5 0 236 KB
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKA Kelas
: 2A
Kelompok
:6
Anggota Kelompok
: Deni Priyatna (1818084) Desna Romauli Tamubolon (1818085) Fikri Imrali (1818121) Hafizhoh Hasbiyanti (1818129) Nauval Fauzan (1818196) Raudhatul Jannah (1818216) Vilia Ainaya Al-Fatiha (1818261)
Hari/Tanggal/Jam Praktikum
I.
: Senin / 3 Agustus 2020 / 07.30-12.30
JUDUL Penetapan Kekentalan Metode Laju Alir (Buret)
II.
TUJUAN Mengukur viskositas zat cair menggunakan metode laju alir (buret)
III.
PRINSIP Kekentalan atau viskositas merupakan suatu sifat fluida untuk menghambat pengaliran jika pada fluida tersebut dikenakan suatu gaya. Cairan dengan nilai kekentalan yang tinggi akan sukar mengalir dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengalir. Sedangkan cairan dengan nilai kekentalan yang rendah akan mudah mengalir dan membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mengalir. Kekentalan suatu zat cair dapat diukur dengan alat buret dan pengukuran pada metode ini didasarkan pada laju alir fluida. Kekentalan dinamik diukur berdasarkan gaya yang menyebabkan aliran dan dinyatakan dalam satuan poise. Sedangkan
kekentalan
kinematik
diukur
berdasarkan
kecepatan
alir
mempertimbangkan gaya yang memengaruhi dan dinyatakan dalam satuan stokes.
tanpa
IV.
CARA KERJA 1.
Kerapatan Air dan Sampel
Ditimbang piknometer kosong sebagai W0
2.
Di isikan air atau sampel bobot dicatat sebagai Wt
Dilakukan tiga kali pengulangan
Cerat buret dibuka dan stop watch dihidupkan saat cairan melewati skala 5 mL
stop watch dimatikan saat saat cairan melewati skala 30 mL
Pengukuran diulang sampai tiga kali
dicatat waktu saat berhenti sebagai Ta dan volume yang dikeluarkam sebagai V
Viskositas air suling
Buret diisi air suling sampai melampaui titik nol
3.
Viskositas sampel
Cerat buret dibuka dan stop watch dihidupkan saat cairan melewati skala 5 mL
stop watch dimatikan saat saat cairan melewati skala 30 mL
Pengukuran diulang sampai tiga kali
dicatat waktu saat berhenti sebagai T20 dan volume yang dikeluarkam sebagai V
Buret diisi sampel sampai melampaui titik nol
dilakukan pengukuran yang sama untuk oli 40
V.
DATA PENGAMATAN 1. Uji fisik
NO
Nama Bahan Uji
1 2
Deskripsi Warna
Wujud
Bau
Aquadest
Tidak berwarna
Cairan
Tidak Berbau
Oli 20 dan 40
Jingga kecoklatan
Cairan
Bau khas oli
2. Uji Viskositas
Waktu alir
Kerapatan
Ulangan Ta
T20
T40
Wa
W20
W40
1
10,22
15,62
22,68
0,996992
1,1444
1,4161
2
10,85
15,36
22,56
0,997044
1,1445
1,4162
3
10,43
15,67
22,69
0,996992
1,1443
1,4163
Rerata
10,50 ± 0,23
15,55 ± 0,25
22,64 ±0,11
0,997009
1,1444
1,4162
Nilai
10,50 ± 0,46
15,55 ± 0,25 22,64 ±0,11
0,997009
1,1444
1,4162
3.
Data Viskositas Sampel
ulangan 1 2 3 rerata (cm2/s)
Viskositas sampel 1 viskositas (cm2/s) 0,0156 0,0145 0,0153 0,0151
deviasi 0,0004 0,0006 0,0002 0,0004
sampel 2 viskositas (cm2/s) 0,0280 0,0264 0,0274 0,0273
4. Konversi satuan ke poise konversi satuan ke poise Keterangan sampel 1 η rerata viskositas (cm2/s) 0,0151 rerata kerapatan (g/mL) 1,1444 Poise 0,0173
VI.
sampel 2 0,0273 1,4162 0,0386
PERHITUNGAN
Perhitungan 1. Deviasi │Deviasi = rerata waktu alir − waktu alir│ ❖ Deviasi Air Ulangan 1 Deviasi = │10,50 − 10,22│ = 0,28 s Ulangan 2 Deviasi = │10,50 − 10,85│ = 0,35 s Ulangan 3 Deviasi = │10,50 − 10,43│ = 0,07 s (0,28 + 0,35 + 0,07) s Rerata Deviasi = = 0,23 x 2 = 0,47 s 3 Nilai = 10,50 ± 0,47 s
deviasi 0,0007 0,0009 0,0002 0,0006
❖ Deviasi Sampel 1 Ulangan 1 Deviasi = │15,55 − 15,62│ = 0,07 s Ulangan 2 Deviasi = │15,55 − 15,36│ = 0,19 s Ulangan 3 Deviasi = │15,55 − 15,67│ = 0,12 s (0,07 + 0,19 + 0,12) s = 0,12 x 2 = 0,25 s 3 Nilai = 15,55 ± 0,25 s Rerata Deviasi =
❖ Deviasi Sampel 2 Ulangan 1 Deviasi = │22,64 − 22,68│ = 0,04 s Ulangan 2 Deviasi = │22,64 − 22,56│ = 0,08 s Ulangan 3 Deviasi = │12,64 − 22,69│ = 0,05 s (0,04 + 0,08 + 0,05) s = 0,05 x 2 = 0,11 s 3 Nilai = 22,64 ± 0,11 s Rerata Deviasi =
2. Kerapatan m ρ= v ❖ Sampel 1 Ulangan 1 22,8876 g ρ= = 1,1444 g/mL 20 mL Ulangan 2
ρ=
22,8896 g = 1,1445 g/mL 20 mL
Ulangan 3 22,8856 g ρ= = 1,1443 g/mL 20 mL Rerata Kerapatan =
(1,1444 + 1,1445 + 1,1443)g/mL = 1,1444 g/mL 3
❖ Sampel 2 Ulangan 1 28,3226 g ρ= = 1,4161 g/mL 20 mL Ulangan 2 28,3236 g ρ= = 1,4162 g/mL 20 mL Ulangan 3 28,3256 g ρ= = 1,4163 g/mL 20 mL Rerata Kerapatan =
(1,4161 + 1,4162 + 1,4163)g/mL = 1,4162 g/mL 3
3. Viskositas Viskositas =
T spl ρ spl x Ƞ air x T air ρ air
❖ Sampel 1 Ulangan 1 Viskositas =
15,62 s cm2 1,1444 g/mL x 0,00888 x = 0,0156 cm2 /s 10,22 s s 0,996967 g/mL
Ulangan 2 Viskositas = Ulangan 3
15,36 s cm2 1,1445 g/mL x 0,00893 x = 0,0145 cm2 /s 10,85 s s 0,997044 g/mL
15,67 s cm2 0,1443 g/mL Viskositas = x 0,00888 x = 0,0153 cm2 /s 10,43 s s 0,996967 g/mL Rerata Viskositas =
(0,0156 + 0,0145 + 0,0153)cm2 /s = 0,0151 cm2 /s 3 = 0,0173 poise
❖ Sampel 2 Ulangan 1 Viskositas =
22,68 s cm2 1,4161 g/mL x 0,00888 x = 0,0280 cm2 /s 10,22 s s 0,996967 g/mL
Ulangan 2 22,56 s cm2 1,4162 g/mL Viskositas = x 0,00893 x = 0,0264 cm2 /s 10,85 s s 0,997044 g/mL Ulangan 3 Viskositas =
22,69 s cm2 1,4163 g/mL x 0,00888 x = 0,0274 cm2 /s 10,43 s s 0,996967 g/mL
Rerata Viskositas =
VII.
(0,0280 + 0,0264 + 0,0274) cm2 /s = 0,0273 cm2 /s 3 = 0,0386 poise
PEMBAHASAN Gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak disebut viskositas (kekentalan). Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai derajat kekentalan zat cair. Kekentalan (viskositas) merupakan salah satu sifat zat cair yang memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, contohnya kekentalan oli dan kekentalan gliserin. Di dalam dunia otomotif sifat zat cair yang banyak digunakan adalah pelumas atau oli. Pengetahuan tentang viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan karena tiap-tiap tipe mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum menggunakan pelumas hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah kesesuaian koefisien kekentalan pelumas dengan tipe mesin. Minyak pelumas atau yang lebih dikenal dengan nama oli didefinisikan sebagai suatu zat yang berada di antara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Prinsip dasar dari pelumas atau oli adalah mencegah terjadinya gesekan padat (solid friction) (Darmanto, 2011). Oli biasanya diperoleh dari pengolahan minyak bumi yang dilakukan melalui proses distilasi bertingkat berdasarkan titik didihnya.
Selain di dunia otomotif, sifat kekentalan zat cair juga banyak digunakan dalam dunia kecantikan dan obat-obatan, yaitu jenis gliserin. Gliserin merupakan cairan bening yang sering digunakan dalam pembuatan obat-obatan, makanan, sabun, dan lain sebagainya. Gliserin berupa cairan kental yang tidak berwarna dan rasanya manis yang memiliki titik didih tinggi dan membeku dalam bentuk pasta. Aplikasi gliserin yang paling umum digunakan adalah dalam sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion, atau bahkan digunakan untuk membuat dinamit (dalam bentuk nitrogliserin). Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat dan ada yang mengalir secara lambat seperti gliserin, madu, dan minyak atau oli karena memiliki viskositas yang besar. Semakin besar viskositas zat cair, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam zat cair tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Untuk zat cair yang sangat kental diperlukan gaya yang lebih besar dan untuk fluida yang kurang kental diperlukan gaya yang lebih kecil. Tingkat kekentalan suatu zat cair juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka semakin kecil kekentalan zat cair tersebut. Pada praktikum kali ini penetapan kekentalan dilakukan dengan metode engler. Pengukuran berdasarkan kecepatan aliran fluida melalui pipa/saluran tertentu,dalam praktikum ini digunakan buret. Sampel yang digunakan adalah oli dan digunakan air suling sebagai standar. Percobaan dilakukan dengan tiga kali ulangan, hasil kekentalan didapatkan pada sampel 1 berturut-turut sebesar 0,0156 cm2/s; 0,0145 cm2/s; 0,0153 cm2/s dengan rata-rata 0,0151 cm2/s atau jika dalam satuan poise sebesar 0,0173 poise dan pada sampel 2 berturut-turut sebesar 0,0280 cm2/s; 0,0264 cm2/s; 0,0274 cm2/s dengan rata-rata 0,0273 cm2/s atau jika dalam satuan poise sebesar 0,0386 poise. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel 1 memiliki kekentalan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan sampel 2 artinya sampel 1 akan mengalir lebih cepat dibandingkan dengan sampel 2. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi viskositas tersebut yaitu suhu, tekanan, bobot molekul, dan kekuatan kohesi. Tekanan mempengaruhi ikatan molekul zat cair, semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi pula dihasilkan oleh gaya kohesi yang terjadi pada molekul penyusun zat cair. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul sejenis, semakin besar kekuatan gaya kohesi, semakin tinggi pula tingkat viskositasnya. Pada zat cair, temperatur yang naik akan menyebabkan tingkat viskositas turun. Semakin berat massa molekul benda maka semakin tinggi pula viskositasnya. Adapun kesalahan yang dapat terjadi pada penetapan kekentalan ini yaitu kurang tepat atau kurang telitinya waktu menyalakan maupun mematikan stopwatch, untuk memastikan tingkat ketelitian tersebut maka diperlukan ulangan. Ada pula pada saat mengukur kerapatan, kurang keringnya piknometer bagian luar ketika menimbang bobot pikno dan isi. Dan juga kesalahan dapat terjadi karena suhu yang kurang stabil sehingga dapat menyebabkan viskositas berubah, oleh karena itu diperlukan pengatur suhu agar suhu stabil.
VIII.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan didaptakan Viskositas Engler diperoleh : Sampel 1 : 0,0151 cm2/s atau jika dalam satuan poise sebesar 0,0173 poise Sampel 2 : 0,0273 cm2/s atau jika dalam satuan poise sebesar 0,0386 poise
IX.
DAFTAR PUSTAKA •
Azizah,Nur Lubis. 2018. Pengaruh kekentalan cairan terhadap waktu jatuh benda menggunakan falling ball method. Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi. Medan : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sumatera Utara
•
Dogra,S.K. 2009 .Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta : UI Press
•
Joshep,W.Kone. 1998 .Fisika Dasar.Jakarta : Erlangga