Analisis LK Telkom [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KEUANGAN II PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK TINJAUAN PERUSAHAAN DARI SISI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 1. AMELLIA WIJAYANTI (1611070163) 2. JHON MAYORS SIHOMBING (1611070167) 3. ABDULLAH RAMADHAN N.R (1611070155) 4. SHYLVINA DEVI (1611070162)



DOSEN : Drs.AKROMUL IBAD,M.M INSTITUTE PERBANAS JAKARTA 2017



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................................................. iv DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN .................................................................................................... v BAB I ...................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1 A.



LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1



B.



BATASAN MASALAH ........................................................................................................ 4



BAB II ..................................................................................................................................................... 5 ANALISA MASALAH ........................................................................................................................... 5 Rasio Likuiditas .................................................................................................................... 12



1. a.



Current Ratio (Rasio Lancar) ........................................................................................ 12



b.



Quick Ratio (Rasio Cepat).............................................................................................. 13 Rasio Aktivitas ...................................................................................................................... 14



2. a.



Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) ........................................................... 14



b.



Rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period) ............................. 15



c.



Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) .................................................. 16



d.



Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) .................................................... 17



e.



Rata-Rata Periode Pembayaran Pembelian (Average Payment Period)............ 18 Rasio Solvabilitas (Leverage) ........................................................................................... 18



3. a.



Debt to Total Assets Ratio/ Debt Ratio (Rasio Hutang) ......................................... 19



b.



Debt to Equity Ratio (Perbandingan Hutang Jangka Panjang dengan Modal) 20



c.



Time Interest Earned/Coverage ratio (Rasio Penutup) .......................................... 20



d.



Fixed Charge Coverage/Fixed Payment Coverage ratio ........................................ 21 Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) .......................................................................... 22



4. a.



Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)..................................................................... 22



b.



Rasio Laba Operasi (Operating Profit margin) ......................................................... 23



c.



Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin) ........................................................................ 24



d.



Rasio Pengembalian Aktiva (Return on Assets) ...................................................... 25



e.



Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity) ....................................................... 26



BAB III .................................................................................................................................................. 28 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................ 28 A.



KESIMPULAN .................................................................................................................... 28



B.



SARAN ................................................................................................................................ 31 ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebihbaiklagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan



saran



dan



kritik



yang



membangun



dari



pembaca



demi



kesempurnaan makalah ini.



Jakarta, April 2017



Penyusun



iii



ABSTRAK PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan usaha terpadu di bidang Layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia yang beroperasi di dalam negeri dan luar negeri. Pada Karya Tulis ini, kami akan melakukan analisis rasio terhadap Laporan Keuangan Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang meliputi Rasio Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas Tahun 2014, 2015 dan 2016 (time series) serta Laporan Keuangan Tahunan PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk sebagai average industries ratio (rasio perusahaan sejenis) untuk menilai Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.



iv



DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN Tabel I : Analisis Rasio Likuiditas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Tabel II : Analisis Rasio Aktivitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Tabel III : Analisis Rasio Solvabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Tabel VI : Analisis Rasio Profitabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk



Laporan posisi keuangan konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan entitas anaknya; tanggal 31 Desember 2016 Laporan posisi keuangan konsolidasian PT Smartfren Telecom Tbk dan entitas anaknya; tanggal 31 Desember 2016 Laporan posisi keuangan PT XL Axiata Tbk; tanggal 31 Desember 2016



v



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG



Secara umum, kehidupan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 berjalan dengan baik. Perlambatanekonomi global yang menimpa beberapa negara khususnya di kawasan Asia Tenggara tidakmembawa pengaruh signifikan terhadap perekonomian



domestik



perekonomiandengan



Indonesia.



mengeluarkan



Pemerintah berbagai



mendorong



paket



kebijakan



pertumbuhan ekonomiserta



meningkatkan belanja pemerintah diSektor infrastruktur. Akibatnya, perekonomian Indonesia di Indonesia2016 tumbuh 5,02% yang lebih tinggi dari tahun sebelumnyaTumbuh sebesar 4,88%. Secara khusus, Biro Pusat Statistik (BPS)Juga mencatat bahwa sektor komunikasi dan informasi tumbuh dengan sangat baik, jauh di atas pertumbuhanEkonomi nasional, yang berarti sektor komunikasi dan informasi merupakan salah satu pembangkit pertumbuhanEkonomi domestik. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan usaha terpadu di bidang Layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia yang beroperasi di dalam negeri dan luar negeri. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau biasa disebut dengan Telkom dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sebanyak 52,09 % dan 47,91% dimiliki oleh publik. Telkom Grup memiliki 12 Anak Perusahaan Langsung (Direct Subsidiaries) termasuk satu anak perusahaan yang tidak beroperasi kembali yaitu antara lain:



1



1. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) Telkomsel adalah salah satu Operator seluler terkemuka dengan lebih dari173,9 juta pelanggan, 129.033 BTS denganJaringan terluas di Indonesia. 2. PT Telkom Akses (Telkom Akses) Telkom



Akses



menyediakan



Jasa



konstruksiInfrastruktur



jaringan



fixed-



broadband. 3. PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra) Telkom Metra menjalankan kegiatan usahadi bidang jaringan dan manajemen multimedia, meliputi: datalayanan sistem komunikasi, portallayanan dan layanan transaksi online. 4. PT Patra Telekomunikasi (Patrakom) Patrakom



mengelola



bisnis



satelit



broadband



untuk



Maritim,



Energi,Telekomunikasi, Perkebunan, Perbankan danSegmen usaha pemerintah 5. PT Graha Sarana Duta (GSD) GSD merupakan usaha properti Telkom yang melakukan empat jenisBisnis, yaitu manajemen properti,pengembangan properti, sewa properti danfasilitas properti. 6. PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Mitratel



membangun



dan



mengelolaFasilitas



menara



telekomunikasi



danInfrastruktur sebagaimana empat segmen bisnis utama, membangun sesuai B2S,Kolokasi dan reseller, microcell, layanan yang terkait menara dan proyek. 7. PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infra) Telkom Infra memiliki empat portofolio bisnis,yaitu layanan pengelolaan jaringan, service solution, power & engineering solution dankabel bawah laut.



2



8. PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) Telin



merencanakan,



membangun,



mengoperasikan,memasarkan/



menyediakan,



menawarkan



mengembangkan,



/menyewakan



dan



mengelolajaringan danlayananinformasi telekomunikasi Internasional; 9. PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) JALIN fokus pada bisnis dengan sistem pembayaran non tunaiyang mendukung gerbang pembayaran nasional. 10. PT PINS Indonesia (PINS) PINS memiliki portofolio bisnis yang terdiri daritiga kelompok, yaitulayanan mobilitas, LayananCPE, dan layanan IoT / solusi M2M. 11. PT Metranet (Metranet) Metranet saat ini fokus pada Pengembangan bisnis mobile dan media online untukmeningkatkan lalu lintas online, memperkaya layanan, danmengoptimalkan proses monetisasi



PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. memainkan peran pentingdalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.Layanan broadband dengan segala kelebihannya akan dinikmatioleh semua kelas masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, kami ingin melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan yang bergerak di bidang jasa komunikasi tersebut.



3



B. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan karya tulis ini yaitu: 1. Tujuan Umum 1.1



Untuk mengetahui tentang analasis rasio terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan;



1.2



Untuk memahami arti dari masing-masing rasio pada analisis rasio terhadap laporan keuangan;



1.3



Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari sisi keuangan.



2. Tujuan Khusus 2.1



Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II;



2.2



Untuk menilai kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dari sisi keuangan.



C. BATASAN MASALAH



Pada Karya Tulis ini, kami akan melakukan analisis rasio terhadap Laporan Keuangan Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang meliputi Rasio Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas Tahun 2014, 2015 dan 2016 (time series analysis)) serta Laporan Keuangan Tahunan PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk sebagai average industries ratio (cross section analysis) untuk menilai Kinerja/performance PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari sisi keuangan.



4



BAB II ANALISA MASALAH



Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Tujuan Analisis Laporan Keuangan dikemukakan oleh Kasmir, (2011,p.68) sebagai berikut: 1.



Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset,



kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk



beberapa periode tertentu, 2.



Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,



3.



Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,



4.



Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,



5.



Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,



5



Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain : 1.



Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.



2.



Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).



3.



Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.



4.



Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.



5.



Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).



6.



Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.



7.



Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.



8.



Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.



9.



Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.



10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.



6



Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan untuk menanggapi kenaikan danpenurunan tersebut. Apabila perusahaan berada dibawah standar, maka pihak manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna menaikkan kembali angka rasio perusahaannya. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan menurut Sofyan Syafri Harapan, sebagai berikut : a. Rasio merupakan angka โ€“ angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Bermanfaat



untuk



bahan



dalam



mengisi



model-model



pengambilan



keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisasi size perusahaan. f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic/ time series. g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.



7



Kelemahan Analisi Rasio Keuangan , sebagai berikut : a. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relative terhadap suatu kondisi perusahaan. b. Analisi rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir. c. Setiap data yang diperoleh dalam menganalisis bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Dimana angka-angka yang disajikan tidak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. d. Pengukuran rasio keuangan bersifat artificial.Perhitungan rasio keuangan dilakukan oleh manusia dan setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran.



Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko serta tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal : 1.



Menentukan dengan jelas tujuan analisis



2.



Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut



3.



Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah



diatas,baru kemudian melakukan analisis salah satunya yaitu dengan menggunakan Analisis Rasio.Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan



8



neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Yang dimaksud dengan โ€œRasioโ€ dalam laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam Laporan Keuangan. Hubungan antara unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana, kemudian dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding. Dengan adanya pembandingan ini dapat diketahui apakah perusahaan tersebut terletak diatas average atau dibawah average. Ada beberapa macam pengelompokan angka-angka rasio keuangan tersebut, antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, rasio tersebut dibedakan menjadi 3 yaitu a. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca seperti current ratio dan quick ratio b. Rasio-rasio Laporan laba Rugi (Income Statement Ratios) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data berasal dari Laporan Laba Rugi seperti net profit margin ratio, gross profit margin dan sebagainya. c. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios) Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi seperti inventory turnover ratio, fixed assets turnover dan sebagainya. 2. Menurut Hampton (1980:110), rasio keuangan dibedakan menjadi 3 yaitu: a. Rasio Likuiditas



9



bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi. Yang termasuk dalam rasio ini yaitu current ratio, quick ratio, receivables turnover dan inventory turnover



b. Rasio Profitabilitas bertujuan



mengukur



efisiensi



aktivitas



perusahaan



dan



kemampuan



perusahaan untuk memperoleh keuntungan antara lain yaitu profit margin, gross profit margin, operating assets turnover, return on assets, return on equity, dan return on investment. c. Rasio Kepemilikan Bertujuan membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijakan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran yaitu earning pershare, book value pershare, capital structure ratio dan sebagainya. 3. Menurut Weston & Brigham (1981:138), rasio Keuangan dibedakan menjadi 6 (yang selanjutnya akan dibahas dalam karya tulis ini) yaitu: a. Rasio Likuiditas Yaitu mengukur kemampuan dan kekuatan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Meliputi current ratio dan quick ratio. b. Rasio Leverage/Solvabilitas Yaitu mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Meliputi Total debt to total assets ratio/debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned,dan fixed charge coverage.



10



c. Rasio Aktivitas Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber dana yang ada di perusahaan. Meliputi inventory turnover, average collection period, fixed assets turnover, total assets turnover, average payment periode.



d. Rasio Profitabilitas Yaitu mengukur efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Meliputi gross profit margin ratio, operating profit margin ratio, net profit margin ratio, Return on Assets Ratio, Return on Equity Ratio. e. Rasio Pertumbuhan Yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi nya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industry. Elemen-elemen yang paling penting dilihat pertumbuhannya yaitu: penjualan, laba bersih, laba per lembar saham, harga pasar per lembar, deviden dan nilai buku saham. f. Rasio Valuasi Yaitu mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.



Berikut analisis rasio pada laporan keuangan tahunan tahun 2014,2015 dan 2016 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.



11



1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas bertujuan mengukur kemampuan dan kekuatan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya



dana



menganggur



yang



pada



akhirnya



dapat



mengurangi



kemampuan laba perusahaan.Berikut Liquidity Ratio pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Tahun 2014 sampai 2016: PT. Telekomunikasi



Condition



Indonesia Tbk. Liquidity



Average



Time



Cross



Ratio



2016



2015



2014



Industries



Series



Section



Overall



Current Ratio



1.20



1.35



1.06



0.46



Average



Good



Good



Quick Ratio



1.18



1.34



1.05



0.43



Average



Good



Good



Tabel I : Analisis Rasio Likuiditas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk



a. Current Ratio(Rasio Lancar) Current Ratio ini biasa disebut sebagai Rasio Lancar, Working Capital Ratio atau Bankerโ€™s Ratio. Current ratio ini menunjukkan hubungan antara nilai aktiva lancar yang dapat di uangkan dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan nilai hutang yang harus dibayar dalam satu tahun tersebut. Semakin besar angka rasio nya maka likuiditas nya semakin baik. Perhitungan Rasio lancar pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (dinyatakan dalam milyaran rupiah) : ๐‚๐ฎ๐ซ๐ซ๐ž๐ง๐ญ ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‹๐š๐ง๐œ๐š๐ซ) =



๐‘ช๐’–๐’“๐’“๐’†๐’๐’• ๐‘จ๐’”๐’”๐’†๐’•๐’” (๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ ๐‘ณ๐’‚๐’๐’„๐’‚๐’“) ๐‘ช๐’–๐’“๐’“๐’†๐’๐’• ๐‘ณ๐’Š๐’‚๐’ƒ๐’Š๐’๐’Š๐’•๐’Š๐’†๐’” (๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ณ๐’‚๐’๐’„๐’‚๐’“) 12



๐‚๐ฎ๐ซ๐ซ๐ž๐ง๐ญ ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‹๐š๐ง๐œ๐š๐ซ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ‘๐Ÿ’, ๐Ÿ๐Ÿ—๐Ÿ’ = ๐Ÿ. ๐ŸŽ๐Ÿ” ๐Ÿ‘๐Ÿ, ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ–



๐‚๐ฎ๐ซ๐ซ๐ž๐ง๐ญ ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‹๐š๐ง๐œ๐š๐ซ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ’๐Ÿ•, ๐Ÿ—๐Ÿ๐Ÿ = ๐Ÿ. ๐Ÿ‘๐Ÿ“ ๐Ÿ‘๐Ÿ“, ๐Ÿ’๐Ÿ๐Ÿ‘



๐‚๐ฎ๐ซ๐ซ๐ž๐ง๐ญ ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‹๐š๐ง๐œ๐š๐ซ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ’๐Ÿ•, ๐Ÿ•๐ŸŽ๐Ÿ = ๐Ÿ. ๐Ÿ๐ŸŽ ๐Ÿ‘๐Ÿ—. ๐Ÿ•๐Ÿ”๐Ÿ



PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki current ratio 1.20 , 1.35, 1.06 untuk tahun 2016, 2015,dan 2014 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan average industries artinya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki likuiditas lebih tinggi daripada industry-industri sejenisnya.



b. Quick Ratio (Rasio Cepat) Rasio ini dihitung dengan membandingkan kas dan quick assets dengan hutang jangka pendek. Persediaan tidak ikut dihitung karena memerlukan waktu untuk direalisasikan menjadi uang dan tidak ada kepastian apakah bisa terjual atau tidak. Perhitungan



Rasio



cepat



pada



PT.



Telekomunikasi



Indonesia



Tbk.



(dinyatakan dalam milyaran rupiah) : ๐๐ฎ๐ข๐œ๐ค ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‚๐ž๐ฉ๐š๐ญ) =



๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ ๐‘ณ๐’‚๐’๐’„๐’‚๐’“ โˆ’ ๐‘ท๐’†๐’“๐’”๐’†๐’…๐’Š๐’‚๐’‚๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ณ๐’‚๐’๐’„๐’‚๐’“



๐๐ฎ๐ข๐œ๐ค ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‚๐ž๐ฉ๐š๐ญ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ‘๐Ÿ’, ๐Ÿ๐Ÿ—๐Ÿ’ โˆ’ ๐Ÿ’๐Ÿ•๐Ÿ’ = ๐Ÿ. ๐ŸŽ๐Ÿ“ ๐Ÿ‘๐Ÿ, ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ–



๐๐ฎ๐ข๐œ๐ค ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‚๐ž๐ฉ๐š๐ญ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ’๐Ÿ•, ๐Ÿ—๐Ÿ๐Ÿ โˆ’ ๐Ÿ“๐Ÿ๐Ÿ– = ๐Ÿ. ๐Ÿ‘๐Ÿ“ ๐Ÿ‘๐Ÿ“, ๐Ÿ’๐Ÿ๐Ÿ‘



๐๐ฎ๐ข๐œ๐ค ๐‘๐š๐ญ๐ข๐จ (๐‘๐š๐ฌ๐ข๐จ ๐‚๐ž๐ฉ๐š๐ญ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ’๐Ÿ•, ๐Ÿ•๐ŸŽ๐Ÿ โˆ’ ๐Ÿ“๐Ÿ–๐Ÿ’ = ๐Ÿ. ๐Ÿ๐Ÿ– ๐Ÿ‘๐Ÿ—. ๐Ÿ•๐Ÿ”๐Ÿ



Dalam hal ini PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah perusahaan jasa sehingga jumlah persediaan nya sangat kecil yang mengakibatkan angka quick ratio juga tidak jauh berbeda dengan current ratio nya yaitu 1.18, 1.35, 13



dan 1.05. Dengan current ratio dan quick ratio ini dapat dikatakan bahwa likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cukup tinggi dibandingkan dengan industry sejenis (likuid).



2. Rasio Aktivitas Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber sumber dana yang ada di perusahaan atau bagaimana efektifitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. PT. Telekomunikasi



Condition



Indonesia Tbk. Average



Time



Cross



Series



Section



Activity Ratio



2016



2015



2014



Industries



Inventory Turnover



N/A



N/A



N/A



N/A



Average Collection Period



24.45



27.66



29.62



1.02



0.99



0.95



0.65



0.62



0.63



N/A



N/A



N/A



Bad



Average



Good



Good



Good



Average



Good



Good



-



-



-



0.27



Average Payment Period



Good



0.47



Total Assets Turnover



-



16.02



Fixed Assets Turnover



Overall



N/A



Tabel II : Analisis Rasio Aktivitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk



a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali dalam satu periode akuntansi. Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 14



Persediaan terdiri dari komponen yang kemudian dibebankan pada saat pemakaian. Komponen mewakili terminal telepon, kabel dan suku cadang lainnya. Persediaan juga termasuk kartu Subscriber Identification Module (โ€œSIMโ€), pesawat telepon, set top box, modem wireless broadbanddan voucher prabayar yang dibebankan pada saat dijual. Biaya persediaan terdiri dari harga pembelian, bea masuk, pajak lainnya, transportasi,penanganan dan biaya lainnya yang langsung melekat pada akuisisinya. Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah perkiraan harga jual dikurangi biaya untuk menjual. Biaya โ€“ biaya tersebut tidak tertulis secara rinci dalam laporan keuangan serta penjualan inventory ini bukanlah usaha utama dari perusahaan ini sehingga dalam hal ini Inventory Turnover tidak kami masukkan ke dalam alat analisis kami.



b. Rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period) Rata-rata pengumpulan piutang atauAverage Collection Period menunjukkan berapa lama yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya, semakin rendah angka rasionya



menunjukkan semakin kecil waktu yang



dibutuhkan perusahaan dan semakin efektif dana tersebut. Dalam Laporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Piutang usaha dibagi menjadi dua yaitu piutang pihak ketiga dan piutang pihak berkorelasi. Angka Pendapatan kami gunakan sebagai pengganti angka penjualan. Berikut perhitungan Average Collection Period pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.(data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah): ๐‘๐š๐ญ๐š โˆ’ ๐ซ๐š๐ญ๐š ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฆ๐ฉ๐ฎ๐ฅ๐š๐ง ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ญ๐š๐ง๐  =



๐‘ท๐’Š๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’/๐Ÿ‘๐Ÿ”๐ŸŽ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š 15



๐‘๐š๐ญ๐š โˆ’ ๐ซ๐š๐ญ๐š ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฆ๐ฉ๐ฎ๐ฅ๐š๐ง ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ญ๐š๐ง๐  ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ•, ๐Ÿ‘๐Ÿ–๐ŸŽ



= ๐Ÿ๐Ÿ—. ๐Ÿ”๐Ÿ



๐Ÿ–๐Ÿ—,๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ” ๐Ÿ‘๐Ÿ”๐ŸŽ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š



๐‘๐š๐ญ๐š โˆ’ ๐ซ๐š๐ญ๐š ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฆ๐ฉ๐ฎ๐ฅ๐š๐ง ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ญ๐š๐ง๐  ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ•, ๐Ÿ–๐Ÿ•๐Ÿ



= ๐Ÿ๐Ÿ•. ๐Ÿ”๐Ÿ”



๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ,๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ ๐Ÿ‘๐Ÿ”๐ŸŽ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š



๐‘๐š๐ญ๐š โˆ’ ๐ซ๐š๐ญ๐š ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐ฆ๐ฉ๐ฎ๐ฅ๐š๐ง ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ญ๐š๐ง๐  ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ•, ๐Ÿ—๐ŸŽ๐ŸŽ



= ๐Ÿ๐Ÿ’. ๐Ÿ’๐Ÿ“



๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”,๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ ๐Ÿ‘๐Ÿ”๐ŸŽ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š



Average Collection Period PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu24.45, 27.66 dan 29.62 lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio yang dimiliki perusahaan sejenis yaitu 16.02 artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. memerlukan waktu yang lebih lama untuk menagih piutang-piutangnya. Akan tetapi Average Collection Period PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk menurun dari tahun ke tahun berarti mereka telah memperbaiki kinerja nya dan mempercepat pengumpulan pitang-piutangnya.



c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) Perputaran Aktiva Tetap



atauFixed Assets Turnover mengukur seberapa



efisien perusahaan menggunakan investasi nya pada aktiva tetap yang mereka miliki. Semakin tinggi angka rasio nya maka semakin tinggi pula efisiensi



perusahaan



dalam



menggunakan



aktiva



tetapnya



untuk



menghasilkan pendapatan mereka. Berikut perhitungan Fixed Assets Turnover pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah): ๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ =



๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ ๐‘ป๐’†๐’•๐’‚๐’‘ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ–๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ” = ๐ŸŽ. ๐Ÿ—๐Ÿ“ ๐Ÿ—๐Ÿ’, ๐Ÿ–๐ŸŽ๐Ÿ— 16



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ ๐ŸŽ. ๐Ÿ—๐Ÿ— ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ‘, ๐Ÿ•๐ŸŽ๐ŸŽ



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ ๐Ÿ. ๐ŸŽ๐Ÿ ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ’, ๐Ÿ’๐Ÿ—๐Ÿ–



Fixed Assets TurnoverPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.yaitu 1.02, 0.99 dan 0.95 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 0.47 artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih effisien dalam menggunakan investasi mereka pada aktiva tetapnya. Peningkatan efisiensi ini juga terlihat dari meningkatnya angka Fixed Assets Turnover-nya dari tahun ke tahun.



d. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan investasi nya pada total aktiva yang mereka miliki. Semakin tinggi angka rasio nya maka semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-asset nya untuk menghasilkan pendapatan mereka. Berikut perhitungan Total Assets Turnover pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah) ๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐“๐จ๐ญ๐š๐ฅ ๐€๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š =



๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐“๐จ๐ญ๐š๐ฅ ๐€๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ–๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ” = ๐ŸŽ. ๐Ÿ”๐Ÿ‘ ๐Ÿ๐Ÿ’๐Ÿ, ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐“๐จ๐ญ๐š๐ฅ ๐€๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ = ๐ŸŽ. ๐Ÿ”๐Ÿ ๐Ÿ๐Ÿ”๐Ÿ”, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ‘



๐๐ž๐ซ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐š๐ซ๐š๐ง ๐“๐จ๐ญ๐š๐ฅ ๐€๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ ๐ŸŽ. ๐Ÿ”๐Ÿ‘ ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ



17



Total Assets TurnoverPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.yaitu 0.65, 0.62 dan 0.63 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 0.27 artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih effisien dalam menggunakan investasi mereka pada aktivanya. Peningkatan efisiensi ini juga terlihat dari meningkatnya angka Total Assets Turnover-nya dari tahun ke tahun (akan tetapi ada sedikit penurunan di tahun 2015). e. Rata-Rata Periode Pembayaran Pembelian (Average Payment Period) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. merupakan perusahaan jasa sehingga tidak ada data pembelian pada laporan keuangannya. Sehingga pada karya tulis ini kami tidak menggunakan analisis rasio rata-rata periode pembayaran. ๐‘๐š๐ญ๐š โˆ’ ๐ซ๐š๐ญ๐š ๐ฉ๐ž๐ซ๐ข๐จ๐๐ž ๐ฉ๐ž๐ฆ๐›๐š๐ฒ๐š๐ซ๐š๐ง =



๐‘ผ๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐’…๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘น๐’‚๐’•๐’‚ โˆ’ ๐’“๐’‚๐’•๐’‚ ๐’‘๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐’‘๐’†๐’“๐’‰๐’‚๐’“๐’Š



3. Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio ini mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang atau disebut juga untuk kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya saat dilikuidasi. PT. Telekomunikasi



Condition



Indonesia Tbk. Solvability



Average



Time



Cross



Ratio



2016



2015



2014



Industries



Series



Section



Overall



Debt Ratio



19%



22%



17%



43%



Average



Good



Good



Average



Good



Good



Average



Good



Good



Debt to Equity Ratio



0.33



0.40



0.27



1.46



Time Interest Earned



22.84



23.04



23.59



2.23



18



Fixed Charge Coverage



N/A



N/A



N/A



-



-



N/A



Tabel III : Analisis Rasio Solvabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk



a.



Debt to Total Assets Ratio/ Debt Ratio (Rasio Hutang) Debt Ratio atau Rasio Hutang menunjukkan seberapa banyak perusahaan menggunakan pendanaan dari selain Modal Pemilik (Pinjaman) untuk mendanai pembelian asset nya. Dana Pinjaman ini menimbulkan pengaruh keuangan pada perusahaan (financial leverage). Semakin besar angka rasio nya



maka



semakin



besar



juga



ketergantungan



perusahaan



pada



pembiayaan non-pemilik (pinjaman). Berikut perhitungan Debt Ratio pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah) ๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ (๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ) =



๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ (๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ๐Ÿ‘, ๐Ÿ“๐Ÿ๐Ÿ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ•% ๐Ÿ๐Ÿ’๐Ÿ, ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ (๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ‘๐Ÿ•, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ ๐’™ ๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ% ๐Ÿ๐Ÿ”๐Ÿ”, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ‘



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ (๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ‘๐Ÿ’, ๐Ÿ‘๐ŸŽ๐Ÿ“ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ—% ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ



Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 19%, 22% dan 17% artinya perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 17 hingga 22 persen. Angka Rasio tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 43% artinya PT. Telekomunikasi Indonesi Tbk. hanya sedikit menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman untuk mendanai aktivanya. 19



b. Debt to Equity Ratio (Perbandingan Hutang Jangka Panjang dengan Modal) Merupakan Perbandingan antara hutang jangka panjang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini sering digunakan untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka Debt to Equity Ratio maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi. Berikut perhitungan Debt to Equity Ratio pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah): ๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐’•๐’ ๐‘ฌ๐’’๐’–๐’Š๐’•๐’š ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ =



๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘ฏ๐’–๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚ ๐‘ท๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ (๐‘ณ๐‘ป๐‘ซ) ๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘ด๐’๐’…๐’‚๐’ (๐‘ฌ๐’’๐’–๐’Š๐’•๐’š)



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐’•๐’ ๐‘ฌ๐’’๐’–๐’Š๐’•๐’š ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ๐Ÿ‘, ๐Ÿ“๐Ÿ๐Ÿ = ๐ŸŽ. ๐Ÿ๐Ÿ• ๐Ÿ–๐Ÿ“, ๐Ÿ—๐Ÿ—๐Ÿ



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐’•๐’ ๐‘ฌ๐’’๐’–๐’Š๐’•๐’š ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ‘๐Ÿ•, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ = ๐ŸŽ. ๐Ÿ’๐ŸŽ ๐Ÿ—๐Ÿ‘, ๐Ÿ’๐Ÿ๐Ÿ–



๐‘ซ๐’†๐’ƒ๐’• ๐’•๐’ ๐‘ฌ๐’’๐’–๐’Š๐’•๐’š ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ‘๐Ÿ’, ๐Ÿ‘๐ŸŽ๐Ÿ“ = ๐ŸŽ. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ“, ๐Ÿ“๐Ÿ’๐Ÿ’



Debt to Equity Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 0.33, 0.40 dan 0.27 jauh dibawah rata-rata perusahaan sejenis yaitu 1.46. Angka Rasio dibawah 1.00 artinya jumlah hutang perusahaan lebih kecil daripada jumlah ekuitas nya.



c.



Time Interest Earned/Coverage ratio (Rasio Penutup) Time Interest Earned/Coverage ratio atau Rasio Penutup mengukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga nya dari laba operasi 20



perusahaan. Semakin tinggi angka rasionya menunjukkan kemampuan membayar beban bunganya dengan tepat waktu.Berikut perhitungan Time Interest Earned pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah): ๐‘ช๐’๐’—๐’†๐’“๐’‚๐’ˆ๐’† ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’(๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’–๐’•๐’–๐’‘) =



๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐‘ท๐’‚๐’‹๐’‚๐’Œ (๐‘ฌ๐‘ฉ๐‘ฐ๐‘ป) ๐‘ฉ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ ๐‘ฉ๐’–๐’๐’ˆ๐’‚



๐‘ช๐’๐’—๐’†๐’“๐’‚๐’ˆ๐’† ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’(๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’–๐’•๐’–๐’‘)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ๐Ÿ—, ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ” = ๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐Ÿ“๐Ÿ— ๐Ÿ, ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ–



๐‘ช๐’๐’—๐’†๐’“๐’‚๐’ˆ๐’† ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’(๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’–๐’•๐’–๐’‘) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ‘๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ๐Ÿ– = ๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐ŸŽ๐Ÿ’ ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐ŸŽ๐Ÿ•



๐‘ช๐’๐’—๐’†๐’“๐’‚๐’ˆ๐’† ๐‘น๐’‚๐’•๐’Š๐’(๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’–๐’•๐’–๐’‘)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ‘๐Ÿ—, ๐Ÿ๐Ÿ—๐Ÿ“ = ๐Ÿ๐Ÿ. ๐Ÿ–๐Ÿ’ ๐Ÿ, ๐Ÿ•๐Ÿ๐Ÿ”



Time Interest EarnedPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 22.84, 23.04 dan 23.59 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 2.23 artinya PT. Telekomunikasi Indonesi Tbk. dapat membayar bunganya dari laba operasi perusahaan serta lebih tepat waktu dari pada perusahaan sejenis.



d. Fixed Charge Coverage/Fixed Payment Coverage ratio Rasio ini mengukur apakah perusahaan dapat membayar kewajiban tetap nya sesuai jadwal. Semakin rendah rasio maka semakin tinggi resiko baik bagi yang meminjamkan maupun pemilik (resiko bangkrut). Pada Laporan Keuangan Tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. tidak terdapat data Pembayaran leasing sehingga Rasio ini tidak termasuk dalam alat analisis laporan keuangan ini.



21



4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) Yaitu mengukur efektivitas manajemen dari laba yang dihasilkan terhadap penjulan dan investasi perusahaan. PT. Telekomunikasi



Condition



Indonesia Tbk.



Profitability Ratio



2016



2015



2014



Average



Time



Cross



Industries



Series



Section



Overall



-



-



-



Average



Good



Good



Gross Profit Margin



N/A



N/A



N/A



N/A



Operating Profit margin



34%



32%



33%



8%



Net Profit Margin



25%



23%



24%



-26%



Average



Good



Good



Return on Assets



16%



14%



15%



8%



Average



Good



Good



Return on Equity



35%



31%



31%



-14%



Good



Good



Good



Tabel VI : Analisis Rasio Profitabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk



a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin) Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan melakukan โ€œmark upโ€ terhadap Harga Pokok Penjualan mereka. Semakin tinggi Gross Profit Margin maka semakin baik dan secara relative semakin rendah Harga Pokok Penjualannya. Pada Laporan Keuangan Tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. tidak terdapat data Harga Pokok Penjualan (karena PT Telekomuniakasi Indonesia Tbk. merupakan perusahaan Jasa) sehingga Rasio ini tidak termasuk dalam alat analisis laporan keuangan ini. ๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฒ๐’๐’•๐’๐’“ =



๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ต๐’†๐’•๐’•๐’ โˆ’ ๐‘ฏ๐’‚๐’“๐’ˆ๐’‚ ๐‘ท๐’๐’Œ๐’๐’Œ ๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ต๐’†๐’•๐’•๐’



22



b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit margin) Rasio ini mengukur keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan dan beban-beban operasi. Semakin tinggi rasio nya maka semakin besar pula profitabilitas perusahaan dan control yang lebih baik terhadap besarnya beban yang harus dikeluarkan perusahaan. Berikut perhitungan Operating Profit Margin pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah) ๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ถ๐’‘๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’Š =



๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ต๐’†๐’•๐’•๐’ โˆ’ ๐‘ฏ๐‘ท๐‘ท โˆ’ ๐‘ฉ๐’Š๐’‚๐’š๐’‚ ๐’‚๐’…๐’Ž. & ๐‘ข๐‘š๐‘ข๐‘š ๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐‘ต๐’†๐’•๐’•๐’



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ถ๐’‘๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’Š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ–๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ” โˆ’ ๐Ÿ”๐ŸŽ, ๐Ÿ’๐Ÿ—๐ŸŽ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ‘% ๐Ÿ–๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ”



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ถ๐’‘๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’Š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ โˆ’ ๐Ÿ•๐ŸŽ, ๐ŸŽ๐Ÿ“๐Ÿ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ% ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ถ๐’‘๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’Š ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ โˆ’ ๐Ÿ•๐Ÿ•, ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ– ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ’% ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘



Operating Profit MarginPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 34%, 32% dan 33% artinya perusahaan menghasilkan keuntungan32 hingga 24 persen. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 8%. Hal ini menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan tersebut dan control yang baik terhadap beban-beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatannya. Di tahun 2015 terdapat sedikit penurunan pada operating profit margin akan tetapi secara keseluruhan laba yang dihasilkan terus meningkat dari tahun ke tahun.



23



Sumber : Annual Report PT.Telekomunikasi Tbk.



c. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio ini mengukur keuntungan perusahaan setelah dikurangi seluruh beban yang ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode. Semakin tinggi rasio nya maka semakin besar pula profitabilitas perusahaan dan control yang lebih baik terhadap besarnya beban yang harus dikeluarkan perusahaan.Berikut perhitungan Net Profit Margin pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah) ๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ =



๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐‘บ๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐‘ท๐’‚๐’‹๐’‚๐’Œ ๐‘ท๐’†๐’๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’‚๐’



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ๐Ÿ, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ’ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ’% ๐Ÿ–๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ—๐Ÿ”



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ๐Ÿ‘, ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ• ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ‘% ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ, ๐Ÿ’๐Ÿ•๐ŸŽ



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ๐Ÿ—, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ“% ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ”, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘



Net Profit MarginPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 25%, 23% dan 24% artinya perusahaan menghasilkan keuntunganbersih 23 hingga 25 persen per tahun. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu -26%. Data perusahaan sejenis yang kami gunakan



24



adalah PT. XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. yang pada tahun 2016 mengalami kerugian sehingga net profit marginnya negative. Di tahun 2015 terdapat sedikit penurunan pada net profit marginakan tetapi secara keseluruhan laba yang dihasilkan terus meningkat dari tahun ke tahun.



d. Rasio Pengembalian Aktiva (Return on Assets) Return on Assets merupakan ukuran keseluruhan keefektifan managemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia atau seberapa banyak yang yang dihasilkan perusahaan dari investasinya pada aktiva-aktivanya sehingga menghasilkan laba usahanya. Semakin tinggi Return on Assets maka semakin baik/semakin menguntungkan.Berikut perhitungan Return on Assets pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah) ๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ (๐‘น๐‘ถ๐‘จ) =



๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐‘ฉ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐‘บ๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐‘ท๐’‚๐’‹๐’‚๐’Œ ๐‘ป๐’๐’•๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ (๐‘น๐‘ถ๐‘จ)๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’ =



๐Ÿ๐Ÿ, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ’ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ“% ๐Ÿ๐Ÿ’๐Ÿ, ๐Ÿ–๐Ÿ๐Ÿ



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ (๐‘น๐‘ถ๐‘จ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“ =



๐Ÿ๐Ÿ‘, ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ• ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ’% ๐Ÿ๐Ÿ”๐Ÿ”, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ‘



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’Œ๐’•๐’Š๐’—๐’‚ (๐‘น๐‘ถ๐‘จ) ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ” =



๐Ÿ๐Ÿ—, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ๐Ÿ”% ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ—, ๐Ÿ”๐Ÿ๐Ÿ



Return on AssetsPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 16%, 14% dan 15% artinya dari sejumlah yang telah diinvestasikan ke dalam asset-asset nya dapat menghasilkan return sebanyak 14 sampai 16 persen pertahun nya. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 8%. Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada asset yang dilakukan perusahaan dapat menunjang perusahaan untuk menghasilkan 25



pendapatan yang diharapkan. Di tahun 2015 terdapat sedikit penurunan pada return on assetsakan tetapi secara keseluruhan ROA yang dihasilkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari laporan tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. terlihat bahwa jumlah Asset perusahaan terus mengalami kenaikan.



Sumber : Annual Report PT.Telekomunikasi Tbk. 2016



e. Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity) Return on Equity merupakan ukuranhasil yang akan diperoleh pemilik atas investasi (investor) di perusahaan. Semakin tinggi Return on Equity nya maka semakin besar return yang akan diterima oleh pemilik investasi.Berikut perhitungan Return on Equity pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah): ๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘ด๐’๐’…๐’‚๐’ (๐‘น๐‘ถ๐‘ฌ) =



๐‘ณ๐’‚๐’ƒ๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’”๐’Š๐’‰ ๐’”๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’‘๐’‚๐’‹๐’‚๐’Œ ๐‘ฌ๐’Œ๐’–๐’Š๐’•๐’‚๐’” ๐‘บ๐’‚๐’‰๐’‚๐’Ž ๐‘ฉ๐’Š๐’‚๐’”๐’‚



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘ด๐’๐’…๐’‚๐’ (๐‘น๐‘ถ๐‘ฌ) =



๐Ÿ๐Ÿ, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ’ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ% ๐Ÿ”๐Ÿ•, ๐Ÿ•๐Ÿ๐Ÿ



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘ด๐’๐’…๐’‚๐’ (๐‘น๐‘ถ๐‘ฌ) =



๐Ÿ๐Ÿ‘, ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ• ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ% ๐Ÿ•๐Ÿ“, ๐Ÿ๐Ÿ‘๐Ÿ” 26



๐‘น๐’‚๐’”๐’Š๐’ ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐‘ด๐’๐’…๐’‚๐’ (๐‘น๐‘ถ๐‘ฌ) =



๐Ÿ๐Ÿ—, ๐Ÿ๐Ÿ•๐Ÿ ๐’™๐Ÿ๐ŸŽ๐ŸŽ% = ๐Ÿ‘๐Ÿ“% ๐Ÿ–๐Ÿ’, ๐Ÿ‘๐Ÿ–๐Ÿ’



Return on Equity PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 35%, 31% dan 31% artinya perusahaan dapat memberikan return kepada investor sebanyak 31 hingga 31 persen pertahun. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu -14%. Data perusahaan sejenis yang kami gunakan adalah PT. XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. yang pada tahun 2016 mengalami kerugian sehingga return on equity nya negative. Secara keseluruhan return yang dihasilkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. terus meningkat dari tahun ke tahun.



27



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



A.



KESIMPULAN Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu



perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode. Analisis laporan keuangan tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ini untuk mengevaluasi dan menilai kinerja/performance perusahaan dari sisi keuangan. Secara keseluruhan, dari Analisis rasio terhadap Laporan Keuangan Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2014, 2015 dan 2016 yang mencakup Rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas menunjukkan bahwa performance PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sangat baik. Seperti yang telah disampaikan oleh Board DirectorPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dalam Laporan Tahunan-nya โ€œAs an overview, we see that the performance of the Board of Directors in 2016 was exceptional, which records a double-digit growth for Revenue, EBITDA and Net Profit or triple double digit. The Board of Directors was capable to prepare and execute strategies, determine priorities as well as making adjustments over the strategies based on the characteristic of the very dynamic telecommunication industryโ€. Direksi dinilai mampu mempersiapkan dan melaksanakan strategi, menentukan prioritas serta melakukan penyesuaian atas strategi berdasarkan karakteristik Industri telekomunikasi yang sangat dinamis. Hal tersebut terbukti dengan rasio-rasio keuangan nya yang cenderung stabil atau berubah menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. 28



29



PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Analisis Rasio



2016



2015



Current Ratio



1.20



1.35



2014



Condition Average Industries



Time Series



Cross Section



0.46



Average



Good



Good



0.43



Average



Good



Good



Overall



Liquidity Ratio Quick Ratio



1.18



1.06



1.34



1.05



Activity Ratio Inventory Turnover Average Collection Period Fixed Assets Turnover Total Assets Turnover Average Payment Period



N/A



N/A



N/A



N/A



24.45



27.66



29.62



16.02



1.02



0.99



0.95



0.47



0.65



0.62



0.63



0.27



N/A



N/A



N/A



N/A



Debt Ratio



19%



22%



Debt to Equity Ratio



0.33



0.40



Solvability Ratio 17% 43% 0.27



1.46



Time Interest Earned



22.84



23.04



23.59



N/A



N/A



Gross Profit Margin



N/A



N/A



N/A



Good



Bad



Average



Good



Good



Good



Average



Good



Good



-



-



-



Average



Good



Good



Average



Good



Good



Average



Good



Good



-



-



-



-



-



-



Average



Good



Good



2.23



Fixed Charge Coverage



-



N/A



Provitability Ratio N/A N/A



Operating Profit margin



34%



32%



33%



8%



Net Profit Margin



25%



23%



24%



-26%



Average



Good



Good



Return on Assets



16%



14%



15%



8%



Average



Good



Good



Return on Equity



35%



31%



31%



-14%



Good



Good



Good



Secara Likuiditas, PT telekomunikasi Indonesia Tbk. dinilai cukup likuid dan dapat membayar hutang-hutang jangka pendek nya dengan tepat waktu. Secara aktivitas, perusahaan dinilai cukup efektif menggunakan sumber sumber dana yang ada di perusahaan (mengoperasikan dana dengan baik). Dalam hal solvabilitas, rasio hutang perusahaan ini pun cukup rendah jika dibandingkan dengan industri sejenis



30



nya sehingga financial laverage nya dinilai cukup rendah artinya perusahaan tidak tergantung pada pinjaman/hutang. Dalam hal profitabilitas, perusahaan ini juga dinilai dapat memberikan return yang layak untuk para investor. Pendapatan perusahaan pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan keuangan agar dapat diperbandingkan (comparable) yaitu melibatkan beberapa perbandingan terhadap perusahaan sejenis ataupun laporan keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal ini kami menyadari bahwa hanya menggunakan 2 perusahaan sejenis untuk average industry dinilai kurang mewakili kondisi sebenarnya (kondisi ideal) untuk analisis rasio pada industri tersebut.



B.



SARAN Laporan Keuangan selain menjadi acuan untuk menilai kinerja perusahaan



juga dapat menjadi sarana komunikasi bagi para Investor. Bagaimana Investor dapat menilai seberapa baik atau menguntungkan industry yang mereka jalankan. Akan lebih baik jika laporan keuangan tersebut di sajikan dengan bentuk sesuai standar sehingga akan lebih mudah dalam proses analisisnya. PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.



telah



menyajikan



laporan



Keuangan



nya



dengan



sangat



baik



dan



lengkap.Annual Report PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga disajikan dengan lengkap dan sangat informatif. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan kinerjanya dan menjamin kelangsungan usaha organisasi sesuai dengan prinsip โ€œgoing concernโ€.



31



DAFTAR PUSTAKA



Martin,Titman Keown ,2014. Financial Management Principles and Application.Twelfth Edition.Pearson. K.R Subramanyam dan John J.Wild, 2014. Analisi Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Drs.Djarwanto Ps,2010.Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. Fahmi,Irham,2015.Pengantar Manajemen Keuangan:Teori dan Soal Jawab.Bandung: Alfabeta. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx http://www.telkom.co.id/en/hubungi-kami/pt-telekomunikasi-indonesia-tbk/investorrelations/laporan-tahunan/laporan-laporan/laporan-tahunan https://www.xl.co.id/aboutus/en/investor/information/annual-report.html http://www.smartfren.com/id/annual-report/ http://enemy12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-analisis-laporan-keuangan.html?m=1 http://dewiasmaranii.blogspot.co.id/2014/12/analisis-laporan-keuangan.html?m=1



32