AnalisaBA Asep AKidAH KB1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • asep
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Komentar Kami Dalam Analis Bahan Ajar hari ke-2 “AKIDAH AKHLAK” KB1 ASMAUL HUSNA ANTARA BENTUK LINGUISTIK DAN MAKNA TEOLOGI A. Yang saya fahami dari jurnal diatas adalah bahwa Suatu ketika Nabi muhammad Saw. Berdoa dengan menyebut “ Ya Allah, Ya Rahman”, orang orang kafir yang mendengarnya menganggap bahwa ar-rahman adalah nama tuhan lain selain Allah. Merekapun mengatakan bahwa Rasulullah berdoa kepada dua tuhan. Para ahli tafsir menyatakan bahwa itulah sebab turunnya ayat 110 surat al-isra’ : ‫ الحسنى‬0‫قل ادعوا هللا أو ادعوا الرحمن أيّا ما تدعوا فله األسماء‬ Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang baik)” Berdasarkan ayat di atas, Asmaul Husna adalah nama-nama yang terbaik bagi Allah yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya dan dianjurkan bagi kita untuk menggunakannya dalam berdoa. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi menyebutkan jumlah Asmaul Husna sebagai berikut: ‫إن هلل تسعة وتسعين إسما من أحصاها دخل الجنة‬ Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa yang menghafalkannya niscaya ia akan masuk surga. B. Adapun bentuk Linguistiknya diantaranya ada yang disebut 1. Majas 2. Balaghoh. Majas terdiri dari 3 komponen a. Perbandingan, b. Pertentangan, c. Pertautan. adapun Balaghoh terdiri dari 3 komponen juga yaitu a. Dayan, b. Badi', c. Ma'ani [1]



C. Surat al-syura ayat 11 berbunyi: ‫‘ ليس كمثله شيئ‬tak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya’. Para tokoh Asy’ariyyah dan Mu’tazilah menganggap bahwa ayat tersebut muhkamat, yakni ayat yang jelas maknanya dan tidak menerima makna lain kecuali satu makna yaitu “tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah swt baik terhadap Dzat-Nya, sifat-Nya maupun perbuatanNya”. Ayat 42 surat Fush-shilat yang berbunyi: ‫اليأتيه الباطل من بين يديه وال من خلفه تنزيل من حكيم حميد‬, “yang tidak datang kepadanya (al-qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Dalam rangka memahami sifat-sifat Allah swt, perlu dipertimbangkan sebuah aqidah yang menyatakan bahwa Allah swt memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan terlepas dari segala macam sifat kekurangan. Dengan dasar-dasar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat-sifat allah swt yang berupa bentukan kata Mubalaghah seperti: sami’ ‘Yang maha mendengar’, ‘alim ‘Yang Maha Mengetahui’, qadir ‘Yang Maha Kuasa’ dan penggunaan masdhar (‘infinitif’) seperti ‫‘ العدل‬yang Maha Adil’, dan ‫‘ الحق‬Yang Maha benar’, adalah sifat-sifat kesempurnaan Allah swt dan tak ada sedikitpun yang berlebihan. Dengan kata lain, hanyalah dari segi bentukan kata, pernyataan pernyataan di atas diklasifikasikan ke dalam Mubalaghah, sedang dari segi makna sifat-sifat Allah swt tersebut tidaklah patut disebut Mubalaghah maupun hiperbal. [26]



D. Kalsifikasi Asmaul Husna 1. Masdar, 2. Mubalaghoh dalam Pendekatan Teologis E. Mubalaghah, ungkapan yang dianggap berlebihan dalam salah satu kajian Balaghah (Retorika Arab) tidaklah persis sama maknanya dengan istilah hiperbol. Disamping mengungkapkan hal-hal yang bersifat imajinatif dan khayalan, Mubalaghah juga mengungkapkan hal-hal yang mungkin terjadi dalam kenyataan.Kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku untuk bahasa tertentu, mungkin tidak sesuai untuk bahasa yang lain karena



kaidah-kaidah bahasa, ditetapkan berdasarkan bahasa itu sendiri.  Ini terbukti antara lain dengan adanya perbedaan antara hiperbol dan Mubalaghah di atas. [27]



Sifat-sifat kesempurnaan Allah dan kesuciaan-Nya dari segala sifat kekurangan adalah masalah keimanan yang harus didahulukan dalam memahami wacana ketuhanan. Hal ini dianggap penting apabila bentuk kebahasaan berlawanan dengan makna teologis yang telah disepakati.



    Menurut Saya materi yang telah dipaparkan dalam video yang tutorialnya oleh Prof. DR. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah adalah Bahwasannya Allah SWT dalam asmaul husna ada "al-Maalikul mulki" tentang kekuatan, kesohihan dan legalitas.



adapun kekurangannya ialah materi yang dipaparkan itu perlu ditelaah dan dipelajari secara serius, sebab didalamnya banyak istilah-istilah yang masih asing, yang butuh pendalaman ilmu Balagoh, Mantek, Tauhid dan Fiqh. keterkaitannya Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama adalah butuhnya pengembangan intelektual individu dengan membuka wawasan yang luas.