Laporan Patologi Sistem Muskuloskeletal [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dian
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PATOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL ARTHROSIS DAN GANGGUAN SENDI



Disusun Oleh : Dian Nurul Halila G41192389 / 2C



Dosen Pengampu : Angga Rahagiyanto, S. ST., M.T.



JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI REKAM MEDIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER TAHUN 2019/2020



1. Patologi Osteoarthritis https://www.scribd.com/doc/101032539/Patologi-Osteoarthritis



Pada Osteoarthritis mengakibatkan perubahan metabolisme tulang rawan sendi seperti peningkatan aktifitas enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya ketahanan dari tulang rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh lain. Penurunan kolagen memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik Gambaran utama pada Osteoarthritis adalah : 1. Penghancuran kartilago artikular yang terus menerus, menghasilkan zat yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kemudian merangsang makrofag untuk menhasilkan IL-1. Hal itu meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler. 2. Terbentuknya kista subartikular 3. Sklerosis yang mengelilingi tulang yang menyebabkam penyempitan rongga sendi. 4. Terbentuknya osteofit (tulang baru) di tepi sendi merupakan respons terhadap tulang rawan yang rusak. Hal itu bertujuan untuk memperbaiki dan membentuk kembali persendian. 5. Adanya fibrosis kapsul. Pada OA terdapat proses penurunan, perbaikan dan peradangan yang terjadi dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Penurunan kekuatan terutama



disebabkan oleh atrofi otot tipe II B yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat. Perubahan – perubahan yang terjadi pada OA adalah sebagai berikut: a. Degradasi rawan Pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan OA permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertikal (fibrilasi). Dapat terbentuk ulkus kartilago



dalam



yang



meluas



ke



tulang.



Dapat



timbul



daerah



perbaikan



fibrokartilaginosa. Semua kartilago secara metabolis aktif, dan kondrosit melakukan replikasi, membentuk kelompok. Namun, kemudian kartilago menjadi hiposeluler. Proses degradasi yang timbul melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun, sedang yang lambat 20 – 30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi. b. Osteofit Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi atau perbaikan. Reparasi berupa pembentukan osteofit di tulang subkondral. c. Sklerosis subkondral Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/ penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak). d. Sinovitis Sinovitis adalah peradangan dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi. Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Cairan ini akan didesak ke dalam celahcelah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang disebut kista subkondral. 2. Patologi Rheumatoid Arthritis https://www.scribd.com/doc/24310503/Definisi-Etiologi-Patologi-Artritis-Reumatoid-Semester-2Blok-6-Pleno-3-Putri-030290 https://www.slideshare.net/KULIAHISKANDAR/makalah-arthritis-rheumatoid



https://aanborneo.blogspot.com/2013/03/makalah-rheumatoid-arthritis.html



Kelainan yang dapat terjadi pada suatu artritis reumatoid yaitu: a. Kelainan Pada Daerah Artikuler seperti pada sinovia, tendon dan tulang. Terbagi atas tiga stadium : 



Stadium I (stadium sinovitis) : Pada stadium ini terjadi perubahan awal pada jaringan synovial yang ditandai hiperemi (peningkatan aliran darah), edema (pembengkakan) karena kelainan, nyeri saat istirahat maupun bergerak, kekakuan.







Stadium II (stadium destruksi) : Pada stadium ini terjadi kerusakan sinovial dan jaringan di sekitarnya ditandai dengan kontraksi tendon.







Stadium III (stadium deformitas) : Pada stadium ini terjadi perubahan secara terus menerus, struktur tulang dan gangguan fungsi secara menetap.



b. Kelainan Pada Jaringan Ekstraartikuler Perubahan patologis yg dapat terjadi pada jaringan ekstra-artikuler, yaitu: 



Otot







Nodul Subkutan







Pembuluh Darah Perifer







Kelenjar Limfe







Saraf







Visera



Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon mengalami peradangan. Peradangan ditandai oleh penumpukan leukosit, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran sinovium menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian sel dan respons peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi yang akan memperparah peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses yang lambat dapat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas atau perubahan struktur dan bentuk tulang. 3. Patologi Gouth Arthritis http://repository.unimus.ac.id/409/3/BAB%20II.pdf



Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asma urat tubuh yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaina obat tertentu. Terbentuknya kristal - kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal ini dapat mengakibatkan reaksi peradangan dan menyebabkan nyeri dan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak. Faktor predisposisi yang berperan ialah faktor genetik (defisiensi enzim HGPRT dan peningkatan aktivitas PRPP synthetase), diet yang protein dan fruktosa, penggunaan obat



dan alkohol dan akibat penyakit lain (gagal ginjal, penyakit hematologi, psoriasis, malignansi, hipertensi dan obesitas). 4. Patologi Psoriasis Arthritis https://www.academia.edu/5674223/PSORIASIS



Biasanya mengenai sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan kaki. Pada stadium akut, sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit. Bila berlangsung lama dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial eusion, menyebabkan pemendekan tulang dan hal ini mengakibatkan pergerakan sendi menjadi sulit, jari memendek dan kaku dalam posisi fleksi. Secara rotgenologik tampak sendi yang atrofi dengan permulaan osteoporosis diikuti peningkatan densitas tulang, penyempitan rongga persendian dan erosi permukaan sendi. 5. Patologi Coxarthrosis https://id.iliveok.com/health/osteoartritis-sendi-panggul-coxarthrosis_112798i16103.html https://kulart.ru/id/disease/left-sided-coxarthrosis-symptoms-diagnosis-treatment-osteoarthritisof-the-hip-joint-symptoms-and-treatment-exercisessss/



Coxarthrosis adalah osteoartritis sendi panggul. Coxarthrosis biasanya menyerang orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun. Faktor-faktor predisposisi utama terhadap perkembangan osteoartritis sendi panggul adalah displasia kongenitalnya, penyakit Perthes, anomali panjang tungkai bawah, displasia asetabular. Coxarthrosis unilateral jauh lebih umum daripada bilateral. Tahap perkembangan penyakit : a. Pada tahap ini, rasa sakit tidak seperti biasanya dan terjadi secara berkala terkonsentrasi hanya di bagian pinggul. Saat istirahat, rasa sakit hilang. Ini adalah diagnosis pertama



coxarthrosis. Diagnosis coxarthrosis pada mesin sinar-X dapat menunjukkan celah sendi menyempit dengan cepat dan kepala femoralis tidak berubah. b. Rasa sakit menjadi lebih dalam dan meluas ke pangkal paha dan paha. Rasa sakit tidak berhenti bahkan selama keadaan istirahat total. Perubahan bentuk kepala femoralis. Diagnosis coxarthrosis pada mesin sinar-X dapat menunjukkan pembentukan kista. Leher pinggul mulai menebal. c. Nyeri hebat terus menerus yang tidak memungkinkan untuk tidur. Pincang dan dibutuhkan alat bantu bergerak. Pada X-ray, pertumbuhan tulang dapat diamati dengan jelas, kesenjangan sendi menghilang sepenuhnya. Pada tahap ini, bahkan obat terkuat pun tidak membantu seefektif penggunaannya pada tahap sebelumnya akan membantu. 6. Patologi Septic Arthritis https://prezi.com/h-xbmyy2cnzg/septic-arthritis/ https://aanborneo.blogspot.com/2013/04/makalah-artritis-septic.html



Septic arthritis adalah infeksi dari satu atau lebih sendi oleh mikroorganisme. Septic Arthritis paling banyak mengenai lutut punggung, bahu, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan siku. Banyak faktor yang memengaruhi dan tergantung pada interaksi mikroorganisme dengan respon imun hopses, kolonisasi bakteri, faktor virulensi bakteri. Perjalanan penyakit ini terbagi dalam 5 stadium, yaitu : 1. Stadium Implantasi : Bakteri akan menempel pada tulang, apabila daya tahan tubuh penderita menurun, bakteri akan membentuk koloni yang berlangsung selama 6 – 8 minggu. Keadaan ini umumnya terjadi pada anak – anak umumnya pada daerah sentral vertebra. 2. Stadium Destruksi Awal : Terjadi kerusakan korpus vertebra serta penyempitan yang ringan. Proses ini berlangsung selama 3 – 6 minggu. 3. Stadium Destruksi Lanjut : Terjadi kolaps vertebra dan nanah yang berbentuk cold abses ( abses dingin ), yang terjadi 2 – 3 bulan setelah stadium destruksi awal. 4. Stadium gangguan neurologis : Bila terjadi gangguan neurologis, maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia, yaitu : 



Derajat I : Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan aktifitas atau setelah berjalan jauh.







Derajat II : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita masih dapat melakukan pekerjaannya.







Derajat III : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak / aktivitas penderita.







Derajat IV : Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan defekasi dan miksi



5. Stadium deformitas residual : Stadium ini terjadi kurang lebih 3 – 5 tahun setelah timbulnya stadium implantasi.