Analisis Kelompok Manajemen Stratejik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK PT ADARO ENERGY TBK Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen stratejik Dosen Pengampu Airlangga Surya Kusuma, SE., M.Sc



DISUSUN OLEH : Seto Nurwidhiyanto



1810111201



Daffa Azrial Arysandi



1810111203



Muhammad Iqbal



1810111212



Ibnu Sukma Maulana



1810111216



Farhan Atha Syarif



1810111217



Muhammad Alfian Rizky P 1810111221 Ariel Azario



1810111224



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2020/2021



1



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Analisis Manajemen Stratejik PT. Bukit Asam Tbk. Tidak lupa pula kami mengucapkan rasa terima kasih yang besar atas kontribusi dari Bapak Airlangga Surya Kusuma, SE., M.Sc selaku dosen mata kuliah manajemen stratejik yang telah memberikan sumbangsih berupa materi maupun pengarahannya. Harapan kami dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan mempermudah pengajaran tentang analisis manajemen stratejik PT. Bukit Asam Tbk. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, tetapi karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan apresiasi berupa kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini maupun makalah yang akan kami buat kedepannya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi, serta mempermudah pengajaran bagi yang membacanya.



Jakarta, Oktober 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................2 DAFTAR ISI......................................................................................................................3 BAB 1



PENDAHULUAN...........................................................................................5



1.1



Latar Belakang....................................................................................................5



1.2



Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai Perusahaan............................................................7



BAB 2 2.1



Analisis LiNGKUNGAN EKSTERNAL PT ADARO ENERGY TBK.........8 Analisis SPC Pada Lingkungan Industri PT Adaro Energy TBK.......................8



2.1.1



Structure......................................................................................................8



2.1.2



Conduct........................................................................................................8



2.1.3



Performance.................................................................................................8



2.2



Analisis Five Forces Pada PT Adaro Energy TBK.............................................9



2.2.1



Rivalitas Diantara Perusahaan.....................................................................9



2.2.2



Ancaman Pendatang Baru...........................................................................9



2.2.3



Ancaman dari Produk Pengganti.................................................................9



2.2.4



Daya Tawar Pembeli....................................................................................9



2.2.5



Daya Tawar Penjual.....................................................................................9



2.3



Analisis PEST Pada Lingkungan Industri PT Adaro Energy TBK...................10



2.3.1



Politik........................................................................................................10



2.3.2



Ekonomi.....................................................................................................11



2.3.3



Sosial.........................................................................................................12



2.3.4



Teknologi...................................................................................................14



2.4



Analisis Diamond of National Advantage pada Linkungan Industri PT



ADARO ENERGY TBK.............................................................................................15 2.5



ANALISIS External Faktor Evaluation (EFE).................................................17



2.6



Penyusunan Competitive Profile Matrix (CPM) Perusahaan...........................19 3



2.7 BAB 3



Penyusunan Strategic Group Mapping PT Adaro Energy................................20 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN........................21



3.1



Analisis Value Rarity Imtability Organization (VRIO) Perusahaan.................21



3.2



Analisis Value Chain Perusahaan.....................................................................28



3.3



Penyusunan Internal Factor Evaluation (IFE) Perusahaan...............................30



BAB 4



ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DAN KORPORAT.......33



4.1



Analisis Tujuan Jangka Panjang Perusahaan....................................................33



4.2



Analisis Strategi Generik Porter Perusahaan....................................................33



4.3



Analisis Strategi Kompetitif Perusahaan..........................................................36



4.4



Analisis Strategi Multibisnis dan Diversifikasi Perusahaan.............................36



4.5



Penyusunan Matriks SWOT Perusahaan..........................................................37



4.6



Penyusunan Matriks SPACE Perusahaan.........................................................38



4.7



Penyusunan Matriks BCG Perusahaan.............................................................38



4.8



Penyusunan Matriks I-E Perusahaan................................................................40



4.9



Matriks Grand Strategy Perusahaan.................................................................40



4.10



Penyusunan Matriks QSPM Perusahaan.......................................................41



4



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Batubara sebagai salah satu mineral penting bagi manusia. Batubara menjadi



sebagai salah satu sumber energi dasar fosil yang sifatnya habis dan tidak dapat diperbarui. Salah satu fungsi utama batubara untuk kehidupan manusia adalah sebagai penghasil tenaga listrik, dan untuk fungsi yang satu ini hampir setengah dari listrik dunia menggunakan bahan bakar batubara. Di Indonesia sendiri, selain minyak dan gas, batubara saat ini merupakan komoditi penting di dunia pertambangan. Dua dari lima pulai besar di Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan, merupakan daerah yang kaya akan kandungan batubara, jumlah kandungannya merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Selain untuk konsumsi dalam negeri, Indonesia juga menjual batubaranya ke luar negeri. Saat ini, Indonesia adalah pengekspor batubara terbesar di dunia, dengan cakupan pasar dari Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia, dan Amerika. Karakteristik batubara Indonesia adalah : bituminus – sub bituminous. Kualitas ini sangatlah cocok untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Oleh sebab itu banyak sekali diminati oleh negara lain. Indonesia juga memiliki



5



keunggulan lain, yaitu posisi nya sebagai negara kepulauan. Aktivitas pengiriman dan pengapalan batubara menjadi lebih muda dan efisien. Di BEI terdapat 17 perusahaan tambang batu bara yang tercatat, dan salah satu diantara perusahaan itu adalah PT Adaro Energi Tbk. PT Adaro merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar kedua di Indonesia, produk batu bara yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki konten sulfur dan kadarabu yang lebih rendah dan memiliki brandingenvirocoal(Wicaksono, R. A, 2011). PT Adaro Indonesia (“Adaro”) didirika pada tahun 1982, merupakan salah satu kontraktor Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) generasi pertama. Berdasarlam PKP2B No.J2/Ji.DU/52/82 tanggal 16 November 1982, Adaro melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan . Tahap Produksi Adaro dimulai pada tahun 1991, sedangkan produksi komersial dimulai pada tahun 1992. Produk batubara Adaro memiliki kandungan abu dan belerang yang sangat rendah sehingga proses pembakarannya praktis tidak menimblka pencemaran lingkungan. Dengan spesifikasi ramah lingkungan yang dimiliki, produk batubara Adaro dipasarkan dengan merek dagang Envirocoal. Berbagai kebijakan yang diterapkan di banyak negara dunia khususnya Eropa terkait dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan telah meningkatkan potensi penerimaan dan permintaan pasar atas batubara ramah lingkungan, serta telah memberikan posisi tersendiri bagi produk Envirocoal di pasar global. Batubara Produksi PT ADARO INDONESIA lebih dikenal dengan nama Envirocoal yang saat ini telah dipasarkan di lebih dari 17 negara seluruh dunia antara lain India, Jepang, China, Inggris, Spanyol dan Amerika sebagai sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Saat ini Adaro menerapkan sistem penambagan terbuka (surface open-cut mining) di lokasi tambang Tutupan, Paringin dan Wara. Karena secara alamiah batubara Adaro sudah bersih maka proses pencucian tidak diperlukan lagi, kecuali proses peremukan yang dilakukan di Kelanis, tepian Sungai Barito, yang terletak kurang lebih 80 km dari lokasi tambang Tutupan.



6



Kegiatan pengupasan batuan penutup dan pengangkutan batubara dari tambang ke lokasi peremukan PT ADARO INDONESIA dikerjakan oleh lima kontraktor utama yaitu, PT PAMAPERSADA NUSANTARA, PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA, PT RAHMAN ABDI JAYA, PT SAPTAINDRA SEJATI dan PT RANTE MUTIARA INSANI. Pada bulan Agustus 2013 sumber daya manusia yang terlibat dlam kegiatan operasional PT ADARO INDONESIA direncanakan mencapai 20.036 orang, terdiri dari 1.011 tenaga kerja tetap, 15 tenaga kerja asing dan 19.010 tenaga kerja dar kontraktor dan subkontraktor. Sebagai salah satu wujud pemberdayaan masyarakat sekitar, Adaro bersama kontraktor dan subkontraktornya saat ini telah menampung tenaga kerja lokal hingga 70% dari kebutuhan tenaga kerja, sedangkan 30% sisanya berasal dar luar daerah Kalimantan. 1.2



Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai Perusahaan a) Visi Menjadi kelompok perusahaan tambang dan energy Indonesia yang terkemuka. b) Misi Menjadi kelompok perusahaan tambang dan energy Indonesia yang terkemuka. c) Tujuan Adaro bertujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan dari batubara Indonesia serta menyediakan energi yang dapat diandalkan untuk pembangunan Indonesia. Adaro memiliki model bisnis terintegrasi yang dikenal dengan pittopower dengan tiga motor utama pertumbuhan: pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, dan ketenagalistrikan. d) Nilai Perusahaan Menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan yang berlaku, yaitu integrity, meritocracy, openness, respect, excellence, dan nilai-nilai lainnya sebagaimana ditentukan dari waktu ke waktu.



7



BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PT ADARO ENERGY TBK 2.1 2.1.1



Analisis SPC Pada Lingkungan Industri PT Adaro Energy TBK Structure Jenis pasar PT Adaro Energy Tbk bisa dikatakan sebagai jenis pasar oligopoli karena keadaan pasar dengan suatu komoditas yang hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan. Persaingan antar perusahaan juga sangat ketat. Pada industri ini PT Adaro Energy Tbk hanya bersaing dengan beberapa perusahaan yang sudah tumbuh sejak lama. Sedangkan untuk bersaing dengan pasar baru masih sangat jarang karena sulitnya untuk masuk kedalam industri pertambangan. Indikator untuk menentukan struktur pasar adalah penjual, pembeli atau perusahaan yang cukup besar yang setara dengan PT Adaro Energy Tbk seperti PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam Tbk, PT Mandiri Inti Perkasa dan PT Multi Harapan Utama



2.1.2



Conduct Conduct atau dari perilaku bisa dikatakan memiliki perilaku yang baik. PT Adaro Energy selalu fokus dalam meningkatkan efisiensi sepanjang rantai pasokan batubara dan pengendalian biaya. PT Adaro Energy terus memperdalam integrasi dan meningkatkan kontribusi dari bisnis non tambang batubara. PT Adaro Energy selalu Meningkatkan kontrak pertambangan dan logistik. Investasi pada tenaga listrik, fasilitas pengolahan air dan pengelolaan lahan.



2.1.3



Performance Performance atau kinerja dari PT Adaro Energy Tbk mengalami penurunan sepanjang tahun lalu. Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan US$ 2,53 miliar atau tergerus 27% year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 3,45 miliar. Secara volume, penjualan batubara ADRO pada tahun lalu tercatat mencapai 54,14 juta ton, atau turun 9% yoy. Alhasil, penurunan penjualan ini membuat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk menyusut 63,64% yoy menjadi sebesar US$ 146,92 juta. Sebagai perbandingan, pada tahun 2019 ADRO membukukan laba bersih hingga US$ 404,19 juta.



8



2.2 2.2.1



Analisis Five Forces Pada PT Adaro Energy TBK Rivalitas Diantara Perusahaan Industri batu bara di Indonesia didominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu PT Bumi Resources (30, 30%) , PT Adaro Energy (20, 20 %) dan PT Kideco Jaya Agung (10,60%). Sedangkan sisanya memiliki pangsa pasar yang tidak lebih dari 7%.



2.2.2



Ancaman Pendatang Baru Industri batubara Indonesia berkembang dengan sangat baik dan memungkinkan dapat menarik perhatian dari pendatang baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.Industri batubara barrier to entry relatif besar. Sehingga dapat disimpulkan jika ancaman pendatang baru adalah lemah.



2.2.3



Ancaman dari Produk Pengganti Dengan isu kenaikan harga bahan bakar minyak yang berkembang di dunia, batubara akan menjadi pilihan yang cukup baik bagi beberapa pihak untuk menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak.



2.2.4



Daya Tawar Pembeli Cina dan India merupakan dua negara konsumenterbesar batu bara dunia dan merupakan



2 negara utama pembeli batu bara dunia. Sehingga dapat



dikatakan bahwa kedua negara tersebut dapat mempengaruhi untuk menaikan atau menurunkan harga batu bara karena memiliki posisi tawar yang kuat. Perlambatan ekonomi yang terjadi di Cina dan India yang disebabkan oleh krisis ekonomi global, telah mempengaruhi harga batu bara dunia. Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakn jika daya tawar pembeli cukup tinggi. 2.2.5



Daya Tawar Penjual Penjual atau supplier dalam industri batu bara memang cukup banyak, akan tetapi untuk supplier yang memiliki cadangan batu bara yang besar, jumlah produksi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki pangsa pasar yang cukup besar hanya sedikit. Sehingga dapat disimpulkan jika daya tawar penjual relative sedang.



9



2.3 2.3.1



Analisis PEST Pada Lingkungan Industri PT Adaro Energy TBK Politik Regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah acapkali menghambat investasi dan perkembangan bisnis batubara. Daerah penghasil batubara berlomba-lomba membuat regulasi meskipun bukan mustahil regulasi itu dibuat untuk kepentingan politik dan bermotif transaksional. Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia mengatakan para pengusaha sering dirugikan oleh regulasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk kepentingan politis. Aspebindo mencatat sejumlah aturan di pengusaha batubara. Contoh surat Edaran Gubernur Sumatera Selatan No.540/3524/Dishub Kominfo/2011 tentang Pemberitahuan Batas Akhir Pengangkutan Batubara di Jalan Umum. Surat Edaran ini merupakan tindak lanjut dari Perda Provinsi Sumatera Selatan No.5 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Edaran tersebut dinilai justru menghambat operasional tentang batubara karena mewajibkan pengangkutan lewat jalur khusus. Pemerintah daerah Sumatera Selatan sudah mengklarifikasi keluhan pengusaha. Edaran dmaksud hanya salah satu contoh dari sejumlah regulasi di daerah yang dinilai memberatkan pengusaha batubara. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementrian ESDM, membenarkan Perda tambang batubara acapkali menjadi polemik. Masalahnya banyak, mulai dari disharmoni antar regulasi, kurang komunikasi, hingga pengawasan dan penindakan minim. Masalah-masalah itu menjadi celah penyalahgunaan kewenangan di daerah. Semua kegiatan di sektor pertambangan batubara yang dilakukan pemerintah pasti ada dampak negatif dan positifnya. Inilah yang perlu dikaji secara hukum dengan analisis dampak kebijakan. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pengembangan dan Persaingan Usaha Universitas Indonesia juga menilai acapkali regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah bersifat transaksional. Penerbitan regulasi di sektor pertambangan sering bergantung pada kepentingan praktis kepala daerah. Apalagi kepala daerah yang ingin mempertahankan kekuasaannya.



10



Kebijakan pemerintah untuk sektor tambang, di satu sisi, dinilai tidak populis karena lebih berpihak kepada pengusaha. Faktor pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah atau pendapatan lain sangat berperan dalam pembuatan kebijakan semacam ini. Namun, di sisi lain kebijakan pemerintah daerah dirasa berpihak kepada masyarakat jika menjelang pesta demokrasi di daerah berupa pemilukada. 2.3.2



Ekonomi Tahun 2016, Indonesia harus mampu membangun optimisme untuk menghadapi setiap situasi ekonomi, baik global maupun domestik. Namun, kondisi ini harus tetap diwaspadai karena mengingat kondisi ekonomi global yang lebih rentan dengan krisis karena mudah berubah-ubah. Sejak 1990 hingga saat ini, Kaltim bergantung pada sektor ekonomi berbasis sumber daya tak terbarukan. Selama kurang lebih 20 tahun yakni tahun 1970 hingga 1990 sektor kehutanan menjadi tulang punggung ekonomi wilayah Kaltim dan bahkan laju pertumbuhan ekonomi Kaltim saat itu mampu mencapai 7,42% per tahun. Pergeseran basis sektor ekonimi terjadi pada era 90an dimana sektor pertambangan mulai menjadi basis ekonomi wilayah yang menggantikan sektor kehutanan. Periode



1990-2000,



sektor



pertambangan,



migas



dan



industri



pengilangan minyak bumi dan gas alam cair mulai mengambil alih dominasi ekonomi wilayah Kaltim. Tingkat pertumbuhan ekonomi relatif lebih rendah yakni maksimal sebesar 5,71% per tahun. Memasuki 2000, sektor tambang non migas yakni batubara menggeser posisi sektor tambang migas. Saat ini, sektor pertambangan batu bara tak lagi dapat diandalkan untuk menopang perekonomian Kaltim. Hingga akhir 2015, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami kontraksi yang cukup dalam yakni minus 0,85% lebih rendah dari tahun sebelumnya. Pada 2014, pertumbuhan perekonomian Kaltim dapat mencapai sebesar 2,02%. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Mawardi B.H. Ritonga mengatakan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada kuartal I/2016 kembali mengalami kontraksi yakni minus 1,61%. Pertumbuhan pada kuartal



11



I/2016 ini lebih rendah dibandingkan kinerja ekonomi Kaltim kuartal I/2015 mengalami kontraksi sebesar negatif 1,32%. Pertumbuhan ekonomi Kaltim bila dilihat dari tahun 2013 ke belakang yakni 2012, 2011, dan 2010 sempat mengalami pertumbuhan yang tinggi akibat booming batu bara. Bahkan, kala itu Kaltim menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Indonesia. Indonesia sempat menyentuh pertumbuhan ekonomi 7% hingga 9% karena sumbangan dari ekonomi Kaltim. Saat itu, kondisi batu bara pun sangat bagus dengan harga US$110 per meter kubik. Semua perusahaan mengajukan izin pembukaan lahan baik ke pemerintah pusat maupun ke pemerintah lokal untuk membuka usaha tambang hingga usaha turunannya. Perusahaan batu bara nasional PT Adaro Indonesia Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, menargetkan produksi batubara pada 2016 sebesr 52,2 juta ton turun dibanding target 2015 sebesar 54 juta-56 juta ton. Lesunya harga batubara di pasar global berdampak bagi industri batubara di Indonesia, tak terkecuali bagi PT Adaro Indonesia. Dengan demikian, pada 2016 ini, PT Adaro terpaksa melakukan penyesuaian pasar antara lain berdasarkan permintaan aktual pasar dengan mengurangi target produksi menjadi 52,2 juta ton. Penyesuaian tersebut, merupakan salah satu strategi yang dilakukan PT Adaro dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini. 2.3.3



Sosial Sebagai perusahaan publik yang beroperasi di bidang pertambangan dan energi, Adaro meyakini bahwa tata kelola perusahaan yang baik berjalan selaras dengan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility-CSR). Perusahaan mengakui signifikansi dari upaya untuk menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam seluruh aktivitasnya. Kondisi dimana industri batubara mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini tidak membuat perusahaan meninggalkan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan aktif melaksanakan aktivitasnya pengembangan masyarakat. Bagi Adaro, program pengembangan masyarakat dan lingkungan yang patut diteladani ditambah dengan sikap sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab merupakan aktivitas yang utama dan



12



salah satu faktor yang menghasilkan kesuksesan perusahaan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat, Adaro menciptakan hubungan yang erat antara penduduk setempata dan perusahaan, dengan mekanisme yang saling menguntungkan dan selaras dengan tujuan perusahaan untuk menciptakan nilai maksimum yang berelanjutan dari batubara Indonesia. Perusahaan melakukan investasi sosial baik dalam skala nasional maupun regional. Aktivitas investasi sosial untuk seluruh jajaran group dipusatkan di bawah pengelolaan Yayasan Adaro Bangun Negeri. Pada tahun 2013, sejalan dengan tujuan grup Adaro untuk menjadi perusahaan yang lebih efisien, Adaro melakukan konsolidasi dan memprioritaskan kegiatan investasi sosial uang menekankan struktur yang lebih efisien. Program-program yang ada dievaluasi kembali dan diurutkan berdasarkan dampak yang dihasilkan bagi masyarakat dan kemandirian, dengan mengutamakan program-program yang lebih independen, yaitu yang tidak memerlukan terlalu banyak panduan dari Adaro. Selain itu, Adaro juga menjadikan Tujuan Pembangunan Milenium [Millennium



Development



Goals







MDGs]



sebagai



panduan



dalam



implementasi program pengembangan masyarakat. Konsolidasi ini terbukti berhasil menciptakan sinergi yang lebih baik. Perusahaan memilih program lintas sektoral yang signifikan dan menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan kesehatan sekaligus. Jumlah program yang lebih sedikit membangtu karyawan dalam mengelola dan mengawasi implementasinya dengan lebih baik. Perusahaan telah membentuk Tim Pengawasan Implementasi untuk memastikan bahwa hasil program investasi sosial sesuai dengan rencana serta untuk membuat rekomendasi langkah-langkah perbaikan. Adaro merekrut lulusan universitas setempat untuk menjadi anggota tim ini dan memberikan pelatihan kepada mereka dalam hal pengawasan dan evaluasi. Perusahaan berinvestasi pada lima program sosial yang paling utama pengembangan ekonomi, peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan, perlindungan terhadap lingkungan, dan peningkatan sosial budaya. Di sepanjang tahun 2013, investasi yang dikeluarkan untuk program-program tersebut mencapai Rp 107 milyar [AS $ 9juta]. Angka ini 22% lebih rendah daripada tahun 2012, terutama karena proyek skala besar Adaro yaitu Tabalong Islamic



13



Center telah rampung. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan non finansial berupa peralatan, pengelolaan, dan pelatihan atau ceramah. 2.3.4



Teknologi Kepala BPPT menegaskan



bahwa Indonesia ke



depan



membutuhkan teknologi baru eksplorasi dan pengelolaan batu bara yang bersih. Ke depan sumber energi Indonesia akan didominasi oleh batubara, namun batubara mempunyai banyak masalah seperti pencemaran lingkungan, karena itu sangat penting untuk menemukan berbagai teknologi terkait batubara bersih. Terlepas dari permasalahan diatas, berikut adalah teknologi yang diterapkan oleh PT Adaro Energy Tbk : 



Pada tahun 2012 PT Adaro Energy Tbk adalah perusahaan pertama di Indonesi yang menggunakan Microsoft SQL Server 2012.



Sebagai produsen penambang batu bara nomor dua terbesar di Indonesia dan penyedia batu bara untuk pasar global, PT Adaro Energy Tbk memilih untuk menggunakan Microsoft SQL Server 2012, versi terbaru dari platform informasi Microsoft yang terdepan di industri, dan siap untuk cloud. Tingkat efisiensi yang tinggi dalam proses pembuatan laporan dan analisa data, business intelligence dan pengalaman sebelumnya menggunakan SQL Server menjadi kunci utama PT Adaro Energy Tbk dalam menentukan keputusan untuk mengadopsi Microsoft SQL Server 2012. 



Adaro untuk mendirikan PT Adaro Power (AP) yang dapat semakin mendiversifikasi



dan



memperkuat



bisnisnya



dari



tambang



hingga



ketenagalistrikan. AP berdiri di tempat yang tepat dalam waktu yang tepat untuk memanfaatkan kebutuhan terhadap tenaga listrik, serta untuk menjadi pemimpin dalam industri utilitas di Indonesia. Dengan pemikiran ini, AP juga telah menyatakan maksudnya untuk memproduksi listrik sebesar 20 GW sampai tahun 2030. Pengembangan pembangkit listrik membutuhkan modal yang besar dengan komitmen yang berjangka panjang, yang biasanya membutuhkan porsi



14



pembiayaan pinjaman dari pihak ketiga yang lebih besar daripada investasi ekuitas dari pemegang saham. Salah satu kunci sukses sebagai Independent Power Producer (IPP) terletak pada pemilihan mitra kerja. Adaro menjalankan prinsip untuk mengembangkan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan listrik internasional yang terkemuka dan memiliki pengetahuan dan rekam jejak yang baik untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik, serta dapat menciptakan



sinergi



yang



dibutuhkan



untuk



pengembangan



proyek-



proyek Independent Power Producers (IPP). Peran utama Adaro dalam kemitraan ini adalah untuk menyediakan pasokan bahan bakar dalam jangka panjang melalui pengadaan batubara, karena Adaro ingin menjadi pemasok utama bersama produsen batubara lainnya. Adaro juga sedang mengevaluasi proyek-proyek IPP lainnya di Indonesia yang menawarkan nilai komersial yang wajar serta manfaat strategis untuk rencana bisnis jangka panjang. Meskipun merupakan perusahaan yang relatif muda, AP telah mencatat beberapa prestasi dan berpartisipasi dalam sejumlah proyek. 2.4



Analisis Diamond of National Advantage pada Linkungan Industri PT ADARO ENERGY TBK Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing / competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya, struktur ekonomi, institusi, dan sejarah semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif melalui inovasi yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk. Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand conditions, related and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.



15







Factor condition Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal. Dalam mengelola tenaga kerja di PT Adaro Energy memiliki prinsip kehati-hatian menjadi kebijakan dalam menentukan langkah-langkah strategis di bidang sumber daya manusia (SDM). Dengan budaya korporasi yang didasarkan pada nilai-nilai “I MORE” - Integrity, Meritocracy, Openness, Respect, Excellence, kami sedang mempersiapkan para pemimpin masa depan yang berkualitas tinggi, yakni mereka yang memiliki kompetensi cemerlang di bidang mereka masing-masing serta potensi dan karakter profesional yang baik.







Demand condition Demand conditions mengacu pada tersedianya pasar domestik yang saing. PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power dalam waktu dekat akan menjalin kerjasama dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), untuk pengembangan pembangkit listrik tenga uap ( PLTU ) mulut tambang di Kalimanta Timur berkapasitas 2100 megawatt (MW).







Related and supporting industries Related



and



Supporting



Industries,



mengacu



pada



tersedianya serangkaian dan adanya keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat positif yang berujung pada peningkatan daya saing perusahaan. PT Adaro Energy juga memiliki 8 anak perusahaan yang mendukung yaitu, Adaro Mining, Adaro Services, Adaro Power, Adaro Logistics, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital dan , Adaro Foundation 



Firm strategy, structure and rivalry Firm strategy, structure and rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pada industri tertentu. PT Adaro Energy mengeluarkan dana sebanyak Rp 1,1 Triliun sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responbility/CSR), dengan program ini, diharapkannya dapat mengembangkan atau meningkatkan kualitas SDM masyarakat dengan memadukan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan karakter



16



2.5



ANALISIS External Faktor Evaluation (EFE)



Faktor External Keadaan Alam Politik Hukum



dan



Perekonomian Pendidikan dan kebudayaan Kependudukan



Hubungan International Teknologi Total Peluang :



Opportunities (Peluang) Kelangkaan batubara peringkat tinggi yang mengakibatkan perubahan struktur di industry batubara Stadar lingkungan yang ketat dan mendukung pemakaian envirocoal yang memiliki karakteristik ramah lingkungan Pertumbuhan ekonomi wilayah asia fasifik yang akan meningkatkan permintaan energy. Teknologi boiler baru yang memungkinkan penggunaan batubara sub- bituminus sebagai bahan bakarnya Pertumbuhan jumlah penduduk akan diikuti dengan kebutuhan akan energy, maka perminaan akanbatubara juga akan meningkat Kebijakan Indonesia yang bebas aktif, memungkinkan Indonesia bisa diterima leh semua negara, termasuk dalam hal batubara. Teknologi boiler baru meungkinkan penggunaan batubara sub-bituminus Bobot x Skor



Bobot



Relatif



Rating



Skor



0,75



10%



3,00



0,31



0,50



7%



2,00



0,14



1,00



14%



3,00



0,41



0,75



10%



3,00



0,31



0,50



7%



3,00



0,21



0,25



3%



2,00



0,07



0,75



10%



3,00



0,31



4,50



62%



Lokasi sumberdaya yang berada di



0,25



3%



2,00



0,07



pelosok, meimbulkan biaya mahal Para pemerhati lingkungan akan selalu



0,50



7%



3,00



0,21



mengawasi kondisi di apangan Penurunan ekonomi global, akan



0,75



10%



3,00



0,31



menurunkan permintaan batubara. Adanya kekhawatiran yang semakin



0,50



7%



2,00



0,14



berkembang terhadap emisi carbon Pertumbuhan penduduk akan semakin



0,00



0%



-



-



0,25



3%



2,00



0,07



0,5



7%



2,00



0,14



1,76



Threats (Ancaman) Keadaan Alam Politik Hukum



dan



Perekonomian Pendidikan dan kebudayaan Kependudukan



memerlukan ruang untuk tempat tinggal dan berusaha, hal ini akan semakin mempersempit perluasan Hubungan International Teknologi



tambang Konflik di suatu Negara, dapat berpengaruh negative terhadap pengiriman batubara Perkembangan teknologi, bisa menggeser sumber energy ke enerli lainnya



17



Total Ancaman :



Bobot x Skor Selisih Peluang - Ancaman Total Peluang + Ancaman



2,75 7,25



38% 100%



0,93 0,83 2,69



Dari tabel di atas, terlihat bahwa PT Adaro Energy, Tbk memiliki banyak peluang. Adanya kelangkaan batubara peringkat tinggi yang mengakibatkan perubahan struktur di industry batubara, kondisi ini menyebabkan produk batubara adaro yang berkalori sedang dapat dengan mudah masuk ke industry pembangkit tenaga listrik. Produk batubatra Adaro memiliki harakteristik rendah abu dan rendah sulfur, yang berarti ramah lingkungan. Dengan adanya stadar lingkungan yang ketat, maka produk pemakaian envirocoal yang memiliki karakteristik ramah lingkungan menjadi peluang perusahaan. Faktor lingkungan eksternal lainnya yang menjadi peluang perusahaan adalah teknologi boiler baru yang memungkinkan penggunaan batubara sub-bituminus sebagai bahan bakarnya. Dengan teknologi boiler yang sudah disesuaikan, jenis batubara Adaro semakin diterima. Pertumbuhan jumlah penduduk akan diikuti dengan kebutuhan akan energy, maka permintaan batubara juga akan meningkat Kebijakan Indonesia yang bebas aktif, memungkinkan Indonesia bisa diterima oleh semua negara, termasuk dalam hal batubara. Teknologi boiler baru memungkinkan penggunaan batubara sub-bituminus. Disamping adanya peluang yang sangat bagus, lingkungan eksternal juga menggambarkan sejumlah ancaman bagi keberlangsungan perusahaan, diantaranya adalah Lokasi sumberdaya yang berada di pelosok, menimbulkan biaya mahal. Lokasi tambang yang pada umumnya terletak di pedalaman, dengan infrasteruktur yang terbatas, hal ini menyebabkan biaya tinggi. Dari sisi hukum dan keamanan, dengan semakin peduli terhadap hukum, maka akan semakin banyak yang akan mengawasi, sehingga perlu tingkat kehati-hatian yang sangat tinggi agar tidak terjerat kasus hukum. Kondisi ekonomi global yang belum stabil, dan cenderung menurun akan berpengaruh terhadap permintaan batubara. Tingkat pendidikan yang semakin baik, semakin menyadarkan masyarakat terhadap emisi karbon, oleh karena itu perlu pengendalian lingkungan yang lebih hati-hati. Perkembangan penduduk sekitar tambang juga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap keamanan tambang. Konplik antar negara yang akhir-akhir ini semakin memanas, dapat mengganggu pengiriman batu bara antar



18



negara. Ancaman lainnya adalah semakin perkembangnya energy alternative akibat kemajuan teknologi. Dengan semakin banyaknya energy alternative, akan mengurangi permintaan terhadap energy batubara. Jika dilihat hasil perhitungan eksternal faktor menunjukkan nilai total skor untuk Peluang 1,75 sedangkan total sekor untuk 0,93. Dengan sekor nilai peluang yang lebih besar dibanding ancaman, menunjukkan bahwa kondisi eksternal baik bagi perusahaan. Total skor faktor eksternal adalah 0,83. 2.6



Penyusunan Competitive Profile Matrix (CPM) Perusahaan PTBA



ITMG



ADRO



Success Factors Weight



Rating



Score



Rating



Score



Rating



Score



Product Quality 0.1



2



0.2



2



0.2



1



0.1



Price



0.1



1



0.1



2



0.2



2



0.2



Competitiveness Management 0.1



2



0.2



2



0.2



2



0.2



Financial



0.1



2



0.2



3



0.3



2



0.2



Positition Customer



0.1



2



0.2



2



0.2



2



0.2



Loyalty Global



0.2



2



0.4



2



0.4



2



0.4



Expansion Market Share



0.1



2



0.2



3



0.3



1



0.1



Advertising



0.2



2



0.4



2



0.4



2



0.4



TOTAL



1.0



1.9



2.2



1.8



PTBA : PT BUKIT ASAM TBK > CPM 1.9 ITMG : PT INDOTAMBANGRAYA MEGAH TBK > CPM 2.2 PTRO : PT ADARO ENERGY TBK > CPM 1.8 Rating 1: Major weakness, 2: Minor weakness, 3: Minor strength, 4: Major strength



19



2.7



Penyusunan Strategic Group Mapping PT Adaro Energy Perusahaan. Beberapa pesaing PT. Adaro Energy : 1.



PT Adaro Energy



2.



PT Kaltim Prima Coal



3.



PT ANTAM Tbk



4.



PT Mandiri Inti Perkasa



5.



PT Multi Harapan Utama



HIGH



PT Multi Harapan PT Kaltim Prima Coal



Utama



PT Adaro Energy



PT



PT ANTAM Tbk



Mandiri Perkasa LOW



PT Bukit Asam



BAB 3 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN 3.1



Analisis Value Rarity Imtability Organization (VRIO) Perusahaan Adapun pengujian dengan VRIO Framework Analysis disajikan dalans tabel dibawah. Pengujian dilakukan secara sekuensial mulai dari V (Valuable), R (Rare), cost to Imitate () dan Organized (O). Bila item tersebut lulus uji V, maka



20



berlanjut ke uji R. Jika lulus uji R berlanjut ke uji I dan hulus uji I berfanjut ke uji O. Data semua kondisi internal pada tabel 4.2 diuji dengan VRIO dalam rangia memperoleh sumberdaya yang unggul dan berkelanjutan. Pengujian dilakukan dengan pemberian tanda Ya datam bentuk kode (√) dan tanda Tidak dalam bentuk kode(X) dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Jika kondisi internal perusahaan tidak Valuable (X), maka memiliki implikasi persaingan Disadvantage Artinya perusahaan tidak memiliki kemampuan memanfaatkan peluang dan atau meminimalkan ancaman lingkungan ekstemal. 2. Jika kondisi internal perusahaan V'aluable (√), tetapi tidak Rare (X).maka memiliki implikasi persaingan Parity. Artinya perusahaan memiliki kemampuan



bersaing



dalam



memanfaatkan



peluang



dan



atau



meminimalkan ancaman lingkungan ekstemal, meskipun tidak langka. 3. Jika kondisi internal perusahaan V'aluable (√). Rare (√), tetapi tidak Cost to Imitale X), maka memiliki implikasi persaingan Temporary Advamtage. Artinya perusahaan memiliki kemempuan memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman lingkingan external, langka dimiliki perusahaan lain meskipun bisa ditiru perusahaan lain, kemampuan ini bersifat temporer. 4. Jika kondisi internal perusabaan Valiable (√ ), Rare (√), Cost to Imitate (√ ), namun tidak dikelola baik atau Organized (X) maka memiliki implikasi persaingan Temporary Advantoge, Arinya perusahaan memiliki kemampuan memanfaatkan peluang dan atau meminimalkan ancaman. langka dimiliki perusahaan, sulit dimitasi, meskipun masih tidak terkelola baik. Kemampuan ini masih bersifat temporer seperti halnya seperti pada no 3 diatas, namun dengan skala temporer lebih rendah. 5. Jika kondisi interial perusahaan Valuable (√), Rare (√). Cost to Imitate (√ ), akan memiliki implikasi persaingan Sustained Advantage jika di kelola secara pantas atau Organized (√). Artinya perusahaan memiliki keunggulan yang lestari, karena memiliki semua aspek kondisi yang dibutuhkan. Hasil uji tercantum dalam tabel sebagai berikut: N



Kondisi



Valuab



Rar



Cost



Organiz



Implikasi



Implikasi



21



Imita o Internal 1 Merupakan bagian group



le



e



te



ed



Persaingan



dari Adaro



Energy penghasil































X



batubara No 2 di



Ekonomis



Sustained



Diatas



Advantage



Normal



Indonesia



(APBIICMA,2012) 2 Masuk peringkat usaha



3 jasa



pertambangan 3 Pengalaman



Temporary



Diatas



Adavantage



Normal



Parity/sebagian



Normal



Temporary



Diatas



Adavantage



Normal



bisnis di jasa pertambangan







X



lebih dari 10 tahun 4 Memiliki



jam



pelatihan technical



skill



mencapai 105







jam/orang/tah un (rata-rata) 5 Memiliki utang







X



cukup besar ke pabrik



yang



akan



jatuh



tempo



tahun



X Dibawah



depan 6



Disadvantage



Normal



Hanya memiliki 3



customer



utama,



X



Dibawah Disadvantage



Normal



22



dibandingkan kompetitor teratas



yang



memiliki



10



customer utama 7 Teknologi Real Tracking system belum



X



sepenuhnya



Dibawah



berjalan 8 Proses



Disadvantage



Normal



perencanaan dan penjadwalan tambang masih



X



dibawah standar



yang



ditetapkan,



Dibawah



3.00 1 Upaya program 0 peningkatan kualitas berjalan











X



dengan



1 1



schedule



X



disadvantage



normal



23



maintenancem asih dibawah standar,< 50% perawatan 1 2



unscheduled maintenance



X



disadvantage



masih



Dibawah normal



tinggi,>50% penerapan 1 3



good mining practice masih







X



parity/ sebagian



normal







X



parity/ sebagian



normal



dibawah skor standar < 4.00 pengelolaan fuel dan stock



1 4



taking, mencapai target yang ditetapkan internal >4.00 penanganan pengelolaan



1 5



warehouse menurun



X



disadvantage



hasilnya belum



Dibawah normal



mencapai standar < 4.00 1 Kelengkapan 6 catalog



data



masih jauh dari



X



Disadvantage



X



Disadvantage



Dibawah Normal



harapan, 5% 2 Tingkat 1 kehadiran operator masih



X



dibawah



Dibawah



standar,96% 2 Komitmen



Disadventage



Normal



2 pelaksanaan management planning cycle



X



masih



Dibawah



rendah,3.5



Adventage



Normal



Parity/sebagian



Normal



3 safe



behavior ü



program



2 4



Sudah sertifikasi



ü ISO



ü



X



X



X



25



9000,ISO 14000



dan



OHSAS 18000



Implikasi Persaingan Sustained Advantage Temporary Advantage Parity Disadvantage



Jumlah Resoursces Kondisi Internal 1 4 5 14



Presentase Dari Kondisi Internal 4% 17% 21% 58%



Total



Data komplikasi pada tabel diatas menenjukan hanya 4% kondisi internal SIS yang



memiliki



sustained



advantage



(keunggulan



berkelanjutan)



dan



17%



bersifarsementara kcunggulannya (Temporary Advantage). Dengan demikian, Sustained & Temporary' Advantage ini ukan menjadi faktor Strength bagi SIS, sedangkan Disadvantage akan menjadi faktor Weakness bagi SIS. Dari sejumlah item kondisi internal, beberapa item memiiki kesamaan katcgori yaitu kelompok Mining Operation Managoment (tabel 4.7 nomor 8-9), kelompok Plant Maintenance Management (tabel 4.7 nomor 5-7), kelompok Supply Chain Management (tabel 4.7 no 15-18). Untuk memperolh kondisi Weakness-Strength, kategori kondisi internal yang memiliki implikasi Sustained Advantage dan Temporary Advantage masuk kondisi Strength. Ada 5. (lima) item kondisi Strength yang diperoleh. Untuk kondisi internal yang memiliki implikasi Parity & Dtsadvantage, dimasukkan ke dalam kategori Weakness. Beberapt item digabungkan, soperti item No 8-9. 1tem No 5 -7 dan item No 15-18. karena masuk dalam katcgori yang sesuai paragraph di atas. 3.2



Analisis Value Chain Perusahaan Value chain batubara perusahaan diawali oleh PT Adaro Eksplorasi Indonesia (AEI) yang menjalankan kegiatan di bidang geologi dan eksplorasi di konsesi AI maupun konsesi batubara AE yang lainnya. AEI membantu perusahaan dalam mengkalkulasi sumber daya dan cadangan serta perencanaan tambang. PT Adaro Indonesia (AI) yang merupakan anak perusahaan yang terbesar menyumbangkan sekitar 85% dari total pendapatan usaha Adaro Energy pada tahun 2013. AI beroperasi di bawah PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) generasi pertama dengan pemerintah Indonesia, yang berlaku sampai



26



tahun 2022. AI mengoperasikan tiga tambang utama yaitu Tutupan, Paringin dan Wara, yang kesemuanya terletak di kabupaten Tabalong dan Balangan, propinsi Kalimantan Selatan dan mengandung 900 juta ton cadangan dengan sumber daya sebesar 4,9 miliar ton, yang dinyatakan berdasarkan JOR C per akhir 2013. Tahap selanjutnya dalam value chain batubara perusahaan bagian mulai lokasi tambang AI sampai Terminal Khusus Batubara Kelanis (Kelanis). Operasi Adaro dimulai dengan pengupasan lapisan penutup dan penambangan batubara di salah satu dari tiga tambang yang berada di dalam wilayah konsesi AI. AI memiliki lima kontraktor penambangan yang melayaninya, termasuk SIS, yang bekerja dengan kontrak yang berjangka waktu beberapa tahun untuk menangani pemindahan dan pengangkutan lapisan penutup, pengangkutan batubara, serta aktivitas reklamasi tambang. Setiap kontraktor bertanggung jawab untukmenyediakan peralatan, perlengkapan dan tenaga kerjanya sendiri, yang diperlukan untuk menambang di dalam area yang ditentukan dan mencapai target produksi setiap tahunnya. AI memiliki pandangan bahwa penggunaan jasa kontraktor dapat secara signifikan menurunkan belanja modal dan modal kerja dan yang perlu ditanamkan pada operasional penambangan. Hal ini kemudian memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada aktivitas yang menciptakan nilai tambah misalnya eksplorasi dan perencanaan tambang, keselamatan, pengendalian mutu dan pemasaran untuk mempertahankan hasil yang andal dan berkualitas tinggi untuk para pelanggan. Pada tahun 2013, di konsesi AI, 35% aktivitas pemindahan lapisan penutup dan 37% aktivitas penambangan dan pengangkutan batubara dijalankan oleh anak perusahaan yaitu SIS. Karena kinerjanya yang baik, SIS diberikan tanggung jawab untuk mengambil alih kegiatan pemindahan lapisan penutup dan penambangan batubara di Tutupan Utara sejak awal tahun 2013. Dari tambang tersebut, batubara diangkut menyusuri jalan angkutan sepanjang 80 km menggunakan truk trailer ganda (double-trailer) dengan kapasitas rata-rata 130 ton untuk mengangkut batubara menuju Terminal Khusus Batubara Kelanis dimana batubara diremukkan dan dimuat ke tongkang. Kegiatan pada tahap pertama value chain batubara ini meliputi 54% dari beban pokok pendapatan AE. Tahap berikut value chain batubara menempuh jarak 240 km di sepanjang Sungai Barito menuju



27



pelabuhan lepas pantai Taboneo yang terletak di Laut Jawa. Lalu, batubara dimuat ke kapal pelanggan dengan menggunakan derek apung untuk pengiriman ekspor.



Value chain Batubara Adaro Pada tahun 2013, seluruh batubara Adaro berasal dari deposit di Kalimantan Selatan yang kegiatan operasionalnya dijalankan oleh Adaro Indonesia (AI). Kegiatan penambangan dan transportasi batubara ke pelanggan secara fisik dilakukan oleh kontraktor di bawah pengawasan AI. Adaro mengendalikan value chain batubara ini secara ketat dengan mempekerjakan satu anak perusahaan sebagai kontraktor utama di setiap bagian. 1. Wilayah penambangan AI, dengan batubara yang dihasilkan dari tiga wilayah. 2. AI mengawasi penambangan dan pengupasan lapisan penutup yang dilakukan anak perusahaan AE (SIS) maupun kontraktor pihak ketiga (PA MA, BUMA, RA dan RMI).



28



3. Batubara diangkut dengan truk menyusuri jalan angkutan AI menuju pelabuhan di Sungai Barito. SIS, PA MA, BUMA dan RA berkontribusi terhadap aktivitas pengangkutan. 4. Di Terminal Khusus Batubara Kelanis, AI melakukan peremukan batubara, yang kemudian disimpan (bila diperlukan) dan dimuat ke tongkang. 5. Batubara ditongkang ke laut oleh anak perusahaan AE (MBP) maupun kontraktor pihak ketiga. 6. Di mulut sungai, anak perusahaan AE (SDM) mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan terhadap alur pelayaran. 7. Batubara diangkut ke pelabuhan lepas pantai Taboneo untuk kemudian dimuat ke kapal pelanggan, atau diteruskan dengan tongkang menuju pelanggan domestik atau terminal batubara terdekat. Transportasi tongkang dan pemuatan kapal dilakukan oleh anak perusahaan AE (MBP). 8. Terminal batubara Adaro di Pulau Laut dioperasikan oleh anak perusahaan AE (IBT). 3.3



Penyusunan Internal Factor Evaluation (IFE) Perusahaan IFE merupakan sebuah alat formulasi strategi yang digunakan untuk mengetahui



serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area operasional perusahaan, dan sebagai dasar untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan antara variable tersebut. Analisis ini mempengaruhi terbentuknya strategi strengths and weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam PT Adaro Energy, Tbk, yang turut mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making) PT Adaro Energy, Tbk. Dalam teorinya, faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional; pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan (Irham Fahmi, 2016:310). Namun dalam penelitian ini analisis internal akan fokus pada kinerja operasi, kualitas dan cadangan batubara, efisiensi dan integrase perusahaan, biaya operasi, strategi keberlanjutan, dukungan pemegang saham, kualitas Sumberdaya Manusia, fundamental industri yang kokoh dan kondisi keuangan perusahaan. Tahapan dalam mengidentifikasi factor lingkungan internal adalah sebagai berikut: a. Tuliskan faktor internal utama yang teridentifikasi



29



b. Berikan bobot dengan nilai berkisar dari 0,00-1,00 yang diberikan kepada masingmasing faktor internal menidentifikasikan tingkat penting relative dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industry. Jumlah seluruh bobot harus 1,00. 0,00 = sangat tidak penting 0,25 = tidak penting 0,50 = standar 0,75 = penting 1,00 = sangat penting c. Berikan rating 1 sampai 4 untuk masing-masing factor untuk mengidentifikasikan apakah factor tersebut sangat baik atau sangat tidak baik. 1= Sangat tidak baik 2= Tidak baik 3= Baik 4= Sangat baik



d. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan rating masing-masing faktor untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable. e. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable untuk menentukan total nilai rata-rata tertimbang. Jika memiliki nilai dibawah 2,5 maka perusahaan lemah secara internal, dan jik total rata-rata tertimbang di atas 2,5 maka mengidentifikasikan posisi internal yang kuat.



30



Faktor Internal



Strenghts (Kekuatan)



Bobot



Relatif



Rating



Skor



Produksi batubara adaro terus meningkat tanpa mengalami kendala produksi. Kinerja Operasi



0,75



10%



3,00



0,31



0,10



1%



4,00



0,05



0,50



7%



3,00



0,20



3%



3,00



0,10



Basis batubara dan cadangan yang besar, dengan sebaran luas di sejumlah Kualitas dan Cadangan Batubara



anak perusahaan serta kualitas yang ramah lingkungan Model bisnis yang kokoh yang terintegrasi vertikal dari tambang sampai



Efisiensi dan Integrasi Perusahaan Biaya Operasional



ketenaga listrikan, dengan demikian memiliki tingkat efisiesnsi tinggi Adaro termasuk perusahaan berbiaya rendah dengan rekan jejak pertumbuhan produksi yang baik



0,25



Strategi Keberlanjutan



Fokus, integrasi dan pencarian cadangan baru



0,50



7%



3,00



0,20



Dukungan Pemegang Saham



Pemegang sahan yang mendukung dan tim manajemen yang solid



0,50



7%



3,00



0,20



1,00



14%



4,00



0,54



0,10



Kualitas Sumberdaya Manusia



Kualitas sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatnya tarap kehidupan, maka kebutuhan terhadap energy listrik akan terus meningkat.



Fundamental Industri



Untuk itu inustri ini akan terus berkembang dan semakin kokoh.



0,25



3%



3,00



Kondisi Keuangan



Landasan keuangan yang kokoh



0,75



10%



3,00



4,60



63%



Total Kekuatan : Bobot x Skor



0,31



2,03



Kinerja Operasi



Weaknesses (Kelemahan) Keterbatasan sarana transportasi akan menjadi factor pembatas Produksi batubara saat ini hanya ditopang oleh satu anak perusahaan, serta



0,25



3%



3,00



0,10



Kualitas dan Cadangan Batubara



inftastruktur tunggal sehingga sangat rawan jika ada masalah di satu



0,50



7%



2,00



0,14



0,25



3%



3,00



0,10



0,25



3%



3,00



0,10



Efisiensi dan Integrasi Perusahaan Biaya Operasional



perusahaan tersebut. Pertambangan batubara merupakan bisnis jangka panjang yang beresiko tinggi dengan tingkat pengembalian investasi yang lama. Pengembangan tambang bersifat padat modal dan memerlukan keahlian khusus.



Strategi Keberlanjutan



Lini produksi yang terbatas, adaro diversifikasi ke ketenaga listrikan.



0,50



7%



3,00



0,20



Kualitas Sumberdaya Manusia



Perlu pemeliharaan yang tinggi agar tidak terjadi turn over



0,50



7%



2,00



0,14



0,25



3%



2,00



0,07



0,25



3%



2,00



0,07



Fundamental Industri Kondisi Keuangan



Harga minyak dan sumber enegergi alternative akan menjadi akan tetap diperhatikan Banyaknya anak perusahaan yang belum menghasilkan perlu disiasasti dengan baik



Total Kelemahan : Bobot x Skor Selisih Kekuatan - Kelemahan Total Kekuatan + Kelemahan



2,75



37%



0,92



7,35



100%



1,11 3,14



Faktor internal yang dikelonpokan kedalam kekuatan dan kelemahan PT Adaro Energy, adalah sebagai berikut: Dari tabel diatas terlihat bahwa Adaro memiliki kekuatan bisnis yang besar dari mulai kemampuan produksi teruji, cadangan batubara yang besar dan menyebar, model bisnis yang kokoh dan terintegrasi, sumberdaya yang kompeten, fundamental industry yang memadai, serta kondisi keuangan yang kokoh. Namun demikian, perusahaan juga memilki sejumlah kelemahan diantaranya adalah aksesibilitas untuk angkutan batubara yang terbatas, masih mengandalkan satu sumber, ada energy alternative sebagai pesaing, masih ada anak perusahaan yang belum menghasilkan laba secara maksimal. Dengan menghitung skor nilai kekuatan dan kelemahan akan terlihat mana yang lebih besar. Dari tabel di atas terlihat bahwa total sekor kekuatan adalah 3,03. 31



Sedangkan nilai untuk kelemahan adalah 0,92. Dengan nilai kekuatan yang lebih besar 15isbanding kelemahan, menunjukkan bahwa dari sisi internal PT Adaro Energy, Tbk sangat baik. Adapun total sekor nilai untuk faktor internal adalah 1,11. BAB 4 ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DAN KORPORAT 4.1



Analisis Tujuan Jangka Panjang Perusahaan ADRO hingga semester I-2020 telah memproduksi 27,90 juta ton batubara atau



turun 4% (yoy). Penjualan batubara ADRO juga menyusut 6% (yoy) menjadi 27,13 juta ton. Fluktuasi harga batubara global lantas membuat ADRO merevisi panduan produksi di tahun ini menjadi kisaran 52 juta ton—54 juta ton. ADRO akan fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan keberlanjutan pasokan batubara kepada para pelanggan. ADRO akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan. Di samping itu, untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar, ADRO telah melakukan diversifikasi melalui pilar Adaro Mining dengan masuk ke bisnis batubara kokas. Lini bisnis ini dikelola oleh anak usaha ADRO yaitu PT Adaro Metcoal Companies. Manajemen ADRO juga belum memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. ADRO sangat mempertimbangkan kondisi pasar maupun kebutuhan perusahaan dalam melakukan aksi korporasi tersebut. ADRO akan lebih fokus pada upaya peningkatan keunggulan operasional bisnis inti serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan bisnis di tengah fluktuasi harga batubara yang tidak dapat dikontrol oleh tiap perusahaan. ADRO fokus menjaga posisi kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar perekonomian global, ADRO memiliki nilai liabilitas sebesar US$ 2,69 miliar per semester I-2020 atau turun 1% (yoy).



32



4.2



Analisis Strategi Generik Porter Perusahaan Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh



Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter’s Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan. Seperti namanya, Porter’s Five Forces Analysis ini mengunakan 5 Kekuatan Industri untuk menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri. Berikut ini adalah kelima Kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porter’s Five Forces Analysis. Portes’s Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.



Analisis Porter dalam PT Adaro Energy 1. Pesaing Tradisional Pesaing tradisional memperkenalkan produk dan jasa baru untuk menarik pelanggan



sehingga



pelanggan



lebih



tertarik



untuk



membeli



produk



mereka.Dengan adanya produk dan jasa baru merek mereka lebih dapat mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dalam hal ini PT. Berau Coal menjadi salah satu perusahaan tambang batubara terbesar menjadi pesaing tradisional PT.



33



Adaro Energy, apalagi belum lama ini PT. Berau Coal mendapat penghargaan karena sistem pelaksanaan CSR mereka dianggap sangat baik. 2. Pemain Baru Di Pasar Di zaman yang semakin maju sekarang ini perusahaan baru dapat dengan mudahnya memasuki pasar. Karena perusahaan baru memiliki ide-ide yang lebih kreatif yang dapat menarik perhatian pelanggan sehingga pelanggan berminat untuk membeli produk mereka. Keuntungan perusahaan baru adalah dapat memperkerjakan karyawan baru yang lebih muda dengan tenaga yang lebih besar tetapi tidak dengan gaji yang terlalu besar. Keuntungan lainnya adalah perusahaan baru dapat hadir dengan merek baru yang dapat menarik konsumen sehingga konsumen lebih tertarik, tidak seperti pesaing tradisional atau pabrik lama yang harus terbebani dengan merek lama, usang dan tidak "fresh" sehingga para konsumen kurang tertarik lagi untuk membelinya. Kerugian dengan membangun merek baru adalah perusahaan memerlukan dana yang besar untuk membangun pabrik baru dan membeli mesin dan peralatan yang lebih baik dan berharga mahal. Jadi perusahaan harus bergantung pada pendanaan dari luar. Karena memakai tenaga kerja muda maka perusahaan memiliki angkatan kerja yang kurang berpengalaman dan karena perusahaan memiliki merk baru maka perusahaan belum memiliki pelanggan tetap seperti jika memakai merk lama yang sudah mempunyai pelanggan tetap. Untuk menghadapi masalah ini, PT. Adaro Energy mengembangkan usahanya melalui anak-anak perusahaan seperti Maritim Barito Perkasa dan Sarana Daya Mandiri yang berpusat pada energi termasuk pertambangan, transportasi dengan kapal besar, pemuatan di kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, pemasaran dan penghasil listrik. Perusahaan ini mengoperasikan pertambangan batu bara tunggal terbesar di Indonesia (di Kalimantan Selatan) dan bertujuan menjadi grup pertambangan dan energi besar di Asia Tenggara. 3. Produk dan jasa pengganti Di zaman yang semakin canggih ini banyak barang pengganti yang akan menggantikan fungsi barang pokok jika suatu saat nanti barang pokok yang diperlukan harganya semakin tinggi sehingga pelanggan tidak mampu untuk



34



membeli barang tersebut.Dengan semakin canggih teknologi maka barang pengganti akan semakin banyak. Namun untuk perindustrian tambang batu bara, justru batu bara digunakan sebagai berbagai produk alternative , seperti gasifier batubara sebagai pengganti burner yang lebih efisien. 4. Pelanggan Keuntungan perusahaan bergantung pada banyaknya pelanggan yang membeli produk mereka karena dengan semakin banyaknya pelanggan maka semakin besar keuntungan yang didapat. Untuk menarik pelanggan perusahaan harus memiliki ide-ide kreatif agar para pelanggan tertarik membeli produk mereka. Dengan teknologi yang semakin canggih Pelanggan dapat dengan mudahnya mengetahui harga melalui internet. perusahaan tambang batu bara Adaro Energy pun membuat sebuah web untuk memudahkan pelanggannya mengenal mereka lebih dekat. 5. Pemasok Pemasok berdampak besar bagi perusahaan karena dengan adanya banyak pemasok yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kendali yang dapat dijalankan perusahaan atas pemasok seperti dalam bentuk harga, kualitas dan jadwal pengiriman. 4.3



Analisis Strategi Kompetitif Perusahaan



4.4



Analisis Strategi Multibisnis dan Diversifikasi Perusahaan PT Adaro Energy Tbk. Melakukan ekspansi bisnis, perubahan, dan pengembangan



investasi dilakukan untuk menjawab tantangan masa depan. Lini bisnis ADARO membentang mulai dari pertambangan batubara (Adaro Mining), Adaro Services, Adaro Power, Adaro Water, Adaro Logistik, Adaro Land, Adaro Capital, hingga Adaro Foundation. Saat ini perusahaan lebih mendorong efisiensi di berbagai lini bisnis. Tahun ini ADARO memilih untuk melakukan konsolidasi agar bisa bertahan di tengah ketidakpastian pasar akibat pandemi covid-19, sambil menyusun strategi dan melihat perkembangan pada tahun depan. ADARO memiliki sejumlah rencana bisnis strategis. Antara lain dengan



35



mengembangkan lini bisnis energi terbarukan, menjajaki hilirisasi batubara selain untuk keperluan PLTU, memompa produksi cooking coal, bisnis Adaro Water dan Adaro Land. Untuk bisnis energi terbarukan, perusahaan menyebut melakukan kombinasi penjualan batubara dengan biomassa pada sejumlah pelanggannya. Biomassa yang dimaksud ialah sebagai campuran seperti pelet kayu atau wood pellet dan wood chip. Untuk hilirisasi batubara, ADRO tengah melakukan penjajakan dan mencari teknologi yang tepat untuk hilirisasi batubara dalam bentuk lain yang sesuai dengan model bisnisnya. Perusahaan melakukan pilah-pilah, mana yang sesuai dengan model bisnis Adaro. PT Adaro sudah mulai melakukan inisiatif itu, melakukan studi dengan beberapa perusahaan yang mempunyai teknologi dalam hilirisasi Mengenai produksi cooking coal, Adaro Medcoal merupakan anak perusahaan dari PT Adaro yang melakukan pengolahan batubara kelas atas dengan standar cooking coal. Batubara jenis ini banyak dipakai oleh industri baja. Cooking coal produksi Adaro berfungsi sebagai salah satu komponen pembuat Baja. Bermodal belajar dari salah satu perusahaan produsen cooking coal, BHP, Adaro membangun Medcoal dengan melihat peluang masih bergantungnya industri baja dalam negeri terhadap impor. Adaro sebagai perusahaan energi terintegrasi, bergerak di bidang usaha yang vital bagi kehidupan manusia. Saat ini Adaro juga merambah ke bidang usaha vital lainnya yaitu air. Melalui PT Adaro Tirta Mandiri (ATM), Adaro berkomitmen untuk ikut serta dalam proyek strategis nasional di seluruh Indonesia. Diharapkan, proyek ini dapat mencapai target 4.000 liter per detik dalam lima tahun ke depan. Saat ini dua proyek BOT (build, operate, and transfer) sudah dikelola ATM sejak 2016, yaitu BOT Pengolahan Air dengan PDAM Gresik dengan kapasitas 400 liter/detik dan BOT dengan PDAM Intan Banjar di Banjarbaru dengan kapasitas 500 liter/detik. Tak hanya itu, untuk ke depannya Adaro hendak mengembangkan Adaro Land. Ini merupakan ekspansi bisnis Adaro untuk memanfaatkan lahan tambang yang sudah tidak terpakai. Lahan kosong seluas 35 ribu hectare. Lahan-lahan tersebut perlu dimanfaatkan sehingga bisa menambah efek berantai bagi negara. Adaro optimistis ke depan tingkat permintaan batubara akan signifikan bukan cuma di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara, yang didorong investasi besar di bidang infrastruktur energy.



36



4.5



Penyusunan Matriks SWOT Perusahaan Analisis SWOT (SWOT analysis) adalah teknik untuk mengenali kekuatan,



kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja PT Adaro Energy, Tbk. Sumber informasinya terdiri dari: pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Selanjutnya Irham Fahmi (2016: 302) menjelaskan bahwa Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi PT Adaro Energy, Tbk. Analisis ini dilakukan untuk memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Perencanaan strategi dilakukan dengan menganalisa faktor-faktor strategi yang dimiliki saat ini oleh PT Adaro Energy, Tbk (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Perbandingan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang ada hubungan dengan lingkungan bisnis PT Adaro Energy, Tbk disebut analisis SWOT. Tabel Matrik Analisis SWOT



4.6



Penyusunan Matriks SPACE Perusahaan



37



4.7



Penyusunan Matriks BCG Perusahaan BCG matrix adalah sebuah matriks (diagram) yang diciptakan oleh Bruce D.



Henderson untuk membantu perusahaan dalam menganalisis serta mengelola unit usaha dan lini produknya. Kegunaan dari matriks BCG pada manajemen perusahaan adalah sebagai acuan dalam mengalokasikan dana, memproduksi dan menjual produknya.



1. Jadi, 3 unit



bisnis PT.



Adaro yang



dianalisis



berada di



kuadran



Stars. Stars adalah kondisi suatu unit bisnis yang memiliki pangsa pasar tinggi di pasar berkembang. Dalam siklus hidup produk yang



baik, kondisi ini



merupakan tahapan setelah question marks. 2. Pada



kondisi ini,



produk menjadi



pemimpin



dalam suatu unit



bisnis yang masih perlu banyak dukungan untuk promosi dan penempatan.



38



3. Berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, atau pengembangan produk. 4. Jika pangsa pasar dijaga dengan baik, stars cenderung tumbuh menjadi cash cows. Sebaliknya jika tidak, stars akan kembali ke posisi dogs 4.8



TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE



TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE Kuat 3.0-4.0



Ratarata 2.02.99



Lemah 1.0-1.00



Penyusunan Matriks



I-E



Perusahaan Tinggi 3.0-4.0



I



II



III



Matriks



IE



digunakan untuk Menengah 2.0-2.99 EFE 2.69



mengetahui IV



V



VI



parameter



yang



digunakan Rendah 1.0-1.00



VII



VIII



IX



meliputi parameter



IFE 3.14



kekuatan internal



perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi.



39



Matriks IE dijelaskan bahwa PT Adaro Energy Tbk berada pada bagian IV dengan nilai IFE sebesar 3,14 menyatakan posisi internal pada kondisi kuat. Sedangkan untuk nilai EFE sebesar 2,69 menyatakan posisi ekternal perusahaan pada kondisi menengah. 4.9



Matriks Grand Strategy Perusahaan Grand strategy matrix digunakan untuk mengetahui strategi bisnis yang tepat bagi



perusahaan. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5 persen dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. IFE dan EFE merupakan dasar untuk mengetahui strategi bisnis dengan menggunakan metode ini Empat kuadaran dalam Grand Strategy Matrix Pertumbuham Pasar Yang Cepat Kuadran II Penetrasi Kuadran I Pengembangan pasar Pengembangan pasar Penetrasi pasar pasar Pengembangan Pengembangan produk produk Integrasi Integrasi Vertikal Posisi horizontal Divestasi Diversifikasi terkait Kompetitif likuidasi yang Lemah Kuadran III Penciutan Kuadran IV Diversifikasi Diversifikasi terkait terkait Diversifikasi tak Diversifikasi tidak terkait terkait Usaha patungan Divestasi



Posisi Kompetitif yang Kuat



PT Adaro berada pada posisi kuadran I, yang berarti bahwa perusahaan mengambil keputusan dari peluang-peluang yang ada, sehingga



mampu



perusahaan akan



bersaing menggunakan strategi-strategi bisnis yang agresif Adapun bentuk-bentuk strategi yang dapat digunakan pada kuadran I adalah : 1. Pengembangan pasar 2. Penetrasi pasar 3. Pengembangan produk 4. Integrasi Vertikal 5. Diversifikasi terkai



40



4.10 Penyusunan Matriks QSPM Perusahaan Memperbanyak Produksi



QSPM Matriks Faktor Faktor Utama O1. Permintaan listrik domestik yang tinggi dan menunjang ekspansi Adaro ke sektor ketenagalistrikan, yang menciptakan mekanisme lindung nilai alami terhadap pasar batubara yang fluktuatif O2. Pertumbuhan ekonomi wilayah Asia Pasifik yang akan meningkatkan permintaan energi O3. Teknologi boiler baru yang memungkinkan penggunaan batubara subbituminus sebagai bahan bakarnya O4. Standar lingkungan yang lebih ketat dan mendukung pemakaian Envirocoal yang berkarakteristik tingkat polusi yang sangat rendah O5. Kelangkaan batubara peringkat tinggi yang mengakibatkan perubahan struktural di industri batubara. T1. Seluruh produksi saat ini hanya ditopang oleh satu tambang dan infrastruktur pendukungnya T2. Lokasi operasional Adaro terletak di daerah terpencil yang jauh dari daratan T3. Lini produk terbatas. Adaro mendiversifikasi ke sektor ketenagalistrikan dan akan memiliki produk yang beragam, dari



Membuat Konsumen Percaya



Bob ot



AS



TAS



AS



TAS



0,12



3



0,36



1



0,12



0,8



3



0,24



2



0,16



0,15



4



0,60



2



0,30



0,7



3



0,21



2



0,14



0,12



2



0,24



2



0,24



0,11



2



0,22



1



0,11



0,09



3



0,27



2



0,18



0,05



3



0,15



3



0,15



41



batubara peringkat rendah sampai batubara kokas, melalui akuisisi yang dilakukannya. T4. Pengembangan tambang bersifat padat modal dan memerlukan keahlian khusus. T5. Risiko yang tinggi dan pengembalian investasi yang lama. S1. Model bisnis kokoh yang terintegrasi vertikal dari tambang sampai ketenagalistrikan, yang menghasilkan operasi yang efisien S2. Produk yang unik meliputi batubara subbituminus dengan nilai kalori rendah sampai sedang yang memiliki tingkat polusi sangat rendah S3. Produsen berbiaya rendah dengan rekam jejak pertumbuhan produksi S4. Basis sumber daya dan cadangan batubara yang besar S5. Kontrak tonase jangka panjang dengan pelanggan terkemuka S6. Landasan keuangan yang kokoh S7. Pemegang saham yang mendukung dan tim manajemen yang solid W1. Seluruh produksi saat ini hanya ditopang oleh satu tambang dan infrastruktur pendukungnya W2. Lokasi operasional Adaro terletak di daerah terpencil yang jauh dari daratan W3. Lini produk terbatas.



0,08



2



0,16



3



0,24



0,13



2



0,26



3



0,39



0,7



3



0,21



3



0,21



0,10



3



0,30



3



0,30



0,11



3



0,33



3



0,33



0,13



3



0,39



2



0,26



0,9



2



0,18



3



0,27



0,6



4



0,24



3



0,18



0,08



2



0,16



1



0,08



0,09



1



0,09



2



0,18



0,07



3



0,21



2



0,14



0,05



2



0,10



3



0,30 42



Adaro mendiversifikasi ke sektor ketenagalistrikan dan akan memiliki produk yang beragam, dari batubara peringkat rendah sampai batubara kokas, melalui akuisisi yang dilakukannya. W4. Pengembangan tambang bersifat padat modal dan memerlukan keahlian khusus. W5. Risiko yang tinggi dan pengembalian investasi yang lama. TOTAL



0,05



2



2



3



0,15



0,10



2



0,20



2



0,10



5,22



4,35



43