Analisa Semiotika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDEKATAN SEMIOTIKA METODE CHARLES SANDERS PIERCE: RELASI TRIKOTOMI (IKON, INDEKS DAN SIMBOL) TERHADAP CERPEN JUDUL ANAK MERCUSUAR HASIL KARYA MASHDAR ZAINAL Nama Instansi Email Abstrak



Penelitian ini berjudul Pendekatan Semiotika Metode Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks dan Simbol) Terhadap Cerpen Judul Anak Mercusuar Hasil Karya Mashdar Zainal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, menjelaskan dan mendeskripsikan unsur-unsur ikon, indeks dan simbol dalam cerpen Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Bagaimana relasi antara tanda-tanda dalam cerpen tersebut, yang berupa ikon, indeks dan simbol, itulah yang ingin penulis jelaskan dan deskripsikan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka dengan menerapkan metode kualitatif. Sementara untuk teknik penulisan adalah deskriptif kualitatif, yang memaparkan pembahasan berdasarkan karya sastra. Data yang digunakan berupa teks cerpen Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Hasil yang didapatkan berupa 4 tanda dalam bentuk ikon, 6 tanda dalam bentuk indeks, dan 3 tanda dalam bentuk simbol. Kata Kunci: semiotika; ikon; indeks; simbol; cerpen



PENDAHULUAN Karya sastra merupakan suatu produk kreasi menurut seseorang pengarang yg pada dalamnya terdapat pemikiran, ide, gagasan, konsep & hal lain yg ingin disampaikan pengarang. Penyampaian atas pemikiran, ide, gagasan & konsep pengarang pada karyanya disampaikan lewat bahasa menjadi medium penyampaiannya. Penyampaian tadi dilakukan menggunakan cara menuliskan sekumpulan pemikiran pengarang pada karyanya. Dalam karya yg dituliskan pengarang, nir akan tanggal menurut yg namanya perindikasi. Tanda-perindikasi tadi akan membuat sebuah proses komunikasi sekaligus mengadakan pemahaman yg lebih baik terhadap global. Tanda tadi adalah manifestasi nyata menurut gambaran suara & acapkalikali diidentifikasi menggunakan gambaran suara itu menjadi penanda (Budiman & Kris 1999: 21). Tanda-perindikasi pada karya sastra, lebih lanjut akan dikaji pada disiplin ilmu semiotika. Semua karya sastra bisa dikaji menggunakan memakai pendekatan semiotika. Hal tadi berdasarkan lantaran pada karya sastra media pada penyampaiannya merupakan bahasa. Penggunaan perindikasi sang pengarang pada penyampaian gagasannya akan menampakan nilai estetik menurut karya tadi. Artinya, bahwa perindikasi-perindikasi yg dimunculkan sang pengarang akan membuat nilai estetika menurut karya sastra yg



dituliskan. Semiotika adalah disiplin ilmu sastra yg asal menurut bahasa Yunani, yaitu Semeion yg berarti perindikasi. apabila dicermati menurut segi terminologis, semiotika didefenisikan menjadi ilmu yg menilik sederetan luas objek, insiden semua kebudayaan menjadi perindikasi. Sementara itu, Sobur (2003: 15) mendefenisikan semiotika menjadi suatu ilmu atau metode analisis buat mempelajari perindikasi. Sejalan denga itu, Zoest (pada Pilliang 1999: 12) mengemukakan pendapatnya bahwa semiotika merupakan ilmu yg menilik mengenai perindikasi, & produksi makna. Menurut Zoest perindikasi adalah segala sesuatu yg mampu diamati atau dibentuk teramati mampu dianggap perindikasi. Dalam perjalanannya, semiotika terbagi sebagai beberapa konsep yaitu, konsep semiotika Ferdinand De Saussure, semiotika Charles Sanders Pierce, semiotika Umberto Eco, semiotika John Fiske & semiotika Roland Barthes. Kelima konsep semiotika yg dikemukakan sang para pakar tadi perbedaannya tidaklah terlalu signifikan. Umberto Eco berkata bahwa prinsip dasar ilmu semiotika merupakan mempelajari segala sesuatu yg bisa dipakai buat berbohong (semiotika merupakan sebuah teori buat berdusta). John Fiske memfokuskan konsepnya dalam tiga studi primer yaitu perindikasi, kode, & kebudayaan. Sementara Ferdinand De Saussure konsep utamanya merupakan tanda & penanda. Berbeda menggunakan Ferdinand De Saussure, C. S Pierce membagi konsepnya sebagai tiga yg umumnya dianggap menggunakan ‘trikotomi’ yaitu representamen, interpretan & objek. Tokoh semiotika lain yaitu Roland Barthes menggunakan teorinya yg serius dalam konotasi, denotasi & mitos. Konsep semiotika yg cenderungan dipakai pada mempelajari karya sastra merupakan konsep semiotika yg dikemukakan sang C. S Pierce. Mengingat bahwa pada karya sastra, interaksi antara tiga unsur yg dikemukakan sang C. S Pierce sangat krusial buat dikaji & dianalisis, walaupun kadang konsep semiotika lainnya jua dipakai pada sebuah kajian sastra. Pada dasarnya, interaksi antara ketiga unsur pada teori C. S Pierce haruslah pembaca ketahui supaya konsep & makna yg disampaikan pengarang pada karyanya pada dipahami menjadi suatu makna utuh menurut karya tadi. Konsep semiotika C. S Pierce memfokuskan pada interaksi trikotomi antara perindikasi-perindikasi pada karya sastra. Hubungan trikotomi yg dimaksud yaitu interaksi antara objek, representamen & interpretan. Dalam interaksi antara trikotomi, terbagi sebagai tiga bagian yaitu interaksi perindikasi yg dipandang menurut persamaan (kesamaan) antara unsur-unsur yg diacu yg umumnya dianggap menggunakan ‘ikon’,



interaksi perindikasi yg dipandang menurut adanya karena dampak antarunsur menjadi asal acuan yg dianggap menjadi ‘indeks’, & interaksi perindikasi yg dipandang menurut kesepakatan antarsumber yg dijadikan menjadi bahan acuan yg dianggap menggunakan ‘simbol’. Lebih lanjut, ikon, indeks, & simbol didefinisikan menjadi berikut. Ikon merupakan benda fisik yg menyerupai apa yg dipresentasikannya. Representasitersebut ditandai menggunakan kemiripan (Sobur, 2003: 158). Contohnya gambar, patungpatung, lukisan, & lain sebagainya. Pierce (pada Sobur, 2003) mengungkapkan bahwa ikon merupakan perindikasi yg interaksi antara penanda & petandanya bersifat bersamaan bentuk secara ilmiah. Dengan istilah lain, ikon merupakan interaksi antara perindikasi & objek atau acuan yg bersifat kemiripan misalnya potret & peta. Secara sederhana, ikon definisikan menjadi perindikasi yg seperti antara benda aslinya menggunakan apa yg direpresentasikannya. Indeks merupakan perindikasi yg menampakan adanya interaksi alamiah antara perindikasi & petanda yg bersifat interaksi karena dampak, atau perindikasi yg eksklusif mengacu dalam kenyataan (Sobur, 2003: 159). Contoh yg paling kentara yg menampakan perindikasi berupa indeks yaitu asap menjadi perindikasi adanya api. Indeks adalah perindikasi yg hadir menggunakan cara saling terhubung dampak adanya interaksi karakteristik acuan yg sifatnya tetap. Kesimpulannya bahwa indeks berarti interaksi antara perindikasi & petanda yg bersifat interaksi karena dampak, lantaran perindikasi pada indeks nir akan timbul apabila petandanya nir hadir. Simbol merupakan perindikasi yg menampakan interaksi alamiah antara penanda menggunakan petandanya (Sobur, 2003: 42). Hubungan antara lain bersifat arbitrer atau semena-mena, atau interaksi menurut kesepakatan (konvensi rakyat). Simbol adalah bentuk yg menandai sesuatu yg lain pada luar bentuk perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Contohnya, menjadi bunga, mengacu & membawa citra berita yg dianggap ‘bunga’ menjadi sesuatu yg terdapat pada luar bentuk simbolik itu sendiri. Jadi, simbol merupakan sebuah perindikasi yg membutuhkan proses pemaknaan yg lebih intensif selesainya menghubungkannya menggunakan objek, & simbol bersifat semena-mena atau atas persetujuan rakyat sekitar. Salah satu karya sastra yg keberadaannya cenderung diminati pembaca merupakan cerpen. Cerpen adalah singkatan menurut cerita pendek. Cerpen merupakan jenis prosa fiksi yg menceritakan atau mendeskripsikan suatu kisah yg dialami sang



suatu tokoh secara ringkas disertai menggunakan banyak sekali permasalahan & masih ada penyelesaian atau solusi menurut kasus yg dihadapi (Surastina, 2018: 34). Cerpen sinkron namanya adalah cerita pendek yg menampakan sifat yg serba pendek, baik insiden yg diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, & jumlah istilah yg dipakai. Kategori pendek yg dimaksud berjumlah 7 page kuarto, isinya padat, lengkap, mempunyai kesatuan & mengandung kesan yg mendalam (Nugroho. 2012: 54). Jumlah istilah pada cerpen aporisma



10.000 istilah, Notosusanto (pada Tarigan, 2015: 181). Atas



karakteristik tersebutlah cerpen lebih diminati dibandingkan menggunakan karya sastra lainnya. Cerpen jua diartikan menjadi karya sastra yg dibaca sekali duduk. Ciri lain menurut cerita pendek terletak dalam penceritaannya. Dalam penceritaannya segala bentuk wajib serius dalam satu dilema pokok. Fokus cerita bisa dikontrol atau dilihat pada alur atau plot. Cerita yg nir penekanan akan membuat digresi atau lanturan, yaitu alur cerita yg menyimpang atau menjauhi menurut jalur atau alur primer cerita, umumnya alur pada cerpen nir terlalu kompleks & nir terlalu rumit. Dalam arti lain bahwa cerpen hanya mengangkat satu dilema menggunakan pembahasan secara lebih jelasnya & mendalam. Umumnya tokoh-tokoh pada cerpen jumlahnya sangat terbatas. Dalam banyak sekali kajian sastra, nir sporadis cerpen sebagai topik yg dikaji secara mendalam. Dalam bidang akademik terkhusus institusi yg serius pada bidang sastra, cerpen kerap sebagai kajian pada perkuliahan. Hal tadi berakibat cerpen bukan hanya sebatas buat menghibur melainkan bagian menurut galat satu karya sastra yg perlu dikaji & dikembangkan. Pada beberapa kompetisi sastra, cerpen jua kerap sebagai objek kajian. Salah satu cerpen yg menarik & mempunyai peranan yg relatif krusial pada perkembangan kesusastraan Indonesia merupakan cerpen yg berjudul Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Mashdar Zainal adalah sebuah nama akrab/nama panggilan, nama orisinil menurut sastrawan tadi merupakan Darwanto. Mashdar Zainal adalah seseorang novelis, cerpenis & beliau jua berprofesi menjadi energi guru pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Permata Kota Malang. Mashdar Zainal sudah poly menorehkan prestasi pada global kesusastraan Indonesia khususnya zaman pada masa ini ini. Adapun beberapa karya dia merupakan menjadi berikut. Novel yg berjudul Iktiraf Sekumtum Melati, novel Burung- Burung pun Pulang ke Sarangnya & novel Zalzalah (Biar Cinta Sampai Pada Akhirnya). Selain itu,



karyanya pada bentuk antologi cerpen yaitu Alona Ingin Menjadi Serangga, Dongeng Pendek Tentang Kota-Kota Dalam Kepala, Lumpur Tuhan dan cerpen Anak Mercusuar. Sementara penghargaan yg beliau dapatkan berupa kampiun 1 pada perlombaan penulisan pada taraf nasional yg diselenggarakan sang Kemendikbud RI, atas novelnya yg berjudul Alona Ingin Menjadi Serangga dan beberapa karyanya masuk kitab antologi bersanding menggunakan penulis ternama tanah air misalnya Seno Gumira Ajidarma, Gus Mur, Agus Noor & beberapa sastrawan tanah air lainnya. Secara umum, cerpen Anak Mercusuar mengandung unsur-unsur ikon, indeks & simbol pada dalamnya. Oleh lantaran itu, cerpen tadi relatif menarik buat dikaji menggunakan memakai pendekatan semiotika C. S Pierce. Dimana ha tadi sebagai tujuan pada penelitian ini. Adapun tujuan tadi yaitu buat menganalisis, mengungkapkan & menggambarkan unsur-unsur ikon, indeks & simbol pada cerpen Anak Mercusuar karya Mashdar Zainal. Bagaimana rekanan antara perindikasi-perindikasi pada cerpen tadi, yg berupa ikon, indeks & simbol, itulah yg ingin penulis jelaskan & deskripsikan pada penelitian ini. Sebagai kajian ilmiah, penelitian ini nir terlepas menurut eksistensi karya ilmiah lain yg dijadikan menjadi bahan acum ataupun menjadi bahan surat keterangan. Rujukan tadi diambil menurut beberapa jurnal yg berskala nasional dan telah terakreditasi menjadi kajian literatur terdahulu. Penelitian tadi merupakan Representasi Masyarakat Pesisir: Analisis Semiotika Dalam Novel Gadisesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana, yg ditulis sang Alifatul Qolbi Mu’arrof (2019). Penelitian tadi bertujuan buat merepresentasikan rakyat pesisir dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Pendekatan yg dipakai yaitu pendekatan semiotika C. S Pierce. Referensi ke 2 yg penulis pakai pada penelitian ini merupakan jurnal penelitian yg ditulis sang Ahmad Toni & Rafki Fachrizal (2017) menggunakan judul Studi Semiotika Pierce Pada Film Dokumenter The Look Of Silence: Silent. Penelitian tadi memakai studi naratif menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Paradigma yg dipakai pada penelitian tadi merupakan konstruktivisme. Data pada penelitian yg dilakukan sang Ahmad Toni & Rafki Fachrizal diambil menurut pemilihan adegan pada film The Look Of Silence: Silent. Kesimpulan yg diperoleh menurut penelitian tadi bahwa kehadiran adegan yg mewakili pelanggaran hak prosedural film The Look Of Silence: Silent. Pelanggaran digambarkan melalui adegan merekonstruksi penghilangan nyawa yg dilakukan sang mantan pelaku bencana



G30S. Kemudian, film tadi mampu sebagai perspektif baru bagi rakyat disisi lain peristiwa G30S. Bahan surat keterangan selanjutnya yg penulis pakai pada penelitian ini berupa jurnal yg berjudul Analisis Semiotika Dalam Kumpulan Cerpen Air Mata Ibuku Dalam Semangkuk Sup Ayam. Jurnal tadi ditulis sang mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, STKIP PGRI Banjarmasin yg bernama Lili Agustina (2017). Pendekatan yg dipakai pada penelitian tadi merupakan pendekatan semiotika C. S Pierce, yaitu membahas perindikasi-perindikasi pada cerpen yg berjudul Air Mata Ibuku Dalam Semangkuk Sup Ayam. Metode penelitian yg dipakai merupakan metode kualitatif naratif. Data yg terkumpul diklasifikasikan atau digolongkan berdasarkan jenis, sifat & kondisinya. Setelah datanya lengkap, lalu peneliti menciptakan kesimpulan. Pada penelitan yg dilakukan sang penulis tentunya mempunyai disparitas menggunakan penelitian sebelumnya yg dijadikan menjadi bahan acum. Aspek-aspek yg dikaji & output penelitian yg dihasilkan tidak sinkron menggunakan bahan yg dijadikan menjadi acum, walaupun teori yg dipakai merupakan teori yg lebih kurang sama. Mengingat bahwa kajian tentang semiotika sangatlah luas, sebagai akibatnya menciptakan penelitian ini sebagai sebuah hal yg baru & tentunya orisinal. HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Ikon, Indeks dan Simbol Dalam Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal Hasil analisis data bersama temuan penelitian pada cerpen yg berjudul Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal meliputi beberapa hal yaitu 1) Ikon pada cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal, 2) indeks pada cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal, & 3) simbol pada Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal. Penjelasan ketiga bentuk perindikasi tadi akan dijelaskan menjadi berikut.. Bentuk Ikon Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal Pierce mengungkapkan bahwa ikon merupakan perindikasi yg interaksi antara penanda & petandanya bersifat bersamaan secara bentuk ilmiah. Dengan istilah lain, ikon merupakan interaksi antara perindikasi & objek (acuan) yg bersifat mirip, contohnya potret, foto, gambar & peta. Berikut analis bentuk ikon yg terdapat pada teks cerpen yg berjudul Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal. 1) Ikon Dermaga Sebagai Penanda Tempat. Dalam kamus akbar bahasa Indonesia (2017), dermaga merupakan tembok rendah yg memanjang pada tepi pantai menjorok ke bahari pada tempat pelabuhan (buat



pangkalan & bongkar muat barang), atau menggunakan bahasa sederhana dermaga merupakan tembok resistor ombak pada pelabuhan. Dalam cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal, ikon dermaga sebagai latar loka berdasarkan cerpen tersebut. Penggunaan ikon dermaga menjadi latar, sangat relevan menggunakan tokoh & isi cerita yg diemban pada cerpen Anak Mercusuar. Selain itu penggunaan ikon dermaga menjadi latar, mempermudah pembaca pada tahu isi berdasarkan cerpen tersebut. 2) Ikon Mercusuar Sebagai Penanda Kebaikan Mercusuar merupakan menara yg dibangun pada pantai, pulau mini



pada



tengah laut, wilayah berbatu karang, & sebagainya yg memancarkan sinar isyarat dalam ketika malam hari buat membantu navigasi (KBBI, 2017). Ikon mercusuar pada cerpen Anak Mercusuar mengindikasikan kebaikan yg dijelaskan berdasarkan fungsi menurut benda itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bahwa mercusuar menjadi menara yg berfungsi menjadi pemberi tanda, pemberi batas, pemberi isyarat bahwa masih ada batu karang, wilayah rawan, pulau mini



& bahkan batas pantai yg dimanfaatkan nahkoda



buat mempermudah pekerjaannya. Hal tadi memperlihatkan bahwa ikon mercusuar merupakan penanda kebaikan. Pada cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal ikon mercusuar dideskripsikan pada awal cerita menggunakan mengungkapkan bentuk fisik menurut mercusuar selanjutnya diikuti menggunakan mengungkapkan fungsi menurut mercusuar itu sendiri. 3) Ikon Laut Sebagai Penanda Kesengsaraan Laut adalah perpaduan air yg asin pada jumlah poly & luas yg menggenangi & membagi daratan atas benua atau pulau. Ikon bahari pada cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal adalah sebuah penanda atas kesengsaraan. Hal tadi bisa ditinjau berdasarkan kisah tokoh mak pada tengah samudera



yg mengalami penderitaan selama satu hari satu malam



lepas. Tokoh mak



menduga bahari menjadi kejahatan &



kesengsaraan. Hal lain yg mengindikasikan bahwa bahari pada cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal penanda kesengsaraan bisa ditinjau berdasarkan ombak yg mengombang- ambingkan tokoh mak kian kemari pada tengah samudera luas. 4) Sekoci Sebagai Penanda Keselamatan Sekoci adalah bahtera mini atau bahtera mini . Sekoci pada cerpen Anak Mercusuar merupakan ikon yg berfungsi menjadi penanda berdasarkan keselamatan. Alasan yg berkata bahwa sekoci adalah ikon yg mengindikasikan keselamatan bisa dilhat berdasarkan selamatnya tokoh bunda berdasarkan jahatnya malam & bahari dikarena terdapat sebuah sekoci yg setia menemani tokoh tadi sampai beliau ditemukan sang



warga pada pantai. Walaupun sekoci mini itu diombang-ambing sang ombak akan namun sekoci itu tidak pernah berbalik & nir menjatuhkan tokoh bunda tadi ke dasar bahari. Bentuk Indeks Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal Indeks merupakan perindikasi yg menerangkan adanya interaksi alamiah antara perindikasi & petanda yg yg bersifat interaksi karena akibat, atau perindikasi yg eksklusif mengacu dalam kenyataan. Cerpen yg berjudul Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal mempunyai beberapa perindikasi indeks menurut penelitian penulis, yaitu menjadi berikut. a. Namun ayah tak pernah tertawa, alih-alih beranjak dari tempatnya. Karena ayah adalah sebuah mercusuar. Kutipan cerpen pada atas menerangkan adanya perindikasi yg berbentuk indeks. Kalimat pertama pada teks pada atas yaitu tetapi ayah tidak pernah tertawa, alih-alih bergerak berdasarkan tempatnya adalah akibat, ad interim karena masih ada dalam kalimat berikutnya yaitu lantaran ayah merupakan sebuah mercusuar. Kedua kalimat tadi saling berkorelasi satu sama lain sebagai akibatnya mengakibatkan makna yg utuh. Dengan istilah lain bahwa pernyataan pertama dalam kalimat pertama nir mampu hadir/nir bermakna apabila tidak diikuti sang kalimat berikutnya. b. Sebuah mercusuar harus menyepakati dua sumpah, yang pertama ia harus teguh berdiri di tempat yang ditentukan, dan kedua ia tak boleh memejamkan mata di waktu malam. Teks pada atas adalah bentuk berdasarkan perindikasi yg berupa indeks. Pada kalimat sebuah mercusuar menerangkan sebab, ad interim dampak bisa ditinjau dalam teks selanjutnya yaitu wajib menyepakati 2 sumpah, yg pertama beliau wajib teguh berdiri pada loka yg ditentukan, & ke 2 beliau tidak boleh memejamkan mata pada ketika malam. Sebagai benda yg berbentuk pemancar yg umumnya diklaim menjadi mercusuar yg berfungsi menjadi penanda sesuatu (batu karang, pulau, bahkan wilayah rawan pada laut) telah selayaknya benda tadi berfungsi buat mempermudah kegiatan para nahkoda pada menjalankan tugasnya. c. sorot mata ayah yang berkedip- kedip itulah yang kemudian menyelamatkan ibu dari rengkuhan malam dan udara dingin penuh garam. Bukti perindikasi berupa indeks pada cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal bisa dipandang dalam kutipan teks pada atas. Pada kutipan teks pada atas, termasuk perindikasi pada bentuk indeks lantaran adanya karena dampak pada teks tadi. Kalimat sorot mata ayah yg berkedip adalah karena. Lantaran kalimat tadi adalah



alasan berdasarkan munculkan kalimat berikutnya. Kalimat berikutnya yg dimaksud merupakan itulah yg lalu menyelamatkan bunda berdasarkan rengkuhan malam & udara dingin penuh garam yg dimana kalimat tadi adalah dampak. Hubungan antara karena & dampak menciptakan satu kesatuan yg saling melengkapi pada cerita yg diemban pada cerpen tadi. d. karena ibu tak mau menuruti kata- kata mereka, hantu-hantu itu pun marah besar dan ingin menghukum ibu dengan melempar ibu ke laut. Hubungan karena dampak yg keempat yg bisa ditinjau pada cerpen yg berjudul Anak Mercususar karya Mashdar Zainal yaitu dalam kutipan teks pada atas. Kalimat lantaran mak



tidak mau menuruti istilah-istilah mereka adalah karena menurut



terjadinya insiden pada cerpen itu. Sementara, dampak bisa ditinjau dalam kalimat yg mengikutinya yaitu hantu-hantu itu pun murka menggunakan melempar mak



akbar



& ingin menghukum mak



ke laut. sederhananya, kutipan teks pada atas adalah



klimaks/zenit perkara pada cerpen tadi. Hubungan yg dibangun pada kutipan teks pada atas adalah bentuk menurut perindikasi yg berupa indeks. Hal tadi dikatakan indeks lantaran adanya interaksi karena dampak yg saling berkorelasi. e. namun sepertinya, sosok hantu laki- laki yang sangat ibu benci itu adalah ketua dari para hantu, maka hantu-hantu lain pun menurut perintahnya. Indeks berikutnya yg bisa dipandang yaitu dalam kutipan teks pada atas. Korelasi yg dibangun pada teks tadi memberitahuakn adanya sebuah kekuasaan. Kekuasaan yg dibangun yaitu berupa adanya kiprah yg tidak sama bagi masing-masing tokoh hantu. Peran tadi yaitu adanya pemimpin & terdapat anggota. Pemimpin sebagaimana dalam biasanya bertugas menjadi pemberi perintah/tugas, pengambil keputusan & anggota bertugas menjadi pelaksana menurut perintah/tugas yg diberikan sang pemimpin. Hubungan tadi bisa dipandang dalam karena & dampak pada kutipan cerpen pada atas. Dimana kalimat tetapi sepertinya, sosok hantu pria yg sangat bunda benci itu merupakan kepala menurut para hantu merupakan karena & dampak yaitu , maka hantu-hantu lain pun dari perintahnya. f.



selanjutnya, ibu tinggal dan tidur dimana saja, di sekitar dermaga. Orang-orang menyebut ibu sebagai gelandangan gila yang hamil tua di dermaga. Korelasi antara sebab dan akibat sama saja halnya dengan alasan dari mengapa



sebuah peristiwa itu terjadi. Contohnya pada kutipan di atas, yaitu mengapa masyarakat menyebut tokoh ibu sebagai gelandangan gila yang hamil tua di dermaga? Alasannya dapat dilihat pada kalimat sebelumnya yaitu selanjutnya, ibu tinggal dan tidur dimana saja, di sekitar dermaga. Dengan kata lain bahwa pernyataan pertama akan



melahirkan/memunculkan pernyataan berikutnya. Jika salah satu pernyataan hilang dari kedua pernyataan tersebut maka makna yang diemban tidak akan tersampaikan Bentuk Simbol Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal Simbol merupakan bentuk yg menandai sesuatu yg lain pada luar bentuk perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Sobur (2003: 160) menyampaikan bahwa poly orang yg mengartikan simbol sama menggunakan perindikasi. Sebetulnya, perindikasi berkaitan pribadi menggunakan objek, sedangkan simbol memerlukan proses pemaknaan yg lebih intensif sehabis menghubungkan perindikasi tadi menggunakan objeknya. Berikut merupakan analisis



simbol pada cerpen Anak Mercusuar karya



Masdhar Zainal. 1) Simbol Garam Sebagai Penanda Kematian Garam adalah reaksi asam menggunakan basa, yaitu satu atau lebih atom hidrogen dalam asam diganti sang satu atau lebih kation suatu basa. Dalam cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal garam sebagai simbol berdasarkan kematian. Konvensi garam menjadi penanda berdasarkan kematian bisa dipandang dalam penceritaan tokoh saya saat beliau berada pada tengah samudera yg luas, dimana diceritakan bahwa garam merupakan perindikasi yg yg mengindikasikan penderitaan/kematian, & lain sebagainya. Hal tadi secara gamblang diceritakan pada kutipan berikut hanya menangis hingga air matanya sebagai garam, hingga ludahnya sebagai garam, hingga rambutnya sebagai garam, & kulitnya bersisik-sisik penuh bubuk daki, sahih- sahih misalnya ikan dilumuri garam. 2) Simbol Segerombolan Hantu Penanda Orang-Orang Jahat Hantu dalam hakikatnya adalah sebutan buat arwah atau roh insan yg sudah meninggal. Dalam cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal simbol hantu-hantu menjadi penanda orang-orang dursila. Orang-orang dursila yg dimaksud merupakan sekumpulan orang yg hingga tega membuang tokoh bunda ke pada bahari hanya lantaran tokoh bunda nir mau menggugurkan kandungannya. Akan namun orang-orang yg dimaksud nir dijelaskan bagaimana wujudnya, bagaimana latar belakangnya & lain sebagainya. Hanya saja sekumpulan orang tadi dijelaskan menjadi tokoh antagonis. Berikut kutipan teks yg menampakan bahwa simbol hantu- hantu penanda orang-orang dursila. Ibu hanya akan menyebutnya menjadi segerombolan hantu pada kapal hantu. 3) Simbol Kapal Hantu Penanda Kapal Besar Pencari Ikan Kapan hantu pada cerpen Anak Mercusuar karya



Masdhar



Zainal



mengindikasikan kapal akbar penanda ikan. Sebutan kapal hantu yg diberikan sang



tokoh mak



berdasarkan lantaran pemilik kapal tadi adalah segerombolan hantu



sebagaimana yg sudah dijelaskan pada atas. apabila pemilik kapal tadi adalah segerombolan hantu maka kapal mereka pula adalah kapal hantu. Konvensi yg dibangun antara kapal hantu menggunakan kapal besar penangkap ikan yg dimiliki sang hantuhantu bisa dicermati dalam teks berikut, suatu malam, segerombolan orang menuntun maka berdasarkan tanggal pantai sebuah dusun & membawa mak



bertamasya ke



tengah bahari menggunakan sebuah kapal pencari ikan ukuran akbar yg mak



sebut



menjadi kapal hantu. SIMPULAN Berdasarkan data yg dikumpulkan, & analisis semiotika C. S Pierce terhadap cerpen Anak Mercusuar karya Masdhar Zainal masih ada ikon, indeks & simbol pada dalamnya. Diantara ketiga bentuk perindikasi tersebut, disimpulkan bahwa perindikasi berupa indeks yg paling poly ditemukan, yaitu berjumlah 6 bentuk, ad interim perindikasi pada bentuk ikon masih ada 4 bentuk & perindikasi pada bentuk simbol masih ada 3



bentuk. Bentuk ikon pada cerpen Anak Mercusuar meliputi, 1) ikon



dermaga menjadi penanda tempat, 2) ikon mercusuar menjadi penanda kebaikan, 3) ikon bahari menjadi penanda kesengsaraan, & 4) ikon sekoci menjadi penanda keselamatan. Bentuk indeks bisa dipandang dalam interaksi karena dampak yg masih ada dalam cerpen tersebut. Sementara bentuk simbol meliputi, menjadi 1) simbol garam menjadi penanda kematian, 2) simbol segerombolan hantu penanda orang-oranng jahat, & 3) simbol kapal hantu penanda kapal akbar pencari ikan.



DAFTAR PUSTAKA Budiman dan Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Sobur, A. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pilliang, Y. A. 1999. Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks. Jakarta: Gramedia. Surastina. 2018. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: Elmatera. Nugroho, R. 2012. Teori Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tarigan, H. 2015. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Percetakan Angkasa. Jawa Pos. (20 Oktober 2017). Mashdar Zainal Sastrawan Dari Malang Penerima Penghargaan Nasional Acarya Sastra. Diambil dari https://radarmalang.jawapos.co m. Mu’arrof, A., Q. 2019. Analisis Semiotika Dalam Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra, Malang. Toni, A dan Rafki, F. 2017. Studi Semiotika Pierce Pada Film Dokumenter The Look Of



Silence: Silent. Jurnal Komunikasi, 11(2), 1-18. Agustina, L. 2017. Analisis Semiotika Dalam Kumpulan Cerpen Air Mata Ibuku Dalam Ratna, N. K. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nazir, M. 1998. Metode Penelitian Sastra. Jakarta: Rineka Cipta.