Analisis Kasus Dora Freud [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS KASUS DORA PENDEKATAN PSIKOAN Nama: Dora Usia: 14 tahun Jenis Kelamin/; Perempuan Gangguan: histeria Ayah dora selingkuh dengan mrs.K , mr.k mnengetahui itu dan menggoda dora yang pada akhirnya dora menyetujui untuk melakukan hal ttg seksualitas. Dora mengalami hysteria di kehidupannya. Maka ayahnya membawa ke Freud. Kemudian Freud melakukan analisa mimpi. Mimpi dora: 1. Mimpi kabakaran rumah, dimana ibu dorsa ingin menyelamatkan perhiasan sedangkan ayah 2. Menemukan surat, ayahnya meninggal. Disuruh ke stasius namun saat menanyakan selalu dijawab “5 menit” Penjelasan mimpi: Freud melakukan analisis mimpi, mimpi pertama freud mengatakan bahwa mimpi pertamanya itu tentang perhiasaan itu artinya keperawanan, freud menghubungkannya bahwa dora merasa terancam degan Mr. K. Ibunya dalam mimpi mempertahankan perhiasan, ingin menyelamatkan, sedangkan ayahnya membiarkan saja tentang perhiasan hanya meyelamatkan diri saja dari kebakaran. Dalam analisis ini ayahnya gagal melindungi dirinya dari Mr.K. Kemudian, mimpi kedua freud mengartikan bahwa surat tersebut artinya, Dora menyembunyikan hubungan ayahnya dan Frau.K dari ibunya dan hubungannya dengan Mr. K. hal tersebut menimbulkan traumatic.



Analisis Kasus: Berdasarkan kasus tersebut Freud melakukan teknik topografi, Topografi



Kepribadian, Teori topografi merupakan teori psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam sadar



(conscious/Cs),



alam



prasadar



(preconscious/Pcs)



dan



alam



bawah



sadar



(unconscious/Ucs). Dalam kasus ini Freud melakukan analisis mimpi yang merupakan di pra-



sadarnya. Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusaha mengingatkannya kembali. Pengalaman di alam sadarnya, akhirnya terbawa ke alam prasadarnya hal ini lah yang diamati oleh freud. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Menganalisis mimpi dan fantasi.Freud memandang mimpi sebagai “jalan mulia menuju bawah sadar”, dan mendorong pasiennya untuk mengutarakan mimpi mereka kepadanya. Sekali lagi, tujuannya adalah untuk menguji materi yang muncul dari level kepribadian seseorang yang lebih dalam dan lepas dari pertahanan dirinya. Hal tersebut mengasumsikan bahwa peristiwa dalam mimpi secara simbolis mempresentasikan orang, dorongan, atau situasi yang terjadi pada masa sadar dalam menganalisis, produk imajinasi lain misalnya, mimpi berjalan, fantasi, dan berbagai citra dapat digunakan dengan cara yang sama dengan yang digunakan terhadap mimpi malam hari. Freud juga melakukan teknik Perkembangan Kepribadian, Teori genetic ini merupakan penjelasan tentang asal dan perkembangan fenomena psikis. Secara genetis perkembangan kepribadian berkembang melalui beberapa tahap yaitu tahap oral, anal, falik, laten, dan genital. Freud mengemukakan bahwa tahapan perkembangan ini sangat penting terutama bagi pembentukan kepribadian dikemudian hari. Pada kasus Dora ini dapat kita ketahui bahwa ada permasalahan di tahap Fase falik berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan berpusat pada alat kelamin yaitu penis pada anak laki-laki dan klitoris pada anak perempuan. Jadi selama fase ini seks lebih instan terjadi pada anak. Pada fase ini anak mulai belajar menerima perasaan-perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka mulai megembangkan hati nurani dan mengenal standar moral baik dan buruk. Mereka mulai kritis terhadap perlakuan orang tua yang dipandangnya tidak tepat. Mereka mulai mengidentifikasi model-model yang memadai bagi identifikasi peran seksualnya, dan proses identifikasi terhadap figure sejenis pada fase ini sangat penting. Pada fase ini terjadi Oedipus complex, yaitu perasaan mencintai ibunya bagi anak lakilaki, dan Electra complex, yaitu perasaan mencintai ayahnya bagi anak perempuan. Karena itu anak laki-laki berusaha mengidentifikasi kepada ayahnya dan anak perempuan mengidentifikasi ke ibunya. Kegagalan pada fase ini dapat mengakibatkan kebingungan akan peran seks secara wajar kegagalan dalam menemukan standar moral yang tepat. Dalam kasus ini mengalami kegagalan dalam hal perasaan mencitai karena adanya kebingungan natra hubungan ayahnya dengan frau K dan hubungannya dengan Mr. K. Dora mengalami perasaan yang tidak percaya



akan perasaan cinta dan hal tersebut mengakibatkan dia menyukai seseorang yang lebih tua. Pada tahap fase falik Dora bermasalh maka pada tahap Laten juga mengalami maslah yang mengakibatkan pada tahap perkembangan kepribadiannya. Fase laten juga disebut sebagai tahap pregenital. Periode ini terjadi antara lima atau enam tahun hingga pubertas. Pada tahap ini terjadi pemberhentian perkembangan. Sepanjang masa ini anak menjalankan tugas-tugas belajar. Sekalipun instink seksual direpresi sepanjang masa ini, daya ingat terhadap seksualitas sepanjang masa-masa sebelumnya masih ada dan akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Fase ini mempengaruhi perkembangan kepribadiannya, dikarenakan atas ingata-ingatannya di masamasa sebelumnya yang menjadikannya traumatic dan hesteria.