaga keagamaan Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam mobilitas sosial vertikal. Agama dianggap sebagai lembaga yang luhur dan penting dalam masyarakat. Sebagai contoh, seorang ulama sering dihormati, meskipun ia tidak memiliki pendidikan tinggi. Demikian juga dengan pendeta, pastor, dan kedudukan dalam agama lainnya.



9



c.



Lembaga pendidikan Lembaga pendidikan merupakan saluran yang konkret untuk mengadakan mobilitas vertikal ke atas. Bahkan, lembaga pendidikan sering dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang dapat mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang tinggi.



d.



Lembaga politik Partai politik dapat memberi peluang besar bagi para anggotanya untuk menempati kedudukan sosial yang tinggi. Seorang anggota partai politik yang menonjol, karier politiknya dapat naik dengan cepat. Baginya, terbuka peluang lebar untuk menempati kedudukan-kedudukan tinggi, baik dalam partai, pemerintahan, maupun lembaga perwakilan rakyat. Partai politik dapat menjadi jalan karier bagi para pejabat pemerintahan, petinggi partai, dan anggota DPR.



e.



Lembaga ekonomi Organisasi ekonomi juga memegang peranan penting sebagai saluran mobilitas sosial vertikal naik. Kekayaan menjadi salah satu kriteria penempatan seseorang dalam strata sosial tertentu. Orang-orang kaya menduduki lapisan atas. Sebaliknya, orang-orang miskin menduduki lapisan bawah. Contohnya, organisasi ekonomi seperti BUMN dan Persero menyediakan beragam tingkat kedudukan bagi orangorang yang terlibat di dalamnya.



f.



Organisasi keahlian Organisasi keahlian merupakan wadah bagi mereka yang memiliki keahlian tertentu. Melalui organisasi keahlian orang dapat menjadi terkenal dan menduduki lapisan atas di masyarakat.



g.



Perkawinan Sebuah perkawinan akan menaikkan status seseorang. Seseorang yang menihak dengan orang yang memiliki atatus terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.



E. 1.



Dampak Mobilitas Sosial Dampak Negatif Mobilitas Sosial a.



Dampak mobilitas sosial vertikal 1.)



Banyak penelitian menunjukkan bahwa mobilitas vertikal turun dapat menyebabkan stres dan gangguan mental yang serius.



2.)



Mobilitas vertikal naik juga menyebabkan stres dan gangguan mental serta efek-efek yang tidak diinginkan lainnya. Mereka yang mengalami mobilitas



10



vertikal naik melewati dua level strata sosial atau lebih, memperlihatkan tingkat kecemasan lebih tinggi daripada mereka yang meningkat secara lebih perlahan. Orang-orang ini juga tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga mereka dan kurang terlibat dalam kehidupan bersama masyarakat.



b.



3.)



Menurut Peter Blau, orang yang mengalami mobilitas vertikal naik dan turun menghadapi masalah dalam berelasi dengan orang lain. Orang yang naik dalam kelas sosial, berada dalam dua dunia. Mereka belum sepenuhnya menyerap nilai-nilai dan gaya hidup kelas sosial mereka yang baru. Namun, mereka merasa bebas dari ikatan-ikatan kelas sosial yang lama. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman, terasing, atau rasa marah.



4.)



Kegagalan dalam melakukan mobilitas sosial naik akan berdampak pada kehampaan sosial dan pertentangan antara anggota masyarakat.



Dampak mobilitas geografis Mobilitas geografis atau mobilitas penduduk membawa dampak baik bagi daerah baru tempat penduduk tersebut bermukim dan bagi daerah asalnya.



2.



1.)



Urbanisasi yang tinggi membawa masalah kependudukan bagi daerah asal dan daerah tujuan. Hal ini juga akan menimbulkan berbagai masalah, seperti kemiskinan, permukiman kumuh, kesehatan, kemanan, tata kota yang semrawut, kebersihan, dan sebagainya.



2.)



Transmigrasi memunculkan dampak negatif dalam hubungan antara para pendatang dan penduduk pribumi. Contohnya, konflik antara kaum pendatang (suku Madura) dan kaum pribumi (suku Dayak).



Dampak Positif Mobilitas Sosial a.



Mendorong kemajuan Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi.



b.



Mempercepat perubahan sosial Melalui mobilitas sosial, seseorang termotivasi melakukan perubahan pola perilaku yang pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan sosial. Contoh mobilitas sosial yang menimbulkan perubahan besar adalah ketika rakyat dalam sistem monarki menjadi kelas penentu dalam sistem demokrasi.



11



3.



Hubungan Mobilitas Sosial dengan Struktur Sosial Gejala naik dan turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Reaksi itu dapat menimbulkan konflik. Berikut berbagai macam konflik akibat terjadinya mobilitas sosial. a.



Pertentangan antarpribadi Terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau persepsi terhadap sesuatu. Contohnya seseorang yang bermobilitas sosial ke kelas yang tinggi akan menunjukkan pola perilaku yang berbeda dengan anggota masyarakat lainnya sehingga dapat menimbulkan pertentangan.



b.



Pertentangan antarkelas Terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antarkelas sosial. Contohnya perbedaan kepentingan para buruh dan pengusaha tentang kenaikan upah.



c.



Pertentangan antarkelompok Terjadi ketika terjadi persaingan untuk mendapatkan mata pencaharian sama atau memaksakan unsur-unsur kebudayaan. Ketika kelompok yang lebih kuat menguasai sumber mata pencaharian memaksakan kehendak pada kelompok yang kecil dan lemah, tetapi kelompok yang kecil melakukan perlawanan sehingga terjadi pertentangan antarkelompok.



d.



Pertentangan antargenerasi Perubahan sikap dan perilaku antara satu generasi dengan generasi yang lain tidak terlepas dari pengaruh pendidikan, teknologi, pemerintah, dan organisasi sosial lainnya, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadi perbedaan sikap dan perilaku antargenerasi. Contoh, pertentangan antara orang tua dan anak.



12