ANALISA SINTESA Minggu Ke 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA SINTESA ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY & KRITIS PADA TN. J DENGAN COMBUSTIO GRADE II-III DI RUANG IGD



DISUSUN OLEH : JEFRY ANDRYANSYAH NIM.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN TA 2019/2020



ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN EMERGENCY & KRITIS



1. Diagnosa medis : Combustio Grade II-III 2. Diagnosa keperawatan : Defisien volume cairan b.d asupan cairan kurang (Domain 2. Nutrisi. Kelas 5. Hidrasi. 00027. Hal 181. Nanda. 2018-2020) Ds : pasien mengatakan lemas karena menahan nyeri akibat luka bakar Do :  pasien tampak pucat dan bibir kering  TD : 110/70 mmhg  N : 82x/menit  RR : 32x/menit 3. Tindakan keperawatan emergency dan kritis : pemberian resusitasi cairan (pengganti cairan yang hilang) 4. Patofisiologi : adanya thermal burn (gas,cairan,padat) -> pengalihan energi dari sumber panas trauma kulit -> combustio -> fase sub akut -> pengeluaran histamin,bradikinin -> pemassangan nasiseptor -> medula spinalis-> hipotalamus -> nyeri -> peningkatan penguapan cairan tubuh -> cairan tubuh menurun -> MK : Defisien volume cairan. 5. Analisa tindakan Luka bakar adalah cidera sebagai akibat kontak langsung/ terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal ), listrik, zat kimia, atau radiasi. Fase emergency dimulai pada saat terjadinya injury dan diakhiri dengan membaiknya permeabilitias kapiler yang biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah injury. Tujuan utama pemulihan selama fase ini adalah untuk mencegah shock hipovolemik dan memelihara fungsi dari organ vital. Bagi klien dewasa dengan luka bakar lebih dari 5% maka resusitasi cairan intravena umumnya diperlukan. Pemberian intravena perifer dapat diberikan melalui kulit yang tidak terbakar pada bagian proksimal dari ekstremitas yang terbakar. Sedangkan untuk klien yang mengalami luka bakar yang cukup luas atau pada klien dimana tempar-tempat untuk pemberian intravena perifer terbatas, maka dengan pemasanan kanul pada vena central oleh dokter mungkin diperlukan. Luas atau presentasi luka bakar harus ditentukan dan kemudian dilanjutkan dengan resusitasi cairan. Resusitasi cairan dapat menggunakan berbagai formula yang telah dikembangkan. Selain dilakukan resusitasi cairan, dilakukan pemasangan kateter urine untuk mengukue produksi urine setiap jam. Output urine merupakan indikator yang restrable untuk menentukan keadekuatan dari resusitasi cairan. 6. Efek samping



jika cairan diberikan secara tepat tidak akan menimbulkan efek samping karena pemberian cairan bertujuan untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. 7. Referensi Rahayuningsih, Tutik. (2012). Penatalaksanaan luka bakar (combustio). Profesi volume 08/ februari-september. Guilabert, P. (2016). Fluid resicitation management in patients with burns: update. British. Journal of Anaesthesia. 177(3):24-96.