Anatomi Sistem Muskuloskeletal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Anatomi Sistem Muskuloskeletal A. Pengertian Sistem musculoskeletal adalah sistem yang berperan dalam menunjang, melindungi, dan menggerakkan tubuh. Rangka merupakan bingkai bagi struktur tubuh dan melindungi organ internal yang rentan dari kerusakan. Otot dengan bantuan sendi, ligament, dan tendon memungkinkan tulang rangka bergerak. Sistem ini terdiri atas 206 tulang, yang merupakan penyongkong gerakan tubuh dan melindungi organ internal; sensi yang memungkinkan gerakan tubuh dua atau tiga dimensi; otot, yang memungkinkan gerakan tubuh dan internal; tendon dan ligament, yang menghubungkan tulang dengan otot. (Risnanto, ddk. 2014) Sistem musculoskeletal terdiri atas tulang dan tiga tipe otot: (1) rangka, (2) jantung, (3) polos. Jenis-jenis otot dibedakan berdasarkan adanya lurik, sumber saraf dan mekanisme kontraksi. Secara fisiologis, sistem musculoskeletal memungkinkan perubahan pada pergerakan dan posisi. Rangka tulang memberikan dukungan, proteksi, dan pergerakan pada rangka ini. Rangka tubuh memberikan tempat penyimpanan bagi kalsium dan ion-ion lainnya. Otot rangka, yang merupakan 40% hingga 50% berat badan, memegang peranan utama dalam metabolism dan regulasi temperature. (Joyce M. Black, 2014) Sistem musculoskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur pendukung lainnya (tendon, ligament, fasia, dan brusae). Pertumbuhan dan perkembangan struktur ini terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja. (Suratun, dkk., 2008) B. Fungsi Sistem Muskuloskeletal 1. Otot a. Pergerakan Kontraksi otot rangka terjadi ketika stimulus memicu serat otot pada individu. Stimulus, suatu impulls saraf, kemudian melepaskan asetilkolin (Ach) dari ujung neuron mototrik pada sinaps. Ach melintas perlintasan



1



neuromuscular dan menyebabkan potensial aksi dengan mengikat reseptor pada membran sel otot (misalnya, impuls elektrik stimulatori). Potensial aksi memicu kontraksi sarkomer dengan melepaskan kalsium di dalam sel. Serat-serat saraf dapat mensuplai lebih dari 100 sel otot rangka individual, namun sel otot individual dikontrol hanya oleh satu saraf. Rancangan ini memberikan kontrol pada neural untuk melakukan pergerakan yang tepat. Aliran stimulus yang kontinu mempertahankan tonus otot (menjaga otot berkontraksi secara parsial, dalam kondisi siap untuk melakukan pergerakan). (Joyce M. Black, 2014) b. Unit motorik dan somasi Unit motorik didefinisikan sebagai neuron motorik dan semua serat otot rangka yang disuplainya. Jumlah serat otot yang terlihat dalam tiap unit motorik merefleksikan derejat kontrol. Unit motorik yang kecil mengatur kontrol halus, seperti pada otot-otot jari tangan. Unit motorik yang besar mengoordinasikan respon dari otot-otot yang besar, seperti pada tubuh. Kekuatan kontraksi ditingkatkan oleh somasi temporal atau spasial. Somasi temporal meningkatkan laju aktivitas unit motorik individual. Somasi spasial meningkatkan jumlah unit motorik yang diaktifkan. Baik somasi spasial maupun temoral dapat menyebabkan tetani, suatu kontraksi menetap pada otot rangka. (Joyce M. Black, 2014) c. Propulsi Otot polos ditemukan di dinding rongga konduit di dalam tubuh, dan kontraksinya menyebabkan adanya tekanan yang dapat menyatukan, memisahkan, atau mendorong pergerakan substansi. Sebagai contoh, otot polos pada saluran gastrointestinal (GI) mendorong makanan melalui saluran selama proses digesti. Otot polos di arteriol meregulasi aliran darah arterial dengan menyebabkan vasodilatasi dan vaskonstriksi. Otot polos diuterus berkontraksi selama melahirkan, dan otot polos di jalan nafas dapat berkonstriksi (bronkospasme) atau berdilatasi untuk mengubah pergerakan udara. (Joyce M. Black, 2014)



2



d. Produksi panas Aktivitas otot rangka menghasilkan panas, beberapa di antaranya dapat digunakan untuk menjaga temperature tubuh. Selama olahraga, kelebihan panas dilepaskan melalui berkeringat dan vasodilatasi. Ketika tubuh dingin, panas dihasilkan dengan cara menggigil. (Joyce M. Black, 2014) 2. Skeletal Tulang memberikan bentuk pada tubuh: mereka mendukung berbagai jenis jaringan dan organ dan membuat pergerakan dengan memberikan perlekatan bagi tendon dan otot. Rangka juga bersifat melindungi. Rongga iga dan tengkorak, contohnya melindungi paru-paru dan otak serta organorgan pengindra khusus lainnya. (Joyce M. Black, 2014) a. Fungsi hematopoietik Tulang merupakan rumah bagi jaringan hematopoietik, yan menghasilkan sel-sel darah. Pada individu dewasa, sel-sel darah dibentuk di rongga sumsum pada tengkorak, tulang belakang, rusuk, sternum, bahu, dan pelvis. Dua tipe sumsum tulang adalah kuning dan merah. Beberapa peneliti telah mencatat adanya tipe ketiga dari sumsum tulang: cokelat. Sumsum cokelat secara umum ditemukan pada individu lansia: strukturnya mirip dengan sumsum berwarna kuning yang tidak aktif dan kekurangan jaringan adipose. Sumsum kuning (jaringan penghubung yang dibentuk oleh sel-sel lemak) ditemukan di batang tulang panjang dan memanjang hingga sistem haversian. Sumsum kuning tidak menghasilkan sel-sel darah kecuali saat diperlukan peningkatan sel darah. Sumsmu merah memiliki fungsi hematopoietik; memproduksi sel-sel darah merah dan putih serta platelet. Berkolasi di celah kanselus tulang, ditemukan di tulang pipih. b. Peran tulang dalam homeostasis Tulang juga berperan penting dalam keseimbangan mineral; mereka menyimpan kalsium, fosfor, sodium, kalium dan mineral lainnya dan melepaskan mereka untuk metabolisme selular dan untuk digunakan oleh



3



sistem tubuh lainnya. Ketika kadar kalsium dalam darah menurun, kelenjar paratiroid mendeteksi penurunan tersebut dan melepaskan hormon paratiroid (PTH). PTH meningkatkan pegerakan kalsium dari tulang ke dalam cairan ekstraseluler dengan menstimulasi osteoklas untuk memecah tulang dan melepaskan kalsium. PTH juga menurunkan eksresi kalsium di ginjal, meningkatkan eksresi fosfat, dan meningkatkan transformasi



metabolic



vitamin



D3



ke



bentuk



aktifnya



untuk



meningkatkan absoprsi kalsium dari usus halus. c. Remodeling tulang Selama hidup, massa tulang secara terus-menerus menjalani proses yang formasi tulang dan resorpsi tulang yang beregulasi dengan baik. Proses pergantian tulang disebut remodeling, dan proses ini merupakan salah satu mekanisme mayor untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dalam tubuh. Setidaknya 15% dari total massa tulang biasanya mengalami pergantian tiap tahunnya melalui tiga fase proses: 1) Fase 1. Siklus dimulai ketika stimulus (seperti hormone, pbat, atau stressor) mengaktivasi prekursol sel tulang untuk menjadi osteoklas. 2) Fase 2. Osteoklas secara bertahap menyerap tulang. Mereka menyisakan celah yang memanjang (celah resorpso), yang sesuai dengan struktur umum dari sistem haversian atau trabekulae. 3) Fase 3. Tulang baru diproduksi oleh osteoblas. Osteoblas mengikuti alur dari osteoklas untuk membentuk sisem haversian dan trabekulae yang baru. d. Perbaikan Tulang Proses remodeling memungkinkan perbaikan pada cedera tulang-tulang kecil, namun patah tulang (fraktur) dan perlukaan pada tulang lainnya sembuh dengan cara yang berbeda. Awalnya, tulang sembuh dengan membentuk hematoma. Fibrin dari hematoma membentuk jarring, yang merupakan kerangka awal untuk penyembuhan. Jaringan granulasi (prokalus) diproduksi, dan kalus fibrokartilago dibentuk sebelum endapan tulang (osseous) berkembang . osteoblas menghasilkan rumpun matriks



4



tulang (kalus) yang tidak beraturan. Trabekulae dan sistem haversian mengikuti setelahnya. Akhrinya, ujung-ujung tulang dibuat ulang hingga ke ukuran dan bentuk tulang sebelum cedera. Kalus dibentuk di lokasi fraktur dan dapat dilihat pada x-ray, mengindikasikan fraktur yang telah sembuh atau “lama”. (Joyce M. Black, 2014) C. Anatomi Sistem Muskular (Otot) Tubuh manusia dibentuk oleh 640 otot rangka yang berbeda. Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergeral. Jaringan otot sangat penting bagi tubuh karena fungsinya, diantaranya sebagai alat gerak aktif, alat ransportasi pengedar makanan dalam usus, juga pengedaran darah keseluruh tubuh. Jaringan otot ditandai adanya myofibril pada selnya ynag memanjang. 1. Kemampuan otot Otot memiliki tiga kemampuan khusus, yaitu: a. Kontraktibilitas: Kemampuan untuk berkontraksi/memendek b. Ekstensibilitas: Kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi. c. Elastisitas: Kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi. 2. Jenis otot a. Otot rangka Otot rangkan melekat pada tulung atau rangka tubuh. Otot rangka dinamakan demikian karena beberapa hal yaitu: (1) pergerakan (misalnya, fleksi, ekstensi dengan pergerakan pada tulang rangka), (2) bentuk (misalnya kuadrilateral, memanjang), (3) letak (yaitu perletakan otot pada rangka), (4) insersi (yaitu perlekatan yang dapat bergerak pada otot), (5) jumlah divisi, (6) lokasi, atau (7) arah serat (misalnya transversal). Kontraksi otot rangka mengerahkan kekuatan pada tulang atau kulit dan menggerakkan mereka. Sebagian besar otot rangka berada di



5



bawah kontrol volunter pada sistem saraf, namun sebagian lainnya dikontrol oleh divisi somatic pada sistem saraf perifer, seperti yang digunakan untuk menjaga keseimbangan. Otot rangka terdiri atas banyak sel-sel individu yang disebut dengan serat otot. Serat-serat ini diikat oleh lapisan tipis dari jaringan penghubung fibrosa (fasia). Fasia juga memasuki otot, memisahkannya dari bundel (fasikulus). (Joyce M. Black, 2014) b. Otot jantung Otot jantung (miokardium) bersifat involunter dan hanya terdapat pada jantung. Otot unu terdiri atas sel-sel otot yang bercabang dan berlurik yang dihubungkan oleh taut imbas (gap junction). Gap junction adalah hubungan antara sel-sel yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara listrik dan kimia. Otot jantung dikontrol oleh faktor intrinsic (seperti jumlah darah dari vena yang kembali ke atrium kanan), hormone, dan sinyal dari sistem saraf otonom. (Joyce M. Black, 2014) c. Otot polos Otot “polos” tidak memiliki lurik yang terliat. Berkontraksi secara involunter dan terdapat pada dinding-dinding rongga organ (misalnya saluran pencernaan, pembuluh darah, kandung kemih) dan area lain (misalnya, mata). Otot ini dikontrol oleh sistem saraf otonomik, hormone, dan faktor intrinsic dari organ (misalnya, peregangan disebabkan oleh adanya makanan di usus halus). Gap junction antara sel-sel otot polos menghasilkan koordinasi gerak. (Joyce M. Black, 2014) 3. Bentuk otot (Kinantoro, 2014) a. Otot fusiformis Otot yang mempunyai serabut-serabut panjang dan menghasilkan gerakan yang luas, tetapi tidak kuat biasanya mempunyai tendo yang relative pendek. b. Otot unipenatus



6



Otot yang mempunyai tendo panjang walaupun serabut-seraut otot yang mekat pada tendo tersebut merupakan otot pendek. Otot ini lebih kuat dibandingkan otot lainnya. c. Otot bipenatus Otot yang mempunyai struktur sama dengan unipenatus, hanya serabutserbaut otot melekat pada kedua sisi tendo. d. Otot planus Otot yang mempunyai tendo tipis atau sponeurosis. 4. Kelompok otot Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif, ala trasportasi dan pembentuk alat-alat dalam. Fungsi pertama, yaitu alat gerak aktif, hanya berlaku bila venter otot mendapatkan rangsangan dan kemudian berkontraksi. Kontraksi ini akan menggerakkan tulang-tulang yang dilekatinya. Sifat kerja otot dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: a. Otot sinergis Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling membantu, sehingga memberikan gerakan searah. Contohnya, gerak otot pronator teres dan kuadratus yang menimbulkan gerakan melengkup dan menengadah pada telapak tangan, otot bisep lengan atas dan



otot



pengangkat



lengan



atas



yang



menyebabkan



gerakan



membengkokkan lengan bawah. b. Otot antagonis Otot antagonis adalah otot-otot saling berlawanan. Dua atau lebih otot yang bekerja pada satu sendi bekerja dengan arah yang berlawanan. Gerakannya saling menghambat otot yang satu dengan yang lainnya, jika salah satu otot berkontraksi maka otot yang lainnya relaksasi. (Kinantoro, 2014) 5. Otot kepala Otot-otot kepala merupakan ototo mimic yaitu otot yang mengarah ke dalam kulit wajah maupun kepala. Jika otot-otot ini berkontraksi, dapat menyebabkan penggeseran kulit. Penggeseran tersebut mengakibatkan



7



lipatan-lipatan dan kerutan, dan inilah yang menjadi dasar dari ekspresi wajah senang, sedih, marah dan lain sebagainya. Otot pada bagian kepala terbagi atas: a. Otot kulit kepala Otot-otot kulit kepala merupakan epikranius, sangat longgar dan berkaitan dengan kulit kepala. Terutama pada venter anteriornya dapat menimbulkan kerutan-kerutan pada dahi. Selain itu, kontraksi kedua venter frontalis dapat mengangkat alis mata dan kelopak mata atas, hal ini dapat mengakibatkan ekspresi wajah keheranan. Otot kulit kepala terhimpun dari: 1) Otot temporalis 2) Otot oksipitifrontalis b. Otot kulit wajah Pada kulit wajah, otot orbicularis oculi berfungsi untuk menimbulkan ekspresi kekuatiran. Muskulus ini terdiri dari tiga bagian yaitu pars orbitalis berfungsi untuk penutupan kelopak mata, pars pelpebralis berkaitan dengan refleks mengedip, dan pars lacrimalis untuk mengeluarkan isi air mata. Hubungan serabut-serabut otot ini sangat erat sekali dengan kulit, sehingga mampu menghasilkan lipatan-lipatan berbentuk radier pada daerah sudut lateral mata. Pada usia lanjut daerah tersebut pada umunya terjadi lipatan yang permanen. Otot kulit waja terdiri dari: 1) Otot mata 2) Otot mulut, bibir, dan pipi 3) Otot penguyah 4) Otot lidah (Kinanntoro, 2014) 6. Otot badan a. Otot punggung Otot punggung sejati berjumlah dua buah dan memiliku susunan yang rumit. Otot ini terletak di bagian belakang tubuh yang terdiri dari



8



muskulus intervetrebalis. Otot punggung sejati juga dinamakan penegak batang badan dan sangat penting bagi sikap dan gerak tulang belakang. Biasanya otot pungung sejati ditutupi oleh otot punggung sekunder yang sebenarnya termasuk otot-otot gerak atas maupun bawah. b. Otot perut Dinding depan perut dibentuk oleh otot lurus perut (musculus rectus abdominis) yang terletak di kanan dan kiri garis tengah badan (linea alba). Di sisinya terdapat otot lebar perut yang di dalamnya terdapat otot serong luar perut (muskuluc obliquus externus). Pada lapisan dalam terdapat otot serong dalam perut (muskulus obliquus internus) dan otot lintang perut (muskulus tranversus abdominis). Otot tersebut terentang antar gelang pinggul dan rangka dada, merupakan sebuah penutup yang dapat berkontraksi secara aktif, sehingga memengaruhi letak dan gerak rangka dada dan secara tidak langsung memengaruhi setiap tulang belakang. Otot perut terdiri atas: 1) Otot dinding perut (uskulus abdominis interna) 2) Otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis) 3) Otot perut dalam (muskulus obliqus internus abdominis) 4) Otot



bagian



bawah



dindinng



perut



(muskulus



transverses



abdominis) c. Otot dada Otot dada dibentuk ole hoot di sela-sela iga (musculus intercostalis). Otot-otot tersebut memengaruhi gerak iga serta menjaga supaya tidak terjadi tonjolan maupun lekukan di sela-sela antar iga yang sering berubah. Selain itu musculus intercostalis juga berguna untuk menyempurnakan dinding thorax. Otot dada terdiri atas: 1) Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor) 2) Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) 3) Otot bawah selangka (muskulus subklavikula)



9



4) Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior) 5) Otot dada sejati d. Otot leher Otot-otot leher terentang antara pinggir atas tulang dada dan tulang lidah, ada pula yang melekat pada pangkal tulang tengkorak. Otot tersebut penting dalam gerakan kepala dan leher, juga gerak pangkal tengkorak dan tulang lidah untuk menelan. Otot-otot leher yang lain terletak di depan dan di sisi tulang belakang dan sebagian melekat pada tulang rusuk atas. Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian: 1) Muskulus platisma Terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir. 2) Muskulus sternokleidomastoid Terletak di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan, disamping itu sebagi alat bantu pernapasan. 3) Muskulus longisimus kapitis Terdiri dari splenius dan semipinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakng kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala. e. Otot bahu Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Otot bahu terdiri dari: 1) Muskulus deltoid (otot segitiga) 2) Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) 3) Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat) 4) Muskulus infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat)



10



5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) 6) Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil) f. Otot punggung 1) Otot yang ikut menggerakkan lengan a) Trapezius (otot kerudung). Terapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya: mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah, menarik ke bagian lateral. b) Muskulus latismus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam. c) Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari laju duri, dari tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sini menuju



ke



pinging



tengah



tulang



belikat.



Gunanya



menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah. 2) Otot antara ruas tulang belakang dan iga Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu: a) Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodarsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas. b) Muskulus seratus posterior superior, terletak di bawah oto belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi. 3) Otot punggung sejati



11



a) Muskulus interspinalis transverse dan muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri-kanan prosesus transverses dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang. b) Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di sampin ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang c) Muskulus quadrates lumborum, terletak antara Krista iliakan dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut. g. Otot pelvis (otot gelang panggul) Otot pelvis terdiri dari: 1) Otot bokong besar (muskulus gluteus maximus) 2) Otot bokong tengah (muskulus gluteus medius) 3) Otot bokong kecil (muskulus gluteus minimus) 4) Otot psoas yang melekat pada os coxa 5) Otot penegak selaput otot lebar (muskulus tensor fasciae alata) (Kinanntoro, 2014) 7. Otot anggota tubuh (extremitas) (Kinantoro, 2014) a. Extremitas superior 1) Otot gelang bahu Sebagian otot gelang bahu terentang antara rangka badan, tengkorak dan gelang bahu. Otot-otot tersebut adalah: a) Otot belah ketupat (musculus rhomboideus) b) Otot gergaji depan (musculus serratus anterius) c) Otot kerudung (musculus trapeizeus) d) Otot silang leher (musculus sternocleidomastoideus) 2) Otot lengan atas a) Otot deltoid terdapat di sebelah superior lenan atas



12



b) Otot bulat kecil (musculus caput breve bicep brachii) terdapat dibawah lengan atas. c) Otot bulat besar (musculus caput longum bicep brachii) yang berada di posterior caput breve bicep brachii Oto yang terentang antara rangka badan dengan lengan juga penting untuk gerakan abduksi dan adduksi extremitas superior diantaranya: a) Otot dada besar (musculus pectoralis mayor) b) Otot punggung lebar (musculus latissium dorsi) 3) Otot pangkal lengan atas a) Otot-otot ketul (fleksor) -



Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2)



-



Muskulus brachialis (otot lengan dalam)



-



Muskulus korakobrakialis



b) Otot-otot kedang (ekstensor): Muskulus triceps braki (otot lengan berkepala 3) -



Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah, kemudian bersatu dengan yang lain



-



Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.



-



Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.



4) Otot lengan bawah Otot-otot kadang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari, dan sebagian dalam terak silang hasta: a) Muskulus ekstensor karpi radialis longus b) Muskulus ekstensor karpi radiais brevis c) Muskulus ekstensor karpi ulnaris



13



Ketiga otot ini berfungsi sebagai ektensi lengan (menggerakkan lengan) a) Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi jari tangan kecuali ibu jari. b) Muskulus ekstensor policis longus, fungsinya ekstensi ibu jari 5) Otot-otot tangan Di tangan terdapat otot-otot tangan pendek, terdapat diantara tulang-tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan (thener) dan anak jantung tangan (hipothener). 6) Otot-otot sekitar panggul Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha. Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat: a) Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transverse lumbalis menuju trokanter minor dan iliakus. b) Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor. c) Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar. Sebelah belakang bagian luar terdapat: a) Muskulus gluteus maksmius merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebalah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari iliopsosa yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur. b) Muskulus gluteus medius dan minimus. Fungsinya, abduksi dan endoratasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur. b. Extremitas inferior 1) Otot pangkal paha



14



Otot pangkal paha disusun oleh otot yang sama dengan otot pelvis dan otot yang melekat pada os femoris dan gelang panggul, diantaranya: a) Otot extensor terletak di bidang depan b) Otot fleksor terletak dibidang belakang 2) Otot tungkai atas Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu: a) Otot abductor b) Muskulus ekstensor (quadriceps femoris) otot berkepala empat. c) Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha. Semua otot tungkai melekat pada kaki dan jari-jari kaki dengan perantara tendon (urat0urat panjang). Tendon terbesar disbeut tendon akhiles. Semua otot tungka terikat didaerah pergelangan kaki. Otot yang terdapat di tungkai bagian depan berfungsi untuk mengangkat ujung kaki dan merengangkan jari-jari. Otot-otot tersebut terdiri dari: a) Otot tulang kering depan (musculus tibialis anterior) b) Otot kedang jari (musculus extensor dogitorium manus) Sedangkan otot-otot yang berada di bidang luar adalah otot sisi betis panjang dan pendek (musculus peroneus longus dan brevis fibularis). Pada bagian belakang terdapat otot trisep betis (musculus trisep fibularis) yang terdiri dari: a) Perut betis (musculus gastronemius) b) Otot betis (musculus soleus) c) Urat kering (tendon akhiles) 3) Otot tungkai bawah Terdiri dari:



15



a) Otot tulang keirng depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. b) Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingkin kaki. c) Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang, sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar. d) Uratakiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutus (muskulus popliteus) urat akiles ini berpangkal pada: -



Berpangkal pada kondilus tulang kering



-



Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha



-



Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus)



-



Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior)



-



Otot kedang jari bersama



D. Anatomi Skeletal (Tulang) Manusia memiliki endoskeleton yang berasa di dalam jaringan lunak pada tubuh. Endoskeleton ini terdiri atas jaringan hidup yang mampu untuk tumbuh, beradaptasi, dan memperbaiki diri. Tubuh manusia dewasa memiliki 206 tulang, yang terbagi ke dalam 2 kategori mayor berdasarkan posisi: aksial dan apendikular. Tulang aksial (80 tulang) terdiri atas tenggorak, kolumna vertebral, dan tulang dada. Tulang apendikular (126 tulang) termasuk tulangtulang pada ekstremitas, bahu, dan pelvis. Tulang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk mereka. (Joyce M. Black, dkk. 2014) Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang dengan melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam



16



kalsium. Sistem rangka ini dipelihara oleh “Sistem haversian” yaitu siste, yang berupa rongga yang ditengahnya terdapat pembuluh darah. (Risnanto, ddk. 2014). 1. Pembagian tulang (Risnanto, ddk. 2014). Tulang mempunyai dua bagian besar: a. Tulang axial (tulang pada kepala dan badan) Seperti: tulang kepala (tongkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang rusuk dan sternum. b. Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki) Seperti: extremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan), extremitas bawah (pelvis, femur, patella, tibia, fibula, telapak kaki) Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa penggolongan: (Risnanto, ddk. 2014). a. Tulang panjang (osca longo). Bentuknya bulat panjang dengan rongga besar di bagian tengah, seperti sebuah pipa. Contoh: tulang lengan atas, tulang lengan bawah, tangan, tungkai, dan kaki (kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulang ini disebut diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis. b. Tulang pendek (osca brevia). Bentuknya bulat pendek. Contohnya tulang pergelanan tanga, tulang pergelangan kaki, ruas-ruas tulang belakang, dan tulang tempering lutut. c. Tulang pipih (osca plana). Bentuknya pipih atau gepeng. Contohnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk, tulang panggul, dan tulangtulang tengkorak. d. Tulang tidak beraturan (osca irregular). Contohnya tulang vertebra dan tulang wajah. e. Tulang berongga (osca penumatica). Contohnya tulang maxilla. f. Tulang rawan (kartilago). Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yang disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lacuna) di dalam matriks dengan substansi dasar seperti gel



17



(berupa proteoglikans) yang basofilik. Klasifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras). Jenis-jenis tulang rawan, yaitu: 1) Hialin cartilage. Matriks mengandung serat kolagen, yakni jenis yang paling banyak dijumpai. 2) Elastic cartilage. Serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastic mengumpul pada dinding lacuna yang mengelilingi kondrosit. 3) Fibrokartilago. Tidak



pernah berdiri sendiri



tetapi



secara



berangsung menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan. 2. Sistem Skeletal Jumlah tulang dalam sistem skeletal manusia adalah sekitar 206 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lain, dan dibagi dalam beberapa bagian, yakni: (Kinantoro, 2014) - 8 buah tulang kepala (tengkorak) - 14 buah tulang wajah tulang - 6 buah tulang telinga dalam - 1 buah tulang lidah - 25 buah tulang pembentuk keranka dada - 26 buah tulang pembentuk tulang belakang dan gelang pinggul - 64 buah tulang anggota gerak atas - 62 buah tulang anggota gerak bawah. a. Tulang Tengkorak Tulang tengkorak merupakan tulang-tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak terdiri dari 8 buah tulang yang menyusun kepala (cranium) dan 14 tulang yang menyusun kerangka wajah. Fungsi utama tulang tengkorak adalah melindungi otak. Sendi yang menghubungkan antara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati, tidak dapat digerakkan atau bersifat satura. 1) Tulang tengkorak bagian kepala (kranium) terdiri dari:



18



a) Tulang frontal, pembentuk bagian dahi dan sekitar rongga mata atas b) Tulang parietal atau tulang yang menutup bagian sisi hingga ke atas c) Tulang temporal, yakni bagian tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga d) Tulang oksipital, bagian belakang tengkorak e) Tulang spenoid, daerah sekitar tulang rongga mata f) Tulang ethmoid atau tulang penyusun rongga hidung. 2) Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari: a) Tulang mandibula, pembentuk rahang bawah, posisinya menempel pada tulang tengkorak bagian temporal dan merupakan satu-satunya hubungan antar tulang tengkorak yang bisa digerakkan b) Tulang maksila, pembentuk rahang atas, tulang yang menyusun sebagaian dari hidung dan langit-langit mulut c) Tulang palatinum, tulang yang menyusun sebagain dari rongga hidung dan atap mulut d) Tulang zigomatik, atau tulang pipih e) Tulang hidung f) Tulang lakrimal, atau sekat tulang hidung b. Tulang Hyoid Tulang hyoid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula. Hyoid adalah tulang yang hanya ada dalam tubuh manusia. Tulang ini berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut dan lidah. Hyoid menjadi jangkar bagian belakang lidah, sehingga memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan. Tulang hyoid juga melindungi jaringan rapuh dari laring dan faring. c. Tulang belakang (vertebral column)



19



Tulang belalang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. Ruas-ruas tulang belakang juga bertugas menyokong kepala dan tangan, serta menjadi tempat melekatnya otot, tulang rusuk dan beberapa organ lain. Pada tulang belakang terjadi beberapa pelengkungan. Pelengkungapelengkungan



tersebut



berfungsi



menyanggah



berat



dan



memungkinkan tubuh melakukan berbagai gerakan dan posisi, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Ruas-ruas tulang belakang tersusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tak beraturan. Ke-33 tulang tersebut terbagi dalam lima bagian yaitu: 1) Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan. 2) Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk. 3) Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot. 4) Lima ruas kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang. 5) Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (Coccyz), tersusun atas tiga sampai dengan lima ruas tulang belakang yang menyatu. d. Kerangka Dada 1) Tulang dada (thorax) Tulang dada (bersama dengan tulang rusuk) membentuk perisal pelindung organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-



20



paru, pembuluh darah besar dan jantung. Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. Tulang dada tersusun atas tiga jenis tulang yaitu: a) Manubrium atau tulang hulu, terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatnya tulang rusuk pertama dan kedua. b) Gladiolus atau tulang badan, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ketiga sampai ketujuh, gabungan tulang rusuk kedelapan sampai sepulah. c) Xiphoid atau tulang taju pedang, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan. 2) Tulang rusuk Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersamasama dengan tulang dada, tulang rusuk membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Selain itu, tulang rusuk juga bertugas melindungi lambung, limpa dan ginjal, serta membantu pernapasan. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu: a) Tulang rusuk sejati (7 pasang) Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan. b) Tulang rusuk palsu (3 pasang) Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada. c) Tulang rusuk melayang (2 pasang)



21



Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubunga



dengan



ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas. e. Tulang bahu (pectoral girdle) 1) Tulang selangka (klavikula) Membentuk bagian depan bahu. Berbentuk seperti huruf “S” dan berhubungan dengan tulang lengan atas



(humerus) untuk



membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas. Ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada, sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. 2) Tulang belikat (scapula) Terletak di atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu. Tulang ini merukurnan besar, bentuk segitiga dan piph, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari tulang belika adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi. f. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior) 1) Tulang pangkal lengan (humerus) Termasuk kelompok tulang panjang, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. Pada bagian bawa memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna. 2) Tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna) Ketiga tulang ini menyusun alat gerak, yaitu tangan. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan meleka dengan kuat pada humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna. 3) Tulang pergeralangan tangan (karpal) Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament. 4) Tulang telapak tangan (metacarpal)



22



Tersusun atas lima buah tulang. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges) 5) Tulang jari (palanges) Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang. g. Gelang panggul (pelvis girdle) Gelang panggul adalah penghubung antara badan dan anggota tubuh bawah. Bagian ini terdiri atas dua buah tulang pinggul. Fungsi gelang panggul terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. Selain itu, juga bertugas melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Tulang panggul memiliki tiga bagian yaitu illium (bagian atas), ischiun (bagian bawah) dan pubis (bagian tengah). h. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior) 1) Tulang paha (femur) Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut. 2) Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula) Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung, dan berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. 3) Tempurung lutut (patella) Terletak antara femur dengan tibia, berbentuk segitiga. Patella berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut. 4) Tulang pergelangan kaki (tarsal)



23



Termasuk tulang pendek , dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit 5) Tulang telapak kaki (metatarsal) Tersusun atas 5 buah tulang mendatar E. Sistem Sendi Pergerakan tidak mungkin jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleg adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannnya, sedangkan klasfikasi sendir berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. (Suratun, 2008) Sendi merupakan pertemuan antara dua tulang atau lebih. Selain sendi, hungan antar tulang juga dilakukan dengan bantuan pita fibrosa, ligament, tendon, fasia dan otot. Fungsi utama sendi adalah untuk membua tubuh dapat bergerak fleksibel. (Kinantoro, 2014) 1. Bentuk sendi Untuk mendukung fungsinya, sendi-sendi memiliki beberapa bentuk, yaitu: a. Sendi fibrosa (sinarrodial) Sendi fibrosa adalah sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ini memungkinkan sedikit gerakan namun bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah contoh sendi fibrosa. Sendi fibrosa terdiri dari dua bagian yakni: 1) Satura, atau sendi yang berada di antara tulang-tulang tengkorak 2) Sindesmosis, sensi yang terdiri dari suatu membrane interoseous atau suatu ligament diantara tulang. b. Sendi karlilaginosa (amfiartrodial) Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Bagian ujung sendi ini terbungkus oleh tulang rawan hialin, dan disokong oleh ligament. Ada dua jenis sendi kartilaginosa:



24



1) Sinkondrosis, yakni sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hiali. Contohnya sendi-sendi konstokondral. 2) Simfisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki satu hubungan fibrokartilago antara tulang selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya adalah simfisi pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung. c. Sendi synovial (diartrodial) Merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaannya dilapisi rawan hialin. Rongga sendi mengandung cairan synovial, yang memberi nutrisi pada tulang rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah. Tulang-tulang sendi synovial juga dihubungkan oleh sejumlah ligament. Meskipun terbatas, sejumlah gerakan selalu bisa dihasilkan pada sendi synovial, misalnya gerakan luncur antara sendi-sendi metacarpal. 1) Sendi peluru, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan bebas penuh. Misalnya persendian panggul dan bahu. 2) Sendi engsel, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah. Contohnya siku dan lutut 3) Sendi pelana dua sumbu, sendi yang memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Contohnya sendi pada dasar ibu jari. 4) Sendi pivot, yaitu sendi yang memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu. Contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. 5) Sendi peluncur, yaitu sendi yang memungkinkan gerakan terbatas ke semua arah. Misalnya sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan. 2. Bagian-bagian sendi Sendi memiliki beberapa bagian, yaitu: (Kinantoro,2014) a. Kapsul sendi



25



Terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat dari sinovium. Fibrosa padat adalah suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan ikat dengan pembuluh darah yang banyak. sinovium merupakan lapisan yang membentuk suatu kantung yang menutup seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. b. Sinovium Sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium



menghasilkan



cairan



yang



sangat



kental



yang



membasahi permukaan sendi. Cairan synovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna (atau berwarna kekuningan). Jumlah cairan synovial yang diproduksi pada tiap-tiap sendi normal relative sedikit, yaitu 1-3ml. sementara itu, jumlah sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama terdiri dari sel-sel mononuclear. c. Kartilago hialin Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menganggung beban tubuh pada sendi synovial. Tulang rawan ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Tulang rawan sendi tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar zat-zat dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan ole sel-sel rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat. d. Kartilago sendi Kartilago sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe dan persarafan. Oksigen dan bahan-bahan lain untuk metabolisme dibawa oleh cairan sendi yang membasahi rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.



26



Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe satu yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti rawan akan kehilangan kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat. 3. Gerakan sendi Sendi bergerak dalam berbagai cara, antara lain: a. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sudut antara 2 tulang atau 2 bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai ke arah belakang) atau menekuk torso kearah samping. b. Dorsofleksi yaitu gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan kearah depan (meninggalkan bagian dorsal kaki) c. Plantar fleksi yaitu gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki. d. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi. e. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 1800, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang f. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi. g. Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai. h. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu



sendiri



tanpa



mengalami



dislokasi



lateral,



seperti



saat



menggelengkan kepala untuk menyatakan ‘tidak’. i. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke belakang.



27



j. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke depan. k. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang membentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendian panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut. l. Inverse adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap ke dalam atau kea rah medial. m. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea rah luar. Gerak inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan di atas daerah yang rusak dan berbatu. n. Protraksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan. o. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang, seperti meretraksi



mandibula,



atau



meretraksi



girdle



pectoral



untuk



membusungkan dada. p. Elevasi adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut atau mengangkat bahu. q. Depresi adalah menggerakkan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut. 4. Letak sendi a. Sendi-sendi kepala 1) Sendi temporomandibular, terletak antara tulang temporal dan kepala mandibula. Ini adalah satu-satunya sendi kepala yang bisa bergerak. Uniknya gerakan sendi ini bisa berlkau tiga arah, ke atas dan ke bawah, ke depan dan ke belakang, dan dari satu sisi ke sisi lain. 2) Fontanela anterior, merupakan fontanela terbesar dan terletak pada pertemuan dua tulang parietal dengan tulang frontal.



28



3) Fontanela posterior, terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang oksipital. b. Sendi batang tubuh Pada batang tubuh (vertebra), dilihat dari servikal kedua sampai sekrum, maka letak sendi adalah sebagai berikut: 1) Sendi kartilaginosa 2) Sendi synovial 3) Sendi konstovertebral c. Sendi ekstremitas atas 1) Sendi sternoklavikular 2) Sendi akromioklavikular 3) Sendi bahu 4) Sendi siku 5) Sendi pergelangan tangan 6) Sendi-sendi metakarpofalangeus d. Sendi ekstremias bawah 1) Sendi sakroiliaka 2) Simfisi pubis 3) Sendi pinggul 4) Sendi lutut 5) Sendi tibiofibularis 6) Sendi pergelangan kaki.



29



Fisiologis Sistem Muskuloskeletal A. Mekanisme Kontraksi Otot Rangka Serabut



saraf



motorik



neuron



meninggalkan



medulla



spinalis



mempersarafi berbagai serabut otot, dinamakan unit motorik yang bereaksi dengan cepat. Setiap unit motorik mempunyai relatif banyak serabut saraf yang menuju ke tiap-tiap otot. Kerutan otot memperkuat penyelenggaraan pergerakan otot, yang terjadi melalui dua cara yaitu meningkatkan jumlah unit motorik yang berkontaksi secara serentak dan meningkatkan kecepatan kontraksi tiap unit motorik. (Syaifuddin, 2011) Unit motorik sangat bervariasi sehingga satu unit motorik mungkin 50 kali lebih kuat dari unit motorik lainnya. Unit motorik kecil lebih mudah dirangsang daripada unit motorik besar, karena ini dipersarafi oleh serabut saraf lebih kecil yang badan selnya terdapat di dalam medulla spinalis yang kepekaannya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan gradasi kepekaannya tinggi yang menyebabkan gradasi peregangan otot selama kontraksi, yang lemah terjadi pada tingkat yang sangat kecil. Sumasi gelombang menunjukkan beberapa kontraksi otot karena satu potensial akan diikuti oleh kerutan otot yang berurutan pada berbagai frekuensi. Bila frekuensi mencapai di atas 10 per detik, kontraksi otot pertama belum selesai seluruhnya telah dimulai kontraksi kedua. Pada kontraksi yang lebih cepat derajat sumasi kontraksi yang berurutan menjadi semakin besar karena kontraksi yang berurutan timbul lebih awal setelah kontraksi sebelumnya. Bila otot dirangsang frekuensinya semakin besar. Frekuensi akhirnya ketika kontraksi yang berurutan bersatu dan tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, keadaan ini dinamakan tetanisasi. Tetanisasi disebabkan oleh sifat liat dan kekenyalan dari otot. Ketika frekuensi kritis tercapai, peningkatan kecepatan perangsangan meningkatkan kekuatan kontraksi. Pada fungsi otot normal sumasi motorik gelombang terjadi secara terpisah, sealiknya unit



30



motorik lainnya terangsang secara sinkron yaitu yang satu berkontraksi yang lainnya berelaksasi. (Syaifuddin, 2011) 1. Mekanisme Umum Kontraksi Otot Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut: a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf. b. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit c. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot. d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf. e. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf. f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot tempat potensial aksi menyebabkan retikulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium yang disimpan dalam retikulum ke dalam myofibril g. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi. h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi. Kedutan otot adalah potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang diikuti oleh relaksasi. Lamanya kedutan bervariasi sesuai dengan jenis otot yang dengan diuji. Kontraksi ini sesuai dengan fungsi masing-masing otot, misalnya pergerakan mata mempertahankan fiksasi mata. (Syaifuddin, 2011)



31



Sebuah otot berkontraksi sangat cepat bila tidak melawan beban bila keadaan kontraksi penuh dalam waktu 0,1 detik untuk otot rata-rata. Bila diberi beban kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan pertambahan beban. Bila otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot melakukan kerja. Energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal (mis., mengangkat benda), energi yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama kontraksi: W=LxD W = Hasil kerja L = Beban D = Jarak gerakan terhadap beban 2. Mekanisme Molekuler Kontraksi Otot Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filament aktin berasal dari dua lempeng yang saling tumpang tindih yang pada waktu bersamaan menjadi lebih dekat dengan filamen myosin. Selama kontraksi kuat filament aktin dapat ditarik hingga ujung filament myosin menekuk kontraksi otot yang terjadi karena mekanisme pergeseran filament. Proses yang menimbulkan pemendekan merupakan peluncuran filament. Karena otot memendek maka filament tipis dan ujung sarkomer (kontraksi dari myofibril) saling mendekat. (Syaifuddin, 2011) ATP adalah sumber energy untuk kontraksi. Bila otot berkontraksi maka timbul suatu kerja yang memerlukan energi. Sejumlah ATP dipcah membentuk ADP. Proses ini berlangsung terus menerus sampai filament aktin menarik membran dan menyentuh ujung akhir dilamen myosin sampai beban pada otot menjadi terlalu besar. Kontraksi otot memerlukan tenaga kimia sampai mekanik. Sumber cepat tenaga ini memerlukan turunan fosfat organik yang kaya akan tenaga di dalam otot. Sumber akhir merupakan metabolisme antara karbohidrat dan lipid hidrolisis ATP untuk memberikan tenaga bagi kontraksi. Banyak tenaga sintesis ulang ATP dan fosforil keratin berasal dari pemecahan glukosa menjadi CO2 dan H2O, suatu bagian lintasan metabolism utama.



32



Bila ada oksigen yang adekuat maka piruvat memasuko siklus linasan enzim pernapasan dan dinamakan glikolisis anaerobik. (Syaifuddin, 2011) Sifat otot dalam organism utuh a. Efek denervasi b. Elektromiografi 3. Jenis dan karakteristik kontraksi Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsure otot konraktil, karena otot mempunyai unsur elastis dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan berarti panjang otot keseluruhan. Ini disebut isometric (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan beban tetap dengan pemendekan ujung otot dinamakan isotonik (tegangan sama). (Syaifuddin, 2011) Sifat kontraksi dapat diperlihatkan secara khusus dengan menimbulkan suatu kedutan otot dengan cara diperlihatkan secara khusus dengan menimbulkan suatu kedutan otot dengan cara memberikan rangsangan listrik secara tiba-tiba pada saraf otot atau melewatkan rangsangan listrik singkat di seluruh otot. Hal ini akan menimbulkan kontraksi tunggal yang mendadak berlangsung kurang dari satu detik. Kontraksi isometrik adalag ketika otot tidak memendek selama berkontraksi, otot berkontraksi melawan transduser kekuatan tanpa mengurangi panjang otot. Kontraksi isotonik adalah ketika otot memendek melawan beban yang ada, misalnya otot sedang mengangkat beban yang berat. (Syaifuddin, 2011) B. Kelelahan Otot Bila otot dalam keadaan istirahat biasanya sejumlah tegangan masih tetap ada. Tegangan ini disebut tonus, merupakan hasil dari rendahnya kecepatan impuls saraf yang dijalarkan dari saraf otak ke neuron motorik anterior. Kontransi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan kelelahan otot. Kelelahan ini akibat ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Saraf terus menerus bekerja dengan baik. Impuls saraf berjalan normal melalui hubungan otot dan saraf masuk ke dalam serabut otot. Potensial aksi



33



normal menyebar ke serabut-serabut otot tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut otot kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang meunju otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam waktu kurang dari 1 menit karena kehilangan suplai zat gizi. (Syaifuddin, 2011) C. Hipertrofi dan Atrofi Otot Aktivitas otot yang kuat menyebabkan ukuran otot bertambah. Garis tengah tiap serabut otot meningkat, sarkolema meningkat, dan serat-serat mendapat zat gizi serta zat antara metabolisme seperti adenosin trifosfat, keratin fosfat glikogen “lipid” intersel mitokondria bertambah, myofibril juga bertambah jumlah dan ukurannya. Hipertrofi otot meningkatkan daya gerak otot dan mekanisme zat gizi untuk mempertahankan peningkatan daya gerak. Aktivitas otot yang sangat kuat walaupun hanya beberapa menit terjadi setiap hari. Aktivitas otot yang lama meningkatkan ketahanan otot, menyebabkan peningkatan enzim-enzim oksidatif, mioglobulin, dan kapiler darah yang penting untuk peningkatan metabolisme otot. Atrofi otot adalah kondisi kebalikan dari hipertrofi otot. Ini terjadi setiap saat otot tidak digunakan. Bila otot hanya digunakan untuk kontraksi yang sangat lemah. Atrofi sering terjadi bila anggota gerak yang di gips, yang dapat mencegah kontraksi otot. Kadang-kadang otot tidak digunakan selama 1 bulan. Hal ini dapat menurunkan ukuran otot sampai separuh ukuran normal. Jika otot dipersarafi kembali selama 3-4 bulan biasanya fungsi seluruh otot kembali lagi seperti semula. (Syaifuddin, 2011) Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Proses perubahan bentuk ini sering kali berlangsung cepat dalam waktu beberapa minggu. Beberapa perubahan benuk otot: (Syaifuddin, 2011) 1. Hipertrofi: Massa suatu otot menjadi besar akibat dari peningkatan jumlah filament aktin dan myosin dalam setiap serat otot. Peristiwa ini terjadi sebagai respons terhadap kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal.



34



2. Atrofi otot.: Massa otot menurun akibat otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kecepatan penghancuran protein kontraktil jumlah myofibril berlangsung lebih cepat dari kecepatan pengganti. 3. Penentu panjang otot: Bila otot diregang hingga panjangnya melebihi normal dapat menyebabkan hipertrofi karena bertambahnya sarkomersarkomer baru pada ujung serat otot yang melekat pada tendo. Jika tetap memendek sarkomer pada ujung otot akan menghilang. 4. Hyperplasia serat otot: Pembentukan kekuatan otot yang ekstrem pada proses hipertrofi serat otot, terjadi peningkatan jumlah serat otot. Beberapa jam setelah kematian semua otot tubuh masuk dalam keadaan kontraktur, berarti otot berkontraksi dan menjadi kaku walaupun tidak terdapat potensial aksi. Keadaan ini disebut rigor mortis. Kekakuan ini disebabkan oleh hilangnya ATP yang dibutuhkan dalam pemisahan filament aktin selama proses relaksasi. (Syaifuddin, 2011).



35



DAFTAR PUSTAKA Joyce M. Black, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Ed 8 Vol 1. Singapore: Elsevier Syaifuddin, 2011. Anatomi Fisiologi. Kurikulum Berbasis Kompotensi Untuk Keperawatan & Kebidanan. Ed 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Koes Irianto, 2014. Anatomi Dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta Suratun, dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Kirnantoro. 2014. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press Risnanto, ddk. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Yogyakarta: Deepublish



36