Analisis Puisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Puisi “Salju” Karya: Wing Kardjo Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah “Pengkajian Puisi” Dosen Pengampu: Drs. Adyana Sunanda, M.Pd



Oleh: DINDA NOVIANA A310130021



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN BAHASA DANSASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKATA 2015



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the interpretative dramatization of experience in metrical language) Altenbernd dalam Pradopo (2012:5). Puisi merupakan sebuah ekspresi perasaan dan pengalaman mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan yang dituangkan dalam sebuah bahasa oleh seorang penyair. Teori strukturalisme mengkaji sebuah karya sastra dengan cara menganalisis struktur atau unsur-unsur yang membangun karya sastra, melihat bagaimaa masing-masing unsur dapat berjalan membentuk makna yang utuh. Puisi terdiri dari dua struktur yaitu struktur fisik dan setruktur batin atau dapat juga disebut sebagai struktur luar dan struktur batin. Struktur fisik yaitu sesuatu yang dapat diamati/teramati sedangkan struktur batin adalah makna yang terkandung di balik kata-kata yang disusun sebagai struktur luarnya. Struktur fiksi terdiri dari diksi, citraan, kata kongkret, pigura bahasa, irama dan rima. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Dalam hal ini puisi yang akan di analisis adalah puisi dengan judul Salju karya Wing Kardjo. B. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah analisis metode puisi Salju karya Wing Kardjo? 2. Bagaimanakah analisis hakikat puisi Salju karya Wing Karjo? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah: 1. Mengetahui analisis metode puisi Salju Wing Kardjo. 2. Mengetahui analisis hakikat puisi Salju karya Wing Kardjo.



BAB II PEMBAHASAN A. Puisi



SALJU Ke manakah pergi Mencari matahari Ketika salju turun Pohon kehilangan daun Ke manakah jalan Mencari lindungan Ketika tubuh kuyup Dan pintu tertutup Ke manakah lari Mencari api Ketika bara hati Padam tak berarti Ke manakah pergi Selain mencucui diri Karya: Wing Kardjo



B. Menganalisis Puisi yang berjudul Salju karya Wing Kardjo 1. Salju merupakan kata yang bermakna simbolik 2. Beberapa kemungkinan makna dalam puisi Salju a. Suatu musim ketika salah satu bagian bumi hanya ditebari oleh serpihan es yang dingin b. Akibatnya bumi seolah-olah mati, tumbuhan menjadi gundul, aktivitas menjadi lumpuh, orang-orang malas ke luar rumah, dan bagian bumi seakan-akan tak punya arti (sesuatu yang tak menyenangkan) 3. Dalam puisi ini Salju sendiri mengandung makna sesustu ysng tidak berarti 4. Puisi yang berjudul Salju menggambarkan seseorang yang sedang kebingungan tidak tau kemana harus pergi karena saat itu, sesuatu yang tidak berarti sedang menimpa dirinya. Ia tidak tau jalan untuk mencari perlindungan ketika tubuhnya basah kuyub. Dia ingin berusaha mencari api untuk menghidupkan bara hatinya yang mati, tetapi tidak tau ke mana harus lari. Akhirnya sampailah ia pada satu keputusan yaitu mencuci diri. 5. Symbol-simbol dalam teks puisi untuk membuktikan gambaran makna pada judul puisi: a. Kata-kata yang mengandung symbol yaitu: 1. Matahari: berhubungan dengan kehidupan 2. Salju: sesuatu yang tidak berarti 3. Pohon: merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan, Apakah makhluk yang mampu menyadari ketidakberartian hidup? Makhluk apakah yang secara sadar berusaha mencari kehidupan? Yaitu pohon kehilangan daun (hidupnya tidak berarti). Pohon merupakan simbolisasi dari manusia 6. Analisis perlarik puisi “Salju” Larik 1 sebuah pertanyaan Larik 2 mencari kehidupan Larik 3 ketika hidup sepi tak berarti Larik 4 ketika diriku ((?) hampa tak bermakna Larik 5 =larik 1 Larik 6 mencari perlindungan Larik 7 ketika diriku menderita Larik 8 ketika tidak seorang pun mau menolong



Larik 9 =larik 1,5 Larik 10 mencari petunjuk dan kekuatan hidup Larik 11 ketika semangat hidup Larik 12 padam tak berarti Larik 13 =larik 1,5,9 Larik 14 membersihkan diri 7. Pokok pikiran pada puisi “Salju” Bait 1 : kemanakah aku pergi di saat hidupku hampa tak berarti Bait 2 : kepada siapa aku meminta perlindungan disaat diriku menderita dan tidak seorang pun mau menerima (menolong) diri saya Bait 3 : kemanakah harus mencari petunjuk dan penyemangat hidup disaat semangat hidupku menjadi redup Bait 4 :dalam situasi demikian, maka tidak ada jalan lain selain besimpuh dan bersujud dihadapan Tuhan YME untuk mensucikan diri. Tawakal (berserah diri kepada Tuhan YME). C. Metode Puisi 1. Diksi/diction Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan penyair dengan cermat, teliti, dan seselektif mungkin. Pilihan kata merupakan hal yang esensial dalam struktur puisi karena kata merupakan wahana ekspresi utama (Fananie, 2002:100). Dalam ketepatan pemilihan kata maka sebuah puisi mampu mengungkapkan satu ekspresi yang melahirkan pesan-pesan tertentu tanpa meninggalkan aspek estensinya. Dalam pemilihan kata pada puisi yang berjudul Salju ini penyair memilih kata yang cukup tepat, jelas, indah dan menarik. Dari hal itu terlihat pemilihan kata yang tepat sekali yang digunakan oleh penyair. Pilihan kata (diksi) dalam puisi “Salju” mempunyai efek risau, kebingungan, sedih, dan gelisah yang tampak pada baris ke 1 dan 13 ke manakah pergi, baris ke-5 ke manakah jalan, baris ke-2 mencari matahari, beris ke-6 mencari lindungan, baris ke-9 ke manakah lari, baris ke-12 padam tak berarti, baris ke-10 mencari api.



2. Citraan/imagery/daya bayang Citraan merupakan gambaran angan yang timbul akibat penggunaan diksi yang ketat sehingga anganan pembaca menjadi hidup. Menurut Pradopo (2012:79) citraan digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain. Puisi “Salju” memanfaatkan citraan visual (penglihatan) dan citraan perabaan. Citraan membantu pembaca dalam menghayati makna puisi. Dalam puisi “Salju” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca melalui ungkapan yang tidak langsung. Citraan visual (penglihatan) terlihat pada baris 3 ketika salju turun, baris 4 pohon kehilangan daun, baris 8 dan pintu tertutup. Citraan pperabaan terlihat pada baris ke 7 ketika tubuh kuyup. 3. The concrete word/kata kongkret Kata kongkret ialah kata-kata yang secara denotative sama, tetapi secara konotatif berbeda menurut kondisi dan situasi pemakaiannya. Menurut Siswanto (2008:119) kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh indra. Pada puisi ini ditemukan diksi yang berupa kata kongkret yang dapat membangkitkan citraan seperti kata tubuh, penyair lebih memilih kata tubuh dibandingkan dengan kata badan karena tubuh lebih tepat digunakan dalam isi puisi tersebut. Kata-kata kongkret tersebut jelas menunjukkan sikap tindakan baik dari seseorang



yang



merasakannya



maupun



pengarang.



Kata-kata



kongkret



yang



menggambarkan unsur-unsur puisi secara tepat dengan tujuan pengarang agar pembaca dapat merasakan keadaannya. 4. Figurative language/pigura bahasa Maksud dari Pigura bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi kerena perasaan yang tumbuh dalam hati penulis



5. Rhythm and rime/irama dari rima Irama dari irama maksudnya yaitu tinggi-rendah, panjang pendek, cepat lambat suara. Rima adalah persamaan bunyi pada akhir larik D. Hakikat Puisi 1. Sense/tema atau arti Pokok persoalan yang hendak disampaikan 2. Feeling/rasa Sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terdapat dalam puisinya 3. Tone/nada Sikap penyair terhadap pembaca karya puisinya 4. Intention/tujuan atau amanat Sesuatu yang hendak disampaikan penyair kepada masyarakat lewat puisi



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Salju merupakan kata yang bermakna simbolik. Puisi yang berjudul “Salju” menggambarkan seseorang yang sedang kebingungan. Pada larik 1 merupakan sebuah pertanyaan, larik 2 mencari kehidupan, larik 3 ketika hidup sepi tak berarti, larik 4 ketika diriku ((?) hampa tak bermakna, larik 5 =larik 1, larik 6 mencari perlindungan, larik 7 ketika diriku menderita, larik 8 ketika tidak seorang pun mau menolong, larik 9 =larik 1,5, larik 10 mencari petunjuk dan kekuatan hidup, larik 11 ketika semangat hidup, larik 12 padam tak berarti, larik 13 =larik 1,5,9, dan larik yang ke 14 membersihkan diri. Metode puisi terdiri dari diksi, citraan, kata kongkret pigura bahasa dan irama dan rima.



DAFTAR PUSTAKA Pradopo, Rachmat Djoko.2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Bandung: Grasindo Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press