Analisis Theater [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Kelas



: Azria Aini Azhari : XI MIPA 4 Analisis Pementasan Teater “Pada Suatu Hari”



1.        Deskripsi umum mengenai pertunjukan teater Pertunjukan Drama Realis dengan Naskah berjudul "Pada Suatu Hari" karya Arifin C.Noer. Yang Ditampilkan Pada tanggal 16 Oktober 2016 di Gedung Pertemuan Rakyat Siliwangi Penggarap Teater Langka Cicalengka        Sutradara : Didit Irfani Pimpinan Produksi : Risa Imelda Stage Manager : Bagja Setiawan Penata Musik : Ramdan Pratama Artistik : Bima, Wahyu Link video : https://www.youtube.com/watch?v=NLmuQ20ZHKI 2.        Analisis Tata Pentas Tata panggung adalah pengaturan panggung atau arena untuk bermain teater. Dalam pementasan teater ini dekorasi panggung sejenis pentas konvensional (prosenium) yang ditampilkan seperti dekorasi sebuah rumah lama yang dikatakan unik dengan nuansa barangbarang tempo dulu. Tata panggung g digunakan dalam pementasan drama ini cukup sederhana namun dapat memberikan gambaran yang kuat bagi penonton tentang sebuah ruangan di dalam rumah lama yang sederhana yang ditempati oleh sepasang suami istri paruh baya. 3.        Analisis Tata Musik Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana pemain dan mengiringi pergantian abak dan adegan. Dan Tata Suara adalah pengaturan keluar suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti aktor, efek suasana, dan musik. Dalam pementasan teater yang berjudul “pada suatu hari” ini tata musik yang ditampilkan cukup sederhana karena hanya menampilkan musik di beberapa adegan tertentu dan dengan musik yang tidak terlalu mencolok. Namun dengan adanya nya musik tersebut lebih memunculkan suasana yang diharapkan.  Begitupula dengan tata suarannya. Saya lebih menyukai dalam penataan tata suara karena suara aktor terdengar sangat jelas, dan tidak terdengar bunyi bunyi penganggu yang timbul kaena faktor lain, seperti gema ruangan, penonton, dan lain lain Secara umum bagian Tata musik sudahlah sangant bagus. 4.      Analisis Tata Lampu Tata lampu pada pementasan teater berfungsi sebagai pembangun suasana. Tata lampu yang digunakan dalam pementasan teater ini sangatlah sederhana.Tata lampu yang digunakan dari awal hingga akhir pementasan teater sama dan tidak ada perubahan. Mungkin bisa



di lihat perubahan pada awal teater ( gelap – terang) dan saat akhir teater (terang –gelap).Tata lampu yang digunakan disini adalah lampu dengan warna kuning gelap yang mewakili pada rumah-rumah orang zaman dulu.Meskipun tata lampunya sederhana dan tidak terdapat variasi pada tata lampu tersebut namun tata lampu ini cukup berhasil menggambarkam suasana hening dalam suatu rumah yang dihuni oleh kakek dan nenek. Dan dalam pertunjukan teater ini menerapkan 2 fungsi penataan cahaya, yaitu : 1.      Cahaya sebagai penerang ( general illumination), maksudnya mempunyai tujuan sebagai penerangan suatu tempat atau ruangan dalam panggung agar tidak terkesan gelap. 2.      Cahaya sebagai penyinar ( specific illumination), mengandung maksud dan tujuan yang lebih kompleks yaitu menerangi bagian bagian tertentu, khususnya fokus pada pemain. 5.        Analisis Tata Rias Tata rias memiliki peran penting dalam pementasan teater. Tata rias dapat mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Khusunya Make up lakon kakek dan lakon nenek dalam pementasan drama ini cukup baik. Make up tersebut sangat mewakili gambaran seorang pria dan wanita tua.Selain make up, rambut serta efek warna rambut yang cenderung keputihan pun diperhatikan dengan baik dalam drama ,sehingga efek tua dapat dimunculkan meskipun kedua pemeran kakek dan nenek ini merupakan pria dan wanita yang masih muda.Make up yang digunakan pun cukup terbantu dengan adanya penggunaan tata lampu yang  serasi pula. Dan untuk busana yang di kenanakan sudahlah sangat sesuai. Begitupula untuk tata rias dan busana bagi para tokoh lainnya juga sudah sangatlah bagus. 6.      Tema Tema pada cerpen ini adalah tentang kekeluargaan. Bagaimana kisah sebuah keluarga yang saling membantu satu sama lain, dan pasangan nenek dan kakek yang tetap romantis sekalipun banyak kaktus yang menghampiri pernikahan mereka. 7.        Alur Alur yang disajikan pada cerpen Pada Suatu Hari ini bersifat maju. Karena, terlihat di awal cerita yang menceritakan nenek dan kakek ketika masih muda, lalu menikah, mempunyai anak, lalu tua. Hingga akhirnya menceritakan masalah yang ada dalam keluarga mereka sampai datang masalah baru dengan anaknya Novia. 8.        Latar/setting Tempat          : Latar tempat yang digunakan pada cerita pendek tersebut adalah bertempat di sebuah ruang tamu rumah Waktu           : Sedangkan, latar waktu tidak begitu tampak sehingga saya tidak begitu tahu latar waktu yang dipakai. Tapi menurut pemikiran saya waktu yang dipakai adalah pada siang hari pada hari libur. Suasana         : Terdapat suasana keceriaan dan kebahagiaan ketika nenek dan kakek sedang bercengkrama di ruang tamu rumahnya pada awal cerita. Kemudian suasana itu seketika menjadi berubah pada saat Nyonya Wenas hadir di rumah mereka, suasana menjadi



sangat dingin terlihat beberapa kekesalan pada diri nenek, sehingga membuat nenek ingin bercerai dari kakek.



9.        Tokoh Dan Karakter            Nenek             : pencemburu, penyindir, penasehat, romantis dan keras kepala. Bukti : ·         “Sayang, kenapa kau berfikir kesana? Itu sangat tidak baik, lagi tidak ada gunanya. Sayang , berhenti kau berfikir tentang hal itu.” ·         “Selalu kau begitu. Selalu kau tak pernah ambil pusing setiap kali saya sakit.” ·         “Kau sudah terlalu pintar berciuman ketika pertama kali kau mencium saya.” ·         “Saya kira tidak begitu. Tua adalah konsekwensi dari kesadaran kita.” ·         “Bukan fantastis. Tapi memang dia tokoh fantasi kau bahkan sampai saat kau tua (Menangis) Sengaja kau suruh Joni menyiapkan segera minuman kesukaannya begitu dia datang.” ·         “Saya akan terus menangis. Biar geledek menyambar saya tetap menangis.”            Kakek             : jujur, penasehat, dan romantis Bukti : ·        “Saya memang pintar berkhayal. Setiap kali saya menonton saya selalu mengkhayalkan adegan ciuman secara amat terperinci.” ·         “Kausendiri yang menyuruh agar saya berlaku pura-pura tidak kenal kepada nyonya itu.” ·         “Katakan bidadariku apa yang……..”            Janda, NyonyaWenas           : Penyindir dan penggoda Bukti : ·         “Ya, saya dan anjing saya sakit. Setiap kali saya sakit anjing saya juga ikut sakit. Saya agak senang karena sekarang saya agak sembuh, tetapi Bison agak parah sakitnya.” ·         “Terima kasih (Sambil pergi) Bisonku.”            Novia              : pencemburu, berburuk sangka dan keras kepala Bukti: ·         “Saya yakin dia hanya pura-pura sakit.” ·         “Ibu, saya cemburu.” ·         “Tapi, Nita, kau sendiri bisa menimbang bagaimana sakitnya perasaan saya    melihat tingkah Vita terhadap pasiennya yang pura-pura sakit itu.?”            Nita                 : penasehat Bukti : ·         “Novia, apakah kau tidak pernah memperhatikan baik-baik betapa jernih mata anak-anakmu yang lucu itu. Meli dan Feri.”



·         “Betul-betul kau diliputi kemarahan saja. Cobalah berfikir dengan tenang. Sebegitu banyak sudah kata yang kau ucapkan tapi tidak sepatahpun kata yang dapat menjelaskan kenapa kau minta cerai dari suamimu. Kalau kau mau jujur sebenarnya kau hanya digerakkan oleh prasngkaprasangkamu sendiri saja. Coba. Kalau kau bisa cemburu oleh Icih kenapa oleh puluhan perempuan-perempuan lain atau bahkan gadis-gadis yang juga berobat kepada suamimu?”



           Pesuruh          : amanat, jujur dan lalai Bukti : ·         “Tuan besar sering menceritakan perihal nyonya kepada saya. Dan ketika saya tahu   segera saya buatkan minuman itu. Selamat minum nyonya.” ·         “Terus terang sudah dua kali, nyonya.” ·         “Ayo lita nonton ikan.” Joni dan Meli dan Feri masuk ke dalam.            Arba, Sopir    : amanat dan jujur Bukti : ·           muncul Sopir Arba membawa beberapa koper dan tas meletakkan



di



sana,



tidak



lama



kemudian muncul Novia dengan anak-anaknya, Melidan Feri. ·         “Papanya sendiri yang menculik, kira-kira seperempat jam yang lalu tuan dokter tadi menemui saya dan diam-diam mengajak Meli dan Feri pulang.”            Meli                Feri                Vita            Icih      10.         Amanat Drama yang diciptakan Arifin ini sangat mempunyai pesan moral yang tinggi, menyikapi banyaknya sebuah kata perceraian yang terjadi dewasa ini yang  didasari oleh perasaan cemburu. Sebagai manusia tentu bersinggungan dengan orang jelas terjadi, namun bagaimana kita menyikapi akan itu, yang tentunya tidak perlu kita rasakan dan meragukan pada orang-orang yang kita sayangi. Pikirkan lah dalam segalah hal yang akan terjadi jika sebuah perceraian terjadi, terlebih jika dalam rumah tangga itu telah memiliki  anak yang tidak tahu pasti tentang masalah yang dialami kedua orang tuanya. Beban psikis tentunya akan benar –benar dirasakan oleh anak walau secara fisik mereka tidak memperlihatkan itu semua. Dan perlu di ingat bahwa jangan pernah mengambil keputusan saat kita sedang dikuasai amarah karena itu adalah sebuah tindakan yang tidak tepat saat memilih jalan.