5 0 770 KB
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR CANOPY ENTRANCE PROYEK GRESIK ICON APARTMENT GRESIK, JAWA TIMUR
PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG Wika Tower 1 8th-10th floor, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta Timur 13340 Phone : (021) 8590 9003 (021) 8590 8862. Fax : (021) 8590 4146 Email : [email protected]
Disetujui Oleh :
Dr. Ir. Hari Nugraha Nurjaman, M.T. No. SKA : 1.2.201.1.1.1.057.09.10096783
Adi Irmawanto, S.T., M.MT. No. SKA : 1.2.201.1.025.09.1149436
ANALISIS STRUKTUR CANOPY ENTRANCE PROYEK GRESIK ICON APARTMENT 1.
Pemodelan Pemodelan yang dilakukan sesuai dengan gambar shop drawing pada proyek Gresik Icon Apartment. Struktur baja yang direncakan menumpu pada balok beton 50*30 baik pada struktur baja WF maupun pada pipa strand. 1.1 Bahan Struktur yang dipakai pada canopy entrance yaitu, profil baja WF 200*100, hollow 100*100, pipa strand diameter 3”. Selain itu untuk bagian pekerjaan arsitekturnya menggunakan kaca tempered dengan tebal 5mm, ACP dan plafond gypsum pada bagian bawah dari canopy. 1.2 Join Asumsi join yang digunakan pada analisis ini berupa sendi jepit dan sendi. Sendi jepit digunakan pada area pertemuan kolom sedangkan sendi digunakan pada pertemuan pipa strand dengan balok 50*30. Berikut merupakan pemodelan 3D dari canopy entrance.
Gambar 1.1 Tampak Samping Canopy Entrance
Gambar 1.2 Tampak Depan Canopy Entrance
Gambar 1.3 Tampak Samping Canopy Entrance (Extrude)
Gambar 1.4 Tampak Depan Canopy Entrance (Extrude) 2.
Define Material Adapun material yang didefine ini nantinya akan diinput otomatis pada beban mati sehingga analisis yang dilakukan pada SAP2000 akan mendekati valid hasilnya. Satuan yang digunakan adalah Kgf,m,C pada analisis ini. Adapun material yang didefine adalah sebagai berikut. 2.1 Baja Spesifikasi baja yang diinput dalam define material adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Berat jenis baja Modulus elastisitas baja Fy Fu Fye Fue
: 7850 Kg/m³ : 2,039*10¹º Kg/m² : 24.473.200 Kg/m² : 37.729.500 Kg/m² : 26.920.520 Kg/m² : 41.502.450 Kg/m²
Material baja yang diinput pada SAP2000 ditunjukkan pada gambar 2.1 sebagai berikut.
Gambar 2.1 Define Material Baja
2.2 Beton Beton yang digunakan pada analisis ini sesuai dengan keadaan lapangan yaitu beton dengan mutu 41,5 Mpa pada kolom dan beton dengan mutu 30 Mpa pada balok. Spesifikasi beton yang digunakan adalah sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5.
Berat jenis beton Modulus elastisitas beton F’c Modulus elastisitas beton F’c
: 2400 Kg/m³ : 2,625*109 Kg/m² (mutu 30 Mpa) : 3059150 Kg/m² (mutu 30 Mpa) : 3,087*109 Kg/m² (mutu 41,5 Mpa) : 4231822 Kg/m² (mutu 41,5 Mpa)
Material baja yang diinput pada SAP2000 ditunjukkan pada gambar 2.2 dan 2.3 sebagai berikut.
Gambar 2.2 Define Material Beton (mutu 30 Mpa)
Gambar 2.3 Define Material Beton (mutu 41,5 Mpa)
3.
Define Section Properties Pada define section properties ini tiap batang akan diinput material yang sesuai dengan lapangan atau sesuai dengan shop drawing. Adapun material yang diinput pada tiap batang yaitu, baja profil WF 200*100, hollow 100*100, pipa strand diameter 3”, beton 60*60 dan beton 50*30 3.1 Baja Profil WF 200*100 Spesifikasinya adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4.
Tinggi web Panjang flange Tebal web Tebal flange
: 0,2 m : 0,1 m : 0,0055 m : 0,008 m
Spesifikasi baja profil WF 200*100 ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut.
Gambar 3.1 Spesifikasi Baja Profil WF 200*100 3.2 Hollow 100*100 Spesifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Panjang 2. Lebar 3. Tebal
: 0,1 m : 0,1 m : 0,0032 m
Spesifikasi hollow 100*100 ditunjukkan pada gambar 3.2 sebagai berikut.
Gambar 3.2 Spesifikasi Hollow 100*100 3.3 Pipa strand 3” Spesifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Diameter 2. Tebal
: 0,0762 m : 0,00549 m
Spesifikasi pipa strand 3” ditunjukkan pada gambar 3.3 sebagai berikut.
Gambar 3.3 Spesifikasi Pipa Strand 3”
3.4 Beton 0,5*0,3 Spesifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Panjang 2. Tinggi
: 0,3 m : 0,5 m
Spesifikasi beton 0,5*0,3 ditunjukkan pada gambar 3.4 sebagai berikut.
Gambar 3.4 Spesifikasi Beton 0,5*0,3 3.5 Beton 0,6*0,6 Spesifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Panjang 2. Lebar
: 0,6 m : 0,6 m
Spesifikasi beton 0,6*0,6 ditunjukkan pada gambar 3.5 sebagai berikut.
Gambar 3.5 Spesifikasi Beton 0,6*0,6 4.
Pembebanan Pembebanan yang dilakukan pada analisis ini berdasarkan asumsi engineering dengan mengasumsikan beban-beban yang terdapat pada struktur canopy ini baik dari beban struktur, beban pekerjaan arsitek maupun sampai beban angin yang merupakan faktor eksternal dari canopy tersebut. 4.1 Load Patterns Pada load patterns ini dimasukkan beban yang akan membebani canopy tersebut. Bebanbeban itu terdiri dari beban mati, beban hidup dan beban angin. Faktor berat sendiri untuk beban mati diasumsikan 1 sedangkan untuk beban hidup dan beban angin diasumsikan 0. Ini dikarenakan beban mati (struktur) akan dikonversi langsung secara otomatis menjadi beban. Sedangkan untuk beban hidup dan beban angin akan dilakukan perhitungan manual dengan menginput beban setelah dilakukan perhitungan manual tersebut. Load patterns pada analisis ini akan ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Load Patterns
4.2 Load Combinations Load combinations ini merupakan asumsi engineering terhadap beban-beban yang bekerja pada canopy tersebut. Pada analisis ini terdapat 4 load combinations yaitu sebagai berikut 1. 1,4 DL 2. 1,2 DL + 1,6 LL 3. 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8Wka 4. 1,2 DL + 0,5 LL – 0,8 Wki Adapun perhitungan untuk mendapatkan beban-beban tersebut adalah sebagai berikut. 1. Beban mati (DL) Beban mati yang terdapat pada canopy tersebut antara lain, kaca tempered, ACP dan gypsum. Untuk struktur sendiri tidak dimasukkan lagi karna sudah terinput langsung pada load patterns sebelumnya a. Kaca tempered Kaca tempered memiliki berat 12,9 Kg/m². Design dan pelaksanaannya akan dipasang sebesar 1/3 dari luasan canopy tersebut. b. Alumunium composit panel (ACP) ACP ini memiliki berat 5,4 Kg/m². Pemasangannya diatas canopy diluar dari bagian yang terpasang kaca. c. Gypsum Gypsum memiliki berat 5,5 Kg/m². Pemasangannya direncakan dibawah struktur canopy. Dalam menginput beban mati diasumsikan pada kondisi ekstrim yaitu dengan memasang full bagian atas canopy dengan kaca double sedangkan bagian bawahnya dipasang gypsum secara full. Beban mati (DL) sebesar 31,3 Kg/m² akan diinput sebagai beban area. Sehingga didapatkan perhitungan input beban matinya sebagai berikut. Beban mati (DL)
2.
3.
: Berat kaca tempered 2 lapis + berat gypsum : (12,9 Kg/m²*2) + 5,5 Kg/m² : 31,3 Kg/m²
Beban hidup (LL) Beban hidup diasumsikan sebesar 100 Kg/ m² dengan kondisi ekstrim pada tiap area diinput beban sebesar 100 Kg/ m². Beban angin kanan (Wka) Beban angin ini diasumsikan akan mengenai join-join terluar dari canopy tersebut. Beban angin kanan pun diasumsikan sebagai angin hisap yang keluar dari canopy. Perhitungannya adalah sebagai berikut dengan mengambil satu sample join. Beban angin kanan (Wka) : 0,4 * Beban angin * jarak gording : 0,4 * 25 Kg/m² * 0,5 : 5 Kg/m
4.
Beban angin kiri (Wki) Beban angin ini diasumsikan akan mengenai join-join terluar dari canopy tersebut. Beban angin kiri pun diasumsikan sebagai angin tekan yang masuk ke canopy. Perhitungannya adalah sebagai berikut dengan mengambil satu sample join. Beban angin kiri (Wki)
: 0,2 * Beban angin * jarak gording : 0,2 * 25 Kg/m² * 0,5 : 2,5 Kg/m
Beban mati dan hidup yang diinput akan ditunjukkan pada gambar 4.2, beban angin kanan pada gambar 4.3 dan beban angin kiri akan ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.2 Beban Mati dan Beban Hidup pada Pelat
Gambar 4.3 Beban Angin Kanan
Gambar 4.3 Beban Angin Kiri
5.
Checking Kekuatan Batang Setelah input beban, tahapan terakhir adalah dengan melakukan pengecekan terhadap tiap tiap batang yang telah diasumsikan menerima beban. Aman atau tidaknya batang-batang ini dalam menahan beban yang telah dikombinasikan akan terlihat pada warnanya. Batang yang tidak aman akan berwarna merah sehingga diperlukan redimensi agar dapat menahan beban yang direncanakan. 5.1 Checking Batang Baja Checking batang baja ditunjukkan pada gambar 5.1 sampai dengan gambar 5.2.
Gambar 5.1 Checking Batang Baja pada Sumbu XY
Gambar 5.2 Checking Batang Baja pada 3D Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa batang-batang baja aman terhadap beban. Tidak ada batang berwarna merah. Ini mengindikasikan bahwa desain yang direncanakan tidak perlu diredesain karena batang-batang tersebut sudah aman dalam memikul beban.
5.2 Checking Batang Beton Checking batang beton ditunjukkan pada gambar 5.3 berikut ini.
Gambar 5.3 Checking Batang Beton pada 3D Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa batang-batang beton aman terhadap beban. Tidak ada batang berwarna merah. Ini mengindikasikan bahwa desain yang direncanakan tidak perlu diredesain karena batang-batang tersebut sudah aman dalam memikul beban. Baik kolom maupun balok yang langsung menerima beban mampu memikul beban struktur baja yang nantinya akan dipasang pada balok tersebut.
6.
Perhitungan Angkur Pada proyek Gresik Icon Apartment ini direncanakan menggunakan angkur dengan diameter D19 dengan asumsi spesifikasi angkur A307 dengan fu sebesar 60 Mpa. Pada perhitungan angkur ini ada aspek yang dijadikan parameter dalam kekuatan angkur. Aspek tersebut antara lain, gaya tarik/tekan, gaya geser, gaya tumpu dan kontrol panjang angkur. 6.1 Gaya Tarik/Tekan pada Angkur Gaya tarik/tekan pada angkur dapat dilihat pada tabel 6.1 dan 6.2 sebagai berikut. Sedangkan untuk penjelasan notasi nya dapat dilihat pada tabel 6.3.
Tabel 6.1 Gaya Tarik/Tekan pada Agkur (Join Balok Beton dengan WF 200*100) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Pu (kg) ec (m) et (m) ‐583,01 0,025 0,082 ‐1793,02 0,025 0,082 ‐1464,84 0,025 0,082 ‐1473,68 0,025 0,082 ‐1796,33 0,025 0,082 ‐583,01 0,025 0,082
Ab (m2) 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283
øt 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
Pt (kg) ‐177,747 ‐546,652 ‐446,598 ‐449,293 ‐547,662 ‐177,747
Tu1 (kg) ‐44,4367 ‐136,663 ‐111,649 ‐112,323 ‐136,915 ‐44,4367
Tn (kg) 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376
øt*Tn (kg) 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383
Keterangan Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN
Tabel 6.2 Gaya Tarik/Tekan pada Agkur (Join Balok Beton dengan Pipa 3”) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Pu (kg) ec (m) et (m) 2892,3 0,025 0,082 8493,36 0,025 0,082 10584,35 0,025 0,082 10716,01 0,025 0,082 8506,97 0,025 0,082 2889,17 0,025 0,082
Ab (m2) 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283
øt 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
Pt (kg) 881,7988 2589,439 3226,936 3267,076 2593,588 880,8445
Tu1 (kg) 220,4497 647,3598 806,734 816,7691 648,3971 220,2111
Tn (kg) 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376 1300,376
øt*Tn (kg) 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383 1170,3383
Keterangan Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN Tu1≤øt*Tn AMAN
Tabel 6.3 Penjelasan Notasi Pada Perhitungan Gaya Tarik/Tekan Notasi Pu Pt Tu1 Ab øt Tn øt*Tn ec et
Penjelasan Gaya tarik/tekan pada batang Gaya tarik/tekan pada angkur Gaya yang bekerja pada angkur yang tertarik/tertekan Luas penampang angkur Faktor reduksi Tahanan tarik/tekan nominal angkur Tahanan tarik/tekan angkur Jarak as baut ke tepi baseplate Jarak horizontal antar baut
Satuan kg kg kg m2 konstanta kg kg m m
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan gaya tarik/tekan pada angkur aman terhadap tahanan tarik/tekan angkur. Gaya tarik/tekan yang bekerja pada angkur nilainya harus lebih kecil dibandingkan dengan tahanan tarik/tekan angkur. 6.2 Gaya Geser pada Angkur Gaya geser pada angkur dapat dilihat pada tabel 6.4 dan 6.5 sebagai berikut. Sedangkan untuk penjelasan notasi nya dapat dilihat pada tabel 6.6.
Tabel 6.4 Gaya Geser pada Agkur (Join Balok Beton dengan WF 200*100) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Vu (kg) ‐479,9 ‐1607,91 ‐1680,38 ‐1556,7 ‐1585,56 ‐486,07
Ab (m2) 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283
r1
m 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
1 1 1 1 1 1
øf 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Vu1 (kg) ‐119,975 ‐401,978 ‐420,095 ‐389,175 ‐396,39 ‐121,518
Keterangan Vn (kg) øf*Vn (kg) 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN
Tabel 6.5 Gaya Geser pada Agkur (Join Balok Beton dengan Pipa 3”) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Vu (kg) ‐45,33 ‐37,5 ‐36,76 ‐37,73 ‐37,7 ‐45,27
Ab (m2) 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283 0,000283
r1
m 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
1 1 1 1 1 1
Keterangan øf Vu1 (kg) Vn (kg) øf*Vn (kg) 0,75 ‐11,3325 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 0,75 ‐9,375 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 0,75 ‐9,19 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 0,75 ‐9,4325 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 0,75 ‐9,425 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN 0,75 ‐11,3175 693,5338 520,1503 Vu1≤øf*Vn AMAN
Tabel 6.6 Penjelasan Notasi Pada Perhitungan Gaya Geser Notasi Vu Ab r1 m øf Vu1 Vn øf*Vn
Penjelasan Gaya geser pada batang Luas penampang angkur Faktor pengaruh ulir pada bidang geser Jumlah penampang geser Faktor reduksi Gaya geser pada angkur Tahanan geser nominal Tahanan geser angkur
Satuan kg m2 konstanta konstanta konstanta kg kg kg
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan gaya geser pada angkur aman terhadap tahanan geser angkur. Gaya geser yang bekerja pada angkur nilainya harus lebih kecil dibandingkan dengan tahanan geser angkur. 6.3 Gaya Tumpu pada Angkur Gaya tumpu pada angkur dapat dilihat pada tabel 6.7 dan 6.8 sebagai berikut. Sedangkan untuk penjelasan notasi nya dapat dilihat pada tabel 6.9.
Tabel 6.7 Gaya Tumpu pada Agkur (Join Balok Beton dengan WF 200*100) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Ru (kg) ‐479,9 ‐1607,91 ‐1680,38 ‐1556,7 ‐1585,56 ‐486,07
d (m) 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019
t (m) 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012
øf 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Ru1 (kg) ‐119,975 ‐401,978 ‐420,095 ‐389,175 ‐396,39 ‐121,518
Rn (kg) 3347,934 3347,934 3347,934 3347,934 3347,934 3347,934
øf*Rn (kg) 2510,9503 2510,9503 2510,9503 2510,9503 2510,9503 2510,9503
Keterangan Ru1≤øf*Rn AMAN Ru1≤øf*Rn AMAN Ru1≤øf*Rn AMAN Ru1≤øf*Rn AMAN Ru1≤øf*Rn AMAN Ru1≤øf*Rn AMAN
Tabel 6.8 Gaya Tumpu pada Agkur (Join Balok Beton dengan Pipa 3”) As T11‐T12 T12 T13 T14 T15 T15‐T16
Ru (kg) ‐45,33 ‐37,5 ‐36,76 ‐37,73 ‐37,7 ‐45,27
d (m) 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019
t (m) 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012
Keterangan øf Ru1 (kg) Rn (kg) øf*Rn (kg) 0,75 ‐11,3325 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN 0,75 ‐9,375 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN 0,75 ‐9,19 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN 0,75 ‐9,4325 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN 0,75 ‐9,425 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN 0,75 ‐11,3175 3347,934 2510,9503 Ru1≤øf*Rn AMAN
Tabel 6.9 Penjelasan Notasi Pada Perhitungan Gaya Tumpu Notasi Ru d t øf Ru1 Rn øf*Rn
Penjelasan Gaya tumpu pada batang Diameter Tebal baseplate Faktor reduksi Gaya tumpu pada angkur Tahanan tumpu nominal Tahanan tumpu angkur
Satuan kg m m konstanta kg kg kg
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan gaya tumpu pada angkur aman terhadap tahanan tumpu angkur. Gaya tumpu yang bekerja pada angkur nilainya harus lebih kecil dibandingkan dengan tahanan tumpu angkur. 6.4 Kontrol Panjang Angkur Kontrol panjang angkur dapat dilihat pada tabel 6.10 sebagai berikut. Sedangkan untuk penjelasan notasi nya dapat dilihat pada tabel 6.11. Tabel 6.10 Kontrol Panjang Angkur La (mm) f'c (Mpa) fy (Mpa) d (mm) Lmin (mm) 97 30 42 19 36,4235501
Keterangan Lmin≤La AMAN
Tabel 6.11 Penjelasan Notasi Pada Perhitungan Kontrol Panjang Angkur Notasi La f'c fy d Lmin
Penjelasan Panjang angkur tanam yang digunakan Mutu balok beton Tegangan leleh angkur Diameter angkur Panjang angkur minimum yang ditanam
Satuan mm mm Mpa mm mm
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan kontrol panjang angkur aman terhadap panjang angkur minimum yang disyaratkan. Angkur yang direncanakan di lapangan sebesar 97 mm sementara angkur minimum yang disyaratkan sebesar 36,4 mm. Tentu pelaksanaan di lapangan pun sudah cukup aman dari desain yang telah direncanakan. Dari keempat aspek tersebut dapat terpenuhi sehingga untuk perencanaan angkur dengan diameter D19 dengan jumlah 4 tiap baseplatenya akan tetap digunakan. Selain itu semua hal yang ditinjau dalam analisis pada pekerjaan canopy ini terbukti aman. Sehingga desain dan pelaksanaan pekerjaan canopy entrance ini akan tetap dilanjutkan berdasarkan gambar yang telah direncanakan dan dibuat oleh PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung.