Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak Di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS USAHA CIRENG IKAN TENGGIRI (CIKANG) BUMBU RUJAK DI DESA PESISIR KECAMATAN BESUKI KABUPATEN SITUBONDO



PROPOSAL TUGAS AKHIR



oleh Annisa Salsabila Priambudi NIM D31200345



PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2022



HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL



1. Judul



: Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo



2. Identitas Pelaksana a. Nama b. Nim c. Jurusan



: Annisa Salsabila Priyambudi : D31200345 : Manajemen Agribisnis/Manajemen Agribisnis : Jalan Mawar Rt 002 Rw 001 Situbondo



d. Alamat 3. Lokasi



: Kelurahan Besuki Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo



4. Identitas Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap & Gelar b. NIP c. Jurusan/Program Studi



: Taufik Hidayat, SE, M.Si : 197409022005011001 : Manajemen Agribisnis



5. Lama Kegiatan



: Empat (4) bulan



Jember, 5 Juni 2022 Mengetahui, Dosen Pembimbing



Pelaksana,



Taufik Hidayat, SE, M.Si NIP.197409022005011001



Annisa Salsabila P. NIM. D31200345



Mengetahui: Ketua Program Studi Manajemen Agribisnis



Linda Ekadewi Widyatami, SP., MP NIP.198403082015042002



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Bangsa



indonesia



merupakan



bangsa



yang



kaya



akan



keanekaragamanmakanan kulinernya. Pada setiap daerah memiliki ciri khasnya masing masingseperti minuman dan juga makanannya. Seperti contoh di Jawa Barat, diwilayah inimemiliki berbagai jenis makanan khas yang cukup banyak dikenal atau bahkansudah tidak asing oleh kita salah satunya cireng. Cireng merupakan singkatandari aci goreng, bahasa Sunda untuk tepung kanji goreng. Cireng adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasirasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an. Bahan makanan ini antara lainterdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih , daun bawang dan minyak goreng. Dalam



pembuatan



cireng, komposisi



bahan



yang digunakan dapat



mempengaruhi tekstur dan rasa cireng yang dihasilkan. Jenis tepung dan perbedaan jenis



larutan yang



digunakan



dapat



mempengaruhi aroma,



tekstur, warna dan rasa dari cireng yang dihasilkan. Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada mencakup ikan, daging ayam, sapi, sosis, baso,hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi tidak hanya secara rasa namun bentuk, contohnya adalah cireng ikan . Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa makanan cireng inisangat bisa dterima oleh para konsumen dari semua kalangan , sebab harga dari cireng ini tergolong murah, ditunjukkan banyaknya penjual cireng khususnya ditempattempat berkumpulnya anak-anak dan remaja. Perlu adanya bentuk olahan lanjutan ikan tenggiri agar potensi kandungan gizinya dapat diserap masyarakat dengan harga yang terjangkau. Salah satu



alternatif pengolahan lanjut adalah pembuatan cireng ikan tenggiri. Cireng ikan tenggiri yaitu makanan ringan yang berbahan dasar tepung tapioka, dicampur ikan tenggiri



yang sudah dihaluskan serta



bumbu-bumbu



yang telah



dihaluskan diberi tambahan sari pandan mentawai agar bau amis ikan dapat diminimalisir. Berdasarkan uraian latar belakang diatasmakausaha ini perlu diuji kelayakan usahanya oleh karena itu diajukan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo“, di perlukanya analisis usaha agar dapat diketahui apakah usaha ini layak atau tidak untuk diusahakan.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka akan ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses produksi Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo ? 2. Bagaimana analisis kelayakan usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo ? 3. Bagaimana proses pemasaran Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo ?



1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.



Dapat melakukan proses produksi Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.



2.



Dapat melakukan analisis kelayakan usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.



3.



Dapat melakukan proses pemasaranb Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.



1.4 Manfaat Berdasarkan tujuan dari tugas akhir ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1.



Meningkatkan nilai ekonomis dari ikan dan dapat berinovasi untuk menciptakan sebuah peluang usaha yang baru.



2.



Dapat memberikan wawasan baru untuk berwirausahaan bagi mahasiswa dan dapat menciptakan sebuah lapangan pekerjaan baru.



3.



Dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi penulis dalam menciptakan produk baru untuk membuka peluang usaha dalam berwirausaha.



4.



Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa atau bagi wirausahawan untuk menjalankan usaha sejenis.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Kajian Terdahulu Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Kurnia Dwi Ade Lestari (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Usaha Kerupuk Ikan Tenggiri Di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember”. Tugas



Akhir ini



menggunakan metode analisis BEP (Break EventPoint), R/C ratio dan ROI (Return on Investment) “Analisis Usaha pada Kerupuk Ikan tenggiri di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember” di lihat dari titik impas, jumlah pendapatan yang diterima, dan di tingkatkan modal. Analisis usaha yang telah dilakukanmenghasilkan data BEP (unit) = 16 bungkus, BEP (rupiah) = 4.351, R/C Ratio= 1,38 dan ROI = 4,87 %. Produk kerupuk ikan tenggiri ini memiliki keunggulan yaitu memiliki kerenyahan kelezatan dan inovasi



yang berbeda dengan kerupuk lainnya. Berdasarkan ketiga analisis



diatas, maka usaha “kerupuk ikan tenggiri” di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat



menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Masrika Aprilliyanti (2017)



dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Usaha Sneck Ikan Tenggiri Nemo – Nemo di Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang”. Usaha ini merupakan usaha yang tergolong baru didirikan untuk memperoleh keuntungan dan menciptakan peluang usaha baru. Untuk mengetahui sejauh mana suatu usaha dapat memberikan manfaat, maka diperlukan suatu analisis usaha agar dapat diketahui apakah usaha tersebut dapat dilanjutkan apa tidak. Analisis yang digunakan yaitu BEP, R/C Ratio dan ROI. Hasil BEP (unit) 48 kemasan dan nilai BEP (harga) Rp 4.639, nilai R/C Ratio 1,3 dan ROI 8,7% maka usaha ini menguntungkan dan dapat dilanjutkan.



2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kewirausahaan



Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Hal-hal yang perlu dipersiapkan agar usahanya berjalan lancar, yaitu menyiapkan tempat untuk usaha, alat dan bahan yang akan digunakan, sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan modal untuk kelangsungan usaha (Kasmir, 2014).



2.2.2 Cireng Cireng adalah makanan ringan tradisional dari Sunda yang pada umumnya terbuat dari adonan tepung tapioka, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam dan air. Pada umumnya cireng merupakan snack yang memiliki tekstur kenyal dan harus digoreng terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Untuk memperbaiki cita rasa dan ketertarikan konsumen pada produk cireng, para pengusaha cireng telah melakukan banyak cara untuk menjadikan cireng yang bervariasi dan banyak yang di modifikasi.



2.2.3 Ikan Tenggiri Ikan tenggiri (Scomberomorus spp) merupakan ikan pelagis yang hidupnya di perairan dangkal dengan salinitas rendah. Ikan ini merupakan kerabat dekat tuna, tongkol. Ciri-ciri ikan tenggiri berbentuk bulatpanjang seperti cerutu dan agak pipih, mulut besar dan terletak di ujung moncong serta gigi yang kuat dan keras tertancap dan kandungan ikan tenggiri sangatlah baik bagi tubuh manusia, terutama kandungan proteinnya



yang cukup tinggi



sehingga menghasikan berbagai macam asam amino. Berikut kandungan gizi yang terdapat dalam 100 Ikan Tenggiri disajikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Komposisi Gizi Ikan Tenggiri Dalam 100 Gram



No.



Kandungan



Jumlah



Satuan



1.



Energi



109



Kkal



2.



Protein



21,5



G



3.



Lemak



2,60



Mg



Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (2004)



2.2.4 Cireng Ikan Tenggiri Cireng ikan tenggiri merupakan salah satu cemilan inovasi yang terbuat dari adonan tepung tapioka, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam dan air. Proses pembuatan cireng ikan tenggiri ini tergolong mudah, dikarenakan hanya perlu membuat adonan dengan tekstur yang pas kemudian dikukus sampai 2 jam serta tidak memerlukan peralatan ataupun teknik khusus. 2.2.6 Bumbu Rujak Bumbu rujak adalah bumbu yang terbuat dari petis madura yang dicampurkan dengan cabai, gula, penyedap rasa dan air yang hangat. Biasanya bumbu cireng ini terbuat dari petis ikan yang belum mengental atau disebut dengan kelang. 2.2.5 Pengemasan Kemasan merupakan pembungkus suatu produk yang dibuat secara menarik untuk meningkatkan nilai jual suatu produk. Penciptaan kemasan pun harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti: a.



kualitas kemasan (tidak mudah rusak)



b.



bentuk atau ukuran termasuk desain menarik



c.



warna menarik



d.



dan sebagainya (Kasmir, 2014). Konsumen akan memilih suatu produk dengan mempertimbangkan



kemasannya, hal ini dikarenakan pengemasan yang baik menunjukkan kualitas dari produk tersebut. Dalam hal pengemasan ini, mengemas merupakan suatu



aktivitas merancang dan membuat wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Sedangkan fungsi primer dari kemasan adalah memberi tempat dan melindungi produk. Pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting untuk meningkatkan penjualan dari suatu produk. Keampuhan pengemasan yang baik akan menjadikan konsumen segera mengenali perusahaan atau merek produk. Jika suatu perusahaan ingin meningkatkan penjualan produknya, maka perusahaan tersebut harus memikirkan bagaimana cara mengemas produk dengan baik agar konsumen tertarik untuk membelinya. 2.2.6 Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir, 2014). Beberapa analisis yang dapat menentukan kelayakan suatu bisnis atau usaha antara lain sebagai berikut: a.



Analisis Break Event Point (BEP) Break Event Point (BEP) merupakan titik impas dari suatu usaha atau pulang



modal atau titik temu antara total biaya dengan total output atau penerimaan (Rukmana, 2017). Pengertian BEP lainnya yaitu analisis yang menunjukkan hubungan antara investasi dan volume produksi atau penjualan untuk mendapatkan suatu tingkat profitabilitas. Biaya dalam analisis BEP dipisahkan dalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Biaya Tetap adalah biaya yang dalam batas tingkat produksi tertentu jumlahnya tetap atau tidak berubah jika level produksi berubah. Sedangkan Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sacara langsung dengan level produksi. b.



Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) adalah perbandingan antara penerimaan



penjualan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga sampai menghasilkan produk. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) digunakan untuk



melihat tingkat keuntungan atau penerimaan relatif suatu usaha dalam setahun terhadap total biaya yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut. Pada dasarnya suatu usaha akan dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai R/C yang diperoleh lebih besar dari satu. c.



Analisis Return On Investment (ROI) Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil



(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Kasmir, 2014). 2.2.7 Pemasaran a.



Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kreasi dan realisasi dari sebuah standar hidup. Pemasaran



mencakup kegiatan sebagai berikut: 1.



Menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan konsumen..



2.



Merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan tersebut.



3.



Memutuskan cara terbaik untuk menetukan harga, mepromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut. Secara lebih formal, pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari



kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan



dan



mendistribusikan



barang-barang



yang



dapat



memuaskankeinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.



b.



Proses Pemasaran Menurut Abdullah dan Tantri (2012) mengatakan bahwa proses pemasaran



terdiri dari analisis pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisasi, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. 1.



Menganalisis Peluang Pasar Tugas pertama yang dihadapi manajemen pemasaran adalah menganalisis



peluang jangka panjang dalam pasar ini untuk memperbaiki kinerjanya sebagai divisi bisnis. Untuk mengevaluasi peluangnya, perlu memiliki sistem informasi pemasaran yang andal. Penelitian pemasaran adalah alat pemasaran yang penting, karena perusahaan hanya dapat melayani pasar pelanggannya dengan baik dengan meneliti kebutuhan dan keinginan mereka, lokasi mereka, praktik pembelian mereka, dan seterusnya. 2.



Meneliti dan Memilih Pasar Sasaran serta Menerapkan Posisi Penawaran. Perusahaan perlu tahu cara mengukur dan memperkirakan daya tarik suatu



pasar.



Perusahaan



perlu



memperkirakan



ukuran



pasar



keseluruhannya,



pertumbuhannya, tingkat labanya dan risikonya. Pemasar harus memahami teknik utama untuk mengukur potensi pasar dan memperkirakan di masa datang. 3.



Merancang Strategi Pemasaran Perusahaan perlu membuat strategi pembedahan dan penentuan posisi untuk



pasar sasaran nya. Apakah perusahaan harus menawarkan produk yang lebih baik dengan harga lebih mahal dan pelayanan sangat baik, diiklankan secara luas dan diarahkan pada kalangan atas. Atau perusahaan menawarkan produk dengan harga murah dan diarahkan pada kalangan menengah ke bawah. 4.



Merencanakan Program Pemasaran Perusahaan harus menentukan tingkat pengeluaran pemasaran yang



diperlukan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Perusahaan biasanya



menetapkan anggaran pemasarannya pada persentase yang umum dari sasaran penjualannya. Perusahaan ingin tahu perbandingan anggaran pemasaran dengan penjualan dari pesaingnya. Suatu perusahaan mungkin mengeluarkan lebih dari perbandingan yang umum dengan harapan meraih pangsa pasar yang lebih besar. 2.2.8 Strategi Bauran Pemasaran Abdullah (2017) menyatakan bahwa pasar atau pemasaran merupakan aktivitas yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen secara menguntungkan. Salah satu model strategi yang bisa dilaksanakan untuk mengatasi persaingan antar perusahaan dalam upaya untuk dapat berkembang dan mendapatkan keuntungan adalah strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang dikenal dengan istilah 4P, yaitu : a.



Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat



memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. b.



Harga (Price) Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala atributnya, langkah



selanjutnya adalah menentukan harga produk. Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi sangat oenting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan. Salah dlam



menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut diatas. c.



Tempat (Place) Pemilihan lokasi yang tepat berarti mendapatkan lokasi yang memungkinkan



paling banyak efek positifnya bagi organisasi dan menghindari sebanyak mungkin efek negatif yang mungkin timbul. Jika organisasi telah menentukan letak lokasi usahanya, maka lokasi usaha tersebut akan menentukan biaya yang ditimbulkan dan sulit untuk meminimalkannya. Keputusan pemilihan lokasi sering tergantung dari jenis usaha. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis perdagangan barang atau jasa, strategi yang digunakan terfokus pada mendekati pasar sasaran. d.



Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting



yang dilakukan untuk membuka pangsa pasar yang baru atau memperluas jaringan pemasaran. Sebagaimana Hurriyati mengatakan, promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawrkan perusahaan yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk strategi promosi yakni: 1) Periklanan Beberapa keputusan berkaitan dengan periklanan adalah pemilihan tentang media yang akan digunakan, penentuan bentuk iklan dan beritanya. 2) Personal selling Personal selling adalah penjualan pribadi yang dilakukan secara langsung oleh salesman melalui pintu ke pintu (door to door). 3) Promosi penjualan



Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan pameran, peragaan, demonstrasi contoh dan lain sebagainya. 4) Publisitas Publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan, namun biasanya dilakukan tanpa biaya.



BAB 3 METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR



3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Rencana pelaksanaan tugas akhir yang berjudul “ Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo” dilaksanakan dengan rencana 4 ( empat ) bulan pengerjaan yang dimulai dari awal bulan Mei 2022 sampai dengan akhir bulan Juli 2022 di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.



3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo” ada dua jenis metode pengumpulan data yang di gunakan dalam menganalisis, diantaranya sebagai berikut : a.



Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung. Data primer dalam tugas akhir ini diperoleh dari pelaksanaan proses produksi yaitu mulai dari persiapan alat dan bahan, proses produksi, proses pengemasan, proses pemasaran, dan proses pencatatan seluruh biaya yang di keluarkan.



b.



Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder diperoleh dengan cara mencari informasi melalui media perantara seperti buku, artikel, jurnal, tugas akhir terdahulu, dan lain sebagainya yang dapat diakses di internet sebagai sumber referensi.



3.3 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam proses produksi Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo dapat dilihat pada tabel berikut ini:



Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam produksi Cireng Ikan Tenggiri No. 1.



Alat Panci



Spesifikasi Terbuat



dari



dengan



diameter



Fungsi



aluminium Sebagai alat bantu untuk sekitar mengukus adonan.



25cm 2.



Mangkok



3.



Spatula



Terbuat dari stainless stel Sebagai adonan dengan bentuk lingkaran Tenggiri Terbuat dari besi berbentuk Sebagai



wadah Cireng



untuk Ikan



alat



bantu



memanjang dengan gagang membolak-balikkan yang terbuat dari kayu 4.



Sendok



Cireng Ikan Tenggiri



Terbuat dari stainless stel Sebagai alat untuk penakar dan cekung pada bagian bahan tengah



5.



Spatula



Terbuat dari silikon yang Sebagai



alat



Silikon



memiliki panjang 21 cm



Cireng



adonan



pengaduk Ikan



Tenggiri 6.



Pisau



Terbuat dari stainless stel Sebagai dan bergagang kayu



7.



Kompor gas



Terbuat



dari



alat



pemotong



bahan



tembaga Sebagai



tempat



berbentuk kubus dan cara menggoreng penggunaannya



untuk dan



di melelehkan bahan



panggang di atas kompor 8.



Timbangan



Alat



untuk



menentukan Untuk menimbang bahan



berat suatu benda 9.



Penggorengan Terbuat dengan 35cm



Sumber : Data Primer (2022)



dari



aluminium Sebagai alat bantu untuk



diameter



sekitar menggoreng



Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan Cireng Ikan Tenggiri No. 1.



Bahan Tepung Terigu



Spesifikasi



Fungsi



Terbuat dari biji gandum Sebagai bahan utama berwarna putih



2.



Tepung Tapioka



Berwarna



pembuatan Cireng putih Sebagai bahan utama



berbentuk Sebagai bahan pembuatan Cireng utama serbuk 3.



Ikan Tenggiri



Berwarna hitam belang Sebagai bahan utama Sebagai bahan utama



pembuatan Cireng



berbentuk panjang 4.



Gula pasir



Terbuat dari batang tebu



Sebagai



perasa



manis 5.



Garam



Berwarna putih



Sebagai perasa asin



6.



Penyedap Rasa



Terbuat dari tebus



Sebagai rasa



penyedap



Cireng



Ikan



Tenggiri 7.



Bawang Putih



Berwarna



putih Sebagai



berbentuk Sebagai bahan pendukung. agak lonjong kecil-kecil. Sumber : Data Primer (2022)



bahan



Tabel 3.3 Bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi cireng ikan tenggiri. No



Alat



1



Label



Spesifikasi



Fungsi



Label stiker di tempel pada Sebagai sumber informasi, kemasan mika, terbuat dari identitas



atau



tanda



kertas stiker yang memuat pengenal yang ditempel informasi produk.



pada produk roll pastry agar di kenal dan menarik bagi konsumen



2



Mika



Berbahan dasar dari plastic Sebagai bahan pengemas



Twinwall



tebal, bening



cireng ikan tenggiri.



Kotak 3



Cup Puding



Berbentuk lingkarang kecil Sebagai



tempat



bumbu



bahan



bakar



rujak 4



Gas LPG



Berbentuk bulat berwarna Sebagai hijau dan volume 3Kg



kompor gas.



3.4 Metode Analisis Metode analisis yang di gunakan dalam tugas akhir ini menggunakan tiga metode analisis yaitu BEP, R/C Ratio, dan ROI. Yang penjelasannya sebagai berikut:



3.4.1 Analisis BEP ( Break Event Point ) (Cahyono, 2003). mengatakan bahwa BEP ( Break Event Point ) adalah suatu kondisi yang menggabarkan bahwa hasil usahatani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usahatani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Perhitungan titik impas dapat dilakukan dengan 2 rumus yaitu sebagai berikut : a.



BEP dalam satuan unit/kuantitas



BEP ( unit ) = b.



................................... (3.1)



BEP dalam satuan rupiah BEP ( harga ) =



................................. (3.2)



Kriteria perhitungan dari BEP: 1.



Jika harga jual dan jumlah produksi melebihi nilai BEP maka usaha tersebut dapat di katakan menguntungkan dan layak di usahakan.



2.



Jika harga jual dan jumlah produksi kurang dari nilai BEP maka usaha tersebut dapat dikatakan rugi dan tidak layak di usahakan.



3.



Jika harga jual dan jumlah produksi sama dengan nilai BEP maka usaha tersebut berada di titik impas.



3.4.2 Analisis R/C Ratio (Revenue Cost Rasio) Analisis Revenue Cost Rasio (R/C rasio) ialah perbandingan antara penerimaan total (total revenue / TR) dengan biaya total (Total Cost /TC). R/C Rasio digunakan untuk mengetahui Pertimbangan penerimaan dengan biaya dari usaha yang dilakukan (Rukmana dan Yudirachman 2016). Revenue Cost Rasio =



....................................................... (3.3)



Kriteria perhitungan dari nilai R/C Ratio: 1.



Jika nilai R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut menguntungkan



2.



Jika nilai R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut rugi



3.



Jika nilai R/C Ratio = 1, maka usaha berada di titik impas.



3.4.3 Analisis ROI (Return On Investment) Analisis Return On Investment adalah perbandingan antara pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi (Rukmana dan Yudirachman 2016).



ROI =



x 100%............................................(3.4)



Kriteria perhitungan dari nilai ROI: 1.



10 % = Sangat Menguntungkan.



2.



6 % - 9% = Menguntungkan.



3.



1% - 5% = Cukup Menguntungkan.



4.



≤ 1% = Kurang Menguntungkan



3.5 Proses Produksi Proses produksi merupakan segala kegiatan yang dilakukan untuk dapat menghasilkan produk. Proses produksi dapat mempengaruhi hasil produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pada tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk tersebut. Kegiatan proses produksi yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas akhir dengan judul “Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo” dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 1.



Persiapan Alat dan Bahan Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan dalam pembuatan cireng ikan



tenggiri. 2.



Perebusan Ikan Tenggiri Mencuci ikan tenggiri terlebih dahulu, lalu merebus ikan tenggiri ke dalam air



mendidih hingga setengah matang. 3.



Penghalusan Ikan Tenggiri Proses ini berupa memasukkan daging ikan tenggiri yang sudah dibuang kulit



dan tulangnya ke dalam wadah blender, kemudian blender hingga halus.



4.



Pencampuran Bahan Adonan Ikan tenggiri yang sudah dihaluskan dimasukan dalam baskom yang telah



diberi tepung tapioka yang telah diberi bumbu berupa tepung terigu, tepung tapioka, garam, penyedap rasa, bawang putih dan gula secukupnya dan diaduk hingga kalis. 5.



Pengukusan Masukan adonan pada cetakan kemudian kukus kurang lebih 2 jam hal ini



bertujuan agar adonan matang dengan sempurna. Dengan mengukus adonan maka produk cireng dapat bertahan beberapa hari dan akan lebih lama bila dimasukkan ke dalam freezer. 6.



Penggorengan Setelah matang selanjutnya di goreng di dalam minyak panas hingga



berawarna emas kekuningan atau garing. 7.



Pengemasan Proses pengemasan sangat penting dilakukan karena produk yang dikemas



dengan baik tentunya akan memiliki umur simpan yang cukup panjang. Selain itu, pengemasan penting dilakukan agar produk yang di hasilkan terbebas dari debu dan produk tersebut tetap higenis. Pelabelan juga penting dilakukan agar produk kita lebih dikenal masyarakat dan juga masyarakat dapat memperoleh informasi terkain dengan produk di dalam label tersebut Pengemasan produk cireng ikan tenggiri menggunakan kemasan mika thinwall plastik. Pengemasan dilakukan setelah cireng dalam keadaan dingin kemudian ditimbang agar berat pada tiap kemasan sama lalu tempelkan label. 8.



Pemasaran Pemasaran dilakukan dengan menjual langsung kepada konsumen menitipkan



ke toko kelontong dan mempromosikan di media sosial.



3.6 Alur Proses Produksi Adapun alur proses produksi cireng ikan tenggiri dapat disajikan pada gambar 3.1 berikut ini :



Persiapan Alat dan Bahan



Perebusan Ikan Tenggiri



Penghalusa n Ikan Tenggiri



Pencampur an Bahan Adonan



Pemasaran



Pengemasa n



Penggoren gan



Pengukusa n



Gambar 3.1 Alur proses produksi



3.7 Bauran Pemasaran Pemasaran pada produk cireng ikan tenggiri ini adalah menggunakan bauran pemasaran 4P yang meliputi: 3.7.1



Produk (Product) Produk yang di tawarkan adalah cireng ikan tenggiri. Cireng ikan tenggiri



merupakan produk hasil dari pengolahan ikan tenggiri yang di jadikan sebagai cireng ikan. Dari hal tersebut produk yang di tawarkan di modifikasi dimana biasanya cireng ini menggunakan komposisi daun bawang. Sedangkan inovasi yang di tawarkan menggunakan ikan tenggiri sehingga menciptakan sebuah produk baru yang belum ada di pasaran. Hal ini bisa di jadikan peluang usaha. 3.7.2



Harga ( Price ) Harga jual produk cireng ikan tenggiri ini di hitung berdasarkan biaya



yang di keluarkan dalam proses produksi dan membandingkan dengan harga produk sejenis yang ada di pasaran agar tidak mengalami kerugian dan produsen mendapatkan untung yang maksimal.



3.7.3



Promosi ( Promotion) Promosi produk cireng ikan tenggiri dilakukan melalui proses penjualan



dan juga promosi secara langsung. Yaitu menawarkan produk secara langsung kepada konsumen melalui pembicaraan atau dengan media sosial. 3.7.4



Tempat ( Place ) Saluran pemasaran pada produk cireng ikan tenggiri



dengan



menggunakan saluran pemasaran secara langsung dan tidak langsung kepada konsumen. Saluran pemasaran secara langsung dilakukan secara langsung tanpa adanya perantara. Sedangkan pemasaran tidak langsung dalam pemasarannya menggunakan perantara. Saluran pemasaran dapat dilihat di gambar 3.2 dibawah ini: a. Pemasaran secara langsung. Produsen



Konsumen



b. Pemasaran tidak langsung. Produsen



Pengecer



Konsumen



Gambar 3.2 Saluran Pemasaran Langsung dan Tidak Langsung Data Sumber : Data Primer (2022)



BAB 4. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR



Pelaksanaan laporan tugas akhir ini akan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu dimulai bulan Agustus 2022 hingga bulan November 2022. Adapun rencana jadwal pelaksanaan kegiatan laporan tugas akhir ini akan disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Rencana Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir



No.



Keterangan



1



Persiapan Awal



2 3



Studi Pustaka Pembuatan Proposal Seminar Proposal



4 5 6 7 8 9



Bulan Agustus September Oktober November Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



Pelaksanaan Tugas Akhir Penyusunan Laporan Ujian Perbaikan atau Revisi Penggandaan Laporan



Sumber: Data Primer (2022)



BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA



Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Usaha Cireng Ikan Tenggiri (Cikang) Bumbu Rujak di Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo yang dimulai dari persiapan awal hingga penggandaan laporan dan penjilidan dapat dilihat pada Tabel 5.1. sebagai berikut : Tabel 5.1 Perkiraan Biaya Tugas Akhir. No.



Kegiatan



Biaya



1



Persiapan Awal



30.000



2



Pembuatan Proposal



100.00



3



Seminar Proposal



150.000



4



Produksi dan Pemasaran



450.000



5



Penyusunan Laporan



100.000



6



Ujian



120.000



7



Perbaikan atau Revisi



100.000



8



Penggandaan



200.000



Laporan Total Sumber: Data Primer (2022)



1.250.000



DAFTAR PUSTAKA



Kasmir. 2014. Kewirausahaan – Edisi Revisi Catatan Ke – 10. Jakarta: PT Raja Grafindo. Abdullah, M. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Lestari, Kurnia Dwi. 2017. Analisis Usaha Kerupuk Ikan Tenggiri Di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Jember Apriliyanti, Masrika. 2017. Analisis Usaha Sneck Ikan Tenggiri Nemo – Nemo di Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Jember. Direktorat Gizi Kesehatan RI. 2004. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Karya Aksara, Jakarta. Rukmana dan Yudirachman. 2017. Untung Selangit dari Agribisnis Cabai. Yogyakarta : Lily Publisher. Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran Cetakan. Pertama. Jakarta Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-. 62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama. Rukmana, Rahmat dan Herdi Yudirachman. (2016). Untung Selangit Dari. Agribisnis Kakao. Yogyakarta: Lily Publisher.