Analisis Material [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS MATERIAL BAJA DAN KAYU Di Studio Hangar 7 Studio & Cafe



Sarah Luziani (1504114) & Tiara Afwani Z. ()



BAB 1 PENDAHULUAN a. LATAR BELAKANG Kebutuhan primer manusia meliputi sandang, pangan, dan papan. Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan akan papan tak hanya untuk melindungi diri dari cuaca, dan untuk keamanan, papan dikembangan menjadi sesuatu yang sangat berestetika. Estetika bangunan mempengaruhi psiokologi dari manusia. Karena itu, perkembangan desain, material,… sangat beragam. Perkembangan material yang beragam menjadi pemicu kreatifitas bagi arsitektur bangunan. Kini manusia mulai berkreatifitas dengan material yang tak lazim digunakan. Salah satunya bangunan Hangar 7 Studio yang menggunakan dindingnya menggunakan material baja, dan daun jendela kayu sebagai plafond dan dinding. Karena itu kami memilih melakukan analisis hangar 7 studio untuk lebih mengetahui material yang tak lazim digunakan pada tempatnya.



b. TUJUAN Tujuan dilakukannya analisis bahan material pada hangar 7 studio adalah sebagai berikut 1. Memeberikan gambaran yang nyata dalam pengaplikasikan bahan bangunan tak lazim di lapangan. 2. Menambah wawasan pada mahasiswa untuk mengetahui jenis jenis material yang diaplikasikan pada bangunan.



3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pengaplikasian bahan bangunan.



BAB 2 TINAJUAN TEORI 1. KAYU A. Pengertian Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi. B. C.



Sejarah Bagian-Bagian Kayu



A. KULIT Adalah bagian yang terdapat pada bagian terluar, disini saya bedakanmenjadi dua bagian yaitu Kulit luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis pohon. Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis. Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan serangga, hama, kebakaran serta perusak kayu lainnya. Selain itu berfungsi sebagai jalan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian tanaman. B. KAMBIUM Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kayu yang baru. Dengan adanya kambium maka pohon lambat laun bertambah besar. Pertumbuhan meninggi ditentukan oleh jaringan meristem. Kambium terletak antara kulit dalam dan kayu gubal. C. KAYUGUBAL



Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah dalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon. Umumnya jenis yang tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan dengan kayu terasnya. Kayu gubal biasanya mempunyai warnaterang. D. KAYU TERAS Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat mengandung berbagai macam zat yang memberi warna lebih gelap. Tidak mutlak semua kayu teras demikian. Hanya pada jenis-jenis yang kayu terasnya berisi tiloses. Pada beberapa jenis tertentu kayu teras banyak mengandung bahan-bahan ekstraktif, yang member keawetan pada kayu tersebut, membuat lebih berat dan lebih awet. Akan tetapi tidak semua jenis kayu yang memilikizat ekstraktif sudah dapat dipastikan keawetannya. (Misalnya yang mempunyai kandungan zat gula, zat gtepung dan lain sebagainya). E. HATI Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang pertama kali dibentuk oleh kambium. Oleh karena itu umumnya mempunyai sifat rapuh atau sifat lunak. F. LINGKARAN TAHUN Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim. Melalui lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur pohon. Apabila pertumbuhan diameter



(membesar) terganggu oleh musim kering karena pengguguran daun, ataupun serangga/hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu musim yang sama. Hal ini disebut lingkaran palsu. Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada beberapa jenis kayu daun lebar. Pada jenis- jenis lain, lingkaran tahun ada kalanya sulit dibedakan terutama di daerah tropic, karena pertumbuhan praktis berlangsung sepanjang tahun. G. JARI-JARI Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon. D.



Sifat kayu



Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. 2. 3.



Mudah didapatkan di toko-toko material. Banyak dikuasai oleh tukang lokal. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.



Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu: 1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap. 2. 3.



Dapat mengembang dan menyusup. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.



4.



Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok kayu dari alam.



1.



2.



3.



4.



1.



2.



3. 4.



Berikut sifat-sifat kayu secara kimiawi: Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacammacam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifatsifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering. Berikut sifat-sifat kayu secara fisik: Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal. Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,



sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll). 5. Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring). 6. Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu. 7. Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb. 8. Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam polapola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif. 9. Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content). 10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara: a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).



11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. 12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.



C. 1. a. b.



2. a. b. 3. a. b. c. 4. a. b. 5.



Sifat-sifat kayu secara mekanik: Kekuatan tarik kayu: Kekuatan tarik kayu sejajar dengan arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tekan kayu: Kekuatan tekan kayu sejajar dengan arah serat. Pada semua kayu, kekuatan tegak lurus serat lebih kecil daripada kekuatan kompresi sejajar arah serat. Kekuatan geser kayu: Kekuatan geser kayu sejajar dengan arah serat kayu. Kekuatan geser kayu tegak lurus arah serat. Kekuatan geser miring. Kekuatan lentur kayu: Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan. Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. Kekakuan kayu: Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.



6.



7.



8.



a.



b.



Keuletan kayu: Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Kekerasan kayu: Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu. Kekuatan belah kayu: Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gayagaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial. Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb. Prosiding PPI Standardisasi melakukan penelitian pada tahun 2009 tentang kadar air dan kerapatan serat kayu. Kadar air kering udara berkisar antara 11.46-17.18%. Berdasarkan klasifikasi kerapatan kayu, maka kayu sengon, sengon buto, suren, mindi dan tata tergolong kayu yang ringan (0.24-0.56 g/cm3) sedangkan sisanya tergolong kelas sedang (0.56-0.72 g/cm3).



E.



Jenis-Jenis Kayu



1. Kayu jati



Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa



adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. 2. Kayu Merbau Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.



Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua. 3. Kayu Bangkirai Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole



ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. 4. kayu kamper Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I.



Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. 5. Kayu kelapa Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang. 6. Kayu meranti merah jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur



tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan 7. Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.Warna Kayu Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga



kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi



8. Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan



untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 9. Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.



F.



Aplikasi Kayu pada Bahan Bangunan



Kayu sebagai konstruksi bangunan Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan,



pabrik dan tiang menggunakan kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu. Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus diawetkan terlebih dahulu. Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan hanya terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi bangunan yang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan kayu dengan bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan ukuran terbesar sesuai dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau lebih papan kayu gergajian yang direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat kayunya sejajar satu sama lain. 2.



Lantai (Flooring) Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain berksesan setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan. Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan. Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas kuat I-III dan kelas awet I-II.



3.



Dinding Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini lebih



umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel eksterior. Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator). a. Kayu gergajian Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu karet, mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet yang diawetkan dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan ramin. Sedangkan yang dibuat dari kayu mangium menunjukkan menampilan seperti jati. b. Kayu lapis Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus. c. Papan mineral Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat dari kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding bangunan yang tahan lama. G.



Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Bahan Bangunan



Keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan  Keutungan  Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagiKetersediaannya dengan menanam kembali (Reboisasi).  Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan



kegunaannya serta harga yang relatif murah.  Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.  Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup tinggi/baik.  Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik.  Kedap suara.  Kerugian/kekurangan  Sifatnya kurang homogen  Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.  Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.  Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.  Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah  Agak mudah terbakar



Daftar Harga Kayu Kamper, Meranti Dan Borneo Spesifikasi Barang Reng Kamper 2x3x4 Reng Meranti 2x3x4 Reng Borneo 2x3x4 Reng Kamper 3x4x4 Reng Meranti 3x4x4 Reng Borneo 3x4x4



Satuan batang batang batang batang batang batang



Harga (Rp) Rp. 22.000,Rp. 12.000,Rp. 10.000,Rp. 35.000,Rp. 22.000,Rp. 15.000,-



Kaso Kamper 4x6x4 Kaso Meranti 4x6x4 Kaso Borneo 4x6x4



batang batang batang



Rp. 67.000,Rp. 38.000,Rp. 29.000,-



Kaso Kamper 5x7x4 Kaso Meranti 5x7x4 Kaso Borneo 5x7x4



batang batang batang



Rp. 95.000,Rp. 55.000,Rp. 45.000,-



Galar Kamper 5x10x4 Galar Meranti 5x10x4 Galar Borneo 5x10x4



batang batang batang



Rp. 160.000,Rp. 80.000,Rp. 60.000,-



Balok Kamper 6x12x4 Balok Meranti 6x12x4 Balok Borneo 6x12x4 Balok Kamper 8x12x4 Balok Meranti 8x12x4 Balok Borneo 8x12x4



batang batang batang batang batang batang



Rp. 230.000,Rp. 100.000,Rp. 85.000,Rp. 310.000,Rp. 150.000,Rp. 115.000,-



Papan Kamper 3x20x4 Papan Meranti 3x20x4 Papan Borneo 3x20x4



lembar lembar lembar



Rp. 265.000,Rp. 120.000,Rp. 85.000,-



Harga Kayu Kaso, Galar, Balok Spesifikasi Barang satuan Harga (Rp.) Meranti 4 x 6 batang (4m) 32.500,Meranti 5 x 7 batang (4m) 39.000,Borneo 4 x 6 batang (4m) 28.000,Borneo 5 x 7 batang (4m) 43.000,Kamper 4 x 6 batang (4m) 50.000,Kamper 5 x 7 batang (4m) 70.000,KAYU GALAR Spesifikasi Barang



satuan



Harga (Rp.)



Meranti 5 x 10 Borneo 5 x 10 Kamper 5 x 10



batang (4m) batang (4m) batang (4m)



60.000,60.000,95.000,-



KAYU BALOK Spesifikasi Barang satuan Harga (Rp.) Meranti 6 x 12 batang (4m) 80.000,Meranti 8 x 12 batang (4m) 125.000,Borneo 6 x 12 batang (4m) 80.000,Borneo 8 x 12 batang (4m) 100.000,Kamper 6 x 12 batang (4m) 185.000,Kamper 8 x 12 batang (4m) 210.000,- See more at: http://hargabahanbangunan.co/harga-kayuterbaru.html#sthash.8r6v4FUZ.dpuf



2. BAJA a. Pengertian Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon,mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium,vanadiu m dan niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas,



dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-lembaga standar.



b. Sejarah Baja Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi. Tahun 400 – 500 SM, Baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa. Tahun 250 SM, Bangsa India menemukan cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja Damaskus. 1300 M, Rahasia pembuatan baja damaskus hilang.1700 M, Baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di Eropa. Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga



digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840. Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar – gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa. Proses canai (rolling) dari berkembang pada saat besi tuang semakin banyak digunakan. Batang pada skala industrial sekitar tahun dimulai sekitar 1820 dan diperluas Imenjelang tahun 1870-an.



berbagai profil mulai dan besi tempa telah – batang mulai dicanai 1780. Perencanaan rel sampai pada bentuk –



Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.



c. Proses Pembuatan Baja



Metode untuk pembuatan baja telah berkembang secara signifikan sejak produksi industri dimulai pada akhir abad ke-19. Metode modern masih berdasarkan seperti Proses Bessemer, yaitu, bagaimana yang paling efisien menggunakan oksigen untuk menurunkan kandungan karbon dalam besi. Sekarang, produksi baja berasal dari kedua daur ulang serta bahan baku , bijih besi, batu bara dan batu kapur. Dua proses; pembuatan baja dasar oksigen (BOS) dan tungku busur listrik (EAF) untuk hampir semua produksi baja. Menurut Asosiasi Baja Dunia, pada tahun 2011 produksi baja mentah dunia mencapai rekor tertinggi baru di 1527000000 metrik ton. Dari jumlah ini, sekitar dua pertiga diproduksi menggunakan tanaman BOS, sedangkan fasilitas EAF menyumbang sepertiga sisanya. Negara-negara yang memproduksi baja terbesar pada tahun 2011 adalah China, Jepang, AS, dan India. China saat ini



memasok sekitar 45% dari baja dunia. Produsen baja terbesar di dunia ArcelorMittal termasuk, Baosteel, POSCO dan Nippon Steel. Proses Produksi Produksi baja dapat dibagi menjadi enam langkah:



Modern:



1. Iron making: Pada langkah pertama, mentah input bijih besi, kokas dan kapur yang meleleh dalam blast furnace. Menghasilkan besi cair – juga disebut sebagai ‘logam panas’ – masih mengandung 4-4,5% karbon dan kotoran lainnya yang membuatnya rapuh. 2. Pembuatan baja primer: Metode pembuatan baja primer berbeda antara BOS dan metode EAF. Metode BOS menambahkan baja scrap daur ulang dengan besi cair dalam konverter. Pada suhu tinggi, oksigen ditiupkan melalui logam, yang mengurangi kadar karbon menjadi antara 0-1,5%. Metode EAF, alternatif, pakan daur ulang skrap baja melalui penggunaan daya tinggi busur listrik (suhu sampai 1650 ° C) untuk melelehkan logam dan mengubahnya menjadi baja berkualitas tinggi. 3. Pembuatan baja sekunder: Pembuatan baja sekunder melibatkan mengobati baja cair yang dihasilkan dari kedua BOS dan rute EAF untuk menyesuaikan komposisi baja. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atau menghapus unsurunsur tertentu dan / atau memanipulasi suhu dan produksi environment.Depending pada jenis baja yang dibutuhkan, proses pembuatan baja sekunder berikut dapat digunakan:



pengadukan, tungku sendok, injeksi sendok, degassing dan CAS-OB (Komposisi Penyesuaian dengan Sealed argon menggelegak dengan Oksigen Hembusan) . 4. Continuous Casting: Pada langkah ini, baja cair dilemparkan ke dalam cetakan didinginkan menyebabkan shell baja tipis untuk memperkuat. Shell untai ditarik menggunakan gulungan dipandu dan sepenuhnya didinginkan dan dipadatkan. Untai dipotong menjadi panjang yang diinginkan tergantung pada aplikasi; lembaran untuk produk datar (piring dan jalur), mekar untuk bagian (balok), billet untuk produk lama (kabel) atau strip tipis. 5. Pembentukan primer : Baja yang dilemparkan kemudian dibentuk menjadi berbagai bentuk, sering dengan rolling panas, sebuah proses yang menghilangkan cacat cor dan mencapai bentuk dan kualitas permukaan yang diperlukan. Produk canai panas dibagi menjadi produk datar, produk lama, tabung mulus, dan produk-produk khusus. 6. Manufaktur, Fabrikasi, dan Finishing: Akhirnya, teknik membentuk sekunder memberikan baja bentuk dan sifat akhir. Teknik-teknik ini meliputi: membentuk (misalnya dingin bergulir), mesin (misalnya pengeboran), bergabung (misalnya pengelasan), coating (misalnya galvanizing), perlakuan panas (misalnya tempering), dan pengobatan permukaan (misalnya karburasi) Teknologi pengolahan besi gubal (pig iron) menjadi baja secara murah dan cepat diperkenalkan oleh Henry Bessemer (1856), tetapi sekarang sudah tidak digunakan lagi. William



Siemens tahun 1860 mengembangkan tungku terbuka (open herth furnace), dan sekarang tungku yang banyak digunakan adalah tungku oksigen. Berbagai jenis zat ditambahkan pada pengolahan baja yang berguna sebagai “scavangers” (pengikat pengotor), terutama untuk mengikat oksigen dan nitrogen. Scavangers yang terpenting adalah aluminium, ferosilikon, feromangan, dan ferotitan. Zat tersebut bereaksi dengan nitrogen atau oksigen yang terlarut membentuk oksida yang kemudian terpisah ke dalam terak.



d. Klasifikasi Baja 1.



Menurut komposisi kimianya:



a.



Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;  Baja karbon rendah (low carbon steel) – machine, machinery dan mild steel – 0,05 % – 0,30% C. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya: – 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails. – 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.  Baja karbon menengah (medium carbon steel) – Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. – Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:



– 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles. – 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers. – 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.  Baja karbon tinggi (high carbon steel) – tool steel – Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C Penggunaan – screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills.tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters. b. Baja paduan (alloy steel) Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu: 1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya) 2.



Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah



3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi) Untuk membuat sifat-sifat spesial Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi: 1. 2. 3.



Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 % Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 % High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %



Baja Ringan Baja ringan adalah baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional. Baja ringan memiliki tegangan tarik tinggi (G550). Baja G550 berarti baja memiliki kuat tarik 550 MPa (Mega Pascal). Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550 (Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2) dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570. Untuk melindungi material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan pelindung (coating) secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan lapisan pelindung guna mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah dikembangkan. Jenis coating pada baja ringan yang beredar dipasaran adalah Galvanized, Galvalume, atau sering juga disebut sebagai zincalume dan sebuah produsen mengeluarkan produk baja ringan dengan menambahkan magnesium yang kemudian dikenal dengan ZAM, dikembangkan sejak 1985, menggunakan lapisan pelindung yang terdiri dari: 96% zinc, 6% aluminium, dan 3% magnesium.



e. Sifat sifat baja Baja sebagai bahan konstruksi bangunan mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanis yang dapat mempengaruhi kekutan sebuah konstruksi bangunan. Berikut ini beberapa sifat fisik dan mekanik yang dimiliki oleh baja Sifat fisik baja meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik



Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:



Kekuatan Baja. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar, , dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus Elastisitas/Modulus Young―. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu : - tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis - tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh - tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan maksimum.



Keuletan Baja (ductility) Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.



Kekerasan Baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll



Ketangguhan Baja (toughness) Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik)



f. Jenis Jenis Baja Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :  Baja karbon (Carbon steel)  Baja paduan (Alloy steel) 1. Baja Karbon (carbon steel) Baja karbon dapat terdiri atas :



Baja karbon rendah (low carbon steel) Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin Penggunaannya: • 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails. • 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings 



Baja karbon menengah (medium carbon steel )  Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.  Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:  0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.  0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.  0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C Penggunaan :  screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters 2. Baja Paduan (Alloy steel) Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu: 



Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)



Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah  Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)  Untuk membuat sifat-sifat spesial Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:  Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %  Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %  High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 % Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) &highspeed steel. 



Baja Paduan Khusus (special alloy steel) Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel). 



High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel 



Jenis Lainnya : Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus: 



Baja tahan garam (acid-resisting steel)



      



Baja tahan panas (heat resistant steel) Baja tanpa sisik (non scaling steel) Electric steel Magnetic steel Non magnetic steel Baja tahan pakai (wear resisting steel) Baja tahan karat/korosi



Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:     



Baja karbon konstruksi (carbon structural steel) Baja karbon perkakas (carbon tool steel) Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel) Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel) Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)



g. Harga Baja



3. PLAFON A.



Pengertian Plafon adalah bagian konstruksi yang membatasi antara



rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga rangka atap tidak terekspos. Plafon merupakan bidang atas sebuah ruangan dan tempat menggantungnya lampu.



B.



Fungsi



Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain sehingga ruangan menjadi sejuk dan enak dipandang (artistik). 1) Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan. Tinggi plafon tentu memberi kesan pada sebuah ruangan. Oleh karena itu tinggi plafon disesuaikan dengan fungsi ruangan. Sebagai contoh untuk ruang tamu pada sebuah rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu juga ruang keluarga atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier dan bersahabat. 2) Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).



3) Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap, terutama pada penutup atap dari bahan logam. 4) Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel - kabel listriknya (sparing instalasi).



C.



Jenis



Bahan dasar plafon berasal dari bahan alami maupun buatan. Berikut penjelasannya. 1. Plafon Alami 1. Plafon Bilik



Plafon bilik merupakan plafon tradisional berupa lembaran anyaman dari bambu yang disusun dengan pola tertentu.



Harganya cukup terjangkau karena pembuatannya yang tradisional. Plafon bilik dapat memberi daya tarik seni tersenditi. 2. Plafon Kayu



Plafon Kayu dapat memberi kesan natural. Plafon kayu ada yang berbentuk potongan maupun lembaran. Plafon berbahan tripleks merupakan jenis penutup plafon yang sering dipakai. Ukuran tripleks dipasaran adalah 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya. Rangka plafon dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm. Keunggulan jenis plafon tripleks proses pengerjaannya lebih mudah dan dapat dilakukan oleh tukang kayu sehingga Anda tidak kesulitan dalam pengerjaannya. Material tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah dan bahan yang ringan memudahkan pengguna dalam perbaikan apabila terjadi kerusakan untuk menggantinya.



Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan mudah rusak. 2. Buatan 1. Plafon Eternit atau Asbes



Dalam pasaran ukuran plafon eternit adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x 1.00 m. Cara pemasangan pun sama dengan plafon tripleks. Anda dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm untuk rangka plafon. Keunggulannya selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun mudah sehingga tidak menemui kendala. Bahannya yang ringan memudahkan pengguna untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan. Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak patah atau retak.



3. Plafon Fiber



Saat ini plafon fiber sudah banyak digunakan. Dalam aplikasi untuk plafon rumah menggunakan papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board). Harganya relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai ukuran 60 cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat mengunakan kasau 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 40 mm x 40 mm. Keunggulan plafon GRC tahan terhadap api dan air, lebih kuat, ringan dan luwes. Proses pengerjaanya cukup mudah. Kelemahan sama dengan plafon eternit atau asbes tak tahan benturan. Material GRC di beberapa drah masih jarang di jumpai. 4. Plafon Gypsum Plafon gypsum salah satu jenis plafon yang sudah banyak digunakan pula untuk penutup plafon. Ukuran untuk plafon adalah 122 cm x 244 cm. Untuk rangka seperti GRC Board anda dapat menggunakan kasau maupun besi hollow. Keunggulan, pada saat terpasang plafon gypsum memiliki permukaan yang terlihat tanpa sambungan sehingga banyak diminati masyarakat. Proses pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah diperoleh, diperbaiki serta diganti.



Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air. Tidak semua tukang dapat mengerjakannya, perlu keahlian khusus. 5. Plafon Akustik Plafon akustik solusi bagi Anda yang merencanakan sebuah ruangan yang dapat meredam kebisingan. Karena plafon akustik merupakan plafon yang tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm. Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi. Keunggulan, dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan tertentu banyak dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga mudah untuk perbaikan atau diganti dan proses pengerjaannya cepat. Kelemahan, tidak tahan air dan di daerah tertentu masih jarang dijumpai serta harganya relatif lebih mahal.



D.



Kontruksi Plafon Adapun kontruksi palfon terdiri dari :



1.



Rangka plafon



2.



Penggantung rangka plafon dan stek



3.



Bahan penutup plafon Dan rangka plafon dapat dipasang dng cara menyiapkan :



1.



Rangka kayu (galar 6/12; kaso 5/6; kaso 4/6)



2.



Rangka profil aluminium Penggantung rangka plafon, jika rangka atap dengan kuda kuda kayu dapat menggunakan kaso 5/7. Jika bahan profil aluminium cukup dengan kawat yang dibelitkan atau diskrup pada atap rangka baja. Jika dak beton, dapat memakai stek untuk mengaitkan pada rangka plafonnya yaitu rangka kayu.



E.



Cara Pemasangan



metode kerja pemasangan plafond yang tepat diantaranya sebagai berikut:



peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plafond yaitu:     



Stager sebagai tangga untuk bekerja di ketinggian. Mesin Bor Benang Ukur Water Pass Rambu Ukur



langkah kerja pemasangan plafond sebagai berikut: Membersihkan langit – langit yang akan dipasang plafond. material yang tidak terpakai seperti multriplek bekas bekisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat terlepas dan merusak plafond dibawahnya, selain itu pembersihan lokasi juga dapat mempermudah proses pemasangan plafond.



Memasang penggantung plafond. pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang aman karena plafond harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami kerobohan sehingga membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan, goyangan pada plafond yang seharusnya terpasang diam juga dapat menyebabkan rasa was-was sehingga muncul rasa takut untuk berada didalam ruangan tersebut



Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan material penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara keseluruhan.



Mengukur kedataran tiang penggantung dengan waterpass dan rambu ukur. posisi yang datar diperlukan agar hasil akhir pemasangan plafond rapi tidak bergelombang. Menentukan batas- batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.



Memasang rangka plafond untuk rang kayu. contoh pemasangan rangka plaond yang menggunakan rangka kayu



dapat dilihat pada gambar dibawah



Pemasangan rangka plafond untuk rangka baja. penggunaan baja sebagai rangka plafond dapat dilihat pada gambar ini



Pemasangan triplek plafond yang sudah dipabrikasi sebelumnya.



Mengecek kembali kedataran plafond yang sudah di pasang



syarat pemasangan plafond yang baik adalah:     



Nut plafond rapi Plafond Datar Warna plafond sejenis Plafond tidak bergelombang Penggantung plafond kuat.



BAB 3 ANALISIS BANGUNAN a. PROFIL BANGUNAN Hangar 7 Studio Café, sesuai namanya bentuk bangunan ini sudah terlihat dari luar berbentuk hangar pesawat alias industry pesawat terbang. Jika memasuki bangunan semakin terasa konsep hangar yang di desain. Tak hanya itu, bagian depan bangunan memakai plafon modifikasi dari berbagai ukuran daun jendela menambah kesan unik bangunan. Bertempat di Jalan Teuku Umar no.7 Dago Bandung Hangar menjadi tempat photo studio dan café yang berkesan lewat desainnya



b. Analisis Penggunaan Baja Sesuai dengan penamaan “Hangar” studio dan juga café ini didesain seperti hangar pesawat pada umumnya. Atap yang tinggi, gedung yang luas. Dinding hingga atap menggunakan bahan baja sehingga



keseluruhan terlihat seperti hangar pesawat walaupun ada banyak modifikasi di dalamnya. Terlihat sederhana dan tidak banyak memerlukan biaya. Lokasi yang bernuansa baja ini dipakai untuk studio foto dan juga ruang tunggunya.



c.



Analisis penggunaan kayu



Plafon yang dipergunakan pada bagian depan bangunan bukanlah sembarang kayu melainkan daun jendela. Dengan modifikasi kreatif daun-daun pintu bekas disatukan menjadi plafon tanpa mengurangi fungsi utama plafon. Plafon tetap menjadi pembagi antara ruangan dan atap. Suhu panas karena atap yang terbuat dari seng dapat dinetralisasi oleh plafon.



Secara ekonomi penggunaan plafon dari daun-daun jendela dapat menurunkan tingkat pengeluaran dibanding membeli plafon alami lainnya serta ramah lingkungan. Tak hanya itu nilai seni pun didapat dengan berbagai ukuran daun pintu. Pemilihan warna cat pada setiap daun jendela menghilangkan kesan monoton pada plafon lainnya.



BAB 4 PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/departe men-bangunan-30/1115-yono https://pengairanbireuen.wordpress.com/2011/11/16/kayusebagai-bahan-bangunan/ http://hargabahanbangunan.co/harga-kayu-terbaru.html http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagaibahan-bangunan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Baja http://www.ilmusipil.com/sejarah-baja-dan-baja-ringan http://tatangsma.com/2015/03/proses-pembuatan-baja-danjenis-jenis-baja.html http://www.ilmusipil.com/sifat-fisik-dan-mekanis-baja-bahanbangunan architecturebanten.blogspot.com http://sastranikychoysynyster.blogspot.co.id/2011/06/konstruksi -plafon.html http://aryapersada.com/jenis-jenis-plafon-rumah-keunggulandan-kelemahannya.html http://www.ilmusipil.com/metode-kerja-pemasangan-plafond http://www.lantaikayu.asia/jual-lantai-kayu/jual-lantai-kayuuntuk-pemasangan-tangga.html



http://www.desaingambar.com/jendela-rumah/ http://www.lantaikayu.asia/jual-lantai-kayu/jual-lantai-kayuuntuk-pemasangan-tangga.html http://pinturumahminimalis.com/pintu-kaca-geser.html http://www.pakuya.net/3-jenis-bukaan-pintu-pagar-dankombinasinya/ http://peluangusaha.kontan.co.id/news/memoles-kontainerbekas-jadi-kantor-dan-toilet-1 https://ruparuparumpi.wordpress.com/2009/03/27/soamazingrumah-dari-kontainer-bekas/



PROFIL PENULIS SARAH LUZIANI Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2015 yang lahir di Bandung, 16 Desember 1996. Mengenyam pendidikan SD Darul Hikam Bandung angkatan 2009, SMP di SMPN 44 Bandung angkatan 2012, SMAN 5 Bandung angkatan 2015. Bertempat tinggal di Jalan Cisitu Indah VI no. 143, RT 01/04, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Bandung 40135. TIARA AFWANI ZANNATI Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2015 yang lahir di Bandung, 17 Desember 1996. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Mengenyam



sekolah di SDN Merdeka 5 Bandung angkatan 2009, SMPN 5 Bandung angkatan 2012, dan SMAN 1 Bandung. Saat ini bertempat tinggal di Sari Duta Town House Jalan Sariwangi Asri Raya no. 36 Bandung Barat.