Anatomy THT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ORGANON AUDITUS (ALAT PENDENGARAN)



Auris (telinga) merupakan sepasang alat indera yang sebagian besar berada pada os temporale. Auris memiliki dua fungsi yaitu sebagai organ pendengaran dan sebagai organ keseimbangan. Auris terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Auris externa (telinga luar)



3. Auris Interna ( telinga dalam )



a.



Auricula



b.



Meatus acusticus externus







Labyrinthus vestibularis



c.



Membrana Tympani







Labyrinthus cochlearis



1.



2. Auris media (telinga tengah)



2.



Labyrinthus membranaceus



Labyrintus osseus



Cavitas tympanica/ cavum







Vestibulum



tympani







Canalis semicircularis



b.



Ossicula auditus







Cochlea



c.



Tuba auditiva



a.



Auris externa dan auris media hanya terlibat dalam proses pendengaran, sedangkan auris interna terlibat dalam proses pendengaran dan keseimbangan serta memiliki struktur yang kompleks.



Gambar 1.0 Organon Auditus Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Q.S Al-Mu’minuun 23:78). “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S Fushshilat 41:20). Sebagai manusia yang beragama islam, kita harus senantiasa berada di jalan Allah SWT, menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya sehingga kita dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan kita dan kelak nanti akan menjadi manusia yang beruntung serta selalu berada dalam lindungan-Nya, Amin.



1. Auris Externa Auris externa merupakan bagian dari telinga yang dapat dilihat dari luar. Auris Externa terdiri atas auricular, meatus acusticus externus dan membrane tympanic. Meatus acusticus externus terdiri atas pars cartilaginea dan pars ossea dengan dibatasi oleh kulit. A. Auricula (Pinna) Auricula atau daun telinga merupakan rangka paling luar dari Auris Externa. Auricula ini mempunyai bentuk yang khas. Rangka Auricula terdiri atas dua buah cartilago, yaitu cartilago auricula dan cartilago meatus acusticus eksternus dimana kedua buah cartilago ini saling berhubungan satu sama lain.



Gambar 2.0 Auricula Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



Bangunan bangunan yang terdapat pada Auricula ini antara lain lobulus auriculae, helix, crus helicis, spina helicis, cauda helicis, antihelix, fossa triangularis, crura antihelicis, scapha, concha auriculae, cymba concha, cavitas conchae, antitragus, tragus, lamina tragi, incisura anterior, incisura intertragica, sulcus auriculae posterior, isthmus cartilaginis auris, fissure antitragohelicina, sulcus antihelicis transverses, sulcus cruris helicis, fossa antihelicis, eminentia conchae, dan eminentia fossa triangularis.



Nb. Pelajari dengan baik bangunan-bangunan tersebut.



Auricula mempunyai beberapa fungsi yaitu:  Menangkap, mengumpulkan, dan meneruskan gelombang bunyi ke meatus acusticus externus.  Melindungi porus acusticus externus.



B. Meatus Acusticus Externus Meatus acusticus externus adalah sebuah saluran pendek dan berkelok-kelok seperti huruf S yang membentang dari auricula dan berakhir pada sulcus tympanicus, dipisahkan dengan cavitas tympanica oleh membrana tympanica. Tepat di depan meatus acusticus externus terdapat articulatio temporormandibularis dimana caput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus acusticus eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Meatus acusticus externus ini mempunyai fungsi sebagai resonator dan penghantar gelombang udara dari auricula menuju membrana tympanica. Pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 1 inci (2,5 cm), dan dapat diluruskan untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik auricular ke arah superoposterior. Sementara pada anakanak, auricula ditarik lurus ke arah posterior, atau ke arah



inferoposterior. Bagian meatus acusticus externus yang paling sempit terletak kira-kira 5mm dari membrana tympanica. Rangka dari meatus acusticus externus terdiri dari: 1. Pars cartilaginea: terletak 1/3 bagian lateral : terdiri atas cartilage,lanjutan dari cartilage auricular, mempunyai rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumenalis. 2. Pars ossea : terletak 2/3 bagian medial : terdiri atas jaringan tulang



Rangka dari meatus acusticus externus ini dilapisi oleh kulit dan rambut pada sepertiga bagian luarnya, serta dilengkapi oleh glandula sebacea dan glandula ceruminosa. Glandula ceruminosa atau glandua ceruminata (cere = lilin) merupakan modifikasi dari kelenjar apokrin. Fungsi dari glandula ceruminosa ini adalah menghasilkan serumen (sekret lilin berwarna coklat kekuningan) yang berfungsi untuk:  Memperlambat pertumbuhan mikroorganisme  Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi  Menjerat benda asing yang masuk ke telinga  Menolak serangga Auris externa ini diinervasi oleh: 1. N. Auricularis posterior N. Facialis Nervus ini memberi cabang ke : 1) M.Antitragus 2) M.Transversus auriculae 3) M.Auricularis posterior 4) M.Obliquus auriculae 5) M.Auricularis superior 2. R. Temporalis N. Fascialis 1) M.Tragicus 2) M.helicis minor



3) M.Helicis mayor 4) M.Auricularis superior 5) M.Auricularis anterior (NB: Jadi semua musculus intrinsik maupun extrinsik auricula di inervasi oleh N. Facialis) Vascularisasi auris externa oleh : 1. A. Auricularis profunda cabang dari A.Maxillaris interna 2. R. Auriculbris anterior cabang dari A. Temporalis superficialis cabang dari A. Carotis externa 3. R.. Auricularis a. auricularis postor cabang dari A. carotis externa



C. Membrana Tympanica Membrana tympanica merupakan membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. Membrana ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan dan lateral. Permukaan konkaf ke lateral.Pada dasar cekungan terdapat lekukan kecil yaitu umbo,yang terbentuk oleh t ujung manubrium mallei. Membrana tympanica dibagi menjadi dua bagian yaitu 1. Pars tensa Bagian membrana tympanica yang memiliki limbus 2. Pars flaccida Membrana tyrnpanica yang tidak memiliki Iimbus.



Gambar 3.0 Membran tympani Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



Di dalam pemeriksaan klinis untuk keperluan terapi, membrana tympanica dibagi menjadi 4 kuadran yaitu: 1. Kuadran superior anterior Disebelah atas depan, relative sempit 2. Kuadran inferior anterior Pada kuadran ini terdapat cone of light yaitu daerah pantul jika suatu sinar langsung diarahkan pada membrana tympanica. Pantulan cahaya ini berbentuk khas segitiga didepan umbo. 3. Kuadran superior posterior Pada kuadran ini terdapat bayangan cars longum incudis 4. Kuadran inferior posterior Pada kuadran ini sering dilakukan parasinthese/miringotomi untuk explorasi exudat dan atau pus pada peradangan cavitas tympanica



2. AURIS MEDIA Auris media merupakan ruangan berisi udara, dilapisi oleh sel-sel mukosa. Auris media terletak di dalam os. temporale, dengan auris externa di lateral dan auris interna di medial. Auris media terdiri atas cavitas tympanica / cavum tympani, Ossicula auditus (tulang-tulang pendengaran) dan tuba auditiva.



A. Cavitas Tympanica Cavitas tympanica merupakan ruangan terbesar di auris media. Ruang ini mengalami dua perluasan, yaitu perluasan ke cranial membentuk recessus



epitympanicus



hypotympanicus.



dan



ke



caudal



membentuk



recessus



Gambar 4.0 Cavitas Tympanica Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



B. Ossicula auditus Di dalam cavitas tympanica dan recessus epitympanicus terdapat ossicula auditus, yang terdiri atas tiga buah tulang, yaitu malleus, incus, dan stapes. Ossicula auditus ini membentuk rangkaian tulang dari membrana tympanica sampai fenestra vestibuli.



Gambar 5.0 Ossicula auditus Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore







Malleus Bagian-bagian dari malleus, yaitu caput



mallei,



processus



collum



mallei,



lateralis,



processus



anterior, dan manubrium mallei. Caput



mallei



epitympanicus



mengisi dan



recessus



berarticulatio



dengan incus membentuk articulatio incudomallearis



dengan



tipe



persendian yaitu articulation sellaris. Processus anterior melekat pada dinding



anterior



auris



media.



Processus lateralis melekat pada plica mallearis



anterior



dan



posterior.



Manubrium mallei melekat pada membrana tympanica dan ujungnya membentuk umbo. 



Incus Incus terdiri atas corpus incudis, crus ton gum, crus breve, dan processus lenticularis. Corpus incudis mengisi recessus epitympanicus. Pada corpus incudis terdapat facies



articularis,



yang berarti culatio dengan caput Crus longum berjalan parallel dengan manubrium



mallei,



dan



pada



ujungnya berakhir menjadi processus lenticularis.



Processus



lenticularis



akan bersendi dengan caput stapedis milik



stapes,



dan



membentuk



articulatio incudostapedialis. Dengan tipe



persendian



yaitu



articulatio



globoidea.



Crus



breve



akan



dihubungkan ke dinding posterior cavitas tympani oleh ligamentum incudis pesterius. 



Stapes Stapes terdiri atas caput stapedis, crus anterius, crus posterius, dan basis stapedis.



Caput



stapedis



membentuk



akan



articulatio



incudostapedialis dengan incus. Basis stapedis akan dilekatkan pada tepi fenestra



vestibuli



of



eh



ligamentum annulare stapedis.



Selain ossicula auditus, di da(am auris media juga terdapat musculi ossiculorum audituvum, di mana terdiri atas dua buah musculus, yaitu m. tensor tympani dan m. stapedius. Otot



m.tensor tympani



m. stapedius;



Origo Pars Cartilagine tuba auditiva, pars ossicula tuba, auditiva, aia mayor ossis sphenoidalis, Pyramis (penonjolan tulang pada dinding posterior cavitas tympanica)



Insertio



Manubrium Mallei bagian atas



Collum stapedis



Inervasi



Fungsi



Cabangcabang n. V/3



Secara reflex meredam getaran malleus dengan lebih menegangkan membarana tympanica



Cabangcabang n. VII



Secara reflex meredam getaran stapes dengan menarik collumnya



C. Tuba Auditiva /Tuba pharyngotympanica Tuba pharyngotympanica / tuba auditiva Eustachii merupakan saluran yang menghubungkan auris media dengan nasopharynx. Saluran ini terbagi menjadi pars ossea dan pars cartilagines. Fungsi dari saluran ini adalah:  Menjaga keseimbangan tekanan cavitas tympanica dengan tekanan udara luar  Menjaga kebebasan gerak membrana tympanica



Bisa juga sebagai jalan perluasan infeksi dari cavum oris I cavum nasi ke dalam cavitas tympanica. Selain itu, tuba auditiva eustachii juga secara tidak langsung berhubungan dengan anthrum mastoideum. Anthrum mastoideum merupakan ruangan yang terdapat di dalam processus mastoideus ossis temporalis. Atapnya adalah tegmen tympani, dinding lateralnya adalah pars aquamosa ossis temporalis. Anthrum



mastoideum



merupakan



muara



dari



cellulae



mastoideae yang terdapat di dalam processus mastoideum. Di sebelah medio-occipitale cellulae mastoidea berjalan sulcus sigmoideus.



Vaskularisasi Auris media mendapat vaskularisasi dari: 1. a. tympanica superior 2. a. tympanica anterior 3. a. tympanica inferior 4. a. tympanica posterior 5. r. caroticotympanicus.



Tuba auditiva mendapat vascularisasi dari: 1. r. pharyngeus a. pharyngea ascenden, 2. a. meningea media 3. a. canalis pterygoidea.



Vena yang berasal dari cavitas tympani adalah w. Tyrnpanicae, melalui fissura petrotympanica akan bermuara ke w. Articulares. Vv. Articulares kemudian akan bermuara ke v. facialls posterior.



Inervasi Auris media diinervasi oleh: a. n. tympanicus cabang dari n. glossopharyngeus b. n. auriculotemporalis n.V c. r. auricularis n.vagus d. n. caroticotympanici cabang dari plexus caroticus internus, e. r. tubae cabang dari n. tympanicus.



NB: n.auriculotemporalis n.V dan r.auricularis n.vagus menginervasi bagian luar dari membrana tympanica yang sangat peka terhadap nyeri Vasa lymphatica Anak-anak



Gambar 6.0 Ossicula auditus Sumber : Buku Ajar THT FK UI



Dewasa



Vasa lymphatica dari cellulae mastoidea dan auris media bermuara ke Inn. Retroauriculares. Vasa lymphatica dari tuba auditiva bermuara ke Inn. Cervicales profunda.



3. AURIS INTERNA (LABYRINTH) Auris interna merupakan bagian auris yang terlibat dalam proses pendengaran dan keseimbangan. Auris interna terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. Labyrinthus osseus 



Terdiri atas tulang dan seluruh bagiannya terletak dalam os temporale.







Merupakan tulang paling keras dalam tubuh manusia



2. Labyrinthus membranaceus 



Merupakan rangkaian berkelanjutan dari saccus atau ductus-ductus membranaceus







Berisi cairan endolymphe dan terletak di dalam labyrinthus osseus







Dipisahkan dari labyrinthus osseus oleh cairan perilymphe



Labvrinthus Osseus Labyrinthus Osseus terdiri .dari 3 bagian yaitu Vestibulum, canalis semicircularis, dan,cochlea. 1. Vestibulum a. Batas-batas 



anterior



: cochlea







posterior



: canalis semicircularis







media



: auris media







frontolateral : fenestra vestibuli







dasar



: caecum vestibulare (ujung ductus cochlearis)



b. Bangunan-bangunan yang terdapat pada vetibulum, yaitu: 



Fenestra vestibuli Ditutupi oleh basis stapedis clan ligamentum anulare stapedis.







Recessus sphericus Terdapat macula cribosa media yang ditembus cabang-cabang n. acusticus menuju ke sacculus.







Orificium aqueductus vestibuli







Recessus ellipticus Terdapat macula cribosa superior yang ditembus cabang n. acusticus menuju utriculus, ductus semicircularis superior dan lateralis.







Utriculus dan sacculus



Gambar 7.0 Pandangan anterolateral capsula oticus kiri Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore 2. Canalis semicircularis 



Tiap auris interna memiliki 3 buah canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis



anterior/superior,



canalis



semicircularis



posterior/inferior, dan canalis semisircularis lateral. 



Canalis semicircularis anterior dan posterior saling tegak lurus dan terletak dalam bidang vertikal.







Canalis semicircularis lateral terletak dalam bidang horizontal.







Tiap canalis terdiri atas crus ampullare dan crus simplex dimana semua crus akan bermuara ke vestibulum.







Crus commune → persatuan crus simplex canalis semicircularis anterior dan posterior.







Prominentia



canalis



semicircularis







pendesakan



canalis



semicircularis lateralis pada dinding medial aditus ad antrum dwa antrum mastoideum. 



Eminentia arcuata → pendesakan canalis semircularis anterior pada basis cranii



Gambar 7.0 Pandangan anterolateral labyrinthus membranaceus kiri Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore 3. Cochlea 



Struktur tulang berbentuk seperti rumah siput, spiral, conical, dan mengandung organ pendengaran, pada manusia terdapat 2,5 putaran yang mengelilingi modiolus cochlea.







Terletak secara horizontal di sebelah anterior vestibulum da bagian dalamnya dilapisi membrana epitelia yang menghasilkan perylimphe.







Ditembus oleh n. cochlearis cabang n. cochlearis cabang n. acusticus







Mediolus /conicus centralis → axis central cochlea berupa tulang berongga







Pada dinding dalamnya terdapat lamina spiralis ossea dan lamina spiralis secundaria sehingga canalis cochhlearis terbagi atas 2 bagian, yaitu: a. scala vestibuli pada bagian superior b. scala tympani pada bagian inferior







Harnulus lamina spiralis → lamina spiralis ossea mengecil pada bagian apex







Scala vestibuli dan tympani berhubungan melalui helicotrema



Labyrinth Membranaceus Beberapa bangunan panting di labyrinthus membranaceus adalah labyrinthus vestibularis (spatium perilymphaticum, utriculus, ductus semicircularis, ductus utriculosacculus, ductus endolymphaticus, saccus endolymphaticus, sacculus,



ductus reuniens) clan labyrinthus cochlearis (spatium perilymphaticum, aquaductus vestibuli, aquaductus cochleae dan ductus cochlearis). 1. Utriculus 



Terletak di posterior sacculus dan berhubungan dengan ductus semicircularis







Pada dinding bagian dalam tepatnya pada bagian inferior anterior terdapat penebalan yang disebut macula acustica utriculi yang berisi filamen n.acusticus







Utriculus berhubungan dengan sacculus



melalui



ductu



utriculosaccularis 



Di dalam utriculus dan sacculus terdapat macula yang berfungsi sebagai reseptor terhadap gravitasi dan perubahan posisi kepala



2. Sacculus 



Terletak di anterior utriculus dan berhubungan dengan ductus cochlearis melalui ductus reuniens







Lebih kecil daripada utriculus







Pada dinding dalam sebelah anterior terdapat penebalan yang disebut macula acustica saculi yang berisi filamen n.acusticus







Sacculus dan utriculus berhubungan secara tidak Iangsung dengan ductus endolymphaticus







Ductus endolymphaticus melanjutkan sebagai aquaductus vestibuli, berakhir sebagai pelebaran disebut saccus endolymphaticus



Gambar 8.0 Pandangan anterolateral labyrinthus membranaceus kiri Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



3. Ductus semicircularis 



Terdapat di dalam canalis semisircularis (osseus)







Setiap ductus mengalami pelebaran pada ujungnya yang disebut ampulla







Pada ampulla terdapat reseptor keseimbangan yaitu crista ampullaris yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan angular / rotasional kepala



4. Ductus cochlearis 



Ductus cochlearis berputar di dalam canalis spiralis dan berakhir pada apex cochlea dengan panjang 35 mm dan akan bermuara pada fenestra cochlea







Ductus ini membagi labyrinthus ossesus menjadi 3 ruangan terpisah atau 3 scala, yaitu:



Gambar 9.0 Struktur Cochlea Sumber : Anatomi Klinis Keith L. Moore



a.



Scala Vestibuli -



Berhubungan Iangsung dengan vestibuli



-



Berisi cairan perilymphe



-



Terletak superior dari ductus cochlearis



-



Kelanjutan vestibulum dam dibatasi oleh fenestra vestibuli.



b.



Scala Media -



Ductus cochlearis yang aslii



-



Terletak di tengah dipisahkan dari scala vestibuli oleh membrana Reissner dan dari scala tympani oleh membrana basilaris



-



Membrana



basilaris



ditempati



oleh



organon



corti



(phonoreceptor n. cochlearis n. VIII) -



Berisi cairan endolymphe



-



Menyempit ke arah apex cochlea, terbuka pada ujungnya → helicotrema.



c.



Scala tympani -



Berisi cairan perilimfe dan bermuara ke dalam fenestra cochlea



Vascularisasi a. systema arteriosa 1.



a. labyrinthi (a. auditiva interna) cabang a. cerebelli anterior inferior cabang a. basilaris



2.



a. vestibularis anterior cabang a. labyrinthi → menuju apparatus vestibularis



3.



a. vestibulocochlearis cabang a. labyrinthi → memvascularisasi bagianbagian cochlea



4.



a. spiralis modiolaris → penyuplai darah kolateral ke cochlea



b. systema venosa 1.



vv. vestibularis → v. aquaeductus vestibuli → ke sinus petrosus inferior



2.



organon spirale → w. lamina, spiralis (bersama dengan v. spirale bergabung menjadi sebagian v. auditiva interna dan v. canaliculi cochlea)



3.



v. auditiva interna → sinus petrosus inferior atau sinus tranversus



4.



v. canaliculi cochlea → bulbus vena jugularis interna.



Inervasi 1.



Inervasi auris interna oleh n. VII dan n. VIII (/n. vestibulocochlearis / n. auditorius / n. statoacusticus)



2. Keduanya masuk dalam pars petrosa ossis temporalis, pada fundus n. VII akan masuk dalam canalis facialis; sedangkan n. VIII terbagi menjadi n. vestibularis dan n. cochlearis 3. Selanjutnya n. cochlearis menginervasi aparatus akustik sedangkan n. vestibularis menginervasi aparatus vestibularis. 4. Pada meatus acusticus internus juga terdapat ganglion vestibulare yang terbagi menjadi. pars superior dan inferior. 5. Pars superior memiliki cabang: - n. ampullaris anterior yang berakhir pada crista ampullaris anterior - n. utricularis yang berakhir pada crista ampullaris lateralis - n. saccularis superior yang berakhir pada macula 6. pars inferior mempercabangkan n. saccularis inferior dan n. ampullaris posterior



Mekanisme Pendengaran  Gelombang-gelombang suara sampai pada membrana tympanica  Getaran dari membranal tympanica menyebabkan pergerakan ossicula auditus (tulang-tulang pendengaran)  Pergerakan stapes pada fenestra vestibuli menghasilkan gelombang tekanan pada perilymphe pada ciuctus vestibularis  Gelombang tekanan mengubah membrana basilaris pada perjalanannya menuju fenestra cochlea scala tympani  Getaran membrana basilaris menyebabkan getaran sel rambut terhadap membrana tectorial  Informasi mengenai daerah dan intensitas rangsang direlay ke susunan saraf pusat melalui n. cochlearis cabang N. VIII.



BEBERAPA KELAINAN KLINIS 1. Tuli Setiap hilangnya pendengaran, bagaimanapun ringannya, merupakan ketulian.



Tuli



mendengarkan



sangat suara



bervariasi,



dengan



nada



rnulai /



dari



intensitas



ketidakmampuan tertentu



hingga



ketidakmampuan mandeteksi suara secara total.Tuli dikiasifikasikan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural.Pada tuli konduksi, terjadi gangguan pada proses konduksi getaran suara, misalnya karena robeknya membrana tympanica.Sedangkan tuli persepsi merupakan hasil dari kerusakan strulctuk neural rnulai dari sel rambut sampai pada sel cortical pendengaran.



2. Kelainan auris externa a. Otitis Externa Radang pada meatus acusticus externus akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur than virus. b. Hematoma Terdapatnya kumpulan darah diantara perikondirum dan tulang rawan di auricular/daun telinga



3. Kelainan auris media a. Otitis media Peradangan sebagian atatr seluruh mukosa telinga, tuba auditiva eustachii, antrum mastoideum dan sel-sel mastoid b. Otosclerosis Penyakit pada kapsul tulang labirynth yang rnengalami spongiosis didaerah basis stapes, sehingga basis stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirynth dengan. baik. Otosclerosis merupakan penyebab tuli konduksi yang umum pada orang dewasa



c. Barotrauma (aerotitis) Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba diluar telinga tengah sewaktu naik pesawat terbang, naik pegunungan atau menyelbm yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Hal ini menyebabkan terjadinya tekanan negative pada cavum tympani, sehingga cairan keluar dan pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai rupture pembuluh darah, sehingga cairan di auris media dan antrum mastoideum tercampur darah.



4. Gangguan keseimbangan a. Tinnitus Tinnitus merupakan salah satu bentuk gangguan pendengaran di telinga pada saat tidak ada rangsangan auditorik dari luar. Gangguan pendengaran itu bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau macam bunyi yang lain. b. Vertigo Vertigo adalah perasaan berputar. Penderita merasa dia berputar terhadap sekelilingnya, atau sebaliknya. Penyebabnya adalah gangguam pemrosesan kesimbangan. c. Nistagmus Nistagmus merupakan gerak bola mata kianl kemari yang terdiri dari fase lambat dan fase cepat.Fase cepat merupakan reaksi system vestibular sedangkan fase lambat merupakan reaksi kompensasinya d. Syndrome meniere, Miniere.disease dan pseudo miniere



Minierre disease Endo Lymphatitic hydrops Vertigo + Nystagmus + Tinnitus + SNHL(sensorineura hearing loss)



Minierre syndrome Labyrinthitis + + + Mixed deafness



Pseudo minierre Tubair catarrh + +_ + CHL(Conduction hearing loss)



DAFTAR PUSTAKA Moore, K.L. dan Agur, A.M.R. 2014. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Snell, Richard S. 2013. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC. Soepardi, E.A. et al. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala, dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.